Ads 468x60px

Senin, 11 Februari 2019

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Senin, 11 Februari 2019
Hari Biasa Pekan V
Hari Orang Sakit Sedunia,
Peringatan St. Maria dari Lourdes
Kejadian (1:1-19)
(Mzm 104:1-2a.5-6.10.12.24.35; R:31b)
Markus (6:53-56)
"Gratias agimus tibi - Kami bersyukur kepadaMu."
Penginjil Markus memberikan pandangan sekilas mengenai suasana syukur yang pasti sudah muncul apabila Yesus tiba di suatu daerah. Orang banyak selalu datang mendekat dan bergegas membawa orang yang sakit dan memohon kepadaNya.
Ya, sementara pada kisah-kisah lain dikisahkan bahwa mukjizat penyembuhan terjadi ketika Yesus menjamah si sakit (Mat 8:3; 9:29; 20:34; Mrk 1:41; Luk 5:13), dalam Injil ini diceritakan yang sebaliknya: "semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh" (Mrk 6:56; bdk. Mat 9:20; 14:36; Mrk 3:10; 6:56; Luk 6:19).
Pastinya, kita melihat bahwa aspek perjuangan iman dari orang yang ingin mendapat kesembuhan sangatlah menentukan. Mereka melakukan 3 hal dengan penuh syukur, antara lain:
1. Menjumpai:
Mereka berusaha untuk datang-berjumpa dan menyentuhNya.
2. Mengimani:
Mereka sungguh percaya bahwa bahkan hanya dengan menyentuh/menjamah jumbai jubahNya, mereka akan sembuh.
3. Mengamini:
Mereka mentaati apa yang diajarkanNya.
Sederhana bukan?
Kita melihat bahwa saat itu tidak ada pengajaran, tidak ada mukjizat/pengusiran setan, tapi mereka tetap saja datang dan percaya, menjumpai-mengimani dan mengamini Yesus.
Memang, tidak semua orang memiliki iman se-sederhana itu. Ada orang yang memiliki iman rumit dan sulit, terlalu banyak berjuang untuk mengetahui Allah tapi tidak banyak berjuang untuk mengalami Allah sehingga kadang lupa untuk mensyukuri setiap rahmatNya.
Bagaimana dengan kita?
"Dari Mekkah ke Kalkuta - Sudah bersyukurkah kita?"
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
11 Februari
Hari Orang Sakit,
Peringatan St Maria dari Lourdes.
Ya Bunda Maria,
Bunda Kerahiman,
Semoga kemanisan dan ketenanganmu menjaga kami selalu, sehingga kami dapat menemukan sukacita dari kelembutan hati Allah, mengijinkannya tinggal di dalam hati dan menyatakannya dalam tindakan-tindakan kami.
Kami mempercayakan pencobaan, sakit, penyakit, kesusahan, dan kesengsaraan kami kepadamu, sambil memohon agar engkau mengalihkan mata belaskasihmu ke arah kami khususnya di kala sakit, dan menjadikan kami pantas memandang wajah kerahiman Yesus Puteramu, kini dan sepanjang masa.
Amin.
Hari Orang Sakit Sedunia (World Day of the Sick) ini ditetapkan Paus Yohanes Paulus II pada 13 Mei 1992, dan mulai dirayakan pada 11 Februari 1993.
Bapa Suci menetapkan Hari Orang Sakit Sedunia (HOSS) hanya setahun setelah beliau sendiri didiagnosa menderita penyakit parkinson pada awal 1991. Hari itu dibaktikan khusus sebagai “hari khusus untuk doa dan berbagi, untuk mempersembahkan penderitaan kita.”
Pesta Bunda Maria dari Lourdes dipilih menjadi HOSS karena banyak peziarah dan pengunjung ke Lourdes yang telah disembuhkan melalui doa-doa Bunda Perawan. Pemilihan tanggal 11 Februari juga punya makna mengikutsertakan Bunda Maria dalam permohonan akan kesembuhan.
Alasan Bapa Suci Yohanes Paulus II dalam menetapkan HOSS nampak dari ketiga tema pokok dalam perspektif ”sapientia cordis ” (kebijaksanaan hati), yang terus-menerus didengungkan setiap tahun, yaitu:
1) mengingatkan umat beriman untuk berdoa secara khusuk dan tulus untuk mereka yang sakit;
2) mengundang semua orang Kristiani untuk merefleksikan dan
menanggapi penderitaan manusia;
3) mengakui dan menghormati semua orang yang bekerja dan melayani dalam bidang kesehatan dan sebagai pemerhati kesehatan.
Ini berarti bahwa dalam rangka HOSS, seluruh Gereja diundang untuk berdoa secara khusus bagi orang sakit, di samping juga untuk merenungkan makna penderitaan dalam peziarahan manusia menuju rumah Bapa.
Paroki-paroki diundang untuk merayakan Hari Orang Sakit Sedunia secara konkret dengan mengadakan Misa untuk Orang Sakit di setiap paroki. Pada kesempatan itu, perlu digalakkan penyadaran tentang peran iman dalam menghadapi penderitaan dan sakit, demikian pula ditingkatkan kesadaran tentang arti kristiani dari penderitaan dan sakit.
1.
“Fiat sana et sano - Jadilah sehat dan kuat!”
Allah membuat kita menjadi sehat dan kuat: yang gelap menjadi terang - yang lemah menjadi kuat - yang sakit menjadi sehat.
Sakit sendiri adalah kondisi tidak utuhnya dimensi fisik – mental dan sosial, jadi bukan soal tiadanya penyakit karena orang sakit tidak terbatas pada yang ada di rumah sakit saja. Bahasanya Patch Adams, kita menjadi sakit, karena adanya faktor hypo/kekurangan atau hyper/kelebihan.
Sakit sendiri adalah pantulan pengalaman asli negatif manusia, bahkan ada buku suci yang membuka kitabnya dengan kata “samsara”, hidup adalah dukha/sakit. Dalam buku saya, “TANDA” (RJK, Kanisius), sakit juga berarti “Saat Aku Kuatir Ingatlah Tuhan”.
Belajar dari Yesus, ada 3 cara supaya kita bisa selalu ingat Tuhan, al:
A.Membawa pesan:
Yesus sebagai “Yang Kudus” selalu membawa pesan kasih Tuhan. Di Lourdes, Maria sebagai “Yang terkandung tanpa dosa/Immaculado Councepciou”, juga selalu membawa pesan kasih Tuhan bahkan selama 18 kali penampakan dari 11 Februari sampai dengan 16 Juli 1858 pada sebuah gua/grotto Massabielle (Batu Besar), di tepi sungai Gave Lourdes, Perancis Selatan.
B.Memilih yg kecil:
Yesus memilih untuk menyembuhkan banyak orang kecil yang sakit: "semua yang menjamahNya menjadi sembuh" (Mrk 6:56; Mat 9:20;14:36;Mrk 3:10;6:56; Luk 6:19). Bukankah Maria di Lourdes juga memilih untuk ”menjamah”org kecil? Ia “menyapa” Bernadette Soubirous, seorang anak sulung, yang buta huruf dan yang sepanjang hidupnya sakit asma/TBC, yang sampai sekarang jenazahnya utuh dan tersimpan dalam peti kaca indah di kapel St. Gildard Nevers.
Yang pasti, berkat Tuhan dan doa Bunda Maria selalu “menjamah” kita tapi apakah kita juga selalu mau “menjamahNya”, bukan cuma dalam iman yang diungkapkan dan dirayakan lewat ekaristi – adorasi – devosi aneka ibadat sakramentali, tapi juga terlebih dalam praktek iman yang diwujud nyatakan, lewat perHATIan dan tindakan kasih yang nyata pada sesama: “Voyes comme’est simple, il suffit d’aimer - Lihatlah bagaimana sederhananya, semua yang kau lakukan untuk mencintai”.
C.Menyatu dengan Gereja:
Yesus bersatu untuk mengerti dan ber-empati dengan "masyarakat". Maria juga selalu berbaur dan bersatu dengan kita, bahkan dalam setiap penampakannya selalu meminta untuk dibangun sebuah kapel/gereja untuk berdoa dan beribadah.
Kita juga diajak untuk menyatu dengan suka duka masyarakat dan gereja kita, mengerti dan berempati dengan keluarga – lingkungan – paroki –keuskupan dan keprihatinan Gereja Universal: “Medicus curat, Deus sanat - Dokter mengobati tapi Tuhan menyembuhkan.”
“Si Johan naik bukit di waktu subuh -
Bersama Tuhan, semua yang sakit pasti sembuh”.
2.
"Many were made well"
A.
Scripture:
Mark 6:53-56
And when they had crossed over, they came to land at Gennesaret, and moored to the shore. And when they got out of the boat, immediately the people recognized him, and ran about the whole neighborhood and began to bring sick people on their pallets to any place where they heard he was. And wherever he came, in villages, cities, or country, they laid the sick in the market places, and besought him that they might touch even the fringe of his garment; and as many as touched it were made well.
B.
Meditation:
Do you recognize the Lord's presence in your life? The Gospel records that when Jesus disembarked from the boat the people immediately recognized him. What did they recognize in Jesus? A prophet, a healer, the Messiah, the Son of God?
For sure they recognized that Jesus had power from God to heal and to make whole bodies, limbs, minds, and hearts that were beset with disease, affliction, and sin. What happened when they pressed upon him and touched the fringe of his garment? They were made well. The Lord Jesus is ever ready to meet our needs as well. Do you approach him with expectant faith?
Faith is an entirely free gift which God makes to us through the power of the Holy Spirit. Believing and trusting in God to act in our lives is only possible by the grace and help of the Holy Spirit who moves the heart and converts it to God. The Holy Spirit opens the eyes of the mind and helps us to understand, accept, and believe God's word.
How do we grow in faith? By listening to God's word with trust and submission. Faith also grows through testing and perseverance. The Lord wants to teach us how to pray in faith for his will for our lives and for the things he wishes to give us to enable us to follow him faithfully and serve him generously.
Jesus gave his disciples the perfect prayer which acknowledges God as our Father who provides generously for his children. The Lord's prayer teaches us to seek first the kingdom of God and to pray that God's will be accomplished in our lives. The Lord in turn, gives us what we need to live each day for his glory. The Lord is never too distant nor too busy to meet us and to give his blessing.
Do you pray to the Father with confidence that he will show you his will and give you what you need to follow him? Ask the Lord to increase your faith and gratitude for his merciful love and provision for your life.
"Lord Jesus, let my heart sing for joy in your presence. Give me eyes of faith to recognize your presence and fill me with your Holy Spirit that I may walk in your way of love and peace."
C.
Psalm 132:6-10
Behold, we heard of it in Ephrathah, we found it in
the fields of Jaar.
“Let us go to his dwelling place; let us worship at
his footstool.”
Arise, O LORD, and go to your resting place, you
and the ark of your might.
Let your priests be clothed with righteousness,
and let your saints shout for joy.
For your servant David’s sake do not turn away
the face of your anointed one.
D.
Daily Quote from the Early Church Fathers”
"The Lord of hosts was not signaling weakness as he gave sight to the blind, made the crooked to stand upright, raised the dead to life (Matthew 11:5), anticipated the effects of medicine at our prayers, and cured those who sought after him. Those who merely touched the fringe of his robe were healed (Mark 6:56). Surely you did not think it was some divine weakness, you speculators, when you saw him wounded. Indeed there were wounds that pierced his body (Matthew 27:35; Mark 15:24; Luke 23:33; John 19:18, 31-37), but they did not demonstrate weakness but strength. For from these wounds flowed life to all, from the One who was the life of all." (Ambrose of Milan, 339-397 A.D., excerpt from On the Christian Faith 4.5.54-55.16)
3.
Kutipan Teks Misa:
Dalam Sakramen Mahakudus tercakuplah "dengan sesungguhnya, secara real dan substansial tubuh dan darah bersama dengan jiwa dan ke-Allahan Tuhan kita Yesus Kristus dan dengan demikian seluruh Kristus" (Konsili Trente: DS 1651; lih. Katekismus Gereja Katolik 1374)
“Kristus adalah terang, pintu dan dasar-dasar seluruh Kitab Suci ” (St. Bonaventura)
Antifon Pembuka (Mzm 104:1-24)
Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan Allahku, Engkau sungguh agung! Betapa banyak karya-Mu ya Tuhan, semua Kaubuat dengan bijaksana
Doa Pembuka
Allah Bapa pencipta alam semesta, segala yang ada dan hidup berasal dari pada-Mu. Maka kami bersyukur dan mohon, perkenankanlah kami mendiami dunia ini dengan penuh cinta kasih dan kebaikan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kejadian (1:1-19)
"Allah bersabda dan terjadilah demikian."
Pada awal mula Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan masih kosong. Gelap gulita meliputi samudera raya. Dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Allah bersabda, "Jadilah terang!" Maka jadilah terang. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nya dari gelap. Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Maka jadilah petang dan pagi: hari pertama. Allah bersabda, "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." Maka Allah menjadikan cakrawala, dan Ia memisahkan air di bawah cakrawala dari air di atasnya. Dan jadilah demikian. Allah menamai cakrawala itu langit. Maka jadilah petang dan pagi: hari kedua. Allah bersabda, "Hendaklah segala air di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian. Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Allah bersabda, "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian. Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Maka jadilah petang dan pagi: hari ketiga. Allah bersabda, "Jadilah benda-benda penerang di cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap, menunjukkan hari dan tahun; dan sebagai penerang pada cakrawala, biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian. Maka Allah menjadikan dua benda penerang yang besar, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang kecil untuk menguasai malam; dan Allah menjadikan juga bintang-bintang. Semuanya itu ditaruh Allah di cakrawala untuk menerangi bumi, dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Maka jadilah petang dan pagi: hari keempat.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
atau Semoga Tuhan bersukacita atas karya-Nya.
Ayat. (Mzm 104:1-2a.5-6.10.12.24.35; R:31b)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan, Allahku, Engkau sungguh besar! Engkau berpakaian keagungan dan semarak berselimutkan terang ibarat mantol.
2. Engkau telah mendasarkan bumi di atas tumpuannya, sehingga takkan goyah untuk selama-lamanya. Dengan samudera raya bumi ini Kauselubungi, air telah naik melampaui gunung-gunung.
3. Di lembah-lembah Engkau membualkan mata air yang mengalir di antara gunung-gunung, burung-burung di udara bersarang di dekatnya, bersiul-siul dari antara dedaunan.
4. Betapa banyak karya-Mu, ya Tuhan, semuanya Kaubuat dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu. Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. Yesus mewartakan kerajaan Allah dan menyembuhkan semua orang sakit.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:53-56)
"Semua orang yang menjamah Yesus, menjadi sembuh."
Pada suatu hari, Yesus dan murid-murid-Nya mendarat di Genesaret dan berlabuh di situ. Ketika mereka keluar dari perahu, orang segera mengenal Yesus. Maka berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus, di mana saja kabarnya Ia berada. Ke mana pun Yesus pergi, -- ke desa-desa, ke kota-kota atau ke kampung-kampung, orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamahnya menjadi sembuh.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Keberadaan Yesus di suatu tempat tidak pernah sepi. Orang selalu mencari dan mengejar-Nya untuk mendengarkan pengajaran-Nya dan meletakkan orang-orang sakit di depan kaki-Nya. Semuanya ini mereka lakukan karena yakin bahwa pengajaran Yesus sangat bermanfaat bagi kehidupan mereka dan Yesus dapat menyembuhkan mereka. Orang-orang Genesaret adalah orang-orang sederhana dan karenanya mereka mencari Yesus.
Kesederhanaan membuat orang terbuka hatinya untuk mendengarkan Tuhan. Kesederhanaan itu membuat orang dapat meletakkan kekuatan hidupnya hanya pada Tuhan. Zaman kita sekarang yang serba enak dan kaya, orang malah jarang mencari Tuhan. Banyak orang jarang ke gereja, jarang berdoa, jarang membaca Kitab Suci. Orang sibuk dengan dirinya sendiri dan melupakan Tuhan.
Antifon Komuni (Mzm 104:1)
Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan Allahku, Engkau sungguh agung!
Doa Malam
Allah Bapa pencipta alam semesta, Engkau telah memberikan hidup kepada kami, dan menghendaki pembaruan hidup itu dengan Sabda-Mu yang kuasa, ialah Yesus, cahaya hidup kami. Semoga kami taat setia akan Sabda-Mu agar semua makhluk ciptaan-Mu menjadi lebih baik. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa, sepanjang segala masa. Amin.
4.
HOS - HARI ORANG SAKIT.
PESAN PAUS FRANSISKUS UNTUK HARI ORANG SAKIT SEDUNIA KE-27 (11 Februari 2019)
“Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma” (Mat 10:8)
Saudara dan saudari yang terkasih,
“Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma” (Mat 10:8). Inilah kata-kata yang diucapkan Yesus ketika mengutus murid-murid-Nya untuk menyebarluaskan Injil, sehingga Kerajaan-Nya dapat tumbuh melalui berbagai tindakan kasih yang tulus.
Pada Hari Orang Sakit Sedunia yang ke-27 ini, yang akan dirayakan dengan khidmat pada tanggal 11 Februari 2019 di Kalkuta, India, Gereja – sebagai ibu bagi semua anak-anaknya, khususnya anak-anaknya yang lemah – mengingatkan kita bahwa berbagai tindakan murah hati seperti tindakan orang Samaria yang baik adalah sarana-sarana pewartaan Injil yang paling dapat dipercaya. Merawat orang sakit menuntut profesionalisme, kelemahlembutan, sikap polos dan sederhana yang diberikan secara cuma-cuma, seperti sebuah belaian yang membuat orang lain merasa dikasihi.
Hidup adalah karunia dari Allah. Santo Paulus bertanya : “Apakah yang engkau miliki, yang tidak engkau terima?” (1Kor 4:7). Tepatnya karena hidup adalah karunia, hidup manusia tidak dapat dikurangi menjadi sekedar barang milik perorangan atau kekayaan pribadi, khususnya jika ditinjau dari kemajuan medis dan bioteknologi yang dapat menggoda kita untuk memanipulasi “pohon kehidupan” (bdk. Kej 3:24).
Di tengah-tengah budaya pemborosan dan ketidakpedulian dewasa ini, saya akan menunjukkan bahwa “karunia” adalah kategori yang paling sesuai terhadap tantangan individualisme dan keretakan sosial dewasa ini, sementara di saat yang sama mengembangkan hubungan-hubungan baru serta sarana-sarana kerjasama antarbangsa dan budaya. Dialog – dasar pikiran dari karunia – menciptakan kemungkinan-kemungkinan bagi pertumbuhan dan perkembangan yang membuat manusia mampu mendobrak berbagai kemapanan penggunaan kekuasaan di dalam masyarakat. “Karunia” berarti lebih dari sekedar memberi berbagai hadiah : karunia melibatkan pemberian diri kita dan bukan sekedar menyalurkan kekayaan atau berbagai barang. “Karunia” berbeda dengan pemberian hadiah sebab karunia merupakan pemberian diri secara cuma-cuma dan hasrat untuk membangun hubungan. Karunia adalah pengakuan akan orang lain, yang merupakan dasar dari masyarakat. “Karunia” adalah cerminan kasih Allah, yang mencapai puncaknya di dalam penjelmaan Sang Putera dan pencurahan Roh Kudus.
Kita masing-masing adalah miskin, berkekurangan dan papa. Ketika kita lahir, kita membutuhkan pemeliharaan orang tua kita untuk bertahan hidup, dan pada setiap tahap kehidupan dalam beberapa hal kita tetap tergantung pada bantuan orang lain. Kita akan selalu menyadari keterbatasan-keterbatasan kita, sebagai “makhluk ciptaan”, di hadapan individu-individu dan situasi-situasi lainnya. Pengakuan yang jujur akan kebenaran ini membuat kita rendah hati dan memacu kita untuk mengamalkan kesetiakawanan sebagai keutamaan yang sangat diperlukan dalam kehidupan.
Pengakuan seperti itu menuntun kita untuk bertindak secara bertanggung jawab untuk meningkatkan kebaikan secara pribadi maupun bersama. Hanya jika kita melihat diri kita, bukan sebagai dunia yang terpisah, tetapi di dalam jalinan hubungan persaudaraan dengan orang lain, kita dapat mengembangkan pengamalan kesetiakawanan sosial yang mengarah pada kebaikan bersama. Kita seharusnya tidak takut memandang diri kita sebagai orang-orang yang kekurangan atau tergantung pada orang lain, sebab secara individu dan dengan usaha-usaha kita, kita tidak dapat mengatasi keterbatasan-keterbatasan kita. Karena itu, kita seharusnya tidak takut, lalu, mengakui keterbatasan-keterbatasan itu, karena Allah sendiri, di dalam Yesus, telah merendahkan diri-Nya mendatangi kita (bdk. Fil 2:8) dan terus menerus melakukannya; di dalam kemiskinan kita, Ia datang membantu kita dan menganugerahkan kepada kita karunia-karunia yang melampaui bayangan kita.
Dalam terang perayaan yang khidmat di India, saya akan mengenang, dengan sukacita dan rasa kagum, sosok Santa Bunda Teresa dari Kalkuta – sokoguru amal kasih yang menjadikan kasih Allah kasat mata bagi orang-orang miskin dan sakit. Sebagaimana saya tekankan pada kanonisasinya, “Bunda Teresa, di dalam semua aspek kehidupannya, merupakan penyalur kerahiman ilahi, menjadikan dirinya tersedia bagi setiap orang melalui sambutan dan pembelaannya akan hidup manusia, akan mereka yang belum lahir serta mereka yang tersisihkan dan tercampakkan ... Ia membungkuk di hadapan mereka yang tidak berdaya, yang dibiarkan sekarat di pinggir jalan, melihat di dalam diri mereka martabat yang diberikan Allah; ia membuat suaranya terdengar di hadapan para penguasa dunia ini, sehingga mereka menyadari kesalahan mereka karena telah melakukan kejahatan – berbagai kejahatan! – terhadap kemiskinan yang mereka ciptakan. Bagi Bunda Teresa, kerahiman adalah ‘garam’ yang memberi citarasa pada karyanya; kerahiman merupakan ‘terang’ yang bersinar di dalam kegelapan yang dialami banyak orang yang tidak lagi memiliki air mata untuk diteteskan karena kemiskinan dan penderitaan mereka. Perutusannya ke daerah perkotaan dan daerah pinggiran bagi kita dewasa ini tetap merupakan kesaksian yang mengesankan dari kedekatan Allah terhadap orang-orang yang termiskin dari yang miskin” (Homili, 4 September 2016).
Santa Bunda Teresa membantu kita memahami bahwa satu-satunya pedoman tindakan kita haruslah kasih tanpa pamrih bagi setiap manusia, tanpa membedakan bahasa, budaya, suku atau agama. Keteladanannya terus menerus menuntun kita dengan membuka wawasan sukacita dan harapan bagi semua orang yang membutuhkan pemahaman dan kasih yang lembut dan terutama bagi mereka yang menderita.
Kemurahan hati mengilhami dan mendukung karya dari banyak sukarelawan yang begitu pentingnya di dalam perawatan kesehatan dan yang secara mengesankan mewujudkan spiritualitas orang Samaria yang baik hati. Saya menyampaikan terima kasih saya dan memberikan dorongan semangat kepada seluruh perhimpunan para sukarelawan yang dengan sungguh-sungguh mengangkut dan membantu para pasien, dan semua yang mengelola pendonoran darah, pendonoran jaringan maupun organ-organ tubuh. Satu wilayah khusus yang di dalamnya kehadiranmu mengungkapkan kepedulian dan keprihatinan Gereja adalah wilayah pembelaan hak-hak orang sakit, terutama mereka yang menderita berbagai penyakit membutuhkan bantuan khusus. Saya juga menghargai banyak upaya yang telah dilakukan untuk membangkitkan kesadaran dan menggalakkan pencegahan. Karya sukarelamu di dalam berbagai fasilitas medis dan di rumah-rumah, yang terbentang mulai dari menyediakan perawatan kesehatan hingga menawarkan bantuan rohani, adalah upaya-upaya yang sangat penting. Tak terhitung berapa banyak orang yang sakit, sendirian, berlanjut usia atau lemah pikiran atau tubuh yang memperoleh manfaat dari pelayanan-pelayanan ini. Saya memohon dengan sangat kepadamu untuk terus menjadi tanda kehadiran Gereja di dalam dunia yang semakin sekuler. Seorang sukarelawan adalah seorang sahabat yang baik yang dengannya kita dapat berbagi berbagai pemikiran dan perasaan pribadi; dengan kesabaran mereka untuk mendengarkan, para sukarelawan membuka kemungkinan bagi orang sakit untuk berubah dari para penerima pelayanan yang pasif menjadi para peserta yang aktif dalam sebuah hubungan yang dapat memulihkan harapan dan mengilhami keterbukaan terhadap perawatan lebih lanjut. Karya sukarelawan memberikan berbagai nilai, perilaku dan cara hidup yang bersumber dari hasrat terdalam untuk bermurah hati. Karya sukarelawan juga merupakan sebuah sarana yang menjadikan perawatan kesehatan semakin manusiawi.
Semangat kemurahan hati seharusnya secara khusus mengilhami berbagai lembaga perawatan kesehatan Katolik, di wilayah-wilayah yang lebih berkembang maupun di wilayah-wilayah yang lebih miskin di dunia kita, karena berbagai lembaga perawatan kesehatan Katolik tersebut melaksanakan kegiatan mereka dalam terang Injil. Fasilitas-fasilitas kesehatan Katolik dipanggil untuk memberi teladan pemberian diri, kemurahan hati dan kesetiakawanan dalam menanggapi mentalitas mencari keuntungan yang membabi-buta, memberi dengan pamrih, dan mengeksploitasi tanpa peduli terhadap orang lain.
Saya mendesak setiap orang, di setiap tingkatan, untuk mengembangkan budaya kemurahan hati dan budaya karunia, yang sangat diperlukan untuk mengatasi budaya mencari untung dan pemborosan. Lembaga-lembaga perawatan kesehatan Katolik tidak boleh terjebak ke dalam perangkap hanya sekedar menjalankan usaha untuk mendapatkan keuntungan. Lembaga-lembaga perawatan kesehatan Katolik harus memiliki keprihatinan terhadap perawatan pribadi manusia lebih dari sekedar mencari keuntungan. Kita memahami bahwa kesehatan berkenaan dengan hubungan, tergantung pada interaksi dengan orang lain, menuntut kepercayaan, persahabatan dan kesetiakawanan. Kesehatan adalah harta yang dapat dinikmati sepenuhnya hanya ketika kesehatan tersebut dibagikan. Sukacita memberi dengan murah hati adalah sebuah tolok ukur kesehatan dari orang Kristiani.
Saya mempercayakan kamu semua kepada Maria, Salus Infirmorum (Keselamatan Orang Sakit). Semoga Maria membantu kita untuk berbagi karunia-karunia yang telah kita terima di dalam semangat dialog dan saling menerima, hidup sebagai saudara dan saudari dengan saling memperhatikan kebutuhan, memberi dengan murah hati, dan mempelajari sukacita melayani orang lain tanpa pamrih. Dengan penuh kasih sayang, saya menjamin kedekatan saya denganmu dalam doa, dan kepada semuanya dengan sepenuh hati saya menyampaikan berkat apostolik saya kepada kamu semua.
5.
"Maria di Lourdes"
("MOM" - "Mary Our Mother", RJK).
Lewat Maria,
menjadi nampak bahwa Gereja bukanlah sekedar institusi belaka.
Gereja adalah seorang pribadi.
Ia adalah seorang wanita (woman).
Ia adalah seorang ibu (mother). Ia sungguh hidup.
Dan hanya menjadi seperti Maria, kita menjadi Gereja.
Juga pada awal mulanya, Gereja tidak dibuat, tetapi dilahirkan.
Ia dilahirkan ketika fiat’ muncul dari lubuk hati Maria.
Inilah keinginan yang paling dalam dari Konsili :
agar Gereja dibangun kembali di dalam hati kita,
dan Maria telah menunjukkan jalannya.
Bunda yang bernama Maria ini sepenuh hati dihormati secara istimewa oleh umat Katolik dan Ortodoks serta dihormati oleh umat Protestan sebagai Perawan yang melahirkan Yesus Kristus. Ia juga diakui dan sangat dihormati dalam Islam sebagai “wanita” sekaligus “ibu” yang mulia dalam tradisi Yudaisme, walau mereka tidak mengakui Anaknya sebagai Mesias.
Pastinya, aneka-ria sembah bakti dalam rupa devosi kepada Bunda Maria tak terhitung jumlahnya, demikian pula pelbagai legenda bestari tentangnya selama berabad-abad. Ia telah menampakkan diri kepada ribuan orang beriman di seluruh dunia, dan para devosan mengaitkan beragam keajaiban dan kuasa yang telah terjadi berkat perantaraannya. Ia juga telah mengilhami begitu banyak seniwan-seniwati: pemahat, dramawan, penyair, dan musisi dalam pelbagai karya seni dengan pelbagai tekstur, kontur dan gesture-nya .
Di lain matra, para penginjil hanya sedikit memberikan rincian tentang kehidupan dan kepribadiannya. Dalam beberapa buku yang saya catat-ketat dengan tema besar seputar “Maria”, saya melihat dan mengingat kembali bahwa dari kebanyakan tulisan Perjanjian Baru, Maria memang hampir tidak disebut. Hanya ada beberapa teks yang menyinggung tentang Maria antara lain:
a. Galatia 4:4 :
Maria diakui sebagai ibu Yesus, yang melahirkanNya secara fisik.
b. Kisah Para Rasul 1:14 :
Mereka bertekun dalam doa bersama Maria, ibu Yesus, dan bersama beberapa perempuan lain.
c. Wahyu 12 :
Dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan, ia berteriak kesakitan.
d. Yohanes 2: 1-12 :
Maria, Ibu Yesus menyertai Yesus. Ia ada dalam perkawinan di Kana.
e. Yohanes 19:25-27:
Ia juga berdiri di bawah salib Yesus, puteranya.
f. Markus 3:20-21 :
Kaum keluarga datang hendak mengambil Yesus.
g. Matius 1 dan 2:
Kisah masa kanak-kanak Yesus. (Bdk. Lukas 1 dan 2).
Pendek kata:
Dari teks Perjanjian Baru, sedikit saja informasi tentang Maria, tapi indahnya adalah, kontribusi dan partisipasi Maria ditampilkan sebagai “alpha et omega”, yakni pada awal maupun pada akhir pelayanan Yesus. Mengacu dari teks aslinya: Pada awal pelayananNya, yaitu peristiwa sukacita di Kana, Yohanes menulis bahwa Yesus memanggil ibu-Nya (“mother”), dengan sebutan ”woman” (Yoh 2:4: ”Mau apakah engkau daripadaKu, wanita? ”); Pada akhir pelayanan-Nya, yaitu peristiwa dukacita di Golgota, Yesus sekali lagi menyebut ibu-Nya (“mother”) dengan ”woman” (Yoh 19:25: ”Wanita, inilah anakmu!”).
Sebutan ”wanita” ini merujuk pada peran ke”ibu”an rohani dari Maria. Artinya, dengan menyebut bunda-Nya (mother) sebagai ”wanita” (woman), Yesus memberikan Bunda-Nya sebagai ibu rohani para murid-Nya.
Penginjil Yohanes juga hendak menunjukkan bahwa Ibu Yesus adalah ”wanita” yang dirujuk oleh Kejadian 3:15, yang akan mengadakan permusuhan dengan setan. Ibu Maria itulah “Hawa Baru”. Demikian pula, Ibu Maria adalah wanita yang dimaksudkan Yohanes dalam kitab Wahyu 12:1-6, ketika berbicara tentang wanita dan naga.
Pastinya, walaupun teks-teks Perjanjian Baru, memang tidak terlalu banyak menginformasikan tentang Maria, sebagai “mother” sekaligus “woman”. Tapi misteri kelahiran Anaknya dan harapan tak terbendung yang lahir pada awal iman kristiani telah mengilhami sejumlah teks yang kaya dengan detail cerita yang telah diyakini sejak lama oleh umat beriman.
Uniknya, devosi kepada Maria yang adalah “mother” sekaligus “woman” di masa awal kristiani dengan cepat-pesat “dolan-dolin” dan “wara-wiri” menyatu-padu serta bercampur-baur dengan penghargaan kultural kepada dewa perempuan kuno klasik. Diambil dari tradisi kuno, ritual populer, aneka dogma gereja Katolik dan Ortodoks, dan banyaknya penampakan atau fenomena ajaib, kultur dan kultus seputar Maria telah memberikan pengaruh penting ke dalam budaya kekristenan di dunia saat ini. Dari situlah kita bisa menangkap banyak tentang hidup Maria sebagai teladan sikap orang beriman terhadap Allah: Maria sebagai penyambut sabda dan karya Allah, Maria sebagai hamba Tuhan, Maria sebagai figur kerendahan hati, Maria sebagai pendoa – pembela dan perantara dan pelbagai gelar yang melekat dekat pada Maria, sang “mother” sekaligus “woman” ini.
Nah, untuk itulah sketsa historis dan teologis sederhana dan singkat saja tentang kisah seputar wanita sekaligus bunda bernama “Maria" yang muncul belasan kali di Loudes inilah saya hadir-kenangkan kembali sebagai sesuatu yang hidup (geschichte) bagi mekar-kembang dan kekar-tumbuhnya harapan iman dan kasih di taman bunga setiap pribadi.
Begini kisah pendeknya:
Pada tahun1858, Lourdes hanya sebuah kota pasar kecil di Pyrenees, barat daya Perancis, di mana keluarga Soubirous hidup dalam kemiskinan. Putri sulung, Bernadette, empat belas tahun saat itu, tapi tidak bisa membaca atau menulis.
Pada tanggal 11 Februari tahun 1858, di sebuah gua di Massabielle, dekat Lourdes, di Perancis selatan, gadis itu pergi untuk mengumpulkan kayu bakar bersama dengan dua temannya. Ia sedang hendak menyeberangi sungai ketika ia mendengar suara angin kencang.
Ketika ia mendongak, ia melihat seorang wanita muda yang sangat cantik berdiri diam sambil memegang untaian manik-manik rosario. Pemandangan itu kemudian menghilang. Hanya Bernadette saja yang melihat penampakan itu, sedangkan teman-temannya tidak melihat apa-apa.
Wanita muda tersebut menampakkan diri kepada Bernadette delapan belas kali, sampai pada bulan Juli. Setelah Bernadette menceritakan apa yang telah dia lihat, dia diikuti oleh orang banyak yang tertarik.
Ketika ditanya, ia menggambarkan bahwa wanita muda tersebut berpakaian putih dengan sabuk pinggang biru, mawar kuning di kakinya, dan memegang rosario di tangannya.
Dalam penampakannya, wanita itu mengatakan kepada Bernadette untuk bertobat dan meminum air serta mandi di mata air yang muncul secara ajaib di daerah kering itu, dan meminta agar sebuah kapel dibangun di sana.
Pada tanggal 25 Maret, wanita tersebut mengungkapkan dirinya kepada Bernadette sebagai “Akulah yang Dikandung Tanpa Noda”. Adapun penampakan terakhir terjadi pada 16 Juli.
Sebuah pemeriksaan gereja dimulai atas peristiwa tersebut dan menyimpulkan empat tahun kemudian bahwa penampakan tersebut otentik.
Lourdes saat ini telah menjadi tempat ziarah yang sangat terkenal dan selalu ramai dikunjungi orang dari berbagai penjuru dunia. Hampir 6000 laporan mukjizat dan penyembuhan terjadi berkat permohonan kepada Maria di Lourdes, namun secara resmi Gereja hanya mengakui hanya enam puluh delapan kasus.
===
Doa Novena Kepada Bunda Maria Dari Lourdes
Bunda Maria yang terberkati, Bunda dari Sang Penyelamat Yesus Kristus, kami datang kepadamu dengan mengandalkan belas kasihmu. Kami juga menyesali dosa-dosa kami di masa lalu. Karena kami tahu bahwa Engkau mendapat kuasa dari Allah, maka kami mohon pertolongan dalam ujud kami ini ............. Kami yakin engkau akan meneruskannya kepada Putramu, untuk mendapatkan rahmat itu serta apa yang kami perlukan, juga rahmat untuk hidup meneladani engkau. Amin
Bunda dari Lourdes, doakanlah kami.
Santa Bernadette, doakanlah kami.
Hari Pertama
Ibu Yesus berkata kepada-Nya:"Mereka kehabisan anggur" Yoh2:3
Bunda yang terberkati, karena engkau memintanya, Tuhan kami melakukan mukjizat-Nya yang pertama pada pesta perkawinan di Kana. Tolonglah ajukan ujudku kepada-Nya seperti engkau pernah melakukannya untuk pasangan pengantin Kana.Dengan rasa terima kasih, kami berjanji hidup baik, menghindari dosa dan lebih tekun berdoa untuk memuliakan Putramu dan menghormati engkau. Amin
Bunda dari Lourdes, doakanlah kami.
Santa Bernadette, doakanlah kami.
Hari Kedua
"......dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri ......" Luk2:35
Bunda yang sangat berbelas kasih, dalam kehidupanmu engkau tidak asing dengan kedukaan. Dengan mengingat-ingat dukamu itu, kami memohon sudilah engkau menjadi perantara kami.Dengan rasa terima kasih, kami berusaha untuk meneladani engkau, meneladani kesabaran dan kepercayaanmu pada Allah, ketika mengalami pencobaan dan kesulitan hidup. Amin
Bunda dari Lourdes, doakanlah kami.
Santa Bernadette, doakanlah kami.
Hari Ketiga
"Nak, mengapa Engkau berbuat demikian terhadap kami?" Luk2:48
Bunda yang mengasihi kami, engkau tidak mengerti jalan Allah; kami pun demikian. Datanglah kepada kami dan tolonglah kami sekarang, dan tolonglah semua orang yang percaya akan kebaikan Allah. Dengan rasa terima kasih, kami berusaha, dengan bantuanmu, untuk menyimpan di hati kami kata-kata dan teladan Yesus, serta menuruti perintah-Nya. Amin
Bunda dari Lourdes, doakanlah kami.
Santa Bernadette, doakanlah kami.
Hari Keempat
"Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar" Luk1:53
Bunda yang paling bijaksana, Tuhan telah membalas imanmu dengan rahmat melimpah. Dalam kebaikanmu, anggaplah ujud kami ini sebagai ujudmu sendiri. Kami percayakan persoalan kami ini ke dalam tanganmu, agar kami bersukacita karena pertolonganmu itu. Dengan rasa terima kasih, kami berusaha untuk berlaku rendah hati dan murni, meneladani kebajikan-kebajikanmu. Amin
Bunda dari Lourdes, doakanlah kami.
Santa Bernadette, doakanlah kami.
Hari Kelima
"...... jadilah padaku menurut perkataan-Mu" Luk1:38
Bunda yang paling taat, walaupun engkau merasa takut dan ragu-ragu, engkau membuktikan ketaatanmu kepada kehendak Allah. Semoga itu pun terjadi pada kami, supaya dengan bantuanmu, kami juga pasrah kepada Allah dalam ketakutan dan keresahan kami. Dengan rasa terima kasih yang tulus, kami akan berusaha untuk menjadi hamba yang setia dan taat kepada Putramu, Penyelamat kami. Amin
Bunda dari Lourdes, doakanlah kami.
Santa Bernadette, doakanlah kami.
Hari Keenam
"Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia" Luk1:48
Perawan dan Bunda yang terberkati, Tuhan telah membalas kesetiaanmu dengan membuat keturunan manusia menyadari kuasamu. Tolong datanglah kepada kami dan perlihatkan lagi kuasamu secara baru. Bunda yang berbelas kasih, kami akan selalu melambungkan pujian akan kebaikanmu dan berterima kasih kepadamu, dengan menaati hal-hal dari Allah. Amin
Bunda dari Lourdes, doakanlah kami.
Santa Bernadette, doakanlah kami.
Hari Ketujuh
Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya:"Inilah ibumu" Yoh19:27
Perawan yang paling berduka, engkau berdiri dekat Putramu ketika Dia menderita di kayu salib. Demi rasa pedihmu saat itu, kasihanilah kami ini, dalam kesusahan kami. Tolong mohon kepada Putramu, Sang Juru Selamat, untuk mengabulkan permohonan kami ini. Bunda pengasih, dengan bantuanmu yang tak akan pernah gagal, kami akan selalu dekat dengan engkau dan salib Kristus. Amin
Bunda dari Lourdes, doakanlah kami.
Santa Bernadette, doakanlah kami.
Hari Kedelapan
Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya. Mat2:11
Maria, Bunda yang mulia, di tempat yang mulia dekat takhta Allah, ingatlah akan kesulitan dan permohonan kami. Tolonglah, sebutkan itu kepada Putramu yang Ilahi; demi engkau Dia akan mengabulkan permohonan kami. Bunda yang penuh perhatian, kami akan menunjukan rasa terima kasih kami dengan mengikuti teladanmu dan meniru kebajikanmu. Amin
Bunda dari Lourdes, doakanlah kami.
Santa Bernadette, doakanlah kami.
Hari Kesembilan
Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. Why12:1
Bunda yang sangat mulia, engkau selalu bersama Putamu. Berbicaralah dengan-Nya tentang kebutuhan-kebutuhan kami yang mendesak. Putramu pasti tidak akan menolak permohonanmu. Berkat bantuanmu yang terus-menerus, semoga kami selalu dekat padamu dan Putramu. Amin
Bunda dari Lourdes, doakanlah kami.
Santa Bernadette, doakanlah kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar