Ibr
10:11-18; Mrk 4:1-20
"In omnibus quaraent Dei - Dalam segala menemukan Tuhan.” Lewat perumpamaan tentang penabur, Yesus mengajak kita untuk menemukan Tuhan secara kontekstual. Adapun perumpamaan tentang penabur adalah perumpamaan pertama dalam Injil tertua, Markus. murid Yesus. Tiga matra pokoknya, al:
"In omnibus quaraent Dei - Dalam segala menemukan Tuhan.” Lewat perumpamaan tentang penabur, Yesus mengajak kita untuk menemukan Tuhan secara kontekstual. Adapun perumpamaan tentang penabur adalah perumpamaan pertama dalam Injil tertua, Markus. murid Yesus. Tiga matra pokoknya, al:
1.Penabur: Allah sang
penabur, selalu setia dan bermurah hati menaburkan kasihNya kepada setiap
orang. Ia selalu berinisiatif menawarkan rahmatNya.
2.Benih: Sabda Tuhan
yang penuh kasih dan kedamaian adalah seumpama benih ("semen"), yang
pada awalnya cuma keci, biasa dan sederhana. Tapi ternyata, kalau
tekun dirawat dan selalu diperHATIkan, benih kecil itu akan menjadi besar dan
berbuah banyak.
3."Tanah":
Manusia memiliki “tanah”, yakni “hati” sebagai alas/dasar pusat kehendak
pikiran dan tindakannya. Ada macam-macam konteks “tanah” pada
baaan injil ini: di pinggir jalan (hati yang tertutup karena
hiruk-pikuk dan riuh/ruwet renteng dunia); berbatu-batu (hati yang keras karena
imannya dangkal/tdk mendalam dan dan tidak berdaya tahan); di tengah semak duri
(hati yang penuh konflik krn terhimpit olejh aneka kepentingan dan kelekatan
duniawi). Tiga jenis “tanah” ini membuat iman kita terpisah dari hidup harian,
sehingga kerap merasa tidak bermasalah dengan iman, asalkan masih sempat
memaksa diri ke gereja pada hari Minggu kendati harus mengumpat mendengarkan
kotbah yang tak menyentuh.
Disinilah, dimunculkan
juga jenis tanah yang baik, sebuah gambaran hati yg subur: seperti yang saya
tulis pada buku “3 Bulan 5Bintang 7 Matahari” (Kanisius), yang “berakar” pada
pengalaman kasih Allah, yang “bertumbuh” dalam semangat persaudaraan, kerjasama
dan dialog dengan semua orang dan yang “berbuah” dalam karya dan pelayanan
kasih. Yang pasti: Bukankah tolak ukur kemajuan hidup menggereja tidak hanya
dilihat dari menjamurnya aneka kegiatan kultis+devosional liturgis, tp juga
bagaimana Grj bs menghadirkan Kerajaan Allah di tengah dunia scr nyata?
”Nosce te ipsum!
Kenalilah dirimu sendiri.
“Naik dokar dari
Payakumbuh sampai Pasar Buah-
Mari berakar – bertumbuh
dan terus berbuah.
Tuhan membrkati+Bunda
mrestui.
Fiat Lux!
Fiat Lux!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar