Ads 468x60px

Sabtu, 16 Maret 2019

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Sabtu, 16 Maret 2019
Hari Biasa Pekan I Prapaskah
Ulangan (26:16-19)
(Mzm 119:1-2.4-5.7-8)
Matius (5:43-48)
“Deus caritas est - Allah adalah kasih.”
Itulah ensiklik pertama Paus Emeritus Benediktus XVI yang juga saya tulis dalam buku “HERSTORY” (RJK, Kanisius).
Ya, karena Allah adalah kasih, kita juga diharapkan selalu memancarkan wajah Allah yang penuh dengan vitamin “C “-CINTAKASIH.
Jelasnya, seperti Allah yang menjadi “gift/kado” bagi hidup kita, kita juga diajak menjadi “gift/kado” bagi hidup sesama dan dunia kita.
Dalam buku saya, “TANDA” (RJK, Kanisius), ada dua jalan iman supaya kita bisa menjadi “kado” dan berbagi ”kado”, yakni: "KAsihi dan DOakan", bahkan termasuk kepada orang yang menjadi ”musuh”: menyakiti hati/membenci diri kita: “KAsihilah musuhmu dan berDOalah bagi mereka yang menganiaya kamu." (Mat 5:44).
Musuh sendiri bisa berarti seseorang yang kita benci, mungkin karena menyebabkan kerugian-sakit hati-kekecewaan/kejatuhan, dan karenanya mereka ini tidak layak diampuni apalagi dikasihi. Tapi bukankah cinta itu kasih dan bukankah kasih itu adalah inti hukum kristiani?
Pertanyaannya:
Mengapa kita harus menjadi “kado”? Alasannya adalah karena dengan menjadi “kado”, kita bisa menjadi anak-anak Bapa: "Karena dengan demikian kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang jahat dan orang baik dan menurunkan hujan bagi orang benar dan orang yang tidak benar."
Alfred Plummer menulis: “To return evil for good is devilish; to return good for good is human; to return good for evil is divine. To love as God loves is moral perfection." Plummer benar! Membalas kebaikan dengan kejahatan berarti membiarkan iblis memasuki hati kita. Membalas kebaikan dengan kebaikan adalah sesuatu yang insani, sedangkan membalas kejahatan dengan kebaikan adalah sifat ilahi.
Untuk kehidupan kita, rasa sakit hati dan kebencian tidaklah sehat. Kita tidak akan pernah bisa hidup bahagia dalam damai dan sukacita jika kita terus menyimpan dendam dan kebencian. Kita tidak bisa ubah mereka tapi kita bisa ubah cara pandang kita tentang mereka.
Lihatlah bagaimana tindakan Yesus menjadi “kado” di atas kayu salib (wasiat pertama, Luk 23:34). Sudahkah kita juga belajar menjadi “kado”?
"Pak Widodo makan kurma - jadilah kado bagi sesama.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1.
"Domus Pacis - Rumah Damai".
Inilah nama sebuah rumah singgah buat para imam projo di kota Jogja. Kita juga diajak mjd "rumah damai" dg semangat kasi dan pengampunan.
Adapun hari ini Yesus ajak kt u/mempunyai "rumah damai" dg berbagi "kado" yg punyai 2 jalan cintanya, al:
A.KAsihi musuhmu:
Mengasihi org yg mengasihi kita adl hal yg biasa, tp yg luar biasa, hari ini Yesus ajak kt u/mengasihi musuh, yakni org yg membenci+menyakiti hati, kdg menjatuhkan+menyingkirkan kt. Sulit tp inilah yg dimintaNya spy kt mjd org yg luar biasa dlm Tuhan krn sll hidup dg nada dasar "C", Cinta.
B.DOakan org yg menganiaya kt:
Kt mjd sakit/terluka ktika dianiaya dg kata/sikap/tind yg menjatuhkan+menjelekkan hdp kt: dicap buruk-disingkirkan+dikorbankan.. Bukankah sakit/luka hati kita itu butuh obat spy bisa sembuh? St Thomas Aquinas mengatakan, "doa yg panjang adl obat mujarab."
Ya, Yesus ajak kt u/iklas mendoakan mrk yg menganiaya kt dg hati besar krn dg bgitu kt mjd anak-anak Allah. Ya, Yesus mengajak kt mjd pribadi yg luar biasa dg nada dasar "D", Doa dlm hdp kt stiap harinya..
"Cari arang dan selasih - Jadilah org yg berbelaskasih".
2.
"Misericordia - Kerahiman Ilahi."
Inilah salah satu devosi yang ditekankan pada Tahun Yubileum yang sarat dengan pesan kerahiman.
Adapun hari ini Yesus sang Raja Kerahiman berkata kepada para muridNya: "Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu." Dengan kata lain: Kita diajak menjadi orang yang memiliki "kerahiman ilahi" dengan memiliki "kado": "KAsihi+DOakan". Kita diajak menjadi "kado", terlebih bagi musuh yakni orang yang menyakiti dan membenci kita. Tidak usah dibalas/digerutu, cukuplah dikasihi dan didoakan.
Bagi banyak orang, musuh sendiri adalah orang yang dibenci karena menyebabkan kerugian-sakit hati-kecewa-terpuruk-gagal dll, bisa rekan seiman dan seimam, serumah/se-tempat kerja.
Yang pasti, akibat adanya musuh, kita malahan bisa dikotori oleh perasaan benci dan keinginan untuk membalas dendam serta menghancurkan orang lain. Atau paling tidak, kita ingin melihat mereka menderita. Manusiawi tapi sebenarnya dengan cara demikian, kita malahan akan selalu dipenuhi perasaan dan pikiran negatif, mudah marah dan tersinggung.
Hari inilah, seperti wasiat Yesus yang pertama di atas salib, yang juga ditunjukkan oleh martir pertama bernama Stefanus, kitapun diajak berani berjiwa besar dengan berseru: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."
Mengapa harus demikian? Karena dengan mengasihi dan mendoakan musuh lah kita menjadi anak Bapa yang menerbitkan matahari bagi org jahat dan orang baik serta menurunkan hujan bagi org benar dan tidak benar.
Seorang penulis, Alfred Plummer pernah berkata: "membalas kebaikan dengan kejahatan= membiarkan iblis masuk di hati kita, membalas kebaikan demgan kebaikan= hal yang insani dan wajar terjadi, tapi membalas kejahatan dengan kebaikan= sifat insani.
Bukankah ini yang dimintaNya, supaya kita menjadi sempurna, mempunyai sifat ilahi? Bukankah rasa benci yang terus dipupuk tidak menyehatkan? Dan, bukankah kita tidak pernah bisa hidup bahagia kalau masih menyimpan dendam dan luka kepada sesama?
"Cari arang di tengah pasar - Jadilah orang yang berjiwa besar."
3.
"Giver"
Inilah julukan yang kerap saya berikan kepada orang yang selalu berani menjadi orang yang "positif", yang selalu berjuang mengasihi-melayani dan mengampuni sesamanya, bahkan sesamanya yang kadang menyakiti hati dengan gosipan-fitnahan/ucapan yang tidak tulus.
Keutamaan "giver" ini berbanding terbalik dengan "taker", yang suka ber-negatif ria, penuh intrik-taktik, palsu dan tidak tulus.
Mengacu pada pesan ilahi hari ini, adapun dua hal yang bisa diperbuat seorang "giver" adalah menjadi "kado", KAsihilah musuhmu dan berDOalah bagi mereka yang menganiaya kalian".
Inilah juga yang dikatakan Yesus sebagai syarat untuk menjadi anak-anak kerajaan surga, yang selalu belajar berpikir positif-sportif dan produktif.
Sebuah cerita tambahan: 12 Mei 2014, dalam salah satu sharingnya, Jorge alias Paus Fransiskus mengatakan bahwa suatu kali, ketika masih frater, ia melakukan bimbingan dengan Bapa Rohaninya. Ia bercerita panjang lebar kalau sedang marah/berkonflik dengan salah satu temannya. Namun, Bapa Rohaninya hanya menanggapi dengan satu perkataan singkat: "Dimmi, tu hai pregato per lui?" (Katakan padaku, apakah kamu berdoa untuknya). Dan Jorge menjadab, "No". Lalu, Bapa Rohaninya melanjutkan, "Abbiamo finito" (Bimbingan kita selesai).
Disinilah, kita diajak untuk berani menjadi "giver" dengan mulai berjiwa besar untuk mendoakan orang lain karena bukankah dengan doa kita juga bisa sekaligus menjadi "teacher/guru" dan "healer/penyembuh" bagi banyak orang dan bagi diri kita sendiri?
"Cari arang di tengah pasar - Jadilah orang yang berhati besar."
4.
"Sanctitas - Kekudusan."
Lima kali dalam kitab Imamat, Allah berkata, “Haruslah kamu kudus, sebab Aku ini kudus”. (11:44,45, 19:2, 20:7,26).
Yesus menggemakan tema ini lagi ketika berkata: “Haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yg di surga” (Matius 5:48).
Jelasnya, Ia mengajak kita memiliki kasih dan kekudusan sempurna: “berkatilah mereka yang mengutuk kamu dan berbuatlah baik kepada yang membenci kamu”.(Luk 6:27).
Secara insani, kita wajar diajak untuk mengasihi sesama (Im 19:18; Mat 19:19; 22:39; Mrk 12:31; Luk 10:27; Rom 13:9; Gal 5:14; Yak 2:8) dan membenci musuh (Ul 23:6; Maz 139:21,22). Dalam bahasa Qumran:"mengasihi semua orang yang telah dipilihNya dan membenci semua orang yg telah ditolak-Nya (1 QS 1.4). Inilah yang kerap disebut sebagai ajaran lex talionis (mata ganti mata, gigi ganti gigi).
Tapi secara imani, kita dituntut “lebih”, yakni menjadi “kado”: KAsihilah+DOakan musuh.
Bisa jadi, hal ini dikarenakan di dunia ini sudah ada terlalu banyak kebencian dan terlalu sedikit belas kasihan, dimana kita menghabiskan lebih banyak waktu untuk menggerutu ketimbang bersekutu, menghakimi daripada memahami dan menyakiti ketimbang memberkati.
Adapun salah satu cara untuk menjadi kado+“menghancurkan” musuh adalah dengan menjadikannya seorang sahabat. Karena itu, dengan pertolongan Allah, kasihilah musuh, doakanlah dan berbuat baiklah kepada mereka.
Seperti halnya Tuhan, bersiaplah untuk membalas kejahatan dengan kebaikan (Luk 23:34): "Membalas kebaikan dengan kejahatan adalah tabiat Iblis; membalas kebaikan dengan kebaikan adalah tabiat manusiawi; membalas kejahatan dengan kebaikan adalah tabiat ilahi.
"Di Tangerang ada banyak pasar-Jadilah orang yang berjiwa besar."
5.
“Amor vincit omnia – Cinta mengalahkan segala!”
Bicara soal cinta kasih, kita mengingat ajakan Yesus untuk mengasihi musuh. Kasih (agapaō) yg diperintahkan disini ialah kasih yg membebaskan. Kasih itu sejenis dengan tindakan kasih Allah terhadap orang-orang yang memberontak (Yoh. 3:16), sehingga menunjukkan bahwa orang yang mengasihi sedemikian itu adalah benar-benar anak-anak Bapa.
Sebagaimana kasih Allah itu sempurna, tidak kekanak-kanakan, demikianlah kita harus berusaha mendewasakan diri di dalam hal ini (bdg. Ef. 5:1, 2).
De facto, dalam "hukum" dunia, kata "mengasihi" dan "musuh" adalah dua kata yang bertolak belakang, karenanya tidak dapat dipersatukan. Dalam bahasa Inggris, musuh adalah enemy (Lat: inimicus - "bukan sahabat"), orang yang tidak bersahabat karena membenci, menginginkan hal yang tidak baik, menyebabkan jatuh, kecewa, sakit, dsb.
Tapi Yesus mengatakan: “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu" (Mat 5:44).
Ajaran mengasihi musuh tidak saja berdimensi teologis-berkenaan dengan aspek imani-tetapi juga berdimensi praktis dan logis karena:
a. Membenci musuh akan merugikan diri sendiri; tidak ada orang yang hidupnya bahagia kalau terus dikuasai kebencian terhadap orang lain.
b.melawan kebencian dengan kebencian sama dengan melipatgandakan kebencian. Seperti gelap yang tidak bisa dilawan dengan gelap, tetapi harus dengan terang.
Terang, walau hanya secercah, akan sanggup menembus kegelapan.
Dengan memahami makna ajaran "KADO": KAsihi + DOakan musuh, kita bisa melihat luka tanpa dendam; kepahitan tanpa amarah; kekecewaan tanpa geram. Kita memandangnya sebagai kesempatan untuk next level sebagai org beriman.
"Ada selasih ada kemiri-Andalkan kasih setiap hari."
6.
Kutipan Teks Misa:
Bentuk cinta yang tertinggi yaitu cinta kepada musuh-musuh kita. (St. Aelredus Abas)
Antifon Pembuka (Mzm 19:8)
Sempurnalah hukum Tuhan dan menyegarkan jiwa. Benarlah kesaksian Tuhan, hikmat bagi orang sederhana.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, arahkanlah hati kami kepada-Mu, agar patuh setia berbakti kepada-Mu. Semoga kami selalu mencari Engkau dan mengamalkan karya cinta kasih. Dengan pengantaraan Kristus, Yesus Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Engkau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Musa menegaskan kepada umat Israel agar tetap setia melakukan ketetapan dan peraturan Tuhan sesuai dengan perintah-Nya sehingga mereka akan menjadi umat-Nya yang kudus sesuai dengan janji-Nya.
Bacaan dari Kitab Ulangan (26:16-19)
"Engkau akan menjadi umat yang kudus bagi Tuhan, Allahmu."
Di padang gurun seberang Sungai Yordan Musa berbicara kepada bangsanya, “Pada hari ini Tuhan, Allahmu, memerintahkan engkau melakukan ketetapan dan peraturan; lakukanlah semuanya itu dengan setia, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu. Pada hari ini engkau telah menerima janji dari Tuhan: Ia akan menjadi Allahmu, dan engkau pun akan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan berpegang pada ketetapan, perintah serta peraturan-Nya, dan mendengarkan suara-Nya. Dan pada hari ini pula Tuhan telah menerima janji dari padamu bahwa engkau akan menjadi umat kesayangan-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu, dan bahwa engkau akan berpegang pada segala perintah-Nya. Ia pun akan mengangkat engkau di atas segala bangsa seperti telah dijanjikan-Nya, untuk menjadi terpuji, ternama dan terhormat. Maka engkau akan menjadi umat yang kudus bagi Tuhan, Allahmu, seperti yang dijanjikan-Nya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang hidup menurut Taurat Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:1-2.4-5.7-8)
1. Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan. Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati.
2. Engkau sendiri telah menyampaikan titah-titah-Mu, supaya dipegang dengan sungguh-sunguh. Kiranya hidupku mantap untuk berpegang pada ketetapan-Mu!
3. Aku akan bersyukur kepada-Mu dengan hati jujur, apabila aku belajar hukum-hukum-Mu yang adil. Aku akan berpegang pada ketetapan-ketetapan-Mu, janganlah tinggalkan aku sama sekali.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (2Kor 6:2b)
Waktu ini adalah waktu perkenanan. Hari ini adalah hari penyelamatan.
Para murid Yesus dipanggil untuk menjadi sempurna seperti Bapa di surga. Kesempurnaan Bapa itu terletak dalam cinta-Nya. Ia tidak memandang muka dan tidak pilih kasih. Kesempurnaan seperti inilah yang mesti menjadi tujuan hidup setiap murid.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:43-48)
"Haruslah kamu sempurna, sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya."
Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuh-musuhmu, dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikian kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga. Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit bagi orang-orang yang jahat dan bagi orang yang baik pula, hujan pun diturunkan-Nya bagi orang yang benar dan juga orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya daripada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sebagaimana Bapamu yang di surga sempurna adanya.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Di saat dunia mengajari kita untuk membenci dan bahkan menghabisi musuh-musuh, Yesus justru mengajari untuk mengasihi musuh-musuh kita. Maka, ajaran Yesus hari ini merupakan sebuah kesaksian bagi dunia yang tidak mampu mengasihi. Lalu, mengapa kita harus mengasihi musuh? Karena seorang musuh adalah seorang manusia, sesama juga. Mungkin seseorang menjadi musuh, karena dalam dirinya kehilangan kasih. Oleh karena itu, tugas kita adalah menghadirkan kasih di mana tidak ada kasih.
Antifon Komuni (Mat 5:48)
Tuhan bersabda: Hendaklah kamu sempurna sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya.
Doa Malam
Ya Allah, Engkau berjanji akan mengangkat manusia, umat-Mu, untuk menjadi kudus dan segala berkat akan Kaulimpahkan atasnya. Janganlah tinggalkan kami agar segala usaha, sikap dan tingkah laku kami aman terjaga dan tidak menyimpang dari jalan-Mu. Dengan demikian kelak dapat mencapai kekudusan seperti yang Engkau janjikan. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
7.
ANEKA "MUKJIZAT"
KISAH NYATA BERSAMA "PIO"
1.
PRIA DARI ASCOLI PICENO ITALIA.
Seorang pria dari Ascoli Piceno, Italia menceritakan: "Di akhir tahun 1950-an, aku pergi bersama istriku ke San Giovanni Rotondo untuk mengaku dosa kepada Padre Pio dan memperoleh absolusi dan penitensi darinya.
Sore itu, kami masih di biara dan Padre Pio melihatku dan bertanya:
-Kau masih disini ?
-Ya, "tikus kecil"-ku tak mau hidup, jawabku.
-Apa persisnya "tikus kecil" itu ? tanya Padre Pio.
-Mobilku, modelnya tikus kecil, jawabku.
-Pergilah lihat lagi, kata Padre Pio. Ia memintaku untuk meninggalkan biara dan memang bisa kami lakukan tanpa kesulitan.
Setelah berkendara sepanjang malam dan keesokan paginya, aku tiba di kotaku dan mampir ke bengkel untuk memeriksakan mobilku.
Setelah memeriksanya, mekaniknya berkata bahwa sistem elektrik pada mobilku sama sekali rusak dan dia ternganga tak percaya bahwa aku telah mengendarainya sepanjang malam.
Seharusnya, tidaklah mungkin aku dapat menempuh perjalanan 200 mil dari San Giovanni ke rumah dengan kondisi mobil demikian.
Aku sadar ini adalah pertolongan dari Padre Pio dan aku berterimakasih banyak kepadanya di dalam hatiku.
2.
ANNA ROMANAZZI.
Suami Anna Romanazzi meninggal pada usia relatif muda, 44 tahun pada November 1954.
Anna sangat berduka dan kejadian itu seakan "melumpuhkan" hidupnya.
Ia tak tahu bagaimana akan melanjutkan hidup. Ia sendiri menderita sakit pada otot-otot di bahu kanannya dan juga pada sepanjang punggungnya yang mengharuskan ia memakai plester penyangga dan kemungkinan memerlukan operasi di tahun-tahun mendatang.
Sejak suaminya meninggal, ia kehilangan semangat hidup, dan juga tak mau lagi memakai alat penyangga itu.
Keempat anaknya yang sudah dewasa menjadi sangat prihatin terhadap keadaannya. Saudarinya kemudian memutuskan untuk membawanya bertemu Padre Pio dan mengaturkan pertemuan.
Ketika Anna melihat bahwa Padre Pio duduk di bangku di koridor menunggunya, ia menjadi emosional, ia berlutut dan berkata kepadanya, "Padre Pio, bantulah aku menemukan jalan keluar."
Saat itu, rosario yang ada di pegangan Anna terjatuh ke lantai. Padre Pio membungkuk untuk memungutnya dan ketika memberikannya kembali kepada Anna, ia meletakkan tangannya yang luka ke atas bahu Anna. "Mata Padre Pio bersinar indah dan penuh belas kasih", Anna mengingat.
Dengan kelembutan, Padre Pio berkata kepadanya, "Kau sangat berdevosi kepada Hati Kudus Yesus. Serahkan dirimu kepadaNya. Aku mengampunimu. Pergilah dalam damai, Putriku." Padre Pio kemudian memberkatinya.
Tak membutuhkan kata-kata, Anna mengerti bahwa Padre Pio mengerti jiwanya.
Ketika lain kali, seorang teman Anna pergi kepada Padre Pio, Anna menitip pertanyaan, apakah ia seharusnya melakukan operasi yang dibutuhkan pada bahu dan punggungnya.
Temannya kembali dengan jawaban Padre Pio : "Katakan pada Anna, adalah tugasnya untuk menjaga dirinya, karena hidup kita bukanlah milik kita, kita harus mengembalikannya kepada Tuhan."
Anna memutuskan untuk menjalani operasinya.
Hasil X-ray menunjukkan ia tak lagi memerlukan operasi itu, karena tak ada masalah apapun dengan bahu dan punggungnya lagi.
Anna teringat, Padre Pio saat dulu meletakkan tangannya di atas bahunya dan mendoakannya.
"Padre Pio memperolehkan bagiku dari Tuhan, kedamaian hati, dan kesehatan fisik yang kubutuhkan. Dan itu juga yang dibutuhkan anak-anakku. Itu adalah awal dari hidup yang baru bagiku."
3.
ROH SURGAWI.
Berada sangat dekat dengan masing-masing kita, suatu roh surgawi, yang tak pernah sedikitpun meninggalkan kita sejak dari kita lahir sampai sampai kita mati. Ia menuntun kita, menjaga kita bagai sahabat, bagai saudara. Ini harus menjadi penghiburan bagi kita, terutama pada masa- masa kesukaran.
+ Padre Pio
4.
SANG PENASEHAT.
Selama bertahun-tahun, Padre Pio ditunjuk sebagai penasehat bagi anggota Ordo Ketiga St. Fransiskus di San Giovanni Rotondo.
Pertemuan mereka kadang diadakan di biara dan kadang di rumah salah satu anggota Ordo.
Suatu waktu, Padre Pio menghadiri pertemuan yang diadakan di rumah salah seorang anggota, Vittoria Ventrella.
Ketika Padre Pio hendak berbicara dalam pertemuan itu, burung peliharaan di rumah itu terbang dengan ribut di dalam sangkarnya dan berbunyi dengan nyaring dan menjadi gangguan selama beberapa saat.
Akhirnya, Padre Pio melihat kepada burung kecil itu dan berkata dengan nada memerintah, "Diamlah sekarang. Berhenti bernyanyi dan dengarkan!"
Membuat semua yang hadir terkesima; mendengar kata-kata Padre Pio, burung kecil itu sontak berhenti membuat gaduh. Dia hanya menggoyang-goyang kepalanya dalam diam, tanpa suara.
Setelah pertemuan usai, dan Padre Pio meningalkan tempat, burung itu kembali riuh dan bernyanyi nyaring seperti sebelumnya.
Kisah itu beredar dengan cepat, dan banyak orang lagi yang mengungkapkan kejadian-kejadian lain yang dihuhungkan dengan kharisma unik Padre Pio.
Banyak orang yang ingin bertanya kepada Padre Pio mengenai kejadian-kejadian seperti itu namun tak ada yang berani bertanya kepadanya, bahkan juga sesama Kapusin yang tinggal bersama Padre Pio sehari-hari.
Padre Pio secara alamiah, tertutup dan tidak menerima "obrolan" tentang hal-hal demikian itu.
5.
JANGAN TAKUT
Milikilah keberanian dan jangan takut kepada serangan dan gangguan setan.
Ingatlah ini selamanya : adalah tanda yang baik jika setan berteriak dan mengaum di sekitar hati nuranimu, karena ini menunjukkan bahwa ia bukan berada dalam kehendakmu.
+ St. Padre Pio
6.
ROSARIO RASA PADRE PIO
Padre Pio biasa membawa Rosario di tangannya selalu dan mendoakannya berkali-kali dalam sehari.
Ini yang pernah dikatakan Padre Pio tentang hal itu kepada teman-teman se biaranya :
- kepada Pastor Onorato Marcucci, suatu malam ketika Padre Pio meraih kembali Rosarionya yang ia letakkan beberapa detik di atas meja baca : "Dengan ini, seorang memenangkan pertempuran-pertempuran."
- Pastor Marcellino mengatakan bahwa jika ia membantu Padre Pio mencuci tangan, harus dilakukan sebelah-sebelah, karena ia menolak meletakkan Rosarionya dan memindahkannya dari satu tangan ke tangan lain.
- Kepada Enedina Mori : "Ketika kau lelah mendoakan Rosario, istirahatlah sejenak, lalu mulailah lagi."
- Kepada Pastor Carmelo pada 6 Februari 1954 jam 9 malam : "Aku masih mau berdoa dua kali Rosario malam ini. Aku baru berdoa 34 kali. Setelah itu aku akan tidur."
- Menjawab kepada Pastor Michaelangelo : "Hari ini aku berdoa kurang lebih 32 - 33 kali Rosario."
- Menjawab kepada Pastor Mariano : "Sekitar 30 kali, atau lebih, tidak kurang."
- Menjawab : "Kadang-kadang aku berdoa 40 kali Rosario sehari, kadang 50 kali.
Bagaimana aku melakukannya ?
Bagaimana kau bisa tak melakukannya satu kali pun ?"
"Doakan Rosario sering-sering. Itu hanya meminta pengorbanan sedikit namun memperolehkan sangat banyak."
"Kita tak dapat hidup tanpa Doa Rosario."
"Doakan Rosario. Doakan tiap hari."
"Rosario adalah senjata pertahanan dan sarana keselamatan.
Rosario adalah senjata yang diberikan kepada kita dari Bunda Maria untuk melawan
tipuan musuh."
7.
EKARISTI RASA PADRE PIO.
Kata Padre Pio tentang menghadiri Misa Kudus :
Masuki Gereja dengan diam dan dengan rasa hormat yang besar.
Ambil air suci dan buat Tanda Salib dengan pelan dan hati-hati.
Menghadap Tuhan dalam Sakramen dengan berlutut sungguh-sungguh. Berlutut di tempatmu dan serahkan kepada Yesus kehadiranmu.
Percayakan kepadaNya segala kebutuhanmu dan kebutuhan orang-orang lain. Bicara kepadaNya dengan penuh pengabdian.
Bersungguh-sungguh saat berdiri, berlutut, dan saat duduk. Tunjukkan sikap penuh pengabdian. Tunjukkan kesederhanaan. Jangan menoleh ke kanan ke kiri untuk melihat siapa yang masuk atau keluar.
Jangan tertawa. Jangan berbicara dengan orang lain, kecuali dalam keperluan. Ucapkan kata-kata (dalam Misa) dengan jelas dan tidak terburu-buru.
Berlakulah demikian sehingga semuanya sempurna. Jangan pergi sebelum meminta berkat Yesus, dan minta ampun atas kehadiranmu yang hanya sebentar.
Tinggalkan Gereja dengan tenang dan mengingatnya.
8.
BE FAITHFULL !
Hidup yang sekarang diberikan kepada kita bertujuan untuk memperoleh kehidupan kekal, dan jika kita tidak memikirkannya, kita membangun perhatian dan kesenangan akan apa yang menjadi milik dunia, di mana hidup kita hanya singgah. Ketika tiba waktu kita harus meninggalkannya, kita menjadi takut dan gelisah.
Percayalah padaku, untuk hidup bahagia di peziarahan ini, kita harus bertuju pada harapan akan tiba di tanah air kita, di mana kita akan tinggal selamanya.
Sementara itu kita harus dengan yakin mempercayai bahwa Tuhan memanggil kita kepadaNya dan Ia mengikuti kita sepanjang jalan yang menuju kepadaNya.
Ia tak akan mengijinkan apapun terjadi kepada kita yang bukan untuk kebaikan kita. Ia mengenal kita dan Ia mengulurkan tangan keBapaanNya kepada kita selama masa-masa sulit, supaya tak ada yang dapat menghalangi kita untuk berlari kepadaNya. Namun untuk mendapatkan rahmat ini, kita harus percaya penuh kepadaNya.
+ St. Padre Pio
9.
KESEMBUHAN SANG SUAMI.
Suami seorang wanita yang baik sedang sakit parah. Wanita itu berlari ke biara dan bertanya-tanya dalam hati, bagaimana aku bisa mendapatkan Padre Pio ?
Ia tahu harus menunggu selama tiga hari dalam antrian untuk bisa bertemu dengan Padre Pio dalam pengakuan dosa.
Jadi, selama Misa, ia berdiri dan berjalan dengan gelisah dari sisi Gereja yang satu ke sisi yang lain..
Ia pergi ke kapel kepada Bunda Maria menceritakan masalahnya dan juga kepada Padre Pio di dalam hatinya.
Setelah Misa selesai, ia masuk kembali ke dalam Gereja, berusaha untuk dapat menemui Padre Pio.
Akhirnya, ia berhasil mencapai lorong yang terkenal di mana Padre Pio biasa lewat dan ketika Padre Pio melewatinya, Padre Pio menatapnya dan berkata, "Wanita dengan iman yang lemah, kapankah kau akan berhenti memintaku ? Kau pikir aku tulikah ? Kau telah menceritakan masalahmu padaku 5 kali ketika kau berputar-putar di Gereja, di depanku, di sisi kiri kananku, di belakangku. Aku mengerti! Aku sudah mengerti! Pulanglah! Semua hal baik!"
Wanita itu pulang dan menemukan suaminya sembuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar