Ads 468x60px

Minggu, 24 September 2017


HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Minggu, 24 September 2017
Hari Minggu Biasa XXV
Yesaya (55:6-9)
(Mzm 145:2-3.8-9.17-18; Ul: lh.18a)
Filipi (1:20c-24.27a)
Matius (20:1-16a)
"Iustitia Dei - Keadilan Ilahi."
Inilah salah satu pesan injil hari ini yang bercerita tentang tuan rumah yang membayar semua pekerjanya dengan 1 dinnar, meski ada yang bekerja 12 jam, 9 jam, 6 jam, 3 jam dan 1 jam.
Bisa jadi, kita juga bertanya seperti pekerja yang bekerja 12 jam: "katanya Allah itu ADIL, di mana letak keadilanNya?
Ada dua hal yang bisa kita angkat, antara lain:
1. Kunci untuk memahami teks ini terletak pada UPAH 1 DINAR sehari.
Sebenarnya, secara eksplisit dalam kisah telah terjadi konsensus/kesepakatan antara tuan rumah & pekerja yang mulai bekerja jam 6 pagi.
Dalam budaya masyarakat Israel pada waktu itu, UPAH/GAJI 1 Dinar sehari adalah upah standar yang layak bagi seorang pekerja di ladang/kebun, dimana ia bisa memberi makan untuk dirinya serta istri serta anak-anaknya.
Dengan kata lain:
Dengan 1 dinar, satu keluarga akan bisa hidup & tidak mati kelaparan. Indahnya, tuan rumah melihat ada para pekerja yang sudah sampai jam 3 dan jam 5 sore belum juga mendapatkan 1 dinar sebagai rejekinya hari itu. Berarti ada 1 keluarga yang akan kelaparan dan terancam hidupnya.
Inilah alasan tuan rumah memperkerjakan mereka dan mengupahnya 1 dinar juga. Dan, inilah cerminan Allah yang selalu aktif dan berinisiatif menjamin dan menopang kehidupan setiap orang.
2. Bagi orang Israel, bekerja itu sekaligus adalah suatu hukuman karena dosa.
Ingat hukuman untuk ADAM dan HAWA dimana mereka akan berpeluh & bekerja mengolah tanah.
Yesus mengubah perspektif ini dengan menggunakan kata PEKERJA DI KEBUN ANGGUR.
Anggur untuk orang Israel sendiri adalah simbol "SLJJ":
S PIRIT / Semangat
L OVE / Cinta
J OY / Sukacita
J USTICE / Keadilan
Pekerjaan yang melelahkan & membuat stress sekalipun tidak dipandang sebagai hukuman tapi tantangan supaya kita bisa mencecap dan menemukan "SLJJ" setiap harinya:
S PIRIT / Semangat
L OVE / Cinta
J OY / Sukacita
J USTICE / Keadilan
Bagaimana dengan hidup kita sendiri?
"Dari Koja ke Kalimati - Mari bekerja sepenuh hati.
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
“Misericordia Vultus – Wajah Kerahiman Ilahi.”
Injil hari ini menyampaikan kepada kita tentang kemurahan hati dan belas kasih Allah. Itu digambarkan dalam perumpamaan Yesus tentang para penganggur yang diberi pekerjaan dan upah sepantasnya.
Adapun beberapa sifat dasar sang “Wajah Kerahiman Ilahi”, antara lain:
1.Rendah hati:
Ia selalu mau "turun", blusukan. Ia keluar rumah dan berjalan ke banyak tempat, dari pagi s/d sore (jam 9, 12, 15, 17). Dengan sukacita, Ia menyapa dan mencari orang yang menganggur dan diajaknya ikut bekerja.
2.Murah hati:
Ia selalu memberikan "gaji" kepada semua orang secara adil dan sukarela, bahkan yang bekerja sebentarpun tetap ia berikan "gaji" yang sama. Ini menandakan kemurahan hatiNya yang penuh dan utuh.
3.Hati-hati:
Kebaikannya ternyata menimbulkan rasa iri hati dan pergunjingan para pekerja yang lebih dulu bekerja bersamanya: "Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau karena aku murah hati?" Benarlah kata St Vianney, “Iri hati adalah sampar masyarakat yang tak mengecualikan siapa pun".
Di lain segi, sebenarnya sudah banyak "gaji", berupa harta - talenta - sukacita yang kita cecap dan terima dalam hidup kita. Sepanjang waktu Allah mencari dan memberkati kita tapi kadang kita sibuk untuk selalu merasa tidak cukup dan membandingkan dengan yang lain sehingga lupa mensyukuri setiap rahmat yang sudah banyak kita terima.
Hal buruk ini jelasnya bisa terjadi pada siapa saja, seperti teguran ilahi Allah pada para gembala palsu: "Celakalah gembala-gembala, yang menggembalakan dirinya sendiri! Bukankah domba-domba yang seharusnya digembalakan oleh gembala-gembala itu? Kamu menikmati susunya, dari bulunya kamu buat pakaian, yang gemuk kamu sembelih, tapi domba-domba itu sendiri tidak kamu gembalakan. Yang lemah tidak kamu kuatkan, yang sakit tidak kamu obati, yang luka tidak kamu balut, yang tersesat tidak kamu bawa pulang, yang hilang tidak kamu cari, melainkan kamu injak-injak mereka dengan kekerasan dan kekejaman."
Disinilah kita diajak hidup dengan sepenuh hati, bukan dengan iri hati karena sebenarnya Tuhan sudah banyak memberkati hidup kita dengan segala kerendahan dan kemurahan hati.
"Dari Kramat Jati ke Gunung Sahari - Jadilah murah hati setiap hari."
B.
"Deus vult - Tuhan menghendaki!"
Inilah semboyan para ksatria perang salib dimana Allah menghendaki kita semua "selamat": ikut bekerja & mendapat upah.
Upah/imbalan itu digambarkan sebagai: "bersama-sama dengan Kristus, memandang kemuliaanNya dan kemuliaan Allah dan dimuliakan dengan Kristus" (Yoh. 12:26; Mzm. 17:15; Mat. 5:8; Yoh. 17:24; Rm. 8:17, 18; Kol. 3:4).
Adapun, Ia menyiapkan imbalan/upah itu menurut kesenanganNya, bukan karena jasa baik kita melainkan oleh anugerahNya semata (Rm. 2:7; Rm. 4:4, 5; Mat. 20:14; Ibr. 11:16; Yoh. 14:2; Kol. 3:24). Dan karenanya, kita diajak untuk selalu bekerja keras-cerdas & iklas di kebun anggur Kristus sampai mati (II Yoh. 8; Flp. 3:14; II Kor. 4:16-18; Why. 2:10).
Indahnya, perumpamaan tentang pekerja di kebun anggur pada bacaan hari ini mengajarkan bahwa perihal memasuki Kerajaan Allah adalah soal hak istimewa, bukan soal jasa.
Disinilah, Yesus menegaskan 3 sikap dasar yang dikehendakiNya karena sejatinya hidup kita semata adalah rahmatNya:
1. "Janganlah tinggi hati",
merasa diri lebih unggul karena memiliki kedudukan/tugas yang seakan lebih hebat/dashyat.
2. "Janganlah setengah hati",
untuk turut merasakan kerahiman Allah yang ingin menawarkan kasih karuniaNya kepada orang kecil, "yang tidak laku" di mata dunia dengan sepenuh hati.
3. "Janganlah iri hati",
terhadap berkat rohani yang diterima oleh orang lain. Secara sederhana, Tuan di dalam bacaan tersebut melambangkan Allah yang rahim, yang berinisiatif memanggil semua orang, termasuk yang "tidak laku" di mata dunia.
Dengan kata lain:
Pengampunan & keselamatan adalah karunia yg diberikan Allah, hak prerogatif Allah yang mengajar kita untuk bekerja dengan rendah hati-murah hati & hati hati sehingga kita layak juga menjadi pekerja kebun anggurNya yang menghadirkan sukacita gairah & cinta setiap hari.
"Dari Tangerang ke Pangkalan Jati - Jadilah orang yang benar-benar murah hati!"
C.
Kutipan Teks Misa:
Iri hati adalah satu dosa pokok. Ia berarti bahwa orang kecewa karena yang lain mendapat untung, dan menghendaki secara tidak terbatas, untuk memiliki sendiri hartanya atas cara yang tidak adil. Siapa yang menginginkan yang jahat bagi sesamanya, melakukan dosa berat.
Santo Agustinus melihat di dalam iri hati "dosa setani" (catech. 4:8). "Dari iri hati muncullah kedengkiah, fitnah, hujah, kegirangan akan kesengsaraan sesama, dan menyesalkan keberuntungannya" (Gregorius Agung., mor. 31,45). (Katekismus Gereja Katolik, 2539)

Antifon Pembuka (lih. Mzm 37:39,40,28)
Akulah keselamatan umat, Sabda Tuhan. Aku akan mendengarkan seruannya dalam segala kesulitan. Aku akan tetap menjadi Tuhan mereka sepanjang masa.
I am the salvation of the people, says the Lord. Should they cry to me in any distress, I will hear them, and I will be their Lord for ever.
Salus populi ego sum, dicit Dominus: de quacumque tribulatione clamaverint ad me, exaudiam eos: et ero illorum Dominus in perpetuum.

Doa Pembuka
Ya Allah, segala ketetapan hukum-Mu yang kudus Engkau rangkum dalam hukum kasih kepada-Mu dan kepada sesama. Semoga dengan menaati perintah-perintah-Mu, kami dapat sampai ke hidup yang kekal. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Bacaan dari Kitab Yesaya (55:6-9)
"Rancangan-Ku bukanlah rancanganmu."
Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat! Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya. Baiklah ia kembali kepada Tuhan, maka Tuhan akan mengasihaninya; baiklah ia kembali kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpah. “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku,” demikian firman Tuhan. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah jalan-Ku menjulang di atas jalanmu, dan rancangan-Ku di atas rancanganmu.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 816
Ref. Tuhan mendengarkan doa orang beriman.
Ayat. (Mzm 145:2-3.8-9.17-18; Ul: lh.18a)
1. Setiap hari aku hendak memuji Engkau, ya Allah, dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya. Besarlah Tuhan dan sangat terpuji; kebesaran-Nya tidak terselami.
2. Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Tuhan itu baik kepada semua orang, penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.
3. Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan itu dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi (1:20c-24.27a)
"Bagiku hidup adalah Kristus."
Saudara-saudara, dengan nyata Kristus dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. Karena bagiku hidup adalah Kristus, dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. Aku didesak dari dua pihak: Aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus ini memang jauh lebih baik; tetapi demi kamu lebih berguna aku tinggal di dunia ini. Maka hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Kis 16:14b)
Bukalah hati kami, ya Tuhan, sehingga kami memperhatikan Sabda Putra-Mu
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (20:1-16a)
"Iri hatikah engkau karena Aku murah hati?"
Sekali peristiwa Yesus mengemukakan perumpamaan berikut kepada murid-murid-Nya, “Hal Kerajaan Surga itu sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah sepakat dengan para pekerja mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula, dan dilihatnya ada orang-orang lain menganggur di pasar. Katanya kepada mereka, ‘Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku, dan aku akan memberimu apa yang pantas.’ Dan mereka pun pergi. Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga sore ia keluar pula, dan berbuat seperti tadi. Kira-kira pukul lima sore ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula; lalu katanya kepada mereka, ‘Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari?’ jawab mereka, ‘Tidak ada orang yang mengupah kami’. Kata orang itu, ‘Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku’. Ketika hari sudah malam, berkatalah tuan itu kepada mandornya, ‘Panggillah sekalian pekerja itu dan bayarlah upahnya, mulai dari yang masuk terakhir sampai kepada yang masuk terdahulu’. Maka datanglah mereka, mulai yang bekerja kira-kira pukul lima sore, dan mereka masing-masing menerima satu dinar. Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu. Mereka mengira akan mendapat lebih besar. Tetapi mereka pun menerima masing-masing satu dinar juga. Ketika menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, katanya, ‘Mereka yang masuk paling akhir ini hanya bekerja satu jam, dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari’. Tetapi tuan itu menjawab salah seorang dari mereka, ‘Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadapmu. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah! Aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau karena aku murah hati?’ Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu menjadi yang terakhir.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Antifon Komuni (Mzm 119:4-5)
Engkau telah menyampaikan titah-Mu, supaya ditepati dengan sungguh-sungguh. Semoga tetaplah jalan hidupku, untuk melaksanakan ketetapan-Mu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar