Ads 468x60px

Kamis, 14 Feb 2019

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
14 Feb 2019.
St. Sirilus & St. Metodius
Kedua bersaudara ini berasal dari Tesalonika, Yunani. Metodius dilahirkan pada 815 dan Sirilus pada 827. Keduanya menjadi imam dan misionaris untuk bangsa Slavia: Moravia, Bohemia, dan Bulgaria.
Pada th 862, pangeran Moravia memohon agar para misionaris diutus ke negaranya dan hendaknya berbicara dalam bahasa setempat.
Kedua bersaudara, Sirilus dan Metodius pergi kesana dan menciptakan abjad Slavia.
Mereka menerjemahkan Kitab Suci dan liturgi Gereja ke dalam bahasa Slavia. Oleh karena jasa mereka, rakyat dapat menerima ajaran Kristiani dalam bahasa yang mereka mengerti.
Pada waktu itu, sebagian org dalam Gereja tidak setuju dengan "inkulturasi" sehingga mereka harus menghadapi banyak kritik/kecaman dan gunjingan.
Sirilus wafat pada 14 Feb 869.
Ia dimakamkan di Gereja St.Klemens Roma. Metodius wafat pada 6 April 885.
Pada 31 Des 1980, Paus Yohanes Paulus II mengangkat mereka sebagai pelindung Eropa bersama dengan St. Benediktus.
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
"Fido et acto - Imani dan lakukan!
Inilah yang menjadi pesan Yesus tentang "penghakiman terakhir", bahwa Yesus bukan cuma datang sebagai "Yang Baik", tapi sekaligus sebagai "Yang Adil". Ia memisahkan "kambing" dengan "domba", penghuni surga dan neraka, yang mendapatkan berkat dan yang mendapat kutuk.
Adapun 3 semangat yang bisa kita imani dan jalani secara aktual, antara lain:
1."Solidaritas":
Yesus hadir dan bersolider dengan semua orang, terlebih yang kecil lemah miskin tersingkir : "Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku."
2."Karitas":
Kelak, kita masing-masing akan diadili dengan ukuran yang jelas, yakni berdasarkan apa yang kita lakukan terhadap sesama. Disinilah kita diajak mempunyai "karitas", kasih yang berkualitas, seperti: berbagi makanan, minuman dan pakaian, memberi tumpangan, mengunjungi orang sakit+yg ada di penjara, dll.
3."Integritas":
Yesus mengharapkan supaya kita menjadi orang yang ber-integritas, utuh-penuh dan menyeluruh, dimana iman tidak terpisah dari hidup harian, dimana iman yang diungkapkan dan dirayakan juga mesti diwujudnyatakan dengan keberpihakan dan keterlibatan yang nyata, terlebih kepada orang kecil. Sembari terus mengejawantahkan keterlibatan dan keberpihakan kepada orang kecil, hal-hal tidak baik juga seharusnya terus kita hentikan, seperti yang disebut dalam bacaan I: mencuri, berbohong, memeras/merampas, membenci, menfitnah, mengutuk, dendam, dll.
"Ci Meylan cari bahan -Siapkanlah jalan bagi Tuhan!"
B.
"Memoria passionis – Kenangan penderitaan."
Inilah salah satu pesan inti yang muncul dalam masa prapaskah yang juga menjadi salah satu inti bacaan injil hari ini bahwasannya Tuhan selalu mengenang dan mengingat segala sikap hidup kita, entah baik/buruk yang kita buat kini.
Dalam bahasa St Yohanes Maria Vianney: "Saat hidup di dunia ini adalah saat kerahiman. Saat kematian nanti adalah saat penghakiman". Artinya: selama kita hidup, Tuhan selalu memberikan kerahimanNya, berupa pengampunan dan kesempatan untuk berbenah dan berbuah dengan kepedulian yang nyata. Dan, setelah kematian, kesempatan itu tidak ada lagi karena yang ada hanyalah penghakiman. Jelasnya, pada saat itulah kita harus mempertanggungjawabkan hidup kita kepada Tuhan (Mat 25:31-46).
Adapun 3 dasar iman, supaya tidak mudah lupa ber-"memoria", antara lain:
"Focus":
Kita diajak hidup dengan tujuan/fokus yang jelas, tidak mendua dan tidak setengah setengah, yakni semata-mata hidup bagi dan bersama Tuhan yang jelas-jelas bersolider dengan banyak orang kecil.
"Locus":
Dunia harian dan sesama kita, terlebih yang kecil dan miskin, yang hadir lewat tokoh papa bernama "Lazarus" ("Pertolongan Allah") adalah tempat/locus untuk beriman secara aktual, untuk menciptakan surga di tengah dunia.
"Actus":
Tuhan menghendaki agar dengan "kekayaan" kita, entah harta/talenta, kita mau berkarya nyata/actus, peka berbelarasa dan suka berpeduli pada "lazarus lazarus" di sekitar kita, menjadikan hidup devosi yang berbuah pada aksi dan keterlibatan nyata pada dunia sosial dengan sikap iman yang manusiawi. Bukankah kerap menjadi suci berarti menjadi semakin manusiawi?
"Sate Kadir ada di Cisantana -Tuhan hadir lewat banyak orang sederhana."
C.
"Adveniat regnum Tuum - Datanglah kerajaanMu."
Inilah salah satu harapan iman yang kita kenangkan bahwa Ia merajai hidup sekaligus menjadi hakim atas hidup kita dan seluruh isinya: "Mereka akan masuk ke tempat siksaan kekal tapi orang benar ke dalam hidup kekal" (Mat 25:46).
Dengan kata lain: Raja ini menjadi "hakim & gembala" yang memisahkan orang benar dari orang jahat, domba dari kambing (Mat 25:32) dengan beberapa intinya, antara lain:
Pada saat Kristus datang kembali, semua orang yang masih hidup di bumi ini dan lolos dari "masa kesengsaraan besar" masih bercampur.
Penghakiman ketika itu meliputi pemisahan orang fasik/"kambing" dari orang benar/"domba" (Mat 25:32-33; Mat 13:41)
Penghakiman akan dilandaskan pada perbuatan kasih & kebaikan terhadap mereka yang menjadi milik Kristus dan yang menderita ("yang lapar-haus-asing-telanjang-sakit-dipenjara"). Ungkapan kasih dan belas kasihan ini dianggap sebagai tindakan yang menunjukkan iman dan keselamatan sejati (Mat 25:35-46)
Orang fasik/"kambing" tidak akan diizinkan untuk memasuki KerajaanNya tapi akan langsung dicampakkan ke tempat hukuman kekal/"neraka" (Mat 25:41,46; Why 14:11)
Orang baik/"domba" akan mewarisi hidup kekal (Mat 25:46) dan Kerajaan Allah (Mat 25:34; Why 20:4) yakni "surga".
Adapun mengacu pada Nas Mat 25:41, pemberontakan Iblis melawan Allah (Mat 4:10) mengikutsertakan sepertiga dari malaikat di sorga (Why 12:4). Sebagian dari mereka sudah terbelenggu di neraka (2Pet 2:4; Yud 1:6), sedangkan yg lain masih bebas berkeliaran di bawah kekuasaan Iblis (Mat 12:24; 25:41; Ef 2:2; Why 12:7)
"Dari Tarsus ke Jayakarta - Tuhan Yesus adalah Raja kita."
D.
“Gloria Dei viviens homo - Kemuliaan Allah terpantulkan dalam kemanusiaan yang dipulihkan menuju kehidupan yang penuh”.
Inilah kata St. Ireneus yang menyadarkan kita tentang perlunya pengejawantahan iman, meng-"horisontal"-kan Kerajaan Allah. Pengejawantahan iman ini didasari ingatan iman bahwa Yesus akan datang lagi untuk menghakimi dan membawa pemisahan (Mat 25:31-46).
Peristiwa pemisahan ini terjadi setelah masa kesengsaraan besar dan kedatangan Kristus kembali ke bumi tetapi sebelum memulai memerintah bumi ini (Dan 7:9-14; Why 5:10; 19:11-20:4) dengan beberapa pokok iman, antara lain:
A) Pada saat Kristus datang, orang yang baik dan jahat, yang masih hidup dan lolos dari masa kesengsaraan besar masih bercampur.
B)Penghakiman meliputi pemisahan orang fasik dari orang benar (Mat 25:32-33; Mat 13:41).
C) Penghakiman itu akan dilandaskan pada perbuatan kasih kepada orang miskin yang menunjukkan iman dan keselamatan sejati (Mat 25:35-46).
D) Orang fasik tidak akan diizinkan untuk memasuki Kerajaan Allah, tetapi akan langsung dicampakkan ke dalam tempat hukuman kekal (Mat 25:41,46; Why 14:11).
E) Orang benar akan mewarisi hidup kekal (Mat 25:46) dan Kerajaan Allah (Mat 25:34; Why 20:4).
Nah, Yesus berkata bahwa yang menjadi dasar penghakiman adalah tanggapan nyata ketika kita melihat orang yang lapar, haus, asing, telanjang, sakitmdan dipenjara: “Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Matius 25:40).
Disinilah, Allah hadir sebagai Allah berbelarasa, yang selalu mendengar jeritan umatNya, terlebih yang miskin. Kitab Suci sendiri secara gamblang menggambarkan keberpihakan Allah terhadap kaum miskin. Yesus lahir dalam keadaan miskin dan secara terbuka mengungkapkan pembelaanNya terhadap orang miskin, bahkan menyamakan diri dengan orang miskin.
"Dari Tangerang ke Formosa - Jadilah orang yang berbelarasa"
E.
“Passio Christi, conforta me – Sengsara Kristus, kuatkanlah kami!”
Yesus yang menguatkan kita bersabda: "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas wadas. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak roboh, sebab didirikan di atas wadas."
Yesus mengkontraskan antara orang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas wadas dan orang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir untuk menggambarkan tiap orang yang melakukan sabda-Nya dan yang tidak.
Disinilah kita diajak menjadi orang bijak yang mengenaliNya, mengalamiNya serta mengasihiNya.
Adapun tiga sikap dasar untuk menjadi orang bijak yang mempunyai pondasi kuat untuk semakin mengenaliNya, mengalamiNya serta mengasihiNya, al:
Introspeksi:
Permenungan. Kita diajak untuk memiliki waktu/ruang hening untuk merenungkan hidup, tidak hanyut pada rutinitas harian.
Internalisasi:
Pembatinan. Kita diajak untuk membatinkan dan mengendapkan apa yang menjadi kegiatan harian kita sehingga apa yang kita katakan dan laksanakan benar benar penuh dan utuh karena benar benar menjadi milik kita
Inkarnasi.
Perwujudan. Inilah dimensi iman kristiani yang membuat apa yang kita wartakan juga sekaligus kita wujudkan. Tuhan butuh bukti bukan janji, butuh tindakan nyata bujan hanya kata kata yang hampa. Iman yang kita ungkapkan dan rayakan sekaligus juga mengundang kita untuk mewujudnyatakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Jelasnya, Yesus dengan tegas mengajarkan bahwa melaksanakan kehendak Bapa-Nya merupakan suatu syarat untuk memasuki Kerajaan Sorga (Mat 7:22-27; 19:16-26; 25:31-46).
"Cari mangga di Kalisari - Ciptakan surga setiap hari."
F.
"Eternal life versus eternal punishment"
Gospel Reading: Matthew 25:31-46
"When the Son of man comes in his glory, and all the angels with him, then he will sit on his glorious throne. Before him will be gathered all the nations, and he will separate them one from another as a shepherd separates the sheep from the goats, and he will place the sheep at his right hand, but the goats at the left. Then the King will say to those at his right hand, `Come, O blessed of my Father, inherit the kingdom prepared for you from the foundation of the world; for I was hungry and you gave me food, I was thirsty and you gave me drink, I was a stranger and you welcomed me, I was naked and you clothed me, I was sick and you visited me, I was in prison and you came to me.'
Then the righteous will answer him, `Lord, when did we see you hungry and feed you, or thirsty and give you drink? And when did we see you a stranger and welcome you, or naked and clothe you? And when did we see you sick or in prison and visit you?' And the King will answer them, `Truly, I say to you, as you did it to one of the least of these my brethren, you did it to me.'
Then he will say to those at his left hand, `Depart from me, you cursed, into the eternal fire prepared for the devil and his angels; for I was hungry and you gave me no food, I was thirsty and you gave me no drink, I was a stranger and you did not welcome me, naked and you did not clothe me, sick and in prison and you did not visit me.' Then they also will answer, `Lord, when did we see you hungry or thirsty or a stranger or naked or sick or in prison, and did not minister to you?' Then he will answer them, `Truly, I say to you, as you did it not to one of the least of these, you did it not to me.' And they will go away into eternal punishment, but the righteous into eternal life."
Old Testament Reading: Leviticus 19:1-2,11-18
And the LORD said to Moses, "Say to all the congregation of the people of Israel, You shall be holy; for I the LORD your God am holy. You shall not steal, nor deal falsely, nor lie to one another. And you shall not swear by my name falsely, and so profane the name of your God: I am the LORD. You shall not oppress your neighbor or rob him. The wages of a hired servant shall not remain with you all night until the morning. You shall not curse the deaf or put a stumbling block before the blind, but you shall fear your God: I am the LORD. You shall do no injustice in judgment; you shall not be partial to the poor or defer to the great, but in righteousness shall you judge your neighbor. You shall not go up and down as a slanderer among your people, and you shall not stand forth against the life of your neighbor: I am the LORD. You shall not hate your brother in your heart, but you shall reason with your neighbor, lest you bear sin because of him. You shall not take vengeance or bear any grudge against the sons of your own people, but you shall love your neighbor as yourself: I am the LORD.

Meditation
Do you allow the love of God to rule in your heart? Augustine of Hippo (354-430 A.D.) said, "Essentially, there are two kinds of people, because there are two kinds of love. One is holy the other is selfish. One is subject to God; the other endeavors to equal Him." Jesus came not only to fulfill the law (Leviticus 19), but to transform it through his unconditional love and mercy towards us. The Lord Jesus proved his love for us by offering up his life on the cross as the atoning sacrifice for our sins. His death brings freedom and life for us - freedom from fear, selfishness, and greed - and new abundant life in the Holy Spirit who fills our hearts with the love of God (Romans 5:5). Do you allow God's love to purify your heart and transform your mind to think, act, and love others as Christ has taught through word and example?
The lesson of separating goats and sheep at the end of the day
Jesus' description of the Son of Man, a Messianic title which points to the coming of God's anointed Ruler and Judge over the earth (John 5:26-29, Daniel 7:13ff), and his parable about the separation of goats and sheep must have startled his audience. What does the separation of goats and sheep have to do with the Day of Judgement over the earth? In arid dry lands such as Palestine, goats and sheep often grazed together during the day because green pasture was sparse. At nightfall, when the shepherd brought the sheep and goats to their place of rest, he separated them into two groups. Goats by temperament are aggressive, domineering, restless, and territorial. They butt heads with their horns whenever they think someone is intruding on their space.
Goats came to symbolize evil and the expression "scape-goat" become a common expression for someone bearing blame or guilt for others. (See Leviticus 26:20-22 for a description of the ritual expulsion of a sin-bearing goat on the Day of Atonement.) Jesus took our guilt and sins upon himself and nailed them to the cross. He payed the price to set us free from sin and death. Our choice is to either follow and obey him as Lord and Savior or to be our own master and go our separate way. We cannot remain neutral or indifferent to the command of Christ. If we do not repent of our sins and obey the Gospel we cannot be disciples and inherit his kingdom. Separation is inevitable because one way leads to sin, rebellion, and death and the other way leads to faith, hope, and love that lasts forever.
Love of God frees us from inordinate love of self
The parable of the goats and sheep has a similar endpoint with the parable of the rich man who refused to give any help to the poor man Lazarus who begged daily at the rich man's doorstep (Luke 16:19-31). Although Lazarus lacked what he need, he nonetheless put his hope in God. The rich man was a lover of wealth rather than a lover of God and neighbor. When Lazarus died he was carried by the angels to Abraham's bosom to receive his reward in heaven. When the rich man died his fortunes were reversed and he was cast into the unquenchable fires of hell to receive his just desserts. The parable emphasizes the great chasm and wall of separation between the former rich man held now bound as a poor and miserable prisoner in hell and Lazarus clothed in royal garments feasting at God's banquet table in heaven.
The day of God's judgment will disclose which kind of love we chose in this present life - a holy unselfish love directed to God and to the welfare of our neighbor or a disordered selfish love that put self above God and everyone else.
When Martin of Tours (316-397 AD), a young Roman soldier who had been reluctant to embrace the Christian faith, met a poor beggar on the road who had no clothes to warm himself in the freezing cold, Martin took pity on him. He immediately got off his horse and cut his cloak in two and then gave half to the stranger. That night Martin dreamt he saw a vision of Jesus in heaven robed in a torn cloak just like the one he gave away that day to the beggar. One of the angels next to Jesus asked, "Master, why do you wear that battered cloak?" Jesus replied, "My servant Martin gave it to me." Martin's disciple and biographer Sulpicius Severus states that as a consequence of this vision "Martin flew to be baptized" to be united with Jesus and the members of his body - the body of Christ on earth and the communion of angels and saints in heaven.
Augustine of Hippo (354-430 A.D.) wrote, "Christ is at once above and below - above in Himself, below in his people. Fear Christ above, and recognize him below. Here he is poor, with and in the poor; there he is rich, with and in God. Have Christ above bestowing his bounty; recognize him here in his need" (excerpt from Sermon 123, 44).
On the day of judgment Jesus will ask "whom did you love"?
When the Lord Jesus comes again as Judge and Ruler over all, he will ask each one of us face to face - did you love me and my Father in heaven above all else and did you love your neighbor as yourself? Let us entrust our lives into the hands of the merciful Savior who gave his life for us. And let us ask him to make our faith and courage strong, our trust and hope secure, and our love and compassion overflowing with joy.
"Lord Jesus, be the Master and Ruler of my life. May your love rule in my heart that I may only think, act, and speak with charity and good will for all."

Psalm 19:8-10, 14
The precepts of the LORD are right, rejoicing the
heart; the commandment of the LORD is pure,
enlightening the eyes;
the fear of the LORD is clean, enduring for ever;
the ordinances of the LORD are true, and
righteous altogether.
More to be desired are they than gold, even much
fine gold; sweeter also than honey and
drippings of the honeycomb.
Let the words of my mouth and the meditation of
my heart be acceptable in your sight, O LORD,
my rock and my redeemer.

Daily Quote from the Early Church Fathers
"And he will separate them one from another as a shepherd separates the sheep from the goats." So then, people on earth are intermingled, and not only intermingled in that the righteous live side by side with the wicked, but they are also indistinguishable. Between the righteous and the wicked there is no apparent difference. Even as in wintertime you cannot tell the healthy trees apart from the withered trees but in beautiful springtime you can tell the difference, so too each person according to his faith and his works will be exposed. The wicked will not have any leaves or show any fruit, but the righteous will be clothed with the leaves of eternal life and adorned with the fruit of glory. In this way they will be separated by the heavenly shepherd and Lord. The earthly shepherd separates animals by their type of body, whereas Christ separates people by their type of soul. The sheep signify righteous people by reason of their gentleness, because they harm no one, and by reason of their patience, because when they are harmed by others, they bear it without resistance. He refers to sinners as goats, however, because these vices characterize goats - capriciousness toward other animals, pride and belligerence." (An anonymous early author from the Greek church, excerpt from Incomplete Work on Matthew, Homily 54, the Greek fathers)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar