Ads 468x60px

Jumat Pertama, 03 Mei 2019

HIK : HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI
HARAPAN IMAN KASIH.
"Jumper": Jumat Pertama, 03 Mei 2019
Pesta St. Filipus, dan Yakobus, Rasul
1 Korintus (15:1-8)
(Mzm 19:2-3.4-5; R: 5a)
Yohanes (14:6-14)
“Si Deus pro nobis, quis contra nos - Bila Tuhan beserta kita, siapa yang berani melawan kita?”
Bersama teladan St.Filipus dan St Yakobus Alfeus yg dikenangkan hari ini, kita diyakinkan bahwa Tuhan selalu beserta kita: Ia menjadi sang Imanuel, sang Alpha dan Omega. Adapun beberapa keutamaan yang bisa kita timba dari dua figur beriman yang selalu disertai Tuhan ini, al:
1.Mediator - Perantara:
Filipus adalah nama Yunani yang berasal dari kata philippos dan berarti pencinta kuda (“Kuda”: “KUat dan tak bernoDA”). Ia berasal dari Betsaida dekat Danau Galilea, sedaerah dengan Andreas dan Simon Petrus (Yoh 1:44). Ketika salah satu temannya, Natanael yang terpelajar dan suka berdebat banyak meragukan pengenalannya akan Mesias, maka ia langsung mempertemukannya kepada Yesus: “Mari dan lihatlah!” (Yoh 1:47). Ia membawa orang lain menuju kepada Yesus. itulah karakter dasar Filipus. Ia juga menjadi perantara antara Yesus dan orang-orang Yahudi Kristen berbahasa Yunani dan orang-orang Yunani dan dunia kafir Romawi yang takut akan Allah dan yang telah bertobat.
Sedangkan Yakobus adalah nama Yunani, yang berasal dari nama Ibrani Ya’aqob. Ia dijuluki Yakobus Muda, anak Alfeus dan Maria (Mrk 15:40) dari Galilea. Ia ikut serta dalam peristiwa-peristiwa penting hidup Yesus, seperti perjalanan ke Yerusalem, perjamuan malam terakhir dan penangkapan-Nya di Getsemani. Di Galilea, ia juga menjadi saksi penampakan Yesus yang bangkit, menyusul perutusannya sebagai rasul. Di Yerusalem pun ia berada bersama para murid ketika Yesus terangkat ke surga (Kis 1:9-13). Setelah ia turut hadir dalam pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta (Kis 2:1-4), ia semakin banyak mengantar orang di Yerusalem dan Persia untuk mengenal Yesus.
2.Viator-Peziarah:
Dalam Perjamuan Terakhir, ketika Yesus berbicara tentang keberangkatan-Nya menuju rumah Bapa, Filipus juga yang berkata kepada-Nya: “Tuhan, tunjukkan Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami. “Filipus mewakili banyak orang yang bingung tentang keberadaan Allah Bapa dan relasi denganNya. Yesus pun menjawab: “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, Ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dan diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya” (Yoh 14:8-10). Dari diskusi itu nyata bahwa Filipus adalah seorang beriman yang tertarik untuk semakin mengerti akan Yesus dalam peziarahan hidupnya.
Sedangkan Yakobus Alfeus adalah tipe orang yang sederhana dan selalu berziarah. Sejarawan Hegesippus mencatat: “Ia tidak makan daging dan tidak minum anggur. Ia tidak memakai alas kaki dan pakaiannya pun hanya selembar. Ia banyak berdoa dengan berlutut hingga lututnya menjadi keras dan tebal.”
3.Pastor-Penggembala:
Filipus menjadi gembala dan mewartakan Injil di Perancis, Rusia Selatan, Asia Kecil dan India. Sedangkan Yakobus Alfeus menjadi gembala dan mewartakan Injil di Persia. Namun tidak banyak catatan tentang karya penggembalaan mereka.
Mereka jelas diakui sebagai seorang rasul, tetapi karya kerasulannya tidak terlalu dikenal banyak orang. Kiranya itulah panggilan sejati seorang gembala: bukan popularitas tapi loyalitas, bukan ketenaran tapi persaudaraan, bukan melulu perkataan tapi lebih pada teladan dalam keseharian.
“Ada Wayan, ada Nyoman - Jadilah pelayan dan pelaksana firman.”
NB:
Paus Fransiskus :
"Saya mengajak anda untuk berdoa Rosario bagi perdamaian, di sepanjang bulan Mei ini."
Madah Ibadat Harian
(Jumat, 3 Mei 2019)
Pesta St. Filipus & Yakobus,
Rasul.
Ya Allah, bersegeralah menolong aku
Ya Tuhan, perhatikanlah umat-Mu
Kemuliaan...
Alleluya.
MADAH IBADAT BACAAN
Para rasul ketakutan
Susah tidak terhiburkan
Sebab Tuhannya dibunuh
Semua harapan runtuh
Namun tersiar berita
Yang sungguh tidak terduga
Para wanita mengira
Melihat Yesus berjaya
Para rasul pun terkesan
Akan penampakan Tuhan
Dan mereka ditugaskan
Mewartakan kebangkitan
Mulyalah Engkau ya Tuhan
Yang bangkit tak terkalahkan
Bersama Bapa dan RohNya
Sepanjang segala masa
Amin
MADAH IBADAT PAGI
O para rasul mulia
Duta raja yang kuasa
Didikan guru utama
Yang mengatasi segala
Di Yerusalem surgawi
Penuh cahaya ilahi
Kalian menjadi dasar
Bagi Gereja yang benar
Kami rayakan pestamu
Kami kenangkan jasamu
Sambil mengucapkan syukur
Atas pengurbanan luhur
Terpujilah Yesus Kristus
Yang sudah sudi mengutus
Rasul yang dipilih Bapa
Dipenuhi dengan RohNya
Amin
MADAH IBADAT SIANG
Tuhan Allah mahaluhur
Hari dan malam Kauatur
Terang gelap bergiliran
Silih ganti berurutan
Senja hari yang mendekat
Melambangkan akhir hayat
Yang bagi umat beriman
Membuka keabadian
Kabulkanlah doa kami
Ya Allah Bapa surgawi
Bersama Putra dan RohMu
Sekarang serta selalu
Amin
DOA
Ya Allah, kerinduan umat manusia. Setiap tahun kami kau gembirakan dengan pesta rasulMu Filipus dan Yakobus.
Semoga berkat doa mereka kami mengambil bagian dalam sengsara dan kebangkitan PuteraMu yang tunggal serta diizinkan memandang wajahMu dalam kebahagiaan abadi.
Demi Yesus Kristus, PuteraMu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa.
Amin
MOM - MARY OUR MOTHER
Tak pernah sekali pun terdengar pernah terjadi di suatu waktu atau pun tempat bahwa Bunda Maria menolak mendengarkan doa anak-anaknya yang di bumi.
- St. Bernardus
A.
"Imago Dei - Citra Allah."
Itulah yang menjadi panggilan dasar kita seperti kata Yesus hari ini: "Barangsiapa melihat Aku, ia melihat Bapa." Bersama pesta St. Filipus dan St. Yakobus yang kita kenangkan hari ini, adapun beberapa sifat orang yang siap menjadi "citra Allah", antara lain:
1."Perantara":
Filipus mengantar Natanael untuk datang kepada Yesusdan Yakobus Alfeus juga sangat berjasa bagi Paulus, lebih-lebih pada awal pertobatannya. Ketika Paulus ditangkap di Yerusalem dan minta diadili di Roma, Yakobuslah yang menjadi perantara Paulus sampai ke Roma. Dengan kata lain: Kita juga diajak mengantar semakin banyak orang kepada Yesus.
2."Pembela":
Menurut Injil Yohanes, Filipus adalah orang ke-3 yang dipilih untuk mengikuti Yesus, setelah Andreas dan Simon Petrus (Yoh 1:35-44). Sementara itu, yang dimaksud Yakobus di sini adalah anak Alfeus dan bukan Yakobus anak Zebedeus, saudara Yohanes. Setelah Yesus wafat dan bangkit, Yakobus menjadi Uskup Yerusalem yang pertama dan oleh Paulus disebut sebagai soko guru Gereja (Gal 2:9). Mereka berdua sama-sama berani membela iman dan mati sebagai martir karena imannya, tidak takut sengsara dan berdukalara.
3."Pendoa":
Sebagai citra Allah, kita tidak hanya menjadi "man for others", tapi juga "man of god"/"man of prayer". Seperti Filipus+Yakobus yang berdoa bersama kita, kita juga diajak untuk selalu saling mendoakan dan menguatkan setiap harinya.
"Dari Sudan ke Matraman - Jadilah teladan dalam iman."
B.
Tradisi Jumat Pertama:
Selayang Pandang.
Ada hubungan yang erat antara Devosi kepada Hati Kudus Yesus dengan Misa Jumat Pertama, karena Misa Jumat Pertama merupakan salah satu bentuk Devosi kepada Hati Kudus Yesus.
1. Sejarah Devosi kepada Hati Kudus Yesus:
Devosi berfokus kepada Hati Yesus yang maha kudus yang melambangkan kasih Kristus yang menebus dosa manusia.
Walaupun tradisi mengatakan bahwa praktek devosi ini telah dimulai sekitar tahun 1000, atau pada jaman St. Anselmus dan St. Bernard (1050-1150) dan juga telah dianjurkan oleh banyak orang kudus di abad pertengahan, seperti St. Albertus Agung, St. Catherine dari Siena, St. Fransiskus dari Sales, dan juga para Benediktin, Dominikan dan Carthusian; namun Santa yang paling sering diasosiasikan dengan devosi Hati Kudus Yesus adalah St. Margaret Mary Alacoque (1647-1690).
St. Margaret memperoleh wahyu pribadi dari Tuhan Yesus yang menghendaki perayaan liturgis Hati Kudus Yesus dan praktek mempersembahkan silih (reparation) terhadap dosa- dosa yang dilakukan terhadap Sakramen Maha Kudus, pada setiap hari Jumat pertama dalam setiap bulan.
Pada tahun 1856 Paus Pius IX menetapkan Pesta (perayaan liturgis) Hati Kudus Yesus. Pada tahun 1928 Paus Pius XI mengeluarkan surat ensiklik Miserentissimus Redemptortentang silih kepada Hati Kudus Yesus; sedangkan tahun 1956 Paus Pius XII mengeluarkan surat ensiklik tentang Haurietis aquas, tentang devosi kepada Hati Kudus Yesus.
Devosi umumnya dilakukan menjelang perayaan Pesta Hati Kudus Yesus yang jatuh pada hari Minggu kedua setelah hari raya Pentakosta. Kemudian, devosi kepada Hati Kudus Yesus ini diadakan setiap bulan, yaitu pada hari Jumat pertama.
2. Pengantar kepada devosi Hati Kudus Yesus.
Kasih kepada Yesus Kristuslah yang seharusnya menjadi dasar devosi dari umat Katolik. Kurangnya devosi kepada Hati Kudus Yesus menjadi sebab bagi jatuhnya seseorang kepada dosa yang serius, sebab ia tidak memberikan perhatian yang cukup dan tidak cukup terdorong untuk mempunyai kasih kepada Kristus, padahal kasih inilah yang mempersatukan jiwa manusia dengan Tuhan.
Kita tidak akan sungguh dibentuk menjadi gambaran Tuhan, atau bahkan menginginkan untuk dibentuk menjadi serupa dengan-Nya, jika kita tidak merenungkan kasih yang telah ditunjukkan oleh Kristus.
Untuk maksud inilah maka Tuhan Yesus menyatakan kehendak-Nya kepada St. Margaret Mary Alacoque, agar devosi dan perayaan Hati Kudus Yesus diadakan dan disebarluaskan di Gereja. Melalui devosi ini yaitu melalui adorasi dan doa, umat beriman membuat silih bagi segala luka yang diterima oleh Hati Kudus Yesus karena umat manusia yang tidak berterimakasih dan menghina Sakramen Maha Kudus.
“Lihatlah Hati itu”, seperti yang dikatakan oleh Yesus kepada St. Margaret, “yang telah mengasihi umat manusia dan memberikan segala- galanya kepada mereka, bahkan menyerahkan dirinya sediri sebagai jaminan kasih-Nya, tetapi menerima dari sebagian besar umat manusia, bukan balasan kasih, melainkan rasa tidak berterimakasih, dan penghinaan kepada Sakramen Kasih.”
Maka devosi Hati Kudus tidak lain adalah ekspresi kasih kepada Penyelamat kita. Obyek dari devosi ini adalah Hati Yesus yang menyala oleh karena kasih kepada semua umat manusia.
3. Hari Jumat Pertama.
Adalah menjadi kerinduan Tuhan Yesus, seperti yang dinyatakan kepada St. Margaret, bahwa setiap hari Jumat pertama setiap bulan dikhususkan untuk devosi dan adorasi kepada Hati Kudus Yesus.
Untuk mempersiapkannya, adalah baik jika pada malam sebelumnya kita membaca tentang devosi ini, atau Jalan Salib/ Kisah sengsara Tuhan Yesus dan untuk mengunjungi Sakramen Maha Kudus.
Pada hari Jumat tersebut, begitu bangun tidur, kita mempersembahkan diri kita dan meng-konsekrasikan, seluruh pikiran, perkataan dan perbuatan kita kepada Tuhan Yesus, agar Hati Kudus-Nya dapat dihormati dan dimuliakan. Kita mengunjungi gereja, berlutut di hadapan-Nya yang hadir di tabernakel, agar kita dapat membangkitkan di dalam jiwa kita rasa duka cita (deep sorrow) atas begitu banyaknya penghinaan/ perlawanan yang ditujukan kepada Hati Kudus-Nya di dalam Sakramen Maha Kudus, [dan kemudian mengikuti Misa Kudus].
Tidaklah sulit untuk melakukan hal ini jika kita memiliki sedikit saja kasih kepada Kristus. Jika kita menjadi suam- suam kuku, mari mengingat kembali begitu banyaknya alasan yang kita miliki untuk memberikan hati kita kepada Kristus.
Setelah itu, kita harus mengakui segala kesalahan kita atas kekurangan hormat kita di dalam hadirat Allah dalam Sakramen Maha Kudus, atau melalui kelalaian kita untuk mengunjungi dan menerima Dia di dalam Komuni kudus.
Komuni pada hari itu dipersembahkan untuk membuat silih terhadap segala bentuk penghinaan yang diterima Kristus dalam Sakramen Maha Kudus, dan semangat kasih yang sama harus menghidupkan segala tindakan kita sepanjang hari.
Meskipun devosi ini diadakan sekali sebulan (pada hari Jumat Pertama) namun latihan- latihan rohani ini tidak terbatas hanya sebulan sekali pada hari itu. Yesus layak dihormati setiap saat. Dengan demikian mereka yang terhalang untuk merayakan devosi Hati Kudus Yesus pada hari Jumat pertama, dapat melakukannya pada hari- hari lainnya pada bulan itu.
Pastinya, mengikuti Misa Jumat Pertama setiap bulan merupakan bagian dari devosi kepada Hati Kudus Yesus, seperti yang telah diajarkan oleh banyak orang kudus, terutama St. Margaret Mary Alacoque (1647-1690). Betapapun baiknya mengikuti Misa Jumat Pertama, namun Gereja tidak pernah mensejajarkan Misa Jumat Pertama dengan Misa Hari Minggu yang merupakan peringatan hari Kebangkitan Yesus yang merupakan puncak iman Kristiani.
Indahnya, hari Jumat sebagai peringatan sengsara dan wafat Yesus ditandai dengan pantang, sebagai tanda pertobatan.
Kitab Hukum Kanonik 1983 mengatakan:
Kan. 1250
Hari dan waktu tobat dalam seluruh Gereja ialahsetiap hari Jumat sepanjang tahun, dan juga masa prapaskah.
Kan. 1251
Pantang makan daging atau makanan lain menurut ketentuan Konferensi para Uskup hendaknya dilakukan setiap hari Jumat sepanjang tahun, kecuali hari Jumat itu kebetulan jatuh pada salah satu hari yang terhitung hari raya; sedangkan pantang dan puasa hendaknya dilakukan pada hari Rabu Abu dan pada hari Jumat Agung, memperingati Sengsara dan Wafat Tuhan Kita Yesus Kristus.
==
C O R D I C O L E
Terjemahan bebas ‘Cordicole‘ adalah penyembah hati; dan ‘Cordilatria‘, penyembahan hati. Maka nampaknya istilah ini kemungkinan berkaitan dengan istilah yang diberikan oleh sekelompok orang kepada umat Katolik yang berdevosi kepada Hati Kudus Yesus.
Nampaknya istilah ini berkonotasi negatif, sebab sepengetahuan saya Gereja Katolik tidak pernah menggunakan istilah tersebut untuk menjelaskan devosi kepada Hati Kudus Yesus, sebab latria (penyembahan) itu sendiri hanya diberikan kepada Tuhan.
Jika dikatakan ‘cordilatria‘, ada kesan bahwa seolah- olah yang disembah adalah hati, dan bukan Tuhan, dan tentu ini tidak cocok dengan inti devosi kepada Hati Kudus Yesus.
Disinilah letak kontroversinya. Sebab sesungguhnya, devosi kepada Hati Kudus Yesus tersebut tidak terlepas dari devosi dan penyembahan kepada Yesus yang adalah Tuhan itu sendiri. Sebab Hati Kudus Yesus tidak pernah berdiri sendiri, namun selalu ada di dalam diri Yesus Kristus. Hati itu hanyalah sebagai lambang kasih Kristus yang menyala bagi umat manusia.
Penekanan tentang kasih Tuhan tersebut menjadi penting pada masa devosi tersebut diajarkan sendiri oleh Kristus kepada St. Margaret Mary Alacoque, karena saat itu (abad ke 16) berkembangnya aliran sesat Jansenism, yang tidak mengajarkan tentang kasih Allah dengan benar.
Jansenism mengajarkan tentang predestinasi yang sempit (Tuhan memberikan rahmat tidak kepada semua orang, namun hanya kepada orang- orang tertentu saja yang ditakdirkan untuk diselamatkan) dan manusia yang menerima rahmat Allah ini, tidak dapat menolaknya. Ini tidak sesuai dengan hakekat kasih Allah yang bersifat universal/ tidak pilih kasih (karena Allah adalah kasih (1 Yoh 4:8)), dan bahwa kasih Allah sifatnya bebas dan tidak memaksa (bisa diterima atau ditolak oleh manusia).
Dengan perkataan lain, Allah memberikan rahmat kasih-Nya kepada semua orang, namun pada kenyataannya tidak semua orang bekerjasama dengan rahmat Allah itu. Sebab kenyataannya, Tuhan Yesus sudah memberikan rahmat kasih-Nya -yang dilambangkan dengan Hati Kudus-Nya- kepada semua orang, namun faktanya ada banyak orang yang menolak kasih-Nya itu.
Untuk itulah Kristus menghendaki agar mereka yang memilih untuk percaya dan menerima kasih-Nya untuk berdoa bagi mereka yang menolak kasih-Nya, dan mempersembahkan doa silih bagi mereka. Inilah sebenarnya yang antara lain disampaikan oleh Kristus dalam wahyu pribadi kepada St. Margaret Mary Alacoque.
Jadi penghormatan kepada Hati Kudus Yesus itu sama sekali tidak berdiri sendiri terlepas dari penghormatan kepada Kristus. Kristus menunjuk kepada Hati-Nya, karena Ia menghendaki agar pada saat kita menyembah-Nya, kita merenungkan kasih-Nya yang tak terkira itu (digambarkan dengan Hati-Nya yang menyala), yang meskipun sudah dicurahkan sehabis- habisnya, namun tetap saja ada banyak orang yang menolak kasih-Nya, dan ini membuat Hati-Nya terluka (digambarkan dengan tertusuknya Hati Kudus itu oleh untaian duri).
Dari ensiklik Haurietis Aquas in Gaudio, Paus Pius XII memberikan dua alasan dasar devosi kepada Hati Yesus yang mahakudus ( Haurietis Aquas no. 21 dan 22) :
1. Dari prinsip dasar bahwa Hati Yesus merupakan bagian yang paling mulia dari sifatNya sebagai manusia, yang bersatu secara hypostatis dalam pribadi sang Sabda Allah. Hati kudus Yesus merupakan tanda cinta kasih yang amat besar dalam kemanusiaan Yesus Kristus. Oleh karena itu menghormatan kepada Hati Yesus sama setaranya dengan pribadi Putera Allah yang berinkarnasi sebagai manusia, sebagaimana dalam credo (dari konsili Efesus dan Konstantinopel II).
2. Berkaitan dengan hati sebagai tempat dan simbol cinta kasih Allah yang begitu besar kepada manusia. Paus Leo XIII, dalam Ensikliknya “Annum Sacrum”, 1899, berkata : "Hati Kudus Yesus merupakan simbol dan gambaran nyata dari cinta kasih Kristus Yesus yang tak terbatas, cinta yang mendorong kita untuk saling mencintai satu sama lain."
C.
Kutipan Teks Misa.
Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam Kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus dari Nazaret. (St. Filipus)
Antifon Pembuka
Merekalah orang-orang suci, yang dipilih Tuhan dalam cinta kasih besar, dan dimahkotai dengan kemuliaan abadi. Alleluya.
These are the holy men whom the Lord chose in his own perfect love; to them he gave eternal glory, alleluia.
Pada misa ini ada Madah Kemuliaan, tanpa Syahadat
Doa Pembuka
Allah Bapa, kerinduan umat manusia, Engkau telah memperkenankan kami bergembira merayakan Pesta rasul-Mu Filipus dan Yakobus. Kami percaya akan bantuan doa mereka. Maka kami mohon semoga kami Kauperkenankan bersama mereka ikut serta dalam sengsara dan kebangkitan Putra-Mu dan pada suatu ketika memandang wajah-Mu dalam kebahagiaan abadi. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:1-8)
"Tuhan menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul."
Saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu akan Injil yang aku beritakan kepadamu dan telah kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, sebagaimana kuberitakan kepadamu; - kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya. – Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, yakni bahwa Kristus telah wafat karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah dimakamkan, dan pada hari yang ketiga telah dibangkitkan sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas, dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, lalu kepada semua rasul. Dan yang paling akhir Ia menampakkan diri juga kepadaku, seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, re = b, 4/4, PS 834
Ref. Nama Tuhan hendak kuwartakan di tengah umat kumuliakan.
Ayat. (Mzm 19:2-3.4-5; R: 5a)
1. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan karya tangan-Nya; hari yang satu mengisahkan kepada hari yang lain, dan malam yang satu menyampaikan pengetahuannya kepada malam berikut.
2. Meskipun tidak berbicara, dan tidak memperdengarkan suara, namun di seluruh bumi bergaunglah gemanya, dan amanat mereka sampai ke ujung bumi.
Bait Pengantar Injil, do = d, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 14:6)
Akulah jalan, kebenaran, dan hidup. Tak seorang pun dapat datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (14:6-14)
"Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, namun engkau tidak mengenal Aku!"
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada Tomas, “Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia, dan kamu telah melihat Dia.” Kata Filipus kepada Yesus, “Tuhan, tunjukkanlah Bapa kepada kami, dan itu sudah cukup bagi kami.” Kata Yesus kepadanya, “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata ‘Tunjukkanlah Bapa kepada kami?’ Tidak percayakah engkau bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya, barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa pun yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Antifon Komuni (Bdk. Yoh 14: 8-9)
"Tuhan Yesus, tunjukkanlah Bapa kepada kami, maka puaslah kami."
"Filipus, orang yang telah melihat Aku, telah melihat Bapa." Alleluya.
Lord, show us the Father, and that will be enough for us. Whoever has seen me, Philip, has seen the Father also, alleluia.
Doa Malam
Ya Tuhan, bimbinglah aku agar tetap setia kepada-Mu sehingga aku beroleh hidup yang kekal. Tuhan, aku bersyukur kepada-Mu atas imanku ini. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar