Ads 468x60px

Minggu, 20 Januari 2019

HIK - HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
Minggu, 20 Januari 2019
Hari Minggu Biasa II
Yesaya (62:1-5)
(Mzm 96:1-2a.2b-3.7-10ac)
1 Korintus (12:4-11)
Yohanes (2:1-11)
“Per Mariam ad Jesum”
Visi Gereja Indonesia, khususnya Keuskupan Agung Jakarta di era 1990 adalah menjadi Gereja yang Mandiri, Misioner, Berdaya Pikat dan Berdaya Tahan. Setiap keluarga dipandang juga sebagai gereja mini (basic eccelesia), maka juga dipanggil menjadi gereja yang Mandiri, Misioner, Berdaya Pikat dan Berdaya Tahan.
Mengambil inspirasi dari kisah perkawinan di Kana, di mana lewat Maria, Yesus membuat mukjijat untuk pertama kalinya (Per Mariam ad Jesum), saya angkat satu perangkat nilai yang bisa dibangun oleh sebuah komunitas beriman, dalam filosofi “CaBe LoTiSS”:
Cabe itu pedas.
Maka musti pedas (dalam artian positif), musti terasa kehadiran dan peranannya, jelas kontribusinya. Yesus bersabda ”Untuk apa garam yang kehilangan asinnya, selain dibuang dan diinjak-injak orang?” Setiap anggota kita musti punya rasa, bahasa populer-nya Nescafe…tunjukin rasa lo!
Lotis itu aneka buah.
Keragaman yang menyegarkan. Unitas in Diversitas! Setiap pribadi menyumbang rasanya dalam sebuah komunitas. Seperti panggilan Samuel, Yeremia, Yesaya, kita dipanggil secara pribadi masuk ke dalam sebuah kelompok, tapi kita dipanggil juga dalam kesatuan, seperti jemaat perdana, kelompok dua belas atau gereja awal. Dalam kebersamaan, setiap keluarga diajak untuk mengembangkan persekutuan, pelayanan, ibadat, pengajaran iman, kesaksian dalam kesehariannya. Inilah kita. Satu tubuh banyak anggota. Masing-masing berkontribusi untuk satu tubuh yang sama.
Mengartikan teks:
Filosofi “Cabe Lotis” sendiri merupakan kependekan dari penggalan 5 kata bijak, yakni: caring, bearing, loving, transforming, dan sharing. Sekarang apa nilai yang dikandung Cabe Lotis?
1. Caring
Pesta perkawinan di Kana kalo sampai kehabisan anggur, kemungkinan besar karena yang hadir mbludak seperti pentas Inul Daratista misalnya. Artinya apa? Artinya banyak orang yang peduli pada kebahagiaan kedua mempelai dan keluarganya. Yesus datang juga bersama Maria dan para murid.
Mereka datang karena peduli. Di tengah-tengah pesta ternyata anggur habis, panitia bingung, malu, cemas, takut. Maria tahu! Dia peduli! Dan dia coba ikut memberi kemungkinan solusi dengan bicara pada Yesus yang nampaknya cuek karena waktunya belum tiba untuk membuat sesuatu yang luar biasa. Tapi lihat, karena kepedulian Maria, kehendak Allah berkaitan dengan waktu bisa diubah. Hati Allah yang maha kasih itu tersentuh. Lalu panitia pesta tidak jadi malu karena habis anggur, tapi malu karena dipuji anggurnya kok enak banget.
Bisa jadi, kalo ada anggota yang lagi cuek, kita diundang untuk peduli. Kalo ada yang lagi sakit, baik juga kalau dibuatin masakan fave-nya. Kalo ada yang lagi sedih karena putus cinta misalnya, ya boleh jadi bahagia kalau disapa oleh yang lainnya. Kepedulian soal hati, itulah caring: menangkap gerak kepri-HATI-nan dan kegembiraan yang lain.
2. Bearing
Ada kisah abad 15 di Jerman, desa kecil.
Sebuah keluarga dengan 18 anak, 2 anak bercita-cita sekolah seni, tapi tahu keuangan keluarga sulit diharapkan. Lalu dibuat konsensus: Undian dengan koin. Yang kalah akan bekerja di tambang terdekat dan hasilnya dipakai studi yang menang. Saat yang menang selesai studi, ganti dia membiayai studi yang kalah terserah dengan cara apa.
Begitulah satu orang, yakni Albert pergi bekerja di tambang, yang satu lagi, yakni Albrecht pergi studi. Empat tahun kemudian studi selesai, Albrecht pulang disambut perjamuan makan meriah. Albrecht memberi sambutan, toast, dan berkata: “Albert, trima kasih.. sekarang giliranmu untuk kuliah mengejar cita-citamu, aku akan membiayaimu.” Albert duduk sambil meneteskan air mata, menggeleng-gelengkan kepala sambil tersedu2 dan berulang berkata” tidak.. tidak…”. Akhirnya dia bangkit, menghapus air matanya dan mengulurkan tangan ke Albrecht: ”Tidak saudaraku, terlambat bagiku untuk pergi belajar. Lihat… apa yang terjadi dengan tanganku selama empat tahun dalam tambang. Tulang-tulang pada setiap jari sudah remuk, aku menderita radang sendi berat hingga bahkan untuk memegang gelas anggur untuk menyambut ucapan selamatmu tak mampu, apalagi untuk membuat garis2 di kanvas… tidak saudaraku….”
Untuk menghormati Albert atas segala pengobanannya, Albrecht Durer dengan seksama menggambar tangan-tangan saudaranya yang menderita dengan telapak tangan menyatu dan jari2 bengkok menunjuk ke angkasa. Lukisannya diberi judul ‘hands”, tapi dunia hingga sekarang menamainya “tangan2 yang berdoa”. Saling menanggung, itulah bearing. Kalo pagi tadi ada yang telat bangun dan lupa menyiapkan sarapan pagi karena kesiangan, tapi ada wajah baru, yakni si ayah atau suami atau bahkan anak-anaknya yang menggantikan, itu bisa karena kesediaan saling menanggung.
3. Loving
Kata Paulus, ada trilogi penting bagi orang Kristiani yakni "HIK" - Harapan Iman Kasih dan yang terbesar adalah Kasih. Kasih Bunda Maria dan kasih Yesus, membuat mukjijat Kana menjadi ada. Kasih mengalirkan kebaikan. Itulah loving!
Khalil Gibran dalam Sang Nabi pun berkata: Saat cinta menuntunmu, ikutlah dengannya walau jalan yang harus kau tempuh berliku. Dan saat sayap-sayapnya merangkulmu, serahkanlah seluruh dirimu padanya walaupun pedang2 yang ada dibalik sayap2 akan melukaimu. Sebagaimana cinta memahkotaimu, ia menyalibmu. Menumbuhkan juga memangkasmu. Saat engkau mencintai jangan katakan Tuhan ada dalam hatiku, tapi ucapkan, aku ada di hati Tuhan.
4. Transforming
Inilah inti kisah Kana: perubahan air menjadi anggur. Inilah juga yang diharapkan. Anggur adalah tanda suka cita dan antusiasme pesta perjamuan perkawinan Yahudi. Maka bagaimana membuat setiap anggota keluarga menjadi lebih bermutu, lebih memberi suka cita.
Suatu perubahan dari dalam. Itulah transformasi. Kita bisa belajar dari Tiram: Sebutir pasir terbawa arus masuk ke dalam cangkangnya, melukai dagingnya yang halus dan lembut. Ia tak berdaya melepaskannya. Apa yang dilakukannya? Ia mengeluarkan lendir, membungkus pasir itu, dan setelah berbulan bertahun lewat, sebutir pasir itu telah berubah menjadi mutiara. Mulanya dari sesuatu yang remeh, kecil, menyakitkan, sederhana, tapi Tuhan mengubah menjadi mutiara indah yang mahal harganya.
5. Sharing
Perubahan air menjadi anggur tidaklah untuk dinikmati panitia pesta sendiri. Yo.. yo..yo… disimpan, nanti diminum sendiri ..nggak… anggur yang nikmat itu ada untuk dibagikan. Ini soal berbagi sukacita, berbagi rahmat.
Ibarat cermin, tugas setiap anggota keluarga, yakni memantulkan cahaya ilahi yang kita terima ke sudut-sudut yang paling gelap sekalipun. Ajak kita semua menikmati kegembiraan itu. Kita mau saling berbagi sinar yang kita terima untuk menerangi juga saat-saat sedih pedih dari pengalaman hidup kita. Aku berbagi, maka aku ada, itulah sharing.
Sebuah panggilan:
Bisa jadi, setiap anggota keluarga dipanggil untuk menjadi seperti pelayan-pelayan yang diminta Yesus menuangkan air ke dalam tempayan besar. Tuhan membutuhkan kita untuk mengubah dunia menjadi lebih baik.
To make a Better World. Itulah serving. Seperti idaman Michel Jackson: "Heal the world, make a better place, for you and for me and the entire human race".
Baiklah sebagai kado bagi Yesus dan Maria, kita mau mulai belajar menjadi keluarga beriman, yang lebih punya caring, bearing, loving, transforming dan sharing. Semoga!!!
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)

NB:
A.
“Unitas et Caritas – Persatuan dan Kasih.”
Itulah tema pokok yang terjadi pada pesta pernikahan di Kana.
Dalam buku saya, "FAMILY WAY" (RJK. Kanisius), pernikahan sendiri (Bhs Inggris: wedding, Bhs Arab: nikkah) adalah pengikatan janji untuk meresmikan ikatan kawin secara hukum agama-negara dan adat. Dalam sebuah pernikahan, format perkawinan/perpaduan fisik-biologis menjadi salah satu bagian identik di dalamnya.
Lebih lanjut dalam buku saya, “XXX-Family Way” (RJK, Kanisius), ada 4 teladan dasar pernikahan mengacu pada kisah Kana yg mjd bacaan injil di Sabtu Pertama tahun 2017 ini, al:
1."PER"satuan:
Walau Erich Fromm berkata, “Hal yang tak masuk akal adalah dua insan menjadi 1 tapi tetap 2, pernikahan tetap kita sebut sebagai “consortium totius vitae”: kebersamaan seluruh hidup.
Bukankah kedatangan Maria dan Yesus yang jauh-jauh datang dari Nazareth juga menunjukkan persatuan hati dan hidup mereka bersama dengan sukacita orang di Kana?
2."NI"at:
Diakui/tidak, niat untuk menikah kadang adalah kombinasi dari beberapa motif insani al: kekuasaan-gengsi-uang-keamanan dan seks. Yang pasti, kita butuh niat baik.
Bukankah sebuah niat baik jika Maria mendekat dan meminta langsung kepada Yesus? Bukankah Yesus selalu memberkati segala niat baik: Bartimeus yang buta, Zakheus yang pendek, Nikodemus yang pintar, Magdalena yang pagi-pagi benar “nyekar” ke makam Yesus dll.
3."KA"sih:
Walau banyak siksaan terletak di lingkaran kecil cincin pernikahan, bukankah kasih adalah tanda yang khas dan jelas dalam setiap pernikahan.
Bukankah perubahan air menjadi anggur ada ketika Maria kasih kepedulian dan Yesus kasih mukjizatNya dan para pelayan kasih ketaatannya
4.dalam Tu"HAN":
Banyak godaan yang kerap menimpa kita, tapi jika semua dikerjakan bersama Allah, maka akan terasa lebih indah dan mudah.
Bukankah ketika Maria berkata "...whatever Jesus say just do it", kita diajak untuk berpasrah, untuk membawa semua dalam Tuhan yang selalu membuahkan rahmat: menguduskan-menyempurnakan dan meneguhkan hidup?
"Burung tekukur di Taman Ria - Kita bersyukur punya Bunda Maria".
B.
Doa untuk Imam
Introibo ad Altare Dei, ad Deum qui aetificiat juventutem meam - Aku hendak naik ke altar Tuhan, ke hadapan Alah, yang menggirangkan masa mudaku.”
"Ya Yesus-ku, walau aku seorang yang malang dalam begitu banyak hal dan begitu bodoh, aku telah Engkau pilih sebagai gembala dari kawanan domba-Mu.
Anugerahkanlah kepadaku kasih yang bertambah-tambah bagi jiwa-jiwa yang telah Engkau tebus dengan Darah-Mu yang Mahasuci, sehingga aku dapat berkarya demi keselamatan mereka dengan kebijaksanaan, kesabaran dan kekudusan. Janganlah kiranya satu pun dari mereka yang telah Engkau percayakan kepadaku hilang akibat kesalahanku.
Ya Yesus-ku, bantulah aku menguduskan mereka yang Engkau serahkan ke dalam pemeliharaanku.
Ya Bunda Allah yang tersuci, sudi doakanlah aku dan mereka semua yang ada dalam kebun anggurku.
Para malaikat pelindung yang kudus dari jiwa-jiwa terkasih, ajarilah aku bagaimana bersikap terhadap mereka sehingga aku dapat menanamkan ke dalam hati mereka pokok-pokok iman dan kasih sejati Allah.
Tuhan, ajarilah aku bagaimana hidup dan jika perlu mati, sehingga semuanya dapat diselamatkan, sehingga semuanya dapat mengasihi dan memuliakan Engkau sepanjang kekekalan masa, agar semuanya dapat pula mengasihi dan menghormati BundaMu terkasih.
Amin"
===
"Tuhan terkasih, Bapa Pengasih, aku berdoa kepadaMu,lindungilah para imam GerejaMu, sebab mereka itu milikMu. Biarlah hidup mereka terbakar luluh di atas altarMu yang suci,sebab mereka telah disucikan dan menyucikan diri bagiMu. Lindungilah mereka sebab mereka ada di tengah dunia meski mereka bukan dari dunia ini. Masukkanlah mereka dalam lubuk hatiMu, bila nikmat dunia menggoda dan memikat. Lindungilah dan hiburlah mereka dalam saat sepi, susah derita dan bila pengorbanan hidupnya nampak sia-sia. Ingatlah ya Tuhan tak seorangpun kecuali Engkauyang menjadi pemiliknya. Dan walaupun mereka Kau beri panggilan Ilahi tapi tetaplah mereka memiliki hati insani, dengan segala kerapuhannya. Maka Bapa terkasih, lindungilah mereka bagaikan biji mataMu dan peliharalah mereka bagaikan hosti tanpa noda.
Semoga setiap hari pikiran dan perbuatannya aman terjaga dan menjadi teladan indah bagi seluruh umatMu. Tuhan terkasih, sudilah memberkati mrk senantiasa. Terpujilah Engkau yang telah memanggil dan mengutus mereka; terpujilah Engkau yang tetap mendampingi dan memampukan mereka. Ya Hati Kudus Yesus, Imam Agung Yesus, kasihanilah mereka.Ya Hati Tersuci Maria Ratu para imam, doakanlah mereka.Ya Santo Yohanes Maria Vianney, doakanlah mereka. Amin."
C.
Kutipan Teks Misa
"Mukjizat perbanyakan roti menunjukkan lebih dahulu kelimpahan roti istimewa dari Ekaristi-Nya Bdk. Mat 14:13-21; 15:32-39.: Tuhan mengucapkan syukur, memecahkan roti dan membiarkan murid-murid-Nya membagi-bagikannya, untuk memberi makan kepada orang banyak. Tanda perubahan air menjadi anggur di Kana Bdk. Yoh 2:11 telah memaklumkan saat kemuliaan Yesus. Ia menyampaikan penyempurnaan perjamuan pernikahan dalam Kerajaan Bapa, di mana umat beriman akan minum Bdk. Mrk 14:25. anggur baru, yang telah menjadi darah Kristus. --- Katekismus Gereja Katolik, 1335
Antifon Pembuka (Mzm 66:4)
Seluruh bumi hendaknya menyembah Dikau, ya Allah, dan bermazmur bagi-Mu, meluhurkan nama-Mu, ya Allah Mahatinggi.
All the earth shall bow down before you, O God, and shall sing to you, shall sing to your name, O Most High!
Omnis terra adoret te, Deus, et psallat tibi: psalmum dicat nomini tuo, Altissime.
Doa Pembuka
Allah yang Mahakuasa dan kekal, Engkau mengatur segala yang di langit dan di bumi. Dengarkanlah dengan rela permohonan-permohonan umat-Mu dan berilah damai-Mu bagi kami pada zaman ini. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (62:1-5)
"Seorang mempelai girang hati melihat pengantin perempuan."
Oleh karena Sion, aku tidak dapat berdiam diri. Dan oleh karena Yerusalem, aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatan menyala seperti suluh. Maka bangsa-bangsa akan melihat kebenaranmu, dan semua raja akan melihat kemuliaanmu. Orang akan menyebut engkau dengan nama baru yang akan ditentukan oleh Tuhan sendiri. Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan Tuhan, dan serban kerajaan di tangan Allahmu. Engkau tidak akan disebut lagi “Yang-Ditinggalkan- Suami”, dan negerimu tidak akan disebut lagi “Yang-Sunyi”. Tetapi engkau akan dinamai “Yang-Berkenan-Kepada-Tuhan” dan negerimu akan disebut “Yang Bersuami”, sebab Tuhan telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami. Sebab seperti seorang jejaka menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu. Dan seperti seorang mempelai girang hati melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atas engkau.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 96:1-2a.2b-3.7-10ac)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, ya seluruh bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya.
2. Kabarkanlah dari hari kehari keselamatan yang datang dari pada-Nya. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa di antara segala suku.
3. Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa, kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan! Berikanlah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya.
4. Sujudlah menyembah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya, hai seluruh bumi! Katakanlah di antara bangsa-bangsa, “Tuhan itu Raja! Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.”
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di 1 Korintus (12:4-11)
"Roh yang satu dan sama memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus seperti yang dikehendaki-Nya."
Saudara-saudara, ada rupa-rupa karunia, tetapi hanya ada satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi hanya ada satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu, yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mukjizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-maram roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan sama. Ia memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali
Ayat. (2 Tes 2:14)
Allah memanggil kita untuk memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (2:1-11)
"Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya."
Pada waktu itu ada pesta perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ. Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu. Ketika mereka kekurangan anggur, Maria berkata kepada Yesus, “Mereka kehabisan anggur!” Kata Yesus kepada ibu-Nya, “Mau apakah engkau dari pada-Ku, Ibu? Saat-Ku belumtiba.” Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan, “Apa yang Ia katakan kepadamu, buatlah!” Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung. Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu, “Isilah penuh tempayan-tempayan itu dengan air!” Dan mereka pun mengisinya sampai penuh. Lalu kata Yesus kepada mereka, “Sekarang cedoklah, dan bawalah kepada pemimpin pesta!” Lalu mereka pun membawanya. Setelah pemimpin pesta itu mengecap air yang telah menjadi anggur itu, - dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan yang mencedok air itu mengetahuinya, - ia memanggil mempelai laki-laki, dan berkata kepadanya, “Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dulu, dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik. Akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang.” Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, dan merupakan yang pertama dari tanda-tanda-Nya. Dengan itu Yesus telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
"Mereka kehabisan anggur!” demikian kata Bunda Maria kepada Yesus setelah melihat bahwa anggur, salah satu bahan untuk berpesta dan bersukacita ternyata habis. Bunda Maria sangat tanggap akan situasi itu. Ia tidak rela bila sukacita keluarga yang menyelenggarakan pesta berubah menjadi nestapa yang akan dikenang banyak orang.
Dalam keadaan seperti itulah, ia datang kepada Yesus. Entahlah, apakah kala itu Bunda Maria memiliki kesadaran atau tidak akan mukjizat yang bisa terjadi oleh Yesus sehingga ia menyampaikan situasi genting itu kepada-Nya. Paling tidak, dengan memberitahukan keadaan tersebut kepada-Nya, barangkali Putranya bisa mencari cara untuk membantu tuan pesta; Dengan demikian, keluarga yang sedang berpesta terselamatkan dari rasa malu atau sedih pada saat ingin mengajak semua hadirin bersukacita. Meskipun Yesus berkata, ”Mau apakah engkau dari pada-Ku, Ibu? Saat-Ku belum tiba!", Bunda Maria dengan mantap memberitahu para pelayan, ”Apa yang Ia katakan kepadamu, buatlah!” Mukjizat pun terjadi. Mereka yang semua kehabisan anggur kini menikmatinya dalam berkelimpahan.
Keadaan terselimuti dan terpuruk dalam rasa malu dan sedih adalah keadaan seperti hidup yang kehilangan terang, keadaan kalah dan kehilangan semangat. ltulah keadaan tanpa kehadiran Allah atau ditinggalkan Allah. Orang-orang atau persisnya keluarga yang sedan berpesta itu sedang tidak menyadari bahwa Allah sedang hadir. Sikap Bunda Maria seolah-olah mengaktifkan kehadiran yang tidak tersadar; itu. Allah ada, sungguh ada dan sedang ada di sini, saat ini. Batinnya Seolah-olah menangkap suara Allah yang hendak menyalurkan belas kasih karena keprihatinannya. Ia sungguh tidak bisa berdiam diri dan tidak akan tinggal tenang jika kegelapan terus bergelayut menyirnakan keceriaan pesta perkawinan yang menjadi lambang sukacita orang-orang yang mendapatkan penyertaan Allah. Itulah batin seorang yang miskin di hadapan Allah. Ketika ia datang kepada Yesus, ia percaya bahwa kebenaran kata-kata Yesus akan bersinar seperti cahaya dan keselamatan menyala seperti suluh, dan terang kembali bersinar, keselamatan pun terjadi. Anggur dari Allah dengan kualitas terbaik tersedia berlimpah, menggantikan anggur dari manusia.
Sukacita orang beriman adalah sukacita yang berasal dari Allah. Ketika sang Sabda Kebijaksanaan Allah tersadari, hadir, tinggal dalam diri kita, maka sabda itu menjadi sumber air dengan kualitas baik yang terus-menerus memancar dari dalam diri kita. Air sabda kebijaksanaan itu menyegarkan setiap batin yang mengalami dahaga, kejernihannya menjadi terang bagi setiap jiwa yang suntuk meringkuk dalam bayang-bayang kegelapan akibat kepedihan-kepedihan hidup. Yesus, sabda Allah, menjadi pencerah dan pembebas batin-batin gundah. la bersabda, ”Datanglah kepada-Ku kalian semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Belajarlah pada-Ku sebab Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapatkan ketenangan.”
Ketika sabda-sabda-Nya tinggal menetap dalam diri kita, memengaruhi kehidupan kita dan menuntun pikiran, perkataan dan perbuatan kita, kita pun seperti Bunda Maria, menjadi kehadiran yang memancarkan sinar keselamatan Allah. Itulah yang menyukakan hati Aiiah, yakni jika kehadiran kita menjadi penerus kehadiran belas kasih Allah, suatu saat terang kita memancar dan orang lain akan kembali melihat Allah. Setiap insan beriman, murid-murid Tuhan diundang untuk membantu orang kembali melihat Allah.
Antifon Komuni (Mzm 34:6)
Tujukanlah pandangan-Mu kepada Tuhan maka wajahmu akan berseri-seri dan tidak akan malu tersipu-sipu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar