Ads 468x60px

Minggu, 13 Januari 2019

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Minggu, 13 Januari 2019
Pesta Pembaptisan Tuhan
Yesaya (40:1-5.9-11)
(Mzm 104:1b-2.3-4.24-25.27-28.29-30)
Titus (2:11-14; 3:4-7)
Lukas (3:15-16. 21-22)
"Asperges Me - Percikilah aku!"
Inilah harapan kita dalam mengenangkan pembaptisan Yesus oleh Yohanes yang adalah wujud "kenosis", pengosongan diri-Nya (Flp 2:6-7; Ibr 4:15 ).
Ya, pembaptisan menjadi titik awal dari karya dan perutusan Yesus di depan publik. Hal ini mempunyai makna luar biasa bagi kita kalau kita kaitkan dengan kehidupan kita sebagai orang beriman. Kita tahu bahwa pembaptisan Yohanes adalah pembaptisan untuk pertobatan dan pengampunan dosa dan Yesus berkenan dibaptis oleh Yohanes, padahal Ia tidak berdosa. Ia bersolider dengan kita.
Pastinya, Yesus mengosongkan diri menjadi sama seperti para pendosa supaya selalu bisa memerciki kita dengan baptisan sejati setiap harinya.
Adapun, tiga point permenungan iman "LMS" yang bisa kita petik, antara lain:
1.Langit: Keterbukaan
Dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, “langit” (Yun. skhizo) dimaknai sebagai tempat kediaman Allah. Yesaya pernah memohon agar Allah berkenan mengoyakkan langit dan turun ke bumi (Yes 64:1).
Kata itu juga mengingatkan kita pada tirai Bait Allah yang terkoyak dari atas sampai ke bawah pada saat Yesus wafat (Mrk 15:38). Terkoyaknya langit menjadi tanda keterlibatan sekaligus keberpihakan atau campur tangan Allah dalam kehidupan untuk memenuhi janjiNya dan pulihnya komunikasi antara Allah dan manusia serta manusia dengan sesama dan semestanya.
2.Merpati: Kedamaian
Roh Kudus digambarkan serupa dengan burung merpati yang tidak pernah "berantem". Inilah gambaran Roh Allah yang mendamaikan, yang melayang-layang di atas air (Kej 1:2).
Dalam Hos 11:11, burung merpati dipakai untuk melambangkan umat Allah, “seperti burung dengan gemetar datang dari Mesir, dan seperti merpati dari tanah Asyur, lalu Aku akan menempatkan mereka lagi di rumah mereka”. Bisa jadi, turunnya Roh Kudus dalam rupa burung merpati adalah simbol penciptaan baru yang ditandai dengan terbentuknya Umat Allah.
3.Suara: Kesaksian
"Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan." (Mrk 1,11). Sejak semula, yakni sejak sebelum inkarnasi-Nya, Yesus adalah Anak Allah. Maka, peristiwa pembaptisan-Nya, di mana pada waktu itu diperdengarkan suara: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan", bukan merupakan awal mula pengangkatan Yesus sebagai Anak Allah tapi lebih merupakan bentuk "kesaksian ilahi", pernyataan kepada publik, supaya mereka mendengar dan mengimani Yesus sebagai Anak Allah.
Inilah maklumat surgawi yang berisi gabungan Mzm 2:7 (“Engkaulah anakku”) dan Yes 42:1 (“orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan”). Dengan kata lain: Mesias sebagai Putera Terkasih bercampur dengan Hamba Yahwe yang menderita dimana Roh Kudus dicurahkan dalam kepenuhannya.
Pencurahan Roh Kudus juga merupakan anugerah yang diberikan kepada orang-orang yang mendapatkan tugas khusus (Hak 3:10; 6:34; 11:29; 13:25; 1Sam 10:6; 11:6 dan 19:20.23).
"Dari Pasar Baru ke Pasar Kenari - Lahirlah baru setiap hari."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
“Illuminatio” est quoque Baptismi nomen, quia fides cor illuminat, efficit ut alio sub lumine conspiciantur res.
Baptism is also called ‘illumination’, because faith illuminates the heart and allows us to see things in a different light.
Baptisan juga disebut 'penerangan', karena iman memerangi hati dan memungkinkan kita melihat berbagai hal dengan terang yang beraneka ragam.
====
Kutipan Teks Misa.
"Kristus dibaptis bukan supaya disucikan di dalam air, tetapi supaya air sendiri menjadi suci karena Dia." --- St. Maksimus dari Turin.
Pembaptisan yang diperintahkan oleh Yesus sebagaimana yang Gereja dengan setia dan tidak hentinya lakukan hingga saat ini adalah sungguh berbeda dari pembaptisan oleh Yohanes Pembaptis. Pembaptisan yang dilakukan oleh Gereja membebaskan manusia dari dosa asal dan mengampuni dosa-dosanya, menyelamatkan ia dari perbudakan yang jahat dan merupakan tanda kelahiran kembali dalam Roh Kudus; Pembaptisan yang dilakukan oleh Gereja memberikan kepada manusia kehidupan yang baru yaitu partisipasi dalam kehidupan Allah Bapa yang diberikan oleh Putra Tunggal-Nya yang menjadi manusia, wafat dan bangkit kembali. (Paus Yohanes Paulus II, 12 Januari 1997)
Antifon Pembuka (lih. Mat 3:16-17)
Setelah Yesus dibaptis, langit terbuka, dan seperti burung merpati Roh Allah turun ke atas-Nya. Lalu terdengarlah suara Bapa, "Inilah Anak-Ku terkasih, Aku berkenan kepada-Nya."
After the Lord was baptized, the heavens were opened, and the Spirit descended upon him like a dove, and the voice of the Father thundered: This is my beloved Son, with whom I am well pleased.
Dilexisti iustitiam, et odisti iniquitatem: propterea unxit te Deus, Deus tuus, oleo laetitia prae consortibus tuis.
Doa Pembuka
Ya Allah, Putra Tunggal-Mu telah tampak sebagai manusia yang rapuh. Kami mengenal Dia sebagai manusia yang secara kelihatan menjadi sesama kami. Semoga kami diperbarui dari dalam agar kami layak menjadi serupa dengan Dia, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (40:1-5.9-11)
"Kemuliaan Tuhan akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya."
Beginilah firman Tuhan, “Hiburlah, hiburlah umat-Ku! Tenangkanlah hati Yerusalem dan serukanlah kepadanya bahwa perhambaannya sudah berakhir, bahwa kesalahannya telah diampuni, sebab ia telah menerima hukuman dari tangan Tuhan dua kali lipat karena segala dosanya.” Ada suara yang berseru-seru, “Siapkanlah di padang gurun jalan bagi Tuhan, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita! Setiap lembah harus ditutup, setiap gunung dan bukit harus diratakan. Tanah yang berbukit-bukit harus menjadi rata, dan yang berlekuk-lekuk menjadi datar. Maka kemuliaan Tuhan akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama. Sungguh, Tuhan sendiri telah mengatakannya.” Dan terdengarlah suatu suara, “Hai Sion, pembawa kabar baik, naiklah ke gunung yang tinggi! Hai Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkanlah suaramu, jangan takut! Katakanlah kepada kota-kota Yehuda, “Lihat, itu Allahmu! Lihat, itu Tuhan Allah! Ia datang dengan kekuatan, dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa. Lihat, mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia, dan mereka yang diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya. Seperti seorang gembala Ia menggembalakan ternak-Nya, dan menghimpunnya dengan tangan-Nya. Anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 2/2, PS 863
Ref. Pujilah Tuhan, hai umat Allah, pujilah Tuhan, hai umat Allah!
Ayat. (Mzm 104:1b-2.3-4.24-25.27-28.29-30)
1. Tuhan, Allahku, Engkau sungguh besar! Engkau berpakaian keagungan dan semarak, berselimutkan terang ibarat mantol. Engkau membentangkan langit laksana tenda.
2. Engkau mendirikan bangsal-bangsal megah di atas air; awan-awan Kaujadikan kendaraan dengan bersayapkan langit! Engkau melayang-layang; Angin Kaujadikan suruhan, dan api menyala Kaujadikan pelayan.
3. Betapa banyak karya-Mu, ya Tuhan, semuanya Kaubuat dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu. Lihatlah laut itu, besar dan luas wilayahnya, di situ bergerak binatang-binatang kecil dan besar, tidak terbilang banyaknya.
4. Semuanya menantikan Engkau, untuk mendapatkan makanan pada waktunya. Apabila Engkau memberikannya, mereka memungutnya; apabila Engkau membuka tangan-Mu, mereka kenyang oleh kebaikan.
5. Apabila Engkau menyembunyikan wajah-Mu, mereka kebingungan, apabila Engkau mengambil Roh-Mu, matilah mereka dan kembali menjadi debu. Apabila Engkau mengirim Roh-Mu, mereka tercipta kembali, dan Engkau membaharui muka bumi.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Titus (2:11-14; 3:4-7)
"Kita diselamatkan berkat permandian kelahiran kembali dan berkat pembaruan yang dikerjakan oleh Roh Kudus."
Saudara terkasih, sudah nyatalah kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua orang. Kasih karunia itu mendidik kita agar meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi, dan agar kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini, sambil menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia, dan penyataan kemuliaan Allah yang mahabesar, dan Juruselamat kita Yesus Kristus. Ia telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, milik-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik. Tetapi ketika kerahiman dan kasih Allah, Penyelamat kita, telah nyata kepada manusia, kita diselamatkan oleh Allah. Hal itu terjadi bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, melainkan karena rahmat-Nya berkat permandian kelahiran kembali dan berkat pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita lantaran Yesus Kristus, Penyelamat kita. Dengan demikian kita sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 2/2, PS 957
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mrk 9:6)
Langit terbuka, dan terdengarlah suara Bapa, "Inilah Anak yang Kukasihi; dengarkanlah Dia!"
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (3:15-16. 21-22)
"Ketika Yesus berdoa, setelah Ia dibaptis, terbukalah langit."
Ketika Yohanes tampil di Sungai Yordan, banyak orang menanti-nanti dan berharap, dan semuanya bertanya dalam hati tentang Yohanes, kalau-kalau ia adalah Mesias. Karena itu Yohanes berkata kepada semua orang itu, “Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa daripada aku masih akan datang, dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. Ketika orang banyak itu semuanya telah dibaptis, dan ketika Yesus sedang berdoa, setelah Ia juga dibaptis, terbukalah langit, dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit, “Engkaulah Anak yang Kukasihi. Kepada-Mulah Aku berkenan.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Pesta Pembaptisan Tuhan memuncaki Liturgi Masa Natal, sekaligus menegaskan bahwa Tuhan kita Yesus Kristus hadir untuk menunjukkan penebusan dan solidaritas nyatabam Umat manusia. Santo Lukas memberikan ungkapan yang khusus mengenai peristiwa pembaptisan Tuhan Yesus dengan sabda yang disampaikan oleh Bapa secara langsung "Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepada-Mu-lah Aku berkenan”. Cara pewartaan dan ungkapan ini menegaskan bagi kita para pendengar bahwa Bapa berkenan kepada San Putra, dan sekaligus diwahyukan bagi kita, siapa Sang Putra itu, yakni sebagai Anak Terkasih yang berkenan pada Bapa.
Refleksi bagi kita, menjadi kesempatan untuk berjuang dan mengupayakan agar setiap pilihan hidup dan cara bertindak kita sebagai anak-anak Bapa berdasarkan permandian yang telah kita terima, sepadan dengan anugerah itu. Perkembangan hidup rohani maupun cara bertindak harian, makin lama disesuaikan dengan status sebagai anak-anak Allah yang sudah ditebus. Kita menjadi Katolik tidak sebatas pada hari Sabtu atau Minggu pada saat kita beribadah. Rahmat permandian dan kesungguhan hidup sebagai anak-anak Allah yang sudah ditebus, dinyatakan dalam hidup harian, sejak hari Sabtu/Minggu manakala kita mengungkapkan iman dalam ibadat di Gereja, menjadi nyata dalam perwujudan karya harian sejak hari Senin hingga sepekan. Cara bertindak, cara merasa, juga cara berpikir kita, makin sejalan dengan cara pikir Allah yang telah menganugerahkan Putra-Nya bagi teladan kita. Ungkapan 'Sentire cum Ecclesia' sehati, sepikir, seperasaan dengan Gereja, menjadi perwujudan nyata yang dapat kita kembangkan dan dalami dari hari ke hari.
Antifon Komuni (Yoh 1:32,34)
Lihatlah Dia yang dikatakan Yohanes: Aku telah melihat Dia, dan aku memberi kesaksian bahwa Dia inilah Putra Allah.
Behold the One of whom John said: I have seen and testified that this is the Son of God.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar