Ads 468x60px

Kamis, 17 Januari 2019

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Kamis, 17 Januari 2019
Peringatan Wajib St. Antonius, Abas
Ibrani (3:7-14)
(Mzm 95:6-7.8-9.10-11; R:8)
Markus (1:40-45)
"Vox Dei - Suara Tuhan."
Adapun hari ini, Yesus yang menyembuhkan orang kusta hadir sebagai "Vox Dei, suara Tuhan di tengah umatNya dengan 3 perintah dasar, antara lain:
A."Per- gilah":
Ia mengajak orang kusta yang telah sembuh itu untuk "pergi", meninggalkan pola hidup yang lama.
Dkl: Kita juga diajak untuk berubah dan berbenah, hidup baru setiap harinya, tidak menjadi "golput", cuek bebek, tapi ikut terlibat dan tanggap zaman dengan masyarakat.
B."Per- lihatkanlah dirimu kepada imam":
Ia mengajak orang kusta itu untuk menyatukan pengalaman kesembuhannya bersama dengan iman Gereja sebagai umat Allah yang terwakili dalam para imamnya.
Dengan kata lain:
Kita diajak untuk bersekutu, tidak menjadi orang yang "anonim", tapi memiliki semangat komunio/kesatuan dengan gereja, dalam bahasa Mgr Romero, "sentire cum ecclesia - sehati dengan Gereja," tidak apatis dan skeptis tapi optimis berjalan bersama Gereja.
C."Per- sembahkanlah u/pentahiranmu":
Ia ajak orang itu untuk berserah, mempersembahkan hidup secara pribadi kepada Tuhan tanpa hiruk pikuk dan kebisingan. Kita juga diajak untuk mempersembahkan segala ruwet renteng pengalaman hidup kita kepadaNya tanpa banyak hiruk-pikuk dan kemeriahan yang dangkal.
Dengan kata lain:
Kita diajak selalu mempersembahkan hidup secara pribadi kepadaNya, dengan sikap yang reflektif.
Yang pasti, mengacu pada Injil hari ini, kendati Yesus melarangnya untuk memberitakan peristiwa penyembuhannya tapi orang kusta itu sebagai "vox populi-suara rakyat" tetap saja mewartakan kabar gembira kepada yang lain. Kita juga diajak untuk terus mewartakan kebaikan Tuhan dengan mau berubah-bersekutu dan berserah kepadaNya.
"Ada usus ada bakmie - Tuhan Yesus sembuhkanlah kami."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
"Splagxnizomai- Tergerak hati."
Inilah yang saya rasakan setiap kali mempersembahkan misa untuk para narapidana di penjara bersama para sahabat SOCIUS.
Adapun Yesus juga “tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan” saat seorang kusta datang dan berlutut di hadapanNya. Pada zaman itu, orang kusta membutuhkan dua hal; penyembuhan dan pernyataan ketahiran dari imam (Im 14:2- 32), yang harus disertai upacara korban.
Sialnya, banyak imam waktu itu tidak suka "blusukan", mereka lebih suka berada di “kota” Yerusalem karena lebih memberi "income" dan prestise.
Gengsi dan ambisi duniawi inilah yang banyak menumpulkan hati yang peka, "sensible" kepada orang kecil, apalagi penyakit kusta dianggap penyakit yang "menyeramkan" dan tak tersembuhkan.
Disinilah, kita diajak mempunyai beberapa hal mendasar supaya punyai "ketergerakan hati", antara lain:
Kepasrahan:
Kita diajak selalu mengandalkanNya karena hanya kuasa Allah saja yang bisa menyembuhkan, itu sebabnya dikatakan bahwa menyembuhkan orang kusta dinilai ‘sederajat’ dengan membangkitkan orang mati.
Keberanian:
Si kusta berani datang kepada Yesus karena Ia mengimani Yesus sebagai Sumber Kehidupan. Kita juga diajak untuk membawa banyak orang, terlebih yang kecil dan miskin agar berani datang kepada Tuhan.
Kesabaran:
Ia memberi peringatan keras supaya jangan mengatakan apapun kepada siapapun.
Ia ajak kita mengenalNya dengan sabar, bukan hanya karena omongan orang tapi karena pengalaman pribadi bersamaNya.
"Dari LebakBulus ke Fatmawati - Jadilah orang yang tulus dan murahhati."
B.
“Nil sine numini - Tak ada yg dapat terjadi tanpa kehendak Ilahi.”
Mengacu pada bacaan hari ini, adalah seorang kusta dimana penderitanya tidak layak menyembah Allah di tempat ibadat dan dicap najis (Im. 13:1-3).
Ada beberapa pokok iman yang bisa kita petik dari dua tokoh utama, Yesus dan orang kusta, antara lain:
Orang Kusta:
a.Perjuangan hidup:
Ia berjuang untuk datang sambil berlutut di hadapanNya dan memohon bantuanNya.
b.Pengakuan iman:
Ia memiliki keyakinan kuat akan kuasa ilahi: “Engkau dapat mentahirkan aku”.
c.Penyerahan diri:
Ia tunduk dan merendahkan hati: “kalau Engkau mau.” Inilah sikap sederhana sebagai seorang beriman yang berpasrah pada kehendakNya: “Fiat voluntas Tua-Jadilah kehendakMu.”
Yesus:
a.Tergerak:
Ia tergerak hatiNya oleh belas kasihan. Ini menunjukkan bahwa Ia adalah Allah yang rahim, yang selalu berbela rasa dan ikut hadir dalam derita/pergulatan hidup kita.
b.Bergerak:
Ia bergerak mengulurkan tangan dan menjamah orang itu. Ketika seorang raja/imam menjamah orang sakit, ia berkata: "Aku menjamah, Allah menyembuhkan". Namun, Yesus menjamah sekaligus menyembuhkan.
c.Berkuasa:
"Aku mau, jadilah engkau tahir." Kuasa Yesus bekerja juga di dalam dan melalui perkataanNya (Mzm. 107:20; Yoh. 15:3; 17:17). Ia dengan senang hati memberikan kuasa sekaligus kemurahan hati bagi mereka yang mau datang dan menyerahkan diri kepada kehendakNya.
Akhirnya, Yesus menyuruh orang itu pergi, atau secara lebih harafiah: "mendorong ke luar" (exebalen). Disinilah kita diajak untuk juga mau "pergi", berangkat keluar dari kungkungan kenajisan dan cinta diri, mau lahir baru dengan penuh rasa syukur karena Tuhan selalu mengasihi kita.
"Dari Efesus ke Miami - Tuhan Yesus sembuhkanlah kami!"
C.
Daily Quote from the early church fathers:
“Why did Jesus touch the leper”,
by Origen of Alexandria (185-254 AD)
"And why did [Jesus] touch him, since the law forbade the touching of a leper? He touched him to show that 'all things are clean to the clean' (Titus 1:15). Because the filth that is in one person does not adhere to others, nor does external uncleanness defile the clean of heart.
So, he touches him in his untouchability, that he might instruct us in humility; that he might teach us that we should despise no one, or abhor them, or regard them as pitiable, because of some wound of their body or some blemish for which they might be called to render an account...
So, stretching forth his hand to touch, the leprosy immediately departs. The hand of the Lord is found to have touched not a leper, but a body made clean!
Let us consider here, beloved, if there be anyone here that has the taint of leprosy in his soul, or the contamination of guilt in his heart? If he has, instantly adoring God, let him say: 'Lord, if you will, you can make me clean.'"
(excerpt from FRAGMENTS ON MATTHEW 2.2–3)
D.
Kutipan Teks Misa.
“Alam Bapa yang Mahasuci adalah penyelenggara tertinggi.” (St. Atanasius)
Antonius banyak berdoa, sebab ia belajar, bahwa orang harus berdoa tanpa henti. (St. Atanasius)
Antifon Pembuka (Mzm 92 (91): 13-14)
Orang jujur bertumbuh bagaikan palma, berkembang bagaikan pohon jati. Mereka ditanam dekat bait Tuhan, bertunas di pelataran rumah Allah.
The just will flourish like the palm tree, and grow like a Lebanon cedar, planted in the house of the Lord, in the courts of the house of our God.
Doa Pembuka
Ya Allah, Engkau telah memberi kepada Santo Antonius Abas anugerah untuk mengabdi Dikau di padang gurun dengan cara hidup yang mengagumkan. Semoga ia mendoakan kami agar kami dapat menyangkal diri dan senantiasa mengasihi Engkau melebihi segala sesuatu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (3:7-14)
"Hendaklah kalian saling menasihati setiap hari, selama masih dapat dikatakan 'hari ini'."
Saudara-saudara, dikatakan Roh Kudus, “Pada hari ini jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman, pada waktu pencobaan di padang gurun, di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya. Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan tidak mengenal jalan-Ku, sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku.” Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup. Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan “hari ini”’ supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hati karena tipu daya dosa. Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang pada keyakinan iman kita yang semula sampai kepada akhirnya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan do = d, 4/4, PS 854
Ref. Hari ini dengarkanlah suara Tuhan, “Janganlah kalian bertegar hati.”
atau Singkirkanlah penghalang Sabda-Mu, cairkanlah hatiku yang beku, dan bimbinglah kami di jalan-Mu.
Ayat. (Mzm 95:6-7.8-9.10-11; R:8)
1. Masuklah, mari kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita; kita ini umat gembalaan-Nya serta kawanan domba-Nya.
2. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, janganlah bertegar hati seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa di padang gurun, ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.
3. Empat puluh tahun lamanya Aku muak terhadap angkatan itu; maka Aku berkata, "Mereka ini bangsa yang sesat hati! Mereka tidak mengenal jalan-Ku." Sebab itu Aku bersumpah dalam murka-Ku, "Mereka takkan masuk ke tempat istirahat-Ku."
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 9:35b)
Yesus mewartakan kerajaan Allah dan menyembuhkan semua orang sakit.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut
Markus (1:40-45)
"Orang kusta lenyap penyakitnya dan menjadi tahir."
Sekali peristiwa, seorang sakit kusta datang kepada Yesus. Sambil berlutut di hadapan Yesus, ia mohon bantuan-Nya, katanya, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata kepadanya, “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Yesus menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras, kata-Nya, “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam, dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.” Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya ke mana-mana sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Yesus tinggal di luar kota di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Atau: Lihat Mat (19:16-26)
Renungan
Seorang berpenyakit kusta datang kepada Yesus untuk memohon kesembuhan. Tidak seperti pada umumnya, orang ini datang dengan penuh penyerahan. Ia tidak memaksa atau mendesak Yesus untuk menyembuhkan penyakitnya. Namun ia memohon dengan pengandaian kalau Tuhan mau. Di balik ungkapan...kalau Engkau mau..., ada iman yang dalam. Ada penyerahan yang total kepada Tuhan. Sikap inilah yang jarang dimiliki oleh kebanyakan orang.
Orang kusta yang dikisahkan dalam Injil hari ini mengajarkan kepada kita akan pentingnya berserah dan pasrah kepada Allah. Dalam kehidupan kita, di saat kita mengalami kesulitan, tekanan, penyakit, kegagalan, sering kita memaksa Tuhan untuk menyelesaikan permasalahan kita. Kita tak jarang memaksa Tuhan untuk menyembuhkan penyakit kita. Dengan aneka macam doa, novena, misa, kita sepertinya memaksa Tuhan agar kehendak kita terjadi. Dan di saat apa yang kita inginkan itu tidak terlaksana, kita menyalahkan Tuhan atau bahkan kemudian lari meninggalkan Tuhan. Orang kusta dalam Injil hari ini, mengajak kita untuk berani beriman: percaya dan sepenuhnya berserah kepada Allah.
Antifon Komuni (Bdk. Mat 19:21)
Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku, demikianlah firman Tuhan.
If you would be perfect, go, sell what you have, give to the poor, and follow me, says the Lord.
Doa Malam
Ya Allah, Engkau telah membantu Santo Antonius mengalahkan kuasa kegelapan dengan gemilang. Bantulah kami juga agar setelah dipuaskan dengan sakramen-sakramen-Mu, kami dapat mengatasi segala tipu muslihat musuh. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar