Ads 468x60px

Minggu, 9 Desember 2018

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Minggu, 9 Desember 2018
Hari Minggu Adven II
Barukh (5:1-9)
(Mzm 126:1-2ab.2cd-3.4-5.6; Ul: 1a)
Filipi (1:4-6.8-11)
Lukas (3:1-6)
"Mea culpa - Saya berdosa."
Inilah sebuah ungkapan pertobatan yang menjadi salah satu tema dalam minggu advent kedua ini: "Bertobatlah."
Lebih lanjut, menurut Flavius Yosephus, seorang ahli sejarah bukan Yahudi, peristiwa pembabtisan dan ajakan pertobatan Yohanes ini sangat fenomenal: Banyak orang Yahudi yang percaya dan menanggapi seruannya: “datanglah orang-orang dari seluruh daerah Yudea dan semua penduduk Yerusalem.”
Ini bukan merupakan ungkapan yang berlebih-lebihan karna pewartaan Yohanes didukung oleh beberapa alasan dasar, antara lain:
1.Sekitar 400 tahun terakhir tidak ada nabi di Israel.
2.Padang gurun diyakini sebagai tempat penyelamatan (Kel 15-18), tempat Musa dan Elia berjumpa dengan Allah (Kel 3:1;1 Raj 19:4) dan Allah menjumpai umatNya (Hos 2:13).
3.Dalam keseluruhan penampilannya, yakni pakaian (jubah bulu onta & ikat pinggang kulit) dan askesenya (makanannya belalang & madu hutan), Yohanes tampil sebagai Elia yang baru (Mal 3:1, 4:5-6). Dalam Mrk 9:9-13, Yesus bahkan menyamakan Yohanes dengan Elia.
Pastinya, pertobatan itu berasal dari kata Yunani: metanoia. Inilah perubahan hati dan budi yang terwujud dalam tindakan konkret, sikap iman yang benar, yang menjadi pilihan pola pikir (mind-set), pola kerja (hand set) dan pola rasa (heart set).
Artinya kita harus selalu dan terus menerus bertobat dengan mengarahkan pandangan dan langkah hidup hanya kepada Allah.
Adapun simbol pertobatan yang dipakai pada zaman Yohanes Pembaptis adalah ditenggelamkan ke dalam air sebagai ungkapan pembersihan, penyucian, penghapusan dosa.
Ditenggelamkan dalam kuasa Roh Kudus maksudnya hidup kita diperbaharui dengan kekuatan Roh Allah, yakni membiarkan Roh Kudus menguasai kita agar bisa selalu memilih Allah dan kebaikan (to option for God and the good) sehingga nama Allah dimuliakan dan jiwa sesama diselamatkan.
"Cari obat di Gunung Sahari - Mari bertobat setiap hari."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
Buatlah dirimu terbiasa dengan para malaikat, dan seringlah bersama mereka dalam roh.
Walau tanpa terlihat, mereka hadir bersamamu.
+ St. Fransiskus de Sales
MADAH HARIAN PAGI
(Minggu, 9 Desember 2018 - Hari Minggu Adven II)
Dengarkan suara Tuhan
Yang mengecam kejahatan
Usirlah jauh impian
Serta karya kegelapan.
Bangunlah hati merana
Yang parah terluka dosa
Sebab Kristus bercahaya
Bersinar laksana surya.
Kristus datang bagai domba
Yang menghapus dosa kita
Mari mohon dengan tekun
Supaya diberi ampun.
Dipuja dan dipujilah
Bapa dan Putera Allah
Bersama Roh mahamulya
Selalu senantiasa. Amin.
DOA
Bapa yang mahakuasa dan maharahim, janganlah Kaubiarkan suatu kesalahanpun menghalangi kami menyiapkan diri untuk menyongsong kedatangan Putera-Mu. Semoga dengan bimbingan-Mu yang bijaksana, kami dipersatukan dengan Yesus Kristus, Putera-Mu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh kudus, sepanjang segala masa. Amin.
A.
Yohanes - Allah Mengaruniakan Belas KasihNya - God is gracious."
Inilah nama tokoh iman yang hadir sebagai "SAKSI" (Siap Ajarkan Kabar SUKACITA Ilahi): “Ia bukan terang itu tapi harus memberi kesaksian tentang terang itu.”
Adapun "KPK" supaya kita juga bisa menjadi "saksi yang penuh sukacita", antara lain:
1.Kejujuran:
Di awal kesaksiannya, Yohanes memberikan penjelasan tentang identitas dirinya agar orang tidak salah paham. Dengan jujur, ia mengakui bahwa ia bukan Mesias. Ia bukan Elia (nabi yang diyakini akan datang kembali untuk persiapan akhir zaman/Mal 3:1, 4:5, karna dia terangkat ke surga tanpa meninggal/2 Raj 2:11-12). Yohanes juga menolak anggapan bahwa dialah nabi besar yang mewartakan akhir zaman (Ul 18:18).
2.Pertobatan:
Tobat (Yun: Metanoia) yang ditandakan dengan babtisan Yohanes adalah cara untuk mengasah hati dan budi agar peka terhadap kehadiran dan tuntunan Sang Terang. Dkl: Kita diajak bertobat, "berbalik" dari kegelapan menuju ke sumber terang.
3.Kerendahan hati:
Berhadapan dengan Yesus, Yohanes siap melayaniNya sebagai hamba yang rendah dan hina, yang membuka tali kasutNya dia merasa tidak pantas.
Rabbi Joshua bin Levi menulis: “Seorang murid seharusnya melayani guru dengan melakukan semua pekerjaan yang biasanya dilakukan seorang budak terhadap tuannya, kecuali membuka tali kasutnya.” (Traktat Ketubot 96a, Babylonian Talmud). Artinya seorang budak tidak boleh dipaksa untuk membuka tali kasut tuannya bila ia menolak melakukannya.
Disinilah, Yohanes menekankan kerendahan hati di hadapan Yesus. Inilah yang membuatnya mengenal Yesus:“di tengah-tengahmu berdiri Dia yang tidak kamu kenal.". Pastinya, kerendahan hati ala Yohanes ini membuat kita mudah bersyukur (1 Tes 5:17), karena "Allah menentang orang yang congkak tapi mengasihani orang yang rendah hati. Rendahkanlah dirimu dihadapan Tuhan dan Ia akan meninggikan kamu” (Yak 4:6b.10).
"Dari Bekasi ke Kramat Jati - Jadilah saksi yang rendah hati."
B.
ULASAN EKSEGETIS
BACAAN INJIL HARI MINGGU ADVEN II TAHUN C 9 Desember 2018 : "MENYONGSONG DIA"
Dalam Luk 3:1-6 dikisahkan bagaimana Yohanes Pembaptis mewartakan baptisan tobat.
Petikan Injil ini dibacakan pada hari Minggu Adven II tahun C bersama dengan Bar 5:1-9 yang menyerukan agar orang menang­galkan pakaian berkabung dan berbesar hati karena mereka akan dekat kembali dengan Allah.
Kedua bacaan ini berusaha meyakinkan orang agar tidak lagi hidup dalam kegelisahan dalam menyongsong kedatangan Tuhan.
Bila dalam Minggu Adven I tahun C kita diajak melihat kelahiran Yesus di Betlehem dengan teropong kedatangan Anak Manusia di akhir zaman, dalam Minggu Adven II tahun C kita didorong melangkah maju lebih lanjut dengan bantuan Yohanes Pembaptis. Karena perannya sedemikian besar, marilah kita coba lebih mengenalnya.
1.
WARTA BAPTISAN TOBAT
Yohanes mewartakan baptisan di seluruh kawasan Yordan sebagai tanda “tobat”. Orang yang menerima baptisan ini akan mendapat pengampunan dosa (Luk 3:3).
Baptisan yang diwartakan Yohanes ini disebut baptisan tobat (lihat juga Mat 3:2-11; Mrk 1:4-6), artinya baptisan yang menandai tekad untuk membuka lembaran baru dalam kehidupan.
Dalam alam pikiran Kitab Suci, bertobat itu upaya untuk menanggalkan pikiran-pikiran yang mengekang batin dan membiarkan diri dibawa oleh kekuatan ilahi. Memang untuk bertobat dengan arti ini perlu ada dorongan yang membesarkan hati.
Jadi, gagasan utama bertobat tidak sama dengan yang dikenal dalam pembicaraan sehari-hari, yakni kapok dari berbuat dosa dan kesalahan. Bukan itu, meskipun “jauh dari dosa” memang nanti menjadi buah dari tobat yang sungguh.
Lha, lalu apa yang pokok? Ya, seperti di atas: membiarkan diri dipimpin Tuhan, tak usah lagi gelisah. Biasanya dalam Kitab Suci tobat terjadi sebagai perubahan dari sikap hidup murung dan rasa terganjal menjadi lega dan leluasa. Itulah yang juga dikemukakan dalam bacaan dari Bar 5:1-9.
2.
MENGAPA Yes 40:1-2 TIDAK DIKUTIP LUKAS?
Lukas mengutip Yes 40:3-5. Tidak dikutip dua ayat sebelumnya yang erat hubungannya, yakni: “Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku, demikian firman Tuhan, tenangkan hati Yerusalem … kesalahannya telah diampuni …!”
Ada tiga catatan.
(1) Ayat 1-2 itu tidak dikutip Lukas dan sebagai gantinya ia berbicara mengenai Yohanes Pembaptis dalam Luk 3:3: “Lalu datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan memberitakan baptisan tobat untuk pengampunan dosa”. Coba jajarkan ayat ini dengan Yes 40:1-2. Akan jelas bahwa Lukas bermaksud mengaktualkan suruhan Tuhan menghibur tadi dalam wujud tindakan Yohanes Pembaptis. Seruan Yohanes mengenai baptis tobat untuk penghapusan dosa mesti dipahami dalam konteks seruan menghibur dalam Yesaya tadi.
(2) Makna dasar kata-kata Ibrani yang biasa diterjemahkan sebagai “Hiburkanlah umat-Ku!” itu sebenarnya “Ubahlah cara umat-Ku memandang hal-hal!” Akan tetapi, dalam konteks kegelisahan, tentu saja perubahan cara berpikir baru terjadi dengan penghiburan. Gagasan beralih dari sedih ke merasa betul terhibur itulah yang menjadi kenyataan “bertobat”.
(3) Perintah menghibur itu difirmankan oleh Tuhan kepada siapa? Kepada para penghuni surga, kepada kekuatan-kekuatan ilahi yang menyertai orang yang percaya. Mendengarkan warta Pembaptis sama dengan membiarkan diri dihibur oleh kekuatan ilahi yang datang dari Tuhan sendiri dan buahnya juga sama: dosa dihapus. Perkara yang mengganjal hubungan Tuhan dengan manusia dilepaskan. Oleh karena itu, dulu umat dapat berjalan terus menuju tanah terjanji, dapat kembali dari pengasingan. Dan kini dengan penghiburan tobat itu orang akan dapat menyongsong kedatangan Penyelamat. Lukas lebih dalam lagi. Yohanes Pembaptis kini digambarkan sebagai yang sedang berseru di padang gurun kepada “rekan-rekan” penghuni surga agar mereka mempersiapkan dan meluruskan jalan bagi Tuhan.
Ini cara Lukas mengaktualkan nubuat Yesaya! Itu semua agar orang melihat dengan jelas kedatangan Tuhan yang sebentar lagi tengah-tengah manusia. Gereja diberkati Tuhan dengan adanya orang-orang yang membaktikan diri bagi hidup rohani.
Dalam banyak arti, mereka itu akrab dengan daya-daya ilahi yang ada di atas sana dan yang dapat menolong orang. Dalam ajaran Gereja, daya-daya itu dialami sebagai rahmat. Mereka yang akrab dengan daya-daya ilahi itu da­pat menggapai rahmat untuk menghibur dan mengajak “tobat” umat agar nanti bisa melihat dia yang datang itu. Warta tobat dalam Masa Adven ialah warta yang membawa penghiburan.
3.
YOHANES DAN IMAN PERJANJIAN LAMA.
Yohanes berada di ambang era baru walaupun tetap berpijak pada tradisi kepercayaan leluhurnya. Manakah unsur-unsur dalam tradisi itu yang memungkinkan Yohanes menempuh jalan baru ini? Marilah kita dengarkan pembicaraan antara Yohanes dengan ayahnya….
ZAKHARIA: Nak, kau diberitakan Lukas sebagai suara orang yang berseru-seru di padang gurun seperti yang diutarakan Yesaya. Apa tidak merasa memikul beban berat?
YOHANES: Bapak ini kuno, dari orde Perjanjian Lama. Saya sudah termasuk Perjanjian Baru.
ZAKHARIA: Anak muda, sok tahu!
YOHANES: Ah, Bapak mau nyuruh apa?
ZAKHARIA: Kau mesti berusaha memahami Yes 40:3-5 yang dikutip Luk 3:4-6 dengan baik dulu. Apa tahu maksud Yesaya dengan suara yang berseru-seru itu dan kepada siapa seruan itu ditujukan?
YOHANES: Lukas mengatakan bahwa semua yang kukerjakan membaptis orang sebagai tanda tobat merupakan hal yang sudah diramalkan jauh-jauh oleh Yesaya, tidak macam-macam.
ZAKHARIA: O, Nak, tafsirmu terus terang masih terlalu hijau dan keburu-buru. Kalau mau serius, mesti paham dulu bahwa yang dimaksud Yesaya dengan suara yang berseru-seru itu ialah siapa saja yang betul-betul dekat dengan Tuhan seperti umat zaman eksodus dulu dekat dengan-Nya selama di padang gurun.
YOHANES [melongo]: Wah, ndak kepikir alusinya ke zaman dulu, bukan ke zaman depan. Lalu ramalannya bagaimana?
ZAKHARIA [tersenyum puas]: Nah, baru mulai mengerti perkaranya kan! Nabi Perjanjian Lama meramalkan sesuatu ke masa depan atas dasar peristiwa penting yang pernah terjadi di masa lampau. Ini prinsip nubuat nabi-nabi, bukan asal-asalan saja. Tafsirnya ya mesti ingat itu.
YOHANES: Baiklah kalau begitu. Jadi, dasarnya peristiwa Tuhan memimpin umat-Nya keluar dari Mesir dan tentunya bila perlu Ia akan bertindak seperti itu lagi.
ZAKHARIA: Nah, kau baru mengerti kan sekarang!
YOHANES: Lha, seruan “persiapkan dan luruskan jalan” itu ditujukan kepada siapa?
ZAKHARIA [sambil menepuk-nepuk bahu anaknya]: Gini lho, jangan heran, seruan itu ditujukan kepada semua penghuni surga dan semua kekuatan-kekuatan yang ada di langit sana. Diserukan agar mereka mempersiapkan dan meluruskan jalan bagi Tuhan yang akan memimpin umat masuk ke tanah terjanji. Alusi ke eksodus dulu ini diterapkan Yesaya ke peristiwa kem­bali­nya umat dari pembuangan dari Babilonia. Ada eksodus baru, tapi Tuhan dan kekuatan-kekuatan surga yang samalah yang bakal memimpin umat. Lukas paham hal ini, dan seperti Yesaya, ia menerapkan peristiwa besar di masa lampau itu ke depan, ke masa kini.
YOHANES: Wah, hebat nih!
ZAKHARIA: Paham kan? Sekarang pikirkan dirimu. Lukas menerapkan suara yang berseru di padang gurun itu kepadamu. Kau bisa dan wajib menggugah para penghuni surga untuk menyiapkan kedatangan kembali Tuhan.
4.
WARTA YANG MENYEGARKAN.
Umat diajak agar berani menanggalkan sikap menghukum diri dan membiarkan diri dituntun Allah sendiri agar dekat kepadaNya kembali.
Keyakinan ini dihidupi oleh orang-orang saleh menjelang zaman Yesus. Ada gerakan kebatinan yang mengajarkan bahwa Yang Ilahi bukan lagi sebagai yang akan datang menghukum dosa-dosa melainkan sebagai Dia yang akan membawa kembali umatNya ke kebahagiaan bersamaNya.
Kehidupan serta tindakan Yohanes Pembaptis menjadi kesaksian akan warta tadi. Ia mengajak orang melihat ke arah lain, ke arah datangNya Dia yang akan mengajar umat merasakan kasihNya.
Inilah pertobatan yang diperkenalkan kepada orang-orang pada zamannya. Iman sedalam dan seberani itu mengubah gambaran mengenai Yang Ilahi sendiri. Ia bukan lagi yang jauh, melainkan yang mau mendekat dan peduli akan manusia dengan segala kelemahannya. Ia bukan lagi yang menuntut pertanggungjawaban, melainkan yang datang menguatkan manusia sehingga mampu hidup terus kendati kerapuhannya. (AG)
C.
KILAS BALIK 2017
ULASAN EKSEGETIS
BACAAN MISA HARI MINGGU ADVEN II :
"MERINTIS JALAN BAGI-NYA"
Rekan-rekan yang baik!
Injil Hari Minggu Adven II – hampir seluruhnya membicarakan Yohanes Pembaptis. Dia ini tokoh yang sudah sejak lama dinubuatkan sebagai utusan yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Seluruh daerah Yudea dan semua penduduk Yerusalem mendatanginya di padang gurun minta dibaptis olehnya sebagai tanda bertobat demi pengampunan dosa. Ia juga tampil di mata orang sebagai seorang nabi.
Semua uraian mengenai Yohanes Pembaptis kiranya dimaksud untuk semakin menyoroti siapa yang akan datang nanti, yakni Yesus. Dia ini tokoh yang jauh lebih besar yang diumumkan oleh Yohanes sendiri.
Marilah kita lihat cara Markus mengutarakan hal ini. Di bawah ditambahkan pula ulasan mengenai bacaan kedua yakni 2Ptr 3:8-14.
1.
Injil “Dari” Dan “Tentang” Yesus Kristus
Dalam Mrk 1:1, kata “Injil” sebenarnya dipakai dengan makna ganda. Makna biasa kata itu ialah berita yang melegakan, berita yang menggembirakan, kebalikan dari berita yang membuat orang sedih, tegang dan kusut pikirannya. Markus kiranya bermaksud menunjukkan bagaimana Yesus membuat pikiran dan hati banyak orang serasa “plong”, lepas dari ganjalan-ganjalan.
Akan diceritakannya bagaimana Yesus ini menyembuhkan orang sakit, mengusir kekuatan jahat, mengajar siapa Allah itu, memilih murid, dan oleh karena semua itu diikuti banyak orang. Itulah cara Markus memperkenalkan Yesus. Tindakan serta ajarannya menjawab pertanyaan-pertanyaan serta keinginan dasar yang ada dalam diri orang pada waktu itu tapi juga pada zaman dan tempat lain.
Namun kata “Injil” bagi para pengikut Yesus pada zaman Markus menulis juga sudah mulai dipakai juga dalam arti “kabar baik” mengenai diri Yesus. Diberitakan di kalangan para pengikut Yesus bahwa ia yang tadinya disalibkan, wafat, dan dimakamkan itu kini sudah bangkit dari kematian dan kini hidup dan akan datang lagi dalam kemuliaannya pada akhir zaman.
Kabar baik inilah yang membuat para murid pertama dapat terus menghidupi kepercayaan mereka dan mewartakannya kepada banyak orang lain yang mau bergabung dengan mereka. Jadi kalimat pertama Injil Markus itu menunjuk pada dua hal sekaligus, yakni bagaimana asal mulanya “berita yang melegakan” yang dibawakan Yesus serta “berita yang menggembirakan” mengenai dirinya. Pembaca diajak mendalami kedua-duanya.
Yesus ditampilkan dengan gelar Kristus dan Anak Allah. Yang pertama berarti Yang Diurapi, yakni Mesias, tokoh yang resmi diangkat Yang Maha Kuasa sendiri untuk mengerjakan urusan-Nya di dunia ini.
Orang Yahudi pada masa itu amat mengharapkan datangnya tokoh ini. Ia juga disebut sebagai yang amat dekat dan akrab dengan keilahian sendiri, dalam bahasa Kitab Suci, “Anak Allah”. Maksudnya, ia mengerti yang dikehendaki oleh Allah dan patuh menjalankannya. Kini tokoh ini membawakan kabar yang melegakan orang banyak.
Berita mengenai kedatangan tokoh ini sendiri juga menjadi kabar yang membuat lega orang pula. Jadi yang disampaikan dalam kalimat pertama Injil Markus itu ialah Berita Baik mengenai dia (Injil dalam kedua makna tadi) yang resmi mendapat tugas membawa kembali kemanusiaan kepada Yang Ilahi (Kristus) sebagai orang yang amat dekat dengan Yang Ilahi sendiri (Anak Allah).”
Tentu saja orang akan bertanya-tanya bagaimana Yesus bisa sehebat itu. Ayat-ayat berikutnya, yakni ay. 2-8, memberi penjelasan dengan menampilkan seorang tokoh lain yang waktu itu sudah amat dikenal, yakni Yohanes Pembaptis.
2.
Mempersiapkan Jalan.
Yohanes Pembaptis bukan sembarang tokoh.
Pertama-tama, dalam ingatan orang zaman itu, dia ialah tokoh suci yang mempesona orang banyak. Mereka datang meminta nasihat, mencari kejernihan batin di tempat ia tinggal, yakni di padang gurun. Mereka datang kepadanya minta dibaptis (ay. 4-5) dan dengan tindakan itu orang mengungkapkan diri bertobat dan siap mendapat pengampunan dosa.
Kedua, dalam bayangan orang pada masa itu, Yohanes juga tampil seperti seorang nabi (ay. 6).
Dan ketiga dan yang terutama, Yohanes itu diutus oleh Tuhan sendiri untuk “mendahului” serta “mempersiapkan jalan” (ay. 2b; hasil paduan Kel 23:20 dan Mal 3:1). Seolah-olah belum cukup, maka menyusul kutipan dari Yes 40:3 yang mempertegas siapa utusan ini. Dia adalah orang yang berseru-seru di padang gurun meminta agar yang mendengar mempersiapkan jalan bagi Tuhan dan meluruskannya bagi-Nya. Apa yang dimaksud akan dikupas lebih lanjut di bawah.
Tokoh yang sedemikian mengesan ini ternyata malah memberitakan kedatangan orang yang lebih berkuasa (ay. 7). Tentu orang-orang bertanya-tanya siapa itu. Pembaca dulu pun sudah tahu, yang dimaksud ialah Yesus sendiri. Tetapi dalam kisah ini orang-orang yang mendengarkan kata-kata itu belum menggagas siapa yang sedang dibicarakan sang Pembaptis. Rasa ingin tahu orang banyak makin besar. Ia menambahkan bahwa membungkuk untuk melepaskan tali sandal orang yang sedang diwartakannya itu saja ia merasa dirinya kurang pantas (ay. 8). Siapa gerangan tokoh yang lebih besar daripadanya?
Ungkapan membungkuk melepaskan tali sepatu tidak hanya berarti penghormatan kepada orang yang dihadapi. Ada pula arti yuridisnya. Marilah kita tengok Rut 4:7 yang menjelaskan kebiasaan di masa lampau: “Beginilah kebiasaan dahulu di Israel dalam hal menebus dan menukar: setiap kali orang hendak menguatkan sebuah perkara, maka yang seorang menanggalkan kasutnya sebelah dan memberikannya kepada yang lain. Demikianlah caranya orang mengesahkan perkara di Israel.”
Di dalam kitab Rut, tanah milik keluarga Naomi dan menantunya, Rut hanya bisa dijual kepada sanak dekat yang menurut hukum adat berhak membelinya. Namun orang ini resmi melepaskan haknya sehingga Boas bebas membeli tanah janda dan menantu itu dan mengurus mereka. Sanak dekat tadi melepas kasutnya (Rut 4:8) sebagai tanda pelepasan haknya. Kembali ke kata-kata Yohanes.
Dengan latar belakang kebiasaan tadi, maka kata-katanya bukan sekedar basa-basi melainkan pengakuan bahwa dirinya tidak layak menindakkan hal yang membuat Yesus melepaskan haknya. Apa yang dimaksud dengan hak Yesus? Tak lain tak bukan ialah membawakan baptisan dalam Roh Kudus dan mendekatkan kembali keilahian kepada manusia. Yohanes Pembaptis hendak mengatakan dalam bahwa yang dijalankannya ialah membaptis dengan air – itulah yang bisa dilakukannya untuk menyadarkan orang banyak. Namun untuk sungguh membawakan yang di atas sana kepada manusia? Ah itu hak dia yang lebih berkuasa yang bakal datang, yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Orang banyak yang mendengar pernyataan itu dengan segera akan semakin bertanya-tanya siapakah dia yang dibicarakan ini? Perhatian pembaca Injil akan beralih dari Yohanes Pembaptis kepada dia yang diwartakannya.
3.
Suara Di Padang Gurun.
Kutipan dari Yes 40:3 dalam Mrk 1:3 menjadi makin besar artinya bila ikut disimak konteksnya dalam tulisan Yesaya sendiri, yaitu Yes 40:1-2 yang ikut diperdengarkan dalam bacaan pertama hari ini: “Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku, demikian firman Allah-mu….”
Begitulah sang nabi menyampaikan perintah yang difirmankan Allah kepada kekuatan-kekuatan surgawi menghibur umat Israel yang waktu itu berada dalam pembuangan di Babilonia. Umat tak perlu berkecil hati, yang terburuk sudah lewat. Yang perlu kini ialah melihat ke depan, kembali pulang ke negeri sendiri, melewati padang gurun. Seperti ketika Allah menuntun nenek moyang mereka keluar dari Mesir lewat padang gurun dulu, kini Allah yang sama akan memimpin umat-Nya kembali.
Dalam Yes 40:3 sang nabi menyebut diri sebagai suara yang berseru-seru menyampaikan kepada kekuatan-kekuatan tadi agar mereka juga mempersiapkan jalan, meluruskan lorong-lorongnya, meratakannya bagi perjalanan-Nya bersama umat. Itulah gagasan dasar dalam bacaan pertama sebagaimana ada dalam Kitab Yesaya. Bagi Markus, suara yang berseru-seru itu ialah Yohanes Pembaptis.
Dengan demikian Yohanes ditampilkan Markus sebagai nabi yang mengenali suara ilahi dan kehendak-Nya dan berani menyerukannya kepada balatentara surgawi tadi. Orang-orang berdatangan kepadanya di padang gurun mencari petunjuknya.
Yohanes berseru, sekali lagi dalam pemikiran Markus, kepada kekuatan-kekuatan surgawi untuk menyiapkan jalan bagi mereka ini agar nanti dapat kembali lewat jalan yang lebar, lurus, rata bersama dengan dia yang kini akan menuntun mereka kembali….yaitu yang diumumkan kedatangannya. Dia yang jauh lebih besar.
Markus memperkenalkan Yesus lewat tokoh yang dalam anggapan umum dapat mengenali gerak gerik ilahi dan tetap membiarkannya bertindak menurut kehendak-Nya. Dia itulah Yohanes Pembaptis.
Kisah ini kisah bagi hidup batin, bukan cerita tentang seorang yang membaptis di padang gurun. Bila ditangkap dalam arti itu maka kesaksiannya membantu orang pada zaman lain. Yohanes Pembaptis ada dalam diri tiap orang yang dengan tulus menantikan Yang Ilahi datang membimbing hidup orang beriman.
4.
Dari Surat Petrus (2Ptr 3:8-14).
Salah satu hal yang paling menarik dalam Perjanjian Baru ialah rujukan ke tulisan lain yang ada dalam kumpulan ini. Namun rujukan seperti itu walau jelas bagi penerima dulu sering susah dilacak oleh pembaca zaman ini.
Begitu pula dalam 2 Ptr 3:15 Petrus merujuk kepada surat Paulus bagi kalangan umat yang sama. Tapi surat Paulus yang mana tidak bisa dipastikan. Yang bisa diketahui ialah kesulitan memahami Paulus sehingga ada orang yang menyalahtafsirkannya karena kebebalan atau karena iman yang kurang teguh dan terperosok sendiri.
Paulus memang mengajarkan kemerdekaan iman ialah terbebas dari “hukum” lama sehingga dapat menjadi pewaris surga karena memang orang telah ditebus oleh Yesus Kristus. Inilah salah satu dari bagian inti pewartaan Paulus.
Namun di kalangan tertentu boleh jadi disalah mengerti sebagai ajaran untuk berbebas merdeka dari semua aturan agama yang turun temurun dijalani. Ini malah menimbulkan perpecahan di kalangan umat. Ada yang beranggapan bahwa hukum-hukum lama tetap berlaku untuk menjamin hidup abadi, ada yang mengatakan bongkar semua karena sekarang pokoknya cintakasih. Ada yang menumbuhkan gaya hidup menurut roh dan mau meyakinkan orang lain bahwa inilah yang terpenting. Begitu seterusnya
Dalam kaitan inilah surat Petrus kali ini mengajak umat agar tetap berupaya menjaga diri agar nanti pada akhir zaman dapat tampil di hadapan Tuhan dengan “tak bercacat, tanpa noda”. Inilah yang membuat orang cocok untuk hidup di tempat-Nya. Tak usah hitung menghitung kapan akhir zaman itu datang, karena Tuhan tak bisa dibatasi dengan perhitungan manusia. Justru karena belum jelas akhir zaman segera tiba, maka masa ini sebaiknya disadari sebagai kesempatan menikmati kesabaran-Nya yang memungkinkan orang dapat bersiap-siap akan menerima kedatangan-Nya nanti, sekali lagi dengan “tanpa cacat dan tanpa noda”.
Inilah bahasa upacara persembahan kepada-Nya. Umat diajak agar melihat diri sebagai persembahan yang layak, tak bercacat, artinya utuh, dan tanpa noda, artinya bersih sehingga cocok baginya. Persembahan yang tidak demikian malah bakal menyinggung dan tidak terterima.
Dikenakan pada zaman kini. Bacaan kedua kali ini dapat membantu umat untuk melihat ke mana arah yang sesungguhnya yang sebaiknya dituju. Membawa diri sehingga semakin layak mendekat ke kehadiran ilahi sendiri. Sebuah ajakan untuk membuat wajah manusia semakin sesuai dengan kebesarannya.
Sekaligus ajakan agar peka akan apa-apa yang menjadi “cacat” dan “noda” kemanusiaan: kemelaratan, ketakadilan, perbedaan yang tak kurang memberi keleluasaan untuk berkembang, serta mekanisme yang melanggengkan ketimpangan termasuk sikap-sikap beragama yang mengurung diri dalam kesalehan semu atau kutub lainnya, aktivisme lapangan yang makin lama makin menciutkan ruang batin.
Masa Adven dapat menjadi masa meninjau mana arah-arah yang mesti diluruskan, mana jalan-jalan yang bisa dirintis untuk membuat kemanusiaan makin layak.
D.
Kutipan Teks Misa.
Yohanes Pembaptis adalah perintis Tuhan yang langsung Bdk. Kis 13:24.; ia diutus untuk menyiapkan jalan bagi-Nya Bdk. Mat 3:3.. Sebagai "nabi Allah yang mahatinggi" (Luk 1:76) Ia menonjol di antara semua nabi Bdk. Luk 7:26.. Ia adalah yang terakhir dari mereka Bdk. Mat 11:13. dan sejak itu Kerajaan Allah diberitakan Bdk. Kis 1:22; Luk 16:16.. Ia sudah bersorak gembira dalam rahim ibunya mengenai kedatangan Kristus Bdk. Luk 1:41. dan mendapat kegembiraannya sebagai "sahabat mempelai" (Yoh 3:29), yang ia lukiskan sebagai "Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia" (Yoh 1:29). Ia mendahului Yesus "dalam roh dan kuasa Elia" (Luk 1:17) dan memberikan kesaksian untuk Dia melalui khotbahnya, pembaptisan pertobatan, dan akhirnya melalui mati syahidnya Bdk. Mrk 6:17-29. (Katekismus Gereja Katolik, 523)
"Siapkanlah jalan Tuhan; inilah pewartaan Injil, penghiburan baru, dambaan besar, agar keselamatan Tuhan diketahui oleh semua manusia." (St. Eusebius dari Kaisaera)
Antifon Pembuka (bds. Yes 30:19,30)
Hai umat Sion, lihatlah, Tuhan akan datang menyelamatkan para bangsa. Ia akan memperdengarkan suara-Nya yang megah untuk menggembirakan hatimu.
O people of Sion, behold, the Lord will come to save the nations, and the Lord will make the glory of his voice heard in the joy of your heart.
Populus Sion, ecce Dominus veniet ad salvandas gentes: et auditam faciet Dominus gloriam vocis suae, in laetitia cordis vestri.
Doa Pembuka
Ya Allah yang penuh kasih, Engkau menyediakan sukacita yang sejati bagi dunia dan menghendaki agar kami hidup dalam damai dan cinta kasih. Kami mohon, nyatakanlah cinta kasih-Mu kepada kami dan teguhkanlah kami dalam menyongsong kehadiran Duta kasih setia-Mu, yaitu Yesus Kristus, Putra-mu, yang bersama Engkau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Barukh (5:1-9)
“Allah akan mempertunjukkan seri wajahmu.”
“Hai Yerusalem, hendaklah engkau menanggalkan pakaian kesedihan dan kesengsaraanmu, lalu mengenakan perhiasan kemuliaan Allah untuk selama-lamanya. Hendaklah engkau berselubungkan kampuh kebenaran Allah, dan memasang di atas kepalamu tajuk kemuliaan dari Yang Kekal. Sebab di bawah kolong langit seri wajahmu akan dipertunjukkan oleh Allah. Dari pihak Allah engkau akan diberi nama abadi: damai Sejahtera – Hasil – Kebenaran dan Kemuliaan – Hasil – Takwa. Bangkitlah, hai Yerusalem, hendaklah engkau berdiri tegak di ketinggian! Tengoklah ke timur! Lihatlah anak-anakmu sudah berkumpul atas firman dari yang Kudus; mereka berkumpul dari tempat matahari terbenam sampai ke tempat terbitnya. Bersukarialah, karena Allah telah ingat kepada mereka. Memang dahulu mereka pergi dari padamu dengan berjalan kami, digiring oleh musuh. Tetapi kini mereka dikembalikan kepadamu oleh Allah. Mereka diusung dengan hormat seolah-olah di atas tandu kerajaan. Sebab Allah memerintahkan, supaya segala gunung yang tinggi dan segenap bukit abadi diratakan, supaya sekalian jurang ditimbun menjadi tanah yang rata. Dengan demikian Israel dapat berjalan dengan aman di bawah naungan kemuliaan Allah. Hutan rimba dan segala pohon yang harum semerbak pun menaungi Israel atas perintah Allah. Sebab Israel akan dituntun dengan sukacita oleh Allah, oleh cahaya kemuliaan-Nya, dan dengan belas kasihan serta kebenaran-Nya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu Tuhan, karya agung-Mu, karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 126:1-2ab.2cd-3.4-5.6; Ul: 1a)
1. Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa ria, dan lidah kita dengan sorak-sorai.
2. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, "Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini." Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
3. Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata akan menuai dengan bersorak-sorai.
4. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi (1:4-6.8-11)
“Usahakanlah supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang Hari Kristus.”
Saudara-saudara, setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita. Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuanmu dalam Berita Injil dari hari pertama sampai sekarang ini. Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, bahwa Allah yang telah memulai karya baik di antaramu, akan melanjutkannya sampai pada hari Kristus Yesus. Sebab Allahlah saksiku betapa dengan kasih mesra Kristus Yesus aku merindukan kamu. Dan inilah doaku: Semoga kasihmu semakin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian. Dengan demikian kamu dapat memilih apa yang baik, agar kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus. Dan akhirnya, semoga kamu dipenuhi dengan buah kebenaran oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = g, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 3:4.6)
Setelah ayat, Alleluya dilagukan dua kali
Persiapkanlah jalan bagi Tuhan; luruskanlah jalan bagi-Nya, dan semua orang akan melihat keselamatan yang datang dari Tuhan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (3:1-6)
“Semua orang akan melihat keselamatan dari Tuhan.”
Dalam tahun kelima belas pemerintahan Kaisar Tiberius, ketika Pontius Pilatus menjadi walinegeri Yudea, dan Herodes menjadi raja – wilayah Galilea, Filipus, saudaranya, menjadi waja wilayah Iturea dan Trakhonitis, dan Lisanias menjadi raja – wilayah Abilene; pada waktu Hanas dan Kayafas menjadi Imam Agung, datanglah firman Allah kepada Yohanes, anak Zakharia, di padang gurun. Maka datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan menyerukan, Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis! Maka Allah akan mengampuni dosamu, seperti ada tertulis dalam nubuat Yesaya: Ada suara yang berseru-seru di padang gurun: Siapkanlah jalan bagi Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya, Setiap lembah akan ditimbun, setiap gunung dan bukit akan menjadi rata. Yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan. Dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Tokoh Yohanes Pembaptis yang muncul pada Minggu kedua Adven ini mengingatkan kita akan pertobatan. Sebentar lagi kita akan merayakan Kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus, Natal.
Gereja mengajak kita menyambut Sang Imanuel dengan membersihkan diri. "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu/"
Pada awalnya, pembaptisan orang dilaksanakan dengan cara ditenggelamkan. Orang yang ditenggelamkan dan tidak diangkat akan mati. Dalam pembaptisan itu, orang ditenggelamkan sampai tiga kali; dan tiga kali juga diangkat. Ini mau menandakan bahwa dirinya mati dari dosa-dosa lama, dan ketika diangkat, itu lambang hidup yang baru. Hidup menjadi anak Allah.
Pertobatan itu adalah cara membersihkan diri, mempersiapkan jalan untuk Tuhan, meluruskan jalan bagi-Nya agar Yesus berkenan masuk dan hadir dalam diri kita. Lembah-lembah ditimbun dan setiap gunung dan bukit menjadi rata; yang berliku-liku akan diluruskan yang berlekuk-lekuk akan diratakan. Itulah gambaran orang yang menjalani pertobatan.
Bagaimana jalan hidup kita sekarang ini? Sudah luruskah? Atau berbelok-belok, rumit, sampai tersesat? Orang-orang yang mengikuti kita pun juga salah arah? Masa Adven adalah kesempatan kita untuk hening merenungkan perjalanan hidup kita. Sebentar lagi, kita juga akan mengakhiri tahun ini dan akan memasuki tahun yang baru.
Akan kita isi dengan kegiatan dan hidup yang bagaimana diri kita di tahun yang baru nanti? Saatnya kita mawas diri, dan nanti segala yang kita perbuat dan peroleh di tahun ini, kita persembahkan kepada Sang Bayi yang terbaring di palungan.
Semoga apa yang baik dan menggembirakan di tahun ini, dapat kita peroleh dan kita alami kembali karena berkat Yesus Kristus, Sang Juruselamat.
Antifon Komuni (Bar 5:5;4:36)
Hai Yerusalem, bangkitlah dan berdirilah tegak. Nikmatilah suka cita yang datang dari Allahmu.
Ierusalem surge, et sta in excelso: et vide iucunditatem, quae veniet tibi a Deo tuo.
Jerusalem, arise and stand upon the heights, and behold the joy which comes to you from God.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar