HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
HARAPAN IMAN KASIH.
11 Oktober
St. Angelo Guiseppe Roncalli
Paus Yohanes yang selalu tersenyum.
(Buku “XXI – Interupsi”, Kanisius, RJK).
St. Angelo Guiseppe Roncalli
Paus Yohanes yang selalu tersenyum.
(Buku “XXI – Interupsi”, Kanisius, RJK).
Hari ini Sotto il Monte dan Bergamo berpesta mengingat Santo Paus Yohanes yang baik hati ini. Santo Paus Yohanes XXIII adalah Paus kita yang ke – 261 yang menjabat sebagai Paus sejak tanggal 28 Oktober 1958 hingga 3 Juni 1963. Nama aslinya adalah Angelo Giuseppe Roncalli. Ia lahir di Sotto il Monte (Bergamo), Italia, pada tanggal 25 November 1881 dalam sebuah keluarga petani Italia yang miskin.
Angelo Guiseppe masuk Seminari menegah di Bergamo dan melanjutkan ke Seminari Tinggi di Roma. Ia ditahbiskan menjadi imam pada tanggal 10 Agustus 1904. Tugas pertamanya sebagai seorang imam adalah menjadi Sekretaris Uskup Bergamo, yang diembannya sampai tahun 1914.
Saat Perang Dunia I pecah, Angelo Guiseppe bergabung dengan militer sebagai Pastor dan sebagai anggota korps medis. Tugas berbahaya ini tetap ia jalani sampai Perang Dunia I selesai.
Setelah perang usai, Angelo Guiseppe kembali ke Roma dan berkerja membantu Paus Pius XI di Vatikan. Pada tanggal 3 Maret 1925 paus mengangkatnya sebagi Uskup Agung Areopolis.
Tahun 1931, Paus menunjuknya sebagai Perwakilan diplomatik Vatikan untuk Bulgaria. Kemudian pada tahun 1935 ia menjadi Perwakilan diplomatik Vatikan untuk Turki dan Yunani. Pada tanggal 23 Desember 1944, Paus menunjuknya sebagai Duta kepausan ke Prancis untuk memediasi pertikaian antara para klerus konservatif dan para klerus radikal. Reputasinya yang gemilang membuat ia kemudian di lantik Paus Pius XII sebagai seorang kardinal pada tanggal 12 Januari 1953, dan sebagai Uskup Agung dari Venicia, Italia pada tanggal 15 Januari 1953.
Lima tahun kemudian secara mengejutkan Kardinal Angelo Guiseppe Roncalli yang saat itu sudah berusia 77 tahun terpilih menjadi Paus dalam Konklaf yang digelar setelah meninggalnya Paus Pius XII.
Sebagai Paus Ia memilih nama Yohanes XXIII. Walau masa kepemimpinannya sebagai Paus cukup singkat, namun karyanya yang luar biasa membuat Ia mendapat julukan "Paus Yohanes Yang Baik".
Sebagai paus, dia sangat menekankan tugas pastoral bagi setiap orang, bagi para uskup dan para imam lainnya . Ia mempromosikan reformasi sosial bagi para buruh, masyarakat miskin, anak-anak yatim dan anak-anak terlantar.
Paus Yohannes XXIII sangat dihargai oleh pemimpin Gereja Kristen Non-Katolik karena kerja kerasnya untuk menyatukan gereja Tuhan yang terpecah-pecah. Walau mendapatkan banyak tantangan namun Paus Yohannes XXIII tetap berupaya mereformasi hubungan antara Gereja Katolik dengan Gereja denominasi Kristen lainnya seperti Gereja Protestan, Gereja Ortodoks Yunani, dan Gereja Anglikan Inggris. Suatu hal yang pada waktu itu tidak terbayangkan dapat muncul dari kekuasaan tertinggi Tahta Suci.
Pada bulan April 1959 Paus mengeluarkan keputusan yang dengan tegas menentang gerakan komunisme. Paus mengeluarkan larangan bagi umat Katolik untuk memilih partai yang mendukung atau yang berhaluan Komunis.
Pada tanggal 25 Januari 1959, Paus Yohanes XXIII mengumumkan niatnya untuk mengadakan sebuah Konsili untuk membahas cara-cara untuk memperbaharui Gereja Katolik dalam dunia modern, mempromosikan keragaman dalam kesatuan Gereja, dan membahas Reformasi untuk Gerakan Ekumenis dan liturgi. Pada tanggal 11 Oktober 1962 dilaksanakanlah sebuah konsili besar di abad modern ini yang kita kenal sebagai konsili Vatikan II.
Keikhlasan-nya, cinta-nya yang melimpah bagi sesama; gerakan pembaharuan Gereja serta semangat Ekumenis dalam urusan gerejawi, membuat Paus Yohanes XXIII menjadi salah satu paus yang paling dicintai di zaman modern ini.
Bapa Yohanes XXIII tutup usia pada Jam 19:50 tanggal 3 Juni 1963.
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
Angelo Giuseppe
Roncalli:
(Buku “XXI – Interupsi”, Kanisius, RJK).
Roncalli:
(Buku “XXI – Interupsi”, Kanisius, RJK).
Prolog
Ada sebuah epik Ramayana, yang berkisah tentang peperangan dahsyat antara
Rahwana dan Ramawijaya. Rahwana yang menculik Sinta akhirnya dikalahkan.
Namun, Ramawijaya sangsi akan kesucian Sinta, yang telah cukup lama berada
dalam tahanan Rahwana. Untuk membuktikan kesuciannya, Sinta pun masuk ke
dalam api. Tetapi, sedikit pun tubuhnya tidak terbakar hingga Dewa Brahma turun
dari surga dan mengangkatnya keluar dari kobaran api yang hebat. Bagi saya
pribadi, “Sinta” bisa berarti selalu ingin nampakkan cinta. Kita pun diajak untuk
belajar selalu ingin nampakkan cinta. Bagaimana caranya? Kita akan belajar bersama
dari seorang imam dan uskup diosesan bernama Angelo Giuseppe Roncalli. Kita
mengenalnya sebagai Paus Yohanes XXIII, penggagas Konsili Vatikan II.
Ada sebuah epik Ramayana, yang berkisah tentang peperangan dahsyat antara
Rahwana dan Ramawijaya. Rahwana yang menculik Sinta akhirnya dikalahkan.
Namun, Ramawijaya sangsi akan kesucian Sinta, yang telah cukup lama berada
dalam tahanan Rahwana. Untuk membuktikan kesuciannya, Sinta pun masuk ke
dalam api. Tetapi, sedikit pun tubuhnya tidak terbakar hingga Dewa Brahma turun
dari surga dan mengangkatnya keluar dari kobaran api yang hebat. Bagi saya
pribadi, “Sinta” bisa berarti selalu ingin nampakkan cinta. Kita pun diajak untuk
belajar selalu ingin nampakkan cinta. Bagaimana caranya? Kita akan belajar bersama
dari seorang imam dan uskup diosesan bernama Angelo Giuseppe Roncalli. Kita
mengenalnya sebagai Paus Yohanes XXIII, penggagas Konsili Vatikan II.
Sebuah Sketsa Profil
Nil sine numini.
Tak ada yang dapat terjadi tanpa kehendak Ilahi.
Nil sine numini.
Tak ada yang dapat terjadi tanpa kehendak Ilahi.
Angelo Giuseppe Roncalli adalah anak ketiga dari sepuluh bersaudara. Yang
pertama, Teresa, kemudian Ancilla lalu Angelo sendiri. Selain itu ada empat
anak laki-laki lagi: Saverio, Alfredo, Giovanni, dan Giuseppe sedangkan yang
perempuan Maria, Assunta dan Enrica. Angelo Roncalli lahir tepatnya pada
tanggal 25 November 1881, dan langsung dipermandikan. Ia dilahirkan
di Brucia di daerah Sotto el Monte, sebuah kota kecil di Provinsi Bergamo,
Italia sebelum mereka berpindah ke pertanian Colombra. Ayahnya bernama
Giovanni Batistta dan ibunya Marianna Giulia Mazzolla. Mereka bekerja
sebagai buruh tani.
Roncalli sendiri memang mempunyai cita-cita, tetapi cita-citanya
hanyalah untuk menjadi seorang imam biasa yang bertugas di suatu paroki
kecil, bukan untuk menjadi Paus. Untuk mencapai cita–citanya itu, ia
masuk seminari di Bergamo. Pater Rebuzini banyak membantunya untuk
mencapai cita-cita itu, beliau jugalah yang telah mempermandikannya.
Ia masuk seminari pada usia 14 tahun, ia seorang yang bersemangat dan
terkenal lucu, bahkan ketika menghadapi pelajaran-pelajaran berat, ia tetap
tidak kehilangan rasa humornya.
pertama, Teresa, kemudian Ancilla lalu Angelo sendiri. Selain itu ada empat
anak laki-laki lagi: Saverio, Alfredo, Giovanni, dan Giuseppe sedangkan yang
perempuan Maria, Assunta dan Enrica. Angelo Roncalli lahir tepatnya pada
tanggal 25 November 1881, dan langsung dipermandikan. Ia dilahirkan
di Brucia di daerah Sotto el Monte, sebuah kota kecil di Provinsi Bergamo,
Italia sebelum mereka berpindah ke pertanian Colombra. Ayahnya bernama
Giovanni Batistta dan ibunya Marianna Giulia Mazzolla. Mereka bekerja
sebagai buruh tani.
Roncalli sendiri memang mempunyai cita-cita, tetapi cita-citanya
hanyalah untuk menjadi seorang imam biasa yang bertugas di suatu paroki
kecil, bukan untuk menjadi Paus. Untuk mencapai cita–citanya itu, ia
masuk seminari di Bergamo. Pater Rebuzini banyak membantunya untuk
mencapai cita-cita itu, beliau jugalah yang telah mempermandikannya.
Ia masuk seminari pada usia 14 tahun, ia seorang yang bersemangat dan
terkenal lucu, bahkan ketika menghadapi pelajaran-pelajaran berat, ia tetap
tidak kehilangan rasa humornya.
Di kemudian hari, persisnya pada 1904, Angelo Giuseppe Roncalli
(25 November 1881 - 3 Juni 1963) ditahbiskan sebagai imam diosesan
di Gereja Santa Maria, Monte Santo. Setahun kemudian, Mgr. Giacomo
Radini-Tedeschi, uskup Bergamo yang baru, menunjuk Roncalli sebagai
sekretarisnya. Roncalli bekerja untuk Radini-Tedeschi sampai kematian uskup
tersebut pada 1914. Pada Perang Dunia I, Roncalli ditarik ke Royal Italian Army dengan pangkat sersan, membantu pelayanan kesehatan sekaligus
sebagai chaplain. Pada 1921, Paus Benediktus XV menunjuknya sebagai ketua Propaganda Fide dan pada 1925 Paus Pius XI menunjuknya sebagai
Duta Besar Vatikan di Bulgaria. Sepuluh tahun kemudian, dia menjadi Duta Besar Vatikan di Turki dan Yunani. Di sinilah, Roncalli menggunakan kantornya untuk menolong orang Yahudi dan menyelamatkan ribuan
pengungsi Yahudi di Eropa. Pada 1944, pada Perang Dunia II, Paus Pius
XII menunjuknya sebagai Duta Besar Vatikan di Paris, Prancis. Pada 1953,
Roncalli diangkat sebagai Uskup Venesia, dan diangkat menjadi Kardinal.
(25 November 1881 - 3 Juni 1963) ditahbiskan sebagai imam diosesan
di Gereja Santa Maria, Monte Santo. Setahun kemudian, Mgr. Giacomo
Radini-Tedeschi, uskup Bergamo yang baru, menunjuk Roncalli sebagai
sekretarisnya. Roncalli bekerja untuk Radini-Tedeschi sampai kematian uskup
tersebut pada 1914. Pada Perang Dunia I, Roncalli ditarik ke Royal Italian Army dengan pangkat sersan, membantu pelayanan kesehatan sekaligus
sebagai chaplain. Pada 1921, Paus Benediktus XV menunjuknya sebagai ketua Propaganda Fide dan pada 1925 Paus Pius XI menunjuknya sebagai
Duta Besar Vatikan di Bulgaria. Sepuluh tahun kemudian, dia menjadi Duta Besar Vatikan di Turki dan Yunani. Di sinilah, Roncalli menggunakan kantornya untuk menolong orang Yahudi dan menyelamatkan ribuan
pengungsi Yahudi di Eropa. Pada 1944, pada Perang Dunia II, Paus Pius
XII menunjuknya sebagai Duta Besar Vatikan di Paris, Prancis. Pada 1953,
Roncalli diangkat sebagai Uskup Venesia, dan diangkat menjadi Kardinal.
Habemus Papam - Kami memiliki Paus! Tak dinyana, ia menjadi Paus Gereja Katolik Roma sejak 28 Oktober 1958 hingga 3 Juni 1963. Ia
menggantikan Paus Pius XII yang wafat. Ia memilih gelar Paus Yohanes
XXIII, dan sering disebut sebagai “Paus Yohanes Yang Baik” dan juga dihargai oleh orang Anglikan dan Protestan berkat jasa dan inisiatifnya
untuk menyatukan Gereja yang terpecah-belah. Ketika diangkat sebagai Paus, Roncalli telah berumur 77 tahun dan sama sekali tidak diunggulkan selama konklaf. Dengan umurnya yang sudah lanjut, Roncalli dianggap
hanya akan memerintah dalam waktu yang singkat. Oleh karenanya, pada
masa itu sering dianggap hanya sekadar sebagai “paus transisi”: pulvis et
umbra sumus - hanyalah debu dan bayangan.
menggantikan Paus Pius XII yang wafat. Ia memilih gelar Paus Yohanes
XXIII, dan sering disebut sebagai “Paus Yohanes Yang Baik” dan juga dihargai oleh orang Anglikan dan Protestan berkat jasa dan inisiatifnya
untuk menyatukan Gereja yang terpecah-belah. Ketika diangkat sebagai Paus, Roncalli telah berumur 77 tahun dan sama sekali tidak diunggulkan selama konklaf. Dengan umurnya yang sudah lanjut, Roncalli dianggap
hanya akan memerintah dalam waktu yang singkat. Oleh karenanya, pada
masa itu sering dianggap hanya sekadar sebagai “paus transisi”: pulvis et
umbra sumus - hanyalah debu dan bayangan.
Namun demikian, kepemimpinan Paus Yohanes XXIII ternyata banyak mengejutkan Gereja Katolik dan dunia pada umumnya. Di antaranya
adalah diundangkannya Konsili Vatikan II yang menghasilkan reformasi atas
doktrin-doktrin Gereja Katolik dan ditingkatkannya rekonsiliasi serta dialog
antarumat beragama, suatu hal yang pada waktu itu tidak terbayangkan muncul dari kekuasaan tertinggi Takhta Suci. Di sinilah tampak, ia begitu
meyakini sebuah pepatah Latin, “Audi alteram partem”: Dengarkanlah pihak lain.
adalah diundangkannya Konsili Vatikan II yang menghasilkan reformasi atas
doktrin-doktrin Gereja Katolik dan ditingkatkannya rekonsiliasi serta dialog
antarumat beragama, suatu hal yang pada waktu itu tidak terbayangkan muncul dari kekuasaan tertinggi Takhta Suci. Di sinilah tampak, ia begitu
meyakini sebuah pepatah Latin, “Audi alteram partem”: Dengarkanlah pihak lain.
Walaupun masa pemerintahannya hanya singkat saja (sekitar 5 tahun lamanya), Paus Yohanes XXIII dianggap sebagai salah satu Paus terbesar yang pernah ada dalam sejarah Gereja Katolik.
Adalah sebuah film dokumenter
yang diproduksi Vatikan, memuat satu kisah khusus mengenai Paus Yohanes
XXIII. Di Indonesia, Emperor Edutainment yang banyak mengedarkan film-film
dokumenter tentang Kristianitas, mengedarkan film tersebut dalam format empat keping VCD berjudul The Bible: Pope John XXIII part 1-2
(2004).
yang diproduksi Vatikan, memuat satu kisah khusus mengenai Paus Yohanes
XXIII. Di Indonesia, Emperor Edutainment yang banyak mengedarkan film-film
dokumenter tentang Kristianitas, mengedarkan film tersebut dalam format empat keping VCD berjudul The Bible: Pope John XXIII part 1-2
(2004).
Dalam film tersebut, dikisahkan bahwa Angelo Roncalli berasal dari desa Sotto il Monto. Ia anak dari pasangan petani miskin Italia. Atas kebaikan
pamannya, Angelo kecil bisa menempuh pendidikan di seminari untuk
menjadi seorang pastor. Seorang Yahudi memberikan sebuah kalung Bintang
Daud seraya berkata kepada Roncalli, “Yesus juga seorang Yahudi.” Roncalli pun memberikan rosarionya kepada perempuan itu seraya tersenyum.
pamannya, Angelo kecil bisa menempuh pendidikan di seminari untuk
menjadi seorang pastor. Seorang Yahudi memberikan sebuah kalung Bintang
Daud seraya berkata kepada Roncalli, “Yesus juga seorang Yahudi.” Roncalli pun memberikan rosarionya kepada perempuan itu seraya tersenyum.
Film ini tidak menyinggung satupun keterkaitan Roncalli atau Paus Yohanes XXIII dengan Freemasonry dan sebagainya. Hanya saja, saat
bertugas di Istanbul, Turki, tahun 1944, ia menyelamatkan ribuan orang
Yahudi. Saat di Turki inilah, Uskup Roncalli membebaskan orang-orang Yahudi yang memenuhi sejumlah gerbong kereta yang ditahan pihak Nazi-Jerman. Ribuan orang Yahudi selamat dari upaya pembunuhan yang ingin
dilakukan Nazi. Salah seorang perempuan penangkapan Nazi-Jerman itu
tentu didengar oleh para petinggi bangsa Yahudi dan kemudian “berterima
kasih” kepada Roncalli.
bertugas di Istanbul, Turki, tahun 1944, ia menyelamatkan ribuan orang
Yahudi. Saat di Turki inilah, Uskup Roncalli membebaskan orang-orang Yahudi yang memenuhi sejumlah gerbong kereta yang ditahan pihak Nazi-Jerman. Ribuan orang Yahudi selamat dari upaya pembunuhan yang ingin
dilakukan Nazi. Salah seorang perempuan penangkapan Nazi-Jerman itu
tentu didengar oleh para petinggi bangsa Yahudi dan kemudian “berterima
kasih” kepada Roncalli.
Kedekatan Roncalli dengan Yahudi juga tergambar dengan jelas tatkala saat menjadi paus, ia mencabut larangan orang Katolik
menjadi anggota Freemasonry. Sebelumnya, orang-orang Katolik yang ingin
menjadi anggota Freemasonry haruslah melakukannya dengan diam-diam,
namun setelah Paus Yohanes XXIII mencabut larangan itu maka berbondongbondonglah
orang-orang Katolik menjadi anggota Freemasonry, tidak terkecuali para Yesuit yang begitu patuh pada institusi kepausan, mereka
juga banyak yang menjadi anggota Freemasonry.
menjadi anggota Freemasonry. Sebelumnya, orang-orang Katolik yang ingin
menjadi anggota Freemasonry haruslah melakukannya dengan diam-diam,
namun setelah Paus Yohanes XXIII mencabut larangan itu maka berbondongbondonglah
orang-orang Katolik menjadi anggota Freemasonry, tidak terkecuali para Yesuit yang begitu patuh pada institusi kepausan, mereka
juga banyak yang menjadi anggota Freemasonry.
Refleksi Teologis
Linda, Lihatlah Indahnya Damai Allah
Linda, Lihatlah Indahnya Damai Allah
Pax melior est quam iustissimum bellum
Perdamaian lebih baik ketimbang perang yang beralasan.
Perdamaian lebih baik ketimbang perang yang beralasan.
Sebagai sebuah refleksi teologis, saya kembali mengingat bahwa empat
puluh tujuh tahunan yang lalu, persis pada hari Kamis Putih, 11 April 1963, Roncalli alias Paus Yohanes XXIII, menerbitkan ensikliknya, Pacem
in Terris - Damai di Bumi. Ensiklik kepausan ini dikeluarkan sesudah Krisis Misil Kuba (1962) dan pembangunan Tembok Berlin (1961). Ketika
merancangnya, Paus Yohanes XXIII sedang menderita kanker. Ia wafat dua
bulan kemudian sesudah ensiklik ini selesai. Inilah juga surat pertama seorang Sri Paus yang dialamatkan kepada “semua orang yang berkehendak baik”, sambil menghimbau usaha setiap orang untuk perdamaian dengan melihat
secara utuh tatanan sosial hasil karya Allah.
puluh tujuh tahunan yang lalu, persis pada hari Kamis Putih, 11 April 1963, Roncalli alias Paus Yohanes XXIII, menerbitkan ensikliknya, Pacem
in Terris - Damai di Bumi. Ensiklik kepausan ini dikeluarkan sesudah Krisis Misil Kuba (1962) dan pembangunan Tembok Berlin (1961). Ketika
merancangnya, Paus Yohanes XXIII sedang menderita kanker. Ia wafat dua
bulan kemudian sesudah ensiklik ini selesai. Inilah juga surat pertama seorang Sri Paus yang dialamatkan kepada “semua orang yang berkehendak baik”, sambil menghimbau usaha setiap orang untuk perdamaian dengan melihat
secara utuh tatanan sosial hasil karya Allah.
Ensiklik ini hingga kini tetap
merupakan ensiklik yang cukup terkenal dari abad ke-20 dan menetapkan prinsip-prinsip yang kelak muncul dalam sejumlah dokumen dari Konsili Vatikan II dan paus-paus yang kemudian. Ini adalah ensiklik terakhir yang dirancang oleh Yohanes XXIII, yang mengajak kita melihat indahnya damai Allah.
merupakan ensiklik yang cukup terkenal dari abad ke-20 dan menetapkan prinsip-prinsip yang kelak muncul dalam sejumlah dokumen dari Konsili Vatikan II dan paus-paus yang kemudian. Ini adalah ensiklik terakhir yang dirancang oleh Yohanes XXIII, yang mengajak kita melihat indahnya damai Allah.
Kalimat pembukaan Pacem in Terris (Damai di Bumi) menegaskan pemahaman Gereja Katolik tentang bagaimana perdamaian dapat tercipta
di dunia: “PACEM IN TERRIS, quam homines universi cupidissime quovis tempore appetiverunt, condi confirmarique non posse constat, nisi ordine, quem Deus constituit, sancte servato.” (“Damai di bumi, yang paling dirindukan
oleh semua orang dari segala zaman, dapat ditegakkan dengan kuat, hanya
apabila perintah yang ditetapkan oleh Allah dapat ditaati dengan setia.)”
di dunia: “PACEM IN TERRIS, quam homines universi cupidissime quovis tempore appetiverunt, condi confirmarique non posse constat, nisi ordine, quem Deus constituit, sancte servato.” (“Damai di bumi, yang paling dirindukan
oleh semua orang dari segala zaman, dapat ditegakkan dengan kuat, hanya
apabila perintah yang ditetapkan oleh Allah dapat ditaati dengan setia.)”
De facto, dunia yang disapa oleh Yohanes XXIII, pada waktu itu berada dalam keadaan yang rusak berat: adanya keganasan Perang Dunia I dan II,
naiknya sistem totaliter, banyaknya penderitaan manusia yang tak terkatakan dan juga perihnya penganiayaan terhadap Gereja yang paling berat.
Ditambah lagi adanya pembuatan Tembok Berlin dan perang nuklir yang hampir meletus karena Krisis Peluru Kendali Kuba. Waktu itu, semua jalan menuju perdamaian seolah-olah tertutup. Di sinilah, Yohanes XXIII alias
Roncalli sebagai seorang pembawa damai, berbicara kepada semua orang
bahwa mereka semua adalah sebuah keluarga yang mestinya saling berdamai.
naiknya sistem totaliter, banyaknya penderitaan manusia yang tak terkatakan dan juga perihnya penganiayaan terhadap Gereja yang paling berat.
Ditambah lagi adanya pembuatan Tembok Berlin dan perang nuklir yang hampir meletus karena Krisis Peluru Kendali Kuba. Waktu itu, semua jalan menuju perdamaian seolah-olah tertutup. Di sinilah, Yohanes XXIII alias
Roncalli sebagai seorang pembawa damai, berbicara kepada semua orang
bahwa mereka semua adalah sebuah keluarga yang mestinya saling berdamai.
Lebih lanjut, ia juga mengatakan, kondisi hakiki sebuah perdamaian terdiri dari empat syarat yang juga terdapat di dalam jiwa setiap orang di dunia ini: kebenaran, keadilan, cinta kasih dan kemerdekaan (bdk. 149, 167).
Kebenaran akan membangun perdamaian bila setiap orang secara tulus
mengakui bukan hanya haknya sendiri, tetapi juga kewajibannya terhadap
sesama manusia.
mengakui bukan hanya haknya sendiri, tetapi juga kewajibannya terhadap
sesama manusia.
Keadilan akan membangun perdamaian jika dalam pelaksanaannya
setiap orang menghormati hak orang lain dan benar-benar melaksanakan
tugas yang ditentukan bagi mereka. (Si vis pacem, para iustitiam - Jika kau
mengidamkan perdamaian, tegakkan keadilan.)
setiap orang menghormati hak orang lain dan benar-benar melaksanakan
tugas yang ditentukan bagi mereka. (Si vis pacem, para iustitiam - Jika kau
mengidamkan perdamaian, tegakkan keadilan.)
Cinta kasih akan membangun perdamaian bila orang-orang merasakan
bahwa kebutuhan orang lain sebagai kebutuhannya sendiri dan membagikan
hartanya dengan sesama, terutama nilai-nilai akal budi dan semangat yang
mereka miliki.
bahwa kebutuhan orang lain sebagai kebutuhannya sendiri dan membagikan
hartanya dengan sesama, terutama nilai-nilai akal budi dan semangat yang
mereka miliki.
Kemerdekaan akan membangun perdamaian dan membuatnya berkembang jika dalam memilih sarana untuk tujuan itu, orang-orang
bertindak sesuai dengan akal dan bertanggung jawab atas tindakannya
sendiri.
bertindak sesuai dengan akal dan bertanggung jawab atas tindakannya
sendiri.
Tegasnya, Roncalli mengajak semua orang untuk meyakini bahwa meskipun terdapat situasi yang dramatis, tetapi sekaligus juga terdapatnya
suatu kesadaran akan nilai-nilai rohani tertentu, yang terbuka kepada empat sokoguru perdamaian, yaitu kebenaran, keadilan, cinta kasih dan
kemerdekaan.
suatu kesadaran akan nilai-nilai rohani tertentu, yang terbuka kepada empat sokoguru perdamaian, yaitu kebenaran, keadilan, cinta kasih dan
kemerdekaan.
Keempat nilai ini tentu membuat manusia menjadi sadar bahwa hubungannya dengan Tuhan, sumber segala kebaikan, harus menjadi teguh dan menjadi ukuran tertinggi dalam hidupnya, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam masyarakat. Berkembangnya intuisi batin ini, seperti
diyakini oleh Paus, memiliki pengaruh mendalam dalam menciptakan perdamaian.
Ia menegaskan bahwa jalan menuju perdamaian itu terletak pada perlindungan dan usaha-usaha memajukan hak-hak dasar yang menjadi milik
semua orang, bukan sebagai kebaikan yang diberikan oleh sebuah kelas yang
berbeda, atau diberikan oleh Negara, melainkan semata-mata hanya karena kemanusiaan kita. “Masyarakat manusia bila ingin teratur dan produktif, harus didasarkan pada kaidah-kaidah ini, yaitu bahwa setiap manusia diakui sebagai
pribadi, bahwa kodratnya dilengkapi dengan akal budi dan kehendak bebas. Memang, justru karena dia seorang pribadi, dia memilki hak dan kewajiban yang secara langsung dan bersama-sama muncul dari kodratnya sendiri. Dan
karena hak-hak dan kewajiban ini bersifat universal dan tak dapat dilanggar
bagaimana pun juga tak dapat diserahkan kepada siapa pun juga. (9,28,35).
diyakini oleh Paus, memiliki pengaruh mendalam dalam menciptakan perdamaian.
Ia menegaskan bahwa jalan menuju perdamaian itu terletak pada perlindungan dan usaha-usaha memajukan hak-hak dasar yang menjadi milik
semua orang, bukan sebagai kebaikan yang diberikan oleh sebuah kelas yang
berbeda, atau diberikan oleh Negara, melainkan semata-mata hanya karena kemanusiaan kita. “Masyarakat manusia bila ingin teratur dan produktif, harus didasarkan pada kaidah-kaidah ini, yaitu bahwa setiap manusia diakui sebagai
pribadi, bahwa kodratnya dilengkapi dengan akal budi dan kehendak bebas. Memang, justru karena dia seorang pribadi, dia memilki hak dan kewajiban yang secara langsung dan bersama-sama muncul dari kodratnya sendiri. Dan
karena hak-hak dan kewajiban ini bersifat universal dan tak dapat dilanggar
bagaimana pun juga tak dapat diserahkan kepada siapa pun juga. (9,28,35).
Baginya, perdamaian itu bukan semata-mata perkara struktur, tetapi perkara manusia. Struktur dan mekanisme tertentu untuk perdamaian
- peradilan, politik, ekonomi - tentu diperlukan dan memang ada, tetapi semua itu tak lain dan tak bukan berasal dari kebijaksanaan dan pengalaman
yang dikumpulkan melalui langkah-langkah perdamaian yang diambil oleh manusia sepanjang sejarah.
- peradilan, politik, ekonomi - tentu diperlukan dan memang ada, tetapi semua itu tak lain dan tak bukan berasal dari kebijaksanaan dan pengalaman
yang dikumpulkan melalui langkah-langkah perdamaian yang diambil oleh manusia sepanjang sejarah.
Langkah-langkah perdamaian muncul
dari kehidupan orang-orang yang memajukan perdamaian, pertama-tama di dalam hati mereka sendiri. Usaha-usaha itu merupakan karya hati dan
pikiran mereka yang menjadi pendamai (bdk. Mat 5:9).
dari kehidupan orang-orang yang memajukan perdamaian, pertama-tama di dalam hati mereka sendiri. Usaha-usaha itu merupakan karya hati dan
pikiran mereka yang menjadi pendamai (bdk. Mat 5:9).
Bagi saya, Gereja jelas memiliki peranan yang menentukan dalam memajukan langkah-langkah perdamaian. Gereja akan menjalankan peran
ini secara lebih efektif bila Gereja semakin berani terlibat pada pelbagai usaha memajukan persaudaraan yang universal dan penyebaran budaya solidaritas antar manusia: Potius sero quam numquam. Lebih baik terlambat daripada
tidak sama sekali, bukan?
ini secara lebih efektif bila Gereja semakin berani terlibat pada pelbagai usaha memajukan persaudaraan yang universal dan penyebaran budaya solidaritas antar manusia: Potius sero quam numquam. Lebih baik terlambat daripada
tidak sama sekali, bukan?
Baguslah juga, kalau Gereja sekarang merayakan setiap awal tahunnya bersama Maria Bunda Allah (1 Januari) juga sekaligus sebagai Hari Perdamaian
Sedunia. Peristiwa ini mengungkapkan kerinduan Gereja untuk memelihara perdamaian dengan menebarkan spiritualitas dan budaya damai. Baik juga, bersama teladan Roncalli ini, setiap orang kristiani menemukan cara dan keinginan membuka diri: “meruntuhkan sekat-sekat yang memisahkan,
meneguhkan ikatan kasih timbal balik, belajar untuk saling memahami dan mengampuni yang pernah bersalah.” Tentunya, semua itu dilakukan
bersama dan dalam nama Allah karena bagi saya “damai” itu juga bisa berarti Dengan Allah Maka Akan Indah.
Sedunia. Peristiwa ini mengungkapkan kerinduan Gereja untuk memelihara perdamaian dengan menebarkan spiritualitas dan budaya damai. Baik juga, bersama teladan Roncalli ini, setiap orang kristiani menemukan cara dan keinginan membuka diri: “meruntuhkan sekat-sekat yang memisahkan,
meneguhkan ikatan kasih timbal balik, belajar untuk saling memahami dan mengampuni yang pernah bersalah.” Tentunya, semua itu dilakukan
bersama dan dalam nama Allah karena bagi saya “damai” itu juga bisa berarti Dengan Allah Maka Akan Indah.
Epilog
Amor vincit omnia.
Cinta mengalahkan semuanya.
Amor vincit omnia.
Cinta mengalahkan semuanya.
Sepanjang pengetahuan saya, dalam tradisi Gereja Katolik, syarat ideal untuk
menjadi Paus adalah rendah hati. Oleh karena itu, gelar seorang Paus bukan
Jenderal atau Hamangku Bawana (memangku dunia/menguasai dunia), tetapi
Servus Servorum Dei, hamba dari para hamba Tuhan.
menjadi Paus adalah rendah hati. Oleh karena itu, gelar seorang Paus bukan
Jenderal atau Hamangku Bawana (memangku dunia/menguasai dunia), tetapi
Servus Servorum Dei, hamba dari para hamba Tuhan.
Kerendahan hati itulah yang
membuat tidak ada kampanye sama sekali menjelang sebuah konklaf (pemilihan
Paus).
membuat tidak ada kampanye sama sekali menjelang sebuah konklaf (pemilihan
Paus).
Namun, secara real, seorang kardinal (yang nota bene merupakan calon paus) juga tetap seorang manusia dengan hati dan naluri manusiawi, bukan?
Ada sebuah cerita tentang seorang kardinal yang berambisi menjadi Paus. Kardinal Francis Joseph Spellman namanya. Ia hidup pada tahun 1889-1967, ia juga pernah menjabat sebagai Uskup Agung New York. Ketika tahun 1939, Perang
Dunia II meletus, Paus Pius XII mengangkatnya menjadi Uskup Angkatan Bersenjata Amerika Serikat.
Dunia II meletus, Paus Pius XII mengangkatnya menjadi Uskup Angkatan Bersenjata Amerika Serikat.
Jabatan ini memungkinkan Spellman untuk menggerakkan umat Katolik Amerika guna mendukung perang melawan fasisme Jerman-Italia-Jepang. Berkat usahanya ini, pada tahun 1946, Paus Pius XII menganugerahinya gelar Kardinal.
Ketika tahun 1958 Paus Pius XII wafat, Kardinal Spellman melobi Gedung Putih agar memberikan dukungan kepadanya supaya menjadi the
first pope from America. Menurut Avro Manhattan, penulis The Vatican-
Moscow-Washington Alliance (1982), Kardinal Spellman memang berambisi untuk menjadi Paus, dan ia juga membaca Ramalan St. Malachi (Proph. De la succession des papes), yang baru diketemukan oleh Abbe Cucherat pada
tahun 1590.
first pope from America. Menurut Avro Manhattan, penulis The Vatican-
Moscow-Washington Alliance (1982), Kardinal Spellman memang berambisi untuk menjadi Paus, dan ia juga membaca Ramalan St. Malachi (Proph. De la succession des papes), yang baru diketemukan oleh Abbe Cucherat pada
tahun 1590.
Berdasarkan ramalan Malachi (1094-1148, Uskup Armagh, Irlandia Utara), pengganti Pius XII ini adalah seorang Paus yang akan dikenal
sebagai “Pastor et Nauta” (Gembala dan Pelaut). Malachi memang membuat ramalan mengenai 111 calon Paus mendatang, dimulai dari Paus Celestinus II (1143) dengan gelar simbolis. Begitulah, menurut buku Peter Bander, The
Prophecies of Malachy (1969), menjelang konklaf 1958 Kardinal Spellman kemudian menyewa sebuah kapal, mengisinya dengan domba-domba, dan berlayar mondar-mandir di Sungai Tiber, Roma.
sebagai “Pastor et Nauta” (Gembala dan Pelaut). Malachi memang membuat ramalan mengenai 111 calon Paus mendatang, dimulai dari Paus Celestinus II (1143) dengan gelar simbolis. Begitulah, menurut buku Peter Bander, The
Prophecies of Malachy (1969), menjelang konklaf 1958 Kardinal Spellman kemudian menyewa sebuah kapal, mengisinya dengan domba-domba, dan berlayar mondar-mandir di Sungai Tiber, Roma.
Sayang, ambisi Spellman
tidak terwujud. Homo proponit, sed Deus disponit (Manusia berencana, Tuhan yang memutuskan), konklaf 1958 malahan memilih Kardinal Angelo
Roncalli dari Venesia sebagai pengganti Pius XII.
tidak terwujud. Homo proponit, sed Deus disponit (Manusia berencana, Tuhan yang memutuskan), konklaf 1958 malahan memilih Kardinal Angelo
Roncalli dari Venesia sebagai pengganti Pius XII.
Saya pribadi menyukai Angelo Roncalli, yang “selalu ingin nampakkan cinta”, dan mungkin karena ukuran tubuhnya yang lebar ke segala arah, ia juga berusaha melebarkan pintu cinta bagi semakin banyak orang.
Pada masa kepausannya (1958-1963), Gereja Katolik memang kemudian menjadi lebih
inklusif, mengakui kebenaran agama-agama lain, dan mampu menggerakkan
dunia untuk memperjuangkan perdamaian tanpa batasan negara, bangsa,
atau lautan.
inklusif, mengakui kebenaran agama-agama lain, dan mampu menggerakkan
dunia untuk memperjuangkan perdamaian tanpa batasan negara, bangsa,
atau lautan.
“Pacem in Terris, quam homines universi cupidissime quovis tempore
appetiverunt, condi confirmarique non posse constat, nisi ordine, quem
Deus constituit, sancte servato.”
“Damai di bumi, yang paling dirindukan oleh semua orang dari segala
zaman, dapat ditegakkan dengan kuat, hanya apabila perintah yang
ditetapkan oleh Allah dapat ditaati dengan setia.”
(Angelo Giuseppe Roncalli)
appetiverunt, condi confirmarique non posse constat, nisi ordine, quem
Deus constituit, sancte servato.”
“Damai di bumi, yang paling dirindukan oleh semua orang dari segala
zaman, dapat ditegakkan dengan kuat, hanya apabila perintah yang
ditetapkan oleh Allah dapat ditaati dengan setia.”
(Angelo Giuseppe Roncalli)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar