HIK : HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI
HARAPAN IMAN KASIH
Kamis, 31 Mei 2018
Pesta SP Maria mengunjungi Elisabet.
Nubuat Zefanya (3:14-18a) / Roma (12:9-16b)
MT = (Yes 12:2-3.4bcd.5-6; R: 6b)
Lukas (1:39-56)
“Beata es quee credidisti - bergembiralah ia, yang telah percaya”.
Inilah ungkapan iman Elisabeth yang kita kenangkan pada pesta Maria mengunjungi Elisabeth di akhir bulan Maria ini.
Berangkat dari kabar malaikat yang telah memberitahukan kepada Maria bahwa Elisabet yang sebelumnya mandul, kini secara ajaib telah mengandung, maka Maria lalu segera mengunjungi kerabatnya itu, yang tinggal bersama suaminya Zakaria di sebuah kota Yudea "di daerah perbukitan" (kemungkinan di Yuttah, Yosua 15:55; 21:16, bersebelahan dengan Maon, sekitar 160 km dari Nazareth).
Adapun “visitasi, kunjungan Maria dari Nazareth kepada Elisabet di Yudea ini sekaligus menjadi kunjungan cinta Tuhan sendiri kepada umat-Nya” (KGK. 717) dengan berporos pada tiga sikap dasar yang bisa kita petik dari perjumpaan iman mereka, al:
1.Berbagi kedamaian:
Kata pertama yang diucapkan Maria ketika mengunjungi Elisabeth adalah “salam”. Dalam bahasa Ibrani, kata “salam” ini berarti “damai”. Ia berbagi kedamaian kepada saudarinya yang sedang mengandung pada usia tua. Ia hadir untuk menguatkan kerapuhan dan mendamaikan kegalauan hati saudarinya yang mengandung pada usia tua.
Berangkat dari kebaikan hati Maria sebagai Ratu Pecinta Damai inilah, maka Gereja juga mempunyai sebuah doa khusus untuk memberi salam kepada Maria, yakni: “Salam ya Ratu, Bunda yang berbelaskasih! Hidup, hiburan dan harapan kami. Salam ya Perawan Maria yang rahim, yang penuh belas kasihan dan yang manis. Salve, Regina, Mater misericordiae! Vita, Dulcedo, et Spes nostra! Salve, o clemens, o pia, o dulcis Virgo Maria!”
Intinya: Maria mengajak kita untuk berbagi”salam” kepada sesama kita. Kedamaian iman yang telah diterima oleh Maria karena dipilih untuk mengandung dan melahirkan Yesus, itulah yang dibagikannya kepada Elisabeth, yang juga sedang berbahagia menanti kelahiran Yohanes.
Disinilah, kita yang sudah menjawab “ya” akan tawaran keselamatan Allah dalam hidup Yesus, diajak untuk juga belajar memberi kedamaian kepada sesama, seperti Maria memberi kedamaian kepada Elisabeth: Spes nostra! Salve. Salam Maria, harapan kita!
2.Berbagi kepercayaan:
Begitu Maria tiba dan menyalami Elisabet, Elisabet dengan segera menyatakan Maria sebagai "ibu dari Tuhannya". Perjumpaannya dengan Maria membuahkan kepercayaan iman yang mendalam: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?” Ya, Elisabet sungguh bersukacita dan mengakui kepercayaannya bahwa Maria adalah sungguh ibu Tuhan yang diberkati. Seperti Elisabeth, kita juga diajak untuk berani mewartakan keyakinan iman kita kepada setiap orang dengan hati yang tulus dan penuh sukacita.
3.Berbagi kesaksian:
Kisah lawatan Maria ke rumah saudarinya Elisabet yang memuncak pada kidung magnificat juga menunjukkan figur Maria yang setia berbagi kesaksian sebab melihat tindakan Allah yang berkarya di tengah hidupnya: “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hambaNya” (Luk 1: 46-48).
Sebenarnya dalam masyarakat Yahudi tradisional, kidung magnificat ini merupakan bagian penting dalam hidup keagamaan yang disampaikan dari mulut seorang imam - hamba Yahwe. Tetapi magnificat kali ini keluar dari mulut seorang golongan anawim yang miskin dan diucapkan justru di rumah Zakaria, seorang imam.
Jelaslah, bahwa Maria berbagi kesaksian karena ketulusan hati dan keyakinan imannya akan penyertaan Tuhan.
Salam, ya Ratu surgawi.
Salam, Bunda Putra Ilahi.
Darimulah hidup kami.
Memperoleh terang suci
Bersukalah, ya Maria.
Bunda yang paling jelita.
Hiduplah, Bunda mulia.
Doakanlah kami semua.
“Burung tekukur di Taman Ria - Kita bersyukur punya Bunda Maria.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
"Regina Caeli - Ratu Surga."
Inilah salah satu doa dan lagu gereja yang banyak dinyanyikan pada masa Paskah.
Dengan kenangan iman Maria sebagai Ratu Surga inilah, kita juga diajak untuk "SINAGA-SIap NAik ke surGA" dengan modal "KPK", al:
1. Kedamaian:
Maria yg sdg mengandung Yesus berjalan dari Nazaret ke Yehuda sejauh 160 KM u/menjumpai Elisabeth yg jg sdg mengandung Yoh Pembaptis.
Adapun yg pertama dibuatnya ktika brtemu Elisabeth adl "memberi salam" (Luk 1:40). Kata "salam" dekat dg bhs Ibrani, "syalom" yg berarti kedamaian. Itu sebabnya Maria yg mjd "tabernakel hdp" krn mengandung Yesus ini byk digelari Regina Pacis - Ratu Damai" krn hadirnya sll mendamaikan+menghangatkan. Bukankah stiap kali kt menyambut komuni, kita jg diajak mjd "tabernakel hdp" krn mengandung Yesus sang Raja Damai dlm diri kita?
2. Pujian:
"Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku dtg mengunjungi aku?" Inilah pujian spontan Elisabeth kpd Maria. Walaupun jauh lbh tua, ia tulus memuji Maria. Maria pun tdk sombong, tp ia malahan kembali memuji Allah: "Magnificat anima mea Dominum-Aku mengagungkan Tuhan" (Luk 1:46). Sudahkah kt blajar memuji?
3. Kegembiraan:
Ketika Maria memberi salam, bayi Yoh Pembaptis (Yoh: "Allah yg memberkati) yg msh berada dlm rahim Elisabet bersorak kegirangan. Hatinya penuh sukacita krn mendengar salam Maria dan mrasakan hadirnya keilahian yg terkandung dlm rahim Maria. Maria jg bergembira krn diyakinkan bhw Yg Mahakuasa telah byk melakukan perbuatan2 besar+meninggikan orang2 yg rendah: "Hatiku bergembira krn Allah juruslamatku" (Luk 1:47). Sudahkah kt bergembira dlm iman?
“Dari Samaria ke Sukabumi - Bunda Maria, doakanlah kami".
B.
"Dios quiere y La Virgen permite - Tuhan memberkati dan Bunda merestui."
Inilah sebuah ungkapan devotif khas orang-orang di Amerika Latin yang kerap saya katakan juga di akhir setiap siaran radio.
Hal ini terjadi karena saya banyak merasakan bahwa berkat Tuhan dan restu Bunda Maria selalu mewarnai hidup banyak orang setiap harinya di segala penjuru dunia.
Adapun di hari terakhir Bulan Maria ini, kita juga mengenangkan “colloquium salutatis”, kunjungan/percakapan keselamatan Bunda Maria dan Elisabeth. Kita pastinya juga berharap bahwa Bunda Maria berkenan juga datang dan mengunjungi hati kita masing-masing, terlebih hati yang sedang merasa lemah-rentan dan letih.
Mengacu pada nama "MARIA", adapun 5 keutamaannya yang bisa kita timba setiap harinya agar hadir di hati kita, antara lain:
1."Mater":
Di atas salib, Yesus menyapanya sebagai "Ibu". Dengan kata lain: Ia menjadi "Bunda" yang punya kerahiman (Yoh 19:26-27), hatinya hangat dan bersahabat bagi semua anaknya.
2."Amabilis":
Diyakinkan oleh maklumat malaikat (Luk 1:30), ia selalu hadir sebagai pribadi yang berani mencintai, dari Betlehem sampai Yerusalem, dari kandang Natal yang jelata sampai salib Golgota yang penuh dukacita.
3."Regna":
Ia menjadi "ratu" yang selalu memberi pedoman untuk mentaati perintah Yesus (Yoh 2:5), tidak banyak bicara tapi kaya makna. Adapun, ia dirayakan sebagai Maria Asumpta setiap 15 Agustus.
4."Immaculata":
Ia menjadi pribadi "tak bernoda". Itulah juga yang dikatakannya ketika muncul di Lourdes, hidupnya benar-benar suci karena penuh syukur, dekat dan bersatu dengan Allah (Luk 1:46-47).
5."Admirabilis":
Ia mengagumkan krn sll membawa berkat (Luk 1:40)+sukacita (Luk 1:44). Hal ini menjadi lebih jelas ketika ia berkata "ecce ancilla Domini" (Luk 1:38). Bagaimana dengan kita?
Orang Sunda pergi ke warung indomie – Wahai ya Bunda, sertailah kami.”
C.
“MOM – Mary Our Mother”.
Inilah salah satu judul buku terbaru saya seputar kisah dan penampakan Bunda Maria yang “MAu Rendah hati Ikut Allah”.
Mengacu pada figurnya, Maria yang rendah hati hadir sebagai "BBM", Bulan-Bintang dan Matahari (Wahyu 12:1) dengan 3 daya cinta, antara lain:
1."Berdaya guna":
Maria berguna untuk yang lain. Lewat Maria, Elisabeth penuh dengan Roh Kudus dan lewat Maria, Yesus juga lahir. Ingatlah: Permintaannya berguna untuk terjadinya mukjizat di Kana dan doanya berguna untuk banyak orang yang “sedang kurang anggur”: letih, lesu dan berbeban berat.
2."Berdaya makna":
Seperti kehadiran Maria yang bermakna bagi peneguhan iman Elisabeth dan Zakaria, bukankah Maria juga selalu bermakna karena ia hadir untuk berbagi cahaya sejak awal mula Gereja? Ia setia ada pada saat Kabar Sukacita ketika dalam kesediaannya yang bersahaja, dengan hati tulus murni, mengijinkan Putra Allah mengambil daging dalam rahimnya yang perawan. Ia juga setia ada di bawah kaki salib sementara Putranya menebus dunia sebagai bagian dari rencana keselamatan Allah. Di sana ia ditunjuk untuk menjadi "Bunda Mulia" (Yoh 19:26-27).
Bahkan, pada Hari Raya Pentakosta, ketika misi apostolik Gereja dimulai, ketika para murid kehilangan Yesus, Maria setia berbagi kehadiran dan doa bersama. Ia adalah gejala menakjubkan - di tengah segala budaya patriarki, Maria menjulang dan bercahaya. Ia terus hadir tanpa banyak bicara, mengiringi perjalanan Gereja dengan segala ruwet rentengnya.
3."Berdaya tahan":
Meski diabaikan dan tidak diperhatikan, dilupakan dan diluputkan/dianggap menyilaukan, BBM tetap terus bersinar-pendar. Meski kadang terluka dan kecewa, bukankah Maria juga terus bersinar dan tidak tertutup hanya bagi hati orang Nazaret di kampung halamannya atau hati bangsa Israel tanah airnya? Maria terbuka hati dan tangannya bagi siapa saja. Ia pergi dari Nazareth ke Yehuda
untuk meneguhkan Elisabeth yang sedang hamil di masa tuanya.
"Dari Taman Ria ke Sukabumi- Bunda Maria doakanlah kami."
D.
Origenes:
Maria mengunjungi Elisabeth sehingga Yesus dapat memberkati Yohanes:
"Adalah lebih baik pergi kepada orang yang lebih lemah untuk memberikan pertolongan dengan kedatangannya. Itulah mengapa Sang Penyelamat datang kepada Yohanes untuk menguduskannya. Yesus masih berada dalam rahim Maria dan Dia bergegas untuk menguduskan Yohanes, yang juga masih berada dalam rahim ibunya. Sebelum Maria datang dan menyapa Elisabeth, sang bayi tidak bersukacita dalam rahimnya. Tapi segera setelah Maria mengucapkan kata-kata bahwa Putera Allah berada dalam rahim ibu-Nya, bayi Yohanes melonjak kegirangan. Pada saat itu, Yesus menjadikan pendahulu-Nya sebagai nabi untuk pertama kalinya” (Omelia sul Vangelo di Luca 7.1)
=====%
Maria sepenuhnya terbuka kepada kehendak Allah seperti seorang hamba yang setia. Meskipun demikian ia tidak tahu persis bagaimana secara konkret kehendak Allah itu akan terjadi dan bagaimana Allah akan menuntunnya. Namun ia berkata “ya” karena iman dan cinta. Kebahagiaan dan keselamatan kita pun mulai dengan jawaban “Ya” kita.
St. Bernardus dari Clairvaux OCSO (1090-1153) membuat refleksi yang sangat indah yang menggambarkan betapa penting dan menentukan jawaban “Ya” Bunda Maria bagi keselamatan seluruh dunia :
“Engkau telah mendengar bahwa akan mengandung dan melahirkan seorang putera; engkau telah mendengar bahwa akan mengandung bukan dari seorang pria melainkan oleh kuasa Roh Kudus. Malaikat menantikan jawabanmu sebelum kembali kepada Allah yang mengutusnya. Kami juga menunggu, O Bunda, demi dunia yang memprihatinkan, bahkan demi kami yang menderita oleh kutukan dosa.
Dan di tanganmu keselamatan dunia ditentukan. Jika engkau menyetujuinya, kami selamat. Melalui Sabda Allah yang kekal kami telah diciptakan, namun sayang kami jatuh binasa; dengan satu kata jawabanmu kami semua akan hidup kembali.
Adam yang malang, terbuang dari surga bersama semua anak-anaknya dalam penderitaan dan kemalangan,yang tinggal di lembah bayang-bayang maut memohon dengan sangat padamu, ya perawan penuh kasih.Seluruh dunia menantikan jawabmu, berlutut di depan kakimu. Karena di bibirmulah tergantung penghiburan untuk orang-orang yang malang, penebusan para tawanan, pembebasan bagi yang tertindas, penyelamatan bagi semua anak-anak Adam. Jawablah, ya Bunda Perawan, jawablah tawaran malaikat secepatnya, dan dengan perantaraan malaikat berilah jawaban kepada Allah. Berbicaralah, dan terimalah Sang Sabda, persembahkanlah dirimu. Bukalah hatimu pada Penciptamu ya Perawan yang Terberkati, bukalah bibirmu dan jawablah”. Dan Maria pun menjawab, “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu”.
Berkat kesanggupan Bunda Maria, karya keselamatan Allah dapat terlaksana. Kesanggupan Bunda Maria mengawali suatu peristiwa besar. Demikian pula dalam kehidupan sehari-hari. Kesanggupan pria dan wanita untuk membangun hidup berkeluarga, untuk menjadi suami isteri merupakan awal dari penciptaan generasi baru.Melalui kesanggupan mereka, Allah dapat terus melanjutkan karya penciptaan-Nya. Melalui kesanggupan para calon imam untuk ditahbiskan, karya Allah dalam Gereja dapat berlangsung terus. Betapa luar biasanya makna sebuah kesanggupan!
E.
Kutipan Teks Misa:
“Maria tahu bahwa dalam beredarnya waktu ia akan melahirkan Dia, yang diakuinya sebagai sumber keselamatan sejak dari kekal” (St. Beda Venerabilis)
Antifon Pembuka
Maria, dengarkanlah, hai kalian yang takwa, aku hendak mewartakan yang dikerjakan Allah bagiku.
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan, tanpa Syahadat.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, Engkau telah mendorong Santa Perawan Maria, yang sedang mengandung Putra-Mu, untuk mengunjungi Santa Elisabet, saudarinya. Semoga kami pun senantiasa mentaati dorongan Roh Kudus. Maka bersama Santa Perawan Maria kami akan selalu dengan gembira memuji karya-Mu yang agung. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Ketika kita yakin bahwa Tuhan ada bersama kita, maka kita tak akan takut melawan apa pun yang menjauhkan kita dari Tuhan. Kita akan menjadi pemenang.
Bacaan dari Kitab Nubuat Zefanya (3:14-18a)
"Tuhan, Raja Israel, ada di tengah-tengahmu."
Bersorak sorailah, hai puteri Sion, bergembiralah, hai Israel! Bersukacita dan beria-rialah dengan segenap hati, hai puteri Yerusalem! Tuhan telah menyingkirkan hukuman yang dijatuhkan atasmu, Ia telah menebas binasa musuh-musuhmu. Raja Israel, yakni Tuhan, ada di tengah-tengahmu; Engkau tidak akan takut lagi kepada malapetaka. Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem, “Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lunglai! Tuhan Allahmu ada di tengah-tengahmu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bersukaria karena engkau, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, dan Ia bersorak gembira karena engkau seperti pada hari pertemuan raya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Atau
Menjadi bahagia itu sederhana. Kuncinya, kita tetap percaya kepada Tuhan dan terus bekerja bersama Dia.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (12:9-16b)
"Bantulah orang yang kudus dalam kekurangannya, dan berusahalah selalu memberi tumpangan."
Saudara-saudara, kasihmu janganlah pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik! Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. Janganlah hendaknya kerajinanmu berkurang, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! Bantulah orang-orang kudus dalam kekurangannya, dan berusahalah selalu memberi tumpangan! Berkatilah orang yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan yang muluk-muluk, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang
sederhana.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = c, 4/4, PS 864
Ref. Tuhan, Dikaulah sumber air hidup.
Ayat. (Yes 12:2-3.4bcd.5-6; R: 6b)
1. Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gemetar; sebab Tuhan Allah itu kekuatan dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan.
2. Pada waktu itu kamu akan berkata, "Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah nama-Nya, beritahukanlah karya-Nya di antara bangsa-bangsa, masyhurkanlah bahwa nama-Nya tinggi luhur!"
3. Bermazmurlah bagi Tuhan, sebab mulialah karya-Nya; baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi! Berserulah dan bersorak-sorailah, hai penduduk Sion, sebab Yang Mahakudus, Allah Israel, agung di tengah-tengahmu!
Bait Pengantar Injil, do = d, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 1:45)
Berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.
Rahmat Tuhan yang ada harus kita bagikan kepada setiap orang. Dengan demikian, semakin banyak orang yang juga merasakan kebaikan Allah dan yakinlah, sukacita kita juga akan ditambahkan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:39-56)
"Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?"
Beberapa waktu sesudah kedatangan Malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan menuju sebuah kota di wilayah Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring, “Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.” Lalu kata Maria, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah kudus. Rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya, dan menceraiberaikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” Kira-kira tiga bulan lamanya Maria tinggal bersama dengan Elisabet, lalu pulang ke rumahnya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Antifon Komuni (Luk 1:48-49)
Mulai sekarang aku disebut "yang bahagia" oleh sekalian bangsa. Sebab karya agung dikerjakan bagiku oleh Yang Mahakuasa, kuduslah nama-Nya.
Doa Malam
Allah Bapa yang penuh kasih, Engkau memilih Maria menjadi Bunda penebus dalam hidup ini. Kami bersyukur kepada-Mu atas anugerah ini. Pun pula kami bersyukur atas penyertaan dan rahmat-Mu yang Engkau nyatakan kepada kami sepanjang bulan Mei ini, yang didedikasikan sebagai Bulan Maria. Semoga Bunda surgawi menuntun kami agar sampai kepada-Mu, dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
“Sukacita merupakan kata kunci perjumpaan dengan Elisabet, di mana suara Maria dan kehadiran Yesus dalam rahimnya membuat Yohanes "melonjak kegirangan" (Luk 1:44). Sukacita juga memenuhi kawasan Betlehem ketika kelahiran Bayi Ilahi, Juruselamat dunia, diberitakan oleh nyanyian para malaikat dan dimaklumkan kepada para gembala sebagai "kesukaan besar" (Luk 2:10).” (Paus Yohanes Paulus II, Surat Apostolik Rosarium Virginis Mariae, No. 20)
Jiwa Maria, sucikanlah aku
Hati Maria, nyalakanlah aku
Tangan Maria, sanggahlah aku
Kaki Maria, pimpinlah aku
Mata Maria, pandanglah aku
Bibir Maria, berkatalah padaku
Dukacita Maria, kuatkanlah aku
O Maria yang manis, dengarkanlah aku
Janganlah mengijinkan daku terpisah darimu
Terhadap musuh-musuhku, belalah aku
Tuntunlah daku kepada Yesus yang manis
Semoga dengan dikau aku dapat mencintai dan
memuji untuk selama-lamanya. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar