Ads 468x60px

POROS CHINA - VATIKAN.



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
POROS CHINA - VATIKAN.
DIA.LO.GUE.
“Jadilah rasul-rasul Kerahiman Ilahi
di bawah bimbingan keibuan penuh kasih sayang dari Santa Perawan Maria”
China dan Vatikan konon hampir mencapai sebuah kesepakatan bersejarah terkait penunjukkan uskup, menurut keterangan media.
Sebuah kesepakatan mungkin dapat ditandatangani dalam beberapa bulan, seperti disampaikan seorang sumber pejabat senior Vatikan. Jika tercapai, kesepakatan itu merupakan terobosan dalam hubungan kedua pihak.
Hubungan antara Cina dan Vatikan sejak lama mengalami ketegangan karena perselisihan mengenai siapa yang dapat menunjuk uskup di negara tersebut.
Cina yang pertama kali memutuskan hubungan diplomatik dengan Tahta Suci pada 1951, dan banyak umat Katolik dipaksa untuk sembunyi-sembunyi selama masa pemerintahan komunis Mao Zedong, sampai 1980an di mana praktik religius ditoleransi kembali.
Saat ini, umat Katolik di Cina menghadapi pilihan antara menghadiri gereja-gereja yang diizinkan negara atau beribadah di gereja bawah tanah. Gereja- gereja bawah tanah hanya mengakui otoritas Vatikan, di mana gereja-gereja pemerintah Cina menolak untuk menerima otoritas Paus.
Saat ini ada sekitar 100 uskup Katolik di Cina, sejumlah orang diantaranya disetujui oleh Beijing, dan lainnya oleh Vatikan, dan secara informal banyak juga yang disetujui oleh keduanya.
Tahun lalu, Paus Fransiskus menyampaikan bahwa dia ingin mengunjungi Cina "segera setelah mereka menyampaikan undangan kepada saya". Pemimpin umat Katolik itu juga mengatakan bahwa ada "kemungkinan untuk memiliki hubungan yang baik dengan Cina".
Pejabat Cina dan Vatikan setidaknya telah bertemu selama empat kali sejak 2016 lalu yang membahas penunjukkan uskup, seperti disampaikan media pemerintah.
Dalam kesepakatan, Vatikan akan memberikan keputusan dalam penunjukkan uskup di Cina yang akan datang, seperti disampaikan oleh ssorang sumber Vatikan kepada kantor berita Reuters. Bagi Beijing, sebuah kesepakatan dengan Vatikan akan mengizinkan negara memiliki wewenang untuk mengontrol gereja-gereja bawah tanah.
Secara global, kesepakatan itu akan meningkatkan gengsi Cina - yang memiliki hubungan dengan salah satu agama terbesar di dunia. Secara simbolis, kesepakatan itu juga akan menjadi sinyal pertama pendekatan antara Cina dan gereja Katolik selama lebih dari setengah abad.
Vatikan merupakan satu-satunya negara di Eropa yang memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan. Sampai saat ini tak jelas apakah kesepakatan antara Cina dan Vatikan akan mempengaruhi hubungan Tahta Suci dengan Taiwan.
Apa arti kesepakatan ini bagi umat Katolik di Cina? Penganut Katolik Roma di Cina berjumlah 10 juta orang. Belum pasti sejauh mana kesepakatan tersebut akan berdampak pada komunitas tersebut, meskipun muncul sejumlah keraguan.
Kardinal Joseph Zen di Hong Kong pada Rabu lalu mengkritik Vatikan atas upayanya untuk berdiplomasi dengan Cina, dengan menuduh Gereja memaksa uskup untuk pensiun dan menggantikannya dengan pilihan Beijing.
"Apakah saya berpikir bahwa Vatikan menjual Gereja Katolik di Cina?" tulis dia di Facebook. "Ya, tentu saja."
Bagaimanapun, sejumlah pihak lain ya merasa hubungan Cina dan Vatikan menimbulkan harapan baru. Pastor Jeroom Heyndrickx, seorang pemuka agama Belgia yang selama 60 tahun membantu umat Katolik Cina, mengatakan yakin Cina "siap untuk berdialog."
"Selama 2.000 tahun di Cina, kaisar merupaka kaisar dan paus pada saat yang sama," kata dia kepada BBC. "Namun Cina telah berubah dan Gereja telah berubah dan ini merupakan kesempatan yang baru untuk keberhasilan dialog."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
"MADE IN CHINA" :
Santa Perawan Maria dari Dong Lu, China
("MOM – Mary Our Mother"- Sketsa Historiografi Maria, RJK )
Seperti misi Kristen lainnya di Cina, di desa Dong Lu dekat Peking (sekarang Beijing), melewati masa-masa sulit selama masa pemberontakan, ketika pejuang nasionalis berusaha untuk mengusir orang asing keluar dari Cina.
Pada tahun 1900, desa Dong Lu merupakan sebuah desa kecil miskin di daerah Utara China, yang dikenal banyak orang sebagai “sarang pengemis”. Desa itu nyaris tidak dapat dibedakan dengan desa-desa kecil lainnya di China pada masa itu, kecuali bahwa desa itu merupakan rumah bagi seribuan penganut Kristiani.
Saat pemberontakan Boxer melanda negeri itu, desa tersebut menjadi sasaran serangan ribuan orang prajurit yang hendak menghapus bersih jejak-jejak kebudayaan Barat, termasuk Kristianitas.
Pada tahun 1900, lebih dari sepuluh ribu pejuang mengepung desa Dong Lu, tempat tinggal beberapa ratus orang Kristen. Ya, pada suatu hari yang gelap di bulan April tahun 1900, tepat ketika para prajurit maju menyerang, sesosok wanita cantik berjubah putih muncul di langit.
Wanita tersebut bermandikan cahaya penuh kedamaian. Para prajurit menembakkan senjata-senjata mereka ke langit, tetapi tidak satu pun yang mengenai sasaran. Alih-alih, sosok itu bersinar jauh lebih terang.
Dan belum sempat para prajurit tersebut pulih dari keterkejutan mereka, seorang penunggang kuda berselubungkan lidah api menampakkan diri. Penunggang kuda, yang dipercaya merupakan Malaikat Agung St. Mikael, turun menyongsong para prajurit itu dan mengusir mereka dari Dong Lu.
Ribuan orang prajurit dikalahkan hanya oleh sesosok malaikat dan kudanya yang bernyala-nyala oleh api. Namun, dari mana asal sang wanita dan pengawalnya itu?
Pastor Wu, seorang imam setempat yang asli China, memberikan penjelasan masuk akal. Ia mengaku telah melakukan satu-satunya hal yang terpikirkan saat itu, yaitu berdoa melalui perantaraan Bunda Maria. Dikatakannya bahwa, ketika mereka bersiap menyerang, rupa seorang wanita cantik berpakaian putih itu benar benar muncul dari awan. Para pejuang menembakinya, tetapi rupa tersebut tidak menghilang.
Lanjut Pastor Wu, kemarahan mereka berubah menjadi ketakutan ketika dari awan muncul pula penunggang kuda yang menghalau mereka. Walau berjumlah besar, mereka pun melarikan diri tanpa mencederai orang-orang Kristen.
Para penduduk desa dengan penuh rasa syukur membangun sebuah gereja sebagai wujud penghormatan kepada Sang Perawan, yang telah turun tangan menolong mereka.
Pastor Wu menerima sebuah lukisan ibunda kaisar yang berpakaian jubah kekaisaran, dan kemudian menugaskan seorang pelukis untuk melukis Bunda Maria dan Bayi Yesus dengan gaya lukisan ibu suri tersebut. Lukisan ini disimpan dengan hormat di gereja Dong Lu, di mana para devosan yang bersyukur datang untuk berdoa dan menghormati Maria dari China.
Pada tahun 1924, Santa Perawan Maria dari Dong Lu secara resmi diakui sebagai Santa Perawan Maria dari China, dan tanggal 6 Mei dipilih sebagai hari istimewanya. Dkl: Paus memberikan pengakuan kepada gereja kecil tersebut sebagai tempat ziarah.
Ketika rezim komunis mengambil alih China, mereka melarang semua agama. Pada tahun 1951, gereja itu dihancurkan bersama dengan lukisan Bunda Maria dari China. Hanya tersisa sebuah tempat ziarah Santa Perawan Maria dari Dong Lu yang sederhana di Hubei.
Pada bulan Mei 1995, umat Katolik dari seluruh China hadir di tempat ziarah Dong Lu untuk merayakan pesta Bunda Maria Penolong Umat Kristiani. Meskipun jalan-jalan diblokir dan pelbagai usaha dikerahkan untuk menghalang-halangi ziarah akbar tersebut, diperkirakan sekitar 30.000 peziarah berkumpul di “Bukit Bunda Teberkati”.
Selama prosesi berlangsung dengan dipimpin empat orang uskup dan hampir 100 orang imam, mereka menyaksikan sebuah mukjizat. Matahari terlihat berputar dari kiri ke kanan dan memancarkan cahaya berwarna-warni. Sekali lagi Santa Perawan Maria dari China menampakkan diri di langit sambil menggendong Bayi Yesus. Bermandikan cahaya, Bunda Maria senantiasa menghibur umatnya yang tertekan sebagaimana telah ia lakukan hampir seabad sebelumnya.
Pemerintah Beijing saat itu juga melarang para peziarah mendatangi tempat ziarah Dong Lu, dan pada tahun berikutnya tempat tersebut dimusnahkan.
Namun, dengan segala risiko dipenjarakan atau bahkan lebih buruk, larangan itu tidak menyurutkan orang-orang untuk datang ke tempat suci tersebut. Banyak pekerja asing di China terus menghidupkan kenangan akan Santa Perawan Maria dari Dong Lu.
Pada tahun 1995, sebuah penampakan Maria dan Anak terlihat di Dong Lu pada saat berlangsungnya misa kudus yang dihadiri oleh tiga puluh ribu orang.
Keesokan harinya, kerumunan besar orang yang datang ke gereja dihalangi dan Gereja ditutup oleh pasukan pemerintah. Gereja ini dibongkar pemerintah Cina pada tahun berikutnya, tapi gambar Maria dan Yesus dalam gaya Timur berhasil diselamatkan umat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar