Ads 468x60px

Habis Gelap Terbitlah Aufklarung.



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
"Habis Gelap Terbitlah Aufklarung...."
YES SOLIDER, sibuk bersama
NO SOLITER, sibuk sendiri
Ditengah banyak arus kebohongan publik dari maraknya penggembosan KPK, skandal korupsi dan kongkalingkong anggota dewan dan pejabat pemerintahan sampai dana desa, kasus kriminalitas dari pembakaran, penutupan patung, skandal First Travel sampai pabrik hoax penuh muatan SARA dan aneka ria kabar bohong bernama SARACEN, tersadarkan kita bahwa benarlah ketika ruang dijajah oleh uang dan orang disamakan dengan barang maka kata kata kadang mudah menjadi dusta tanpa data dan fakta.
Bisa jadi, kita masuk disebuah era yang katanya "Post-Truth Society":
Sebuah era
ketika fakta dan konfirmasi maupun kenyataan komunal tidak lagi memiliki
pengaruh besar ketimbang kata dan emosi maupun keyakinan personal
Sebuah era
ketika yang faktual dan rasional itu “kalah” berpengaruh ketimbang yang non aktual dan emosional.
Sebuah era
ketika dengan gampangnya, orang-orang saat ini diprovokasi sehingga kerap lebih percaya kata dan propaganda (yang penuh akal bulus dan antipati) ketimbang fakta dan data (yang tulus dan sejati), asalkan mampu mengaduk emosi dan kepercayaan pribadi mereka.
Harapannya:
Jangan terbang bergoyang seperti seekor ayam
kalau kita mampu terbang tinggi melayang seperti seekor rajawali, yang punya jiwa dan punya nyali
Lihatlah Renaisans!!!!
(Aufklarung / Enlightenment / Pencerahan / Fajar Akal Budi ) dengan semangatnya "SAPERE AUDE" – “Beranilah Berpikir!” Semangat itulah yang kita butuhkan agar tidak terjebak pada dogmatisme agama melulu bersama dengan aneka HOAX dan gosip yang klise demi sebuah tahta dan harta belaka.
Renaisans atau Pencerahan sendiri adalah keadaan waktu manusia membebaskan diri dari "selbst verschuldeten unmundigkeit", ketidak-dewasaan atau ketergantungan kepada bimbingan orang lain ~ ketidak-dewasaan dan ketergantungan yang justru kita tumbuhkan sendiri dalam diri kita.
Dalam keadaan tak dewasa itu, manusia memang tetap punya akal budi, tapi ia tak punya tekad dan keberanian untuk menggunakannya. Untuk jadi matang dan mampu, sehingga kemerdekaan pun niscaya.
Dalam kata-kata Imanuel Kant: Untuk pencerahan ini, yang diperlukan hanya kemerdekaan. Artinya?
Secara ideal: Kemerdekaan untuk mempergunakan akal budi seseorang di publik. Tapi secara real: Saya dengar dari semua penjuru: "Jangan membantah!".
Sang Opsir berkata:
"Jangan membantah, berbaris saja!".
Sang petugas pajak berkata:
"Jangan membantah, bayar saja!".
Sang rohaniawan berkata:
"Jangan membantah, percaya saja!".
Dalam hal ini ada suatu saat ketika kita bisa saja menampik, memberontak terhadap titah, 'Jangan membantah, percaya saja!'
Dalam bahasa RA Kartini di penggalan buku hariannya: "Terkadang aku ingin tak pernah ada agama, sebab hal yang seharusnya menyatukan umat manusia ke dalam pesaudaraan bersama itu selama berabad-abad telah jadi satu sebab pergulatan, sengketa dan pertumpahan darah."
Lebih lanjut, gerak pencerahan, yang oleh seorang filsuf Jerman, Immanuel Kant ini ditandai dengan semboyan Sapere Aude!, yang dikutip dari Penyair Horatius di masa Romawi, pastilah menyemangati kita untuk berani mengetahui, berani menggunakan pikiran sendiri tanpa ada diskriminasi dan dominasi dari pihak pihak yg suka memberi represi dan agresi.
Ya, semoga dengan semangat "SAPERE AUDE", "will to power" benar benar menjadi "will to truth", dan "will to affair" benar benar menjadi "will to fair" karena untuk "pencerahan" - yang diperlukan adalah "fairness", yakni sebuah kemerdekaan yang jujur u/memakai akal sehat tanpa selubung ideologis/hidden agenda
dengan bungkus agama sekalipun
Pastinya:
Virtus stat in medio - Keutamaan itu ada di tengah tengah. Itulah kata kata filsuf Yunani, Aristoteles. Keutamaan, baginya, berada di tengah. Ia tidak condong ke kiri, juga tidak condong ke kanan. Ia tidak berlebihan. Sebagai contoh: keberanian adalah keutamaan. Ia berada di antara kepengecutan dan kenekadan.
“Di tengah”. Di tengah itu in between, bukan "isis" - "ikut sana ikut sini", bukan pula mental "esuk dele sore tempe lambe domble mencla mencle". Ya, dalam konteks keutamaan tidak berarti setengah-setengah karena setengah-setengah itu jauh dari komitmen dan konsistensi, sementara keutamaan di tengah mengandung komitmen dan konsistensi dalam melakukannya.

"ABC"
A wali dari apa yg ada
B agikan dg sukacita
C inta Tuhan yg menyempurnakannya
Semoga kita mencari Tuhan
Semoga kita menemukan Tuhan
Semoga kita mencintai Tuhan
Semoga kita mau menghidup-kembangkan iman sebagai "interupsi" (keterlibatan - keberpihakan)
dalam ruang dan waktu
dalam hdp yg bersekutu
dalam pilihan yg bermutu
Deus vult! - Tuhan menghendakinya!
Tanggalkan hostilitas, caci benci dan fitnah
Kenakan hospitalitas, ramah tamah & amanah
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar