Ads 468x60px

Berdoalah Untukku


HIK: HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI
HARAPAN IMAN KASIH
"Berdoalah untukku!“
Kata-kata ini diucapkan Paus Fransiskus dan ditujukan kepada kaum beriman yang menyaksikan pemilihannya di depan Kathedral Santo Petrus di Roma. Sejak itu dan sampai sekarang, Paus selalu mengulangi permintaan ini: "Berdoalah untukku!“
"Dan sekarang saya ingin memberikan berkat, tetapi sebelumnya saya mempunyai sebuah permintaan. Sebelum Uskup memberkati umatnya, saya mohon, saudara meminta kepada Tuhan, agar Dia memberkati saya: Doa dari umat untuk memohon berkat bagi uskupnya. Berdoalah untuk saya! Panjatkanlah doa bagi saya dengan hening.“ (Kata-kata Paus Fransiskus pada tanggal 13 Maret 2013, saat beliau dipilih sebagai Paus).
Di lain matra, Kardinal Sin, mantan Uskup Agung Manila pernah menyelenggarakan secara terbuka aksi doa "people's power", yang kemudian dikenal dengan nama "Prayer Rally". Pada tahun 1986, ada sekitar dua juta penduduk Filipina turun ke jalan sambil berdoa rosario dan membawa mawar. Mereka berdoa demi berakhirnya pemerintahan diktator dari Presiden Marcos, yang kemudian berakhir secara damai.
"Prayer Rally" ini menjadi contoh untuk berdoa bagi Bapa Suci Paus Fransiskus dan para gembala kita. Dengan inisiatif doa ini, kita bersama para umat yang lain ingin menolongnya, agar bisa mengemban misinya untuk gereja dan dunia dengan baik, karena sebaik-baiknya seorang pribadi, toh masih ada sekelompok orang yang tidak menyukainya, dengan pelbagai alasan.
Adapun, sehari setelah terpilih, Paus Fransiskus mengujungi Basilika Santa Maria Maggiore dan mempersembahkan tugas kepausannya kepada Bunda Allah.
Tanggal 5 Juli 2013, Paus mempersembahkan Kota Vatikan kepada Malaikat Agung Mikhael dan Santo Yosef. Paus memohon perlindungan dan pertolongan mereka.
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)

NB:
Beberapa tahun lalu saya menerima "Surat terbuka kepada Paus Fransiskus“ tulisan Dr Kelly Bowring, seorang doktor teologi di Amerika Serikat, yang menyerang Paus Fransiskus sebagai “selundupan setan“.
Yang mencolok adalah bahasa keras dari Dr Kelly Bowring. Saya kutip: "Apa Anda nabi palsu penuh bohong dan penipuan yang seperti diramalkan akan membawa Gereja ke perpecahan? Apa Anda sang anti-Yohanes Pembaptis dan pendahulu anti-kristus yang akan menjadi penguasa dunia?“ Wow, wow, wow!
Bowring tidak sendirian. Di Indonesia, misalnya, beredar "pesan harian" dari "Yesusmu" kepada seorang "puteri-Ku yang terkasih“ yang namanya MS. Namun, ternyata pesan-pesan itu berasal dari "MDM“, alias "Maria Divine Mercy", nama samaran seorang ibu anonim di Dublin, Irlandia.
Sejak lima tahun ini, hampir setiap hari ia mengirim "pesan“. Ia mengklaim pesan itu diterima “langsung” dari Tuhan Yesus atau Bunda Maria (hal itu sudah dinyatakan tak benar oleh Uskup Agung Dublin, Mgr Martin Diarmuid). Yang menarik: di pesan-pesan manis nan suci itu, ia sering menyembunyikan ‘tusukan’ terhadap Paus.
Lebih lanjut, Bowring menulis bahwa bisa saja seorang paus jatuh ke dalam kesesatan. Namun, andaikata Paus Fransiskus betul-betul sesat, masakan Paus Emeritus Benediktus XVI (seorang teolog kelas wahid), dan para kardinal "konservatif“ seperti Kardinal Meisner, Gerhard Müller, atau Burke (yang disebut-sebut kurang senang dengan kepemimpinan Fransiskus) tidak "menyadarkannya"? Toh kenyataannya mereka mengakui Bapa Suci. Paus Fransiskus justru mendapat dukungan antusias dari kebanyakan uskup dan kardinal.
Bowring seorang teolog. Mestinya ia tahu bahwa seorang paus bisa saja sesat, tetapi Gereja pasti tidak bisa. Yang sesat lalu yang mana? Ribuan uskup dan teolog yang setia mengikuti Paus dengan penuh semangat, atau seorang doktor teologi bernama Kelly Bowring?
Dalam surat terbuka, Bowring berulang-ulang memperingatkan Paus Fransiskus bahwa ia tidak dapat mengubah sedikit pun dari ajaran Gereja. Fransiskus pasti setuju. Masalahnya: Bowring menyembunyikan bahwa ajaran Gereja yang sama sekali tidak dapat diubah hanyalah Credo ("Aku Percaya“) dan dogma.
Bowring tidak memperhatikan bahwa ajaran Gereja harus lebih didalami dan dirumuskan dengan tepat. Di Konsili Firenze (1445), Gereja menegaskan bahwa "di luar Gereja tak ada keselamatan“. Namun dalam Konsili Vatikan II (1965) Gereja menyatakan bahwa orang yang tidak dibaptis juga dapat diselamatkan.
Yang dituduhkan Bowring kepada Paus adalah bahwa Fransiskus memakai "kedok belas kasihan palsu“, dan kurang tegas menolak hubungan seks bebas, hubungan homoseks, abortus, kontrasepsi. Ia juga menuding Paus ragu- ragu terhadap larangan menerima komuni bagi orang yang kawin lagi sesudah cerai, dan mau mengubah arti Ekaristi kudus.
Apa benar? Paus Fransiskus tak pernah membiarkan seks bebas atau abortus. Ia tak pernah mau mengubah arti Ekaristi. Ia tak pernah membenarkan hubungan homoseks, namun memang menolak menghakimi orang homoseks.
Yang betul: Paus Fransiskus mengajak para uskup di sinode yang baru saja berlangsung untuk mempertimbangkan dalam terang Roh Kudus apakah perlu dipertahankan bahwa orang Katolik yang kawin tak sah tidak boleh menyambut komuni untuk selamanya?
Fransiskus tidak mau mengubah ajaran Gereja. Ia menyadarkan kita bahwa Gereja hanya setia pada panggilannya kalau ia memancarkan belaskasihan Ilahi.
Di lain segi, mereka menganggap diri mereka sebagai kawanan kecil yang setia “di zaman akhir” (MDM), sementara sebagian besar umat bersama para pemimpin dianggap sudah sesat. Mereka menganggap diri lebih benar daripada 1,3 miliar umat Katolik yang bersatu dengan para uskup di bawah Paus.
Mari kita bersyukur bahwa Tuhan telah memberikan kita seorang Paus Fransiskus. Yesus tidak akan meninggalkan Gereja-Nya: "Pastores Dabo Vobis" - "Aku akan memberikan gembala gembala bagi kalian."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar