Ads 468x60px

Minggu, 30 Desember 2018

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Minggu, 30 Desember 2018
Pesta Keluarga Kudus, Yesus, Maria, Yusuf (Oktaf Natal)
1 Samuel (1:20-22.24-28)
(Mzm 84:2-3.5-6.9-10; Ul: 1)
1 Yohanes (3:1-2.21-24)
Lukas (2:41-52)
"Jubilate Deo - Pujilah Tuhan."
Inilah ajakan iman supaya kita mempersembahkan suka-duka hidup kita sekeluarga dengan penuh pujian kepadaNya.
Adapun beberapa tokoh yang berperan, antara lain:
1.Yusuf dan Maria:
Mereka adalah orang yang "tulus", yang mengantar dan menyerahkan Yesus kepada Bapa. Dengan kata lain: Kita diajak untuk mau mengantar dan menyerahkan keluarga kita kepada Tuhan.
Adapun persembahan sepasang burung tekukur menunjukkan bahwa mereka adalah keluarga sederhana (Im 12:8). Ya, sejak awal, Tuhan memilih untuk hadir di tengah orang sederhana. (Luk 9:58; Mat 8:20; Why 2:9).
2.Simeon:
Ia adalah orang yang "lurus", sungguh benar/tulus (Luk 1:6). Ini adalah terjemahan dari kata Yun: “dikaios” (Ibr: yasher), artinya "benar benar lurus".
Dalam Perjanjian Lama, kata ini tidak hanya berarti kepatuhan kepada perintah tapi menunjukkan bahwa ia benar di hadapan Allah, baik dalam hati maupun tindakan (Maz 32:2) dengan beberapa dasar:
a) Kebenaran yg dicari adalah kebenaran yang datang dari hati, berdasar harapan dan iman yang benar kepada Allah serta kasih kepada Allah (Ul 4:10,29; 5:29). Keadaan hati seperti ini juga terlihat dalam diri Zakaria yang hidup menurut "segala perintah Tuhan (Luk 1:6; Kej 7:1; 1Raj 9:4).
b) Orang benar bukan orang yang sempurna.
Ketika berdosa, mereka memperoleh pengampunan dengan jalan mempersembahkan korban kepada Allah sebagai pertobatan iman (Im 4:27-35). Adapun, simeon setia kepada Allah. Ia mempunyai kesabaran dan kerinduan iman, yang berjaga-jaga sepanjang malam, sambil menantikan tuannya kembali (Mat 24:45-47) karena berkat terbesar kita ialah memandang wajah Kristus (Luk 2:26; Why 22:4), siap siaga dan hidup selamanya di hadapan Dia (Why 21:1-22:21).
3. Hana:
Ia adalah seorang yang "kudus", nabi perempuan yg bertekun dan berharap akan kedatangan Kristus. Ia mengabdikan dirinya kepada Tuhan, "berpuasa dan berdoa" siang malam. Ia terus menyenangkan hati Tuhan dengan sepenuhnya menyerahkan diri kepadaNya (1Kor 7:32-35).
Bagaimana dengan kita?
"Cari baju di Korintus - Mari maju bersama Kristus."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
"Sagrada Familia - Keluarga Kudus."
Inilah nama gereja megah di Spanyol yang sampai hari ini masih belum selesai pembangunannya. Kitapun diajak untuk selalu berjuang membentuk keluarga kudus karna keluarga adalah "ecclesia domestica-gereja basis".
Adapun "core values" untuk setiap keluarga yang mengandung 4 ajakan iman ( KE-cilkan emosi, LU-askan isi hati, AR-ahkan ke ilahi, dan GA-lang relasi ), antara lain:
a.Mencintai keimanan:
Yosef dan Maria hadir sebagai orang yang taat dan mencintai tradisi keimanannya. Mereka setia membawa Yesus untuk dipersembahkan ke Bait Allah: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah" (Luk 2:23). Sebagaimana Yusuf-Maria dahulu mencintai keimanannya dan mempersembahkan Yesus, demikianlah kita juga harus semakin beriman dan menyerahkan "hidup": suka duka dan pahit manis, semua anggota keluarga kita kepada Tuhan (Lat: Familia, Ing: Family, "Father And Mother I Love You").
b.Mencintai kesederhanaan:
Adapun persembahan sepasang burung tekukur menunjukkan bahwa Yusuf dan Maria itu adalah orang sederhana (Im 12:8). Dengan kata lain: Sejak awal Yesus telah digolongkan sebagai orang sederhana dan mencintai orang2 yang sederhana (Luk 9:58; Mat 8:20; Why 2:9). Lihatlah Natal: Yesus lahir di kandang hewan dan dihadiri oleh para gembala yang sederhana.
c.Mencintai ketulusan:
Selain Yosef dan Maria, Simeon dan Hana dihadirkan sebagai orang yang "benar/tulus"(Luk 1:6). Ini adalah terjemahan dari kata Yunani: dikaios (Ibr: "yasher, lurus"). Dalam Perjanjian Lama, kata ini tidak hanya berarti kepatuhan kepada perintah tapi menunjukkan bahwa kita menjadi benar di hadapan Allah, baik dalam hati/tindakan (Maz 32:2). Inilah kebenaran yang datang dari hati, berdasarkan iman yang benar kepada Allah serta kasih dan takut akan Allah (Ul 4:10,29; 5:29), yang hidup menurut "segala perintah dan ketetapan Tuhan" (Luk 1:6; Kej 7:1; 1Raj 9:4).
"Dari Telaga ke Sungai Gangga - Bersama keluarga mencapai surga."
B.
"Nunc dimittis!"
Inilah penggalan awal Kidung Simeon ketika kita merayakan Pesta Keluarga Kudus pada hari ini. Adapun "3K" supaya kita juga bisa menjadi persembahan yang hidup, antara lain:
a."Kekudusan":
Dipersembahkan berarti dikhususkan, yakni dikuduskan sebagai milik Allah. Nah, bersama Yesus yang dipersembahkan, ada juga dua nabi yang penuh Roh Kudus: Simeon seorang yang benar dan saleh hidupnya serta Hana seorang yang tidak pernah meninggalkan Bait Allah yang sepanjang hari berdoa dan berpuasa kepada Tuhan. Mereka peka akan kedatangan Keluarga Kudus karena terbiasa untuk hidup kudus. Dengan kata lain: Kita juga diajak untuk peka terhadap suara Tuhan dengan berlaku kudus setiap harinya.
b."Kepenuhan":
Dalam Imamat 12:1-8, Tuhan memerintahkan agar 40 hari setelah melahirkan, seorang ibu harus ditahirkan dan pada saat pentahiran, si anak sekaligus dipersembahkan kepada Tuhan (ay.6-8). Mereka diwajibkan membawa persembahan domba dan seekor burung merpati/tekukur (ay. 6). Tapi, jika tidak mampu, mereka cukup membawa 2 ekor burung tekukur/merpati. Inilah yang dibuat Yosef dan Maria. Mereka adalah orang yang sederhana tapi tetap total mengikuti hukum Tuhan. Mereka sepenuh hati datang dari desa Nazareth ke kota Yerusalem dengan membawa 2 ekor merpati.
c."Kebersamaan":
Tradisi Gereja Universal kerap memeriahkan pesta ini dengan prosesi lilin + pemberkatan lilin("Candlemass") bersama kidung "Nunc Dimittis servum tuum Domine secundum verbum tuum in pace-quia viderunt oculi mei salutare tuum-quod parasti ante faciem omnium populorum."
Disini, Gereja menekankan dimensi kebersamaan, bahwa iman tidak hanya berdimensi vertikal yakni personal kepada Allah tapi juga berdimensi horisontal yakni sosial/comunal kepada sesama.
Ya, seperti Yosef dan Maria, kita juga diajak untuk mempersembahkan dan membawa keluarga kita smakin dekat dan hangat dengan Tuhan.
"Ada karang di Tamansari - Jadilah terang setiap hari."
C.
Madah Ibadat Bacaan, Pagi, Siang.
(Minggu, 30 Des 2018)
Pesta Keluarga Kudus Yesus, Maria, Yosep
Ya Allah, bersegeralah menolong aku
Ya Tuhan, perhatikanlah umat-Mu
MADAH IBADAT BACAAN
Yesus, cahaya ilahi,
Pujaan surga dan bumi
Engkau lahir bagai bayi
Dalam keluarga suci
O Maria penuh rahmat
Kautimang Juru selamat
Yang kaucium dan kaupangku
Dengan hati yang terharu
Santo Yusuf yang bahagya
Engkau keturunan raja
Sebutan manis “ayahKu”
Kautrima dari Yesusmu
Yesus yang patuh dan setya
Kepada ayah dan bunda
Mulya dengan Allah Bapa
Dan Roh kudus selamanya
Amin
MADAH IBADAT PAGI
Ya Yesus cahaya Bapa
Maria perawan murni
dan Yusuf pengasuh setya
Yang pantas kami kagumi
Rumah tanggamu bersinar
Penuh jasa yang gemilang
Dari situlah memancar
Damai penuh kasih sayang
S’moga pesta hari ini
Menggerakkan hati kami
Untuk giat meneladan
Keluarga kudus Tuhan
Yesus yang patuh dan setya
Kepada ayah dan bunda
Mulya dengan Allah Bapa
Dan Roh kudus selamanya
Amin
DOA
Bapa yang kekal, Engkau telah berkenan memberi kami teladan hidup keluarga kudus.
Bantulah rumah tangga kami semua untuk meniru kebajikan hidup mereka dalam ikatan cinta.
Semoga kelak kami menikmati kebahagiaan kekal sebagai anggota keluarga-Mu.
Demi Yesus Kristus, pengantara kami,
Amin.
SKI - JALAN KERAHIMAN
"Hiduplah Sebagai Keluarga Allah".
Keluarga :
KE cilkan emosi - bersabar
LU askan isi hati - berdamai
AR ahkan ke Ilahi - berdoa
GA lang relasi - berbagi
D.
ULASAN EKSEGETIS
BACAAN INJIL PESTA KELUARGA KUDUS
30 Desember 2018 (Luk 2:41-52)
BERADA DI BAIT ALLAH, DEMI DIA!
Injil bagi Hari Raya Keluarga Kudus kali ini ialah Luk 2:41-52. Dikisahkan bagaimana Yesus yang dalam kisah kali ini berumur 12 tahun diajak orang tuanya ke Yerusalem untuk merayakan Paskah.
Ketika mereka kembali ke Nazaret, Yesus tertinggal. Mereka kembali ke Yerusalem mencarinya. Pada hari ketiga mereka menemukannya sedang duduk di tengah-tengah para ahli agama di Bait Allah.
MENGAPA YESUS TINGGAL DI BAIT ALLAH?
GUS: Apa maksud Yusuf dan Maria membawa Yesus ke Bait Allah? Supaya ia ikut Paskah?
JON: Mulai umur 12 tahun semua anak Yahudi wajib mengikuti upacara agama. Pada usia itu mereka diresmikan masuk dunia orang dewasa dalam sebuah upacara inisiasi. Dapat diperkirakan bahwa Yesus menerima upacara ini di Bait Allah di Yerusalem sebelum perayaan Paskah. Baru setelah ikut upacara itu, seorang anak dapat ikut serta penuh dalam perayaan Paskah. Ia juga boleh diterima dalam sekolah Taurat.
GUS: Penjelasannya?
JON: Orang Yahudi beranggapan bahwa tiap anak mem­punyai tiga guru utama. Yang pertama ialah ibunya sendiri. Dialah yang membesarkannya dari lahir hingga disapih. Setelah itu peran pendidik diambil alih ayahnya hingga anak itu memasuki masa pubertas pada umur 12-13 tahun. Pada usia itu seorang anak mulai masuk dunia orang dewasa dan wajib belajar hidup mengikuti ajaran Taurat. Kini gurunya ialah Taurat sendiri.
Maka itu, pada umur-umur itu seorang anak diinisiasi dengan upacara sebagai “Bar Mitzvah”, ungkapan Aram ini artinya “anak ajaran Taurat”, maksudnya hidup yang diarahkan untuk menghayati Taurat.
Hingga hari ini di kalangan orang Yahudi, “Bar Mitzvah” adalah pesta terbesar bagi anak-anak dan orang tua mereka. Meriahnya dan maknanya dirasa seperti pesta khitanan di Jawa pentingnya.
GUS: Tapi pada khitanan dijalankan sunat juga – apa begitu pula di kalangan orang Yahudi?
JON: Lain. Dalam “Bar Mitzvah” tidak diadakan sunatan karena sunat di kalangan Yahudi dilakukan ketika masih bayi, lihat Luk 2:21.
GUS: Setelah dinyatakan sebagai Bar Mitzvah, Yesus dapat ikut mendalami Taurat dan karena itu ia tinggal di Bait Allah bertanya jawab dengan para ahli agama?
JON: Betul! Di Bait Allah ada kelompok-kelompok sekolah Taurat. Kita bayangkan Yesus berpindah-pindah mengikuti pelajaran dari kelompok satu ke kelompok berikutnya sehingga terpisah dari orang tuanya. Yusuf dan Maria sendiri kiranya juga sibuk berbicara dengan para orang tua lain dan kenalan di situ.
GUS: Belum puas tanyanya nih. Apa maksudnya kisah Yesus diketemukan sesudah tiga hari (ay. 46)? Apakah ini menunjuk ke arah kebangkitan nanti?
JON: Begini penjelasannya. Orang tua Yesus sudah jauh meninggalkan Yerusalem pulang menuju Nazaret yang letaknya 150-an km di utara. Ketika menyadari Yesus tidak ada dalam rombongan, mereka terpaksa kembali ke Yerusalem. Perjalanan berangkat dari Yerusalem dan balik ke sana ini katakan saja memakan waktu dua siang hari. Hari berikutnya, yakni hari ketiga, mereka menemukannya di Bait Allah. Dengan penjelasan ini maka “hari ketiga” ini tidak perlu dihubung-hubungkan dengan peristiwa kebangkitan.
GUS: Kata-kata Yesus yang ditujukan kepada ibunya dalam ayat 49 menegaskan bahwa semestinyalah ia “terserap dalam urusan-urusan Bapaku” (Yunaninya “en tois tou patros mou”). Dalam konteks ini memang berarti tinggal di rumah Bait Allah seperti lazim diungkapkan dalam terjemahan. Betulkah?
JON: Setuju. Eh, omong-omong, di situ juga pertama kalinya dalam Injil Lukas ditampilkan Yesus berbicara. Perkataannya menjadi titik tolak untuk mulai mengenali siapa dia itu. Ia merasa wajib menyibukkan diri dengan perkara-perkara Bapanya. Dan mulai saat itu kehidupannya memang terpusat ke sana. Kita ingat kata-katanya yang terakhir ketika menghembuskan napas terakhir di salib. Dalam Luk 23:46, ia berseru kepada Bapanya dan menyerahkan nyawanya kepada-Nya. Kemudian dalam Luk 24:49, sebelum naik ke surga, ia masih meneguhkan hal yang dijanjikan Bapanya.
GUS: Jadi ini semacam ikhtisar kristologi Lukas ya? Yesus ditampilkan sebagai orang yang mulai dewasa dengan menyadari bahwa hidupnya itu demi urusan-urusan Bapanya. Dan komitmen ini dijalaninya terus sampai akhir, sampai di kayu salib nanti.
JON: Jitu!
GUS: Tanya lagi. Lukas juga menyebutkan pada akhir petikan ini bahwa Yesus makin dewasa, bertambah bijaksana, dan makin dikasihi Allah dan manusia. Apa maksudnya?
JON: Ini cara menggambarkan orang yang hidup bagi kepentingan Tuhan dan manusia. Mirip dengan yang dikatakan mengenai Samuel dalam 1 Sam 2:26. Akan tetapi, Lukas menambah satu unsur lain, yakni “hikmat”. Gagasan ini menunjuk pada pengalaman hidup yang mengajar orang makin peka memahami kebutuhan orang. Yang membuat orang solider dengan sesama. Dia yang sudah jadi “anaknya ajaran Taurat” dapat menghayatinya dengan hikmat. Ajaran agama menjadi hidup, tak mandek sebatas kewajiban dan larangan melulu. Dia itu Taurat hidup yang dikirim Bapa kepada umat manusia.
MENYIMPAN DALAM HATI
Dua kali Lukas mengatakan bahwa Maria menyimpan perkara yang dialaminya dalam hatinya. Pertama kali ketika mendengar para gembala mengisahkan pemberitahuan malaikat mengenai anak yang baru lahir di Betlehem (Luk 2:19) dan kedua kalinya di sini (Luk 2:51). Dalam gaya bahasa Semit, menyimpan dalam hati berarti memikirkannya berulang-ulang dan tiap kali menemukan arti yang makin dalam.
Ungkapan “menyimpan dalam hati” juga dipakai menggambarkan sikap Yakub ketika mendengarkan kisah mimpi anaknya, Yusuf (Kej 37:11). Sebenarnya Yakub menganggap Yusuf ini aneh-aneh saja. Namun demikian, Yakub menyadari bahwa ia sedang berhadapan dengan Yang Ilahi yang menyampaikan sesuatu dengan cara yang belum begitu dimengertinya. Bukan seperti saudara-saudara Yusuf yang menurut ayat itu “iri hati”, atau dengki, njotak, menolak.
Contoh lain: Daniel mendapat penglihatan yang menggetarkan dan mendengar penjelasannya dari seorang makhluk ilahi. Dalam Dan 7:28, dikatakan bahwa ia amat gelisah dan ketakutan, tetapi di situ juga ditegaskan bahwa Daniel “menyimpan dalam hati”, maksudnya semakin meresapi makna penglihatan mengenai merajalelanya kejahatan dan diakhirinya kejahatan itu oleh kuasa ilahi. Maria lain lagi. Ia bukannya setengah percaya seperti Yakub atau tergetar seperti Daniel. Ia tahu siapa yang baru lahir darinya. Ia telah mendengarnya sendiri dari Gabriel (Luk 1:28-36). Akan tetapi, dalam peristiwa menemukan Yesus di Bait Allah, Maria memang belum sepenuhnya memahami yang dilakukan Yesus.
Dalam keempat pemakaian ungkapan “menyimpan dalam hati” itu, perasaan orang yang bersangkutan tidak sama. Itulah yang terjadi pada Maria. Pertama kali ia memahami sepenuhnya, yang kedua kalinya belum, Yakub malah rada skeptik, Daniel gelisah dan pucat ketakutan setengah mati. Namun demikian, ketiga orang ini tetap mau dan berusaha mengerti lebih jauh apa yang sedang terjadi. Mereka tidak berhenti dan menutup diri, puas dengan sikap sudah tahu, merasa lebih aman bila tidak begitu saja menerima, atau gemetar ketakutan melulu, atau pasrah asal percaya begitu saja. Tidak berlebihan bila dikatakan bahwa “menyimpan dalam hati” itu ialah sikap yang membuat orang makin memahami misteri. Dan sikap ini tidak ditentukan oleh suasana batin atau perasaan-perasaan yang mengitarinya seperti jelas dalam contoh-contoh di atas.
Satu tambahan. Ungkapan “menyimpan dalam hati” tidak berarti merahasiakan. Daniel malah membagikan yang dialaminya. Yakub tak memiliki alasan merahasiakannya karena Yusuf sendiri latah bercerita mengenai mimpinya kepada semua orang. Maria tentu berkali-kali menceritakannya ke orang-orang yang dekat kepadanya dan karena itulah Lukas mendapat bahan-bahan bagi Injil mengenai masa kanak-kanak Yesus.
Boleh jadi “menyimpan dalam hati” itu prinsip tafsir yang paling memungkinkan Sabda Tuhan betul-betul menyapa orang tanpa terikat pada keadaan dan suasana yang sering mengeruhkan kehadiran-Nya. Inilah yang menjadi kekuatan bagi yang bertugas menafsirkan Sabda Tuhan. Dia tetap bisa berbicara kepada orang banyak kendati kemampuan dan keadaan penafsir berbeda-beda. Satu syaratnya: mau “menyimpannya dalam hati” seperti Maria, seperti Daniel, seperti Yakub. (AG).
E.
Kutipan Teks Misa:
Keluarga Kristen adalah persekutuan pribadi-pribadi, satu tanda dan citra persekutuan Bapa dan Putera dalam Roh Kudus. Di dalam kelahiran dan pendidikan anak-anak tercerminlah kembali karya penciptaan Bapa. Keluarga dipanggil, supaya mengambil bagian dalam doa dan kurban Kristus. Doa harian dan bacaan. Kitab Suci meneguhkan mereka dalam cinta kasih. Keluarga Kristen mempunyai suatu tugas mewartakan dan menyebarluaskan Injil. (Katekismus Gereja Katolik, 2205)
Keluarga Kristen adalah tempat pendidikan doa yang pertama. Atas dasar Sakramen Perkawinan, keluarga adalah "Gereja rumah tangga", di mana anak-anak Allah berdoa "sebagai Gereja" dan belajar bertekun dalam doa. Teristimewa untuk anak-anak kecil, doa sehari-hari dalam keluarga adalah kesaksian pertama untuk ingatan Gereja yang hidup, yang dibangkitkan dengan penuh kesabaran oleh Roh Kudus. (Katekismus Gereja Katolik, 2685)
Antifon Pembuka (Luk 2:16)
Para gembala bergegas datang dan bertemu dengan Maria dan Yusuf serta Sang Bayi yang terbaring di palungan.
The shepherds went in haste, and found Mary and Joseph and the Infant lying in a manger.
Deus in loco sancto suo: Deus, qui inhabitare facit unamines in domo: ipse dabit virtutem et fortitudinem plebi suae.
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan dan Syahadat
Doa Pagi.
Ya Allah, Engkau berkenan memberikan kepada kami Keluarga Kudus sebagai teladan yang unggul. Semoga kami meneladannya dalam keutamaan hidup berkeluarga dan dalam ikatan cinta agar kami layak menikmati dengan penuh sukacita anugerah hidup abadi di dalam rumah-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Pertama Samuel (1:20-22.24-28)
"Seumur hidupnya Samuel diserahkan kepada Tuhan."
Setahun sesudah mempersembahkan kurban di Silo, mengandunglah Hana dan melahirkan seorang anak laki-laki. Anak itu diberinya nama Samuel, sebab katanya, “Aku telah memintanya dari Tuhan.” Lalu Elkana, suami Hana, pergi dengan seisi rumahnya untuk mempersembahkan kurban sembelihan tahunan dan kurban nazar kepada Tuhan. Tetapi Hana tidak ikut pergi. Katanya kepada suaminya, “Nanti, apabila anak itu sudah cerai susu, aku akan mengantarkan dia; maka ia akan menghadap ke hadirat Tuhan, dan tinggal di sana seumur hidupnya.” Setelah Samuel disapih oleh ibunya, ia dihantar ke rumah Tuhan di Silo, dan bersama dia dibawalah: seekor lembu jantan yang berumur tiga tahun, satu efa tepung dan sebuyung anggur. Waktu itu Samuel masih kecil betul. Setelah menyembelih lembu, mereka mengantarkan kanak-kanak itu kepada Eli. Lalu Hana berkata kepada Eli, “Mohon bicara, Tuanku! Demi Tuhanku hidup, akulah perempuan yang dahulu berdiri di sini, dekat Tuanku, untuk berdoa kepada Tuhan. Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan Tuhan telah memberikan kepadaku apa yang kuminta dari pada-Nya. Maka aku pun menyerahkannya kepada Tuhan; seumur hidupnya terserahlah anak ini kepada Tuhan.” Lalu sujudlah mereka semua menyembah Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do=g, 2/4, PS No. 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 84:2-3.5-6.9-10; Ul: 1)
1. Betapa menyenangkan tempat kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam! Jiwaku merana karena merindukan pelataran rumah Tuhan; jiwaku dan ragaku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup.
2. Berbahagialah orang yang diam di rumah-Mu, yang memuji-muji Engkau tanpa henti. Berbahagialah para peziarah yang mendapat kekuatan daripada-Mu, yang bertolak dengan penuh gairah.
3. Ya Tuhan, Allah semesta alam, dengarkanlah doaku, pasanglah telinga-Mu, ya Allah Yakub. Lihatlah kami, ya Allah perisai kami, pandanglah wajah orang yang Kauurapi!
Bacaan dari Surat Pertama Rasul 1 Yohanes (3:1-2.21-24)
"Kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah."
Saudara-saudaraku terkasih, lihatlah, betapa besar kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Allah. Saudara-saudaraku yang terkasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata bagaimana keadaan kita kelak. Akan tetapi kita tahu bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Saudara-saudaraku yang terkasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian penuh iman untuk mendekati Allah. Dan apa saja yang kita minta dari Allah, kita peroleh dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya. Dan inilah perintah-Nya itu: yakni supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita. Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan beginilah kita ketahui bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu dalam Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do=f, 2/4, PS No. 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Kol 3:15a.16a)
Semoga damai Kristus melimpahi hatimu, semoga sabda Kristus berakar dalam dirimu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:41-52)
"Yesus ditemukan orang tua-Nya di tengah para ahli kitab."
Tiap-tiap tahun, pada hari raya Paskah, orangtua Yesus pergi ke Yerusalem. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun, pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Seusai hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orangtua-Nya. Karena mereka menyangka bahwa Yesus ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu baru mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan. Karena tidak menemukan Dia, kembalilah orangtua Yesus ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari, mereka menemukan Yesus dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan dan segala jawab yang diberikan-Nya. Ketika Maria dan Yusuf melihat Dia, tercenganglah mereka. Lalu kata ibu-Nya kepada-Nya, “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami?” Lihatlah, Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.” Jawab Yesus kepada mereka, “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan Yesus kepada mereka. Lalu Yesus pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan Maria menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. Yesus makin bertambah besar, dan bertambah pula hikmat-Nya; Ia makin besar, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Renungan
Keluarga Katolik dewasa ini sarat dengan tantangan. Kita dapat menyebut tantangan tersebut, misalnya kesetiaan, komunikasi, gaya hidup, media digital, hedonisme, sekularisme, konsumerisme, dan individualisme. Singkatnya, arus zaman saat ini benar-benar melanda keluarga Katolik.
Di tengah-tengah segala tantangan, kita bersyukur dan masih dapat bernapas lega. Gereja Katolik memberikan model atau teladan hidup berkeluarga. Keluarga Kudus Nazareth: Yesus, Bunda Maria, dan Bapa Yusuf menjadi cermin bagi hidup keluarga kita. Keutamaan Keluarga Kudus Nazareth: keramahan, kelembutan, keterbukaan terhadap peran dan karya Allah, kesederhanaan dan keutamaan lainnya dapat menjadi sumber inspirasi yang membarui dan meneguhkan hidup keluarga kita.
Semoga Pesta Keluarga Kudus Nazareth: Yesus, Bunda Maria, dan Santo Yusuf yang kita rayakan pada akhir tahun ini menjadi sarana peneguhan dan penghayatan iman kita dalam keluarga, bahwa Allah menyertai kita untuk menyongsong dan mengisi tahun selanjutnya.
Antion Komuni (Bar 3:38)
Allah kita tampak di dunia, Ia bergaul dengan manusia.
Our God has appeared on the earth, and lived among us.

Sabtu, 29 Desember 2018

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Sabtu, 29 Desember 2018
Hari Kelima dalam Oktaf Natal
1 Yohanes (2:3-11)
(Mzm 96:1-2a.2b-3.5b-6)
Lukas (2:22-35)
"Nunc Dimittis!" - Inilah kata-kata pertama dalam bahasa Latin pada pujian berdasarkan ucapan/kidung Simeon (Luk. 2:29-32), atas rasa syukurnya karena telah melihat penyelamatan terhdap umat dan semua bangsa.
Kata-kata khas Simeon ini sekarang dimasukkan sebagai bagian dalam doa malam “completorium” di setiap biara dan seminari. Simeon sendiri adalah "seorang benar, saleh dan Roh Kudus ada di atasnya".
Ia yang sungguh menantikan penghiburan sejati dan kini telah menyaksikan dalam diri Yesus yang sedang dipersembahkan di bait Allah, maka ia pun memuji Allah serta bersyukur:
"Sekarang, Tuhan, biarkanlah hambaMu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firmanMu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari padaMu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa".
Marilah kita belajar dari Simeon, pribadi yang penuh Roh Kudus dan berjumpa dengan Bayi Yesus.
Dengan kata lain:
Simeon adalah pribadi yang penuh Roh Kudus. Ia adalah pribadi yang peka pada bimbingan Roh Kudus. Roh Kudus selalu ada padanya hingga ia menangkap tanda-tanda bahwa ia tak akan mati sebelum melihat Mesias, Tuhan.
Ia berbicara dengan Roh Kudus dan belajar mendengarkan isnpirasi suci-Nya. Hidupnya tak hanya diinspirasi dan dipenuhi Roh Kudus, tetapi juga digerakkan daya Roh Kudus.
Bagaimana dengan kita?
"Cari kardus di Pasar Kenari – Hiduplah kudus setiap hari."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
Kutipan Teks Misa
Memang Anak kecil yang diberikan kepada kita, tetapi di situ bersemayam ke-Allah-an sepenuhnya.-- St. Bernardus
Hai orang Kristiani, sadarilah keadaanmu: Kodrat Allah sendiri ikut kamu miliki.-- St. Leo Agung
Antifon Pembuka (bdk. Yoh 3:16)
Demikian besar cinta kasih Allah kepada dunia, sehingga Ia menyerahkan Putra Tunggal-Nya, agar semua orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan memperoleh hidup abadi.
God so loved the world that he gave his Only Begotten Son, so that all who believe in him may not perish, but may have eternal life.
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Mahakuasa, Engkau mengutus Putra-Mu untuk menerangi dunia yang gelap. Bantulah kami untuk memperingati kelahiran-Nya dengan puji-pujian yang pantas. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (2:3-11)
"Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang."
Saudara-saudara terkasih, inilah tandanya bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata “Aku mengenal Allah”, tetapi tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan tidak ada kebenaran di dalam dia. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu kasih Allah sungguh sudah sempurna; dengan itulah kita ketahui bahwa kita ada di dalam Allah. Barangsiapa mengatakan bahwa ia ada di dalam Allah, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup. Saudara-saudara terkasih, bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu, melainkan perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya. Perintah lama itu ialah firman yang telah kamu dengar. Namun perintah baru juga yang kutuliskan kepada kamu; perintah ini telah ternyata benar di dalam Dia dan di dalam kamu; sebab kegelapan sedang melenyap dan terang yang benar telah bercahaya. Barangsiapa berkata bahwa ia berada di dalam terang, tetapi membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan. Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi karena kegelapan itu telah membutakan matanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4; 4/4, PS 806
Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai dihadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.
Ayat. (Mzm 96:1-2a.2b-3.5b-6)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya!.
2. Kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang dari pada-Nya, ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa, kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.
3. Tuhanlah yang menjadikan langit, keagungan dan semarak ada di hadapan-Nya, kekuatan dan hormat ada di tempat kudus-Nya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 2:32)
Kristuslah cahaya yang menerangi para bangsa. Dialah kemuliaan bagi umat Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:22-35)
"Kristus cahaya para bangsa."
Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat, Maria dan Yusuf membawa kanak-kanak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan Dia kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.” Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya, yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada diatasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Atas dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah. Ketika kanak-kanak Yesus dibawa masuk oleh orangtua-Nya untuk melakukan apa yang ditentukan hukum Taurat, Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya, “Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu yang dikatakan tentang Kanak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu,”Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan --dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri--, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Devosi kepada Maria sebagai Bunda Dukacita (Mater Dolorosa) berasal dari Injil Lukas 2:35. Dalam ayat tersebut, Simeon menubuatkan bahwa "suatu pedang akan menembus jiwa Maria." Biasanya orang menghitung tujuh dukacita atau 'pedang' yang menembus jiwa Maria. Ketujuh 'pedang' itu antara lain: nubuat Simeon atas diri Maria, Pengungsian ke Mesir, Sabda Maria: "Lihatlah ayah dan ibumu mencari Engkau dengan cemas" (Ketika Yesus tertinggal di Bait Allah), pertemuan dengan Yesus yang memanggul salib, ibu Maria berdiri di kaki salib, Yesus diturunkan dari salib dan diletakkan di pangkuan ibunda (adegannya seperti digambarkan oleh Michelangelo dengan patung Pieta-nya), dan Yesus dimakamkan.
Dengan mengetahui ketujuh "pedang" yang melukai jiwa Maria itu, kita dapat melihat betapa dalam dukacita yang dirasakan Maria dalam mendampingi Putranya. Maria dapat menggunakan kata-kata Daud, "sebab hidupku habis dalam duka dan tahun-tahun umurku dalam keluh kesah. Sepanjang hari aku berjalan dengan dukacita."
Bersama Maria, Bunda Dukacita, kita dapat tetap teguh setia pada Yesus, Putra Bapa. Dengan melalui jalan dukacita, kita diingatkan untuk menanamkan pengharapan dalam iman kepada Yesus, Putra Bapa. Dalam dukacita mendampingi Putranya, Maria memperoleh sukacita.
“Andai saja Tuhan tidak memelihara hidup Maria dengan mukjizat istimewa di setiap saat kehidupannya, dukacitanya yang begitu dahsyat itu pastilah telah mengakibatkan kematiannya” (St. Anselmus)
Antifon Komuni (Luk 1:78)
Melalui rahmat dan belas kasihan dari Allah kita, Fajar pagi dari tempat yang tinggi akan mengunjungi kita.
Through the tender mercy of our God, the Dawn from on high will visit us.
Doa Malam
Yesus, Engkau hadir dalam dunia fana ini, gembirakanlah hati kami selalu akan rahmat kehadiran-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan, Pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

Jumat, 28 Desember 2018

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KAS

Jumat, 28 Desember 2018
Pesta Kanak-kanak Suci, Martir (Hari Kamis Dalam Oktaf Natal)
1 Yohanes (1:5-2:2)
(Mzm 124:2-3.4-5.7b-8)
Matius (2:13-18)
"Marturia - Kesaksian."
Inilah yang dilakukan oleh Kanak-Kanak di Betlehem. Walaupun masih balita (children), mereka menjadi pahlawan ("hero") di bawah kebengisan raja yang kekanak-kanakan (childish) bernama Hero-des.
Adapun 3 sikap iman yang bisa kita petik dari bacaan injil hari ini, antara lain :
1. "Ketaatan":
Lihatlah figur Yusuf! Setelah Natal, nampaklah malaikat Tuhan lagi kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata, “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibuNya! Larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu karena Herodes akan mencari Anak itu untuk dibunuh.” Yusuf-pun taat pada-Nya. Sudahkah hati kita juga peka pada aneka sapaanNya dalam keseharian hidup dengan segala ruwet rentengnya?
2. "Kepekaan":
Lihatlah ke-3 orang Majus (Kaspar dan Baltasar dan Melkor). Herodes yang merasa "sentimen" (karena iri hati)berbanding terbalik dengan orang Majus yang "sensible" (karena peka hati). Herodes merasa tidak aman dan tersaingi karena mendengar bahwa Yesus yang lahir adalah pewaris tahta Daud sehingga dia bermaksud membunuh-Nya. Dia mengandalkan info dari orang Majus yang datang untuk menyembah Yesus dan sebelumnya singgah di istana.
Namun, orang Majus itu tidak jadi singgah karena mereka pulang melalui jalan lain sehingga Herodes gagal mengetahui keberadaan Yesus. Sudahkah kita juga memiliki hati yang peka, yang "sensible" dan tidak mudah "sentimen" kepada org lain?
3. "Kemartiran":
Inilah semangat pengorbanan kanak-kanak Betlehem. Karena gagal menemukan Yesus, Herodes murka dan membunuh semua kanak-kanak di Betlehem dengan harapan Yesus merupakan salah satu dari yang terbunuh.
Dengan kata lain:
Mereka menjadi korban "silent victim", "voice the voiceless" yang hanya bisa diam karena tidak mampu membalas. Apakah kita kerap juga mengorbankan orang lain dengan sikap kekanak-kanakan, mulut yang penuh gosipan dan pergunjingan, hati yang penuh iri dan dengki, dengan intrik dan sikap munafik?
"Makan bakut di dekat pos polisi - Jangan takut menjadi saksi."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
Tanggal 28 Desember adalah Pesta Kanak-kanak Suci untuk mengenang pembunuhan kanak-kanak oleh Raja Herodes dalam upayanya membunuh Bayi Yesus. Kanak-kanak ini dihormati sebagai para martir awal oleh Gereja Purba.
Sebuah kapel yang diperuntukkan bagi Kanak-kanak Suci terletak di satu dari banyak gua di bawah Gereja St. Katharina dari Alexandria, di samping Gereja Kelahiran di Betlehem. Menurut tradisi, tempat ini adalah makam dari kanak-kanak dan bayi-bayi yang nyawanya diambil oleh Herodes saat mencari Kristus.
Yang menarik, ada sebuah gua lain berisikan tulang-belulang dan tengkorak kanak-kanak kecil, dan dikenali sebagai Kanak-kanak Suci, terletak di bawah Gereja Kelahiran, di samping menara lonceng Ortodoks Yunani. Para Imam Ortodoks Yunani bertanggung jawab atas perawatan tempat ini. Kedua tempat tersebut mengandung sarat makna simbolis, dan merupakan pengingat peringatan dan kenangan akan kanak-kanak tersebut.
====
Kutipan Teks Misa:
“Kanak-kanak suci, meski tidak berdaya di medan laga, namun berhasil merebut mahkota kemenangan.” (St. Quidvultdeus)
Antifon Pembuka
Kanak-kanak tak bersalah dibunuh demi Kristus. Kini mereka mengikuti Anak Domba tak bercela, dan senantiasa berseru, "Terpujilah Kristus!"
The innocents were slaughtered as infants for Christ; spotless, they follow the Lamb and sing for ever: Glory to you, O Lord.
Pengantar
Pesta Kanak-kanak Suci yang kita rayakan pada hari ini menunjuk pada kenyataan bahwa kuasa kegelapan menjadi gusar terhadap terang Kristus. Ini dapat dilihat di sepanjang sejarah keselamatan. Dengan lahirnya Yesus, Raja Herodes merasa kedudukannya terancam dengan hadirnya Raja baru tersebut. Ia merasakan takhtanya mulai digoyang. Itulah sebabnya, ia tidak segan-segan membunuh anak-anak. Telinganya sudah tuli untuk mendengar ratapan para ibu yang harus kehilangan anaknya. Mata hatinya buta untuk melihat penderitaan begitu banyak orang. Kehadiran seorang pembawa damai kerap menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang yang congkak dan arogan. Kedatangan Yesus, Sang Raja Damai, menyebabkan kekacauan besar dalam diri Herodes. Anak-anak yang tidak bersalah menjadi korban kekejamannya hanya karena ingin memastikan bahwa Yesus termasuk di antara anak-anak tersebut.
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Mahabaik, hari ini para martir-Mu yang kecil tak bersalah, meluhurkan Dikau bukan dengan madah melaikan dengan darah. Semoga iman yang kami akui dengan perkataan kami nyatakan pula dengan perbuatan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin
Rasul Yohanes mewartakan bahwa Allah adalah terang. Orang yang bersekutu dengan terang tidak akan berjalan dalam kegelapan. Mereka akan disucikan dari dosa.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (1:5-2:2)
"Darah Yesus Kristus menyucikan kita dari segala dosa."
Saudara-saudara terkasih, inilah berita yang telah kami dengar dari Yesus Kristus, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang, dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan. Jika kita katakan bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta, dan kita tidak melakukan kebenaran. Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari segala dosa. Jika kita berkata bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri, dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Allah adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. Jika kita berkata bahwa kita tidak berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta, dan firman-Nya tidak ada di dalam kita. Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa; namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus yang adil. Dialah pendamaian untuk segala dosa kita; malahan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Jiwa kita terluput seperti burung terlepas dari jerat penangkap.
Ayat. (Mzm 124:2-3.4-5.7b-8)
1. Jika bukan Tuhan yang memihak kepada kita, ketika manusia bangkit melawan kita, maka mereka telah menelan kita hidup-hidup, ketika amarah mereka menyala-nyala terhadap kita.
2. Maka air telah menghanyutkan kita, dan sungai telah mengalir menimbus kita; telah mengalir melanda kita air yang meluap-luap itu.
3. Jerat itu telah putus, dan kita pun terluput! Pertolongan kita dalam nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 24:42, 44)
Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan. Kepada-Mu barisan para martir berkurban dengan mempertaruhkan nyawa.
Yusuf diperintahkan untuk membawa kanak-kanak Yesus ke Mesir. Ia dengan taat membawa Yesus dan ibu-Nya ke Mesir dan menjaga mereka. Tindakan Yusuf ini menyelamatkan Yesus dari pembunuhan yang diperintahkan Herodes.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (2:13-18)
"Herodes menyuruh agar semua anak laki-laki di Betlehem dan sekitarnya dibunuh."
Setelah orang-orang majus yang mengunjungi bayi Yesus di Betlehem itu pulang, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi. Malaikat itu berkata, “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya! Larilah ke Mesir, dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Raja Herodes akan mencari Anak itu untuk dibunuh.” Maka Yusuf pun bangunlah. Malam itu juga diambilnya Anak itu serta ibu-Nya, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana sampai Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan lewat nabi-Nya, ‘Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku’. Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, sangat marahlah ia. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh Nabi Yeremia: Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat memilukan; Rahel menangisi anak-anaknya, dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Nafsu jahat, takut kehilangan kekuasaan dan haus akan darah adalah ciri khas manusia yang hidup di dalam kegelapan. Untuk menyingkirkan Kanak-kanak Yesus, Herodes tega menghabisi ratusan anak. Sulit dipahami bagaimana manusia bertindak sekejam ini. Tetapi harus diakui, banyak Herodes baru masih berkeliaran di mana-mana hingga hari ini. Mereka tega menghilangkan nyawa anak dan menghabisi bakal bayi. Bagaimana dengan aku? Sadarkah aku akan harga manusia yang telah dibeli Yesus dengan darah-Nya?
Antifon Komuni (Bdk. Why 14:4)
Lihatlah mereka yang telah ditebus sebagai buah pertama umat manusia untuk Allah dan Anak Domba, dan yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja ia pergi.
Behold those redeemed as the first fruits of the human race for God and the Lamb, and who follow the Lamb wherever he goes.
Doa Malam
Allah sumber cinta dan damai, baruilah iman kami akan penjelmaan Putra-Mu menjadi manusia agar kami tetap setia untuk selalu bersyukur kepada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
====
Madah Ibadat Harian
(Jumat, 28 Des 2018)
Pesta Kanak Kanak Suci, martir
Ya Allah, bersegeralah menolong aku
Ya Tuhan, perhatikanlah umat-Mu
MADAH IBADAT BACAAN
Marilah kita bernyanyi
Bagi anak para suci
Yang tanpa mengetahui
Mati mengurbankan diri
Raja bengis membunuhnya
Tanpa kenal rasa iba
Raja surga menyambutnya
Dalam kehidupan baka
Mereka memuji Allah
Dengan mencurahkan darah
Belum mampu berbicara
Sudah menjadi bentara
Mulyalah Engkau ya Tuhan
Yang lahir dari perawan
Serta Bapa dan Roh Suci
Mulyalah kekal abadi
Amin
MADAH IBADAT PAGI
Salam para martir suci
Yang laksana bunga wangi
Gugur di hempaskan taufan
Dibunuh menjadi kurban
Demi Kristus kamu tewas
Dibantai raja yang ganas
Hati kami sungguh pilu
Bila mengingat nasibmu
Belum lagi kamu tahu
Akan ini akan itu
Sudah menjadi pahlawan
Bermahkota kemartiran
Mulyalah Engkau ya Tuhan
Yang lahir dari perawan
Serta Bapa dan Roh suci
Mulyalah kekal abadi
Amin
MADAH IBADAT SIANG
Engkau Tuhan raja mulya
Yang mengatur segalanya
Fajar pagi Kauterbitkan
Panas siang Kaukobarkan
Padamkan api sengketa
Yang memisahkan sesama
Teguhkan s’mangat berpadu
Yang menyatukan sekutu
Kabulkanlah doa kami
Ya Allah Bapa surgawi
Bersama Putra dan RohMu
Sekarang serta selalu
Amin
DOA
Allah, Bapa yang mahabaik,
hari ini martir-martirMu yang tak bersalah meluhurkan Dikau bukan dengan madah melainkan dengan darah.
Semoga iman yang kami akui dengan perkataan kami nyatakan pula dengan perbuatan.
Demi Yesus Kristus, PuteraMu dan pengantara kami,
Amin
SKI - JALAN KERAHIMAN
Perkataan dan perbuatan Gereja haruslah menyalurkan belas kasihan, demi menyentuh hati semua orang dan mengilhami mereka untuk menemukan jalan yang mengantar mereka kepada Bapa.

KAmis, 27 Desember 2018.

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Kamis, 27 Desember 2018.
Pesta St. Yohanes, Rasul, Penginjil
(Hari Kamis Dalam Oktaf Natal)
1 Yohanes (1:1-4)
(Mzm 97:1-2.5-6.11-12)
Yohanes (20:2-8)
"Ubi caritas Deus ibi est - Dimana ada kasih disitu hadir Tuhan".
Inilah salah satu semangat dasar Santo Yohanes Rasul yang kita kenangkan hari ini. Lewat tulisannya (Injil Yohanes, Surat Yohanes dan Wahyu), ia mewartakan Yesus.
Adapun nama Yohanes adalah nama Yunani (Ioannes) yang diturunkan dari nama Ibrani (Yeyohanan) yang berarti "diberkati Allah".
Yesus sendiri menjulukinya sebagai “Boanerges - Anak-anak guruh” (Mrk 3:17, Mat 4:21; Mrk 1:19; Luk 6:14). Sebutan itu berkaitan dengan gairahnya bersama Yakobus sewaktu orang Samaria menolak Yesus: “Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?” (Luk 9:54).
Kitapun sebenarnya diajak menjadi “boanerges kecil” dengan tiga pola yang diteladankan Yohanes, antara lain:
1.Kebersamaan:
Yohanes adalah murid yang dekat dan kerap hidup bersama dengan Yesus. Ia "sehati dengan Tuhan". Ia ada bersama Yesus di Bukit Tabor-ketika transfigurasi (Mat 17:1; Mrk 9:2; Luk 9:28);di Getsemani-ketika Yesus berdoa (Mat 26:37; Mrk 14:33); di Kapernaum-ketika Yesus membangkitkan anak Yairus (Mrk 5:37; Luk 8:51); dan di bukit Zaitun-ketika Yesus memberitahukan tentang penderitaanNya (Mrk 13:3).
Ia juga menjadi saksi penyembuhan ibu mertua Simon Petrus (Mrk 1:29).
Ia juga hadir sewaktu Yesus menampakkan diri di Bukit Galilea (Mat 28:16),
terangkat ke surga (Kis 1:9-14) dan hari Pentakosta (Kis 2:1-4). Ia juga adalah rasul yang ada di bawah kaki salib Yesus dan yang disebut sebagai "yang dikasihi Yesus" (Yo 21:20) dan "yang memberi kesaksian yang benar" (Yo 21:24).
2.Kesaksian:
Bersama Petrus, ia menjadi saksi dan menyembuhkan orang lumpuh di gerbang Bait Allah (Kis 3:1-10) dan diadili di depan Mahkamah Agama (Kis 4:1- 22). Menurut Gal 2:1-10, Yohanes juga bersaksi dan ikut dalam Sidang Yerusalem bersama Petrus dan Yakobus, dan disebut “soko guru Gereja” (Gal 2:9).
3.Kasih:
Sebagai “murid yang dikasihi Yesus” (Yoh 21:20) dan “murid yang memberi kesaksian yang benar” (Yoh 21:24), pada tahun-tahun akhirnya, ia selalu berkhotbah yang sama: “Anak-anakku, cobalah kamu saling mengasihi”.
Waktu ditanya mengapa mengulang-ulang saja, ia menjawab:“Itulah perintah Tuhan yang utama. Jika kamu melakukannya, sudah cukuplah itu.”
"Paku pines di Sukabumi -
St Yohanes doakan kami."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
Tiga Modal.
Nama Yohanes adalah nama Yunani (Ioannes) yang diturunkan dari nama Ibrani (Yeyohanan) yang berarti "diberkati Allah". Adapun 3 modal supaya kita juga bisa "diberkati Allah", al:
1."Sehati dengan Tuhan":
Ia hadir dalam banyak kebersamaan hati dengan Yesus, al: di Gunung Tabor (Mat 17:1, Mrk 9:2, Luk 9:28), Getsemani (Mat 26:37, Mark 14:33), Kapernaum (Mrk 5:37, Luk 8:51), Bukit Zaitun (Mrk 13:3), Bukit Galilea (Mat 28:16), di kenaikanNya ke surga (Kis 1:9-14) dll. Ia juga adalah satu satu dari 12 rasul yang ada di bawah kaki salib Yesus dan yang disebut sebagai "yang dikasihi Yesus" (Yo 21:20) dan "yang memberi kesaksian yang benar" (Yo 21:24).
2."Sehati dengan Maria":
Di dekat salib Yesus, ia menerima penyerahan atas ibuNya: "Ibu ini anakmu, ini ibumu" (Yo 19:26-27). Ia tinggal lama bersama Maria di Efesus, dan seperti Maria, ia adalah figur kontemplatif, sedikit bicara tapi kata-katanya sangat mendalam karena berdasarkan refleksi dan praksis hidup.
3."Sehati dengan Gereja":
"Sentire cum ecclesia" (Bdk Mgr Romero di El Salvador). Bersama dengan Petrus dan Yakobus, Yohanes disebut "soko guru Gereja" (Gal 2:9) karena menjadi "bapa Gereja perdana". Ia tumbuh dalam gereja basis/keluarga (Ia adalah saudara kandung Yakobus dan anak dari Zebedeus dan Salome). Ia dipanggil menjadi rasul (Mat 4:21, Mrk 1:19, Luk 6:14) bersama Yakobus yang disebut "boanerges" (Mrk 3:17) dan 10 rasul lain. Ia juga hidup bersama dengan umat gereja di Efesus.
Ia pernah ditangkap, disiksa dan dibawa ke Roma. Ia juga pernah dibuang ke Pulau Patmos. Ia menjadi uskup Efesus, dimana kotbahnya selalu sama menjelang wafatnya: "Hendaklah kamu saling mengasihi karena inilah perintahNya yang utama dan jika kamu sudah melakukannya, cukuplah!"
B.
Kutipan Teks Misa.
Santo Yohanes berlangkah lebih jauh lagi dan berkata: "Allah adalah kasih" (1 Yoh 4:8-16): Cinta adalah kodrat Allah. Dengan mengutus Putra-Nya yang tunggal dan Roh cinta pada kepenuhan waktu, Allah mewahyukan rahasia-Nya yang paling dalam Bdk. 1 Kor 2:7-16; Ef 3:9-12.; Ia sendiri adalah pertukaran cinta abadi, Bapa, Putra, dan Roh Kudus, dan Ia telah menentukan supaya kita mengambil bagian dalam pertukaran itu. (Katekismus Gereja Katolik, 221)
Antifon Pembuka
Yohanes inilah yang duduk di sisi Yesus waktu perjamuan. Bahagialah rasul ini, sebab rahasia surgawi diwahyukan kepadanya, dan sabda kehidupan diwartakannya ke seluruh dunia.
This is John, who reclined on the Lord’s breast at supper, the blessed Apostle, to whom celestial secrets were revealed and who spread the words of life through all the world.
atau (bdk. Sir 15:5)
Di tengah-tengah Gereja ia membuka mulutnya, dan Tuhan memenuhinya dengan roh hikmat dan pengertian dan memakaikan dia jubah kemuliaan.
In the midst of the Church he opened his mouth, and the Lord filled him with the spirit of wisdom and understanding and clothed him in a robe of glory.
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan
Doa Pembuka
Ya Allah, Engkau yang telah mengungkapkan rahasia Sabda-Mu kepada kami lewat Rasul Santo Yohanes, kami mohon semoga kami dapat mengerti dengan baik apa yang dia telah katakan kepada kami dengan mengagumkan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Rasul Yohanes memberi kesaksian bahwa apa yang ia beritakan adalah apa yang ia alami sendiri. Ia mewartakan tentang Firman Hidup. Dimaksudkan, agar mereka yang menerima pewartaannya memperoleh sukacita.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (1:1-4)
"Apa yang telah kami lihat dan kami dengar, itulah yang kami tuliskan kepada kamu."
Saudara-saudara terkasih, apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar dan kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan, dan kami raba dengan tangan kami; yakni firman hidup, itulah yang kami tuliskan kepada kamu. Hidup telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya! Dan sekarang kami bersaksi serta memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa, dan yang telah dinyatakan kepada kami. Apa yang telah kami lihat dan kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, yakni Yesus Kristus. Semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 97:1-2.5-6.11-12)
1. Tuhan adalah Raja, biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita. Awan dan kekelaman ada di sekeliling-Nya, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
2. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
3. Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.
Bait Pengantar Injil, do = f, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan, kepada-Mu paduan para rasul bersyukur.
Yohanes mendengar kabar bahwa jenazah Yesus diambil orang. Ia pergi memeriksanya. Ia mendapati makam kosong, namun ia percaya, bahwa Yesus telah bangkit.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:2-8)
"Murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur."
Pada hari Minggu Paskah, setelah mendapati makam Yesus kosong, Maria Magdalena berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus. Ia berkata kepada mereka, "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya, dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan." Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus, sehingga ia lebih dahulu sampai di kubur. Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; tetapi ia tidak masuk ke dalam. Maka tibalah Simon menyusul dia, dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain, dan sudah tergulung. Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu; ia melihatnya dan percaya.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Pemberitaan dan kesaksian Yohanes tentang hidup kekal adalah buah pengalaman hidupnya bersama dengan Yesus yang hidup. Yohanes percaya ketika melihat kubur Yesus kosong. Percaya apa? Percaya bahwa Yesus bangkit seperti yang sudah dikatakan-Nya kepada mereka. Inilah anugerah iman yang lahir dari kedekatannya dengan Gurunya. Ia melihat dan percaya! Kedekatan dengan Yesus membuat orang dapat membaca tanda-tanda kehadiran Yesus di dalam kehidupannya. Apakah aku selalu dekat dengan Yesus? Pernahkah aku bersaksi bahwa Dia hidup, bahwa Dia sungguh terlibat dalam hidupku?.
Antifon Komuni (Yoh 1:14,16)
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima.
The Word became flesh and made his dwelling among us, and from his fullness we have all received.
Doa Malam
Ya Tuhan, kubur kosong bukan berarti bahwa Engkau telah dicuri orang, namun menjadi pertanda bahwa Engkau telah bangkit. Maka, ya Tuhan, bangkitkanlah pula semangat dalam hidupku untuk mencari wajah-Mu. Tuhan, Engkaulah Penyelamatku, sepanjang segala masa. Amin.
Sang Sabda mulai menjadi daging dalam rahim Perawan Maria, tetapi bukan pada waktu itu Ia mulai ada. (St. Agustinus).

Selasa, 25 Desember 2018

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Selasa, 25 Desember 2018
Hari Raya Natal (Misa Siang)
Yesaya (52:7-10)
(Mzm 98:1.2-3b.3c-4.5-6; Ul:3c)
Ibrani (1:1-6)
Yohanes (1:1-18)
"Tempo - Waktu!
Inilah kata yang sering dicerap dan cecap menjelang saat saat pergantian tahun seperti hari raya Natal ini.
Yang pasti, sang waktu terus berjalan maju, tak pernah mundur. Ia begitu cepat berlalu dan lewat begitu saja sehingga kerap orang latin bilang, "tempus fugit - times flies - waktu itu terbang."
Nah, di tengah waktu yang terus berjalan ini kerap kebaikan bisa ditolak - ketulusan bisa diingkari dan cinta kurang dihargai tapi di hari hari terakhir di tahun 2017 ini kita disadarkan bahwa "Firman telah menjadi Daging" ("Kai ho logos sarx egeneto").
Firman itu adalah Allah, sumber cinta, kebaikan dan ketulusan. Ia berkemah di antara kita. Ia hadir dan mengalir dalam ruang dan waktu. Dengan kata lain: Ia dekat dengan pergulatan hidup dunia kita yang penuh dengan "gaudium et spes - kegembiraan dan harapan", terlebih pada waktu menjelang akhir tahun 2016 ini.
Adapun 3 "resolusi sederhana" kita bersama perayaan Natal dan hari hari menjelang awal tahun baru 2018, al:
1."Gaudete-Bersyukurlah":
Orang Latin bilang "Per tutto stato di grazia - untuk semua yang sudah terjadi katakan terimaKASIH".
Sudahkah kita berterimaKASIH kepada Tuhan dan kepada orang-orang yang "memperkaya" hidup kita selama setahunan ini dengan segala suka-duka dan tawa tangisnya?
2."Donate-Berbagilah":
Bukankah dengan berbagi hadiah dan menjadi hadiah buat Tuhan dan sesama, hidup kita menjadi lebih berarti?
Jelasnya, tahun baru nanti bukan cuma pesta pora megah tetapi juga genta sukaria dan indah untuk berbagi rahmat pada orang di sekitar kita, terlebih pada orang-orang yang kecil, lemah, miskin-tersingkir/disingkirkan. Bukankah Tuhan sendiri datang sebagai yang miskin-kecil dan tersepak oleh dunia? Donato ergo sum - Aku berbagi maka aku ada!
3."Orate-Berdoalah":
Tahun baru bukan hanya "deretan waktu" tp juga "tantangan mutu". Ia bukan cuma "time" tapi "moment". Bukan cuma "tempo" tapi "momento". Ia bukan hanya "kronos" tp juga "kairos": momentum rahmat dan limpahan berkat.
Tahun baru 2018 adalah ajakan untuk membaharui segalanya menjadi baik, secara utuh - penuh dan menyeluruh. Itu berat tapi akan menjadi ringandan indah jika dikerjakan brrsama Allah dalam doa bukan? Orare labora est - berdoa adalah juga usaha bukan?
"Ada kabut di Girisonta - Sambutlah hari baru dengan hati penuh sukacita."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)

NB:
A.
"Lumen Mundi - Terang Dunia."
Inilah salah satu pernyataan ilahi yqng diwartakan Yesus (Yoh 8:12). Inilah juga yang diwartakan pada bacaan di Hari Raya Natal ini: "Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia."
Dengan kata lain:
Yesus adalah terang dunia: “...Pada mulanya adalah Firman. Firman itu ada bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih dan kebenaran....”
Ia tidak sekedar menjadi "bulan" yang meneduhkan atau "bintang" yang mencerahkan atau "matahari" yang menghangatkan. Dia adalah terang abadi, yang cahayanya tidak pernah tenggelam dan terbenam. Dia adalah cahaya sejati, yang terangnya tidak pernah terhalang pun terpisah oleh kabut ataupun hujan.TerangNya selalu menyinari setiap orang yang beriman kepadaNya kapan pun, di mana pun dan dalam keadaan apa pun.
Disinilah, kita juga diajak untuk belajar menjadi "terang" dengan spiritualitas "CAHAYA" menyambut tahun yang baru nanti, al:
1.CA-rilah Tuhan:
Kita diajak untuk selalu tekun berjuang menemukan wajah dan kehendak ilahi yang terselip di setiap rutinitas insani kita setiap harinya.
2.HA-dapi cobaan:
Iman kita adalah iman yang berjalan dalam kenyataan, dan bukan di atas awan. Kita diajak untuk berani menghadapi aneka cobaan dan salib kita masing2 dengan sikap positif-sportif+produktif. Dalam bahasa St. Ignatius:"lahir untuk berjuang."
3.YA-kini iman:
Di tengah carut marut+ruwet renteng tahun baru, kita diajak untuk meyakini bahwa penyertaan ilahi selalu beserta kita karna Tuhan kita adalah "Imanuel", Tuhan yang beserta kita, yang turun tangan, yang selalu ikut dalam pergulat-geliatan hidup setiap orang yang beriman kepadaNya.
B.
Origenes (185-254):
Buah-buah awal dari kabar gembira.
“Menurut saya, Injil Yohanes, yang selama ini kalian telah mengikuti bersama kami untuk membahasnya semampu kami, merupakan buah-buah awal dari kabar gembira (Injil). Injil Yohanes berbicara tentang Dia, yang secara garis keturunan dapat dilacak, namun Yohanes memulainya tanpa menyebutkan garis keturunan itu. Inilah pernyataan yang lebih hebat dan sempurna tentang Yesus, yang dimiliki oleh mereka yang bersandar pada dada-Nya.
Tidak ada Injil lain yang menyatakan keilahian-Nya sedalam Yohanes saat dia menuliskan tentang Yesus yang berkata, "Aku adalah terang dunia" (Yoh 8:42), "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup" (Yoh 14:6), "Akulah kebangkitan dan hidup" (Yoh 11:25), "Akulah pintu" (Yoh 10:9), "Akulah gembala yang baik" (Yoh 10:11) ...
Kita berani berkata bahwa Injil adalah buah-buah awal dari Kitab Suci, namun buah-buah awal Injil itu sendiri sesungguhnya adalah yang ditulis oleh Yohanes, yang maknanya tidak akan dapat dipahami oleh siapapun, jika tidak bersandar pada dada Yesus dan tidak menerima dari-Nya, Maria sebagai ibunya juga."
(Commento al Vangelo di Giovanni 1.21-23)
C.
Kutipan Teks Misa:
Pesan Natal menyadarkan kita akan kegelapan dunia yang tertutup, dan oleh sebab itu menggambarkan realita yang kita lihat sehari-hari dengan jelas. Namun ia juga memberitahu kita bahwa Allah tidak mengijinkan dirinya untuk berada di luar. Ia menemukan tempat, bahkan bila itu berarti masuk melalui kandang; ada orang-orang yang melihat terang-Nya dan meneruskannya. Melalui sabda Injil, malaikat juga berbicara pada kita, dan dalam liturgi suci terang Sang Penebus memasuki kehidupan kita. Apakah kita gembala atau “orang bijak”—terang dan pesannya memanggil kita untuk pergi keluar, meninggalkan lingkaran sempit hasrat dan kepentingan kita, yakni keluar bertemu Tuhan dan menyembah Dia. Kita menyembah Dia dengan membuka dunia kepada kebenaran, kebaikan, kepada Kristus, kepada pelayanan terhadap mereka yang terpinggirkan dan yang di dalam diri mereka, Ia menantikan kita. (Paus Benediktus XVI, 25 Desember 2007)
Antifon Pembuka (lih. Yes 9:6)
Seorang Bayi telah lahir bagi kita, seorang Putera telah diberikan kepada kita. Ia menyandang kekuasaan di bahu-Nya, dana kan disebut Penasihat Agung.
A child is born for us, and a son is given to us; his scepter of power rests upon his shoulder, and his name will be called Messenger of great counsel.
Puer natus est nobis, et filius datus est nobis: cuius imperium super humerum eius: et vocabitur nomen eius, magni consilii Angelus.
Mzm. Cantate Dominum canticum novum: quia mirabilia fecit. (Graduale Romanum, 47)
Doa Pembuka
Ya Allah, secara mengagumkan Engkau menciptakan manusia dengan martabat yang luhur, dan secara lebih mengagumkan lagi Engkau membaruinya. Kami mohon perkenankanlah kami ikut serta dalam keilahian Kristus yang sudah berkenan menjadi manusia seperti kami. Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (52:7-10)
"Bergembiralah, bersorak-sorailah bersama, hai reruntuhan Yerusalem! Sebab Tuhan telah menghibur umatnya."
O betapa indah kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan bentara yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik; yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion, "Allahmu meraja!" Dengarlah suara orang-orang yang mengawal engkau: Mereka bersorak-sorai serempak. Sebab dengan mata kepala sendiri mereka melihat bagaimana Tuhan kembali ke Sion. Bergembiralah, bersorak-sorailah bersama-sama, hai reruntuhan Yerusalem! Sebab Tuhan telah menghibur umat-Nya. Ia telah menebus Yerusalem. Tuhan telah menunjukkan tangan-Nya yang kudus di depan mata semua bangsa; maka segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4; 4/4, PS 806
Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai dihadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3b.3c-4.5-6; Ul:3c)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya di antara para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah.
4. Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu merdu; dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring bersorak-sorailah di hadapan Raja, yakni Tuhan.
Bacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani (1:1-6)
"Allah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya."
Saudara-saudara, pada zaman dahulu Allah berulangkali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan para nabi. Tetapi pada zaman akhir ini Allah telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya. Anak-Nya itulah yang ditetapkan-Nya sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dialah Allah menjadikan alam semesta. Dialah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah. Dialah yang menopang segala yang ada dengan sabda-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah berhasil mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar di tempat yang tinggi. Ia jauh lebih tinggi daripada malaikat-malaikat sebagimana nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah daripada nama mereka. Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu Allah pernah berkata, "Anak-Kulah Engkau! Pada hari ini Engkau telah Kuperanakkan" Atau pun: "Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia menjadi Anak-Ku". Lagipula, ketika mengantar Anak-Nya yang sulung ke dunia, Allah berkata, "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat:2/4
Hari ini cahaya gemilang turun ke dunia, dan fajar suci menyinari kita; marilah menyembah Tuhan, hai semua bangsa.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:1-18)
"Firman telah menjadi manusia."
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku." Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Tentu kita masih ingat bahwa menjelang Natal tahun lalu ada ungkapan yang mengatakan, "Kalau Tuhan beranak, bidannya siapa?" Kalimat tersebut telah membuat banyak orang merasa terganggu, sebab isi kalimat tersebut bernada bias dan diungkapkan demi tujuan tertentu. Karena ungkapan tersebut, banyak orang Kristen merasa tersinggung bahkan sebuah ormas mengadukan pencetus kalimat tersebut kepada polisi. Pengikut Kristus tak seharusnya terganggu dengan ungkapan-ungkapan semacam itu, sebab kalimat tersebut berasal dari ketidakpahaman seseorang akan keyakinan Kristen.
Kenyataan tersebut juga dihadapi oleh jemaat Kristen awali. Mereka mencoba memahami ekstitensi Kristus yang mereka imani sebagai Allah. Untuk kebutuhan itulah, Yohanes menulis Injil dan menjelaskan secara khusus dalam bagian pembuka (prolog) bahwa Yesus adalah benar-benar Allah yang menjadi manusia. Inilah misteri Natal yang kita rayakan pada hari ini, merayakan Allah yang menjadi manusia dan bukan merayakan "Tuhan yang beranak". Untuk menjelaskan misteri tersebut, Yohanes tak pernah menggunakan istilah "Allah melahirkan" apalagi "beranak" (yang bahkan menurut kamus bahasa Indonesia tak layak digunakan bagi manusia). Ia memakai terminologi "menjelma", atau "berinkarnasi" (menjadi daging/menjadi manusia, dan bukan reinkarnasi). Ungkapan ini tentu membuat kita dapat mengerti lebih baik, bahwa Allah yang Mahatinggi itu telah merendahkan Diri-Nya dan menjadi manusia sama seperti kita kecuali dalam hal dosa.
Lebih lanjut Yohanes menjelaskan bahwa Allah yang berinkarnasi ini adalah "Sabda" yang keluar dari Bapa. Dan bersama-Nya, Ia ikut menciptakan alam semesta pada awal dunia ini. Dalam perjalanan waktu dan demi misi khusus yakni menyelamatkan manusia dari dosa akhirnya Ia menjadi daging dalam rahim Maria dan kita menyebut-Nya "Allah Putra" sebab ia berasal dari Bapa dan berinkarnasi menjadi Putra Maria dan Yosef. Karena itu, tidak ada sesuatu yang absurd dan "tidak masuk akal" dengan kenyataan bahwa Allah menjadi manusia. Kemahakuasaan-Nya memungkinkan hal itu, bukan seperti kita yang terbatas dan sama sekali tak mahakuasa. Karena itu, ungkapan "Kalau Tuhan itu beranak, siapa bidannya" adalah ungkapan yang dangkal, tak berbobot, sesat dan sangat naif. Tak usah ambil pusing dengan ungkapan tersebut, sebab ada hal lain yang penting untuk direnungkan yakni, "Kalau Tuhan telah menjadi manusia, apa tanggapan kita?"
Selain bersyukur, tentu kita perlu dengan sepenuh hati menerima Sang Juruselamat yang telah merendahkan Diri-Nya demi kita, manusia berdosa ini. Tak cukup menerima saja, kita juga perlu hidup seturut martabat yang telah dianugerahkan-Nya kepada kita yakni sebagai anak-anak Allah dengan menolak segala bentuk pekerjaan kegelapan dan hidup dalam terang. Inilah sebenarnya pesan Natal yang seharusnya kita hayati. Hidup dalam terang karena penjelmaan-Nya menjadi manusia telah mengangkat martabat kita. Namun, harus kita akui bahwa seringkali pesan suci tersebut menguap dan hilang oleh kemeriahan Natal, kerlap-kerlip ornamen yang menghiasi gereja dan rumah, makanan dan minuman yang sedap serta pakaian baru yang berkilauan. Natal sering kehilangan semangatnya karena ia telah menjadi ajang bisnis yang menguntungkan para investor, pemilik perusahaan dan para "bos" yang kebanyakan tak pernah menginjakkan kaki di gereja untuk beribadah dan mengucap syukur.
Karena itu, mari kita hidupkan cahaya Natal yang sudah redup ini dengan selalu menyadari bahwa Allah telah menjadi manusia dan senantiasa mencintai kita. Bayi Yesus yang lahir hari ini adalah kado terindah-Nya bagi kita.
Antifon Komuni (Bdk. 98 (97): 3)
Segala ujung bumi menyaksikan keselamatan yang dari Allah kita.
All the ends of the earth have seen the salvation of our God.
Viderunt omnes fines terræ salutare Dei nostri.