Ads 468x60px

Selasa, 23 Januari 2018



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Selasa, 23 Januari 2018
Hari Biasa Pekan III
2 Samuel (6:12b-15.17-19)
(Mzm 24:7.8.9.10)
Markus (3:31-35)
"Caritas et fraternitas - Kasih dan persaudaraan."
Inilah tema yang diangkat ketika saya mempersembahkan misa "Angela's Day" di aula besar sekolah St Maria Juanda Jkt beberapa tahun lalu.
Yesuspun memberikan dua hal itu pada bacaan hari ini:
"Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudaraKu laki-laki, dialah saudaraKu perempuan, dialah ibuKu."
Secara sederhana, ada 3 langkah untuk menciptakan "kasih dan persaudaraan", al:
1.Keterbukaaan:
Yesus tidak menolak ikatan persaudaraan berdasarkan hubungan darah.
Terhadap Maria, Ia juga tetap menghormatinya sebagai ibu yang telah mengandung, melahirkan dan mengasuhNya.
Ketika Ia bergantung di salib dan Maria ada di dekatNya, Ia pun menyebut Maria, ibuNya.
Namun, tampak di sini, Yesus membuka diri terhadap semua orang.
Ia memperluas ikatan persaudaraan, yang tidak hanya dibatasi pada hubungan darah semata tetapi berdasarkan iman/kepercayaan.
2.Kebersamaan:
Yesus tidak "sembunyi" tapi selalu hadir dan mengalir di antara banyak orang: di Bait Allah, di pinggir pantai, di atas bukit, dll.
Hidup-ucapan dan karyaNya ada nyata bersama dengan orang lain sehingga benar2 bisa mrasakan pergulatan hati sesamaNya secara lebih mendalam.
3.Kesatuan:
Dengan air pembaptisan, kita semua bersatu dengan Yesus dan diangkat menjadi anak-anak Allah.
Dan kita akan sungguh-sungguh bersatu dan menghayati persaudaraan tersebut, kalau kita benar-benar "satu" antara teori dan praktek, antara ucapan dan tindakan.
Dkl: di tengah budaya "NATO-No Action Talk Only", kita diajak menjadi orang yang "satu", yang mendengarkan dan juga melakukan kehendak Tuhan setiap harinya.
"Cari batu di Taman Kota -
Yesus itu saudara kita."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
Kutipan Teks Misa:
“Masuklah ke dalam luka-luka Kristus yang tersalib. Di situ engkau akan belajar menjaga indramu, engkau akan memiliki kehidupan batin dan dengan tak henti-hentinya engkau mempersembahkan kepada Bapa penderitaan Allah kita Yesus Kristus dan penderitaan Bunda Maria, untuk menebus dosamu dan dosa semua manusia.” ― St. JosemarĂ­a Escrivá
Antifon Pembuka (Mzm 24:7)
Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, agar masuklah Raja kemuliaan.
Doa Pembuka
Allah Bapa sumber keselamatan, Engkau menghendaki Putra-Mu tinggal pada kami, menghendaki Dia menjelma dalam diri Yesus, manusia seperti kami. Semoga Dia menjadi keselamatan kami dan kesanggupan kedamaian kami. Sebab Dialah Putra-Mu, Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Kedua Samuel (6:12b-15.17-19)
"Daud dan segenap orang Israel mengarak tabut perjanjian dengan sorak-sorai."
Pada waktu itu Daud pergi mengangkut tabut Allah dari rumah Obed-Edom ke kota Daud, dengan sukacita. Setiap kali para pengangkat tabut Tuhan itu maju enam langkah, Daud mengurbankan seekor lembu dan seekor anak lembu tambun. Daud menari-nari di hadapan Tuhan dengan sekuat tenaga; ia mengenakan baju efod dari kain lenan. Daud dan segenap orang Israel mengangkut tabut Tuhan diiringi sorak-sorai dan bunyi sangkakala. Tabut Tuhan itu dibawa masuk, lalu diletakkan di tempatnya, yakni di dalam kemah yang dibentangkan Daud untuk itu; kemudian Daud mempersembahkan kurban bakaran dan kurban keselamatan di hadapan Tuhan. Setelah Daud selesai mempersembahkan kurban bakaran dan kurban keselamatan, diberkatinyalah bangsa itu demi nama Tuhan semesta alam. Lalu dibagikannya kepada seluruh bangsa itu, kepada seluruh khalayak ramai Israel, baik laki-laki maupun perempuan, masing-masing seketul roti bundar, sekerat daging, dan sepotong kue kismis. Sesudah itu pergilah seluruh bangsa itu, masing-masing ke rumahnya.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Siapakah itu raja kemuliaan? Tuhanlah raja kemuliaan.
Ayat. (Mzm 24:7.8.9.10)
1. Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan! 2.Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan, yang jaya dan perkasa, Tuhan yang perkasa dalam peperangan!
3. Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang dan bukalah dirimu lebar-lebar, hai pintu-pintu abadi, supaya masuklah Raja Kemuliaan!
4. Siapakah itu Raja Kemuliaan? Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada kaum sederhana.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (3:31-35)
"Barangsiapa melaksanakan kehendak Allah, dialah saudara-Ku."
Sekali peristiwa datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus ke tempat Ia sedang mengajar. Mereka berdiri di luar, lalu menyuruh orang memanggil Yesus. Waktu itu ada orang banyak duduk mengelilingi Dia; mereka berkata kepada Yesus, “Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau.” Jawab Yesus kepada mereka, “Siapa ibu-Ku? Siapa saudara-saudara-Ku?” Yesus memandang orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu, lalu berkata, “Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku!”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
"Saya sibuk sekali, agendaku amat padat." Kita kerap mendengar keluhan seperti itu. Orang merasa waktu 24 jam sehari terasa tidak cukup untuk menyelesaikan pekerjaannya. Bekerja, bekerja dan bekerja demi alasan kesinambungan hidup. Lalu orang lupa memperhatikan kesehatan, keluarga bahkan hidup rohaninya.
Berbeda dengan Maria, ibu Yesus seperti terkisah dalam Injil hari ini. Sebagai seorang ibu, ia pasti mempunyai sejumlah kesibukan juga. Namun ia tetap peduli pada Yesus, anaknya. Anaknya sesungguhnya sudah dewasa, usia 30 tahun, telah tampil mengajar di depan publik, melayani dan menyembuhkan orang sakit, menunjukkan makna utama hukum Taurat yang kerap dengan picik dimengerti ahli-ahli Taurat. Tapi ketika mendengar berita miring bahwa anaknya kerasukan setan, Maria segera mencari-Nya. Ia merasa bertanggung jawab atas pendidikan, pembinaan, kesehatan, keselamatan anaknya.
Betapa bahagianya kita jika memiliki ibu seperti Maria ini. Kita memang sudah dewasa, mapan, mandiri, bahkan mungkin telah mempunyai momongan, tetapi ibu tetap mencintai kita dengan tulus walau kadang kita sudah kurang memperhatikannya.
Antifon Komuni (Mrk 3:35)
Barangsiapa melaksanakan kehendak Allah, dialah saudara-Ku, saudari-Ku dan ibu-Ku.
====
HIDUP ITU SINGKAT
Pernah suatu kali, saya menunggu sahabat saya di sebuah perusahaan. Saya menunggu karena direktur sedang memberikan briefing kepada para karyawan.
Saya sengaja menunggu, karena briefing tentu waktunya tidak lama. Dan benar, dalam beberapa menit, teman saya ini sudah keluar dari kantornya.
“Viva est brevis” – hidup itu singkat. Orang Jawa memunyai ungkapan, “urip iku mung mampir ngembe” dan Kitab Amsal menulis, “Hidup kita seperti bayang-bayang berlalu!” Itulah sebabnya, Horance (....) menulis, “Vita est brevis spem nos vetat in cohare longam” – hidup yang singkat mengubur khayalan kosong. Intinya, hidup yang singkat itu, jangan disia-siakan hanya dengan melamun.
Yang dibutuhkan dalam “hidup yang pendek” itu “take action” dan kurangi menyalahkan lingkungan sekitar. Ini sudah dikatakan oleh Pepatah India, “Orang yang tidak becus menari akan menyalahkan lantai.” Kita ini seolah-olah berpacu dengan waktu, seperti yang dikatakan Kahlil Gibran (1883 – 1931), “Yesterday is but today’s memory and tomorrow is today’s dream” – Kemarin hanya menjadi ingatan hari ini dan besok adalah mimpi dari hari ini.
Socrates (469 – 399 seb. M) berkenaan dengan “Vita est brevis” ini menulis, “Terminat hora diem; terminat auctor opus” – Jam diselesaikan oleh hari, penulis menyelesaikan pekerjaannya. Ia hendak mengatakan bahwa hidup manusia ada rentang masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Tak mungkin kita akan kembali ke masa lalu. Yang bisa kita buat hanyalah belajar, menyesali, meratapi dan memaknai masa lalu yang telah berlalu. (MM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar