Ads 468x60px

Jumat, 11 Januari 2019

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Jumat, 11 Januari 2019
Hari Biasa Sesudah Penampakan Tuhan
1 Yohanes (5:5-13)
(Mzm 147:12-13.14-15.19-20; R: 12a)
Lukas (5:12-16)
“Spes et misericordia – Harapan dan belaskasihan”.
Itulah core values, nilai dasar hari ini. Bicara soal kusta, dalam ranah medis, disebabkan oleh bakteri mycobacterium leprae. Dalam ranah biblis, kusta disebabkan orang dosa. Dunia kita juga punya kusta-kusta modern: “HEM-Hedonis Egois dan Materialis”, juga ketika hati kita pernah intrik - taktik-konflik dan hal-hal problematik: iri hati-benci-gosipan/prasangka-amarah dan dendam yang kekanak-kanakan.
Adapun 3 sikap supaya kita selalu mempunyai harapan-belaskasihan dan terhindar dari kusta rohani, al:
1.Berharap:
Dalam dunia Kitab Suci Perjanjian Lama, orang kusta tak boleh mengikuti ibadat dan dianggap najis. Meski sudah sembuh, mereka baru diterima setelah dinyatakan sembuh dalam upacara dan cuma imamlah yg berhak menyatakan "najis"/"tahir" (Bdk: Im 14:2-32).
Hari ini, ditampilkan orang kusta yang tersungkur dan mendekati Yesus dengan rendah hati. Ada harapan antara lain: “providenta divina-pnyelenggaraan ilahi”: “Jika Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku”. Baginya, “dum spiro, spero” - selama masih bernafas, aku selalu berharap.” Adakah harapan iman kita di tahun baru ini? Bukankah harapan berarti mimpi dan mimpi berarti pekerjaan?
2.Berbelaskasihan:
Bagi banyak orang, kusta menjadi tanda dosa dan pengucilan dari sosialita, tapi tidak bagi Yesus. Ia sudi mengulurkan tanganNya: Ia menyembuhkan membersihkan orang kusta dr dosa. Sikap berbelaskasihan inilah yg tdk dimiliki para imam krn mrk cm bertugas memeriksa apkh org itu “tahir”/“najis.” Sebaliknya, lewat Yesus, kita menemukan "imam agung", yang mengampuni dan yang berbelaskasihan. Sudahkah kita juga mau mengulurkan tangan dan berbelaskasihan kepada sesama?
3.Berdoa:
"Domine, doce nos orare-Tuhan ajarlah kami berdoa”. Setelah Yesus sibuk berkarya, ia tak lupa masuk dalam ruang hening dan mempersembahkan semuanya: “Ia mengundurkan diri dan berdoa” (1 Yoh 5:5-13; Luk 5:12-16). "Labora et ora": bekerja dan berdoa. Sudahkah kita juga mempunyai waktu untuk berdoa secara pribadi dan mempersembahkan segala usaha dan karya kita kepada Allah?
“Cari usus di Pasar Ikan, bersama Yesus kita pasti disembuhkan".
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1.
"Gratias agimus tibi - Kami bersyukur kepadaMu!"
Bisa jadi, inilah seruan iman si kusta ketika ditahirkan Yesus. Yesus sendiri punyai dua pola syukur yang akrab disebut, "ora et labora", dokar-doa dan kerja.
A.Bekerja:
Dalam tradisi biblis, kusta itu penyakit yang “menyeramkan” karena para penderita tak boleh ikut ibadat (dianggap najis). Ia baru akan diterima setelah dinyatakan sembuh dalam ibadat yang hanya dapat dilakukan para imam, yang berhak menyatakan "najis"/"tahir" (Im 14:2-32). Padahal, hampir semua upacara keagamaan dipusatkan pada Bait Allah di Yerusalem.
Dengan kata lain :
Penegasan sudah tahir/masih najis praktis hanya dilakukan di Bait Allah, sehingga orang kusta itu akan benar-benar terkucil. Indahnya, karya Yesus mentahirkan itu tidak hanya fisiknya saja tapi sekaligus membersihkannya dari dosa. Ia menembus batas geososial yang dipetakan oleh imam-imam Yahudi.
Dalam perjumpaan dengan Yesus yang berkarya, kita menemukan bahwa pintu kerahiman bekerja. Allah yang dihadirkan oleh karya Yesus adalah Allah yang tak mengucilkan tapi Allah yang membebaskan, yang berwajah kasih.
B.Berdoa:
Kerja Yesus juga sarat dengan doa, antara lain: Ketika Roh Kudus turun di Yordan, Ia sedang berdoa (Luk 3:21); Ia menyepi dan berdoa (Luk 5:16). Ia berdoa semalam-malaman (Luk 6:12);
Ia berdoa seorang diri (Luk 9:18); Ia mendaki gunung untuk berdoa (Luk 9:28); Pemuliaan-Nya terjadi sementara Ia sedang berdoa (Luk 9:29) dan Ia berdoa sebelum mengajarkan Doa Bapa Kami (Luk 11:1).
Di Getsemani, Ia bersungguh-sungguh berdoa (Luk 22:44); di kayu salib Ia mendoakan org lain (Luk 23:34); dan perkataan terakhir yang diucapkanNya adalah sebuah doa (Luk 23:46).
Ia juga berdoa di banyak tempat (Yoh 11:41-42, Yoh 17:1-26).
"Dari Tarsus ke Miami -
Tuhan Yesus sembuhkan kami."
2.
"Sanitas Scientas Sanctitas - Kesehatan Kecakapan Kesucian".
Inilah salah satu semangat dan harapan yang menjadi motto ketika kami masuk seminari pada tahun 90an. Kita juga diajak untuk "sehat-cakap dan suci" dengan belajar dari sikap orang kusta yang ditahirkan dan sikap Yesus yang mentahirkan pada bacaan hari ini.
Secara medis, kusta sendiri disebabkan oleh bakteri mycroleprae, tapi secara biblis dan sosiologis-para penderita kusta kerap disingkirkan karena dianggap najis dan mendapat kutukan/hukuman dari Tuhan. Mereka mengalami "trilogi penyaliban", stigmatisasi/dicap buruk, marginalisasi/disingkirkan dan victimisasi/dikorbankan.
Adapun tiga sikap dasar yang bisa kita lihat dan buat, antara lain:
A.Kesadaran:
Ketika melihat Yesus, tersungkurlah si kusta dan memohon, "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku." Ia penuh dengan kesadaran diri sebagai orang berdosa yang hanya melulu mengandalkan Tuhan. Ia tersungkur, sebuah tanda hormat bakti dan sembah sujud yang mendalam sekaligus pengakuan akan kuasa Yesus.
B."Kerahiman":
Yesus mengulurkan tanganNya-menjamah orang itu dan berkata, "Aku mau, jadilah engkau tahir!" Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya. Ia mudah tergerak hatinya oleh belaskasihan, terlebih pada orang yang menjadi "korban" dalam kehidupan harian mereka. Ia menjadi pribadi yang mau turun tangan dan terlibat untuk mengusahakan kebaikan (bonum) di tengah banyak keburukan hidup (malum).
C."Kesaksian":
Orang kusta menjadi tahir karena dikasihiNya. Pengalaman dikasihiNya inilah yang menjadi dasar kekuatan hidup ke depannya bahwa orang kusta ini tidak berjalan sendirian. Pengalaman dicintai dan ditahirkan inilah yang bisa diwartakannya kepada banyak orang. Bukankah kita juga banyak mengalami kasih dan kesembuhan dariNya? Sudahkah mensyukurinya?
"Cari usus di kompleks Persami-Tuhan Yesus sembuhkanlah kami!"
3.
Kutipan Teks Misa.
“Tuhan menyembuhkan semua penyakitmu. Maka, jangan takut, semua sakit penyakitmu akan disembuhkan….Engkau hanya harus mengijinkan Dia untuk menyembuhkanmu dan engkau tidak boleh menolak tangan-Nya” (St. Agustinus, Exposition on Psalm 102, 5; PL 36, 1319-1320).
Antifon Pembuka (Mzm 112:4)
Bagi orang tulus hari telah terbit cahaya dalam kegelapan, yaitu Tuhan yang maharahim, penyayang yang adil.
A light has risen in the darkness for the upright of heart; the Lord is generous, merciful and just.
Doa Pembuka
Allah Bapa sumber cinta kasih, kami bergembira dan bersukaria, karena Engkau sudi mengunjungi umat-Mu dalam diri Yesus Kristus, Sang Mesias. Kami mohon, agar dapat setia pada sabda-Nya dan menghayati cinta kasih-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (5:5-13)
"Kesaksian tentang Anak Allah."
Saudara-saudara terkasih, tidak ada orang yang mengalahkan dunia, selain dia yang percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah! Dia inilah yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus; bukan saja dengan air, tetapi dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran. Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di bumi: Roh, air, dan darah dan ketiganya adalah satu. Kesaksian manusia kita terima, tetapi kesaksian Allah lebih kuat. Sebab demikianlah kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya. Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya; barangsiapa tidak percaya kepada Allah, ia membuat Allah menjadi pendusta karena orang itu tidak percaya akan kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya. Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita, dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Barangsiapa memiliki Anak Allah, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Dia, ia tidak memiliki hidup. Semuanya ini kutuliskan kepada kamu supaya kamu, yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu bahwa kamu memiliki hidup yang kekal.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 2/2, PS 863
Ref. Pujilah Tuhan, hai umat Allah! Pujilah Tuhan, hai umat Allah!
Ayat. (Mzm 147:12-13.14-15.19-20; R: 12a)
1. Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion! Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu, dan memberkati anak-anak yang ada padamu.
2. Ia memberikan kesejahteraan kepada daerahmu dan mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik. Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi; dengan segera firman-Nya berlari.
3. Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub, ketetapan dan hukum-hukum-Nya kepada Israel . Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal.
Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:23)
Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (5:12-16)
"Yesus menyembuhkan seorang yang sakit kusta."
Sekali peristiwa Yesus berada di sebuah kota. Ada di situ seorang yang penuh kusta. Ketika melihat Yesus, tersungkurlah si kusta dan memohon, "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku." Maka Yesus mengulurkan tangan-Nya menjamah orang itu dan berkata, "Aku mau, jadilah engkau tahir!" Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya. Yesus melarang orang itu memberitahukan hal ini kepada siapa pun juga dan Ia berkata, "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam, dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan seperti yang diperintahkan Musa sebagai bukti bagi mereka." Tetapi kabar tentang Yesus makin jauh tersiar, dan datanglah orang banyak berbondong-bondong kepada-Nya untuk mendengar Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka. Akan tetapi Yesus mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan.
Renungan
Pada zaman Yesus belum ada pengobatan untuk orang sakit kusta seperti sekarang ini. Oleh karena itu, orang kusta harus hidup di luar kampung supaya tidak menulari orang lain. Nasib mereka sungguh menyedihkan. Injil menceritakan bagaimana seorang penyakit kusta datang kepada Yesus dan memohon penyembuhan atas penyakitnya (Luk 5:12). Orang kusta itu merendahkan dirinya, dengan datang berlutut di hadapan Yesus. Tergerak oleh belas kasihan, Yesus menjamahnya dan menyembuhkan mereka. Padahal, menurut peraturan orang Yahudi waktu itu, kalau seseorang menjamah orang kusta, dia menjadi tidak bersih, menjadi haram. Namun, belas kasihan-Nya jauh lebih besar daripada semuanya itu dan Ia mau menolong serta menyembuhkan orang yang menderita itu. Melalui bacaan hari ini, kita diajak untuk memberanikan diri datang bersimpuh di hadapan Tuhan. Di hadirat Tuhan kita serahkan diri kita yang penuh dengan kusta, agar disembuhkan dan disucikan. Kita adalah najis di hadapan Tuhan. Biarlah Tuhan mentahirkan kita.
Antifon Komuni (1Yoh 4:9)
Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita: Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.
By this the love of God was revealed to us: God sent his Only Begotten Son into the world, so that we might have life through him.
Doa Malam
Allah Bapa sumber segala harapan, curahkanlah Roh Putra-Mu kepada kami, penuhilah hati kami dengan pengharapan, yang selalu menyemangati hidup-Nya. Semoga damai-Mu menaungi bumi dan menjadi sumber kebahagiaan bagi semua orang. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar