HIK – HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI/
SERI "VIA VERITAS VITA".
ANTOLOGI DOA PRAPASKAH (3)
16/2
"The Blessed Sacrament"
Buatlah hatiku Yesus, satu dengan Hati-Mu.
Supaya aku dapat mengasihi orang lain seperti Engkau telah mengasihiku,
Bukan untuk keuntunganku sendiri,
tapi demi Engkau.
Dengan kekuatan Hati Kudus-Mu,
bagai kekuatan api yang mengubah segala sesuatu menjadi seperti ia,
buatlah kami bersatu dalam mencintai-Mu,
dengan menarik semua orang kepada-Mu.
Sebab Engkaulah Sang Domba Paskah,
dikorbankan untuk menebus dosa,
yang, dalam Sakramen Mahakudus,
bersinar seperti pelangi rohani.
Engkau bersinar dalam perjanjian baru yang kekal ini,
keindahan besar surga,
selalu di depan pandangan Bapa,
mengabadikan kurban sempurna-Mu di kayu Salib,
pengorbanan yang begitu menyenangkan Allah
sehingga Ia mengabulkan segala sesuatu yang baik,
yang diminta dalam nama kudus-Mu. Amin
- Fr. Vincent Martin Lucia
========
Make my heart, Jesus, one with Yours,
that I may love others as You have loved me,
not for selfish gain but for Your sake alone.
By the power of Your Sacred Heart,
like the power of fire to transform
everything to itself,
make us one in loving You
by drawing all humantity to Yourself.
For You are the Paschal Lamb,
offered for sins,
who, in the Blessed Sacrament,
shines out like a spiritual rainbow.
You radiate in this new
and everlasting covenant,
the very beauty of paradise,
always before the eyes of the Father,
perpetuating here Your perfect sacrifice
on the Cross,
a sacrifice so pleasing that the Father grants
everything good, asked for
in Your Holy Name. Amen.
Fr. Vincent Martin Lucia.
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
Doa 14 Perhentian Jalan Salib
1. Yesus dijatuhi hukuman mati.
* Ya Yesus, yang sangat lembut hati dan tak pernah mengeluh, ajarilah kami untuk berpasrah diri menghadapi pencobaan.
2. Yesus memanggul salib.
* Yesusku, salib ini seharusnya adalah salibku, bukan salib-Mu karena dosa-dosaku menyalibkan Dikau.
3. Yesus jatuh untuk pertama kali.
* Ya Yesus, demi kejatuhan-Mu yang pertama kali, jangan biarkan aku jatuh dalam dosa berat.
4. Yesus berjumpa dengan ibu-Nya.
* Ya Yesus, semoga tidak ada ikatan manusia seberapapun dekatnya yang menghalangiku untuk mengikuti jalan salib-Mu.
5. Yesus ditolong Simon dari Kirene.
* Simon, dipaksa untuk menolong-Mu. Semoga aku dengan sabar menderita semuanya untuk-Mu.
6. Wajah Yesus diusap oleh Veronika.
* Ya Yesus, Engkau memberi gambar wajah suci-Mu di atas kain Veronika.
Meteraikan wajah-Mu agar tak terhapuskan di dalam hatiku.
7. Yesus jatuh untuk kedua kalinya.
* Demi kejatuhan-Mu yang kedua kali, peliharalah kami dari kejatuhan berulang kali dalam dosa.
8. Yesus menghibur para perempuan yang menangisinya.
* Penghiburanku yang terbesar adalah mendengar Engkau berkata:
"Banyak dosa diampuni karena engkau telah mengasihi sesama."
9. Yesus jatuh untuk ketiga kalinya.
* Ya Yesus, ketika aku letih menanggung perjalanan hidupku yang panjang, jadilah Engkau kekuatan dan ketekunanku.
10. Pakaian Yesus ditanggalkan.
* Jiwaku dirampas dari pakaian kemurnian.
Bungkuslah aku Yesusku yang terkasih dengan pakaian penebusan dan pertobatan.
11. Yesus disalibkan.
* Engkau mengampuni musuh-musuh-Mu Allahku.
Ajarilah aku untuk mengampuni mereka yang telah melukaiku dan melupakan kesalahan mereka.
12. Yesus wafat di salib.
* Engkau telah wafat Yesusku, namun Hati Kudus-Mu tetap berdenyut dengan penuh kasih bagi anak-anak-Mu yang berdosa.
13. Yesus diturunkan dari salib.
* Terimalah aku dalam tangan-Mu, ya Bunda yang berduka cita dan perolehkanlah bagiku pertobatan yang sejati atas dosa-dosaku.
14. Yesus dimakamkan.
* Ketika aku menyambut Engkau dalam rupa Komuni Kudus ke dalam hatiku, ya Yesus, buatlah hatiku sebagai tempat kediaman yang nyaman bagi Tubuh-Mu yang suci.
Amin.
B.
Devosi Jalan Salib:
Menumbuhkan Rasa Cinta kepada Ekaristi
Devosi Jalan Salib merupakan salah satu devosi tradisional Gereja. Pada umumnya, Jalan Salib dilakukan setiap hari Jumat selama masa Prapaskah.
Mereka yang dulu pernah bersekolah di sekolah Katolik, dan seandainya terdapat gereja di dekat sekolah itu, biasanya ada tradisi untuk mengajak para murid dan guru berdevosi Jalan Salib bersama.
Sayangnya kita hanya diajak untuk mengikuti devosi ini tanpa memahami lebih dalam makna rohaninya bagi diri kita. Yerusalem merupakan kota historis terjadinya Jalan Salib Kristus.
Pada abad pertengahan, muncul ketertarikan untuk mengunjungi atau berziarah ke kota-kota suci. Ketertarikan inilah yang menimbulkan keinginan untuk “menciptakan” Jalan Salib secara lokal.
Namun dasar perkembangan devosi ini telah dipersiapkan oleh tiga orang santo, yaitu St. Bernardus dari Clairvaux (OCSO), St. Fransiskus dari Assisi (OFM) dan St. Bonaventura (OFM)
Kesadaran akan dosa, yang kita peroleh dari Jalan Salib, semestinya mengarahkan kita pada cinta akan Ekaristi. Dalam Ekaristi kita mendengar perkataan “Inilah tubuh-Ku yang dipersembahkan bagimu … Inilah darahku yang ditumpahkan bagimu dan bagi banyak orang demi pengampunan dosa”. Perkataan Yesus ini mencapai pemenuhannya ketika Ia wafat di Salib, setelah Ia menempuh Jalan Salib yang penuh kesengsaraan. Ekaristi adalah persembahan diri Kristus di salib kepada Bapa.
Dengan mengurbankan diri di Salib, Yesus “membuka pintu surga bagi manusia di dunia” (Thomas Aquinas, Verbum Supernum Prodiens). Dan untuk membantu kita mencapai kehidupan kekal, Yesus turun ke dunia menjadi roti kehidupan, menjadi makanan rohani bagi peziarahan kita menuju rumah Bapa.
Tidak akan ada Ekaristi bila Yesus tidak menempuh Jalan Salib dan wafat di Salib. Perkataan Yesus kepada para murid tentang pemberian Tubuh dan Darah-Nya yang mulia, akan menjadi sia-sia tanpa Jalan Salib, tanpa wafat-Nya. Misteri Ekaristi, dengan kata lain, terkait erat dengan Jalan Salib Kristus.
Jalan Salib mengingatkan kita akan besarnya kasih Allah kepada manusia, kasih yang tak berkesudahan, yang berujung pada wafat dan kebangkitan-Nya. Dan kenangan akan kasih Allah kepada kita, akan mendorong kita untuk mengasihi Tuhan, mengasihi Dia yang hadir dalam Ekaristi.
Nah, konsekuensi dari cinta akan Ekaristi ialah tumbuhnya keinginan untuk mengaku dosa, terutama dosa berat, sebelum menyambut Komuni Suci. Karena Ekaristi yang disambut secara tidak layak (dalam keadaan dosa berat) merupakan dosa sakrilegi (dan ini dosa berat), dan justru akan membawa “hukuman dan kutukan” (Thomas Aquinas, Doa Sesudah Komuni) bagi kita. Kalau Ekaristi disambut dengan tidak layak, itu artinya kita menggabungkan diri dengan mereka yang mendera dan menghina Yesus di sepanjang Jalan Salib.
Jalan Salib membantu menumbuhkan kasih dalam diri kita, kasih seperti yang dimiliki Bunda Maria dan St. Yohanes, yakni kasih yang setia untuk menemani Tuhan dalam penderitaan, kasih yang tidak ikut serta dalam penyiksaan Yesus. Tidak semua orang bisa menemani Tuhan dalam sengara-Nya dengan penuh kasih, hanya mereka yang layak, yang dapat dengan setia berada di Kalvari.
Jadi, Jalan Salib, dapat menumbuhkan cinta kepada Ekaristi, dan cinta ini mendorong kita untuk memantaskan diri kita, untuk membersihkan jiwa kita dari dosa sebelum menyambut-Nya.
“Sabda yang Kekal—kuasa yang menciptakan kehidupan—turun dari Surga sebagai manna sejati, roti yang diberikan kepada manusia dalam iman dan sakramen. Jalan Salib, dengan demikian, adalah jalan yang menuntun pada inti misteri Ekaristi: kesalehan populer dan kesalehan sakramental melebur bersama menjadi satu.
Doa Jalan Salib adalah jalan yang mengarah pada persekutuan rohani yang mendalam dengan Yesus; bila kita kekurangan hal ini, komuni sakramental kita akan menjadi kosong. Jalan Salib, oleh karena itu, adalah jalan “mistagogis.”” – Kardinal Ratzinger.
C.
Paus Fransiskus:
Masa Prapaskah adalah saat yang tepat utk "berhenti melihat & kembali", untuk memperbaiki hubungan yang tidak selaras dalam kehidupan harian.
Memasuki masa Prapaskah pada minggu ini, Paus Fransiskus mengajak umat; bahkan juga yang bukan Kristiani, agar mempersembahkan doa dan pantang kita pada hari pertama Jumat di masa Prapaskah, untuk perdamaian di Sudan dan Republik Kongo.
Pope Francis want to dedicate our prayer and fasting on Friday of the first full week of Lent to peace in Sudan and The Democratic Republic of Congo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar