Ads 468x60px

IMLEK : Teks - Konteks & Praktek (Pertautan Kultus Kristiani dengan Kultur Tionghoa)


Menyitir filsuf Prancis, Ernst Cassier, homo est animal symbolicum (manusia adalah makhluk yang penuh tanda), seperti tradisi Katolik yang penuh dengan “tanda” (lilin, warna liturgi, patung, dupa-wiruk, abu, lonceng, gong, goa natal, jalan salib dsbnya), budaya Tionghoa juga mempunyai banyak “tanda”. Sebagai contohnya, apakah kita tahu bahwa ikan louhan itu simbol murid sang Budha? Apakah kita juga mafhum bahwa dalam tradisi Tionghoa ada 100-an nama yang menandakan para dewa? Ada dewa To Pe Kong-dewa penguasa dapur, Ada juga dewi Kwan Im, sang dewi belas kasih-yang membebaskan kera sakti ‘Sun Go Kong’ dari hukuman terjepit dua gunung, dsbnya.
Mengacu pada bingkai historiografi, sejak tumbangnya Orde Baru, terutama mulai dengan duet Gus Dur-Megawati yang kala itu duduk di kursi kepresidenan, pelbagai hal yang menjadi tanda orang Tionghoa, yang selama sekian waktu (di)hilang(kan), mulai muncul lagi ke permukaan. Pada hari Selasa, 18 Januari 2000 persisnya, pemerintah mengumumkan Keputusan Presiden (Keppres) no. 6/2000 yang mencabut Instruksi Presiden (Inpres) no. 14/1967. Sejak hari itu, masyarakat Tionghoa di Indonesia dinyatakan bebas kembali menjalankan acara-acara agama, kepercayaan, dan adat-istiadat mereka. Bahkan, Tahun Baru mereka yang biasa disebut dengan istilah Imlek secara resmi dinyatakan sebagai hari libur nasional. Walahualam!

Dan, medio Februari tahun 2014 ini, saya diminta untuk memberikan retret tahunan bagi para biarawati kontemplatif Claris di Singkawang sekaligus berkesempatan merayakan Imlek dan Cap Go Meh disana. Imlek pastinya semarak dengan banyaknya samsie, hung bao (angpau), pertunjukan liong-barongsai, aneka kue keranjang-kue mangkok, tebaran hio, buah jeruk, kwaci, kembang api, lampion kertas. Ada juga chiongsam merah; thau-cang (kuncir panjang yang seperti sering kita lihat dalam film-film kungfu ala Jet Lee, yang sebenarnya merupakan gaya rambut orang Manchu yang dipaksakan kepada setiap lelaki Cina pada saat Manchu menguasai Cina pada abad 17-18), atau aneka hiasan bermotif burung hong dan liong, serta masih banyak lagi tanda yang lainnya.

Yang pasti dengan dirayakannya Imlek dan Cap Go Meh yang penuh dengan aneka tanda tersebut, tahun 2014 pun dikenal sebagai tahun shio kuda. Di antara banyak tokoh dunia yang bershio kuda, saya mencatat beberapa diantaranya, yakni: George Soros, pialang saham; James Cameron, sutradara; Harrison Ford, aktor; Neil Armstrong, astronaut; Janet Jackson, penyanyi; Jimi Hendrix, musikus; Cindy Crawford, supermodel; Boris Yeltsin, mantan presiden Rusia dan Jackie Chan, aktor laga Hong Kong. Beberapa tokoh di Indonesia yang bershio kuda, al: Jusuf Kalla, Sherina Munaf dan Delon Thamrin, penyanyi serta Maria Selena, Puteri Indonesia 2011.

Berdasarkan mitologi Tiongkok, kuda sendiri dipandang sebagai binatang yang memiliki daya tahan yang sangat kuat, mampu bekerja keras, dan memikul beban yang berat. Shio kuda juga mewarisi kekuatan yang tak kenal lelah, rasa percaya diri yang tinggi, dan cinta akan kebebasan. Selain itu, shio kuda kayu dinilai sebagai sosok pribadi yang bersahabat, penyabar, mampu bekerja sama, berpikiran jernih, dan sistematis. Ia kadang memiliki watak riang dan cenderung hiper-aktif dalam segala hal, terutama kegiatan sosial. Kadang tidak terlalu egois dan sedikit low profile serta tak akan mau berkompetisi hanya karena ingin terkenal.

Dan, bagi kita sebenarnya, bukan soal peruntungan atau aneka-ria ramalannya, tapi Imlek di tahun kuda (“KUat dan tak bernoDA”) yang kita ikut kenangkan bersama segenap umat Tionghoa terlebih yang beriman kristiani ini, juga bisa memiliki arti dasar, yakni: “Ikuti Maria Lewat Ekaristi Kudus.” Mengapa?

Pertama, Maria yang bersyukur (Luk 1:46-47), “Aku mengagungkan Tuhan, hatiku bersukacita karena Allah penyelamatku”. Kitapun diajak bersyukur. Bagaimana tidak, dalam satu bulan di tahun yang sama, kita bisa merayakan tahun baru dalam ekaristi. Pertama: Tahun Baru Matahari (1 Januari) dan kedua, Tahun Baru Bulan (31 Januari). Ya, di hari pertama bulan Januari, kita merayakan “tahun baru matahari” dan di hari terakhir bulan Januari, kita merayakam “tahun baru bulan. Bicara soal rasa syukur, saya juga teringat sebuah sms dari seorang umat setiap kali perayaan Imlek datang: “Ada rayap makan bakpao - mohon maaf ‘nggak ada angpau. Kucing bengek makan bakpia - biar bokek yang penting sincia. Daun waru daun kucai - met taun baru gong xi fa cai”. Bukankah sms sederhana ini juga sebuah undangan untuk bersyukur? Seperti Maria yang bersyukur dalam kidung Magnificat-nya, bukankah Ekaristi (eucharistia) arti dasarnya juga adalah beryukur? Bukankah Ekaristi juga bisa berarti “Elok KArena kRIStus ada di haTI”. Semper Gaude-Bersyukurlah senantiasa!

Kedua, Maria yang berbagi. Ia bagikan kehadiran dan peneguhannya dengan mengunjungi sanak saudaranya yang sedang “sakit” karena hamil tua, yakni Elisabeth (Luk 1:39), “Berangkatlah Maria dan bergegas menuju sebuah kota di pegunungan Yehuda”. Mengacu pada kultur Tiongkok, Imlek kadang juga diartikan sebagai tanda hiperbolis untuk menghasut To Pe Kong, sang dewa dapur (seorang dewa sakti yang berasal dari seekor kecoa suci, berpakaian merah, megah dan menawan), supaya memberi laporan yang baik kepada ‘Tuhan’, (Khing Tie Kong-Kaisar langit, Dewa Langit-Thian), dengan cara membagi/mengolesi madu pada bibir dewa To Pe Kong dan membagikan aneka makanan yang lezat-lezat. Ya, pada prakteknya: Imlek yang biasanya berlangsung 15 hari, memungkinkan setiap keluarga untuk berkumpul kembali dan saling berbagi. Dalam konteks kristiani, terlebih pada ekaristi syukur, bahkan antar keluarga setelah misa bisa lebih saling berbagi. Kalau saya mengamati setelah perayaan ekaristi, kita bisa saja saling berbagi sapaan dan hadiah kue manis, ‘nian gao’, kue keranjang, jeruk, sambil bersama keluarga yang lain melihat aktraksi seni di pelataran gereja. Menjadi jelas bahwa sukacita Imlek itu ada untuk dibagikan. Ini soal berbagi sukacita, berbagi rahmat. Ibarat cermin, tugas setiap dari kita, yakni memantulkan cahaya ilahi yang kita terima ke sudut-sudut yang paling gelap sekalipun. Kita semua diajak untuk mau saling berbagi sinar yang kita terima untuk menerangi juga saat-saat sedih pedih dari pengalaman hidup kita. Donato ergo sum-Aku berbagi maka aku ada!”

Ketiga, Maria yang berpeduli (Yoh 2:3), “Yesus, mereka kehabisan anggur”. Dalam ekaristi, kita bisa belajar untuk lebih berpeduli: mendoakan agar orangtua panjang umur dan keluarga rukun, bisa saling memberi salam, “hung bao/angpau” dsbnya. Bahkan kadang dimunculkan sebuah tradisi, adanya penyalaan petasan untuk mengusir roh jahat dalam keluarga. Bukankah itu sebuah usaha kepedulian terhadap orang lain, terlebih terhadap keluarga kita masing-masing? “Caritas in fraternitas-cintakasih dalam semangat persaudaraan!”

Keempat, Maria yang berharap (Yoh 2:5), “Apa yang dikatakanNya kepadamu, buatlah itu”. Dalam setiap Ekaristi syukur, dalam rangka Tahun Baru Imlek kita sebagai satu keluarga, bersama dengan para leluhur/arwah orang beriman yang sudah meninggal, yang juga kita doakan, kita diundang juga untuk mempunyai niat baru, impian baru, semangat baru, dan aneka resolusi baru. Intinya: kita diajak terus berharap, bukankah harapan berarti mimpi dan bukankah setiap mimpi berarti pekerjaan? “Dum spiro, spero-Selama masih bernafas, aku tetap berharap!”

Sebagai epilog, dahulu hiduplah seorang bijak, bernama Lao Tze, usianya dua ratusan tahun, ia suka menulis dan membaca, dan ia juga sangat suka naik kerbau. Salah satu karyanya yang termashyur, adalah kitab Tao Te Cing. Dalam Tao Te Cing (Tao: alami, Te: wisdom/kebajikan, Ching: buku), dikatakan: “negara yang baik tersusun atas masyarakat yang baik, masyarakat yang baik tersusun atas keluarga yang baik…” Jelasnya, bahwa kunci perubahan itu ada dalam setiap keluarga sebagai gereja mini (basic eccelesia). Analog dengan ucapan Bunda Teresa dari Calcutta, jika ingin mengubah dunia-mulailah semuanya dari keluarga kita masing-masing. Disinilah satu pemaknaan yang baik untuk dikenangkan bahwasannya Imlek (Im= bulan, lek: penanggalan) bukan hanya berhenti dimaknai secara lahiriah, yakni pergantian dari musim dingin ke semi, dari musim yang penuh salju ke musim yang penuh bunga yang bersemi (dalam kacamata Konghucu: musim yang serba putih: dingin/"air" menjadi musim yang serba merah: hangat/"anggur").

Tapi, Imlek (Im= bulan, lek: penanggalan) seharusnya juga dimaknai secara batiniah dan bahkan imaniah, bahwasannya: kita tidak cuma wajib memakai baju baru, memakan kue baru, mendapat angpau, rumah dibersihkan, kumpul bersama keluarga, mendapat hoki, chie yang bagus, tapi terlebih seperti Maria, “sang pendoa-perantara dan pembela” (yang selalu menjadi jembatan ulung bagi Tuhan untuk menjumpai manusia, dan bagi manusia untuk lebih mudah menjumpai Tuhan, kita juga diajak untuk mau mengganti hati yang beku, iri, dingin dan kaku menjadi hati yang hangat, penuh cinta yang bersemi dan bersahabat dengan empat sila imannya, “bersyukur, berbagi, berpeduli dan berharap” yang bisa dimulai dari keluarga kita sendiri, karena bukankah benar bahwa Imlek juga bisa berarti “Ikuti Maria Lewat Ekaristi Kudus?”

Gong Xi Fat Chai
Tuhan memberkati dan Bunda merestui.
@Romo Jost Kokoh Prihatanto.


NB:
1.
Imlek 2568
@ Sabtu Pon
28 Jan 2017
Haec est Domus Mea; Inde Gloria Mea - Inilah RumahKu; darinyalah KemuliaanKu akan terpancar!"
Inilah salah satu kalimat harapan dari St Yohanes Bosco yang adalah pecinta dan pemerhati orang muda sekaligus pendiri tarekat salesian (SDB) yang dekat dengan Bunda Maria.
Nah, bersama dengan teladan Don Bosco dan perayaan IMLEK Sabtu ini, kita juga bisa sekaligus mengenangkan 3 panggilan dasar, antara lain:
A."Menjadi kaya":
Gong xi fat chai! Inilah sebuah ungkapan khas Tionghoa yang arti harafiahnya bisa berarti "semoga anda menjadi kaya." Kita diajak untuk menjadi orang yang "kaya, yang "KAsihi Tuhan dan YAkini iman", dengan punyai "harta benda", yakni: "HARapan - cinTA - keBENaran dan keDAmaian" di tengah gulat geliat hidup bersama.
B."Menjadi bercahaya":
Im= bulan, Lek= penanggalan. Lihatlah bulan, ia selalu bercahaya bukan? Ia memberikan terang keteduhan dan ketenangan. Kita diajak mengingat bahwa imlek menjadi momentum yang bercahaya, teduh dan damai, ketika musim dingin mulai beralih ke musim semi, ketika semua orang mulai saling berbagi kasih dan kisah yang meneduhkan, ketika kata menjadi sapa dan ketika cerita menjadi cinta.
Yang pasti, bukankah dengan selalu
memberi, hidup kita menjadi lebih bercahaya? Ada 3 sikap yang membuat kita bisa lebih bercahaya, yakni "KRT", al:
-"Komunikasi":
Kita diajak untuk bersikap simple dan supel dalam membuka diri terhadap sesama, meng-"informasi"-kan diri kepada yang lain dengan terbiasa saling berkomunikasi secara tulus dan jujur, tanpa kepentingan dan kesombongan.
-"Refleksi":
Kita diajak untuk "sensual" (peka merasakan) + menjadikan orang yang selalu terbiasa mawas diri/berhati-hati, tidak mudah memberi/menjadi beban kepada orang lain tapi mau untuk terus saling belajar berbagi beban, karena seperti kata Yesus: "Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan dikenakan pula padamu!"
-"Transformasi":
Kita diajak untuk terus berubah menjadi lebih baik, seperti IMLEK yang berarti perubahan dari musim dingin ke musim semi, kita juga diajak untuk ber-"transformasi" dari hati yang dingin menjadi hati yang hangat dan bersemi, penuh dengan "bunga-bunga" kasih dan kebaikan karena selalu rela berbagi apapun yang kita miliki untuk sang khalik, semesta dan sesama, karena tepatlah kataNya: "siapa yang mempunyai, akan diberi, tapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil.”
C."Menjadi berdaya":
Tahun 2017 adalah tahun Ayam Api. Secara sederhana, ayam dikenal dengan sikapnya yang rajin: Ia gesit dan konsisten, maka inilah waktu yang tepat untuk bangkit, "next level", rajin melakukan terobosan baik dalam hidup yang dipenuhi dengan keceriaan, pandangan optimis serta pikiran positif dan produktif.
Pastinya,kita diajak untuk selalu “bekerja keras”, gesit dan rajin menebarkan jala cinta nyata, menginspirasi dan mengilustrasi banyak orang karena hidupnya selalu bergerak dan berdaya.
Dengan karakter dan parameter ayam api, kita diajak menjadi orang beriman yang rajin sehingga punya daya dan apinya Tuhan, yang menghangatkan dan tidak membumihanguskan, yang memberdayakan dan tidak memperdaya, yang berguna bagi yang lain, menjadi berkat bukan laknat, menjadi batu loncatan dan bukan batu sandungan.
“Fiat sana et sano - Jadilah sehat dan kuat!”
"Ada rayap makan bakpau
Mohon maaf kagak ada angpau."
Happy Chinese New Year Fire Rooster
Gong Xi Fa Cai
Wishing u "HPL":
H appiness
P rosperity
L ongevity
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)

2.
Sharing dari Jendela Sebelah.
Sabtu pagi, langit cerah. Deret judul di pojok kanan atas halaman pertama Harian Kompas membuka mataku bulat. Feature karya A. Handoko berjudul “Tionghoa Kalbar, Jatuh Bangun di Bumi Borneo” jadi sarapan pagiku. Penulis menguraikan sejarah masuknya orang Tionghoa di Kalimantan Barat dan gonjang ganjing hidup mereka di sana. Ulasan singkat dan padat itu menambah lagi nota sejarah Tionghoa di kepalaku.
Kompas hari itu banyak berisi pernak-pernik khas Tionghoa. Saya tersentak ketika melihat sebuah iklan yang berisi ucapan selamat menyambut tahun baru ular. Ternyata Tahun Baru Imlek sudah di depan mata.
Apa yang paling menarik dari Imlek bagiku? Angpao. Dulu semasa sekolah di Sekolah Dasar, ketika Tahun Baru Imlek – di tempat lahirku lebih dikenal dengan sebutan Tahun Baru Cina – aku dan kawan-kawan menelusuri toko demi toko milik warga Tionghoa demi amplop kecil berwarna merah itu.
Setelah studi di tingkat universitas, banyak pengetahuan tentang Imlek aku peroleh dari beberapa buku dan artikel. Aku akhirnya tahu tentang tradisi Pai saat Imlek. Tradisi ini merupakan penghormatan kepada orangtua, suami-istri, sanak saudara, atau famili dengan ucapan selamat dan doa semoga orang-orang tercinta kita itu murah rejeki, panjang usia, sehat sejahtera, dan sukses selalu.
Imlek atau Khongcu Lik merupakan peringatan Tahun lahirnya Nabi Khongcu, seorang nabi dari Agama Khonghucu. Ini menarik karena Tahun Baru Imlek modern ini sering dirayakan dalam Misa Kudus atau Ibadah di gereja-gereja Kristen. Bagi pemeluk Agama Khonghucu perayaan hari raya tersebut oleh agama lain merupakan bukti teposeliro dari umat agama lain untuk memperingati Tahun Baru Imlek.
Hal menarik lainnya dari Tahun Baru Imlek yakni bahwa Imlek merupakan lambang persatuan. Saat Imlek, seluruh keluarga berkumpul. Momen ini lekat dengan sebuah peribahasa Tionghoa, Cia Yeo Yi Lawa, Cu Yeo Yi Pau, yang berarti keluarga dan orangtua lebih baik daripada permata. Peribahasa ini mengartikan bahwa kekuatan bekal dan akar budaya orangtua mampu mempersatukan seluruh keluarga.
Kemeriahan Imlek di Indonesia tahun-tahun belakangan ini jelas sangat berbeda dengan banyak tahun silam. Keberadaan orang Tionghoa di Indonesia menjadi persoalan sejak kemerdekan sampai hari ini. Berbagai tindakan diskriminatif dihadapi oleh etnis yang tersebar di seluruh dunia ini. Kenangan paling kelabu dalam sejarah orang Tionghoa di Indonesia adalah tragedi kerusuhan 1998 di Jakarta. Banyak keluarga Tionghoa menjadi sasaran amuk massa. Lika-liku peristiwa tentang tragedi ini tak kunjung selesai dituntaskan negara.
Adalah KH. Abdurrahman Wahid, presiden keempat republik ini yang membuka gerbang bagi geliat masyarakat Tionghoa berekspresi dengan kebudayaannya. Barongsai, salah satu kekayaan budaya Tionghoa, lahir kembali. Lewat Keppres No. 6/2000, Gus Dur mencabut Inpres 14/1967 yang dinilai memarginalkan etnis Tionghoa.
Selama pemerintahan Orde Baru orang Tionghoa dilarang merayakan Imlek secara terbuka. Setelah mencabut inpres tersebut, Gus Dur kembali menerbitkan Keppres No. 19/2001 yang menetapkan Imlek sebagai hari libur fakultatif. Baru pada Pemerintahan Presiden RI yang kelima, Megawati Soekarnoputeri, Imlek resmi dinyatakan sebagai hari libur nasional.
Gus Dur berjasa bagi negerinya teristimewa bagi warga negara keturunan Tionghoa. Ketika Imlek, di kelenteng-kelenteng orang memanjatkan doa. Nama Gus Dur kerap terdengar dalam doa-doa mereka. Bagi orang Tionghoa di Indonesia Gus Dur adalah pahlawan. Aku pun begitu. Ketika mendengar persoalan antaragama di negeri ini, aku selalu membatin: “Gus Dur is my hero!”
Gus Dur tentu memiliki pemikiran sendiri dalam setiap tindakannya. Aku juga punya dugaan sendiri tentang langkah Gus Dur terkait masyarakat Tionghoa di Indonesia.
Kita semua pasti tahu tentang Soe Hok Gie, seorang aktivis mahasiswa yang lantang dalam aksi meruntuhkan Orde Lama. Soe adalah seorang Tionghoa. Latar belakang etnis Tionghoa yang melekat padanya tidak menyurutkan panggilannya untuk menyuarakan keadilan dan demokrasi bagi masyarakat Indonesia.
Ketika Keputusan Presidium Kabinet No. 127 Tahun 1966 tentang perubahan nama Warga Negara Indonesia keturunan Tionghoa diterbitkan, semua orang Tionghoa di Indonesia mengganti nama mereka dengan nama-nama lokal di daerah yang mereka tempati. Keluarga Soe di Jakarta ikut mengganti nama. Soe sendiri memilih untuk tetap menggunakan nama aslinya.
Selama pergerakan revolusi 65/66 berlangsung, Soe lantang dalam aksi dan tulisan-tulisannya. Ia mengisi banyak kolom opini media-media nasional. Kritik dan tawaran solusi yang ideal menjadi kekhasan artikelnya. Pasca keruntuhan Orde Lama, Soe tidak berhenti berjuang. Kesalahan dan kejahatan Orde Baru dalam peristiwa G30S/PKI juga dibahasnya dalam berbagai tulisan di media. Kelantangan Soe ini membuat dia terasing di kampus bahkan lingkungan sekitarnya.
Sayang sekali pemuda pemberani dan idealis ini harus menyambut ajalnya di usia muda. Soe meninggal karena asap beracun di puncak Gunung Semeru. Dramatis sekali karena pencinta alam yang gemar hiking itu harus berakhir di puncak gunung. Alam mungkin begitu mencintai dia.
Kepergian Soe menyisakan banyak sejarah dan memori bagi negeri ini. Catatan Seorang Demonstran yang adalah catatan hariannya kini menjadi inspirasi bagi banyak kaum intelektual muda.
Duta Besar RI untuk Amerika Serikat di masa Orde Baru, Soedjatmoko, dalam pertemuan The Asia Society in New York menyampaikan, “Saya ingin menyampaikan penghormatan pada kenangan Soe Hok Gie, salah seorang intelektual yang paling dinamis dan menjanjikan dari generasi muda pasca kemerdekaan. Bagi saya, ia memberikan suatu ilustrasi tentang adanya kemungkinan suatu tipe baru orang Indonesia, yang benar-benar asli orang Indonesia.”
Soe menurut aku memperjelas bagi kita bahwa ada etnis lain yang bersatu dalam ke-Indonesia-an kita. Tidak saja orang Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, atau Papua yang tergabung di dalam Indonesia, tetapi juga orang Tionghoa. Aku yakin, pendapat seperti yang aku kemukakan ini adalah salah satu gagasan yang sudah lama dipikirkan Gus Dur kala ia masih hidup. Gagasan ini kemudian menjadi salah satu pertimbangan beliau dalam mengambil langkah terkait lika-liku persoalan warga negara keturunan Tionghoa di republik ini.
Soe telah membuktikan komitmennya untuk ikut membangun republik, yakni lewat ide dan gagasannya. Gus Dur kemudian menyumbat kran-kran diskriminasi terhadap etnis Tionghoa di Indonesia. Gonjang-ganjing kehidupan masyarakat Tionghoa di Indonesia telah memberikan pelajaran berharga tentang pluralisme bagi kita. Semoga Imlek, yang adalah lambang persatuan, menyatukan kita semua yang hidup di bawah payung Pancasila. Gong Xi Fa Cai.***


3.
Sekedar Sumbang Saran
TPE - MISA SYUKUR TAHUN BARU IMLEK
* FAKULTATIF*
RITUS PEMBUKA
LAGU PEMBUKA (MB 799)
TANDA SALIB DAN SALAM
I. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U. Amin
I. Kasih karunia, rahmat, dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan dari Putra-Nya Yesus Kristus, bersamamu.
U. Dan bersama rohmu
PENGANTAR
I. Saudara-saudari, kita bergembira dan bersyukur menyambut datangnya tahun yang baru, dengan mekarnya harapan dan senyum terkembang. Pengalaman di masa yang lalu meyakinkan kita bahwa Allah sungguh menyayangi kita, dengan memberi kesempatan untuk hidup dan bekerja keras, menemani suka duka kita dengan setia. Dengan rasa syukur yang mendalam mari kita bawa pengalaman setahun yang silam ke hadapan altar Tuhan, agar Ia berkenan memberkati kita.
SERUAN TOBAT
(Cara 1)
I. Saudara-saudari, marilah mengakui bahwa kita telah berdosa supaya layak merayakan peristiwa penyelamatan ini.
I+U. Saya mengaku kepada Allah yang mahakuasa dan kepada Saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus, dan kepada Saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah Tuhan kita.
I. Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U. Amin.
TUHAN KASIHANILAH KAMI
MADAH KEMULIAAN
I. Kemuliaan kepada Allah di surga.
U. Dan damai di bumi kepada orang yang berkenan pada-Nya.
K. Kami memuji Dikau
U. Kami meluhurkan Dikau
K. Kami menyembah Dikau
U. Kami memuliakan Dikau
K. Kami bersyukur kepada-Mu, karena kemuliaan-Mu yang besar.
U. Ya Tuhan Allah, Raja surgawi, Allah Bapa yang mahakuasa.
K. Ya Tuhan Yesus Kristus, Putra yang tunggal.
U. Ya Tuhan Allah, Anak domba Allah, Putra Bapa.
K. Engkau yang menghapus dosa dunia,
U. kasihanilah kami.
K. Engkau yang menghapus dosa dunia,
U. kabulkanlah doa kami.
K. Engkau yang duduk di sisi Bapa,
U. kasihanilah kami.
K. Karena hanya Engkaulah kudus,
U. Hanya Engkaulah Tuhan
K. Hanya Engkaulah mahatinggi, ya Yesus Kristus,
U. bersama dengan Roh Kudus, dalam kemuliaan Allah Bapa. Amin.
DOA PEMBUKA
I. Marilah kita berdoa:
(hening sejenak)
I. Allah Bapa yang mahakuasa, pencipta semesta alam, seluruh alam raya dan manusia adalah ciptaan-Mu. Pada hari ini, kami mengenangkan dengan penuh syukur segala anugerah yang telah Kau limpahkan kepada kami. Semoga tahun baru Imlek ini yang menjadi bukti kasih-Mu menjadi tahun syukur yang penuh berkat kepada kami. Tumbuhkanlah senantiasa dalam hati kami iman, harapan dan kasih. Doa ini kami sampaikan kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan, kami yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.
U. Amin.
LITURGI SABDA
BACAAN I (Bil 6:22-27)
"Mereka harus meletakkan nama-Ku atas orang Israel: maka Aku akan memberkati mereka."
L. Pembacaan dari Kitab Bilangan:
Sekali peristiwa Tuhan berfirman kepada Musa, "Berbicaralah kepada Harun dan anak-anaknya: Beginilah kamu harus memberkati orang Israel: Katakanlah kepada mereka: Tuhan memberkati dan melindungi engkau; Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. Demikianlah mereka harus meletakkan nama-Ku atas orang Israel, maka Aku akan memberkati mereka."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
MAZMUR TANGGAPAN (PS 863/MTA hal. 146-147; Mzm 96:1.3.4-5.7-8.9-10a.c)
Refren: Pujilah Tuhan, hai umat Allah, pujilah Tuhan, hai umat Allah.
Mazmur:
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa, kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.
2. Sebab Mahabesarlah Tuhan, dan sangat terpuji, Ia lebih dahsyat daripada segala dewata. Sebab segala allah para bangsa adalah hampa, tetapi Tuhan, Dialah yang menjadikan langit.
3. Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa, kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan! Berikanlah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya!
4. Sujudlah menyembah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya, hai seluruh bumi! Katakanlah di antara bangsa-bangsa, "Tuhan itu Raja! Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.
BAIT PENGANTAR INJIL ( PS 955 , atau nada lagu lain yang sesuai)
Refren. Alleluya, Alleluya, Alleluya.
Ayat. Bersyukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah bagimu dalam Kristus Yesus.
BACAAN INJIL (Yoh 2:1-11)
I. Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu
I. Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes
U. Dimuliakanlah Tuhan.
I. Pada waktu itu ada pesta perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ. Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu. Ketika mereka kekurangan anggur. Maria berkata kepada Yesus, “Mereka kehabisan anggur!” Kata Yesus kepada Ibunya, “Mau apakah engkau dari pada-Ku, Ibu? Saat-Ku belum tiba!” Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan, “Apa yang Ia katakan kepadamu, buatlah!” Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung. Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu, “Isilah penuh tempayan-tempayan itu dengan air!” Dan mereka pun mengisinya sampai penuh. Lalu kata Yesus kepada mereka, “Sekarang cedoklah, dan bawalah kepada pemimpin pesta!” Lalu mereka pun membawanya. Setelah pemimpin pesta itu mengecap air yang telah menjadi anggur itu – dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan yang mencedok air itu mengetahuinya, - ia memanggil mempelai laki-laki, dan berkata kepadanya, “Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dulu, dan sesudah orang puas minum, barulah anggur yang kurang baik. Akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang.” Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, dan merupakan yang pertama dari tanda-tanda-Nya. Dengan itu Yesus telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada mereka.
I: Demikianlah Injil Tuhan
U: Terpujilah Kristus.
HOMILI
AKU PERCAYA (berdiri, cetak miring: membungkuk)
I+U. Aku percaya akan Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta langit dan Bumi .Dan akan Yesus Kristus, Putra-Nya yang tunggal, Tuhan kita yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh perawan Maria, yang menderita sengsara dalam pemerintahan Ponsius Pilatus, disalibkan wafat dan dimakamkan, yang turun ketempat penantian, pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati. Yang naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang mahakuasa. Dari situ ia kan datang mengadili orang hidup dan mati. Aku percaya akan Roh Kudus, Gereja katolik yang Kudus, persekutuan para kudus. Pengampunan Dosa, kebangkitan badan, kehidupan kekal. Amin.
DOA UMAT
I. Betapa dekat Tuhan dengan kita, telah diajarkan Yesus. Pada-Nya kita dapat melihat wajah Bapa dan senyum kasih-Nya kepada dunia. Maka kita berani berdoa:
L. Kita berdoa bagi Gereja umat Allah, semoga dalam tahun baru ini, semakin maju dalam iman dan harapan; semoga kami dapat bekerjasama dengan baik antara para pemimpin Gereja dengan umat awam, antara tua dan muda. Marilah kita mohon:
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.
L. Kita berdoa bagi para imam, biarawan dan biarawati, semoga mereka menghayati Injil Yesus dan semoga hati mereka terbuka bagi semua orang, terlebih orang kecil, lemah, tersingkir dan difabel. Marilah kita mohon
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.
L. Kita berdoa bagi anak-anak dan remaja, semoga mereka menyayangi, menghormati, dan mentaati orang tua mereka; semoga mereka rajin belajar di sekolah dan di rumah, serta selalu rukun dengan teman-teman mereka. Marilah kita mohon.
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.
L. Bagi semua yang berkumpul di sini: Semoga Bapa, membimbing kita agar tidak pernah lupa bersyukur kepada-Nya serta sama-sama bergembira entah karena dapat menerima entah karena dapat memberi. Marilah kita mohon.
U. Tuhan, dengarkanlah umat-Mu.
I. Allah Bapa, pencipta semesta alam, Engkaulah Bapa kami. Dampingilah kami dalam suka dan duka. Dengarkanlah doa kami demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
U. Amin.
LITURGI EKARISTI
A. PERSIAPAN PERSEMBAHAN
LAGU PERSIAPAN PERSEMBAHAN (MB 246)
PENGUNJUKAN PERSEMBAHAN
I. Terpujilah Engkau, ya Tuhan Allah semesta alam, sebab dari kemurahan-Mu kami menerima roti yang kami siapkan ini. Inilah hasil dari bumi dan dari usaha manusia yang bagi kami akan menjadi roti kehidupan.
U. Terpujilah Allah selama-lamanya.
I. Terpujilah Engkau, ya Tuhan Allah semesta alam, sebab dari kemurahan-Mu kami menerima anggur yang kami siapkan ini. Inilah hasil dari pohon anggur dan dari usaha manusia yang bagi kami akan menjadi minuman rohani.
U. Terpujilah Allah selama-lamanya.
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN
I. Berdoalah, Saudara-saudari, supaya persembahanku dan persembahanmu berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa.
U. Semoga persembahan ini diterima demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita serta seluruh umat Allah yang kudus.
I. Bapa yang mahakudus, terimalah persembahan kami pada perayaan Tahun Baru ini dan gabungkanlah dengan persembahan Putra-Mu dalam pelayanan dan hidup-Nya. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami.
U. Amin.
B. DOA SYUKUR AGUNG
PREFASI
KUDUS
U. Kudus, kudus, kuduslah Tuhan, Allah segala kuasa. Surga dan bumi penuh kemuliaan-Mu. Terpujilah Engkau di surga. Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan. Terpujilah Engkau di surga.
DOA SYUKUR AGUNG
AKLAMASI ANAMNESIS
I. Sungguh agung misteri iman kita
U. Tuhan, penebus dunia, dengan salib dan kebangkitan-Mu Engkau membebaskan manusia. Selamatkanlah kami, umat-Mu.
C. KOMUNI
BAPA KAMI (Mandarin)
I. Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran ilahi, maka beranilah kita berdoa
I+U. Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
I. Ya Bapa, bebaskanlah kami dari segala kemalangan dan berilah kami damai-Mu. Kasihanilah dan bantulah kami, supaya selalu bersih dari noda dosa dan terhindar dari segala gangguan, sehingga kami dapat hidup dengan tenteram sambil mengharapkan kedatangan Penyelamat kami, Yesus Kristus.
U. Sebab Engkaulah Raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.
DOA DAMAI
I. Yesus telah mengerjakan tanda-Nya yang pertama di Kana dan dengan demikian menolong keluarga baru di Kana itu, membebaskan mereka dari malu yang besar. Kehadiran-Nya mendatangkan damai sejahtera. Maka marilah kita panjatkan permohonan damai kepada-Nya: Tuhan Yesus Kristus, jangan memperhitungkan dosa kami, tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu, dan restuilah kami supaya hidup bersatu dengan rukun sesuai dengan kehendak-Mu. Sebab Engkaulah pengantara kami kini dan sepanjang masa.
U. Amin.
I. Damai Tuhan bersamamu
U. Dan bersama rohmu.
(Salam damai cukup dilakukan kepada umat yang ada di depan, belakang, kiri, kanan, jagalah suasana keheningan)
ANAK DOMBA ALLAH
PERSIAPAN KOMUNI
KOMUNI
bila ada pembagian bingkisan dilaksanakan sesudah BERKAT & PENGUTUSAN.
DOA SESUDAH KOMUNI
I. Marilah kita berdoa:
I. Allah Bapa kami di surga, dengarkanlah doa kami yang mohon dunia baru, di mana kami merasa senasib dengan kaum papa dan kaum tertindas, di mana kami takkan merasa bahagia, selama masih ada orang yang dihina dan diperas. Datanglah memperkuat kami dengan Roh-Mu dalam perjalanan kami mengikuti jejak Yesus, Putra-Mu, yang hidup dan berkuasa, sepanjang masa.
U. Amin.
RITUS PENUTUP
PENGUMUMAN
BERKAT
PENGUTUSAN
LAGU PENUTUP (PS 670/MB...)
***
*Lagu-lagu dapat disesuaikan, harap diperhatikan lagu-lagu perayaan ekaristi hendaknya menggunakan dari Madah Bakti/Puji Syukur.
Bacaan I, Mazmur Tanggapan, Bait Pengantar Injil, Bacaan Injil dapat diganti dengan ayat/bab/refren yang sesuai tema yang akan diambil. Teks diatas dirancang untuk diselenggarakan pada masa biasa, bukan masa prapaskah.
“Daun waru, daun kucai
Met menyambut taun baru, gong xi fa cai”.
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar