Ads 468x60px

Sabtu, 27 Oktober 2018

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Sabtu, 27 Oktober 2018
Hari Biasa Pekan XXIX
Efesus (4:7-16)
(Mzm 122:1-2.3-4a.4b-5)
Lukas (13:1-9)
"Dura lex sed lex - Hukum itu keras tapi itulah hukum”.
Inilah salah satu pepatah yang saya tulis dalam buku “Carpe Diem” (RJK, Seize The Day/Reguklah Hari Ini, Kanisius) bersama dengan penegasan Yesus: “Jika kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa”.
Ya, Ia ternyata bukan hanya mempunyai hukum kasih (“sibarani - SIap BAgikan RAhmat imaNI”) dan hukum pelayanan (“silalahi - SIap Layani yang iLAHI”), tapi Ia juga mempunyai hukum pertobatan (“sitorus - SIap berTObat tRUS”) supaya kita layak "sinaga" (SIap NAik ke surGA).
Hari ini, kita yang tidak mau bertobat (Yun: metanoia, berbalik) disamakan dengan sebuah pohon ara yang tidak berbuah dan siap "ditebang".
Adapun tiga modal dasar supaya kita berbuah adalah “PAM”. “PAM” sendiri adalah sebuah proyek rohani, doa bersama pada jam dan hari yang sama, yang bisa kita buat serentak di semua lingkungan yang tersebar-pencar dengan melibatkan semua umat beserta para frater/suster dan para pastor paroki yang bersangkutan.
Secara sederhana, proyek rohani “PAM” ini juga terdiri dasar 3 bahan dasar antara lain:
1."P”upuk:
Ia ada untuk menyuburkan. Bukankah jika mau berakar ("dalam iman") yang hangat, kita butuh “pupuk rohani”? Ini bisa didapat dengan kebiasaan berdoa. Ia semacam “akar”, karena “root creates the fruit-akar menciptakan buah”. Bukankah tanpa doa, iman kita tak punya cinta dan cinta kita tak berlandaskan iman? Padahal, iman tanpa cinta takkan bisa berbuah dan cinta tanpa iman hanyalah sebuah gejolak rasa yang bisa diombang-ambingkan ke sana dan kemari!
2.”A”ir:
Ia datang untuk menyegarkan. Bukankah jika mau bertumbuh ("dalam persaudaraan") yang bersahabat, kita butuh “air rohani”? Ini bisa didapat dengan kebiasaan berbagi “HIK - Hidangan Istimewa Kristiani”, yakni trilogi dasar “Harapan Iman dan Kasih”. Adapun salah satu metode sederhana yang mulai bisa dibuat secara nyata adalah “3S”: Senyum – Sapa dan Salam (Ibr: Syalom=Damai). Kita bisa mulai belajar berbagi pada sesama yang ada di sekitar hidup kita, yang mungkin sedang merasa haus serta dahaga pada sebuah senyuman-sapaan dan kedamaian.
3.”M”atahari:
Ia ada untuk menghangatkan. Bukankah jika mau berbuah ("dalam karya") yang bersemangat, kita perlu kehangatan sinar "mentari”? Ini bisa didapat dengan kebiasaan bersyukur akan sinar kasihNya yang kita rasakan dalam perjumpaan dan kseharian hidup dengan sesama dan lewat alam semesta. Bukankah rasa syukur yang terus menerus membuat isi hati dan gejolak hidup kita menjadi hangat sehingga sinarnya juga bisa dibagikan dan dirasakan oleh orang lain?
Satu hal yang pasti, seperti inti pada bacaan hari ini bahwa Tuhan selalu turun tangan melengkapi (Kel 3:7) dan selalu ringan tangan memberi kesempatan (Luk 13:8-9), marilah kita juga selalu belajar punya “PAM” setiap harinya, tentunya mulai dari diri sendiri, mulai dari hal-hal kecil dan mulai dari sekarang ini.
“Ada kolam di Taman Safari - Mari beriman mendalam setiap hari"
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1.
"Miserere nobis - Kasihanilah kami!"
Inilah salah satu seruan yang kita daraskan pada lagu "Agnus Dei/Anak Domba Allah" sebelum menyambut komuni suci.
Adapun hari ini, kita diajak untuk datang meminta belaskasihanNya karna kita kadang menjadi "pohon ara" yang tidak berbuah, dimana perumpamaan pohon ara sebenarnya terutama menunjuk kepada Bangsa Israel (bdk. Luk 3:9; Hos 9:10; Yoel 1:7) tapi juga kepada kita semua yang mengaku percaya kepadaNya, tetapi tidak berpaling dari dosa/dusta dunia.
Disinilah menjadi jelas walaupun Allah memberi kesempatan secukupnya kepada kita untuk bertobat, Ia tidak akan selama-lamanya membiarkan dosa. Saatnya akan datang ketika kasih karunia Allah akan ditarik dan orang yang tidak mau bertobat akan dihukum tanpa belas kasihan (bdk. Luk 20:16; 21:20-24).
Itu sebabnya, 3 pilar awal untuk selalu memohon belaskasihanNya, antara lain:
A.Kedewasaan.
Kita diajak berani beriman sepenuh hati dengan menjadi anak-anak yang tidak kekanak-kanakan, yang dalam bahasa St.Paulus hari ini: "kita bukan lagi anak-anak kecil yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran atau kelicikan dunia yang menyesatkan."
B.Kesatuan.
Seperti ajakan pemazmur hari ini: "Mari kita pergi ke rumah Tuhan", kitapun diajak "pergi", berangkat dari "hidup yang lama" menjadi "hidup yang baru", yang selalu memperjuangkan kesatuan dengan Tuhan bersama dengan sesama rekan seiman/seperjalanan.
C.Pertobatan.
Dalam bahasa Yunani, tobat berarti "metanoia", yakni "berbalik". Kita diajak untuk bertobat secara nyata, berbalik dengan tindakan nyata, bukan hanya dengan banyaknya kata-kata. Ingatlah pesanNya hari ini: "Jika kamu tidak bertobat, maka kamu akan binasa!" Dengan pertobatan, kita diajak mencapai hidup sejati, yakni kemuliaan dan bukan kebinasaan karena ketidakbertobatan atas dosa itu seperti kanker yang menggerogoti kita dari dalam.
"Makan soto babat di seberang pagar - Suka bertobat bikin hidup jadi lebih segar."
2.
KUTIPAN TEKS MISA.
Memiliki iman yang jelas, berdasarkan pada Syahadat Gereja, sering dicap sebagai fundamentalisme. Sedangkan, relativisme, dimana membiarkan diri dilempar dan “tersapu oleh angin pengajaran”, sepertinya merupakan sikap yang satu-satunya diterima pada standar saat ini. Kita sedang bergerak menuju kediktatoran relativisme yang tidak mengakui apapun yang pasti dan tujuan tertingginya adalah egonya sendiri dan keinginannya sendiri.” – Paus Benediktus XVI
Antifon Pembuka (Ef 4:16)
Dari Kristus seluruh tubuh menerima daya tumbuh guna membangun diri dalam cinta kasih. Tubuh itu rapi tersusun dan rukun bersatu karena pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan peranan dan kegiatan setiap anggota.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Mahabaik, kami bersyukur karena Engkau telah menunjukkan jalan keselamatan kepada kami dalam diri Yesus Kristus, Putra-Mu. Semoga, Sabda-Mu yang akan kami dengar sungguh menjadi bekal perjalanan hidup kami untuk mewujudkan cinta kasih, keadilan dan damai sejahtera serta untuk memasuki Kerajaan-Mu yang abadi. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus (4:7-16)
"Kristuslah kepada tubuh, dan daripadanya seluruh tubuh menerima pertumbuhannya."
Saudara-saudara, kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus. Itulah sebabnya Kitab Suci berkata, “Tatkala naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia.” Bukankah “Ia telah naik” berarti bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah? Dia yang telah turun itu Dialah pula yang telah naik jauh lebih tinggi daripada semua langit, untuk memenuhi segala sesuatu. Dialah juga yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pewarta Injil, gembala umat maupun pengajar; semuanya itu untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi tugas pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus. Dengan demikian akhirnya kita semua akan mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus. Dengan demikian kita bukan lagi anak-anak kecil, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, atau oleh permainan palsu dalam kelicikan mereka yang menyesatkan. Sebaliknya dengan berpegang teguh pada kebenaran dalam kasih, kita bertumbuh dalam segala hal menuju Kristus Sang Kepala. Dari pada-Nya seluruh tubuh menerima pertumbuhannya guna membangun diri dalam kasih; itulah tubuh yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = c, 2/4, PS 844
Ref. 'Ku menuju ke altar Allah dengan sukacita
atau. Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku, "Mari kita pergi ke rumah Tuhan."
Ayat. (Mzm 122:1-2.3-4a.4b-5)
1. Aku bersukacita, ketika orang berkata kepadaku, “Mari kita pergi ke rumah Tuhan.” Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai Yerusalem.
2. Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang bersambung rapat, kepadamu suku-suku berziarah, yakni suku-suku Tuhan.
3. Untuk bersyukur kepada nama Tuhan sesuai dengan peraturan bagi Israel. Sebab di Yerusalemlah ditaruh kursi-kursi pengadilan, kursi-kursi milik keluarga Raja Daud.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Tuhan telah berfirman, "Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan kepada pertobatannya supaya ia hidup."
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:1-9)
"Jikalau kalian semua tidak bertobat, kalian pun akan binasa dengan cara demikian."
Pada waktu itu beberapa orang datang kepada Yesus dan membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang dibunuh Pilatus, sehingga darah mereka tercampur dengan darah kurban yang mereka persembahkan. Berkatalah Yesus kepada mereka, "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya daripada semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kalian tidak bertobat, kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian. Atau sangkamu kedelapan belas orang yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya daripada semua orang lain yang tinggal di Yerusalem? Tidak! Kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kalian tidak bertobat, kalian semua pun akan binasa dengan cara demikian." Kemudian Yesus menceritakan perumpamaan ini, "Ada seorang mempunyai sebatang pohon ara, yang tumbuh di kebun anggurnya. Ia datang mencari buah pada pohon itu, tetapi tidak menemukannya. Maka berkatalah ia kepada pengurus kebun anggur itu, 'Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara itu, namun tidak pernah menemukannya. Sebab itu tebanglah pohon ini. Untuk apa pohon itu hidup di tanah ini dengan percuma?' Pengurus kebun anggur itu menjawab, "Tuan, biarkanlah pohon ini tumbuh selama setahun ini lagi. Aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya. Mungkin tahun depan akan berbuah. Jika tidak, tebanglah!"
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Bacaan Injil hari ini mengisahkan dua kejadian yang dapat menjadi bahan pelajaran untuk "bertobat" (ayat 1-3 dan 4-5) sedangkan bagian kedua (ayat 6-9) berbentuk perumpamaan yang melengkapi ajakan tadi. Dalam kejadian pohon ara yang dikutuk oleh Yesus, Dia ingin menegaskan kembali tentang orang-orang yang akan mendapatkan hukuman karena tidak memberikan buah-buah yang baik.
Dalam kaitan dengan peristiwa buruk yang tidak dapat begitu saja dihubungkan dengan dosa, maka, Yesus berkata kepada orang-orang yang datang kepada Yesus dengan peristiwa buruk itu demikian, “Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya daripada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! Kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian. Atau sangka-mu ke-18 orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya daripada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem? Tidak! Kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.”
Dengan pernyataan itu Yesus mau menegaskan dua hal. Pertama, bahwa peristiwa buruk tidak dapat dikaitkan secara langsung begitu saja dengan dosa, walaupun akibat akhir dosa pasti membawa keburukan. Kedua, oleh karena itu walau orang tidak mengalami peristiwa buruk, walau ia dalam keadaan berdosa, tidak dapat menyombongkan diri bahwa ia dapat lepas dari akibat buruk dosa.
Maka, Yesus meminta orang berdosa untuk bertobat, karena pelan tetapi pasti akibat buruk dosa akan dirasakan si pendosa. Dalam perumpamaan tentang pohon ara, Yesus memperhatikan bahwa pohon itu sudah beberapa tahun tidak berbuah. Hidup tidak boleh percuma dan sia-sia tanpa menghasilkan kebaikan. Yesus pun mengancam akan menebang pohon ara itu kalau tidak berbuah lagi.
Melalui pesan bacaan Injil hari ini, kita diingatkan kembali untuk berbuat baik dan menjadikan hidup kita berguna bagi orang lain, kapan pun, di mana pun dan untuk siapa pun; bukan hanya di saat dan tempat tertentu serta bukan hanya dengan orang-orang tertentu saja.
Antifon Komuni (Mzm 122:1
Betapa gembira hatiku ketika dikatakan kepadaku, "Mari kita pergi ke rumah Tuhan."
Doa Malam
Allah Bapa, sumber kedamaian, kami bersyukur karena telah memperoleh harapan akan kedamaian, yang kami terima berkat sabda Putra-Mu, Saksi yang terpercaya Semoga kami tak jemu-jemunya mendengarkan sabda itu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar