Ads 468x60px

Selasa, 12 Februari 2019

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Selasa, 12 Februari 2019
Hari Biasa Pekan V
Kejadian (1:20-2:4a)
(Mzm 8:4-5.6-7.8-9; R: 2)
Markus (7:1-13)
“Bonum et malum – Kebaikan dan kejahatan”.
Hati yang tulus melahirkan kebaikan, tapi hati yang penuh akal bulus melahirkan kejahatan. Bukankah dunia kita marak oleh ”kejahatan” ketika hukum yang sejatinya "Hadir Untuk Keselamatan Umat Manusia", malahan semarak dipermainkan dan ketulusan berarak dipinggirkan?
Jelasnya, kita mengalami apa yang disebut Vaclav Havel, ”the aesthetics of banality” (pendangkalan makna), ketika kita juga hidup dan beriman dalam suatu kesadaran palsu karena iman kita terpisah dari hidup harian dan nurani.
Dalam bacaan hari ini, banyak orang Yahudi menjadi orang ”legalistis”, yang hatinya penuh basa-basi, yang cuma sibuk perihal luaran seputar hukum ”najis/halal”.
Sebaliknya, Yesus menjadi orang “realistis”, yang hatinya asli bersaksi, yang berani menyingkap makna terdalam dari sebuah hukum.
BagiNya: yang menajiskan bukan makanan yang masuk ke dalam tubuh/tangan yang digunakan u/memasukkannya; tapi rasa - prasangka/niat buruk yang keluar dari hati – pikiran dan mulut kita (bdk.Mat 15:11-20).
Disinilah, Yesus ajak kita untuk selalu menjadi orang yang “ERI": "Evaluatif - Reflektif - Instrospektif”, sehingga bisa memelihara “kebaikan/bonum”dan menanggalkan “kejahatan/malum” secara mendalam - bukan hanya permukaan; secara total - bukan hanya dangkal/banal/menurut ukuran ritual belaka.
Bukankah sikap hati yang selalu "evaluatif – reflektif dan instrospektif" akan selalu melahirkan kebaikan dan ketulusan hidup yang nyata dalam berpikir –berkata dan bertindak?
Ya, Yesus ajak kita menjadi orang yang “munajat” (mendekat sepenuh hati padaNya) bukan “munafik” (mendekat penuh basa-basi padaNya), yang seperti kuburan: yang luarnya putih tapi dalamnya busuk, penuh tulang belulang.
Munafik sendiri (منافق,) adalah terminologi untuk merujuk pada mereka yang suka berpura-pura mengikuti ajaranNya tapi sebenarnya tidak mengakui dan tidak melakukan dalam kenyataan hidupnya.
Dalam buku saya, “TANDA” (RJK, Kanisius), adapun 3 indikasi orang yang munafik, al:
MU-lutnya pedas,
NA-lurinya iri hati,
FIK-irannya negatif”.
Bagaimana dengan isi hati dan hidup kita sendiri?
“Taufik masuk Kopassus - Sikap munafik dibenci Yesus.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1.
“Philosophia - Pecinta kebijaksanaan.”
Inilah yang diwartakan Yesus ketika menegur sikap orang Yahudi, yang menyamakan ajaran tradisi manusia dengan ajaran Tuhan; dan dengan demikian malahan tidak menangkap esensi/prinsip dasar ajaran Tuhan yang penuh kasih.
Adapun ‘tradisi’ yang dibicarakan di sini bukanlah tradisi suci para rasul, yang justru bersumber dari ajaran Yesus dan Gereja Perdana, melainkan tradisi manusia yang berasal dari ajaran adat istiadat nenek moyang bangsa Yahudi (tradisi rabinis) yang mengambil kebiasaan kuno pada zaman itu.
Jelasnya, orang Farisi dan para ahli Taurat menjadi tidak bijaksana karena bermental tradisionalis dan legalis (Mat 5:27-28; 6:1-7; Yoh 1:13; 3:3-6; Mat 5:20; Yes 1:11; Am 4:4-5).
Tercandra, bahwa orang legalis seperti itu kerap memuliakan Allah dengan bibir, sedangkan hati mereka jauh dari Allah; dari luar mereka tampaknya benar, tetapi hatinya sama sekali tidak mengasihi Allah.
Ya, Yesus jelas mengecam ketidaktulusan dan kemunafikan kaum Farisi seperti ini. Perkataan dalam kitab nabi Yesaya (Yes 19:13), yang mengecam ketidaktulusan orang-orang sejamannya di dalam menyembah Tuhan, menjadi relevan untuk dihubungkan dengan sikap kaum Farisi yang menentang Yesus ini.
Dalam semangat mereka untuk mempertahankan tradisi-tradisi yang berasal dari pendangan- pandangan para guru/rabbi mereka di zaman dahulu, mereka malah mengabaikan kewajiban-kewajiban yang lebih mendasar dari hukum Tuhan.
Bagaimana dengan kita?
"Dari Cisantana ke Pasar Koja -
Jadilah bijaksana dan bersahaja."
2.
Tuesday, 12 February
"Rejecting the commandments of God"
A.
Scripture:
Mark 7:1-13
Now when the Pharisees gathered together to him, with some of the scribes, who had come from Jerusalem, they saw that some of his disciples ate with hands defiled, that is, unwashed. (For the Pharisees, and all the Jews, do not eat unless they wash their hands, observing the tradition of the elders; and when they come from the market place, they do not eat unless they purify themselves; and there are many other traditions which they observe, the washing of cups and pots and vessels of bronze.) And the Pharisees and the scribes asked him, "Why do your disciples not live according to the tradition of the elders, but eat with hands defiled?"
And he said to them, "Well did Isaiah prophesy of you hypocrites, as it is written, `This people honors me with their lips, but their heart is far from me; in vain do they worship me, teaching as doctrines the precepts of men.' You leave the commandment of God, and hold fast the tradition of men." And he said to them, "You have a fine way of rejecting the commandment of God, in order to keep your tradition! For Moses said, `Honor your father and your mother'; and, `He who speaks evil of father or mother, let him surely die'; but you say, `If a man tells his father or his mother, What you would have gained from me is Corban' (that is, given to God) - then you no longer permit him to do anything for his father or mother, thus making void the word of God through your tradition which you hand on. And many such things you do."
B.
Meditation:
What makes a person unclean or unfit to offer God acceptable worship? The Jews went to great pains to ensure that their worship would conform to the instructions which God gave to Moses on Mount Sinai. God's call to his people was a call to holiness: "be holy, for I am holy" (Leviticus 11:44; 19:2). In their zeal for holiness many elders developed elaborate traditions which became a burden for the people to carry out in their everyday lives. The Scribes and Pharisees were upset with Jesus because he allowed his disciples to break with their ritual traditions by eating with unclean hands. They sent a delegation all the way from Jerusalem to Galilee to bring their accusation in a face-to-face confrontation with Jesus.
Jesus dealt with their accusation by going to the heart of the matter - by looking at God's intention and purpose for the commandments. Jesus gave an example of how their use of ritual tradition excused them from fulfilling the commandment to honor one's father and mother. If someone wanted to avoid the duty of financially providing for their parents in old age or sickness they could say that their money or goods were an offering "given over to God" and thus exempt from any claim of charity or duty to help others. They broke God's law to fulfill a law of their own making. Jesus explained that they void God's command because they allowed their hearts and minds to be clouded by their own notions of religion.
Jesus accused them specifically of two things. First of hypocrisy. Like actors, who put on a show, they appear to obey God's word in their external practices while they inwardly harbor evil desires and intentions. Secondly, he accused them of abandoning God's word by substituting their own arguments and ingenious interpretations for what God requires. They listened to clever arguments rather than to God's word. Jesus refers them to the prophecy of Isaiah (29:31) where the prophet accuses the people of his day for honoring God with their lips while their hearts went astray because of disobedience to God's laws.
If we listen to God's word with faith and reverence, it will both enlighten our mind and purify our heart - thus enabling us to better understand how he wants us to love and obey him. The Lord invites us to draw near to him and to feast at his banquet table. Do you approach with a clean heart and mind? Ask the Lord to cleanse and renew you with the purifying fire of his Holy Spirit.
"Lord Jesus, let the fire of your Holy Spirit cleanse my mind and my heart that I may love you purely and serve you worthily."
C.
Psalm:
Psalm 84:1-5, 9-10
How lovely is your dwelling place, O LORD of
hosts!
My soul longs, yes, faints for the courts of the
LORD; my heart and flesh sing for joy to the
living God.
Even the sparrow finds a home, and the swallow
a nest for herself, where she may lay her
young, at your altars, O LORD of hosts, my
King and my God.
Blessed are those who dwell in your house, ever
singing your praise! Selah
Blessed are the men whose strength is in you, in
whose heart are the highways to Zion.
Behold our shield, O God; look upon the face of
your anointed!
For a day in your courts is better than a thousand
elsewhere. I would rather be a doorkeeper in
the house of my God than dwell in the tents of
wickedness.
D.
Daily Quote from the Early Church Fathers:
"Christ says, 'Care for the poor' (Matthew 19:21; Mark 10:21; Luke 14:13); Mammon says, 'Take away even those things the poor possess.' Christ says, 'Empty yourself of what you have' (Matthew 16:24; Mark 8:34; Luke 9:23); Mammon says, 'Take also what they possess.' Do you see the opposition, the strife between them? See how it is that one cannot obey both, but must reject one?... Christ says, 'None of you can become my disciple if you do not give up all your possessions' (Luke 14:33); Mammon says, 'Take the bread from the hungry.' Christ says, 'Cover the naked' (Matthew 25:34-40; Isaiah 58:7); the other says, 'Strip the naked.' Christ says, 'You shall not turn away from your own family (Isaiah 58:7), and those of your own house' (1 Timothy 5:8; Galatians 6:10); Mammon says, 'You shall not show mercy to those of your own family. Though you see your mother or your father in want, despise them'
(John of Chrysostom, 347-407 A.D., excerpt from Homilies on Philippians 6.25)
3.
Kutipan Teks Misa.
Tidak ada jalan lain untuk mencapai kesempurnaan di luar jalan orang Kristiani (St. Paulus Miki)
“Menjadi ahli waris bersama Kristus berarti dimuliakan bersama Dia.” (St. Ambrosius)
Antifon Pembuka (Mzm 8:2a)
Tuhan, Allah kami, betapa mulia nama-mu di seluruh dunia!
Doa Pembuka
Allah Bapa Yang Mahakuasa, sabda-Mu yang kuasa telah menciptakan alam semesta. Kami mohon, jagalah dan lindungilah hidup kami dan perkenankanlah kami mengalami daya sabda-Mu itu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kejadian (1:20-2:4a)
"Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita."
Ketika menciptakan alam semesta, Allah bersabda, “Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala.” Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Lalu Allah memberkati semuanya itu, sabda-Nya, “Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak.” Jadilah petang dan pagi: hari kelima. Bersabdalah Allah, “Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata serta segala jenis binatang liar.” Dan jadilah demikian. Allah menjadikan segala jenis binatang liar, segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Bersabdalah Allah, “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara; atas ternak dan atas seluruh bumi, serta atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya; menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah bersabda kepada mereka, “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut, burung-burung di udara, dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” Bersabdalah Allah, “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji. Itulah akan menjadi makananmu. Sedang kepada segala binatang di bumi dan burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya.” Dan jadilah demikian. Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu sungguh amat baik. Maka jadilah petang dan pagi: hari keenam. Demikianlah diselesaikan langit dan bumi beserta segala isinya. Pada hari ketujuh Allah telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu. Maka berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 2/4, PS 832
Ref. Betapa megah nama-Mu Tuhan, di seluruh bumi.
Ayat. (Mzm 8:4-5.6-7.8-9; R: 2)
1. Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kaupasang: Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
2. Kauciptakan dia hampir setara dengan Allah, Kaumahkotai dengan kemuliaan dan semarak. Kauberi dia kuasa atas perbuatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kautundukkan di bawah kakinya.
3. Domba, sapi dan ternak semuanya, hewan di padang dan margasatwa; burung di udara dan ikan di laut, dan semua yang melintasi arus lautan.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Condongkanlah hatiku kepada perintah-Mu, ya Allah dan kurniakanlah hukum-Mu kepadaku
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (7:1-13)
"Kamu mengabaikan perintah Allah untuk berpegang pada adat istiadat manusia."
Pada suatu hari serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. Mereka melihat beberapa murid Yesus makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. Sebab orang-orang Farisi – seperti orang-orang Yahudi lainnya – tidak makan tanpa membasuh tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat-istiadat nenek moyang. Dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas tembaga. Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada Yesus, “Mengapa murid-murid-Mu tidak mematuhi adat-istiadat nenek moyang kita? Mengapa mereka makan dengan tangan najis?” Jawab Yesus kepada mereka, “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadat kepada-Ku, sebab ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat-istiadat manusia.” Yesus berkata kepada mereka, “Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat-istiadatmu sendiri. Karena Musa telah berkata: ‘Hormatilah ayahmu dan ibumu!’ Dan: ‘Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati’. Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapa atau ibunya: ‘Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk kurban, yaitu persembahan kepada Allah,’ maka kamu membiarkan dia untuk tidak lagi berbuat sesuatu pun bagi bapa atau ibunya. Dengan demikian sabda Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat-istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan!”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Cerita Injil hari ini memberikan gambaran tentang perjumpaan adat-istiadat Yahudi dan adat-istiadat yang dibawa oleh Yesus. Orang Yahudi berpegang teguh pada adat-istiadat seperti yang ada tertulis dalam Hukum Taurat. Tidak ada yang salah dalam adat itu. Menurut Yesus yang salah adalah pelaksanaannya yang mesti datang dari hati. Hukum dan adat mengatur kita manusia agar bisa hidup tertib namun dia dilaksanakan secara manusiawi.
Yesus mengajak orang-orang Farisi agar melihat nilai dibalik hukum. Hukum dibuat demi mengangkat suatu nilai tertentu dan hukum itu mesti dilaksanakan dengan hati. Maka, hukum itu dilaksanakan bukan demi hukum melainkan demi nilai dibalik hukum itu dan demi membangun relasi yang lebih mesra dengan Tuhan sebagai Pemberi hukum.
Mengikuti pesan Yesus dalam Injil tadi, Gereja Katolik mempunyai adegium yang sangat bagus: salus animarum suprema lex est. Hukum tertinggi adalah keselamatan jiwa-jiwa. Semoga kita tidak membebani orang lain dengan hukum yang membelenggu melainkan membebaskan orang agar taat dan setia memuliakan Tuhan.
Antifon Komuni (Mzm 8:4-5)
Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang yang Kaupasang: Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar