Ads 468x60px

Minggu, 13 Jan 2013


HR.Pembaptisan Tuhan
Yes 40:1-5.9-11; Tit 2:11-14.3:4-7; Luk 3:15-16.21-22
"Kau Anak yg Kukasihi, kpdMulah Aku brkenan" (Luk 3:22)

“Vidi aquam - Aku melihat air!” Inilah judul s
ebuah lagu yang banyak dipakai dalam baptisan. Ia selalu identik dengan air dan ada macam-macam air: Air susu lambang kasih sayang. Air anggur lambang sukacita. Air mancur lambang keindahan. Air mata lambang derita. Air tuak lambang pesta. Air keringat lambang kerja keras dan air terjun lambang keteduhan.

Bicara soal air, s
aya ingat sebuah rumah retret di selatan Jakarta, “Civita Youth Camp”. Civita=“Air Hidup” (Bhs Sunda:Ci:Air, Bhs Lat:Vita:Hidup). Yesus adalah “Civita", dengan 3 ciri dasar seperti yang saya tulis dalam buku "Mimbar Altar" (Kanisius), al: 


1.Cinta: Air selalu mencintai: Ia punya ”caritas/kasih”. Ia selalu mau kasih dan memberikan diri:“sukarela dan bukan sukar rela”. Ia boleh diambil untuk apa saja dan siapa saja: Ia bisa dipakai untuk isi aquarium ikan mas koki, untuk mencuci baju, piring, gelas juga untuk mencuci kaki di pinggir kali. Dengan cintanya: yang kotor dbersihkan yang haus disegarkan yang bau dijernihkan. Bukankah nasehat terakhirNya adalah “kasihilah seorang akan yg lain?” (Yoh 15:9-17).

2.Vital: Ia punya ”vitalitas/s
emangat”. Lihat tubuh kita, ada banyak air! Kita minum-mandi-cuci muka-sikat gigi-kramas dll dengan air. Seorang filsuf Yunani kuno, Thales menyatakan bahwa semua berasal dari air karena semua makhluk hidup mempunyai kandungan air. Bukankah mukjizat terakhirNya adalah menghidupkan Lazarus yang sudah meninggal? (Yoh 11:1-44).

3.Taat: Ia punya “humilitas/k
erendahan hati”. Ia mau selalu taat: Diisi dalam botol, ia ambil bentuk menjadi botol, dialirkan ke dalam pipa-ia ambil bentuk jadi pipa. Ia jug selalu mengalir ke yang lebih rendah. Ia mau “turun dan membumi”: sudi ngantri bersama dengan pendosa-pendosa dan tinggal bersama dengan murid-murid yang adalah nelayan sederhana. Ia juga dinyatakan sebagai “yang terkasih dan yang berkenan” karena Ia selalu rendah hati dan taat pada rencana Allah. Bukankah salah satu wasiat terakhirnya di atas salib adalah “ke dalam tanganMu kuserahkan nyawaKu?” (Luk 23:46). Maukah kita belajar menjadi “civita”, yang mempunyai caritas, vitalitas dan humilitas?

“Cari sikat buat sobat
 - jadilah berkat jgn berlambat”.
Tuhan memb
erkati + Bunda merestui.
Fiat Lux! (@RomoJostKokoh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar