HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Minggu, 13 Mei 2018
Hari Minggu Paskah VII (Novena Roh Kudus hari ketiga)
Kisah Para Rasul (1:15-17.20a.20c-26)
(Mzm 103:1-2.11-12.19-20ab)
1 Yohanes (4:11-16)
Yohanes (17:11b-19)
"Ora pro nobis - Doakanlah kami."
Itulah salah satu harapan iman yang terkenang tentang pengalaman didoakan, yang pastinya sangat kita perlukan di tengah aneka perjuangan dan gulat geliat hidup ini. Indahnya, Kristus hari ini juga berkenan mendoakan kita. Ia hadir dan mengalir bagi kita.
Adapun 3 arti doa ala Yesus yang diucapkan-Nya hari ini, antara lain :
1. "Dikuduskan Oleh Allah":
Ia mendoakan agar Bapa selalu menguduskan kita. Bukankah dengan dibaptis kita "dikuduskan" menjadi umat pilihan-Nya, terpisah dari dunia : ada di tengah dunia tapi bukan milik dunia, terlibat tapi tidak terlipat, menyelam tapi tidak tenggelam, ikut dalam karut marut dunia tapi tidak larut hanyut dengan arus dunia.
2. "Disatukan Oleh Allah":
Ia mendoakan agar kita selalu bersatu: "Ut omnes unum sint - supaya kita menjadi SATU". Ia tidak mau kita tercerai-berai oleh gosipan/fitnahan, intrik/taktik tapi selalu solid "merapatkan barisan" dalam iman yang bukan basa basi dan persaudaraan yang benar-benar sejati.
3. "Digembirakan Oleh Allah":
Ia mendoakan agar kita selalu bersukacita dalam Tuhan. Bukankah "bahagia" (Yunani : eudaimonia) adalah tujuan hidup smua manusia?
Belajarlah dari Magnificat Maria, "Hatiku bergembira karena Allah...." (Luk 1:47). Maria mengajak kita selalu bergembira karena "Allah", bukan karena "allah" yang lain. Allah adalah satu satunya alasan kita untuk bergembira, karena Ia dapat membuat kita selalu brsyukur tanpa sebab apapun dan bagaimanapun keadaan dan pergulatan hati kita.
Yang pasti, menjelang Pentakosta, "ulang tahun gereja" ini, mari kita juga belajar untuk selalu saling mendoakan supaya kita juga selalu "dikuduskan - disatukan & digembirakan" di tengah kehidupan dan pergulatan harian kita.
"Cari batu di dalam Goa - Mari kita bersatu di dalam doa.
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
"Animal loquens - Makhluk yang berkomunikasi"
Inilah salah satu definisi dalam filsafat manusia yang terkenang ketika hari ini Gereja merayakan Minggu Komunikasi Sedunia.
Pesan inti dalam tema Minggu Komunikasi Sedunia ini kerap mengajak kita untuk melihat keluarga sebagai “sumber daya" bukan "bahaya", sebagai "berkat" bukan "laknat", sebagai "rumah peradaban" dan bukan "kebiadaban".
Jelasnya, keluarga sebagai "ecclesia domestica - gereja basis" diajak untuk mengkomunikasikan "kasih-kebaikan dan kehangatan" kristiani secara real dan kontekstual.
Dalam bahasa Paus Fransiskus: “Di tengah dunia di mana orang sering memaki, menggunakan bahasa kotor, bergunjing dan menjelekkan orang lain, menabur perselisihan dan meracuni lingkungan dengan gosip, keluarga bisa mengajarkan kita untuk memahami komunikasi sebagai berkah...".
Di sinilah, komunikasi mendasar yang diajarkan Yesus bagi setiap keluarga adalah "DOA" dengan tiga tahapan dasar, antara lain :
1. "Menengadah kepada-Nya":
Ia datang kepada Bapa dengan rendah hati.
2. "Menyebut nama-Nya":
Ia berbesar hati dan tidak merasa sendirian karena semua gulat geliat doa dan karya-Nya dibawa bersama Bapa dan dalam kuasa Bapa.
3. "Mewartakan cinta-Nya":
Yesus mendoakan semua murid-Nya supaya mereka dikuatkan-dikuduskan dan dibenarkan dalam semangat persatuan ("ut omnnes unum sint - supaya semuanya menjadi satu").
Inilah salah satu bukti komunikasi cinta ilahi: mempersatukan dan menguatkan, bukannya saling menyingkirkan dan menjatuhkan.
Ini bisa dimulai dengan sebuah "inner dialog" komunikasi paling dasar yakni: mendoakan sesama dan semesta entah secara pribadi/bersama.
"Dari Uluwatu ke Sriningsih - Mari bersatu dalam nada dasar kasih".
B.
Kutipan Teks Misa:
"Gereja itu dalam Kristus bagaikan Sakramen, yakni tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan seluruh umat manusia" (LG 1). Tujuan utama Gereja ialah menjadi Sakramen persatuan manusia dengan Allah secara mendalam.Oleh karena persatuan di antara manusia berakar dalam persatuan dengan Allah, maka Gereja adalah juga Sakramen persatuan umat manusia. Di dalam Gereja kesatuan ini sudah mulai, karena ia mengumpulkan manusia-manusia "dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa" (Why 7:9). Serentak pula Gereja adalah "tanda dan sarana" untuk terwujudnya secara penuh kesatuan yang masih dinantikan. (Katekismus Gereja Katolik, 775)
Antifon Pembuka (Mzm 27:7-9)
Dengarlah, Tuhan, seruanku kepada-Mu, kasihanilah aku dan jawablah aku! Seturut sabda-Mu kucari wajah-Mu, wajah-Mu kucari, ya Tuhan. Janganlah menyembunyikan wajah-Mu dari padaku. Alleluya.
atau
Exaudi, Domine, vocem meam, qua clamavi ad te, alleluia: tibi dixit cor meum, quæsivi vultum tuum, vultum tuum Domine requiram: ne avertas faciem tuam a me, alleluia, alleluia.
Mzm. Dominus illuminatio mea, et salus mea: quem timebo.
Doa Pembuka
Ya Allah, Engkau menghendaki agar kami selalu hidup rukun dan bersatu padu membangun Gereja-Mu. Kami mohon, semoga kami semakin berkembang dalam cinta kasih yang merupakan pengikat persatuan, baik di antara kami maupun antara kami dengan Dikau. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (1:15-17.20a.20c-26)
"Harus ditambahkan kepada kami satu orang untuk menjadi saksi tentang kebangkitan Tuhan."
Pada waktu itu berdirilah Petrus di tengah-tengah saudara-saudara yang sedang berkumpul, kira-kira seratus dua puluh orang banyaknya. Ia berkata, "Hai, Saudara-saudara, haruslah digenapi nas Kitab Suci, yang disampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud tentang Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus itu. Dahulu ia termasuk bilangan kami dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini. Sebab ada tertulis dalam Kitab Mazmur: Biarlah jabatannya diambil orang lain. Jadi harus ditambahkan kepada kami satu orang yang dipilih dari mereka yang senantiasa datang berkumpul dengan kami selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan kami, yaitu mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke surga meninggalkan kami. Bersama kami ia harus menjadi saksi tentang kebangkitan Yesus." Lalu mereka mengusulkan dua orang: Yusuf yang disebut Barsabas dan juga bernama Yustus, dan Matias. Mereka semua lalu berdoa, "Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang! Tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini, untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas, yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya." Lalu mereka membuang undi bagi kedua orang itu dan yang kena undi adalah Matias. Dengan demikian Matias ditambahkan kepada bilangan kesebelas rasul itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = c, 2/2, PS 835
Ref. Puji, jiwaku, nama Tuhan, jangan lupa pengasih Yahwe.
Ayat. (Mzm 103:1-2.11-12.19-20ab)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan kebaikan-Nya!
2. Setinggi langit dari bumi, demikianlah besarnya kasih setia Tuhan atas orang-orang yang takut akan Dia. Sejauh timur dari barat, demikianlah pelanggaran kita dibuang-Nya.
3. Tuhan sudah menegakkan takhta-Nya di surga dan kerajaan-Nya berkuasa atas segala sesuatu. Pujilah Tuhan, hai malaikat-malaikat-Nya, agungkanlah Dia, hai pahlawan-pahlawan perkasa yang melaksanakan firman-Nya.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (4:11-16)
"Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita."
Saudara-saudaraku yang terkasih, Allah begitu mengasihi kita! Maka haruslah kita juga saling mengasihi. Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Tetapi jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita. Beginilah kita ketahui bahwa kita berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita, yakni bahwa Ia telah mengaruniai kita mendapat bagian dalam Roh-Nya. Kami telah melihat dan bersaksi bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia. Barangsiapa mengaku bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Bait Pengantar Injil, do = g, gregorian, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 14:18)
Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu, maka bersukalah hatimu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (17:11b-19)
"Supaya mereka menjadi satu sama seperti kita."
Dalam perjamuan malam terakhir Yesus menengadah ke langit dan berdoa bagi semua murid-Nya, "Ya Bapa, yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita. Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku. Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci. Tetapi sekarang Aku datang kepada-Mu. Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka. Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Aku tidak meminta supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari yang jahat. Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia. Dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
DOA YESUS BAGI GEREJANYA
Tak ada seorang di dunia ini yang merasa betah dengan situasi kacau. Sebaliknya, setiap orang di dunia ini senantiasa mendambakan dan mencari kedamaian, terutama di dalam hatinya. Demikian pula halnya dengan Yesus. Akan tetapi, yang istimewa pada Diri Yesus adalah bahwa Ia tak mencari kedamaian dan kesalamatan itu hanya untuk Diri-Nya sendiri.
Yesus senantiasa menghendaki terjadinya keselamatan atau kondisi yang paling baik pada diri manusia. Oleh karena itu, Yesus senantiasa memohon kepada Allah, Bapa-Nya di surga supaya manusia senantiasa berada pada kondisi damai, sejahtera, sehat dan adil. Yesus membuka permohonan-Nya dengan menyatakan bahwa kini Ia akan kembali kepada Bapa. Ia tak akan bersama lagi dengan manusia di dunia ini. Sementara itu, para murid akan tetap tinggal di dunia ini.
Yang dimohonkan Yesus adalah supaya Allah Bapa memelihara dan menjaga para murid-Nya dalam nama-Nya, supaya mereka menjadi satu sama seperti Anak dan Bapa adalah satu. Dengan kata lain, Yesus menginginkan supaya dinamika harmonis relasi Anak dan Bapa itu mengalir dalam relasi antar-manusia dan relasi antara manusia dengan Allah. Jika terjadi aliran kedamaian dan keselamatan semacam itu, niscaya relasi antara manusia dengan Allah akan harmonis dan damai.
Demikian pula, kondisi harmonis antara manusia dengan Allah itu akan menjamin keharmonisan relasi antar-manusia. Syaratnya adalah menjaga supaya kesatuan Anak dan Bapa itu tetap terjadi dalam relasi-relasi tersebut. Segala konkret, segala upaya manusia untuk menghadirkan dirinya sebagai pembawa damai di setiap perjumpaannya dengan sesama akan membawa kehadiran relasi kesatuan damai antara Anak dan Bapa.
Hari ini kita diajak untuk menghadirkan diri kita sebagai juru dalami sekaligus pemersatu. Menjadi juru damai bisa dilaksanakan dengan menghadirkan pikiran-pikiran, kata-kata dan tindakan yang menyejukkan. Menjadi pemersatu bisa dilaksanakan dengan senantiasa menghadirkan budaya damai dan rekonsiliasi, terutama tatkala terjadi perselisihan atau konflik.
Antifon Komuni (Yoh 17:22)
Aku mohon, ya Bapa, semoga mereka bersatu, sebagaimana Kita pun bersatu. Alleluya.
atau
Pater, cum essem cum eis, ego servabam eos, quos dedisti mihi, alleluia: nunc autem ad te venio: non rogo ut tollas eos de mundo, sed ut serves eos a malo, alleluia, alleluia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar