Ads 468x60px

Ora et Labora = Berdoa dan Bekerja

Yes 49:8-15;Mzm 145;Yoh 5:17-30
Yesus terus bekerja tanpa banyak alasan karena nada dasar kerjanya adalah kasih. Adapun Yesus berkata: “BapaKu bekerja sampai sekarang, maka aku pun bekerja juga”.
Perkataan ini menimbulkan pertentangan dengan orang Yahudi karena beberapa alasan:
A.Yesus meniadakan hari sabat.
B.Yesus memanggil Allah sebagai Bapa sehingga Ia di-cap "penghojat Allah".
Kedua hal ini membuat orang Yahudi marah dan mau membunuh Yesus. Apa tanggapan Yesus?
Ia mengatakan bahwa apa yang Ia lakukan dalam hal ini perbuatan kasih dan keselamatan bagi manusia adalah pekerjaan Bapa. Ia sendiri melihat Bapa mengerjakannya maka Ia pun mengerjakan hal yang sama: kerja kerja dan kerja. Dkl: Yesus menjadi orang yang bermental “sijabat”, siap kerja dan bersahabat.
Dalam Katekismus Gereja Katolik dikatakan:
“Karya manusia adalah tindakan langsung dari manusia yang diciptakan menurut Citra Allah.
Manusia dipanggil untuk bersama-sama melanjutkan karya penciptaan (Kej 1:28).
Jadi pekerjaan adalah sebuah tugas dan panggilan bagi manusia (2Tes 3:10).
Nah, sebagai murid Kristus, kita jelas dipanggil untuk terus bekerja bersama Kristus.
Pekerjaan sekecil apapun dapat menjadi sarana pengudusan dan dapat meresapi kenyataan duniawi dengan semangat Kristus”. (KGK 2427).
Maka, pilihlah kerjamu dan kerjakanlah pilihanmu karna “Bapaku bekerja sampai saat ini dan aku pun bekerja juga”. Tuhan saja terus bekerja mengapa kita malahan bermalas-malasan?
"Dari Koja ke Kalimati - Mari bekerja sepenuh hati."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)

NB:

1.“Via dolorosa - Jalan dukacita.”
Yer. 31:31-34;
Mzm. 51:3-4,12-13,14-15;
Ibr. 5:7-9;
Yoh. 12:20-33
Inilah jalan iman bahwa penderitaan mendahului kemuliaan, kasih Allah yang mulia mewujud melalui salib yang hina. Yesus sendiri berbicara tentang kematian-Nya sebagai suatu kemuliaan abadi dan bukan sebagai tragedi. Dia mengajarkan bahwa jalan mencapai keberhasilan adalah melalui "via dolorosa" (Yoh 12:24) dengan 3 pilar "PKI" al:
A.Prioritas:
Kita diajak untuk "membenci diri sendiri", dimana hal-hal sorgawi jauh lebih penting daripada hal-hal duniawi. Kita akan memperoleh "hidup kekal" karena kita tidak begitu mengindahkan dunia ini dan kita bersedia mengorbankannya semata-mata demi Tuhan (Mat 16:24-25; Mrk 8:34-35).
B.Kualitas:
Beriman pada Yesus secara berkualitas berarti komitmen pribadi untuk mengikutiNya, menaati semua ajaranNya serta berada bersamaNya dengan pola “sangkuli”: – SANGkal diri, piKUL salib dan Ikuti Tuhan” (Mrk 8:34).
C.Integritas:
Iman kita menjadi integral, utuh dan penuh melalui salib dan kebangkitan Kristus walaupun de facto banyak orang yang masih tidak menyukai "salib" karna godaan Iblis (Yoh 14:30; 16:11; 2Kor 4:4; Ef 2) dengan aneka ria tawaran duniawi.
Oleh karena itulah "persahabatan" atau kelekatan tak teratur dengan dunia adalah "permusuhan dengan Allah" (Yak 4:4; 1Yoh 2:15-16). Sebaliknya, orang yang memiliki integritas iman akan memperoleh upah yakni "persahabatan" dengan Allah dan hidup mulia bersama denganNya.
Peter Claver pernah berkata: "Agar dapat melakukan kehendak Tuhan, seseorang harus menganggap rendah dirinya sendiri: seseorang yang makin "mati" bagi dirinya sendiri akan makin "hidup" dalam kehendak Tuhan."
"Dari Korintus ke Kramat Jati - Ikutilah Kristus sepenuh hati."

2."Via Veritas Vita - Jalan Kebenaran Hidup".
Yeh 47:1-9, 12;
Mzm 46;
Yoh 5:1-3a, 5-16
Inilah salah satu gelar Yesus (Yoh 14:6) yang juga menjadi salah satu judul buku saya. Yesus sendiri hadir sebagai "via veritas vita" ketika bertemu dengan seorang yang sudah lumpuh selama 38 tahun.
Ia memberikan jalan kebenaran dan hidup ketika berkenan menyapa dan menyembuhkannya:
"bangun- angkat tilammu-berjalanlah dan jangan berbuat dosa lagi."
Alkitab mengajarkan bahwa ada tiga poros iman dan kesembuhan, al:
iman dari penderita (Mat 9:27-29),
iman orang lain untuk si penderita (Mat 8:5-10/Yoh 17:15-20/Yak 5:14-16);
dan iman dari seseorang yang diurapi untuk menyembuhkan (1Kor 12:9).
De facto, mukjizat ini dibuat Yesus pada hari Sabat padahal ahli-ahli Taurat melarang orang bekerja pada hari Sabat karena dikhususkan buat Tuhan. Anehnya, Yesus yang menyembuhkan dan orang lumpuh yang mengangkat tilam malahan dianggap "bekerja" dan melanggar hari Sabat.
Tentu, Yesus tahu peraturan Sabat tapi Yesus ingin mengungkapkan bahwa para ahli taurat telah kehilangan tujuan utama diadakannya Sabat. Mereka tidak peka lagi untuk menyaksikan dan mengalami karya Allah karena hatinya penuh kesombongan serta tertutup pada jalan kebenaran dan hidup yang sejati.
Bagaimana dengan kita?
"Dari Efesus ke Miami - Tuhan Yesus sembuhkan kami."


Tidak ada komentar:

Posting Komentar