Ads 468x60px

Santa Teresa Dari Kalkuta



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Adalah Joe McGowan Jr, seorang reporter untuk Associated Press, Amerika, yang kini berusia 85 tahun dan telah pensiun, yang pertama kali memperkenalkan Bunda Teresa kepada dunia.
McGowan bekerja selama 42 tahun untuk Associated Press, terutama meliput tentang perang, revolusi, dan bencana alam. Di tahun 1966, ia menjadi kepala cabang AP yang meliputi daerah dari India, Pakistan, Afghanistan, Nepal, Ceylon, dan Pulau Maldives.
Ketika berusaha mencari berita, saat itu ia bertanya kepada rekan reporter di Kalkuta, apakah ada hal yang menarik atau yang luput dari perhatian orang selama ini.
Dia mendapat jawaban :
"Yah, ada seorang biarawati kecil lucu yang suka berkeliling mengumpulkan orang-orang yang sekarat." Saat itu, ia mengingat, “aku tahu aku telah mendapat bahan berita yang bagus.”
Ia lalu naik ojek ke rumah tempat penampungan orang-orang sekarat ini dan menghabiskan dua hari di sana bersama Bunda Teresa.
=====
Ia menceritakan :
“Bunda Teresa memakai pakaian sari lokal, seperti layaknya perempuan miskin biasa di sana. Tidak ada kemewahan sedikit pun padanya. Ia biasa berkeliling Kalkuta dengan gerobak ber roda dua yang didorong dua laki-laki yang dibayar. Mereka berkeliling dan “mengambil” orang-orang yang sekarat untuk dibawa pulang ke tempat mereka.
Saat itu, Kalkuta sendiri penuh dengan orang miskin, sakit dan terlantar, dan tidak cukup banyak tempat di rumah sakit untuk bisa menampung semuanya. Jadi, jika ada yang sudah sangat parah dan kemungkinan besar tidak akan tertolong, mereka memulangkan orang itu supaya ada tempat tidur untuk orang yang lain lagi. Jika tidak ada anggota keluarga yang datang untuk mengambil, orang-orang ini diletakkan begitu saja di tepi-tepi jalan, untuk meninggal di sana.
Adapun Bunda Teresa bersama dengan para biarawari dari Mission of Charity nya, telah berkarya di Kalkuta sejak dari tahun 1952.
Sebuah bangunan, yaitu bekas kapel Hindu, dipakai mereka untuk menampung dan merawat orang-orang yang terlantar ini, dengan memisahkan antara yang laki-laki dan perempuan.
Kondisinya penuh sesak dimana mereka berbaring pada matras kecil kasar, berdempetan berdesakan sampai tidak ada ruang untuk bisa berdiri jika mau ke kamar mandi. Aku sendiri berusaha tidak menambah menghalangi, karena mereka betul-betul sudah berjejalan.
Namun, ia (Bunda Teresa) merawat mereka dengan sungguh-sungguh, dan beberapa di antaranya menjadi berangsur sembuh, dapat berdiri dan bisa keluar. Orang-orang yang sudah “dibuang” untuk mati ini. Aku sungguh-sungguh kagum dengan apa yang ia lakukan, dan aku yakin itu kunyatakan dengan jelas pada tulisanku.”
=====
Terbitan dari Associated Press pada Maret 1966, adalah pertama kalinya berita tentang Bunda Teresa menjangkau dunia.
McGowan mengingat :
“Aku bukan seorang Katolik, tapi aku sungguh mengagumi apa yang dilakukannya di tempat yang kumuh itu. Dia seorang wanita yang hebat. Aku juga tidak bisa mengatakan apa motivasinya, dia hanya mengatakan bahwa ia ingin melakukan pekerjaan Tuhan.
Kalkuta di India pada tahun 1960 an adalah tempat yang keras. Aku pernah melihat beberapa wanita berjalan di jalan, sepenuhnya telanjang, dengan rambut kusut, mereka akan melihat puntung rokok dan mengambilnya untuk mengunyahnya, menciumi baunya dan memakannya.
Aku juga pernah melihat sekelompok pelajar menunggu angkutan, yang tidak datang-datang, dan mereka menjadi tidak sabar dan marah, dan ketika angkutan itu tiba, mereka melampiaskan kemarahan dengan membakar kendaraan itu (yang berarti mengurangi satu angkutan lagi untuk hari –hari seterusnya).
Itulah hal-hal di Kalkuta yang kulihat di masa itu, aku tak tahu bagaimana keadaannya sekarang.
Bunda Teresa, di dalam dunia seperti itu, selalu sangat-sangat tenang, sangat bersahaja, ia melakukan semuanya, tanpa membanggakannya, tanpa membicarakannya, ia menganggap itulah hidupnya.
Orang-orang yang pernah ditolongnya selalu menunjukkan rasa terima kasih yang besar.
Mereka merasa belum pernah mendapat pertolongan seperti itu. Adalah sangat tidak biasa di India, yang populasi penduduknya sangat ekstrim, untuk orang bisa mendapat perhatian seperti yang ia berikan.”
McGowan, setelah dari India, meneruskan karirnya dan kemudian pensiun di Colo, dekat Denver. Pada tahuh 2012, ia menuliskan pengalaman pertemuannya dengan orang-orang pada masa karirnya dalam buku “From Fidel Castro to Mother Teresa”.
“Di satu sisi, ada Fidel Castro. Di sisi lain, ada Bunda Teresa, suster mungil ini yang melakukan apa yang akan bisa kita katakan, -hal-hal ajaib bagi orang-orang yang paling hina di susunan masyarakat”, katanya.
Sang reporter dan Bunda Teresa bertemu kembali ketika Bunda Teresa mengunjungi Denver pada bulan Mei 1989: “Ia memberiku sebuah kartu, yang bertuliskan tangan : ‘Kasihi orang lain seperti Yesus mengasihimu. God Bless You. M. Teresa, M.C.’”
McGowan mengatakan, itu adalah salah satu barang miliknya yang paling berharga.
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA KANONISASI BUNDA TERESA DARI KALKUTA
September 2016
"Siapakah dapat memikirkan apa yang dikehendaki Tuhan?" (Keb 9:13).
Pertanyaan dari Kitab Kebijaksanaan yang baru saja kita dengar dalam Bacaan Pertama ini menunjukkan bahwa hidup kita adalah sebuah misteri dan bahwa kita tidak memiliki kunci untuk memahaminya.
Selalu ada dua tokoh utama dalam sejarah : Allah dan manusia. Tugas kita adalah memahami panggilan Allah dan kemudian melakukan kehendak-Nya. Tetapi untuk melakukan kehendak-Nya, kita harus bertanya kepada diri kita sendiri, "Apa kehendak Allah dalam hidupku?"
Kita menemukan jawabannya dalam bagian yang sama dari Kitab Kebijaksanaan : "Kepada manusia diajarkan apa yang berkenan pada-Mu" (Keb 9:18).
Dalam rangka untuk memastikan panggilan Allah, kita harus bertanya kepada diri kita sendiri dan memahami apa yang berkenan pada Allah.
Pada banyak kesempatan para nabi menyatakan apa yang berkenan pada Allah. Pesan mereka menemukan sebuah perpaduan yang luar biasa dalam kata-kata "Aku menghendaki belas kasihan dan bukan persembahan" (Hos 6:6; Mat 9:13).
Allah berkenan terhadap setiap tindakan belas kasihan, karena dalam saudara atau saudari yang kita bantu, kita mengenali wajah Allah yang tidak dapat dilihat seorang pun (bdk. Yoh 1:18). Setiap kali kita membungkuk untuk kebutuhan saudara dan saudari kita, kita memberikan Yesus sesuatu untuk dimakan dan diminum; kita memberi pakaian, kita membantu, dan kita mengunjungi Putra Allah (bdk. Mat 25:40).
Dengan demikian kita dipanggil untuk menerjemahkan ke dalam tindakan-tindakan nyata apa yang kita mohonkan dalam doa dan akui dalam iman. Tidak ada alternatif untuk amal : orang-orang yang menempatkan diri mereka pada pelayanan orang lain, bahkan ketika mereka tidak mengetahuinya, adalah orang-orang yang mengasihi Allah (bdk. 1 Yoh 3:16-18; Yak 2:14-18).
Tetapi, kehidupan Kristen, tidak hanya mengulurkan tangan pada saat-saat dibutuhkan. Jika hanya ini, ia dapat merupakan, tentunya, sebuah ungkapan yang indah dari kesetiakawanan manusia yang menawarkan manfaat-manfaat langsung, tetapi ia mandul karena ia kekurangan akar.
Tugas yang Tuhan berikan kepada kita, sebaliknya, adalah panggilan untuk amal yang di dalamnya setiap murid Kristus menempatkan seluruh hidupnya pada pelayanan-Nya, sehingga bertumbuh setiap hari dalam kasih.
Kita mendengar dalam Injil, "banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya" (Luk 14:25).
Hari ini, "banyak orang" itu terlihat dalam sejumlah besar relawan yang telah datang bersama-sama untuk Yubileum Kerahiman. Kalian adalah banyak orang itu yang mengikuti Sang Guru dan yang menjadikan terlihat kasih-Nya yang nyata bagi setiap orang. Saya ulangi untuk kalian kata-kata Rasul Paulus :
"Dari kasihmu sudah kuperoleh kegembiraan besar dan kekuatan, sebab hati orang-orang kudus telah kauhiburkan" (Fil 1:7).
Berapa banyak hati telah dihibur oleh para relawan! Berapa banyak tangan telah mereka pegang; berapa banyak air mata telah mereka hapus; berapa banyak kasih telah dicurahkan di dalam pelayanan yang tersembunyi, rendah hati dan tanpa pamrih!
Pelayanan yang terpuji ini memberikan suara kepada iman dan mengungkapkan belas kasih Bapa, yang semakin dekat dengan orang-orang yang membutuhkan.
Mengikuti Yesus adalah sebuah tugas yang sungguh-sungguh, dan, pada saat yang sama, tugas yang dipenuhi dengan sukacita; ia membawa tantangan dan keberanian tertentu untuk mengenali Sang Guru ilahi dalam yang termiskin dari orang-orang miskin dan memberikan dirinya dalam melayani mereka.
Untuk melakukannya, para relawan, yang demi kasih Yesus melayani orang-orang miskin dan orang-orang yang membutuhkan, tidak mengharapkan terima kasih atau imbalan apapun; malahan mereka meninggalkan semua ini karena mereka telah menemukan kasih sejati.
Sama seperti Tuhan telah datang untuk menemui saya dan telah membungkuk ke tingkatan saya pada saat saya perlu, demikian juga saya pergi untuk menemui-Nya, membungkuk rendah di hadapan mereka yang telah kehilangan iman atau yang hidup seolah-olah Allah tidak ada, di hadapan orang-orang muda tanpa nilai-nilai atau gagasan-gagasan, di hadapan keluarga-keluarga dalam krisis, di hadapan orang-orang sakit dan orang-orang yang terpenjara, di hadapan para pengungsi dan para imigran, di hadapan orang-orang lemah dan tak berdaya dalam tubuh dan jiwa, di hadapan anak-anak yang ditinggalkan, di hadapan para lansia yang sendirian.
Di mana pun seseorang sedang menggapai, meminta uluran tangan untuk bangkit, inilah tempat kehadiran kita - dan kehadiran Gereja yang menopang dan menawarkan harapan - harapan.
Bunda Teresa, dalam semua aspek hidupnya, adalah penyalur kerahiman ilahi yang murah hati, menjadikan dirinya tersedia untuk semua orang melalui penyambutan dan pembelaannya bagi hidup manusia, bayi-bayi dalam kandungan dan orang-orang yang ditinggalkan dan dicampakkan.
Ia berkomitmen untuk membela kehidupan, dengan tak henti-hentinya menyatakan bahwa "bayi-bayi dalam kandungan adalah orang-orang yang paling lemah, orang-orang yang paling kecil, orang-orang yang paling rentan". Ia membungkuk di hadapan orang-orang yang terkapar, yang dibiarkan mati di tepi jalan, melihat di dalam diri mereka martabat mereka yang diberikan Allah; ia membuat suaranya terdengar di hadapan para penguasa dunia ini, sehingga mereka bisa mengenali kesalahan mereka karena kejahatan kemiskinan yang mereka ciptakan.
Bagi Bunda Teresa, belas kasihan adalah "garam" yang memberi rasa untuk karyanya, belas kasihan adalah "terang" yang bersinar dalam kegelapan banyak orang yang tidak lagi memiliki air mata untuk ditumpahkan karena kemiskinan dan penderitaan mereka.
Perutusannya hingga pinggiran kota dan keberadaan tetap bagi kita hari ini sebuah kesaksian yang fasih bagi kedekatan Allah terhadap yang termiskin dari orang-orang miskin.
Hari ini, saya menyampaikan sosok perempuan dan pelaku hidup bakti yang melambangkan ini kepada seluruh dunia para relawan: Semoga ia menjadi soko guru kekudusan! Semoga sang pekerja kerahiman yang tak kenal lelah ini membantu kita untuk semakin memahami bahwa kriteria satu-satunya untuk tindakan kita adalah kasih yang cuma-cuma, bebas dari setiap ideologi dan segala kewajiban, yang ditawarkan secara cuma-cuma kepada semua orang tanpa membedakan bahasa, budaya, ras atau agama.
Bunda Teresa suka mengatakan:
"Mungkin aku tidak berbicara bahasa mereka, tetapi aku bisa tersenyum".
Marilah kita membawa senyumannya dalam hati kita dan memberikannya kepada orang-orang yang kita temui sepanjang perjalanan kita, terutama orang-orang yang menderita.
Dengan cara ini, kita akan membuka peluang sukacita dan harapan bagi banyak saudara dan saudari kita yang putus asa dan yang berdiri membutuhkan pengertian dan kelembutan.
*****
TEKS RESMI PENGUMUMAN BEATA TERESA SEBAGAI SANTA:
Untuk menghormati Tritunggal Mahakudus, peninggian iman Katolik dan peningkatan kehidupan Kristen,
Oleh otoritas Tuhan kita Yesus Kristus, dan otoritas Rasul Kudus Petrus dan Paulus, dan otoritas kami sendiri,
Setelah pertimbangan dan acap kali berdoa untuk bantuan ilahi, dan setelah mengusahakan nasehat dari banyak Uskup saudara kita, kami menyatakan dan menetapkan:
Beata Teresa dari Kalkuta menjadi SANTA dan kami mendaftarkan dirinya di antara Para Kudus, menetapkan bahwa dengan demikian ia harus dihormati oleh seluruh Gereja.
Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar