HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Rabu, 30 Januari 2019
Hari Biasa Pekan III
Ibrani (10:11-18)
(Mzm 110:1-4)
Markus (4:1-20)
In omnibus quaraent Dei - Dalam segala menemukan Tuhan.”
Lewat perumpamaan tentang penabur, Yesus mengajak kita untuk menemukan Tuhan secara kontekstual. Adapun perumpamaan tentang penabur adalah perumpamaan pertama dalam Injil tertua, Markus dengan tiga matra pokoknya, al:
1.Penabur:
Allah sang penabur, selalu setia dan bermurah hati menaburkan kasihNya kepada setiap orang. Ia selalu berinisiatif menawarkan rahmatNya.
2.Benih:
Sabda Tuhan yang penuh kasih dan kedamaian adalah seumpama benih ("semen"), yang pada awalnya cuma keci, biasa dan sederhana. Tapi ternyata, kalau tekun dirawat dan selalu diperHATIkan, benih kecil itu akan menjadi besar dan berbuah banyak.
3."Tanah":
Manusia memiliki “tanah”, yakni “hati” sebagai alas/dasar pusat kehendak pikiran dan tindakannya. Ada macam-macam konteks “tanah” pada baaan injil ini: di pinggir jalan (hati yang tertutup karena hiruk-pikuk dan riuh/ruwet renteng dunia); berbatu-batu (hati yang keras karena imannya dangkal/tdk mendalam dan dan tidak berdaya tahan); di tengah semak duri (hati yang penuh konflik krn terhimpit olejh aneka kepentingan dan kelekatan duniawi).
Tiga jenis “tanah” ini membuat iman kita terpisah dari hidup harian, sehingga kerap merasa tidak bermasalah dengan iman, asalkan masih sempat memaksa diri ke gereja pada hari Minggu kendati harus mengumpat mendengarkan kotbah yang tak menyentuh.
Disinilah, dimunculkan juga jenis tanah yang baik, sebuah gambaran hati yg subur: seperti yang saya tulis pada buku “3 Bulan 5Bintang 7 Matahari” (RJK, Kanisius), yang “berakar” pada pengalaman kasih Allah, yang “bertumbuh” dalam semangat persaudaraan, kerjasama dan dialog dengan semua orang dan yang “berbuah” dalam karya dan pelayanan kasih.
Yang pasti:
Bukankah tolak ukur kemajuan hidup menggereja tidak hanya dilihat dari menjamurnya aneka kegiatan kultis dan devosional liturgis, tp juga bagaimana Gereja bisa menghadirkan Kerajaan Allah di tengah dunia secara nyata? ”Nosce te ipsum! Kenalilah dirimu sendiri!
“Naik dokar dari Payakumbuh sampai Pasar Buah - Mari berakar bertumbuh dan terus berbuah.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1. "Via illuminativa - Jalan pencerahan."
Inilah salah satu hal yang diwartakan Yesus bahwa kitapun diajak untuk menjadi "illuminata et illuminatrix-cerah dan mencerahkan" dengan belajar pada Yesus, Sang Penabur Sejati yang memiliki beberapa pencerahan, antara lain:
A.Universal:
Ia mengajar kebaikan kepada semua orang. Ajaran dan kasihnya sungguh terbuka, universal, lintas batas dan tidak ter-gap atau tidak tersekat oleh pengkotak+kotakan antar golongan.
B.Sosial:
Ia menjadi orang yang iklas membagikan/menyebar-pencarkan rahmat dan tidak sibuk menumpuk/menyimpan rahmat untuk diri sendiri. Hidupnya ada untuk berbagi, apapun resiko yang dihadapi.
C.Integral:
Ia menjadi orang yang utuh, antara doa dan karya. Ia juga ajak kita menjadi orang yang integral dengan lebih mudah mendengarkan karena kerap kita lebih mudah "besar mulut" daripada "lebar telinga".
Nah, 3 pencerahan ilahi ini bisa kita dapatkan dengan mengingat salah satu penegasan dari St Thomas bahwasannya kita mutlak membutuhkan rahmat Tuhan, yakni rahmat yang memberi pencerahan pada akal budi dan hati kita. Oleh karena itu, yang utama yang harus kita lakukan untuk menjadi "sang pencerah" yang universal-sosial dan integral, adalah dengan selalu rendah hati untuk membuka diri dan mendengarkan sapaanNya lewat sesama dan semesta, lewat kitab suci dan sakramen2 suci gerejaNya.
" Makan bubur dan minum selasih di Wisma Bahari - Mari menabur cinta kasih setiap hari."
2. Wednesday, 23 January
"Jesus taught people using parables"
Scripture: Mark 4:1-20
Again he began to teach beside the sea. And a very large crowd gathered about him so that he got into a boat and sat in it on the sea; and the whole crowd was beside the sea on the land. And he taught them many things in parables, and in his teaching he said to them: "Listen! A sower went out to sow. And as he sowed, some seed fell along the path, and the birds came and devoured it. Other seed fell on rocky ground, where it had not much soil, and immediately it sprang up, since it had no depth of soil; and when the sun rose it was scorched, and since it had no root it withered away.
Other seed fell among thorns and the thorns grew up and choked it, and it yielded no grain. And other seeds fell into good soil and brought forth grain, growing up and increasing and yielding thirty fold and sixty fold and a hundredfold." And he said, "He who has ears to hear, let him hear."And when he was alone, those who were about him with the twelve asked him concerning the parables. And he said to them, "To you has been given the secret of the kingdom of God, but for those outside everything is in parables; so that they may indeed see but not perceive, and may indeed hear but not understand; lest they should turn again, and be forgiven."
And he said to them, "Do you not understand this parable? How then will you understand all the parables? The sower sows the word. And these are the ones along the path, where the word is sown; when they hear, Satan immediately comes and takes away the word which is sown in them. And these in like manner are the ones sown upon rocky ground, who, when they hear the word, immediately receive it with joy; and they have no root in themselves, but endure for a while; then, when tribulation or persecution arises on account of the word, immediately they fall away. And others are the ones sown among thorns; they are those who hear the word, but the cares of the world, and the delight in riches, and the desire for other things, enter in and choke the word, and it proves unfruitful. But those that were sown upon the good soil are the ones who hear the word and accept it and bear fruit, thirty fold and sixty fold and a hundredfold."
Meditation
Why did Jesus speak to people in parables? Like the rabbis of his time, Jesus used simple word-pictures, called parables, to help people understand who God is and what his kingdom or reign is like. Jesus used images and characters taken from everyday life to create a miniature play or drama to illustrate his message. This was Jesus' most common way of teaching. His stories appealed to the young and old, poor and rich, and to the learned and unlearned as well. Over a third of the Gospels by Matthew, Mark, and Luke contain parables told by Jesus.
Cyril of Alexandria (150-215 AD), an early church teacher, described the purpose of Jesus' parables:
Parables are word pictures not of visible things, but rather of things of the mind and the spirit. That which cannot be seen with the eyes of the body, a parable will reveal to the eyes of the mind, informing the subtlety of the intellect by means of things perceivable by the senses, and as it were tangible. (Commentary on the Gospel of Luke 8.5.4)
Parable of the sower
What does the parable about seeds and roots say to us about the kingdom of God? Any farmer will attest to the importance of good soil for supplying nutrients for growth. And how does a plant get the necessary food and water it needs except by its roots? The scriptures frequently use the image of fruit-bearing plants or trees to convey the principle of spiritual life and death. Blessed is the man who trusts in the Lord, whose trust is the Lord. He is like a tree planted by water, that sends out its roots by the stream, and does not fear when heat comes, for its leaves remain green, and is not anxious in the year of drought, for it does not cease to bear fruit (Jeremiah 17:7-8; see also Psalm 1:3).
Jesus' parable of the sower is aimed at the hearers of his word. There are different ways of accepting God's word and they produce different kinds of fruit accordingly. There is the prejudiced hearer who has a shut mind. Such a person is unteachable and blind to what he or she doesn't want to hear. Then there is the shallow hearer. He or she fails to think things out or think them through; they lack depth. They may initially respond with an emotional reaction; but when it wears off their mind wanders to something else.
Another type of hearer is the person who has many interests or cares, but who lacks the ability to hear or comprehend what is truly important. Such a person is too busy to pray or too preoccupied to study and meditate on God's word.
Then there is the one whose mind is open. Such a person is at all times willing to listen and to learn. He or she is never too proud or too busy to learn. They listen in order to understand. God gives grace to those who hunger for his word that they may understand his will and have the strength to live according to it. Do you hunger for God's word?
Secrets of the kingdom
Why does Jesus say that the secrets of the kingdom of God will be revealed to some while others will not be able to recognize nor understand the kingdom of God (Mark 4:11-12)? Origen (185-254 AD), an early church Bible scholar, comments on why Jesus makes a distinction between those who are ready to hear and understand his message with those who are not ready to hear nor understand:
Sometimes it does not turn out to be an advantage for one to be healed quickly or superficially, especially if the disease by this means becomes even more shut up in the internal organs where it rages more fiercely. Therefore God, who perceives secret things and who knows all things before they come to be, in his great goodness delays the healing of such persons and defers the remedy to a later time. If I may speak paradoxically, God heals them by not healing them, lest a premature recovery of health should render them incurable. This pertains to those whom our Lord and Savior addressed as 'those outside,' whose hearts and reins he searches out. Jesus covered up the deeper mysteries of the faith in veiled speech to those who were not yet ready to receive his teaching in straightforward terms. The Lord wanted to prevent the unready from being too speedily converted and only cosmetically healed. If the forgiveness of their sins were too easily obtained, they would soon fall again into the same disorder of sin which they imagined could be cured without any difficulty.
(On First Principles 3.1.7)
The Lord Jesus will give us perceiving eyes and listening ears to understand the message of his kingdom if we approach him with faith and humility and the readiness to be taught. The proud cannot see nor hear the truth of God's kingdom because they trust in their own opinion and perception of what is true or real. They have shut their minds to supernatural truth of God and his word. Do you approach God's word with trust and humility or with doubtful pride and skepticism?
"Lord Jesus, faith in your word is the way to wisdom, and to ponder your divine plan is to grow in the truth. Open my eyes to your deeds, and my ears to the sound of your call, that I may understand your will for my life and live according to it."
Psalm 89:1,3-4,26-29
I will sing of thy steadfast love, O LORD, for
ever; with my mouth I will proclaim your
faithfulness to all generations.
You have said, "I have made a covenant with
my chosen one, I have sworn to David my
servant:
`I will establish your descendants for ever,
and build your throne for all
generations.' [Selah]
He shall cry to me, `You are my Father, my
God, and the Rock of my salvation.'
And I will make him the first-born, the highest
of the kings of the earth.
My steadfast love I will keep for him for ever,
and my covenant will stand firm for him.
I will establish his line for ever and his throne
as the days of the heavens.
Daily Quote from the Early Church Fathers
"As the sower fairly and indiscriminately disperses seed broadly over all his field, so does God offer gifts to all, making no distinction between rich and poor, wise and foolish, lazy or diligent, brave or cowardly. He addresses everyone, fulfilling his part, although knowing the results beforehand.… Why then, tell me, was so much of the seed lost? Not through the sower, but through the ground that received it—meaning the soul that did not listen.… Even though more seed would be lost than survive, the disciples were not to lose heart. For it is the way of the Lord never to stop sowing the seed, even when he knows beforehand that some of it will not respond. But how can it be reasonable, one asks, to sow among the thorns, or on the rock, or alongside the road? Maybe it is not reasonable insofar as it pertains only to seeds and earth, for the bare rock is not likely to turn into tillable soil, and the roadside will remain roadside and the thorns, thorns. But in the case of free wills and their reasonable instruction, this kind of sowing is praiseworthy. For the rocky soul can in time turn into rich soil. Among souls, the wayside may come no longer to be trampled by all that pass, and may become a fertile field. The thorns may be destroyed and the seed enjoy full growth. For had this not been impossible, this sower would not have sown. And even if no change whatever occurs in the soul, this is no fault of the sower, but of those who are unwilling to be changed. He has done his part." (John Chrysostom, 347-407 A.D., excerpt from Gospel of St. Matthew, Homily 44.5.1)
3. Kutipan Teks Misa:
Melalui perumpamaan - satu bentuk mengajar-Nya yang khas - Yesus mengajarkan supaya masuk ke dalam Kerajaan-Nya Bdk. Mrk 4:33-34.. Lewat perumpamaan Ia mengundang ke perjamuan Kerajaan-Nya Bdk. Mat 22:1-14., tetapi menuntut juga keputusan yang radikal. Untuk memperoleh Kerajaan itu, orang harus melepaskan segala sesuatu Bdk. Mat 13:44-45.; kata-kata hampa tidak mencukupi; perbuatan sangat dibutuhkan Bdk. Mat 21:28-32.. Perumpamaan perumpamaan itu seakan-akan menempatkan sebuah cermin di depan manusia, dalamnya ia dapat mengerti: Apakah ia menerima kata-kata itu sebagai tanah yang berbatu-batu atau sebagai tanah yang baik? Bdk. Mat 13:3-9. Apa yang ia lakukan dengan talenta yang ia terima? Bdk. Mat 25:14-30. Yesus dan kehadiran Kerajaan di dunia adalah inti semua perumpamaan. Orang harus masuk ke dalam Kerajaan, artinya harus menjadi murid Kristus, untuk "mengetahui rahasia Kerajaan surga" (Mat 13:11). Untuk mereka yang "ada di luar (Mrk 4:11), segala sesuatu tinggal rahasia Bdk. Mat 13:10-15.. (Katekismus Gereja Katolik, 541)
Jika kamu mencari contoh kerendahan hati, lihatlah pada salib! (St. Thomas Aquino)
Antifon Pembuka (Mzm 110:1)
Tuhan bersabda, "Duduklah di sisi kanan-Ku, sampai musuh-musuhmu Kujadikan tumpuan kakimu."
Doa Pembuka
Allah Bapa Yang Maharahim, Engkau telah memperbarui perjanjian-Mu dengan kami, melalui Yesus Kristus, Putra-Mu. Mampukanlah kami agar taat dan setia pada sabda-Nya yang telah Kaumeteraikan dalam hati dan budi kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (10:11-18)
"Kristus menyempurnakan untuk selama-lamanya orang-orang yang dikuduskan-Nya."
Saudara-saudara, setiap imam melakukan pelayanannya tiap-tiap hari, dan berulang-ulang mempersembahkan kurban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa. Tetapi Kristus hanya mempersembahkan satu kurban karena dosa, dan sesudah itu Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah. Sekarang Ia hanya menantikan saat, di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya. Sebab oleh satu kurban itu saja Kristus telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan. Tentang hal itu Roh Kudus pun memberi kesaksian kepada kita, sebab Ia sendiri bersabda, "Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka, pada hari-hari yang akan datang: Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka, dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka". Jadi apabila untuk semuanya itu sudah ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan kurban karena dosa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Engkaulah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek.
Ayat. (Mzm 110:1-4)
1. Beginilah firman Tuhan kepada tuanku, "Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kubuat menjadi tumpuan kakimu!"
2. Tongkat kuasamu akan diulurkan Tuhan dari Sion; berkuasalah Engkau di antara musuhmu!
3. Engkau meraja di atas gunung yang suci sejak hari kelahiranmu, sejak dalam kandungan, sejak fajar masa mudamu.
4. Tuhan telah bersumpah, dan tidak akan menyesal; "Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek".
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Benih itu melambangkan Sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus akan hidup selamanya. Alleluya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:1-20)
"Seorang penabur keluar untuk menabur."
Pada suatu hari Yesus mengajar di tepi danau Galilea. Maka datanglah orang yang sangat besar jumlahnya mengerumuni Dia, sehingga Ia terpaksa naik ke sebuah perahu yang sedang berlabuh, lalu duduk di situ, sedangkan semua orang banyak itu ada di darat, di tepi danau itu. Dan Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka dalam bentuk perumpamaan. Dalam ajaran-Nya itu Yesus berkata kepada mereka, "Dengarlah! Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga benih itu tidak berbuah. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, lalu tumbuh dengan subur dan berbuah; hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat". Dan Yesus bersabda lagi, "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" Ketika Yesus sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid menanyakan arti perumpamaan itu. Jawab-Nya, "Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan, supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menangkap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, biar mereka jangan berbalik dan mendapat ampun". Lalu Yesus berkata kepada mereka, "Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain? Penabur itu menaburkan sabda. Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat sabda itu ditaburkan, ialah mereka yang mendengar sabda, lalu datanglah iblis dan mengambil sabda yang baru ditaburkan di dalam mereka. Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar sabda itu dan segera menerimanya dengan gembira, tetapi sabda itu tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena sabda itu, mereka segera murtad. Dan yang lain, yang ditaburkan di tengah semak duri, ialah yang mendengar sabda itu, tetapi sabda itu lalu dihimpit oleh kekuatiran dunia, tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain sehingga sabda itu tidak berbuah. Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut sabda itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat".
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Selama melakukan pekerjaan, seorang petani tidak sekadar bercocok tanam atau menabur benih. Ia, dapat dipastikan akan menjaga, merawat, memelihara benih yang sudah ditanamnya. Semua usaha tersebut dibarengi dengan semangat lain, yakni adanya sikap sabar dan harapan. Sabar untuk menjalani proses dan berharap akan menuai buah atau hasil yang baik dari benih yang ditanamnya.
Yesus banyak memakai perumpamaan dari dunia pertanian untuk menjelaskan tentang Kerajaan Allah. Dia membandingkan Allah sebagai pribadi yang menabur benih pada tanah yang berbeda-beda. Dalam perumpamaan itu dinyatakan bahwa penabur menabur tanpa pilih-pilih, sekalipun ia mengetahui bahwa sebagian benih akan jatuh di tempat di mana benih itu tidak akan tumbuh.
Seperti Yesus, kita juga harus menaburkan benih yang baik kapan dan di mana saja. Allah saja yang mengatur di mana benih itu akan jatuh dan bagaimana pertumbuhannya. Yang penting adalah kita menabur dan menjaga, merawat, memelihara benih yang sudah ditanam.
Antifon Komuni (Markus 4:20)
Tanah yang baik ialah orang yang mendengar dan menyambut sabda itu, lalu berbuah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar