Ads 468x60px

Senin, 12 Februari 2018



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Senin, 12 Februari 2018
Hari Biasa Pekan VI
Yakobus (1:1-11)
(Mzm 119:67.68.71.72.75.76)
Markus (8:11-13)
Animal symbolicum - Makhluk yang penuh tanda."
Inilah salah satu kekhasan dasar manusia bahwa kita hdup dengan banyak tanda: Ada tanda tangan-tanda mata-tanda cinta-tanda tanya. Ada STNK-STTB-KTP, dll.
Yesus sendiri hadir sebagai TANDA yang hidup bagi kehadiran Allah dengan karya-ucapan dan doa yang penuh kuasa.
Bersama dengan konteks nusantara yang sedang penuh dengan "tanda" bencana dan teror durjana, "tanda" sendiri juga bisa berarti "Tempat Aku Nampakkan Damai Allah".
Bagaimana caranya?
Adapun lima tahun lalu, saya menginap dan memberi retret di biara para suster rubiah Claris di Singkawang. Mereka kerap disebut sebagai suster "SLOT", karena hidupnya yang menjadi tanda gereja yang setia berdoa, yang benar benar ter-"slot"/terkunci dari hiruk pikuk dunia luar.
Nah, mengacu pada "SLOT", adapun 4 keutamaan dasar supaya hidup kita juga bisa menjadi "tanda", tempat aku menampakkan damai Allah, antara lain:
1."S: sederhana hidupnya":
Tidak bermewah dan boros/berfoya-foya tapi selalu hidup dengan bersahaja.
2."L: Lemah lembut omongannya":
Tidak mudah marah, tidak suka bergunjing/bergosip tapi selalu bijaksana dan mudah bersyukur karena melihat aneka kebaikan dalam diri sesama.
3."O: Optimis harapannya":
Bukan menjadi orang yang pesimis dan peragu, tapi mantap dan bersemangat karena percaya akan kasih Tuhan yang banyak dirasakan dan dialaminya setiap hari.
4."T: Tuhan yang jadi andalannya:
Tidak sombong/congkak tapi selalu bersadar diri dan rendah hati karena sungguh meyakini adanya campur tangan ilahi/"providentia divina" dalam setiap lika-liku dan ruwet renteng hidup hariannya.
Sudahkah kita juga mempunyai 4 pilar ini lewat "KUD", Karya- Ucapan dan Doa kita setiap harinya?
"Cari kardus di Sungai Batanghari - Mari hidup kudus setiap hari."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
"Peirazo - Menguji.”
Inilah kata Yunani yang membahasakan kebiasaan orang Farisi yang kerap mencobai Yesus.
Dengan pengetahuannya, mereka malahan mudah sinis dan tak pernah bersikap manis, selalu berpikir negatif dan sulit berpikir positif, mudah meremehkan dan kurang memperHATIkan orang lain. Hal-hal inilah yang membuat Yesus mengeluh dalam hatiNya.
Istilah yang dipakai dalam bentuk yang diperkeras ini berarti bahwa Dia benar-benar merintih ketika perasaan kelelahan dan kesedihan menyusup ke lubuk hatiNya:
“Mengapa angkatan ini terus-menerus meminta tanda? (Yoh, 2:18; Mat. 12:38).
De facto, terkadang kita memang butuh tanda untuk merasakan sapaan Tuhan. Tapi, mengapa Yesus menolak permintaan tanda dari orang Farisi? Bukankah itu akan membantu iman mereka kepadaNya? Rupanya Yesus tahu betul bahwa mereka tidak memiliki niat tulus (intentio pura) tapi penuh dengan akal bulus (intentio pura-pura).
Sekalipun sudah melihat tanda-tanda yang dibuat oleh Yesus dan baru saja menyaksikan penggandaan roti dan ikan, mereka tetap saja berkeras hati dan terus meragukan serta meremehkan Yesus.
Dengan kata lain:
Hati mereka keras, mata mereka buta dan telinga mereka tuli karena tertutup oleh kesombongan dan cinta diri yang berlebihan.
Bagaimana dengan kita?
Seringkali kitapun mencobai dan meminta tanda kepadaNya. Keinginan untuk mencobai Dia adalah karena ketidakpercayaan. Jika ditanya kita semua pasti akan menjawab bahwa kita percaya, tapi setanpun juga percaya bahwa Yesus adalah anak Allah, lalu apakah bedanya kita dengan setan? Setan percaya tapi tidak mau menyerahkan hidup kepada Yesus.
Jika kita percaya kepada Yesus tetapi kita tidak mau menyerahkan hidup kita kepadaNya, kita sama saja dengan setan.
Menyerahkan hidup kita kepadaNya berarti membiarkan Tuhan menguasai kita, menjadikan kehendakNya sebagai kehendak kita, maka Tuhan akan terus memberikan tanda dan tidak akan pergi dari hati dan hidup kita, bukan?
"Dari Lebak Bulus ke Taman Sari - Jadilah tulus setiap hari."
B.
TANDA- Kata Angka dan Nada”.
Inilah salah satu judul buku yang saya buat ketika masih bertugas di Gereja Tangerang (Kanisius, RJK. 2008).
Dunia kita sendiri marak dengan tanda dan Yesus-pun datang sebagai “TANDA”.
Anehnya, para pemuka agama selalu menolak dan menyangsikan Yesus padahal mereka tentu telah mendengar, jika tidak sempat melihat, berbagai tanda yg dibuat Yesus: pengajaran, kesembuhan, pengusiran setan+kebangkitan orang mati.
Sebenarnya yang menjadi masalah bukanlah kurangnya tanda, melainkan keangkuhan diri karena adanya ketertutupan hati dan budi.
Adapun satu-satunya tanda yang diberikan bagi mereka adalah tanda Nabi Yunus, yang telah dilemparkan ke dalam laut yang bergelora (Yunus 1:2,3). Pastinya, pemberitaan Yunus menghasilkan pertobatan penduduk Kota Niniwe (Yun. 3:5-9; 4:11).
Dengan kata lain:
Bila orang Niniwe saja percaya pada pemberitaan Yunus, dan ratu dari Selatan mencari hikmat dari Salomo, mengapa begitu sulit untuk percaya pada Yesus yang lebih besar dari Salomo maupun Yunus?
Disinilah, kita harus meminta agar Allah "membuka mata kita" saat kita datang pada-Nya, supaya kita dapat melihat karyaNya bagi kita (Maz. 119:18, Ibr. 4:12-13).
Allah sendiri telah menyediakan cukup banyak tanda yang dapat menjadi dasar iman: Ada kesaksian dari alam dan suara hati (Roma 1:20; 2:14-15), sejarah kehidupan Kristus (Ibr 1:1-4), dan pekerjaan Roh Kudus (1 Yoh 3:24; 4:13).
Kita mohon rahmat iman sehingga tak perlu lagi kita sibuk menjadi “pencari tanda”, tapi malahan bisa menjadi ”penanda” yakni membuat Allah hadir lewat karya, ucapan dan doa kita kepada sesama.
"Ada kardus di Kalisari - Jadilah kudus setiap hari."
C.
Kutipan Teks Misa
Aku tak lagi memiliki apa pun. Allah yang baik dapat memanggilku kapan pun Ia kehendaki (St Yohanes Maria Vianney)
Antifon Pembuka (Mzm 119:76)
Biarlah kiranya kasih setia-Mu menjadi penghiburku, sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu.
Doa Pembuka
Allah Bapa sumber kebijaksanaan, semoga kami mengimani Engkau, agar dapat berdoa dan Kaudengarkan, baik pada saat suka maupun duka, senang maupun sedih. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (1:1-11)
"Ujian terhadap imanmu menghasilkan ketekunan, agar kamu menjadi sempurna dan utuh."
Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku di perantauan. Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan. Sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun. Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintanya kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit; maka hal itu akan diberikan kepadanya. Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah berharap, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya. Bila seorang saudara berada dalam keadaan yang rendah baiklah ia bermegah karena kedudukannya yang tinggi, dan orang kaya karena kedudukannya yang rendah sebab ia akan lenyap seperti bunga rumput; matahari terbit dengan panasnya yang terik dan melayukan rumput itu sehingga gugurlah bunganya dan hilanglah semaraknya. Demikian jugalah halnya dengan orang kaya: di tengah-tengah segala usahanya ia akan lenyap.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Semoga rahmat-Mu sampai kepadaku, ya Tuhan, supaya aku hidup.
Ayat. (Mzm 119:67.68.71.72.75.76)
1. Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu.
2. Engkau baik dan murah hati, ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
3. Memang baik, bahwa aku tertindas, supaya aku belajar memahami ketetapan-ketetapan-Mu.
4. Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih berharga daripada ribuan keping emas dan perak.
5. Aku tahu, ya Tuhan, bahwa hukum-hukum-Mu adil, dan memang tepat bahwa Engkau telah menyiksa aku.
6. Biarlah kiranya kasih setia-Mu menjadi penghiburanku, sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 14:6)
Aku ini jalan, kebenaran dan kehidupan, sabda Tuhan. Tiada orang dapat sampai kepada Bapa tanpa melalui Aku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:11-13)
"Mengapa angkatan ini meminta tanda?"
Sekali peristiwa datanglah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari surga. Maka mengeluhlah Yesus dalam hati dan berkata, “Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sungguh, kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberikan tanda.” Lalu Yesus meninggalkan mereka. Ia naik ke perahu dan bertolak ke seberang.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Yakobus, dalam suratnya, memberi salam kepada 'kedua belas suku di perantauan' yang sedang mengalami pencobaan. Yang dimaksudkan adalah orang-orang kristen keturunan Yahudi yang tersebar di dunia Yunani-Romawi. Kepada mereka yang hidup di perantauan, Yakobus memberi nasihat agar pencobaan dihayati sebagai kesempatan untuk makin berakar pada Kristus.
Pencobaan menarik orang lebih dekat kepada Kristus. Dengan pencobaan, iman semakin dimatangkan. Hubungan pribadi dengan Kristus semakin dikuatkan. Kedekatan dengan Kristus membuat orang kristen mampu mewarisi sifa Kristus. Yakobus mengajak agar pencobaan dipandang sebagai kebahagiaan karena ujian terhadap iman itu menghasilkan ketekunan. Ketekunan menghasilkan hkimat yakni makin mempercayakan diri kepada Allah. Hidup berserah kepada Allah berarti tidak mudah diombang-ambingkan oleh gelombang kehidupan.
Kita pun hidup dalam perantauan. Perkembangan dunia yang begitu cepat, membuat hati dan pikiran kita dapat terserap dan terserak ke berbagai bidang. Dunia makin sesak informasi dengan perkembangan teknologi informasi. Di satu sisi hampir semua informasi dapat kita peroleh dengan mudah dan cepat. Hidup semakin dipermudah. Relasi antar manusia semakin tidak dibatasi oleh jarak dan waktu. Tembok-tembok biara pun dapat ditembus oleh segala informasi melalui jaringan dunia maya. Di sisi lain, kita bisa tersesat akibat informasi yang begitu melimpah. Tidak sedikit yang terjerumus ke dalam ideologi yang menghancurkan sendi-sendir kehidupan rohani maupun kehidupan bersama. Dengan banjir informasi, kedalaman iman berkurang.
Dalam situasi itu, kita membutuhkan tanda. Tanda yang kita butuhkan adalah tanda yang memperdalam kehidupan. Tanda itu juga semakin mengutuhkan hubungan antar manusia dan antara manusia dengan Allah. Bacaan Injil hari ini mengisahkan para Farisi yang meminta tanda kepada Yesus. Namun, Yesus tidak memberi tanda karena mereka meminta tanda bukan untuk memperdalam hubungan dengan Yesus melainkan untuk mencobai-Nya. Tanda kehidupan itu sudah diberikan oleh Yesus sendiri mulai dari baptisan sampai di puncak kayu salib.
Dalam perantauan dunia ini, tanda Yesus itu harus menjelma dalam hubungan pribadi yang semakin mendalam dengan sesama dan Tuhan. Hubungan pribadi dengan sesama dan Tuhan semakin bermakna ketika memperdalam hidup rohani, mendukung persekutuan yang semakin terbuka dan mengasah kepekaan sosial. Semoga kita semakin menjadi teman seperantauan bagi sesama terlebih mereka yang berada dalam kesulitan hidup, sebab setiap pribadi jauh lebih berharga daripada seluruh dunia. Tuhan memberkati.
Antifon Komuni (Mzm 119:76)
Kiranya kasih setia-Mu menjadi penghiburan-Ku. Sesuai dengan janji yang Kauucapkan kepada hamba-Mu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar