Ads 468x60px

Selasa 13 Agust 2013

“Introibo ad Altare Dei.”
Ul 31:1-8; Mat 18:1-5.10.12-14

“Introibo ad Altare Dei – Aku hendak naik ke altar Tuhan”. Bersama bangsa Israel yang hendak memasuki tanah terjanji dan para murid yang hendak menjadi yang terbesar, kitapun juga diajak untuk masuk ke “tanah terjanji” dan menjadi yang “terbesar” dengan melayakkan diri naik ke altar Tuhan. 

Adapun tiga semangat dasar supaya kita bisa menjadi yang
“terbesar” dan “terberkati” untuk layak naik ke altar Tuhan, al:

1. Semangat perjuangan: 
Inilah pesan Musa kepada Yosua dan seluruh bangsa Israel: "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau. Janganlah takut dan janganlah patah hati." Musa mengajak kita untuk terus berjuang di tengah kegalauan hidup dan masa depan kita karena yakin bahwa Tuhan menjadi Imanuel, selalu menyertai kita bahkan Ketika Tuhan mengambil sesuatu dari genggaman, Dia tak menghukum kita, Dia hanya membuka tangan kita untuk menerima yg lebih baik. Yang pasti, bukankah ada tiga hal penting yang harus diperjuangkan untuk keselamatan kita, yaitu: mengetahui apa yang harus diyakini, yang diinginkan, dan yang harus dilakukan, sudahkah kita memperjuangkannya? 

2. Semangat pertobatan:
Pertobatan (Yun: metanoia, berbalik) adalah kata lain untuk berkembang dan belajar menjadi lebih baik. Dan, kita semua mampu melakukannya jika berkehendak dan bertindak. Artinya: pertobatan perlu pengejawantahan. Ketika para murid bertanya: ”Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?” Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: ”Aku berkata kepadamu, se-sungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Jelaslah bahwa Ia ajak kita untuk bertobat dan mau rendah hati ikut menderita dan memikul salib, karena penderitaan tanpa cinta adalah penderitaan, sebaliknya penderitaan dengan cinta adalah pengorbanan. Inilah buah dari semangat pertobatan, yakni berani berkorban.

3. Semangat pelayanan:
“Barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.” Yesus ajak kita untuk merendahkan hati dalam segenap karya dan warta pelayanan kita. Salah satu indikasi semangat pelayanan yang rendah hati adalah kita mau menyapa mereka yang hilang secara nyata dan sejati bukan hanya basa basi dan bukan hanya di kata-kata saja, karena Gereja jelas bukanlah pabrik kata kata, Gereja juga bukanlah melulu "museum" para kudus tapi sekaligus "rumah sakit" buat para pendosa. Yang pasti: berikan budimu untuk mengilhami, lebarkan tanganmu untuk melayani dan bukakan hatimu untuk mencintai.

"Makan bakut di Kerajaan Kutai - Jangan takut karena Tuhan menyertai."
Tuhan memberkati dan Bunda merestui.
Fiat Lux!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar