Ads 468x60px

Kamis, 6 April 2017


Hari Biasa Pekan V Prapaskah
Kejadian 17:3-9
Mzm 105:4-5.6-7.8-9
Yohanes 8:51-59
"Lux aeterna - Cahaya abadi.”
Inilah janji suci Tuhan: "Barangsiapa mentaati firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut selama-lamanya". Adapun 5 pahlawan iman yg mjd “cahaya abadi” Israel, antara lain: Musa/hakim terbesar; Daud/raja terbesar; Elia/nabi terbesar di Kitab Suci Perjanjian Lama; Daniel/negarawan agung; Salomo/raja dan filsuf-orang bijak terbesar di Kitab Suci Perjanjian Lama.
Namun ke-5 "cahaya iman" di atas adalah nomor dua setelah Abraham. Semua orang Yahudi mengakui bahwa Abraham adalah “founding father”, leluhur bangsa yang bercahaya dan menerima janji suci Allah.
Mengacu pd bacaan hari ini, Abraham (Ibr: “bapak yang terpuji”) adalah bapak orang beriman (Kej 17:5) dengan 3 sikap dasar “T-R-I”, antara lain:
1. Taat pada Tuhan:
Ketika Ia dipanggil untuk ”pergi” - ia langsung berangkat ke negeri yang jauh dan yang akan menjadi milik pusakanya meski ia tidak mengetahui tempat yang ditujunya.
2. Rela berkorban:
Tatkala dicobai untuk mempersembahkan Ishak di Gunung Moria, ia rela "menyembelih" anak tunggal yang amat dicintainya ini sebagai "korban" semata-mata bagi kemuliaan Allah.
3. Iman yg mendalam:
Alkitab menyatakan dia sebagai "sahabat Allah", suatu gelar yang khas dan tidak diberikan kepada orang lain karena imannya yang sangat mendalam. Adapun tiga buah iman Abraham seperti yang saya tulis dalam buku “3 Bintang 5 Bulan 7 Matahari” (RJK, Kanisius), yakni:
- “Ia menjadi bangsa yang besar" / Ia dan keturunannya tidak hanya besar dalam bidang rohani tapi juga perkara ekonomi-budaya dan politik sekular (Bdk: populasi Yahudi sudah puluhan juta dan tersebar di seantero dunia, "World Almanac dan Book of Fact");
- “Ia diberkati dalam hal rohani dan jasmani-ternak-perak dan emas”;
- “Ia termasyhur": Ia dihormati oleh orang Yahudi-Arab dan Kristen sebagai “bapak rohani-bapak monoteisme dunia”.
Satu hal yang pasti, dari Abraham muncullah garis keturunan yang mencapai puncaknya di dalam “Kristus” yang rela datang sebagai “Yesus” dan bukankah hari ini, Yesus jelas mengatakan bahwa Ia telah ada jauh sebelum Abraham ada? Dengan kata lain: Yesus-lah sang “Apha et Omega-Awal dan Akhir” segala sesuatu, "prima causa - penyebab pertama", "Bapa dari Abraham dan Tuhan Allah bagi kita semua.
“Burung pohan burung merpati - Bersama Tuhan, iman kita akan makin sepenuh hati”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
"Alpha et omega - Awal dan akhir."
Inilah salah satu gelar untuk Kristus seperti yang dinyatakan pada malam paskah: "Kristus dahulu dan sekarang, awal dan akhir, alfa dan omega, milikNyalah segala masa dan segala abad. KepadaNyalah kemuliaan dan kekuasaan sepanjang segala masa".
Melalui Yesus yang adalah Awal dan Akhir, kita dijanjikan sebuah keselamatan dimana janjinya adalah kesetiaan yang sebenarnya memiliki 3 makna dasar, antara lain:
A."Setia = Faithful" (Bhs Inggris) yang dibentuk dari kata dasar “faith/iman”. Dengan kata : kesetiaan terkait-paut dan terjalin-erat dengan dimensi iman. Kesetiaan mengindikasikan kualitas hidup kita sebagai orang beriman yang berkomitmen.
B."Setia= “SElalu Taat dan Ingat Allah.” Kata “selalu” mengandaikan kontinuitas/konsistensi: sama di setiap tempat dan setiap saat: entah suka/duka, pahit/manis, untung/malang, sehat/sakit. Kata "taat" menandakan sebuah sikap merendah/patuh dimana pada waktu sukar, ia terus patuh dengan pelbagai perintah ilahi. Dan, kata "ingat" mengajak kita untuk tetap berharap, bila keadaan dan segala sesuatu tidak menguntungkan/tidak mendatangkan hasil, kita tetap ingat pada janji Tuhan: “Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan, bersukaria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.” (Habakuk 3: 17).
C."Setia = Sifat ilahi". Dalam bahasa pemazmur: “Tuhan adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia.” (Maz 103:8). Disinilah kita diajarkan bahwa: "tujuan hidup adalah melakoni hidup dengan tujuan/the purpose of life is to live a life of purpose." Dalam bhs Bunda Teresa: “kita tidak dipanggil melulu untuk sukses tapi untuk setia.” Siapkah?
"Dari Patavia ke Tarsus - Orang setia disayang Tuhan Yesus."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar