Ads 468x60px

Kamis, 24 Mei 2018



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Kamis, 24 Mei 2018
Hari Biasa Pekan VII
Yakobus (5:1-6)
(Mzm 49:14-15ab,15cd-16,17-18,19-20)
Markus (9:41-50)
“Consuetudinis vis magna est - Pengaruh sebuah kebiasaan sungguh luar biasa.”
Hari ini, Yesus mengajak kita terbiasa menjadi berkat dengan cintakasih yang nyata pada semua sesama demi kebaikan bersama.
Adapun tiga kebiasaan baik yang dianjurkan Yesus supaya kita bisa menjadi berkat yang luar biasa dan menghadirkan Kerajaan Allah secara real, aktual dan operasional, antara lain:
1. Jadilah Terang dengan bertobat:
Kita kadang menjadi batu sandungan dan bukan batu penjuru, entah dengan perkataan, penglihatan ataupun terlebih dengan tindakan kita. Kita membuat sesama menjadi terhambat untuk maju dan terlambat untuk mendekat kepada Tuhan. Kita kadang menyesatkan bahkan mematikan masa depan sesama hanya karena rasa sentimen atau rasa “supermen“: merasa lebih dibanding yang lain.
Disinilah, Tuhan mengingatkan kita bahwa kerahimanNya juga berbanding lurus dengan keadilanNya. Ia mengajak kita untuk “benar benar bersih” dengan senantiasa bertobat, sehingga kita tidak lagi menjadi batu sandungan bagi semua sesama.
Bukankah dengan sikap bertobat yang tulus dan penuh kerendahan hati, kita juga bisa belajar menjadi terang bagi yang lain?
Yang pasti, dunia dan banyak sesama membutuhkan terang, dan kita bisa menjadi terang itu pertama-tama dengan sikap yang senantiasa mau bertobat. Yah, mungkin bukan terang yang besar, tapi terang lilin yang kecil, yang hanya bisa menyinari ruangan yang kecil, namun kita bisa mengajak terang lilin kecil yang lain untuk menyinari dunia ini, bukan?
2. Jadilah Garam dengan berkorban:
Yesus mengajak kita untuk menjadi garam yang asin, yang jelas rasanya dan tegas pengaruhnya: "Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain" (Mrk 9,50)
Ya, garam itu jelas dan tegasnya berani berkorban: Di dalam masakan bentuknya tidak terlihat, tetapi ia sangat mempengaruhi rasa masakan. Garam memiliki manfaat bila dia sudah mencair dan menyatu dengan keadaan di sekitarnya.
Demikian pula kita diajak untuk mau “berkorban”: mencair dan bersatu dengan “bahasa dan suka duka” lingkungan dimana kita berada. Bukan berarti hidup kita menjadi sama dan larut hanyut dengan dunia tapi kita berani berkorban atau memberikan diri secara positif bagi dunia. Orang yang telah menjadi garam, sudah tidak lagi bersikap egois, mau menang sendiri, suka memaksakan kehendak, menuntut untuk diperhatikan atau sekedar suka pamer diri/narsis/eksebisi, tetapi dalam setiap tindakannya akan selalu dilandasi dengan semangat kasih dan pengorbanan demi kebaikan bersama.
Dkl: Bukankah bisa saja kita memberi tanpa mencintai, tapi mustahil kita mencintai tanpa memberi. Menjadi garam yang berkorban adalah satu perwujudan cinta yang benar-benar nyata. Dalam bahasa Charles Darwin: “ No one is useless in this world who lightens the burden of it for anyone else."
3. Jadilah Merpati dengan berdamai:
Banyak dari kita tentu mengingat ketika Kristus naik dari air pembaptisan-Nya, Roh Kudus - dalam rupa merpati - turun atasNya dan berhenti di atasNya. Atau juga, ketika air bah sudah surut, maka dipilihlah seekor merpati, - yang diterbangkan oleh Nabi Nuh dari dalam bahtera. Merpati itu kembali dengan sehelai daun zaitun segar di paruhnya sebagai tanda bahwa bumi sudah dapat didiami lagi (Bdk. Kej 8:8-12).
Yesus sendiri pernah mengatakan: ”Hendaklah kamu tulus seperti merpati". Merpati adalah seekor burung, lambang ketulusan dan perdamaian yang mampu terbang berkilo-kilometer jauhnya, dan mau kembali ke tempat asalnya. Oleh karena itu, merpati kerap dipakai sebagai lambang PT POS, yang mengantarkan surat ke tempat tujuannya, walaupun jaraknya jauh. Walaupun ia dilepas di tempat yang jauh, ia sanggup untuk kembali ke rumah. Lalu, dimana letak ketulusannya? Banyak orang juga menganggap, merpati putih adalah lambang perdamaian, karena sifatnya yang elok dan bulunya yang melambangkan kesucian.
Disinilah, kita diajak untuk menjadi pembawa damai bagi semua orang, secara tulus dan bukan penuh dengan akal bulus setiap harinya karena masalahnya bukan apakah kita akan mati, tetapi bagaimana cara kita hidup, bukan?
“Cari sikat cari kurma – Jadilah berkat buat sesama.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
Kutipan Teks Misa:
“Penyesatan itu terutama bersifat buruk, kalau ia dilakukan oleh orang-orang terpandang dan kalau karena itu orang-orang lemah dibahayakan. Ini yang membuat Tuhan kita berseru: "Tetapi barang siapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut" (Mat 18:6) Bdk. 1 Kor 8:10-13.. Penyesatan itu bobotnya sangat berat, kalau dilakukan oleh para pendidik dan para guru. Karena itu, Yesus mempersalahkan ahli-ahli Taurat dan kaum Farisi bahwa mereka adalah serigala berbulu domba Bdk. Mat 7:15..” (Katekismus Gereja Katolik, 2285)
Antifon Pembuka (Mrk 9:41)
Barangsiapa memberi kalian minum air secangkir, karena kalian adalah pengikut Kristus, ia takkan kehilangan ganjarannya.
Doa Pembuka
Allah Bapa Mahamulia, ajarilah kami memperoleh kekayaan sejati dengan Sabda Yesus, saksi-Mu yang asli. Jadikanlah kami miskin terdorong oleh Roh Kudus, agar dapat memasuki kerajaan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Allah mengecam orang-orang kaya yang mengumpulkan kekayaannya dengan berlaku tidak adil terhadap para bawahannya atau orang lain. Kekayaan yang mereka terima seharusnya menjadi sarana untuk menyejahterakan orang lain juga.
Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (5:1-6)
"Upah para buruh yang ditahan, berteriak-teriak, dan teriakan itu sampai ke telinga Tuhan."
Hai kalian orang-orang kaya, menangislah dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kalian. Kekayaanmu sudah membusuk dan pakaianmu sudah dimakan ngengat. Emas dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kalian, dan akan makan dagingmu seperti api. Kalian telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir. Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena kalian telah menahan upah para buruh, yang telah menuai hasil ladangmu. Dan keluhan mereka yang menyabit panenmu telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam. Kalian telah hidup dalam kemewahan dan berfoya-foya di bumi. Kalian telah memuaskan hati sama seperti pada hari pembantaian. Kalian telah menghukum, bahkan membunuh orang jujur, dan ia tidak dapat melawan kalian.
Demikianlah sabda Tuhan.
U Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, sebab merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
Ayat. (Mzm 49:14-15ab,15cd-16,17-18,19-20)
1. Inilah jalan orang-orang yang mengandalkan dirinya sendiri, ajal orang-orang yang bangga akan perkataannya sendiri. Seperti domba mereka meluncur ke dalam dunia orang mati; gembalanya ialah maut;
2. Mereka turun langsung ke kubur, perawakan mereka hancur, dunia orang mati menjadi tempat kediaman mereka. Tetapi Allah akan membebaskan nyawaku dari cengkeraman dunia orang mati, sebab Ia akan menarik aku.
3. Janganlah takut, apabila seseorang menjadi kaya, apabila kemuliaan keluarganya bertambah, sebab pada waktu mati semuanya itu tidak akan dibawanya serta, kemuliaannya tidak akan turun mengikuti dia.
4. Sekalipun pada masa hidupnya ia menganggap dirinya berbahagia, sekalipun orang menyanjungnya karena ia berbuat baik terhadap dirinya sendiri, namun ia akan sampai kepada angkatan nenek moyangnya, yang tidak akan melihat terang untuk seterusnya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Sambutlah sabda Tuhan, bukan sebagai perkataan manusia, melainkan sebagai sabda Allah.
Yesus ingin agar para pengikut-Nya memiliki hati yang bersih dan suci. Seluruh tubuh dan indra yang mereka miliki hendaknya mengarahkan pada jalan kebenaran dan bukan kesesatan atau bahkan membawa orang lain kepada kesesatan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:41-50)
"Lebih baik bagimu dengan tangan terkudung masuk dalam kehidupan, daripada dengan kedua belah tangan masuk dalam api yang tak terpadamkan."
Pada suatu hari berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya, "Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya." "Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut. Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan; (di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.) Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; (di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.) Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam. Karena setiap orang akan digarami dengan api. Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain."
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Perlakuan keji terhadap anak kecil memang menyedihkan. Menyesatkan anak kecil yang tak berdaya benar-benar keterlaluan. Itulah yang terjadi secara luas di dalam masyarakat. Yesus sangat marah dengan tindakan tak pantas terhadap anak. Lebih baik sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu orang itu dibuang ke dalam laut. Perlindungan terhadap anak adalah tugas kita bersama bukan hanya tugas Komisi Perlindungan Anak. Apakah aku turut prihatin terhadap perlakuan tak pantas terhadap anak? Apakah aku punya perhatian terhadap pendidikan anak-anak?
Antifon Komuni (Mat 5:3)
Berbahagialah yang hidup miskin terdorong Roh Kudus, sebab bagi merekalah Kerajaan Surga.
Doa Malam
Allah Bapa Raja Damai, semoga kami dipimpin oleh Putra-Mu masuk ke dalam kerajaan-Mu. Semoga segala sesuatu yang kami lakukan memancarkan belas dan cinta kasih-Mu yang sanggup menyelamatkan dunia. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
B.
MADAH HARIAN PAGI
(Kamis, 24 Mei 2018)
Bapa penguasa waktu
Lihat kini fajar baru
Mulai memancarkan sinar
Lambang cahaya yang benar.
Rahmat baru ditawarkan
Terselubung kejadian
Yang menyampaikan undangan
Untuk berbakti berkurban.
Kami sambut kesempatan
Melayani Kristus Tuhan
Yang hadir dalam sesama
Tersembunyi namun nyata.
S’moga pengabdian kami
Dijiwai Roh ilahi
Dijadikan karya Putra
Demi kemulyaan Bapa. Amin.
DOA
Allah, yang kekal dan kuasa, terangilah kiranya bangsa-bangsa yang meringkuk dalam kegelapan maut. Sinarilah mereka dengan terang cahaya-Mu, yang telah terbit laksana fajar cemerlang, yaitu Yesus Kristus, Putera-Mu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.
====
BUNDA PERTOLONGAN ORANG KRISTEN
Di dalam Yoh 2:1-11, kita menemukan landasan keyakinan ini.
Bunda Maria terlibat dalam kesulitan orang.
Ia meminta Yesus membantu orang yang mengalami kesulitan.
Bersama orang yang kesulitan Bunda Maria menantikan “saat” Yesus bertindak, mempersiapkan para pelayan agar mereka juga siap melaksanakan apa yang dikehendaki Yesus. Maka ketika Yesus memenuhi “saat” itu, semuanya berjalan baik!
Seperti pesan bijak seorang yang membimbing kursus untuk persiapan pernikahan, “Bila anggur keluargamu habis, (maksudnya, bila ada kesulitan dalam keluarga) mintalah pada Bunda Maria.”
DOA
Ya Bunda,
lindungilah saudara-saudari kami yang mengalami pengejaran, penghinaan, dan terutama kemiskinan di dunia ini.
Amin.
C.
MAZMUR 121
Nyanyian ziarah.
Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.
Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap.
Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel.
Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu.
Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam.
TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu. TUHAN akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya.
Psalm 121
I lift up my eyes to the mountains; where does my help come from?
My help comes from the LORD, the Maker of heaven and earth.
He will not let your foot slip -he who watches over you will not slumber; indeed, he who watches over Israel will neither slumber nor sleep.
The LORD watches over you -the LORD is your shade at your right hand;
the sun will not harm you by day, nor the moon by night.
The LORD will keep you from all harm -he will watch over your life;
the LORD will watch over your coming and going both now and forevermore.
D.
ROH KUDUS.
12 Buah-buah Roh Kudus (Gal 5:22-23):
1. Kasih (Love/Charity).
2. Sukacita (Joy).
3. Damai sejahtera (Peace).
4. Kesabaran (Patience).
5. Kemurahan (Generosity).
6. Kebaikan (Kindness).
7. Kesetiaan (Faithfulness).
8. Kelemahlembutan (Gentleness).
9. Penguasaan diri (Self-Control).
10. Kerendahan hati (Goodness).
11. Kesederhanaan (Modesty).
12. Kemurnian (Chastity).
7 Karunia Roh Kudus:
(Yes 11:2,3)
Karunia takut akan Tuhan (fear of the Lord)
Karunia keperkasaan (fortitude),
Karunia kesalehan (piety),
Karunia nasihat (Counsel),
Karunia pengenalan akan Allah (knowledge),
Karunia pengertian (understanding),
Karunia kebijaksanaan (wisdom).

Rabu, 23 Mei 2018



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Rabu, 23 Mei 2018
Hari Biasa Pekan VII
Yakobus (4:13-17)
(Mzm 49:2-3.6-7.8-10.11)
Markus (9:38-40)
“Homo homini SOCIUS - Manusia adalah sahabat bagi sesamanya”.
Inilah semangat dasar yang coba saya tawarkan ketika di medio tahun 2008 kami mulai membentuk “rumah socius” dan mengumpulkan para eks narapidana dari pelbagai latar belakang agama.
Adapun satu kesadaran awalnya bahwa semua manusia adalah sama-sama citra Allah, walau memang berbeda latar belakang agama dan budayanya.
Premis “homo homini socius- manusia adalah sahabat bagi sesamanya” ini sendiri merupakan antitesis dari premis lama ala Hobessian yang berbunyi, “homo homini lupus- manusia adalah serigala bagi sesamanya.”
Pastinya, seperti Yesus yang hari ini bersabda: "Barangsiapa tidak melawan kita, ia memihak kita", bisa jadi kita diajak untuk mengenakan pola pikir “persahabatan” bukan “perseteruan”, menganggap sesama sebagai “sahabat”, bukan sebagai “serigala.” (Buku “HERSTORY”, Sahabat: “SA-tu dalam suka, HA-dir dalam duka, berja-BAT dalam doa”).
Dkl: Yesus mengajak kita untuk belajar berpikir positif dan bersahabat dengan sesama.
De facto, bukankah seringkali kita ini berpola negatif, entah lewat pikiran perkataan bahkan tindakan kita: permusuhan, balas dendam, iri hati, penyingkiran, memberi cap buruk?
Adapun tiga penyebab dasar pola negatif ini adalah “3K”, antara lain:
1. Kesombongan:
Kita kadang merasa bahwa diri kita atau kelompok kitalah yg paling baik.
Akibatnya, ketika ada “the others -yang lain”, kita mudah menganggapnya sebagai saingan yang harus disingkirkan, dimusuhi dan bahkan dipinggirkan dan dikambinghitamkan.
Kita mau menjadi super, tidak mau dikalahkan oleh yang lain, dalam hal supremasi maupun dominasi.
2. Kecurigaan:
Di sekitar kita, tampak bahwa keanekaragaman belum sungguh-sungguh menjadi, bagaikan indahnya susunan warna-warni pelangi yang enak dinikmati dan dikagumi.
Hati yang curiga, iri - dengki dan penuh dengan praduga buruk membuat hidup kita sulit terbuka dan pelit berdamai, terlebih dengan orang atau kelompok yang berbeda latar belakang dengan kita.
Kita mudah berasumsi macam-macam tentang orang lain sehingga membutakan hati nurani bahwa setiap orang adalah sama-sama datang dan kembali kepada Tuhan yang sama.
3. Ketertutupan:
Dunia kita memang satu, persis seperti apa yang dikatakan Stevie Wonder: "We are the world."
Kita ditantang untuk menanggapi persoalan yang justru menyentuh aspek kemanusiaan, yang tidak melulu berbicara tentang manusia dalam konteks primordial, karena masing-masing kita adalah manusia kembara yang sedang dalam berproses menjadi. Bukankah setiap pribadi tidak bisa berkembang dengan wajar tanpa kontak dengan yang lainnya?
Individu menemukan jati dirinya justru dalam keterkaitannya dengan individu lainnya, bukan? Sikap yang picik, tertutup dan ekslusif malahan membuat kita menjadi buta dan tidak berkembang. Human change the world by acting on it!
“Cari soto babat di kota Serang –
Mari bersahabat dengan semua orang.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
Kutipan Teks Misa:
Pembaptisan adalah Sakramen yang pertama dan terpenting demi pengampunan dosa: ia mempersatukan kita dengan Kristus yang telah dan bangkit dan memberi kepada kita roh Kudus. (Katekismus Gereja Katolik, 985)
Antifon Pembuka (Mat 5:3)
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, sebab merekalah yang empunya Kerajaan Surga
Doa Pembuka
Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau memperhatikan semua orang, tetapi terutama mereka yang tidak mendapat perhatian dari sesamanya. Kami mohon, janganlah kami tinggal berdiam diri melihat kelaliman atau ketidakadilan. Buatlah kami siap sedia membagikan cinta kasih-Mu kepada siapa saja. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (4:13-17)
"Apakah arti hidupmu? Seharusnya kalian berkata, jika Tuhan menghendakinya."
Saudara-saudara terkasih, ada di antara kamu yang berkata, "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung", sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu." Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah. Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, sebab merekalah yang empunya Kerajaan Surga
Ayat. (Mzm 49:2-3.6-7.8-10.11)
1. Dengarlah, hai bangsa-bangsa sekalian, pasanglah telinga, hai semua penduduk dunia, baik yang hina maupun yang mulia, baik yang kaya maupun yang miskin!
2. Mengapa aku takut pada hari-hari celaka pada waktu aku dikepung oleh kejahatan para pengejarku, yang percaya akan harta bendanya, dan memegahkan diri karena banyaknya kekayaan mereka?
3. Tidak seorang pun dapat membebaskan diri, atau memberikan tebusan kepada Allah ganti nyawanya! Terlalu mahallah harga pembebasan nyawanya, dan tidak terjangkau untuk selama-lamanya --- kalau ia ingin hidup abadi dengan tidak melihat liang kubur.
4. Sungguh, ia akan melihat: orang-orang yang mempunyai hikmat itu mati, orang-orang bodoh dan dungu pun semuanya binasa dan meninggalkan harta benda mereka untuk orang lain.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 14:6)
Akulah jalan, kebenaran dan kehidupan, sabda Tuhan. Tiada orang sampai kepada Bapa, tanpa melalui Aku. Alleluya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:38-40)
"Tak seorang pun yang telah mengadakan mukjizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku."
Pada suatu hari Yohanes berkata kepada Yesus, “Guru, kami melihat seorang yang bukan pengikut kita, mengusir setan demi nama-Mu. Lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.” Tetapi Yesus berkata, “Janganlah kalian cegah dia! Sebab tak seorang pun yang telah mengadakan mukjizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia memihak kita.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Doa Malam
Allah Bapa Mahakuasa dan kekal, kami bersyukur atas daya kekuatan yang tersimpan dalam nama Putra-Mu. Semoga hidup kami dikuasai-Nya, dan kami lalu menjadi umat-Mu, sedangkan Engkau Allah kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin
B.
MADAH HARIAN PAGI (Rabu, 23 Mei 2018)
Mari kita putra terang
Tampil maju dan berjuang
Diresapi s’mangat Kristus
Jadi abdi dengan tulus.
Jangan lupa mohon Tuhan
Agar kita diarahkan
Pada tujuan sejati
Setia sepanjang hari.
Allah cahaya sejati
Sinarilah hati kami
Agar mampu memantulkan
Kristus terang kehidupan.
Terpujilah Allah Bapa
Terpujilah Allah Putra
Bersama Roh Kudus pula
Sekarang dan selamanya. Amin.
DOA
Tuhan yang mahamurah, semoga cahaya-Mu yang suci memenuhi hati kami, supaya kami tetap mengabdi Engkau dalam tingkah laku kami. Sebab Engkau telah menciptakan kami dengan bijaksana dan tetap membimbing serta memelihara kami. Demi Yesus Kristus, Putera-Mu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.
C.
MERTON'S WAY
Tuhan Allahku, aku tidak tahu kemana aku pergi.
Aku tidak dapat melihat jalan di depanku. Aku tak tahu kepastian arah menuju.
Aku juga tidak terlalu mengenal diriku sendiri, dan jika kusangka aku mengikuti keinginan-Mu, mungkin bukan berarti itulah yang terjadi.
Tapi aku percaya bahwa hasrat untuk menyenangkan-Mu saja sudah menyenangkan Engkau.
Dan kuharap kumiliki hasrat itu dalam segala hal yang kulakukan.
Kuharap aku tidak pernah melakukan apapun terlepas dari hasrat itu.
Dan aku tahu, jika aku melakukannya, Engkau akan membimbingku pada jalan yang benar walaupun aku tidak mengetahuinya.
Karenanya, aku percaya kepada-Mu selalu walaupun kadang aku seperti tersesat dan ada dalam bayangan kematian.
Aku tidak akan takut, karena Engkau menyertaiku, dan tidak akan meninggalkan aku menghadapi mara bahaya ku sendirian.
===========
“My Lord God, I have no idea where I am going.
I do not see the road ahead of me.
I cannot know for certain where it will end.
Nor do I really know myself, and the fact that I think that I am following your will does not mean that I am actually doing so.
But I believe that the desire to please you does in fact please you.
And I hope I have that desire in all that I am doing.
I hope that I will never do anything apart from that desire.
And I know that if I do this you will lead me by the right road though I may know nothing about it.
Therefore will I trust you always though I may seem to be lost and in the shadow of death.
I will not fear, for you are ever with me, and you will never leave me to face my perils alone.”
D.
Jangan berusaha untuk dianggap orang penting. Jangan membandingkan dirimu dengan orang lain dalam segala hal. Tinggalkan dunia, pikullah salib, buang semua kelekatan duniawi, kibaskan debu dari kakimu.
- St. Barsanuphius
LITANI MARIA FATIMA
Maria dari Fatima,
doakanlah negeri tercinta kami.
Maria dari Fatima,
kuduskanlah imam-imam kami.
Maria dari Fatima,
kuatkanlah iman Katolik kami.
Maria dari Fatima,
bimbing dan terangilah pemerintah kami.
Maria dari Fatima,
sembuhkanlah semua orang sakit yang percaya kepadamu.
Maria dari Fatima,
bantulah orang yang memanggil pertolonganmu.
Maria dari Fatima,
bebaskan kami dari mara bahaya.
Maria dari Fatima,
bantulah kami menolak pencobaan.
Maria dari Fatima,
perolehkan bagi kami apa yang dengan cinta, kami mohonkan.
Maria dari Fatima,
tolonglah orang-orang yang kami kasihi
Maria dari Fatima,
bawalah iman yang benar kepada orang-orang yang hidup dalam kesalahan.
Maria dari Fatima,
kuatkan kembali semangat kami.
Maria dari Fatima,
perolehkan pengampunan bagi kami atas bermacam-macam dosa dan penghinaan kami.
Maria dari Fatima,
bawalah semua orang ke kaki Kerahiman Ilahi.
Maria dari Fatima,
berilah damai bagi dunia.
O Maria yang semula jadi tak bercela, doakanlah kami yang berlindung kepadamu.
Hati Maria tak bernoda, doakanlah kami sekarang dan waktu kami mati.
Amin.
Marilah berdoa :
Ya Allah, kerahiman ilahi yang tak terbatas, penuhi hati kami dengan kepercayaan penuh kepada Bunda terkasihMu, yang kami puja dalam nama Maria Fatima, Ratu Rosario, dan berilah kami; dengan perantaraannya yang penuh kuasa, segala rahmat ilahi dan insani, yang kami butuhkan, demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin.
Biarkanlah Maria ada dalam bibirmu, dalam hatimu serta dalam doamu.
Jangan sampai tidak memperhatikannya.
Ya Maria, mendekatlah pada hatiku dalam segala kemegahanmu.”
(“Magnificat”, RJK – Kanisius).
E.
KOMPOSISI DALAM DEWAN KARDINAL SAAT INI
Hingga saat ini, hanya 115 kardinal yang memiliki hak untuk memilih paus dalam konklaf. Saat Angelo Kardinal Amato berusia 80 tahun pada 8 Juni 2018 nanti, beliau akan kehilangan hak pilih tersebut. Undang-undang Vatikan mengizinkan 120 peserta dalam konklaf, tetapi Paus Fransiskus baru saja menunjuk 11 kardinal baru untuk mengisi kursi kosong tersebut sehingga batasan tersebut terlampaui. Secara historis tidak menjadi masalah. Misalnya, Paus Yohanes Paulus II pernah memiliki 130 kardinal. Ke-11 kardinal baru mewakili delapan negara, termasuk Irak, Pakistan, dan Jepang.
Setelah konsistori pada 29 Juni 2018, akan ada 227 kardinal. Dari jumlah tersebut, 125 berada di bawah usia 80 tahun dan dapat berpartisipasi dalam konklaf. Di antara para kardinal yang memilik hak untuk memilih paus, 19 kardinal diangkat oleh Paus Yohanes Paulus II, 47 kardinal oleh Paus Emeritus Benediktus XVI dan 59 kardinal oleh Paus Fransiskus.
Bapa Suci sekarang telah mengadakan lima konsistori dengan tujuan keterwakilan yang lebih besar bagi umat Katolik dalam konklaf mendatang. Ini berarti semakin sedikit kardinal dari Eropa dan Amerika Utara, serta semakin banyak dari Amerika Latin, Afrika, Asia, dan Oseania.
Dalam konklaf tahun 2013 yang memilih Paus Fransiskus, Eropa memiliki 60 kardinal, Afrika 11 kardinal dan Asia 10 kardinal, Oseania 1 kardinal, Amerika Utara 20 kardinal, dan Amerika Latin 17 kardinal. Sekarang, Eropa memiliki 54 kardinal, Afrika 16 kardinal, Asia 17 kardinal, Oseania 4 kardinal; Amerika Utara 17 kardinal, dan Amerika Latin 17 kardinal.
Negara mana yang memiliki kardinal terbanyak? Italia tetap menjadi "negara adikuasa" dengan 23 kardinal yang memiliki hak memilih paus, diikuti Amerika Serikat dengan 10 kardinal; Spanyol, Prancis dan Polandia masing-masing memiliki 5 kardinal.

GEREJA, SEPERTI MARIA, ADALAH "WOMAN & MOTHER"



"MOM - MARY OUR MOTHER"
INTI HOMILI PAUS FRANSISKUS
"GEREJA, SEPERTI MARIA, ADALAH "WOMAN & MOTHER" - PEREMPUAN DAN IBU"
1.
“Gereja bersifat feminin, Gereja adalah seorang ibu”. Ketika ciri ini tidak ada, Gereja hanya menyerupai "sebuah badan amal, atau sebuah tim sepak bola"; ketika ia menjadi "Gereja yang maskulin", ia secara menyedihkan menjadi "sebuah gereja jejaka tua", "tidak mampu mengasihi, tidak mampu menghasilkan buah".

2.
Dalam Injil, Maria selalu digambarkan sebagai "ibu Yesus", daripada "nyonya" atau "janda Yusuf" : keibuannya ditekankan di seluruh Injil, dimulai dengan Kabar Sukacita. Inilah keunggulan yang segera dicatat oleh para Bapa Gereja, sebuah keunggulan yang berlaku juga bagi Gereja.
3.
Gereja bersifat feminin, karena ia adalah "gereja" dan "mempelai perempuan" [keduanya secara gramatikal bersifat feminin] : ia bersifat feminin. Dan Gereja adalah ibu; ia memberi kehidupan. Mempelai perempuan dan ibu. Dan para Bapa Gereja melangkah lebih jauh dan mengatakan bahwa jiwamu bahkan merupakan mempelai Kristus dan ibu: ”Dan dengan sikap yang berasal dari Maria, yang adalah Bunda Gereja inilah, dengan sikap inilah kita dapat memahami dimensi feminin Gereja ini, yang, ketika dimensi tersebut tidak ada, Gereja kehilangan jatidirinya dan menjadi sebuah badan amal atau sebuah tim sepak bola, atau apa pun, tetapi bukan Gereja.
4.
Hanya Gereja yang feminin yang akan mampu memiliki “sikap yang bermanfaat”, sesuai dengan kehendak Allah, yang memilih “dilahirkan dari seorang perempuan untuk mengajari kita jalan perempuan.
5.
Jalan penting yaitu Gereja adalah seorang perempuan, yang memiliki sikap seorang mempelai perempuan dan sikap seorang ibu ini. Ketika kita melupakan hal ini, Gereja merupakan Gereja yang maskulin. Tanpa dimensi ini, sayangnya Gereja menjadi gereja jejaka tua, yang hidup dalam keterasingan ini, tidak mampu mengasihi, tidak mampu menjadi bermanfaat. Tanpa perempuan itu, Gereja tidak maju — karena ia adalah seorang perempuan. Dan sikap perempuan ini berasal dari Maria, karena Yesus menghendakinya demikian.
6.
Keutamaan yang terutama membedakan seorang perempuan, adalah kelembutan, seperti kelembutan Maria, ketika ia "melahirkan Putra sulungnya dan membungkus-Nya dengan pakaian lampin, serta meletakkan-Nya di palungan". Maria merawat-Nya, dengan kelemahlembutan dan kerendahan hati, yang merupakan keutamaan besar bagi para ibu.
7.
Sebuah Gereja yang adalah seorang ibu berjalan di sepanjang jalan kelembutan. Gereja mengenal bahasa kebijaksanaan seperti belaian, keheningan, tatapan yang mengenal belas kasih, yang mengenal tanpa bersuara. Gereja juga adalah jiwa, pribadi yang menghayati cara ini dengan menjadi anggota Gereja, mengenal bahwa dirinya adalah [seperti] seorang ibu [dan] harus mengikuti jalan yang sama: pribadi [yang] lemah lembut, penuh kasih sayang, tersenyum, penuh cinta.

Selasa, 22 Mei 2018



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Selasa, 22 Mei 2018
Hari Biasa Pekan VII
Yakobus (4:1-10)
(Mzm 55:7-11a.23)
Markus (9:30-37)
“Servite in caritate - Layanilah dalam cinta kasih”
Inilah ajakan Yesus supaya kita bisa menjadi pribadi beriman yang terbesar dan terdahulu: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya" (Mrk 9:35).
Inilah jalan iman yang ditawarkan Yesus kepada kita hari ini, yakni belajar melayani dengan menjadi seperti anak-anak (children) dan bukan bersikap kekanak-kanakan (childish): Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka: "Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku" (Mrk 9,36-37)
Adapun tiga indikasi dasar dari sikap anak-anak supaya kita bisa menjadi orang beriman yang terbesar dan terdahulu, yakni ‘TTS”, antara lain:
1. Tulus - dalam mengasihi:
Di tengah dunia yang penuh akal bulus, ketika banyak orang berpola “citius altius fortius – lebih cepat lebih tinggi lebih kuat”, Tuhan malahan mengajak kita mempunyai cinta kasih yang tulus seperti anak-anak kecil, yang mengedepankan kemurnian hati tanpa banyak intrik, taktik dan aneka konflik. Ia mengharapkan cinta kasih kita adalah cinta kasih yang polos, murni dan tanpa banyak kepentingan terselubung.
2. Terbuka - dalam melayani:
"Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka". Yesus meminta para murid untuk menyambut-Nya seperti Ia menyambut seorang anak kecil, yakni dengan menempatkannya di tengah-tengah mereka. Kalau Yesus menempatkan seorang anak kecil di tengah, itu artinya Ia menjadikan anak itu sebagai pusat perhatian.
Ya, Yesus juga kerap tergambarkan sedang memeluk anak kecil. Tindakan memeluk ini diawali dengan membuka dan merentangkan tangan untuk menyambut orang yang ingin dipeluk. Tangan yang terbuka dan terentang ini sesungguhnya mengungkapkan hati yang terbuka dalam melayani.
Hal ini berarti bahwa kita juga diharapkan membuka hati dengan penuh kasih dan sukacita untuk melayani semua sesama kita, terutama mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel.
Dalam diri merekalah, Kristus hadir secara nyata untuk kita peluk, kita kasihi, dan pastinya untuk kita layani.
3. Sederhana - dalam mengimani:
"Simple is beautiful - Sederhana itu indah!” Inilah sikap seorang anak kecil pada umumnya. Mereka tidak mempunyai banyak pertanyaan, mudah menerima dan percaya. Bukankah Yesus sendiri datang dan terbaring sebagai anak kecil yang lemah di tempat yang sederhana? Kita bisa melihat dan mengingat Yesus kecil dengan tangan lemah terulur dan terbuka lebar. Ia memohon bantuan orang lain: Aku membutuhkan engkau. Tatapan mata bening dan uluran tangan lembutnya seolah menyapa siapa saja yang memandangnya. Begitu sederhana, bukan?
Pepatah Jawa yang berkata, “Aja Adigang, Adigung, Adiguna - Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti" kiranya tepat untuk membuat kita semakin mau sederhana dan rendah hati di hadapan Tuhan.
“Ada Wayan di kampung Bali - Jadilah pelayan bagi Sang Ilahi.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1.
"Servus servorum - Hamba segala hamba."
Inilah semangat Yesus yang juga menjadi semangat dasar kepausan dan seharusnya juga menjadi semangat hidup, "capa/cara pandang, capi/cara pikir- cahi/cara hidup" kita setiap harinya.
Adapun sebagai hambaNya yang siap melayani, ber-"servus servorum", kita diajak memiliki "KRS" yang harus diisi setiap harinya, antara lain:
A."K: Keterbukaan hati":
Seperti sebuah lirik mazmur tanggapan, kita diajak untuk memiliki hati yang terbuka pada segala rencana dan sapaan sederhana Allah, berani mengalami perjumpaan dengan Allah lewat sesama, selalu siap untuk ber-kontak, dibentuk dan dirombak oleh Allah sendiri.
B."R: Rendah hati":
Mengacu pada bacaan pertama, Ia mengajak kita untuk menanggalkan iri dan tinggi hati tapi kenakan semangat rendah hati, bersahaja-miskin di hadapan Tuhan, menjadi "humus" yang menyuburkan, yang siap untuk "menggerakkan" dan tidak malahan "menggerahkan" hidup orang lain.
C."S: Sepenuh hati":
Yesus berkata, “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia mereka akan membunuhNya tapi tiga hari setelah dibunuh, Ia akan bangkit.” Para murid tidak mengerti dan segan bertanya kepadaNya tentang kata-kata-Nya, tapi para murid tidak pernah segan untuk tetap mengikutiNya. Mereka ingin sepenuh hati menjadi muridNya. Kita diajak untuk tidak setengah hati tp 100% mjd muridNya.
"Cari baju di Taman Sepatan - Mari maju dalam iman dan perbuatan."
2.
Menjadi Besar Karena Melayani
01.
Dalam Injil Markus, tiga kali Yesus memberitahukan kepada para murid mengenai sengsara, wafat dan kebangkitan yang akan dialami-Nya (Mrk 8:31-9:1; 9:30-32; 10:32-34) agar orang-orang terdekat-Nya itu memahami jalan salib yang akan ditempuh-Nya dan dapat mempersiapkan diri menghadapinya. Namun ternyata para murid tidak mampu memahami realitas salib itu. Mereka terjebak oleh mind-setnya sendiri. Sebagai utusan Allah, Mesias seharusnya adalah sosok pribadi yang agung, unggul, mulia, tak terkalahkan dan penuh kuasa. Karena itu ketika Yesus menubuatkan tentang sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya, para murid menanggapinya dengan cara yang tidak tepat. Petrus bahkan berani menegur Yesus agar tidak mengatakan hal itu (Mrk 8:32); mereka malah sibuk bertengkar memperebutkan siapa yang terbesar diantara mereka (Mrk 9:34); dan agar tidak didahului oleh murid yang lain, Yohanes dan Yakobus secara khusus meminta posisi penting yaitu sebagai orang kedua dan ketiga pada saat Yesus mulia kelak (Mrk 10:37).
02.
Bagi Yesus jalan salib merupakan sebuah keharusan yang tidak bisa ditawar lagi karena hal itu merupakan kehendak Allah yang harus dilaksanakan dan diselesaikan-Nya (accomplished). Dalam ay. 31 dipakai kata “diserahkan” (delivered, atau paradidotai) untuk menegaskan bahwa peristiwa salib merupakan prakarsa Allah. Anak Manusia diserahkan oleh Allah ke dalam tangan (kekuasaan) manusia. Di hadapan Pilatus yang merasa diri berkuasa terhadap hidup-Nya, Yesus menegaskan, “Engkau tidak mempunyai kuasa apa pun terhadap Aku jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas” (Yoh 19:11). Dialah orang benar, hamba Yahwe, yang diserahkan oleh Allah ke dalam kekuasaan orang jahat. Gagasan ini berbeda dengan ide dalam bacaan pertama (Keb 2:12.17-20) yang mengungkapkan prakarsa orang-orang jahat yang ingin menyiksa orang benar untuk menguji kualitas hidupnya dan membuktikan apakah benar Allah melindungi dan menolongnya, membebaskannya dari tangan para lawannya. Bagi Yesus penderitaan dan salib merupakan tugas dari Bapa yang harus dilaksanakan-Nya sebagai jalan untuk menyelamatkan banyak orang.
03.
Namun dalam tradisi eksegese para Bapa Gereja melihat perikop dalam Kitab Kebijaksanaan itu sebagai nubuat tentang sengsara Kristus karena ada unsur-unsur yang mirip khususnya dalam Mat 27:43 “Ia menaruh harapan-Nya pada Allah, baiklah Allah menyelamatkan Dia, jikalau Allah berkenan kepada-Nya! Karena Ia telah berkata: Aku adalah Anak Allah”. Perikop ini mau mengingatkan bahwa harga yang harus dibayar untuk sebuah kesetiaan dan ketaatan kepada kehendak Allah, untuk melakukan yang baik, benar dan jujur itu memang cukup tinggi. Untuk mewujudkannya kita akan mengalami banyak kesulitan dan tantangan. Meskipun demikian berbuat jujur, melakukan hal yang baik dan benar itu lebih menguntungkan, memberikan ketenangan dan kebahagiaan batin daripada bertindak tidak jujur, mengingkari yang baik, benar dan suci. Ungkapan “wong jujur bakal ajur”tidak berlaku bagi orang beriman. Justru iri hati, egoisme, hawa nafsu yang tidak teratur, segala macam perbuatan jahat yang akan menimbulkan kekacauan (lih. Bacaan II).
04.
Nampaknya ambisi untuk dihormati, dihargai, berkuasa, memiliki jabatan atau posisi penting dalam kehidupan bermasyarakat dan dalam kehidupan religious merupakan kecenderungan yang dimiliki oleh banyak orang Farisi dan ahli Taurat. Mereka mencitrakan diri sebagai orang saleh yang “suka berjalan-jalan memakai jubah panjang dan suka menerima penghormatan di pasar, suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan di tempat terhormat dalam perjamuan” (Mrk 12:38-39), mengumumkan sedekahnya di rumah-rumah ibadat atau di lorong-lorong jalan (lih. Mat 6:2), berdoa ”dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya” (Mat 6:5). Ambisi seperti itu ternyata juga dimiliki oleh para murid. 05. Yesus memeluk seorang anak kecil sebagai ilustrasi untuk ajakan-Nya agar menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya (ay. 35-36).
Yesus mengambil anak sebagai ilustrasi bukan karena kelucuannya, senyumannya atau innocence-nya tetapi karena kerapuhannya, kelemahannya, ketidakberdayaannya serta ketergantungan total kepada orangtuanya. Kita sering marah dan mengusirnya karena terlalu ribut sehingga mengganggu ketenangan dan kekhidmatan dalam Perayaan Ekaristi. Anak kecil kurang dihargai dan diperhitungkan karena dianggap belum mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang memadai tentang hal ikhwal kehidupan ini. Dengan demikian anak kecil dipakai sebagai gambaran orang-orang yang dalam kehidupan sosial diremehkan, tidak dianggap penting. Tetapi Yesus menempatkannya di tengah-tengah para murid, di tengah-tengah Gereja (lih. ay. 36). Hal ini mengingatkan kita bahwa yang seharusnya berada di tengah-tengah Gereja, yang menjadi pusat perhatian dan pelayanan, yang menerima pelukan penuh kasih adalah yang lemah, miskin, terlantar, tertindas dan tidak berdaya.
05.
Kita menghargai dan menghormati orang karena prestasinya, kekayaannya, jabatannya dan bukan karena pribadi atau keberadaannya. Yesus mengubah paradigma itu. Orang menjadi besar karena kehadirannya dibutuhkan, diharapkan. Kehadirannya diharapkan karena hidupnya mampu memberikan keuntungan, manfaat dan memberikan sumbangan positif bagi kehidupan sesama. Melayani menjadi sebuah cara hidup agar kehadiran kita dibutuhkan, bernilai dan bermanfaat bagi orang lain. Untuk melayani tidak perlu gelar, tidak perlu menguasai banyak ilmu pengetahuan, tidak dibutuhkan prasyarat usia tertentu. Yang dibutuhkan hanyalah hati yang ikhlas, penuh kegembiraan, dan jiwa yang dipenuhi kasih, melihat pribadi dan dunia hanya dari sisinya yang baik. Menjadi pelayan itu sendiri adalah sebuah kebesaran.
06. Wayne Dyer, seorang penulis terkenal, mengisahkan pengalamannya yang mengesan dalam bukunya “You Will See It When You Believe It”: Dalam perjalanan pulang dari sebuah urusan bisnis, Wayne Dyer menunggu antrian taksi di bandara. Tidak lama kemudian, sebuah taksi hitam mengkilap muncul dan mendekatinya. Sangsopir pun keluar dengan berpakaian rapi, tersenyum dan menyapa ramah lalu membukakan pintu mobil baginya.Sopir itu kemudian memberi sebuah kartu identitas dan berkata, "Nama saya Wally. Sementara saya memasukkan barang bawaan ke bagasi, silakan membaca pernyataan misi saya yang tertulis di balik kartu identitas ini“. Dyer kemudian membaca kartu identitas tersebut dan di sebaliknya tertulis “Misi Wally: Mengantar pelanggan ke tempat tujuan dengan cepat, aman, murah dan nyaman.” Wayne Dyer sangat heran, terutama setelah ia melihat bagian dalam taksi yang sangat bersih dan harum.
Setelah duduk di belakang kemudi, Wally berkata, “Apakah Anda ingin kopi? Saya punya yang biasa, tanpa kafein”. Dyer menjawab “Tidak, saya ingin minuman ringan saja.” Wally berkata, “No problem. Saya punya pendingin dengan Coke biasa dan Diet Coke, air mineral, serta jus jeruk.” Dengan terkagum-kagum, Wayne Dyer berkata “Saya mau Diet Coke saja.” Setelah memberikan sebotol Diet Coke, Wally pun kembali menawarkan, “Jika Anda ingin membaca koran, saya punya The Wall Street Journal, Time, Sports Illustrated danUSA Today." Ketika taksi mulai berjalan, Wally kembali menawarkan radio mana yang ingin didengar. Danternyata masih ada lagi: Wally menanyakan apakah AC nya sudah pas atau belum. Selama perjalanan, Wayne Dyer pun penasaran. “Apakah kau selalu melayani pelanggan seperti ini, Wally?” tanya Dyer. “Baru di dua tahun terakhir ini”, jawab Wally “Sebelumnya, saya banyak mengeluh seperti kebanyakan sopir taksi. Suatu ketika secara tidak sengaja saya mendengar seorang motivator di sebuah stasiun radio yang mengatakan bahwaketika Anda bangun dan mengharap hal buruk terjadi, maka itu hampir pasti terjadi pada hari itu. Maka jangan memulai hari dengan rasa pesimis, mengeluh atau berpikiran negatif. Berhentilah mengeluh! Jangan menjadi bebek melainkan jadilah elang. Bebek hanya mengeluh dan tidak punya inisiatif, hanya mengikuti saja kemana yang lain pergi. Elang dengan gagah perkasa membubung tinggi di angkasa. Pernyataan itu memukul saya.Rasanya ia sedang membicarakan saya. Saya kemudian mengubah sikap dan bertekad memilih untuk menjadi elang. Saya mengamati taksi-taksi lain: mobilnya kotor, sopirnya tidak ramah, akibatnya pelanggan merasa tidak nyaman. Lalu saya memutuskan untuk membuat perubahan sedikit demi sedikit. Ketika pelanggan suka, saya meningkatkannya.”
“Apakah kau sudah merasakan manfaatnya” tanya Dyer. Dengan tersenyum Wally menjawab, "Di tahun pertama saya sebagai elang, penghasilan saya naik dua kali lipat. Tahun ini mungkin menjadi empat kali lipat. Anda beruntung bisa mendapatkan saya hari ini. Saya tak menunggu di pangkalan lagi. Pelanggan saya menelpon.Jika saya tak bisa menjemput mereka sendiri, saya meminta bantuan teman saya.”
Kisah Wally ini sangat inspiratif. Ia dicari dan dibutuhkan karena melayani dengan ikhlas dan penuh kegembiraan serta selalu memberi yang terbaik. Berkah Dalem.
3.
Kutipan Teks Misa:
“Dengan cara yang tidak lumrah, Maria menjadi 'Gerbang Keselamatan' bagi kita.” (Youcat Indonesia, No 84)
Antifon Pembuka (Mzm 55:23)
Serahkanlah bebanmu kepada Tuhan, maka Ia akan menopang Engkau. Tidak untuk selamanya dibiarkan-Nya orang benar goyah.
Doa Pembuka
Allah Bapa Mahakuasa, semoga Roh-Mu menguasai kami dan memberi kami keberanian menjadi abdi demi kebahagiaan sesama seturut teladan Yesus Putra-Mu, Tuhan, Pengantara kami. Amin.
Sengketa dan pertengkaran yang terjadi dalam dunia ini seringkali ditimbulkan oleh hawa nafsu yang dimiliki setiap orang. Untuk itu, setiap orang diundang untuk berdoa, supaya menjadi sahabat Allah. Sebab, persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah.
Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (4:1-10)
"Kalian berdoa, tetapi tidak menerima apa-apa, karena kalian salah berdoa."
Saudara-saudara terkasih, dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu. Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah. Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: "Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!" Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati! Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita. Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Serahkanlah bebanmu kepada Tuhan, maka Ia akan menopang Engkau.
Ayat. (Mzm 55:7-11a.23)
1. Pikirku, "Sekiranya aku diberi sayap seperti merpati, aku akan terbang dan mencari tempat tenang; aku akan lari jauh-jauh dan bermalam di padang gurun.
2. Aku akan segera mencari tempat perlindungan terhadap angin ribut dan badai." Bingungkanlah mereka, ya Tuhan, kacaukanlah perkataan mereka.
3. Sebab aku melihat kekerasan dan perbantahan di dalam kota! Siang malam mereka mengelilingi kota itu, berjalan di atas tembok-temboknya.
4. Serahkanlah bebanmu kepada Tuhan, maka Ia akan menopang engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang itu goyah.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (bdk Gal. 6:14)
Tiada yang kubanggakan, selain salib Tuhan. Karenanya dunia tersalib bagiku dan aku bagi dunia.
Di saat Yesus menceritakan proses kematian-Nya, para murid yang tidak mengerti penjelasan Yesus tersebut tidak mau bertanya. Mereka justru meributkan soal siapa yang terbesar di antara mereka.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:30-37)
"Barangsiapa ingin menjadi pertama, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya."
Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya melintasi Galilea. Yesus tidak mau hal itu diketahui orang, sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka, "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia. Tetapi tiga hari setelah dibunuh, Ia akan bangkit." Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada Yesus. Kemudian Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kapernaum. Ketika sudah berada di rumah Yesus bertanya kepada para murid itu, "Apa yang kalian perbincangkan tadi di jalan?" Tetapi mereka diam saja, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. Lalu Yesus duduk dan memanggil keduabelas murid itu. Kata-Nya kepada mereka, "Jika seorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan menjadi pelayan semuanya." Yesus lalu memanggil seorang anak kecil ke tengah-tengah mereka. Kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka, "Barangsiapa menerima seorang anak seperti ini demi nama-Ku, dia menerima Aku. Dan barangsiapa menerima Aku, sebenarnya bukan Aku yang mereka terima, melainkan Dia yang mengutus Aku."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Setiap orang pasti punya keinginan. Keinginan yang benar akan membawa kepada kebahagiaan. Sedangkan keinginan yang tidak benar akan membawa kepada penderitaan. Para murid ingin menjadi yang terbesar dalam lingkungan mereka. Yesus menyadarkan mereka bahwa yang terbesar adalah menjadi pelayan. Yesus sendiri sudah melayani mereka. Mari kita tumbuhkan keinginan untuk melayani Tuhan dan sesama. Kita saling menerima sesama agar menjadi besar di hadapan Allah.
Doa Malam
Allah Bapa sumber kehidupan, kami bersyukur karena mendapat kunjungan Roh Kudus, yang telah Kautus berkat Yesus, Putra-Mu. Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.
4.
MADAH HARIAN PAGI (Selasa, 22 Mei 2018)
Gelap berkurang, malam hampir hilang
Fajar gemilang menyebarkan terang.
Marilah kita memanjatkan doa
Kepada Bapa.
Semoga Bapa berbelas kasihan
Membimbing kita dalam pengabdian
Dan merestui karya darma bakti
Sepanjang hari.
Ya Bapa kami, sudilah kabulkan
Harapan hati yang kami ungkapkan
Secara tulus demi Yesus Kristus
Dalam Roh Kudus. Amin.
DOA
Allah yang mahakuasa, segala kebaikan dan setiap keindahan Kauciptakan dalam cinta kasih-Mu. Semoga kami memulai hari ini dengan sukacita dan mengisinya dengan usaha cinta kasih bagi-Mu dan bagi semua saudara kami. Demi Yesus Kristus, Putera-Mu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.
=====
*MASA-MASA SULIT*
Setiap orang – tanpa kecuali – pernah mengalami masa-masa sulit. Masa-masa, ketika seseorang tidak diterima dalam suatu komunitas atau masa-masa, tatkala bermasalah dengan pimpinan yang memegang tongkat komando atau mungkin masa-masa bermasalah dengan diri sendiri, atau dengan kerabat dan sahabat.
Yang lebih mengerikan lagi, saat tidak punya tempat untuk “mengaduh” atau “mengadu”. Orang berkata, “Aduh menderitanya aku” atau “Aduh, sulitnya hidupku ini”. Dan kata-kata “aduh” ini tidak ada yang mendengarkan. Seolah-olah, orang ini senada dengan yang dikatakan sastrawan Romawi Kuno – Cicero (106 – 43 seb. M), _“Lucem aspicere vix possum”_ – dengan susah payah aku (dapat) melihat cahaya. Tidak ada cahaya sedikit pun tatkala dalam masa-masa sulit. Padahal, meskipun dalam masa-masa sulit, orang merindukan _“Lux in tenebris”_ – cahaya dalam kegelapan (Yoh 1: 10).
Orang yang menghadapi masa-masa sulit, biasanya bermuram durja, seolah-olah tiada akan berakhir.
Namun kita harus yakin bahwa cepat atau lambat, masa-masa sulit itu pun akan berakhir. Bahkan kaisar Prancis – Napoleon Bonaparte (1769 – 1821) memberi nasihat seperti ini, _“Ubicumque felix”_ – Berbahagialah selalu. Ungkapan ini merupakan _motto_ sang kaisar saat menghadapi masa-masa sulit.
Lantas, tak jarang kita mengalami sendiri bahwa ketika menghadapi masa-masa sulit, kita sulit tersenyum. Dengan penuh keyakinan penyair Romawi Kuno – Virgilius (70 – 19 seb. M) pun berkata, _“Paulo maiora canamus”_ – mari bernyanyi untuk yang lebih besar. (MM).
E.
"MOM - MARY OUR MOTHER"
HOMILI PAUS FRANSISKUS
@ 21 Mei 2018 : "GEREJA, SEPERTI MARIA, ADALAH PEREMPUAN DAN IBU"
Bacaan Ekaristi :
Kej 3:9-15,20; Mzm 87:1-2,3,5,6-7; Yoh 19:25-34.
“Gereja bersifat feminin, Gereja adalah seorang ibu”. Ketika ciri ini tidak ada, Paus Fransiskus melanjutkan, Gereja hanya menyerupai "sebuah badan amal, atau sebuah tim sepak bola"; ketika ia menjadi "Gereja yang maskulin", ia secara menyedihkan menjadi "sebuah gereja jejaka tua", "tidak mampu mengasihi, tidak mampu menghasilkan buah".
Itulah permenungan yang ditawarkan oleh Paus Fransiskus dalam homilinya selama Misa harian Senin pagi 21 Mei 2018 di Casa Santa Marta, Vatikan. Pada hari itu Peringatan Santa Perawan Maria Bunda Gereja untuk pertama kalinya dirayakan sebagai peringatan wajib dan dirayakan setiap tahunnya pada hari Senin setelah Hari Raya Pentakosta.
Paus Fransiskus mengatakan bahwa dalam Injil, Maria selalu digambarkan sebagai "ibu Yesus", daripada "nyonya" atau "janda Yusuf" : keibuannya ditekankan di seluruh Injil, dimulai dengan Kabar Sukacita. Inilah keunggulan yang segera dicatat oleh para Bapa Gereja, sebuah keunggulan yang berlaku juga bagi Gereja.
Gereja bersifat feminin, karena ia adalah "gereja" dan "mempelai perempuan" [keduanya secara gramatikal bersifat feminin] : ia bersifat feminin. Dan Gereja adalah ibu; ia memberi kehidupan. Mempelai perempuan dan ibu. Dan para Bapa Gereja melangkah lebih jauh dan mengatakan bahwa jiwamu bahkan merupakan mempelai Kristus dan ibu. ”Dan dengan sikap yang berasal dari Maria, yang adalah Bunda Gereja inilah, dengan sikap inilah kita dapat memahami dimensi feminin Gereja ini, yang, ketika dimensi tersebut tidak ada, Gereja kehilangan jatidirinya dan menjadi sebuah badan amal atau sebuah tim sepak bola, atau apa pun, tetapi bukan Gereja.
Hanya Gereja yang feminin yang akan mampu memiliki “sikap yang bermanfaat”, sesuai dengan kehendak Allah, yang memilih “dilahirkan dari seorang perempuan untuk mengajari kita jalan perempuan.
Jalan penting yaitu Gereja adalah seorang perempuan, yang memiliki sikap seorang mempelai perempuan dan sikap seorang ibu ini. Ketika kita melupakan hal ini, Gereja merupakan Gereja yang maskulin. Tanpa dimensi ini, sayangnya Gereja menjadi gereja jejaka tua, yang hidup dalam keterasingan ini, tidak mampu mengasihi, tidak mampu menjadi bermanfaat. Tanpa perempuan itu, Gereja tidak maju — karena ia adalah seorang perempuan. Dan sikap perempuan ini berasal dari Maria, karena Yesus menghendakinya demikian.
Keutamaan yang terutama membedakan seorang perempuan, kata Paus Fransiskus, adalah kelembutan, seperti kelembutan Maria, ketika ia "melahirkan Putra sulungnya dan membungkus-Nya dengan pakaian lampin, serta meletakkan-Nya di palungan". Maria merawat-Nya, dengan kelemahlembutan dan kerendahan hati, yang merupakan keutamaan besar bagi para ibu.
Sebuah Gereja yang adalah seorang ibu berjalan di sepanjang jalan kelembutan. Gereja mengenal bahasa kebijaksanaan seperti belaian, keheningan, tatapan yang mengenal belas kasih, yang mengenal tanpa bersuara. Gereja juga adalah jiwa, pribadi yang menghayati cara ini dengan menjadi anggota Gereja, mengenal bahwa dirinya adalah [seperti] seorang ibu [dan] harus mengikuti jalan yang sama: pribadi [yang] lemah lembut, penuh kasih sayang, tersenyum, penuh cinta.

Senin, 21 Mei 2018



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Senin, 21 Mei 2018
Hari Biasa Pekan VII
Yakobus (3:13-18)
(Mzm 19:8.9.10.15)
Markus (9:14-29)
“Anima Christi - Jiwa Kristus.”
Inilah salah satu doa yang konon menjadi sebuah doa favorit St Ignatius Loyola dan kadang kita doakan setelah penerimaan komuni.
Seperti yang saya tulis dalam buku “HERSTORY” (RJK. Kanisius), doa yang membuat kita menghadirkan jiwa Kristus bisa berarti “Dikuatkan Oleh Allah,” karena bukankah pada kenyataannya, kita kerap merasa lemah: lemah iman, lemah semangat, lemah harapan dan lain sebagainya?
Walaupun kadang ada yang berkata, “Baik jika tanganmu kau lipat untuk berdoa, tetapi lebih baik lagi jika tanganmu kau buka untuk memberi,” doa tetap mendapatkan aktualitasnya karena doa mempunyai kekuatan yang luar biasa untuk mengusir dan mengalahkan roh jahat.
Bahkan ada jenis roh jahat tertentu, seperti yang merasuki seorang anak yang dikisahkan dalam Injil hari ini, yang hanya bisa diusir dengan doa (Mrk 9:29).
Dalam The Seven Different Types of Prayer, Soren Kiekegard bahkan mengatakan, “jika aku seorang ahli kejiwaan dan jika aku diijinkan untuk membuatkan resep bagi semua orang yang sakit di dunia, maka aku akan memberi resep mereka supaya mengusahakan keheningan dalam hidup mereka, dan keheningan itu bisa dicapai dalam hidup doa”.
St.Vincent Ferrer (1350 – 1419) juga pernah membuat sebuah perumpamaan: setiap burung melakukan empat hal dalam sehari: ia bersiul, terbang, lalu mandi dan makan.
Kita juga bisa belajar dari burung:
Pertama kali, pada pagi hari kita diajak ‘bersiul’ (berdoa/memuji Tuhan) sebelum ‘terbang’ meninggalkan rumah. Setelah terbang, kita diajak ‘mandi’: membersihkan diri dengan bertobat dan mengikuti misa. Terakhir, kita diajak untuk ‘makan’, caranya dengan berdoa lagi sebagai santapan rohani. Dengan kata lain; kita diajak membuka dan menutup hari dengan doa.
Jelaslah bahwa doa adalah intimitas cum Deo, relasi hangat dengan Allah, dengan tiga ciri khasnya, al:
1. Doa itu “berbuah” kebenaran.
Universitas Harvard mempunyai logo: “Veritas”: (Kebenaran, Truth). Menurut Rektor Harvard pertama, Henry Dunster, Veritas bisa dikenali dan didapat lewat hidup doa karena setiap kali kita berdoa, jika doa ini sungguh tulus, akan terjadi suatu perasaaan dan makna baru di dalamnya. Itu akan memberi kita keberanian yang menyegarkan, dan kita akan memahaminya sebagai sebuah kebenaran.”
Ya, doa membuat hidup kita lebih benar-benar “BENAR”, yang dalam bahasa teologi disebut “mistik”(Yun:‘ustikos’, rahasia-misterion) yang datang sebagai karunia sekaligus juga karisma karena doa bukan sekedar fenomen psikologis/emosi belaka.
2. Doa itu “berpola” salib/kayu palang.
Relasi doa itu tidak hanya “aku dan Tuhan” (vertikal), tetapi juga “aku dan sesama” (horisontal) juga.
Artinya, pelbagai doa apapun, betapapun bagusnya kata dan indahnya nuansa, jika tidak bermuara dalam relasi dengan sesama, menjadi hambar dan mungkin malah kehilangan nilainya: Tak ada gunanya kita berdoa "ampunilah aku Tuhan" tapi kita tak mau mengampuni orang lain. Atau 'berilah kami rejeki", sementara kita sendiri tidak pernah mau memberi. Karena itu Matius menuliskan sebuah pesan Yesus: "jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu akan mengampuni kamu juga. Jika tidak, Bapamu juga tidak akan mengampunimu juga.”
Jadi doa mesti bermuara ke dalam hidup kita, mesti diwujudkan dalam hidup bersama orang lain. Sebaliknya, doa akan menjadi penuh makna, jika diangkat dari hidup nyata: "Jangan minta, jika tidak pernah rela memberi!"
Itulah sebabnya, semakin kita berinteraksi dengan sesama, kita tak akan berdoa bertele-tele.
Doa akan mengangkat pengalaman hidup nyata dan sebaliknya, kita akan hidup lebih kaya makna dari inspirasi doa-doa kita.
3. Doa itu “bernada dasar” C/cinta.
Seperti cinta, doa adalah napas kehidupan umat beriman. Tanpa napas, kita tak mungkin terus hidup, bukan?
Maka semua usaha, pekerjaan, rencana dan perjuangan tanpa disertai doa yang berdasarkan cinta, tidak akan memiliki jiwa yang kuat.
Benarlah kalau orang mengatakan bahwa doa yang penuh cinta akan membersihkan hati dan membuat kita lebih berpeduli pada orang lain, bahkan orang yang membenci dan merusaka nama baik atau masa depan kita, karena doa juga terkait-erat dengan sensualitas (sensuum: indera).
Sepenggal contoh: St. Fransiskus Asisi berdoa sambil berjalan, bernyanyi, menari di tengah alam. Lewat pengalaman doanya yang “sensual”, ia merintis adanya doa “Jadikan Aku Pembawa Damai” dan tradisi “Goa Natal” untuk pertama kalinya.
Menurut Y. Hutchinson, “jika kita tak dapat berdoa baik, mungkin kita kurang “sensual”, karena bukankah buah doa adalah membuat indera kita lebih “sensual” (peka dan tajam merasakan) sehingga bisa lebih punya hati dan pikiran positif (positive vibration)?
Selamat berdoa, karena bukankah Yesus sendiri pernah berkata: “Omnis enim qui petit accipit, et qui quaerit invenit, et pulsanti aperietur, ‘Setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan (Luk 11:10).
“Masuk goa di Jayawijaya -
Rajin berdoa membuat iman smakin berjaya.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
Kutipan Teks Misa:
“Dalam rahim Maria, jiwa harus dilahirkan kembali seturut rupa Yesus Kristus.” (St. Maksimilianus Maria Kolbe)
Antifon Pembuka (Mzm 19:15)
Semoga Engkau berkenan akan ucapan mulutku, dan akan renungan hatiku di hadapan-Mu, ya Tuhan, gunung batu dan penebusku.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang Mahabijaksana, ajarilah kami dengan hikmat-Mu agar dalam cara hidup kami bersama dengan orang lain tidak mementingkan diri sendiri, iri hati dan memegahkan diri. Sebaliknya, dengan penuh kasih kami menyatakan kebenaran yang berbuah dalam hidup rukun dan damai. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Orang yang bijak dan berbudi akan tampak dalam pola hidupnya yang baik dan lemah lembut. Sebaliknya, orang yang memiliki iri hati, egois dan sombong justru melawan kebenaran dan bisa menimbulkan kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.
Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (3:13-18)
"Jika kalian puas dalam hati, janganlah membanggakan diri."
Saudara-saudara terkasih, siapakah di antara kalian yang bijak dan berbudi? Baiklah ia menyatakan perbuatannya dengan cara hidup yang baik dan lewat hikmat yang lahir dari kelemah-lembutan. Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran! Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu manusia dan dari setan-setan. Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri, di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. Tetapi hikmat yang dari atas itu pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buahan yang baik; tidak memihak dan tidak munafik. Dan buah yang terdiri dari kebenaran itu ditaburkan dalam damai untuk mereka yang mengadakan damai.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 853
Ref. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah Roh dan kehidupan.
Ayat. (Mzm 19:8.9.10.15)
1. Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh, memberikan hikmat kepada orang bersahaja.
2. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati; perintah Tuhan itu murni, membuat mata ceria.
3. Takut akan Tuhan itu suci, tetap untuk selama-lamanya; hukum-hukum Tuhan itu benar, adil selalu.
4. Mudah-mudahan Engkau sudi mendengarkan ucapan mulutku, dan berkenan akan renungan hatiku, ya Tuhan, Gunung Batu dan Penebusku!
Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, allleluya. Alleluya, alleluya.
Setelah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (2Tim 1:10b)
Yesus Kristus, Penebus kita, telah membinasakan maut, dan menerangi hidup dengan Injil.
Ketidakpercayaan para rasul membuat mereka tidak mampu mengusir roh jahat dalam diri seorang anak. Yesus geram akan ketidakpercayaan mereka ini. Akibatnya, para rasul menjadi jauh dari Allah. Namun, melalui doa dan puasa, relasi dengan Allah bisa dipulihkan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (9:14-29)
"Aku percaya, ya Tuhan! Tolonglah aku yang kurang percaya ini."
Pada suatu hari Yesus bersama Petrus, Yakobus dan Yohanes, turun dari gunung, lalu kembali pada murid-murid lain. Mereka melihat orang banyak mengerumuni para murid itu, dan beberapa ahli Taurat sedang mempersoalkan sesuatu dengan mereka. Ketika melihat Yesus, orang banyak itu tercengang-cengang semua, dan bergegas menyambut Dia. Yesus lalu bertanya kepada mereka, “Apa yang kamu persoalkan dengan mereka?” Kata seorang dari orang banyak itu, “Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu karena ia kerasukan roh yang membisukan dia. Setiap kali roh itu menyerang, anakku dibantingnya ke tanah. Lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan, dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah minta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat.” Maka kata Yesus kepada mereka, “Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu?” Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!” Lalu mereka membawanya kepada Yesus. Dan ketika roh itu melihat Yesus, anak itu segera digoncang-goncangnya; dan anak itu terpelanting di tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa. Kemudian Yesus bertanya kepada ayah anak itu, “Sudah berapa lama ia mengalami ini?” Jawabnya, “Sejak masa kecilnya! Seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api atau pun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu, jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami.” Jawab Yesus, “Katamu, ‘jika Engkau dapat?’ Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!” Segera ayah anak itu berteriak, “Aku percaya! Tolonglah aku yang kurang percaya ini!” Ketika melihat makin banyak orang yang datang berkerumun, Yesus menegur roh jahat itu dengan keras, kata-Nya, “Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau: Keluarlah dari anak ini, dan jangan memasukinya lagi!” Lalu keluarlah roh itu sambil berteriak dan menggoncang-goncangkan anak itu dengan hebatnya. Anak itu kelihatannya seperti orang mati, sehingga banyak orang mengatakan, “Ia sudah mati.” Tetapi Yesus memegang tangannya dan membangunkannya, lalu ia bangkit berdiri. Ketika Yesus sudah di rumah, dan murid-murid-Nya sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka, “Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?” Jawab Yesus, “Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Doa orang benar itu sungguh besar kuasanya. Doa yang benar itu disertai sikap hati yang murni, pendamai, peramah, penuh belas kasih dan cinta damai. Yesus menyadarkan para murid untuk menyembuhkan penyakit dengan kekuatan doa. Artinya, para murid harus tetap mengandalkan kekuatan Allah. Allah menjadi dasar dan sumber kekuatan hidup kita. Sedangkan sikap egois, iri, dengki, dan sombong akan menghalangi doa. Mari kita terus berdoa agar Allah memurnikan hidup kita, terlebih agar kita makin bertumbuh dalam hidup doa, dan menghadapi si kuasa jahat dengan kuasa doa.
Doa Malam
Allah Bapa Mahakudus, singkirkanlah segala kuasa kejahatan dari dunia ini dan nyalakanlah api daya kehidupan yang telah disulut oleh Yesus Putra-Mu demi keselamatan semua orang. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
===
Berdamailah dengan dirimu sendiri dulu, kemudian surga dan bumi akan damai bersamamu....
“Datanglah, oh Roh Kudus! Terangilah pikiranku untuk mengetahui perintahmu; kuatkan hatiku melawan jerat musuh; kobarkan keinginanku... Aku telah mendengar suaramu, dan aku tidak ingin mengeraskan diriku dan menolak, berkata ‘Nanti saja..., besok.’ Nunc coepi! Sekarang aku mulai! Kalau-kalau tidak ada hari esok bagiku.” — St. Josemaria Escriva
“Come, O Holy Spirit! Enlighten my mind to know your commands; strengthen my heart against the snares of the enemy; inflame my will… I have heard your voice, and I don’t want to harden myself and resist, saying ‘Later…, tomorrow.’ Nunc coepi! Now I begin! In case there is no tomorrow for me.” — St. Josemaria Escriva
----------------


HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Senin 21 Mei 2018
PW.Santa Perawan Maria Bunda Gereja
(Mater Ecclesiae)
(Kej 3:9-15, 20) / (Kis 1:12-14)
(Mzm 87:1-2,3 dan 5,6-7 Refren : 87:3)
(Yoh 19:25-34)
"Compassionate motherhood - Keibuan yang rahim/berbelaskasih."
Inilah sebuah keutamaan ilahi yang diwartakan Tuhan bersama Bunda Maria, Sang Bunda Gereja, ketika kita dihadapkan pada aneka "HTAG"-"Hambatan Tantangan Ancaman Gangguan" dengan salib kehidupan kita masing masing.
Di tengah hiruk-pikuk "HTAG" dan salib kehidupan kita masing masing, Tuhan selalu memberikan "compasssionate"-nya bersama Bunda Maria asal kita tetap bertahan dalam segala perbuatan baik, bertahan untuk tetap menjadi baik kendati ada banyak yang tidak baik. Tuhan berjanji untuk selalu hadir dan memberikan jaminan keselamatan (tidak sehelai rambut kita akan hilang) bahkan berkenan memberikan IbuNYA untuk kita.
Bersama teladan Bunda Maria, Sang Bunda Gereja, adapun 3 hal dasar yang dibutuhkan supaya kita juga ber-"impact" dan ber-"effect", sebagai orang yang berdaya tahan dan ber-"compassionate motherhood", antara lain:
1. Caring.
Inilah sebuah tindakan kasih, penuh perHATIan dan cinta kasih. Adapun dalam bahasa Yunani, ada 3 arti "caring" yang penuh kasih: Eros-Filia dan Agape, dan kita diajak "next level", naik tingkat dengan mempunyai "caring" yang ber-"agape", sebuah cinta tak bersyarat, unconditional love dan terarah kepada Tuhan.
2. Bearing.
Inilah sebuah tindakan nyata yang mau saling menanggung. Inilah sebuah dasar solidaritas ketika kita peka pada orang yang berbeban dan tergerak/bergerak untuk meringankannya karna benarlah kita memberi bukan karna kita sudah kaya tapi karna kita tahu apa rasanya saat kita tidak punya.
3. Sharing.
Inilah yang menjasi dasar untuk berbagi "HIK ": Harapan-Iman dan Kasih. Paus Fransiskus sendiri mengatakan: "Pergilah dan berbagilah sampai ke pinggiran2 (entah secara geografis, piskologis, sosiologis)".
Dengan kata lain:
Kita diajak berbagi berkat kepada yang terpinggirkan, seperti single parent, anak jalanan, korban hiv/narkoba, orang miskin, gelandangan, narapidana, orang sakit dll.
Inilah sebuah usaha "AI", "Apreciative Inquiry", ketika kita belajar untuk hidup dalam suasana saling berbagi penghargaan positif karna sama2 memiliki sebuah "dream dan design" tentang langit dan bumi baru yang lebih baik.
"Burung tekukur di Taman Ria - Kita bersyukur punya Bunda Maria."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
PERINGATAN WAJIB SANTA PERAWAN MARIA BUNDA GEREJA 21 Mei 2018
Pada tanggal 11 Februari 2018 bertepatan dengan peringatan Santa Perawan Maria dari Lourdes, Kongregasi Ibadat Ilahi dan Tertib Sakramen mengeluarkan dekrit tentang perayaan Santa Perawan Maria Bunda Gereja dalam kalender liturgi Gereja : Perayaan Santa Perawan Maria Bunda Gereja ditingkatkan menjadi peringatan wajib dan dirayakan pada hari Senin sesudah Hari Raya Pentakosta (untuk tahun 2018 ini, jatuh pada tanggal 21 Mei).
Barangkali banyak umat Katolik belum mengetahui bahwa hari Senin sesudah Minggu Pantekosta adalah peringatan Perawan Maria sebagai Bunda Gereja. Hal ini wajar karena hari ini adalah kali pertama Perawan Maria diperingati sbg Bunda Gereja.
Dalam Konsili Vatikan Kedua, Paus Paulus VI secara resmi menganugerahkan gelar 'Bunda Gereja' pada Santa Perawan Maria tapi tidak diperingati secara wajib. Baru pada tahun 11 Februari 2018, pada kesempatan 160 tahun penampakan Maria di Lourdes, Paus Fransiskus mengeluarkan dekrit yang menetapkan hari Senin sesudah Minggu Hari Raya Pentakosta sebagai peringatan wajib untuk menghormati Perawan Maria sebagi Bunda Gereja (Mariae Virginis, Ecclesiae Matris).
Dengan peringatan ini, Paus Fransiskus ingin mendorong pertumbuhan rasa keibuan Gereja dalam diri para pastor, kaum religious dan umat beriman, serta pertumbuhan rasa hormat yang sejati kepada Bunda Maria.
Gagasan tentang Maria sebagai Bunda Gereja berkaitan dengan fakta bahwa Maria adalah Bunda Yesus yang tubuhnya adalah Gereja dan dengan demikian hubungan dengan Maria sebagai Bunda Gereja mudah dipahami.
Bacaan I dari Kitab Kejadian mengingatkan kita tentang bagaimana dosa masuk ke dalam dunia melalui leluhur kita manusia pertama. Karena dosa mereka, Adam dan Hawa diusir dari taman Firdaus dan suatu rintangan ditempatkan antara manusia dan Allah. St. Maria berdiri sebagai sosok yang kontras dengan Adam dan Hawa dan karena itu sering dianggap sebagai Hawa baru, sebagai wanita yang membawa ke dalam dunia, Dia yang membaharui kehidupan kekal kepada kita.
Dalam bacaan Injil, Yohanes menampilkan adegan menyedihkan di Kalvari dimana Bunda Maria menyaksikan kematian Puteranya. Bahkan di saat penderitaan dan kematian, Yesus ingat akan bundaNya dan menyerahkannya kepada pemeliharaan satu dari keduabelas muridNya dengan perintah bahwa Bunda Maria sekarang menjadi bundanya. Murid itu mewakili kita semua dan kita juga diberitahu bahwa Maria adalah ibu kita dan kita memandang dan menghadapnya untuk penghiburan, bimbingan dan dukungan seperti yang kita lakukan kepada wanita yang melahirkan kita.
“Bapa Surgawi, Engkau menawarkan kepada kami kasih karunia, belas kasihan, dan pengampunan yang berlimpah melalui PutraMu, Tuhan kami Yesus Kristus. Tolonglah kami menjalani kehidupan yang dipenuhi rahmat seperti yang dilakukan St. Maria dengan mempercayai janji-janjiMu dan dengan menjawab "ya" tanpa pengecualian pada kehendak dan rencanaMu untuk hidup kami."
A.
BACAAN PERTAMA
Pilihan 1
Bunda Semua Yang Hidup
Bacaan dari Kitab Kejadian (Kej 3:9-15, 20)
Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?" Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi." Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?" Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan." Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan." Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu. Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.
Pilihan 2
Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama dengan Maria, Bunda Yesus
Bacaan dari Kisah Para Rasul (Kis 1:12-14)
Maka kembalilah rasul-rasul itu ke Yerusalem dari bukit yang disebut Bukit Zaitun, yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya dari Yerusalem. Setelah mereka tiba di kota, naiklah mereka ke ruang atas, tempat mereka menumpang. Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes, Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin Alfeus, dan Simon orang Zelot dan Yudas bin Yakobus. Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.
B.
MAZMUR TANGGAPAN
(Mzm 87:1-2,3 dan 5,6-7 Refren : 87:3)
Refren : Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau, ya kota Allah.
Di gunung-gunung yang kudus ada kota yang dibangunkan-Nya:
TUHAN lebih mencintai pintu-pintu gerbang Sion dari pada segala tempat kediaman Yakub.
Refren : Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau, ya kota Allah.
Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau, ya kota Allah.
Tetapi tentang Sion dikatakan: "Seorang demi seorang dilahirkan di dalamnya," dan Dia, Yang Mahatinggi, menegakkannya.
Refren : Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau, ya kota Allah.
TUHAN menghitung pada waktu mencatat bangsa-bangsa: "Ini dilahirkan di sana."
Dan orang menyanyi-nyanyi sambil menari beramai-ramai: "Segala mata airku ada di dalammu."
Refren : Hal-hal yang mulia dikatakan tentang engkau, ya kota Allah.
C.
ALLELUIA
Refren : Alleluia, alleluia.
Wahai Perawan yang bergembira, engkau melahirkan Tuhan;
Wahai Bunda Gereja yang yang berbahagia,
Engkau menghangatkan hati kami dengan Roh Putra-Mu Yesus Kristus.
Refren : Alleluia, alleluia.
D.
BACAAN INJIL
Ibu, inilah, putramu!
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (Yoh 19:25-34)
Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya. Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia -- supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci --: "Aku haus!" Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib -- sebab Sabat itu adalah hari yang besar -- maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.

Minggu, 20 Mei 2018



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Minggu, 20 Mei 2018
Hari Raya Pentakosta
Kisah Para Rasul (2:1-11)
(Mzm 104:1.24.29-30.31.34; Ul: 30)
Galatia (5:16-25)
Yohanes (15:26-27; 16:12-15)
"Venite - Datanglah!"
Inilah harapan iman Gereja ketika merayakan HUTnya pada HR Pentakosta hari ini ketika Tuhan memberikan Roh Kudus kepada kita.
Mengacu pada bacaan khas masa Pentakosta, adapun 3 kalimat inti yang kerap diberikan Yesus kepada para murid yang ketakutan dan tinggal di rumah dengan pintu-pintu yang terkunci rapat, antara lain:
1."Damai bagimu": Pendamaian.
Ia selalu memberikan kedamaian sejati yang mengubah ketakutan menjadi keberanian. Ia selalu menjadi Allah yang hadir dan bersolider di tengah mereka yang tidak mengalami damai, yang "takut dan kecut" karena pelbagai prahara dan gelora dunia ini.
2."Aku mengutus kamu": Perutusan. BersamaNya, kita diajak menjadi "co-creator", menciptakan bumi dan langit baru bersama semua orang yang berkehendak baik, yang penuh ketulusan dan kebaikan bagi sesama dan semesta.
3.“Terimalah Roh Kudus": Peneguhan.
Disinilah, Ia memberikan peneguhan untuk kita masing-masing. Ia memberikan hadiah iman berupa Roh Kudus yang hadir sebagai Roh Pemersatu.
Karena Roh Kudus-lah, para rasul dapat mempersatukan banyak orang yang berkumpul dari berbagai macam budaya dan bahasa karena mereka masing-masing dapat mengerti apa yang dikatakan para rasul (bac 1). Berkat Roh Kudus pula, semua orang dipersatukan dalam Kristus sebagai satu tubuh dengan menghasilkan pelbagai buah roh (bac II).
Dan berkat pencurahan Roh Kudus pula, para rasul diberi kuasa untuk mengampuni dosa, yang dengan pengampunan itu orang berdosa yang telah memisahkan diri dari Tuhan kembali dipersatukan dan diperdamaikan dengan Tuhan dan sesama.
Bagaimana dengan kita sendiri?
"Buah tomat ada di Carita - Selamat berhari Pentakosta."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
"Veni Creator Spiritus – Datanglah ya Roh Pencipta"
Berhembuslah dalam diriku, ya Roh Kudus,
agar segala pikiranku kudus.
Bertindaklah dalam diriku, ya Roh Kudus,
agar karyaku juga kudus.
Tariklah hatiku, ya Roh Kudus,
agar aku mencintai hanya yang kudus.
Teguhkanlah aku, ya Roh Kudus,
agar aku memperjuangkan segala yang kudus.
Peliharalah aku, ya Roh Kudus,
agar aku senantiasa kudus. Amin.
"Veni Creator Spiritus - Datanglah ya Roh Pencipta" adalah salah satu judul lagu yang banyak dinyanyikan dalam HR Pentakosta.
Yah, Roh Kudus sendiri datang sebagai roh yang menciptakan "spirit/semangat hidup" untuk:
- semakin beriman kepada Yesus (Kis 2:14.21-22),
- semakin berani bersaksi tentang Yesus (Kis 2:23-24),
- semakin mengajak orang untuk bertobat dan mendekat kepada Yesus (Kis 2:28-40),
- semakin giat mewujudkan persekutuan hidup bersama dalam Yesus (Kis 2:41-43.46)
- semakin mengembangkan solidaritas dan pelayanan kasih bersama Yesus (Kis 2:44-45).
Yah, Roh Kudus adalah hadiah untuk kita pada hari Pentakosta, hari “kelima puluh” sesudah Paskah.
Pada masa Perjanjian Lama, pada hari itu dirayakan pesta syukur atas hasil panen. Bagi orang Kristiani, Pentakosta adalah pesta peringatan turunnya Roh Kudus atas para rasul di Yerusalem pada hari kelima puluh sesudah kebangkitan Yesus.
Dalam tradisi Gereja, HR Pentakosta juga disebut sebagai Hari Ulang Tahunnya Gereja karena pada hari inilah Roh Kudus melahirkan Gereja, Ia dicurahkan kepada Gereja dalam segala bangsa dan bahasa.
Adapun empat sikap baik yang bisa diciptakan Roh Kudus dalam Hari Ulang Tahun Gereja ini, al:
1. U- tuhkan hidup:
Dalam kalendarium Gereja, Pentakosta termasuk hari raya besar. Warna liturgi adalah merah untuk memperingati lidah-lidah api yang disebut dalam Kis 2 : 2 - 13 sebagai lambang Roh Kudus yang menganugerahkan kharisma untuk mewartakan Injil kepada semua bangsa.
Kharisma sendiri sebenarnya berarti: karunia / anugerah Roh Kudus, yang merupakan suatu rahmat istimewa yang menonjol pada diri seorang yang memilikinya. Kharisma bukan pameran rahmat, melainkan diberikan oleh Tuhan demi pembangunan / pengembangan Gereja/1 Kor 12:7. Singkatnya, kharisma diberikan sebagai anugerah khusus untuk menjalankan suatu tugas dengan baik di dalam Gereja / jemaat, Paulus menyebut beberapa kharisma, antara lain: karunia melayani, mengajar, memberi nasehat, membagikan derma, bahasa roh, penyembuhan.
Disinilah, Roh Kudus ajak kita bersyukur karena Allah selalu menyertai kita
2. LANG- kahkan cinta:
Kita diberikan hidup dan kuasa karya Roh Kudus, di mana Kristus dalam RohNya itu meraja di dalam hidup kita.
Maka, di sanalah akan terjadi perubahan dan pembaharuan dalam hidup bersama sebagai suatu persekutuan umat Allah dalam Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik.
Roh Kudus pula memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran, yaitu mengajarkan kita bagaimana seharusnya kita hidup dan melaksanakan kehendak Bapa di surga. Disinilah, Roh Kudus juga ajak kita untuk mau berbagi rahmat dan karunia yang telah kita terima dari Gereja.
3. TA- bahkan hati:
Salah satu buah Roh Kudus adalah bahwa kita diajak untuk bersabar dalam segala pergulatan dan masalah kehidupan. Yakni, agar kita mampu mengatasi segala problematika hidup (ketika berhadapan dengan diri sendiri, sesama, dan Tuhan, atau ketika sakit-sehat, untung-malang, gagal-berhasil, dll) dalam tuntunan Roh Kudus.
Dan lebih dari itu, sebagai manusia yang terdiri dari “daging” dan “roh”, kita mohon agar kita lebih kuat hidup menurut Roh dan berbuah Roh dalam hidup keseharian ; kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Gal 5 : 22 - 23a).
4. HUN- jukkan doa:
Hari Raya Pentakosta mengingatkan kita akan turunnya Roh Kudus yang dijanjikan Yesus atas Gereja yang masih muda, yaitu atas para murid bersama Bunda Maria, yang dengan tekun, sehati dalam doa bersama menantikan kedatangan-Nya, sesudah la naik ke surga.
Ketika tiba hari Pentakosta itu, turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah di mana mereka duduk. Lalu tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus.
Dengan sapta karunia Roh Kudus, kita diharapkan semakin beriman di tengah zaman dan hidup harian.
Yang pasti, semoga dengan adanya HR Pentakosta ini, kita semakin dicurahkan Roh Kudus sehingga selalu terbiasa untuk “bersyukur-berbagi-bersabar-beriman” dalam suka duka dan gulat geliat hidup kita masing-masing.
"Ada rahmat di pantai Kuta - Selamat ber-Hari Raya Pentakosta."
B.
Datanglah, ya Roh Kudus, penuhilah
hati umatmu
dan nyalakanlah di dalamnya api
cinta-Mu
Utuslah Roh-Mu maka segala sesuatu
akan diciptakan lagi
Dan Engkau akan membaharui muka bumi
Marilah berdoa:
Ya Allah, Engkau telah mengajar hati umat-Mu
dengan terang Roh Kudus. Berilah
supaya dalam Roh yang sama ini kami
senantiasa berpikir benar dab
bijaksana, serta selalu gembira karena
lipurann-Nya
Demi Kristus, Tuhan kami
C.
Kutipan Teks Misa:
Tuhan berjanji akan mengutus Roh Kudus untuk membuat kita siap bagi rencana Allah. Sebab, seperti tepung kering tidak dapat melekat menjadi adonan, apalagi menjadi roti, tanpa sesuatu yang cair, begitu pula kita, karena banyak, tidak dapat menjadi satu dalam Kristus Yesus tanpa air yang datang dari surga (bdk. Yoh 7:38-39). Dan seperti tanah kering tidak dapat menghasilkan buah tanpa diberi air, begitu pula kita, yang semula adalah kayu kering, tidak akan dapat menghasilkan buah kehidupan tanpa hujan dari surga turun atas kemauan-kemauan kita. (St. Ireneus, Sumber: Bacaan Ofisi Hari Raya Paskah)
"Ke-50 hari (Masa Paskah) ditutup dengan Minggu Pentakosta, hari perayaan kedatangan Roh Kudus pada para Rasul, asal-usul Gereja dan awal perutusannya kepada manusia segala bahasa, rakyat dan bangsa. Dianjurkan untuk memperpanjang Misa petang sebelumnya menjadi tirakatan; tetapi tidak diarahkan kepada baptis, seperti pada malam Paskah, melainkan lebih pada doa tak kunjung henti, menurut teladan para Rasul, dan murid, yang 'rukun bertekun dalam doa bersama Maria, Ibu Yesus' dan menantikan Roh Kudus" (Kongregasi Ibadat Ilahi, Perayaan Paskah dan Persiapannya, 1 Januari 1988, No. 107)
Antifon Pembuka (lih. Keb 1:7)
Roh Tuhan memenuhi seluruh dunia. Dialah yang menyatukan segala sesuatu dan memahami setiap tutur bahasa. Alleluya.
The Spirit of the Lord has filled the whole world and that which contains all things understands what is said, alleluia.
atau
Spiritus Domini replevit orbem terrarum, alleluia: et hoc quod continet omnia, scientiam habet vocis, alleluia, alleluia, alleluia.
Mzm. Exsurgat Deus, et dissipentur inimici eius: et fugiant, qui oderunt eum, a facie eius.
Doa Pembuka
Allah Bapa kami yang mahaagung dan kekal, berkat misteri Pentakosta Engkau menguduskan Gereja-Mu di antara para bangsa dengan segala bahasa. Sebarluaskanlah anugerah Roh Kudus ke seluruh dunia. Ulangilah mukjizat Pentakosta: sentuhlah dengan Roh-Mu hati umat beriman, seperti yang Kau lakukan pada awal pewartaan Injil. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (2:1-11)
"Mereka dipenuhi Roh Kudus dan mulai berbicara."
Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: "Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita: kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 828
Ref. Utuslah Roh-Mu ya Tuhan dan jadi baru seluruh bumi.
Ayat. (Mzm 104:1.24.29-30.31.34; Ul: 30)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan, Allahku, Engkau sangat besar! Betapa banyak perbuatan-Mu, ya Tuhan, sekaliannya Kaujadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu.
2. Biarlah kemuliaan Tuhan tetap untuk selama-lamanya, biarlah Tuhan bersukacita karena perbuatan-perbuatan-Nya! Biarlah renunganku manis kedengaran kepada-Nya! Aku hendak bersukacita karena Tuhan.
3. Apabila Engkau menyembunyikan wajah-Mu, mereka terkejut; apabila Engkau mengambil roh mereka, mereka mati binasa dan kembali menjadi debu. Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di
Galatia (5:16-25)
"Buah-buah Roh."
Saudara-saudara, hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh, dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging karena keduanya bertentangan sehingga setiap kali kamu tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. Tetapi kalau kamu membiarkan diri dipimpin oleh Roh, kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat. Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, percekcokan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah dan kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kamu kuperingatkan seperti yang telah kulakukan dahulu bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Sebaliknya buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, sikap lemah lembut dan penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Madah Pentakosta (Sekuensia) PS 569
(Veni Sancte Spiritus)
1. Veni, Sancte Spiritus et emitte caelitus lucis tuae radium.
2. Veni, pater pauperum, veni, dator munerum, veni, lumen cordium.
3. Consolator optime, dulcis hospes animae, dulce refrigerium.
4. In labore requies, in aestu temperies, in fletu solatium.
5. O lux beatissima, reple cordis intima tuorum fidelium.
6. Sine tuo numine, nihil est in homine, nihil est innoxium.
7. Lava quod est sordidum, riga quod est aridum, sana quod est saucium.
8. Flecte quod est rigidum, fove quod est frigidum, rege quod est devium.
9. Da tuis fidelibus, in te confidentibus, sacrum septenarium.
10. Da virtutis meritum, da salutis exitum, da perenne gaudium. Amen.
atau
1. Ya Roh Kudus, datanglah dari surga sinarkan pancaran cahaya-Mu.
2. Suluh hati, datanglah, Bapa kaum yang lemah, pemberi anugerah.
3. Kau penghibur ulungku, 'Kau sahabat jiwaku, penyejukku yang lembut.
4. Kausegarkan yang lelah, Kautenangkan yang resah; Kau melipur yang sendu.
5. O Cahaya yang cerah, datang dan penuhilah hati kaum beriman.
6. Tanpa kekuasaan-Mu, hampa daya umat-Mu; hanya noda adanya.
7. Yang cemar bersihkanlah, yang kersang siramilah, yang terluka pulihkanlah.
8. Yang keras lunakkanlah, yang beku cairkanlah, yang sesat arahkanlah.
9. Limpahilah umat-Mu yang percaya pada-Mu: sapta karunia-Mu.
10. Dan curahilah anugrah: akhir hidup bahagia, sukacita tak henti.
Bait Pengantar Injil, do = bes, gregorian, PS 964
Ref. Alleluya
Ayat. Datanglah, hai Roh Kudus, penuhilah hati kaum beriman dan nyalakanlah api cinta-Mu di dalam hati mereka.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (15:26-27; 16:12-15)
"Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran."
Dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku." Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. Tetapi apabila Roh Kebenaran datang, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya, itulah yang akan dikatakan-Nya, dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang Dia terima dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah kepunyaan-Ku, sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang Dia terima dari pada-Ku."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Pentakosta merupakan perayaan besar yang menandai kelahiran Gereja, yang satu, kudus dan apostolik. Roh Kudus hadir sejak awal dunia dan selalu hadir sampai sekarang. Memang peran Roh Kudus semakin dipertegas setelah Yesus naik ke Surga dalam kemuliaan-Nya. Roh inilah yang menjadi pendamping dan yang memimpin kita semua dalam menuju kepada Bapa, sumber kebenaran. Roh Kudus selalu bersatu dengan Bapa dan Putra, maka geraknya juga sama dan misinya juga sama, yakni bagi keselamatan manusia.
Kita semua sudah menerima Roh Kudus, bahkan sejak dini, mulai dari kita dilahirkan dalam Sakramen Baptis. Maka kita harus menjaga baik-baik kekayaan yang sudah kita terima sendiri dari Tuhan melalui Gereja. Sekali kita milik kita Tuhan, selamanya kita tetap milik Tuhan. Roh Kudus menjadi meterainya.
Antifon Komuni (lih. Kis 2:4.11)
Mereka semua dipenuhi Roh Kudus, dan memaklumkan karya agung Allah. Alleluya.
They were all filled with the Holy Spirit and spoke of the marvels of God, alleluia.
atau
Factus est repente de cælo sonus advenientis spiritus vehementis, ubi erant sedentes, alleluia: et repleti sunt omnes Spiritu Sancto, loquentes magnalia Dei, alleluia, alleluia. (Kis 2:2-4)