Ads 468x60px

Rabu, 27 Desember 2017



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Rabu, 27 Desember 2017
Pesta St. Yohanes, Rasul, Penginjil (Hari Rabu Dalam Oktaf Natal)
1 Yohanes (1:1-4)
(Mzm 97:1-2.5-6.11-12)
Yohanes (20:2-8)
"Ubi caritas Deus ibi est - Dimana ada kasih disitu hadir Tuhan".
Inilah salah satu semangat dasar Santo Yohanes Rasul yang kita kenangkan hari ini. Lewat tulisannya (Injil Yohanes, Surat Yohanes dan Wahyu), ia mewartakan Yesus. Adapun nama Yohanes adalah nama Yunani (Ioannes) yang diturunkan dari nama Ibrani (Yeyohanan) yang berarti "diberkati Allah".
Yesus sendiri menjulukinya sebagai “Boanerges - Anak-anak guruh” (Mrk 3:17, Mat 4:21; Mrk 1:19; Luk 6:14). Sebutan itu berkaitan dengan gairahnya bersama Yakobus sewaktu orang Samaria menolak Yesus: “Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?” (Luk 9:54).
Kitapun sebenarnya diajak menjadi “boanerges kecil” dengan tiga pola yang diteladankan Yohanes, antara lain:
1.Kebersamaan:
Yohanes adalah murid yang dekat dan kerap hidup bersama dengan Yesus. Ia "sehati dengan Tuhan". Ia ada bersama Yesus di Bukit Tabor-ketika transfigurasi (Mat 17:1; Mrk 9:2; Luk 9:28);di Getsemani-ketika Yesus berdoa (Mat 26:37; Mrk 14:33); di Kapernaum-ketika Yesus membangkitkan anak Yairus (Mrk 5:37; Luk 8:51); dan di bukit Zaitun-ketika Yesus memberitahukan tentang penderitaanNya (Mrk 13:3).
Ia juga menjadi saksi penyembuhan ibu mertua Simon Petrus (Mrk 1:29).
Ia juga hadir sewaktu Yesus menampakkan diri di Bukit Galilea (Mat 28:16),
terangkat ke surga (Kis 1:9-14) dan hari Pentakosta (Kis 2:1-4). Ia juga adalah rasul yang ada di bawah kaki salib Yesus dan yang disebut sebagai "yang dikasihi Yesus" (Yo 21:20) dan "yang memberi kesaksian yang benar" (Yo 21:24).
2.Kesaksian:
Bersama Petrus, ia menjadi saksi dan menyembuhkan orang lumpuh di gerbang Bait Allah (Kis 3:1-10) dan diadili di depan Mahkamah Agama (Kis 4:1- 22). Menurut Gal 2:1-10, Yohanes juga bersaksi dan ikut dalam Sidang Yerusalem bersama Petrus dan Yakobus, dan disebut “soko guru Gereja” (Gal 2:9).
3.Kasih:
Sebagai “murid yang dikasihi Yesus” (Yoh 21:20) dan “murid yang memberi kesaksian yang benar” (Yoh 21:24), pada tahun-tahun akhirnya, ia selalu berkhotbah yang sama: “Anak-anakku, cobalah kamu saling mengasihi”.
Waktu ditanya mengapa mengulang-ulang saja, ia menjawab:“Itulah perintah Tuhan yang utama. Jika kamu melakukannya, sudah cukuplah itu.”
"Paku pines di Sukabumi -
St Yohanes doakan kami."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
Tiga Modal.
Nama Yohanes adalah nama Yunani (Ioannes) yang diturunkan dari nama Ibrani (Yeyohanan) yang berarti "diberkati Allah". Adapun 3 modal supaya kita juga bisa "diberkati Allah", al:
1."Sehati dengan Tuhan":
Ia hadir dalam banyak kebersamaan hati dengan Yesus, al: di Gunung Tabor (Mat 17:1, Mrk 9:2, Luk 9:28), Getsemani (Mat 26:37, Mark 14:33), Kapernaum (Mrk 5:37, Luk 8:51), Bukit Zaitun (Mrk 13:3), Bukit Galilea (Mat 28:16), di kenaikanNya ke surga (Kis 1:9-14) dll. Ia juga adalah satu satu dari 12 rasul yang ada di bawah kaki salib Yesus dan yang disebut sebagai "yang dikasihi Yesus" (Yo 21:20) dan "yang memberi kesaksian yang benar" (Yo 21:24).
2."Sehati dengan Maria":
Di dekat salib Yesus, ia menerima penyerahan atas ibuNya: "Ibu ini anakmu, ini ibumu" (Yo 19:26-27). Ia tinggal lama bersama Maria di Efesus, dan seperti Maria, ia adalah figur kontemplatif, sedikit bicara tapi kata-katanya sangat mendalam karena berdasarkan refleksi dan praksis hidup.
3."Sehati dengan Gereja":
"Sentire cum ecclesia" (Bdk Mgr Romero di El Salvador). Bersama dengan Petrus dan Yakobus, Yohanes disebut "soko guru Gereja" (Gal 2:9) karena menjadi "bapa Gereja perdana". Ia tumbuh dalam gereja basis/keluarga (Ia adalah saudara kandung Yakobus dan anak dari Zebedeus dan Salome). Ia dipanggil menjadi rasul (Mat 4:21, Mrk 1:19, Luk 6:14) bersama Yakobus yang disebut "boanerges" (Mrk 3:17) dan 10 rasul lain. Ia juga hidup bersama dengan umat gereja di Efesus.
Ia pernah ditangkap, disiksa dan dibawa ke Roma. Ia juga pernah dibuang ke Pulau Patmos. Ia menjadi uskup Efesus, dimana kotbahnya selalu sama menjelang wafatnya: "Hendaklah kamu saling mengasihi karena inilah perintahNya yang utama dan jika kamu sudah melakukannya, cukuplah!"
B.
Kutipan Teks Misa.
Santo Yohanes berlangkah lebih jauh lagi dan berkata: "Allah adalah kasih" (1 Yoh 4:8-16): Cinta adalah kodrat Allah. Dengan mengutus Putra-Nya yang tunggal dan Roh cinta pada kepenuhan waktu, Allah mewahyukan rahasia-Nya yang paling dalam Bdk. 1 Kor 2:7-16; Ef 3:9-12.; Ia sendiri adalah pertukaran cinta abadi, Bapa, Putra, dan Roh Kudus, dan Ia telah menentukan supaya kita mengambil bagian dalam pertukaran itu. (Katekismus Gereja Katolik, 221)
Antifon Pembuka
Yohanes inilah yang duduk di sisi Yesus waktu perjamuan. Bahagialah rasul ini, sebab rahasia surgawi diwahyukan kepadanya, dan sabda kehidupan diwartakannya ke seluruh dunia.
This is John, who reclined on the Lord’s breast at supper, the blessed Apostle, to whom celestial secrets were revealed and who spread the words of life through all the world.
atau (bdk. Sir 15:5)
Di tengah-tengah Gereja ia membuka mulutnya, dan Tuhan memenuhinya dengan roh hikmat dan pengertian dan memakaikan dia jubah kemuliaan.
In the midst of the Church he opened his mouth, and the Lord filled him with the spirit of wisdom and understanding and clothed him in a robe of glory.
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan
Doa Pembuka
Ya Allah, Engkau yang telah mengungkapkan rahasia Sabda-Mu kepada kami lewat Rasul Santo Yohanes, kami mohon semoga kami dapat mengerti dengan baik apa yang dia telah katakan kepada kami dengan mengagumkan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Rasul Yohanes memberi kesaksian bahwa apa yang ia beritakan adalah apa yang ia alami sendiri. Ia mewartakan tentang Firman Hidup. Dimaksudkan, agar mereka yang menerima pewartaannya memperoleh sukacita.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (1:1-4)
"Apa yang telah kami lihat dan kami dengar, itulah yang kami tuliskan kepada kamu."
Saudara-saudara terkasih, apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar dan kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan, dan kami raba dengan tangan kami; yakni firman hidup, itulah yang kami tuliskan kepada kamu. Hidup telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya! Dan sekarang kami bersaksi serta memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa, dan yang telah dinyatakan kepada kami. Apa yang telah kami lihat dan kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, yakni Yesus Kristus. Semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 97:1-2.5-6.11-12)
1. Tuhan adalah Raja, biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita. Awan dan kekelaman ada di sekeliling-Nya, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
2. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
3. Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.
Bait Pengantar Injil, do = f, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. Allah, Tuhan kami, Engkau kami puji dan kami muliakan, kepada-Mu paduan para rasul bersyukur.
Yohanes mendengar kabar bahwa jenazah Yesus diambil orang. Ia pergi memeriksanya. Ia mendapati makam kosong, namun ia percaya, bahwa Yesus telah bangkit.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:2-8)
"Murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur."
Pada hari Minggu Paskah, setelah mendapati makam Yesus kosong, Maria Magdalena berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus. Ia berkata kepada mereka, "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya, dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan." Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus, sehingga ia lebih dahulu sampai di kubur. Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; tetapi ia tidak masuk ke dalam. Maka tibalah Simon menyusul dia, dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain, dan sudah tergulung. Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu; ia melihatnya dan percaya.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Pemberitaan dan kesaksian Yohanes tentang hidup kekal adalah buah pengalaman hidupnya bersama dengan Yesus yang hidup. Yohanes percaya ketika melihat kubur Yesus kosong. Percaya apa? Percaya bahwa Yesus bangkit seperti yang sudah dikatakan-Nya kepada mereka. Inilah anugerah iman yang lahir dari kedekatannya dengan Gurunya. Ia melihat dan percaya! Kedekatan dengan Yesus membuat orang dapat membaca tanda-tanda kehadiran Yesus di dalam kehidupannya. Apakah aku selalu dekat dengan Yesus? Pernahkah aku bersaksi bahwa Dia hidup, bahwa Dia sungguh terlibat dalam hidupku?.
Antifon Komuni (Yoh 1:14,16)
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima.
The Word became flesh and made his dwelling among us, and from his fullness we have all received.
Doa Malam
Ya Tuhan, kubur kosong bukan berarti bahwa Engkau telah dicuri orang, namun menjadi pertanda bahwa Engkau telah bangkit. Maka, ya Tuhan, bangkitkanlah pula semangat dalam hidupku untuk mencari wajah-Mu. Tuhan, Engkaulah Penyelamatku, sepanjang segala masa. Amin.
Sang Sabda mulai menjadi daging dalam rahim Perawan Maria, tetapi bukan pada waktu itu Ia mulai ada. (St. Agustinus).

PESAN NATAL DAN BERKAT "URBI ET ORBI" PAUS FRANSISKUS 25 Des 2017




PESAN NATAL DAN BERKAT
"URBI ET ORBI" PAUS FRANSISKUS
PADA 25 DESEMBER 2017
Saudara dan saudari terkasih, selamat Natal!
Di Betlehem, Yesus lahir dari Perawan Maria. Ia dilahirkan bukan atas kehendak manusia, melainkan atas karunia kasih Allah Bapa kita, yang "begitu mengasihi dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Putra-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yoh 3:16).
Peristiwa ini diperbaharui hari ini dalam Gereja, peziarah pada masanya. Karena iman umat kristiani menghidupkan kembali dalam liturgi Natal misteri Allah yang datang, yang mengambil rupa kedagingan manusiawi kita yang fana, dan yang merendahkan diri dan menjadi miskin untuk menyelamatkan kita. Dan hal ini menggerakkan kita secara mendalam, kepada agungnya kelembutan Bapa kita.
Orang-orang yang pertama kali melihat kemuliaan yang rendah hati dari Sang Juruselamat, setelah Maria dan Yosef, adalah gembala-gembala Betlehem. Mereka mengenali tanda yang diwartakan kepada mereka oleh para malaikat dan menyembah Sang Anak. Orang-orang yang rendah hati dan berjaga-jaga tersebut adalah teladan bagi umat beriman dari setiap zaman yang, berhadapan dengan misteri Yesus, tidak diguncang oleh kemiskinan-Nya. Sebaliknya, seperti Maria, mereka percaya akan sabda Allah dan merenungkan kemuliaan-Nya dengan tilik yang sederhana. Berhadapan dengan misteri Sabda yang menjadi daging, umat kristiani di mana pun berada mengakui dengan kata-kata Yohanes Penginjil : "Kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Putra Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran" (Yoh 1:14).
Hari ini, ketika angin peperangan bertiup dalam dunia kita dan model pembangunan yang ketinggalan zaman terus menghasilkan kemerosotan manusia, masyarakat dan lingkungan, Natal mengajak kita untuk berfokus pada isyarat dari Sang Anak dan mengenali-Nya dalam wajah anak-anak kecil, terutama bagi orang-orang yang, seperti Yesus, "tidak ada tempat di rumah penginapan" (Luk 2:7).
Kita melihat Yesus dalam diri anak-anak Timur Tengah yang terus menderita oleh karena meningkatnya ketegangan antara Israel dan Palestina. Pada hari pesta ini, marilah kita memohonkan kepada Tuhan perdamaian bagi Yerusalem dan bagi seluruh Tanah Suci. Marilah kita berdoa agar kehendak melanjutkan dialog dapat terjadi antara kedua belah pihak dan agar penyelesaian melalui perundingan akhirnya dapat tercapai, penyelesaian yang memungkinkan hidup berdampingan penuh damai di antara kedua negara tersebut dalam batasan-batasan yang disepakati bersama dan diakui secara internasional. Semoga Tuhan juga mendukung usaha-usaha semua orang dalam masyarakat internasional yang diilhami oleh niat baik untuk membantu negeri yang menderita itu untuk menemukan, meskipun ada hambatan-hambatan serius, kerukunan, keadilan dan keamanan yang telah lama dinanti.
Kita melihat Yesus di wajah anak-anak Suriah yang masih ditandai dengan peperangan yang, pada tahun-tahun ini, telah menyebabkan pertumpahan darah di negara tersebut. Semoga Suriah tercinta pada akhirnya memulihkan rasa hormat terhadap martabat setiap orang melalui komitmen bersama untuk membangun kembali tatanan masyarakat, tanpa memandang etnis dan agama. Kita melihat Yesus dalam diri anak-anak Irak, yang terluka dan tercabik-cabik oleh berbagai konflik yang telah dialami negara tersebut dalam lima belas tahun terakhir, dan dalam diri anak-anak Yaman, di mana ada konflik yang terus berlanjut yang sebagian besar telah terlupakan, dengan akibat-akibat kemanusiaan yang serius terhadap rakyatnya, yang menderita kelaparan dan penyebaran penyakit.
Kita melihat Yesus dalam diri anak-anak Afrika, terutama mereka yang sedang menderita di Sudan Selatan, Somalia, Burundi, Republik Demokratik Kongo, Republik Afrika Tengah dan Nigeria.
Kita melihat Yesus dalam diri anak-anak di seluruh dunia di mana pun berada perdamaian dan keamanan terancam oleh bahaya berbagai ketegangan dan konflik baru. Marilah kita berdoa agar konfrontasi di semenanjung Korea dapat teratasi dan rasa saling percaya dapat meningkat demi kepentingan dunia secara keseluruhan. Kepada Bayi Yesus, kita mempercayakan Venezuela agar negara tersebut dapat melanjutkan dialog yang tenang di antara berbagai unsur masyarakat untuk kepentingan seluruh rakyat Venezuela tercinta. Kita melihat Yesus dalam diri anak-anak yang, bersama dengan keluarga-keluarga mereka, mengalami kekerasan akibat konflik di Ukraina dan dampak kemanusiaannya yang parah; kita berdoa agar Tuhan sudi segera memberikan kedamaian kepada negara yang terkasih ini.
Kita melihat Yesus dalam diri anak-anak yang orang tuanya tunakarya yang berjuang untuk memberikan masa depan yang terjamin dan kedamaian bagi anak-anak mereka. Dan dalam diri mereka yang masa kecilnya telah dirampas dan yang, sejak usia yang sangat belia, terpaksa bekerja atau didaftarkan sebagai tentara oleh kelompok tentara bayaran asing yang tak bermoral.
Kita melihat Yesus dalam diri banyak anak yang terpaksa meninggalkan negara mereka untuk bepergian sendirian dalam kondisi yang tidak manusiawi dan yang menjadi sasaran empuk bagi para pedagang manusia. Melalui mata mereka, kita melihat drama semua orang yang terpaksa untuk bermigrasi dan mempertaruhkan nyawa mereka guna menghadapi perjalanan yang melelahkan yang kadang-kadang berakhir dengan tragedi. Saya kembali melihat Yesus dalam diri anak-anak yang saya temui selama kunjungan saya baru-baru ini ke Myanmar dan Bangladesh, serta saya mengharapkan agar masyarakat internasional tidak akan berhenti bekerja untuk memastikan bahwa martabat kelompok-kelompok minoritas yang ada di wilayahnya dilindungi secara memadai. Yesus tahu betul sakitnya tidak disambut dan betapa sulitnya tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepala-Nya. Semoga hati kita tidak tertutup seperti mereka yang tinggal di rumah-rumah Betlehem.
Saudara dan saudari terkasih,
Tanda Natal juga telah diwahyukan kepada kita : "seorang bayi dibungkus dengan lampin" (Luk 2:12). Seperti Perawan Maria dan Santo Yosef, seperti para gembala Betlehem, semoga kita menyambut dalam diri Bayi Yesus kasih Allah yang menjadi manusia untuk kita. Dan semoga kita berkomitmen diri, dengan pertolongan rahmat-Nya, untuk menjadikan dunia kita semakin manusiawi dan semakin layak bagi anak-anak saat ini dan anak-anak masa depan.
[Salam Natal dari Bapa Suci dan diikuti dengan berkat Urbi et Orbi]
Saya menyampaikan salam hangat kepada kalian semua, saudara dan saudari terkasih dari seluruh dunia yang berkumpul di sini di Lapangan [Santo Petrus] ini, dan kepada semua orang yang berada di berbagai negara yang bergabung dengan kita melalui radio, televisi dan media komunikasi lainnya.
Semoga kelahiran Kristus Sang Juruselamat memperbarui hati, membangkitkan keinginan untuk membangun masa depan persaudaraan dan kesetiakawanan yang lebih besar, serta membawa sukacita dan harapan kepada semua orang. Selamat Natal!

Selasa, 26 Desember 2017



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Selasa, 26 Desember 2017
Pesta St. Stefanus, Martir Pertama (Oktaf Natal)
Kisah Para Rasul (6:8-10; 7:54-59)
(Mzm 31:3cd-4.6.8ab.16bc.17)
Matius (10:17-22)
"Sacra crux sit mihi lux - Salib suci menjadi cahayaku!"
Itulah semangat iman khas para benediktin yang ditawarkan Stefanus, martir pertama Gereja yang kita kenangkan hari ini.
Stefanus sendiri berarti "mahkota". Ia adalah pengikut Kristus yang pertama menerima mahkota kemartiran.
Yesus sendiri, sang Martir Agung berpesan, siapa yang mau menjadi muridNya (disciple) harus ber-"3M": MengikutiNya- Menyangkal diri & Memikul salib ("Sang Kuli", SANGkal diri, piKUL salib, Ikuti DIA).
Bagi saya, "SALIB" juga bisa berarti "Saat Aku Lemah Ingatlah Bapa". Adapun 4 bidang yang dibuat Stefanus untuk swlelalu ingat "Bapa"nya, yakni "LKMD",
1."Liturgia": Beribadat.
Ia selalu setia beribadat & mendekat kepada Tuhan, terlebih dengan hidup doanya, bahkan sebelum wafatnya, ia juga berdoa dan memintakan ampun bagi para musuhnya.
2."Koinonia": Bersekutu.
Ia bersekutu hati dengan Gereja setempat dan rajin membantu karya para rasul dengan penuh kerendahan hati. Ia tdk congkak hati tapi mau belajar untuk terus ber- "sentire cum ecclesia- sehati dengan gereja" dalam doa, kata dan warta karya nyatanya.
3."Martyria": Bersaksi.
Ia berani bersaksi sebagai murid Kristus di tengah masyarakat. Dengan doa dan ketulusan hidupnya, ia punyai karisma untuk bernubuat & membuat mukjizat dalam nama Allah: "In Nomine Iesu".
Ia tetap tegar dalam Tuhan, walau dalam kesaksiannya, ia banyak menghadapi orang yang tidak suka, iri-dengki dan merasa tersaingi. Ia juga mengalami "stigmatisasi/ dicap-buruk, marginalisasi/disingkirkan, dan viktimisasi/dikorbankan" sampai akhirnya mati dirajam oleh massa.
4."Diakonia": Berbagi.
Ia berbagi kasih pelayanan pada sesama.
Dengan karya pelayanan nyata sebagai "diakon" (pelayan gereja), ia selalu mengunjungi orang kecil, sakit dan para janda miskin, untuk memberikan peneguhan dan penghiburan.
Pastinya, teladan St.Stefanus mengajarkan kita bahwa salib bukan lagi sebagai batu sandungan tapi jalan untuk sampai kepada kebangkitan.
"Malam kudus sunyi senyap - Cinta Kristus tak akan lenyap."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
Pesan St Agustinus.
"Agar lebih yakin, kita mendengar dari Yesus sendiri, 'Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, ... karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.' (Mat 10,19-20). Dan di tempat lain, Ia berkata: 'Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman' (Mat 28,20).
Hal ini tidak berarti bahwa mereka yang mendengar sabda Allah ini akan berada di bumi hingga akhir zaman. Yang dimaksud oleh Tuhan bukan hanya mereka yang akan meninggalkan hidup ini namun juga yang lain, termasuk kita dan mereka yang akan datang setelah kita dalam hidup ini. Ia melihat setiap orang dalam satu tubuh (Gereja) dan sabda yang diucapkan-Nya, 'Aku besertamu senantiasa sampai kepada akhir zaman,' didengar oleh mereka dan oleh kita juga.
Dan jika kita tidak mendengarnya dalam pengetahuan kita, kita mendengarnya dalam nubuat-Nya. Oleh karena itu, aman seperti domba di tengah serigala, mari kita laksanakan perintah-Nya yang ditujukan kepada kita.
Dan biarlah kita selalu 'tulus seperti merpati dan cerdik seperti ular' (Mat 10:16). Tulus seperti merpati berarti kita tidak melukai siapapun; cerdik seperti ular berarti kita berhati-hati akan orang yang akan melukai kita."
(St. Agustinus, SERMON 64A.2)
B.
"Sentire cum Christus - Sehati dengan Kristus."
Inilah semangat iman yang ditampakkan oleh Stefanus, martir ("saksi") pertama yang mati dirajam oleh Saulus dkk.
Adapun 3 sikap dasar Stefanus ("mahkota"), al:
1."Pelayanan":
St. Stefanus adalah salah satu dari 7 diakon ("pelayan") yang dipilih para rasul untuk melayani orang-orang miskin.
2."Persahabatan":
Ia dekat dengan karunia dan kuasa Ilahi sehingga ia juga bisa bersahabat dengan banyak orang. Dalam semangat persahabatan, ia berbagi berkat dengan mengadakan mukjizat bagi banyak orang. Ia juga tidak takut menghadapi orang-orang yg melawan/menyiksa dan membunuhnya karena ia sangat dekat dengan Tuhan: "Ke dalam tanganMu kuserahkan diriku.".
3."Pengampunan":
Ia tidak menaruh kebencian sama sekali terhadap mereka yang menganiaya+membunuhnya. Malah, sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir, ia mendoakan mereka, seperti Yesus ketika bergantung di atas salib: "Ya Bapa ampunilah mereka"
Sudahkah kita bersemangat pelayanan persahabatan
dan pengampunan?
Makan nasi di Tamansari - Beranilah bersaksi stiap hari."
C.
Festum - Pesta."
Hari ini kita merayakan pesta St. Stefanus yang dianugerahkan mahkota kemartiran yang pertama dalam sejarah gereja (Yun: "martyr-saksi"). Adapun arti namanya Stefanus adalah "mahkota", yang mengajak kita juga belajar menjadi "mahkota"nya Tuhan, yang punya "hikMAH, KOmitmen dan cinTA."
Adapun tiga sikap yang bisa kita petik supaya kita bisa menjadi "mahkota"nya Tuhan, yang punya hikmah-komitmen dan cinta, al:
1.Keberanian:
Stefanus mengajak kita untuk berani bersaksi karna seperti kata Bo Sanchez, Tuhan telah lebih dulu mencintai kita sepenuhnya.
2.Keyakinan:
Kita diajak untuk hidup dengan penuh keyakinan iman.
Inilah tanda optimisme orang beriman karna Tuhan sendirilah yang telah berjanji akan selalu menguatkan kita:
"Janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga." (Mat 10:19).
3.Kepasrahan:
"Kedalam tanganMu kuserahkan nyawaku," adalah kata Stefanus yang terakhir sebelum dia wafat disiksa oleh para musuhnya. Inilah sebuah ungkapan iman penuh kepasrahan seperti yang dikatakan Yesus di atas salib: "Ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu" (Luk 23:46) ataupun seperti kata Bunda Maria di Nazareth: "Aku ini hamba Tuhan-jadilah padaku menurut perkataanMu" (Luk 1:38).
"Dari Bekasi ke Palembang-
Mari bersaksi biar berkembang."
D.
Kutipan Teks Misa:
“Karena cinta, Stefanus berdoa bagi mereka yang merajam dia, untuk membebaskan mereka dari hukuman.” (St. Fulgensius dari Ruspe)
Antifon Pembuka
Pintu surga terbuka bagi Stefanus. Dialah yang pertama di antara para martir. Maka ia berseri mulia di surga, dimahkotai dengan kemenangan.
The gates of heaven were opened for blessed Stephen, who was found to be first among the number of the Martyrs and therefore is crowned triumphant in heaven.
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan
Doa Pembuka
Allah Bapa, sumber kemuliaan, pada pesta martir-Mu Santo Stefanus kami mengunjukkan persembahan ini di altar-Mu. Semoga kami mengikuti teladannya dalam membela iman dan menaruh cinta kasih kepada mereka yang memusuhi kita. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (6:8-10; 7:54-59)
"Aku melihat langit terbuka."
Sekali peristiwa Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini. – Anggota jemaat ini adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria. – Mereka tampil bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang ini bersoal jawab dengan Stefanus, tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmat Stefanus dan Roh Kudus yang mendorong dia berbicara. Mendengar semua yang dikatakan Stefanus, para anggota Mahkamah Agama sangat tertusuk hatinya. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi. Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit; ia melihat kemuliaan Allah, dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Maka katanya, “Sungguh, aku melihat langit terbuka, dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.” Maka berteriak-teriaklah mereka, dan sambil menutup telinga serempak menyerbu dia. Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya dengan batu. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang muda yang bernama Saulus. Sementara dilempari, Stefanus berdoa, “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Ke dalam tangan-Mu, Tuhan, kuserahkan jiwaku.
Ayat. (Mzm 31:3cd-4.6.8ab.16bc.17)
1. Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung, dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku; oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.
2. Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia. Aku akan bersorak sorai dan bersukacita karena kasih setia-Mu, sebab Engkau telah menilik sengsaraku.
3. Lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku! Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mzm 118:26a,27a)
Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Tuhanlah Allah, Dia menerangi kita.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (10:17-22)
"Karena Aku, kamu akan digiring ke muka para penguasa dan raja-raja."
Pada waktu mengutus murid-murid-Nya, Yesus berkata, “Waspadalah terhadap semua orang! Sebab ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama; dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. Karena Aku, kamu akan digiring ke muka para penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berbicara, melainkan Roh Bapamu; Dialah yang akan berbicara dalam dirimu. Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh; demikian juga seorang ayah akan menyerahkan anaknya. Anak-anak akan memberontak terhadap orangtuanya dan akan membunuh mereka. Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Yesus bersabda, "Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu khawatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang akan berbicara, melainkan Roh Bapamu; Dialah yang akan berbicara dalam dirmu" (ayat 19-20). Sabda-Nya menjadi nyata di dalam diri St. Stefanus yang kita rayakan hari ini. Dia diangkat menjadi Diakon oleh para rasul. Stefanus bertugas untuk membantu para rasul dalam hal mengurus para miskin, janda dan mengajarkan agama. Ia dipenuhi oleh Roh Kudus sehingga ia dapat mengadakan banyak mukjizat dan berbicara secara bijaksana di tengah umat.
Menyimak hikmah yang dimilikinya itu, orang-orang Yahudi yang memusuhinya merencanakan dakwaannya dengan saksi palsu. Mereka menangkap Stefanus dan membawanya dalam rumah ibadat di Yerusalem. Mula-mula mereka berdebat dan segera mereka kalah. Dakwaan-dakwaan mereka ialah: "Stefanus melawan Musa dan Allah. Dakwaan ini menyudutkan Stefanus. Berhadapan dengan dakwaan ini, Stefanus yang dibimbing oleh Roh Kudus menangkal ini semua. Ia dengan panjang lebar membela diri dan menerangkan secara jelas mengenai Bapa-Bapa Bangsa dan tokoh-tokoh lain dalam Kitab Suci... yang kesemuanya membenarkan Yesus (lih. Kis 7:1-53). Mendengar hal ini para musuhnya menjadi geram.
Lalu Stefanus yang penuh dengan Roh Kudus menengadah ke surga dan berkata, "Lihatlah aku melihat surga terbuka dan Putra Manusia berdiri di sebelah kanan Allah." Para musuhnya dengan geram menyeret ia keluar dan merajamnya dengan batu sampai mati. Sebelum mati, Stefanus masih sempat memintakan pengampunan kepada mereka yang menganiayanya, "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!"
Stefanus yang merupakan martir pertama menjadi teladan kita dalam menghadapi orang-orang yang memusuhi kita dan menjadi teladan kita dalam mengampuni orang-orang yang melawan kita.
Antifon Komuni (Kis 7:59)
Mereka merajam Stefanus yang berdoa, "Tuhan Yesus, terimalah nyawaku."

“SANCTA CAMISIA”



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
“SANCTA CAMISIA”.
Inilah kain yang dikenakan Bunda Maria pada saat melahirkan Yesus. “Sancta Camisia”, bahasa latin untuk “kain suci”, adalah sehelai kain sutra halus berukuran 20 kaki yang dipercaya dikenakan Bunda Maria pada saat ia melahirkan Yesus.
Setelah Maria diangkat ke Surga (Maria Asumpta), oleh para Rasul, kain ini kemudian dipindahkan dari Yerusalem ke Konstantinopel, di mana kemudian Ratu Irene dari Byzantine memberikannya sebagai hadiah kepada Kaisar Roma, Charlemagne.
Cucu Kaisar, Charles the Bald, pada tahun 876 menyerahkannya ke Katedral Chartres di Prancis, dan disimpan disana selama lebih dari 1100 tahun.
Dikatakan, pada tahun 1145, ketika Katedral
Chartres di Prancis tersebut terbakar habis, beberapa Pastor menyelamatkan kain itu dengan menerobos api sambil memegang kain itu di tangan dan terjebak di ruang bawah tanah.
Tiga hari kemudian, mereka berhasil diselamatkan tanpa cidera sebagai tanda mukjizat dan pertolongan Maria, dan diyakini sebagai tanda untuk membangun kembali Katedral Chartres di Prancis itu sebagai tempat penghormatan bagi Maria.
Penelitian ilmiah yang dilakukan terhadap kain menunjukkan bahwa kain tersebut berasal dari abad pertama, dan asli dari Syria, memberi bukti kuat bahwa kain tersebut benar-benar milik Maria.
Hingga saat ini, setiap tanggal 15 Agustus pada perayaan Maria Diangkat ke Surga, kain ini dibawa dengan prosesi penghormatan yang khidmat di Katedral Chartres, Prancis
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)

Senin, 25 Desember 2017, siang



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Senin, 25 Desember 2017
Hari Raya Natal (Misa Siang)
Yesaya (52:7-10)
(Mzm 98:1.2-3b.3c-4.5-6; Ul:3c)
Ibrani (1:1-6)
Yohanes (1:1-18)
"Tempo - Waktu!
Inilah kata yang sering dicerap dan cecap menjelang saat saat pergantian tahun seperti hari raya Natal ini.
Yang pasti, sang waktu terus berjalan maju, tak pernah mundur. Ia begitu cepat berlalu dan lewat begitu saja sehingga kerap orang latin bilang, "tempus fugit - times flies - waktu itu terbang."
Nah, di tengah waktu yang terus berjalan ini kerap kebaikan bisa ditolak - ketulusan bisa diingkari dan cinta kurang dihargai tapi di hari hari terakhir di tahun 2017 ini kita disadarkan bahwa "Firman telah menjadi Daging" ("Kai ho logos sarx egeneto").
Firman itu adalah Allah, sumber cinta, kebaikan dan ketulusan. Ia berkemah di antara kita. Ia hadir dan mengalir dalam ruang dan waktu. Dengan kata lain: Ia dekat dengan pergulatan hidup dunia kita yang penuh dengan "gaudium et spes - kegembiraan dan harapan", terlebih pada waktu menjelang akhir tahun 2016 ini.
Adapun 3 "resolusi sederhana" kita bersama perayaan Natal dan hari hari menjelang awal tahun baru 2018, al:
1."Gaudete-Bersyukurlah":
Orang Latin bilang "Per tutto stato di grazia - untuk semua yang sudah terjadi katakan terimaKASIH".
Sudahkah kita berterimaKASIH kepada Tuhan dan kepada orang-orang yang "memperkaya" hidup kita selama setahunan ini dengan segala suka-duka dan tawa tangisnya?
2."Donate-Berbagilah":
Bukankah dengan berbagi hadiah dan menjadi hadiah buat Tuhan dan sesama, hidup kita menjadi lebih berarti?
Jelasnya, tahun baru nanti bukan cuma pesta pora megah tetapi juga genta sukaria dan indah untuk berbagi rahmat pada orang di sekitar kita, terlebih pada orang-orang yang kecil, lemah, miskin-tersingkir/disingkirkan. Bukankah Tuhan sendiri datang sebagai yang miskin-kecil dan tersepak oleh dunia? Donato ergo sum - Aku berbagi maka aku ada!
3."Orate-Berdoalah":
Tahun baru bukan hanya "deretan waktu" tp juga "tantangan mutu". Ia bukan cuma "time" tapi "moment". Bukan cuma "tempo" tapi "momento". Ia bukan hanya "kronos" tp juga "kairos": momentum rahmat dan limpahan berkat.
Tahun baru 2018 adalah ajakan untuk membaharui segalanya menjadi baik, secara utuh - penuh dan menyeluruh. Itu berat tapi akan menjadi ringandan indah jika dikerjakan brrsama Allah dalam doa bukan? Orare labora est - berdoa adalah juga usaha bukan?
"Ada kabut di Girisonta - Sambutlah hari baru dengan hati penuh sukacita."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)

NB:
A.
"Lumen Mundi - Terang Dunia."
Inilah salah satu pernyataan ilahi yqng diwartakan Yesus (Yoh 8:12). Inilah juga yang diwartakan pada bacaan di Hari Raya Natal ini: "Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia."
Dengan kata lain:
Yesus adalah terang dunia: “...Pada mulanya adalah Firman. Firman itu ada bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih dan kebenaran....”
Ia tidak sekedar menjadi "bulan" yang meneduhkan atau "bintang" yang mencerahkan atau "matahari" yang menghangatkan. Dia adalah terang abadi, yang cahayanya tidak pernah tenggelam dan terbenam. Dia adalah cahaya sejati, yang terangnya tidak pernah terhalang pun terpisah oleh kabut ataupun hujan.TerangNya selalu menyinari setiap orang yang beriman kepadaNya kapan pun, di mana pun dan dalam keadaan apa pun.
Disinilah, kita juga diajak untuk belajar menjadi "terang" dengan spiritualitas "CAHAYA" menyambut tahun yang baru nanti, al:
1.CA-rilah Tuhan:
Kita diajak untuk selalu tekun berjuang menemukan wajah dan kehendak ilahi yang terselip di setiap rutinitas insani kita setiap harinya.
2.HA-dapi cobaan:
Iman kita adalah iman yang berjalan dalam kenyataan, dan bukan di atas awan. Kita diajak untuk berani menghadapi aneka cobaan dan salib kita masing2 dengan sikap positif-sportif+produktif. Dalam bahasa St. Ignatius:"lahir untuk berjuang."
3.YA-kini iman:
Di tengah carut marut+ruwet renteng tahun baru, kita diajak untuk meyakini bahwa penyertaan ilahi selalu beserta kita karna Tuhan kita adalah "Imanuel", Tuhan yang beserta kita, yang turun tangan, yang selalu ikut dalam pergulat-geliatan hidup setiap orang yang beriman kepadaNya.
B.
Origenes (185-254):
Buah-buah awal dari kabar gembira.
“Menurut saya, Injil Yohanes, yang selama ini kalian telah mengikuti bersama kami untuk membahasnya semampu kami, merupakan buah-buah awal dari kabar gembira (Injil). Injil Yohanes berbicara tentang Dia, yang secara garis keturunan dapat dilacak, namun Yohanes memulainya tanpa menyebutkan garis keturunan itu. Inilah pernyataan yang lebih hebat dan sempurna tentang Yesus, yang dimiliki oleh mereka yang bersandar pada dada-Nya.
Tidak ada Injil lain yang menyatakan keilahian-Nya sedalam Yohanes saat dia menuliskan tentang Yesus yang berkata, "Aku adalah terang dunia" (Yoh 8:42), "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup" (Yoh 14:6), "Akulah kebangkitan dan hidup" (Yoh 11:25), "Akulah pintu" (Yoh 10:9), "Akulah gembala yang baik" (Yoh 10:11) ...
Kita berani berkata bahwa Injil adalah buah-buah awal dari Kitab Suci, namun buah-buah awal Injil itu sendiri sesungguhnya adalah yang ditulis oleh Yohanes, yang maknanya tidak akan dapat dipahami oleh siapapun, jika tidak bersandar pada dada Yesus dan tidak menerima dari-Nya, Maria sebagai ibunya juga."
(Commento al Vangelo di Giovanni 1.21-23)
C.
Kutipan Teks Misa:
Pesan Natal menyadarkan kita akan kegelapan dunia yang tertutup, dan oleh sebab itu menggambarkan realita yang kita lihat sehari-hari dengan jelas. Namun ia juga memberitahu kita bahwa Allah tidak mengijinkan dirinya untuk berada di luar. Ia menemukan tempat, bahkan bila itu berarti masuk melalui kandang; ada orang-orang yang melihat terang-Nya dan meneruskannya. Melalui sabda Injil, malaikat juga berbicara pada kita, dan dalam liturgi suci terang Sang Penebus memasuki kehidupan kita. Apakah kita gembala atau “orang bijak”—terang dan pesannya memanggil kita untuk pergi keluar, meninggalkan lingkaran sempit hasrat dan kepentingan kita, yakni keluar bertemu Tuhan dan menyembah Dia. Kita menyembah Dia dengan membuka dunia kepada kebenaran, kebaikan, kepada Kristus, kepada pelayanan terhadap mereka yang terpinggirkan dan yang di dalam diri mereka, Ia menantikan kita. (Paus Benediktus XVI, 25 Desember 2007)
Antifon Pembuka (lih. Yes 9:6)
Seorang Bayi telah lahir bagi kita, seorang Putera telah diberikan kepada kita. Ia menyandang kekuasaan di bahu-Nya, dana kan disebut Penasihat Agung.
A child is born for us, and a son is given to us; his scepter of power rests upon his shoulder, and his name will be called Messenger of great counsel.
Puer natus est nobis, et filius datus est nobis: cuius imperium super humerum eius: et vocabitur nomen eius, magni consilii Angelus.
Mzm. Cantate Dominum canticum novum: quia mirabilia fecit. (Graduale Romanum, 47)
Doa Pembuka
Ya Allah, secara mengagumkan Engkau menciptakan manusia dengan martabat yang luhur, dan secara lebih mengagumkan lagi Engkau membaruinya. Kami mohon perkenankanlah kami ikut serta dalam keilahian Kristus yang sudah berkenan menjadi manusia seperti kami. Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (52:7-10)
"Bergembiralah, bersorak-sorailah bersama, hai reruntuhan Yerusalem! Sebab Tuhan telah menghibur umatnya."
O betapa indah kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan bentara yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik; yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion, "Allahmu meraja!" Dengarlah suara orang-orang yang mengawal engkau: Mereka bersorak-sorai serempak. Sebab dengan mata kepala sendiri mereka melihat bagaimana Tuhan kembali ke Sion. Bergembiralah, bersorak-sorailah bersama-sama, hai reruntuhan Yerusalem! Sebab Tuhan telah menghibur umat-Nya. Ia telah menebus Yerusalem. Tuhan telah menunjukkan tangan-Nya yang kudus di depan mata semua bangsa; maka segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4; 4/4, PS 806
Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai dihadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.
Ayat. (Mzm 98:1.2-3b.3c-4.5-6; Ul:3c)
1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.
2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, Ia telah menyatakan keadilan-Nya di antara para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah.
4. Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu merdu; dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring bersorak-sorailah di hadapan Raja, yakni Tuhan.
Bacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani (1:1-6)
"Allah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya."
Saudara-saudara, pada zaman dahulu Allah berulangkali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan para nabi. Tetapi pada zaman akhir ini Allah telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya. Anak-Nya itulah yang ditetapkan-Nya sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dialah Allah menjadikan alam semesta. Dialah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah. Dialah yang menopang segala yang ada dengan sabda-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah berhasil mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar di tempat yang tinggi. Ia jauh lebih tinggi daripada malaikat-malaikat sebagimana nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah daripada nama mereka. Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu Allah pernah berkata, "Anak-Kulah Engkau! Pada hari ini Engkau telah Kuperanakkan" Atau pun: "Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia menjadi Anak-Ku". Lagipula, ketika mengantar Anak-Nya yang sulung ke dunia, Allah berkata, "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat:2/4
Hari ini cahaya gemilang turun ke dunia, dan fajar suci menyinari kita; marilah menyembah Tuhan, hai semua bangsa.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (1:1-18)
"Firman telah menjadi manusia."
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku." Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Tentu kita masih ingat bahwa menjelang Natal tahun lalu ada ungkapan yang mengatakan, "Kalau Tuhan beranak, bidannya siapa?" Kalimat tersebut telah membuat banyak orang merasa terganggu, sebab isi kalimat tersebut bernada bias dan diungkapkan demi tujuan tertentu. Karena ungkapan tersebut, banyak orang Kristen merasa tersinggung bahkan sebuah ormas mengadukan pencetus kalimat tersebut kepada polisi. Pengikut Kristus tak seharusnya terganggu dengan ungkapan-ungkapan semacam itu, sebab kalimat tersebut berasal dari ketidakpahaman seseorang akan keyakinan Kristen.
Kenyataan tersebut juga dihadapi oleh jemaat Kristen awali. Mereka mencoba memahami ekstitensi Kristus yang mereka imani sebagai Allah. Untuk kebutuhan itulah, Yohanes menulis Injil dan menjelaskan secara khusus dalam bagian pembuka (prolog) bahwa Yesus adalah benar-benar Allah yang menjadi manusia. Inilah misteri Natal yang kita rayakan pada hari ini, merayakan Allah yang menjadi manusia dan bukan merayakan "Tuhan yang beranak". Untuk menjelaskan misteri tersebut, Yohanes tak pernah menggunakan istilah "Allah melahirkan" apalagi "beranak" (yang bahkan menurut kamus bahasa Indonesia tak layak digunakan bagi manusia). Ia memakai terminologi "menjelma", atau "berinkarnasi" (menjadi daging/menjadi manusia, dan bukan reinkarnasi). Ungkapan ini tentu membuat kita dapat mengerti lebih baik, bahwa Allah yang Mahatinggi itu telah merendahkan Diri-Nya dan menjadi manusia sama seperti kita kecuali dalam hal dosa.
Lebih lanjut Yohanes menjelaskan bahwa Allah yang berinkarnasi ini adalah "Sabda" yang keluar dari Bapa. Dan bersama-Nya, Ia ikut menciptakan alam semesta pada awal dunia ini. Dalam perjalanan waktu dan demi misi khusus yakni menyelamatkan manusia dari dosa akhirnya Ia menjadi daging dalam rahim Maria dan kita menyebut-Nya "Allah Putra" sebab ia berasal dari Bapa dan berinkarnasi menjadi Putra Maria dan Yosef. Karena itu, tidak ada sesuatu yang absurd dan "tidak masuk akal" dengan kenyataan bahwa Allah menjadi manusia. Kemahakuasaan-Nya memungkinkan hal itu, bukan seperti kita yang terbatas dan sama sekali tak mahakuasa. Karena itu, ungkapan "Kalau Tuhan itu beranak, siapa bidannya" adalah ungkapan yang dangkal, tak berbobot, sesat dan sangat naif. Tak usah ambil pusing dengan ungkapan tersebut, sebab ada hal lain yang penting untuk direnungkan yakni, "Kalau Tuhan telah menjadi manusia, apa tanggapan kita?"
Selain bersyukur, tentu kita perlu dengan sepenuh hati menerima Sang Juruselamat yang telah merendahkan Diri-Nya demi kita, manusia berdosa ini. Tak cukup menerima saja, kita juga perlu hidup seturut martabat yang telah dianugerahkan-Nya kepada kita yakni sebagai anak-anak Allah dengan menolak segala bentuk pekerjaan kegelapan dan hidup dalam terang. Inilah sebenarnya pesan Natal yang seharusnya kita hayati. Hidup dalam terang karena penjelmaan-Nya menjadi manusia telah mengangkat martabat kita. Namun, harus kita akui bahwa seringkali pesan suci tersebut menguap dan hilang oleh kemeriahan Natal, kerlap-kerlip ornamen yang menghiasi gereja dan rumah, makanan dan minuman yang sedap serta pakaian baru yang berkilauan. Natal sering kehilangan semangatnya karena ia telah menjadi ajang bisnis yang menguntungkan para investor, pemilik perusahaan dan para "bos" yang kebanyakan tak pernah menginjakkan kaki di gereja untuk beribadah dan mengucap syukur.
Karena itu, mari kita hidupkan cahaya Natal yang sudah redup ini dengan selalu menyadari bahwa Allah telah menjadi manusia dan senantiasa mencintai kita. Bayi Yesus yang lahir hari ini adalah kado terindah-Nya bagi kita.
Antifon Komuni (Bdk. 98 (97): 3)
Segala ujung bumi menyaksikan keselamatan yang dari Allah kita.
All the ends of the earth have seen the salvation of our God.
Viderunt omnes fines terræ salutare Dei nostri.

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA MALAM NATAL 24 Desember 2017 :



Pope Francis places the infant Jesus into his crib during the Christmas Vigil Mass in St Peter's Basilica, Vatican (December 24, 2017).
NB:
HOMILI PAUS FRANSISKUS
DALAM MISA MALAM NATAL
24 Desember 2017 :
"JANTUNG NATAL ADALAH HARAPAN"
Bacaan Ekaristi :
Yes. 9:1-6; Mzm. 96:1-2a,2b-3,11-12,13; Tit. 2:11-14; Luk. 2:1-14.
Maria "melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan" (Luk 2:7). Dengan kata-kata yang jelas dan polos ini, Lukas membawa kita ke jantung malam kudus tersebut : Maria melahirkan; ia memberi kita Yesus, Sang Terang dunia. Sebuah kisah sederhana yang menceburkan kita ke dalam peristiwa yang mengubah sejarah kita untuk selama-lamanya. Semuanya, malam itu, menjadi sumber harapan.
Marilah kita mengingat beberapa ayat. Karena keputusan Kaisar Agustus, Maria dan Yosef mendapati diri mereka terpaksa berangkat. Mereka harus meninggalkan sanak saudara mereka, tempat tinggal mereka dan kampung halaman mereka, serta melakukan perjalanan untuk mendaftarkan cacah jiwa. Ini bukan perjalanan yang nyaman atau mudah bagi pasangan muda yang akan memiliki seorang anak : mereka harus meninggalkan kampung halaman mereka. Pada hakekatnya, mereka penuh harapan dan pengharapan oleh karena anak yang akan dilahirkan itu; tetapi langkah mereka terbebani oleh ketidakpastian dan bahaya yang dihadapi orang-orang yang harus meninggalkan tempat tinggal mereka.
Kemudian mereka mendapati diri mereka harus menghadapi mungkin hal yang paling sulit. Mereka tiba di Betlehem dan mengalami bahwa Betlehem adalah tanah yang tidak mengharapkan mereka. Sebuah tanah di mana tidak ada tempat bagi mereka.
Dan di sana, di mana segala sesuatu menjadi sebuah tantangan, Maria memberikan Imanuel kepada kita. Putra Allah harus dilahirkan di kandang karena tidak ada tempat bagi-Nya. "Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya" (Yoh 1:11). Dan di sana, di tengah kesuraman dari sebuah kota yang tidak memiliki ruang atau tempat bagi orang asing yang datang dari jauh, di tengah kegelapan dari sebuah kota yang hiruk-pikuk yang dalam hal ini sepertinya ingin membangun dirinya sendiri dengan membelakangi kota-kota lainnya ... justru di sanalah dikobarkan percikan revolusioner kasih Allah. Di Betlehem, sebuah celah kecil terbuka bagi orang-orang yang telah kehilangan kampung halaman mereka, negeri mereka, impian mereka; bahkan bagi orang-orang yang dikuasai oleh sesak napas yang dihasilkan oleh hidup terasing.
Begitu banyak jejak langkah lain yang tersembunyi dalam jejak langkah Yosef dan Maria. Kita melihat jejak seluruh keluarga yang terpaksa berangkat pada zaman kita sendiri. Kita melihat jejak jutaan orang yang tidak memilih untuk berangkat tetapi, terdesak dari tanah mereka, meninggalkan orang-orang terkasih mereka. Dalam banyak kasus keberangkatan ini dipenuhi dengan harapan, harapan akan masa depan; tetapi bagi banyak orang lainnya keberangkatan ini hanya bisa memiliki satu nama : kelangsungan hidup. Kelangsungan hidup Herodes-herodes saat ini, yang, demi memaksakan kekuasaan mereka dan memperbesar kekayaan mereka, tidak menganggap bermasalah menumpahkan darah orang-orang yang tidak bersalah.
Maria dan Yosef, yang tidak memiliki tempat, adalah orang-orang pertama yang memeluk Dia yang datang untuk memberi kita seluruh dokumen kewargaan kita. Dia yang dalam kerendahan hati dan kepapaan-Nya mewartakan dan menunjukkan bahwa kekuatan sejati dan kebebasan otentik ditunjukkan dengan menghormati dan menolong orang-orang yang lemah dan rapuh.
Malam itu, Dia yang tidak memiliki tempat untuk dilahirkan diwartakan kepada orang-orang yang tidak memiliki tempat dalam Kerajaan Allah atau di jalan-jalan kota. Para gembala yang pertama-tama mendengar Kabar Baik ini. Karena pekerjaan mereka, mereka adalah laki-laki dan perempuan yang terpaksa tinggal di pinggiran masyarakat. Keadaan kehidupan mereka, dan tempat-tempat yang harus mereka diami, menghalangi mereka untuk mengikuti seluruh tatacara ritual pemurnian keagamaan; akibatnya, mereka dianggap najis. Kulit mereka, pakaian mereka, bau badan mereka, cara berbicara mereka, asal usul mereka, semua menyingkapkan mereka. Segala sesuatu berkenaan dengan mereka menimbulkan ketidakpercayaan. Mereka adalah laki-laki dan perempuan yang dijauhi, ditakuti. Mereka dianggap orang-orang kafir di antara orang-orang percaya, orang-orang berdosa di antara orang-orang benar, orang-orang asing di antara warga. Tetapi kepada mereka - orang-orang kafir, orang-orang berdosa dan orang-orang asing - malaikat itu berkata: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud" (Luk 2:10-11).
Inilah sukacita yang malam ini kita dipanggil untuk membagikan, merayakan dan mewartakannya. Sukacita yang dengannya Allah, dengan kerahiman-Nya yang tak terbatas, telah memeluk kita orang-orang kafir, orang-orang berdosa dan orang-orang asing, serta menuntut agar kita melakukan hal yang sama.
Iman yang kita wartakan malam ini membuat kita melihat Allah hadir dalam segala situasi di mana kita pikir Ia tidak hadir. Ia hadir dalam diri pengunjung yang tidak diharapkan, seringkali tidak dikenali, yang berjalan melewati kota-kota kita dan lingkungan sekitar kita, yang bepergian pada bis-bis kita dan mengetuk pintu-pintu kita.
Iman yang sama ini mendesak kita untuk memberi ruang bagi impian sosial baru, dan tidak takut mengalami bentuk-bentuk hubungan baru, yang di dalamnya tak seorang pun yang merasa tidak ada tempat baginya di bumi ini. Natal adalah saat untuk mengubah kekuatan rasa takut menjadi kekuatan cinta kasih, menjadi kekuatan untuk memimpikan cinta kasih yang baru. Cinta kasih yang tidak tumbuh terbiasa dengan ketidakadilan, seolah-olah itu sesuatu yang alamiah, tetapi cinta kasih yang memiliki keberanian, di tengah ketegangan dan konflik, untuk menjadikan dirinya "rumah roti", tanah keramahtamahan. Itulah yang dikatakan Santo Yohanes Paulus II kepada kita : "Jangan takut! Buka pintu lebar-lebar bagi Kristus" (Homili pada Misa Inagurasi Pontifikasi, 22 Oktober 1978).
Dalam diri Kanak Betlehem, Allah datang menemui kita dan menjadikan kita para pengikut serta yang aktif dalam kehidupan di sekitar kita. Ia mempersembahkan diri-Nya bagi kita, sehingga kita bisa menatang-Nya, mengangkat-Nya dan memeluk-Nya. Sehingga di dalam diri-Nya kita tidak akan takut menatang, membangkitkan dan merangkul orang yang haus, orang asing, orang telanjang, orang sakit, orang yang berada di dalam penjara (bdk. Mat 25:35-36) . "Jangan takut! Buka pintu lebar-lebar bagi Kristus". Di dalam diri Kanak ini, Allah mengundang kita untuk menjadi para utusan harapan. Ia mengundang kita untuk menjadi para pengawal bagi semua orang yang tertunduk lesu karena keputusasaan yang lahir oleh karena menghadapi begitu banyak pintu yang tertutup. Dalam diri Kanak ini, Allah menjadikan kita para perantara keramahtamahan-Nya.
Tergerak oleh sukacita akan karunia tersebut, Kanak Betlehem yang mungil, kami mohon agar tangisan-Mu bisa menggoncangkan kami dari ketidakpedulian kami dan membuka mata kami bagi orang-orang yang sedang menderita. Semoga kelembutan-Mu membangkitkan kepekaan kami dan mengenali panggilan kami untuk melihat-Mu dalam diri semua orang yang tiba di kota-kota kami, dalam sejarah-sejarah kami, dalam kehidupan kami. Semoga kelembutan-Mu yang revolusioner meyakinkan kami untuk merasakan panggilan kami guna menjadi para perantara harapan dan kelembutan umat kami. (PS)

Senin, 25 Desember 2017, pagi



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Senin, 25 Desember 2017
Hari Raya Natal (Misa Fajar)
Yesaya (62:11-12)
(Mzm 97:1.6.11-12)
Titus (3:4-7)
Lukas (2:15-20)
"Fiat Lux - Jadilah Terang."
Inilah salah satu ajakan penuh harapan iman dan kasih pada hari Natal. Adapun tiga pendasaran supaya kita juga bisa belajar menjadi terang, al:
Pertama:
Perayaan Natal adalah perayaan kelahiran Yesus. Hal ini ada untuk menyadarkan agar kita semua mau “lahir kembali”, ke yang asli, yang sejati. Bukankah kita ini gambar dan rupa Allah, potret dan tanda kehadiran Ilahi dalam kehidupan? Apakah yang sudah dicerminkan dalam kehidupan kita? Ajakan untuk kembali ke fitrah, rasanya tidak jauh dengan ajakan bagi kita semua untuk bertobat, kembali ke sumber kehidupan yang tidak pernah kering, yaitu Yesus Kristus, sang Anak yang terkasih!
Kedua:
Kita diajak merenungkan makna Natal, bukan hanya sebagai peringatan kelahiran Yesus dalam sejarah. Itu pasti bermakna, tetapi bukankah kelahiran itu harus ditinggalkan? Tempat kelahiran, masa kanak-kanak-kanak dan sikap kekanak-kanakan, dalam proses kehidupan ternyata ditinggalkan, dan kita diajak beralih menjadi dewasa dan menampilkan kemuliaan Ilahi sebagaimana dipercayakan kepada kita semua. Kedewasaan sebagai anak Allah, itulah yang akhirnya harus diperjuangkan, sampai akhirnya kita boleh mengambil bagian dalam kemuliaan sebagaimana dimiliki oleh sang Anak itu. Bukankah inti iman Kristiani kita pada kebangkitan yang mulia itu, dan bukan dalam ulang tahun kita?
Ketiga:
Kita diajak menyongsong tahun baru 2017. Tahun bukan hanya merupakan deretan waktu atau saat, melainkan juga tantangan mutu. Bukan hanya momen menurut istilah Latin momentum, melainkan juga menurut istilah Yunani khairos, yaitu kesempatan, kemungkinan, rahmat dan perutusan. Itulah yang mestinya juga kita tanggapi dengan sikap yang terbuka. Tahun baru adalah ajakan untuk membaharui segalanya secara utuh. Semuanya itu, bukan sekedar ajakan untuk pesta pora, melainkan juga sebagai peringatan, bagaimana kita wajib menata dan mengelola kehidupan ini. Menata dan mengelola kehidupan dengan memperhitungkan rencana dan kehendak ilahi, yang menuntun kita semua ke dalam keselamatanNya.
Pastinya:
Natal bukan hanya kenangan masa lalu. Natal adalah tantangan dan sekaligus perutusan. Allah saja mengutus FirmanNya untuk menjadi daging dan berkemah di antara kita, apalagi kita, ciptaanNya, mesti memantulkan kemuliaan sebagaimana ada dalam diriNya di tengah kemajemukan kultural, tantangan global dan kemiskinan sosial.
Ya, Natal bukan hanya kenangan historis akan kelahiran Yesus, yang kerapkali memupuk nostalgia kita. Natal mestinya menjadi kelahiran rahmat dalam kehidupan kita semua. Dan lebih penting lagi: Natal adalah perutusan kita: kembali ke fitrah, mencerminkan kemuliaan Ilahi dalam kehidupan, membangun dunia dan kehidupan yang baru dengan kesempatan dan kemungkinan yang ada.
"Cari bantal di Kramat Jati - Selamat Natal, Tuhan Yesus selalu memberkati."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)

NB:
Kutipan Teks Misa:
“Percayalah kepada Putra Tunggal Allah yang demi menebus dosa kita turun ke dunia, dan mengambil bagi-Nya kodrat manusia seperti kita, dan dilahirkan oleh Perawan Maria dan dari Roh Kudus, dan menjadi manusia, tidak hanya kelihatannya saja atau hanya seperti sandiwara/ “show“, melainkan sungguh-sungguh terjadi; tidak hanya sekedar lewat melalui Perawan Maria seperti melalui sebuah saluran; tetapi daripadanya dibuat menjadi sungguh-sungguh daging, dan [Ia] makan dan minum seperti kita. Sebab jika Inkarnasi hanya sebuah bayangan, maka keselamatan kita hanyalah sebuah bayangan juga. Kristus terdiri dari dua kodrat, Manusia di dalam apa yang terlihat, namun [juga] Tuhan di dalam apa yang tak terlihat. Sebagai manusia [Ia] sungguh-sungguh makan seperti kita,…. namun sebagai Tuhan [Ia] memberi makan lima ribu orang dari lima buah roti (Mat 14:17- dst). (St. Sirilus dari Alexandria)
Antifon Pembuka (lih. Yes 9:2.6; Luk 1:33)
Hari ini cahaya bersinar atas kita, sebab Tuhan telah lahir bagi kita. Ia akan disebut Penasihat Ajaib, Allah Perkasa, Raja Damai, Bapa Kekal dan kerajaan-Nya takkan berakhir.
Today a light will shine upon us, for the Lord is born for us; and he will be called Wondrous God, Prince of peace, Father of future ages: and his reign will be without end.
Lux fulgebit hodie super nos: quia natus est nobis Dominus: et vocabitur Admirabilis, Deus, Principes pacis, Pater futuri sæculi: cuius regni non erit finis.
Mzm. Dominus regnavit, decorem indutus est: indutus est Dominus fortitudinem, et præcinxit se. (Graduale Romanum, p.44)
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan, ada Syahadat (berlutut saat "Ia dikandung dari Roh Kudus"), Prefasi Natal I, II atau III, Communicantes Natal.
Doa Pembuka
Allah yang Mahakuasa, kami sudah disinari oleh Terang yang baru. Dialah Sabda-Mu yang menjadi manusia. Semoga terang-Nya, yang bersinar dalam hati karena iman, bersinar juga dalam tindakan kami sehari-hari. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (62:11-12)
"Katakanlah kepada putri Sion: Sesungguhnya, keselamatanmu datang."
Inilah yang telah diperdengarkan Tuhan sampai ke ujung bumi: Katakanlah kepada putri Sion: Lihat, Penyelamatmu datang! Mereka yang dikumpulkan dengan jerih payah-Nya ada bersama-sama dengan Dia, dan mereka yang dihimpun-Nya berjalan di hadapan-Nya. Orang akan menyebut mereka: "Bangsa-Kudus", Orang-orang Tebusan-Tuhan"; dan engkau akan disebut: "Yang-Dicari", "Kota-Yang-Tidak-Ditinggalkan".
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan, do = d, 3/4; 4/4, PS 806
Ref. Hendaklah langit bersuka cita, dan bumi bersorak-sorai dihadapan wajah Tuhan, kar'na Ia sudah datang.
Ayat. (Mzm 97:1.6.11-12)
1. Tuhan adalah Raja, biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita! Langit memberikan keadilannya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
2. Terang sudah terbit bagi orang benar, dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati. Bersukacitalah karena Tuhan, hai orang-orang benar, dan nyanyikanlah syukur bagi nama-Nya yang kudus.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Titus (3:4-7)
"Oleh kasih karunia-Nya, kita berhak menerima hidup yang kekal"
Saudaraku terkasih, ketika kerahiman dan kasih Allah serta Juruselamat kita telah nyata kepada manusia, kita diselamatkan oleh Allah. Hal itu terjadi bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, melainkan karena rahmat-Nya berkat permandian kelahiran kembali dan berkat pembaharuan yang dikerjakan Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita lantaran Yesus Kristus, Juruselamat kita. Dengan demikian kita sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya berhak menerima hidup yang kekal sesuai dengan pengharapan kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 2:14; 2/4)
Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi, dan damai sejahtera di bumi bagi orang yang berkenan kepada-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (2:15-20)
"Segala sesuatu yang mereka dengar dan lihat semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka."
Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke surga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita." Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yosef dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya.Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Hari ini adalah hari kelahiran Yesus Juru Selamat kita. Pada perayaan ulang tahun biasanya dimeriahkan oleh kado-kado dari orang-orang terdekat. Mereka berdatangan mengucapkan selamat. Hari ini pun kita datang ke gereja untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepada Yesus. Kelahiran-Nya ke dunia sungguh menjadi berkat bagi kita semua. Sebagai orang-orang terdekat Tuhan yesus, apa kado yang bisa kita berikan kepada-Nya?
Dalam hidup Yesus sudah memberikan kado yang paling berharga untuk kita, yakni hidup-Nya sendiri. Yesus rela wafat untuk menyelamatkan umat manusia. Kini giliran kita untuk memberikan kado ulang tahun untuk Yesus. Yesus tidak membutuhkan barang berharga. Yesus tidak membutuhkan uang dari kita. Yesus membutuhkan perhatian dan cinta kasih kita, baik kepada diri-Nya maupun kepada sesama kita. Kelahiran-Nya di kandang Betlehem mau menunjukkan cinta kasi Tuhan kepada sesama yang kecil dan sederhana. Yesus sudah memulai-Nya sejak awal hidup di dunia. Karena itu, marilah kita sekarang memulai hari-hari hidup kita dengan tindakan cinta kasih kepada sesama. Itulah bingkisan terindah yang Tuhan Yesus mau dari kita.
Antifon Komuni (Bdk. Za 9:9)
Bersorak-sorailah, hai Putri Sion! Bergiranglah, hai Putri Yerusalem! Lihat Rajamu datang: Dialah Yang Kudus dan Juru Selamat dunia.
Rejoice, O Daughter Sion; lift up praise, Daughter Jerusalem: Behold, your King will come, the Holy One and Savior of the world.
Exsulta filia Sion, lauda filia Ierusalem: ecce Rex tuus venit sanctus, et Salvator mundi

DOA MENGHORMATI KANAK-KANAK YESUS Di PALUNGAN



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
DOA MENGHORMATI KANAK-KANAK YESUS Di PALUNGAN
Doa kepada Kanak-kanak Yesus dari Praha.
Ya Kanak-Kanak Yesus Ilahi!
Sebagaimana Engkau memanggil para gembala ke palungan-Mu melalui malaikat-malaikatMu yang kudus, dan memanggil para Majus melalui sebuah bintang ajaib, demikian sekarang Engkau memanggil kami untuk menghormati Keallahan serta Kemanusiaan-Mu; dalam Perayaan Ekaristi Malam Natal yang kudus ini.
Para gembala nempersembahkan hidup mereka; para Majus yang saleh mempersembahkan emas, kemenyan dan mur; namun kami mempersembahkan Engkau kepada Bapa-Mu di surga, melalui tangan imam yang mempersembahkan Dikau di altar, sebagaimana Engkau mempersembahkan diri kepada Allah dan kami, dengan berbaring di dalam palungan, sebagai seorang bayi tak berdaya.
Kami menyatukan intensi kami dengan intensi imam dan seluruh umat Gereja Katolik yang kudus untuk perdamaian dunia dan kesejahteraan keluarga-keluarga.
Kami ingin menghadiri misa kudus ini dengan hormat yang besar untuk menghormati Engkau yang lahir di Betlehem dan dibaringkan di palungan dibungkus kain lampin serta mengenangkan derita-Mu yang tak terperikan mulai sejak Engkau di kandang Betlehem hingga wafat di Golgota.
Kami mempersembahkannya sebagai ucapan syukur atas segala kebaikan yang telah kami terima, sebagai tanda tobat atas banyaknya dosa dan kelalaian kami, dan akhirnya, ya Yesus Anak yang amat baik, untuk mendapatkan pertolongan-Mu dalam kebutuhan-kebutuhan untuk setia mengikuti Dikau, terutama .................. (hening, menyebutkan intensi doa / kebutuhan dalam hati).
Kami menyatukan kurban ini dengan kurban curahan darah yang Kau persembahkan di salib. Kami mempersembahkannya bagi diri sendiri, bagi semua sanak-saudara, sahabat-sahabat dan para penderma, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal, bagi para pemimpin Gereja maupun negara dan bagi seluruh umat manusia.
Dengarkanlah doa-doa kami serta terimalah dengan murah hati kurban persembahan keselamatan yang sedang kami unjukkan ke hadirat-Mu, sebab Engkaulah Putra Allah yang menjadi dalam diri Yesus Kristus, kini dan sepanjang masa. Amin.
===
Litani Kepada Kanak-Kanak Yesus
Tuhan, kasihanilah kami.
Kristus, kasihanilah kami.
Tuhan, kasihanilah kami.
Kristus, dengarkanlah kami.
Kristus, kabulkanlah doa kami.
Allah, Bapa di surga *......
Kasihanilah kami
Allah Putra, Penebus dunia,..
Allah Roh Kudus,..
Kanak-Kanak Yesus yang ajaib,..
Kanak-Kanak Yesus yang sungguh Allah dan Tuhan,..
Kanak-Kanak Yesus yang kemahakuasaan-Nya digelarkan dengan cara ajaib,..
Kanak-Kanak Yesus yang kebijaksanaan-Nya meliputi hati dan pikiran kami,..
Kanak-Kanak Yesus,
yang kebaikan-Nya tak putus-putusnya membantu kami, ..
Kanak-Kanak Yesus,
yang penyelenggaraan-Nya membimbing kami ke tujuan dan cita-cita kami yang terakhir,..
Kanak-Kanak Yesus,
yang kebenaran-Nya menerangi kegelapan hati kami,..
Kanak-Kanak Yesus,
yang kemurahan-Nya memperkaya kepapaan kami,..
Kanak-Kanak Yesus,
yang persahabatan-Nya menghibur orang yang sedih,..
Kanak-Kanak Yesus,
yang belas kasih-Nya mengampuni dosa-dosa kami,..
Kanak-Kanak Yesus,
yang kekuatan-Nya menyegarkan kami,..
Kanak-Kanak Yesus,
yang kuasa-Nya mengenyahkan segala kejahatan,..
Kanak-Kanak Yesus,
yang keadilan-Nya mencegah kami terhadap dosa,..
Kanak-Kanak Yesus,
yang kuasa-Nya mengalahkan neraka,..
Kanak-Kanak Yesus,
yang wajah-Nya menarik hati kami,..
Kanak-Kanak Yesus,
yang keagungan-Nya menguasai semesta alam,..
Kanak-Kanak Yesus,
yang hati-Nya penuh cinta mengobarkan hati kami yang dingin,..
Kanak-Kanak Yesus,
yang tangan ajaib-Nya penuh berkat melimpahi kami dengan segala anugerah,..
Kanak-Kanak Yesus,
yang nama-Nya yang manis dan kudus menyukacitakan hati umat beriman,..
Kanak-Kanak Yesus,
yang kemuliaan-Nya menyebar ke seluruh dunia,..
Kasihanilah kami, ya Yesus,
Sayangilah kami.
Kasihanlah kami, ya Yesus
Kabulkanlah doa kami.
Dari segala kejahatan,
Bebaskanlah kami, ya Yesus.
Dari segala dosa,..
Dari ketidak percayaan akan kebaikan-Mu yang tak terhingga,..
Dari segala keraguan akan kuasa ajaib-Mu,..
Dari sikap acuh tak acuh untuk menghormati-Mu,..
Dari segala cobaan dan kemalangan,..
Demi misteri masa Kanak-kanak-Mu yang kudus,..
Kami, orang berdosa, mohon:
Dengarkanlah kami.
Dengan perantaraan Bunda Maria, Bunda-Mu yang Perawan, dan Santo Yusuf, bapa angkat-Mu,
Kami mohon, kabulkanlah doa kami.
Ampunilah dosa-dosa kami,
Bimbinglah kami kepada pertobatan sejati,
Pertahankanlah dan kembangkanlah dalam diri kami kasih dan devosi kepada-Mu,
Kanak-Kanak yang kudus,
Janganlah menarik tangan ajaib-Mu dan kami,
Ingatkanlah kami selalu akan berkat-berkat-Mu yang tak terbilang banyaknya,
Nyalakanlah kasih kepada Hati-Mu yang kudus, agar semakin berkobar,
Kabulkanlah doa semua orang yang berseru kepada-Mu dengan penuh percaya,
Berilah damai-Mu kepada negeri kami,
Bebaskanlah kami dari segala kejahatan yang akan datang,
Karuniakanlah hidup kekal kepada semua orang yang bersikap baik terhadap-Mu,
Ucapkanlah keputusan penuh belas kasihan terhadap kami pada hari pengadilan,
Semoga Engkau, tetap menjadi tempat pengungsian bagi kami,
Yesus, Putra Allah dan Maria
Anak Domba Allah, yang menghapus dosa-dosa dunia,
luputkanlah kami, ya Yesus.
Anak Domba Allah, yang menghapus dosa-dosa dunia,
kabulkanlah doa kami, Yesus.
Anak Domba Allah yang menghapus dosa-dosa dunia,
kasihanilah kami.
Yesus, dengarkanlah kami.
Yesus, kabulkanlah doa kami.
Bapa kami ...
Marilah berdoa....
(Hening sejenak)
Ya Kanak-Kanak Yesus yang kudus,
sambil bersujud di hadirat-Mu,
kami mohon,
pandanglah hati kami yang susah dengan belas kasih-Mu.
Semoga Hati-Mu yang lembut dan penuh belas kasihan menjadi lunak karena doa-doa kami.
Limpahkanlah kepada kami rahmat yang dengan sangat kami minta daripada-Mu.
Angkatlah segala derita dan keputusasaan kami, segala cobaan dan kemalangan, yang sangat membebani kami.
Demi masa Kanak-Kanak-Mu yang kudus, dengarkanlah doa-doa kami, serta berikanlah hiburan dan bantuan, agar kami boleh memuji Engkau, bersama Bapa dan Roh Kudus, kini dan selama-lamanya.
Amin.
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)

Renungan Sabda untuk Misa Malam Natal.



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Renungan Sabda untuk Misa Malam Natal.
A.
“PAX - Damai”
Inilah nama album Natal yang kami buat bersama Omah Poenakawan yang juga sebenarnya menjadi harapan iman kita menjelang misa di malam natal hari ini seperti yang dialami Zakaria dan Elisabeth pada bacaan hari ini.
Elisabeth yang mandul ternyata mengandung dan melahirkan dengan selamat. Zakharia yang bisu ternyata mendadak sembuh setelah ia memberi nama anaknya Yohanes.
Pastinya, saat-saat menjelang kedatangan Tuhan disertai banyak "berkat". Adapun Zakharia yang telah disembuhkan juga semakin merasakan bahwa ada karya Allah yang datang di balik berbagai peristiwa hidup keluarganya. Kebisuan telah memberinya banyak kesempatan untuk mensyukuri perjalanan hidupnya. Maka dari itu, yang pertama keluar dari mulutnya ketika ia sembuh adalah puji-pujian bagi Allah.
Ia bersyukur bukan hanya karena Allah menganugerahkan berkat bagi keluarganya tapi karena Allah berkenan mengunjungi umatNya untuk membebaskan mereka dari penderitaan.
Ya, kegelapan akan tunduk di hadapan sinarNya yang cemerlang. Lebih lagi Zakharia bersukacita, sebab anaknya akan ambil bagian dalam karya keselamatan itu.
Dkl: Kedatangan Yesus adalah tanda bagi kita untuk menghentikan setiap "kesedihan dan air mata dukacita" yang digantikan dengan "kegembiraan dan mata air sukacita". Seperti Zakharia, marilah kita bersukacita memuji-Nya karena Ia "melawat' umatNya (Kel 3:16; Kel 4:31; Kej 21:1; Kej 50:24-26, Maz 65:10; Maz 80:15; Yer 29:10).
"Dari Kuta ke Tarsus - Maranatha-Datanglah ya Tuhan Yesus!"
"METAL - MET menjelang naTAL."
B.
“Sagrada Familia – Keluarga Kudus.”
Natal (Bhs.Porto: "kelahiran") adalah hari raya kelahiran Yesus yang notabene adalah sebuah peristiwa keluarga, sebab Tuhan berkenan datang serta hidup dalam sebuah keluarga. Dan, sebetulnya, ada lima teladan natal yang bisa kita petik bagi keluarga kita juga, yakni:
1.Sukacita.
Natal adalah hari raya penuh makna yang memikat, sebab pada hari itu dirayakan kelahiran seorang bayi. Sosok bayi selalu bermakna pun memikat, apalagi bayi yang delapan hari kemudian diberi nama Yesus ini, “menjadikan segala-galanya baik” (Markus 7:37).
Cerita kelahiran Yesus sendiri dalam Injil Perjanjian Baru ditulis dalam kitab Matius (1:18-25) dan Lukas (2:1-21). "Menjadi anak" di depan Allah adalah syarat untuk masuk ke dalam Kerajaan surga. Untuk itu, orang harus merendahkan diri, menjadi kecil; lebih lagi: seperti Nikodemus, orang harus "dilahirkan kembali" (Yoh 3:7), "dilahirkan dari Allah" (Yoh 1:13), supaya "menjadi anak Allah" (Yoh 1:12). Rahasia Natal terjadi di dalam kita, kalau "rupa Kristus menjadi nyata" (Gal 4:19) di dalam kita.
Jelaslah, Natal adalah misteri sukacita, "pertukaran yang mengagumkan":
"O pertukaran yang mengagumkan! Pencipta sudi menjadi manusia dan lahir dari perawan. Tidak diperanakkan oleh seorang laki-laki, Ia datang ke dunia dan menganugerahkan kepada kita kehidupan ilahi"
(Antifon Ibadat Sore 1 Januari).
2.Sederhana.
Dalam kisah Natal, dinyatakan, karena Maria dan Yusuf tidak menemukan tempat menginap, mereka membenahi sebuah tempat hina di sebuah kandang. Di tempat yang begitu sederhanalah, Maria melahirkan dan meletakkan Yesus di palungan, tepatnya di Betlehem Efrata, Yudea, di kampung halaman Daud, leluhur Yusuf.
Tampak juga, dalam kandang/goa Natal, Yesus kecil terbaring diantara orang-orang sederhana dan lemah. Ia mau menjadi lemah dalam dan bersama kita, manusia yang jelas-jelas lemah. Inilah kado Natal Tuhan bagi kita. Ia datang dalam kesederhanaan. Ia menjadi teman dalam kelemahan. Yesus datang ke dunia dalam kemiskinan: sebuah kandang, dalam keluarga yang tidak kaya; para gembala sederhana adalah saksi-saksi pertama kejadian ini.
Dalam kemiskinan ini bersinarlah kemuliaan surga. Gereja tidak bosan-bosan, menyanyikan kemuliaan malam Natal ini:
“Perawan melahirkan hari ini Yang Abadi
dan bumi menyediakan gua untuk yang tidak dapat dihampiri, para malaikat dan gembala memuji Dia dan para majus mendekat dengan bintang, karena Engkau dilahirkan tuk kami, Engkau Anak mungil, Engkau Allah abadi!”
(Kontakion oleh Romanos)
3.Setia.
Menurut Injil Lukas, Maria mengetahui dari seorang malaikat bahwa dia telah mengandung dari Roh Kudus tanpa persetubuhan. Setelah itu dengan setia, mereka meninggalkan rumah di Nazaret untuk berjalan ke rumah leluhur Yusuf di Betlehem, untuk mendaftar dalam sensus yang diperintahkan oleh Kaisar Romawi, Agustus. Yusuf pun juga setia, walaupun dia tidak tahu siapa dan apa rencana Tuhan bagi keluarganya, dia tetap setia menemani Maria, bahkan sampai mengungi ke Mesir, yang begitu jauh tempatnya bukan?
4.Sabar.
Kedatangan Tiga orang Bijak dari Timur -- yang diduga berasal dari sekitar Arab atau Persia - untuk melihat Yesus yang baru dilahirkan menampakkan sifat sabar ini. Ketiga orang bijak tersebut, yang kerap disebut, Kaspar, Baltasar dan Melkhior ini, dengan sabar terus mengikuti Bintang, dari daerah Timur Tengah, sampai tiba di Yerusalem dan melaporkan kepada raja Yudea, Herodes Agung, sampai akhirnya merekapun tiba di kota Betlehem. Yohanes Pembaptis juga dengan sabar, terus bernubuat tentang pentingnya pertobatan.
5.Saling memberi.
Tiga raja memberikan emas, kemenyan, dan mur kepada bayi Yesus. Malaikat memberikan kabar sukacita kepada dunia, “Pada malam ketika Tuhan Yesus dilahirkan, para malaikat dan bala tentara surga memuji Allah dan berkata, "Damai sejahtera di bumi, diantara manusia yang berkenan kepadanya " (Lukas 2:14).
Para gembala memberikan kesiap-sediaannya untuk bergegas pergi ke kandang Yesus. Beberapa nyanyian Natal menyebutkan bahwa para gembala itu melihat sebuah bintang yang besar bersinar di atas kota Betlehem. Mereka mengikuti bintang itu hingga ke tempat kelahiran Yesus.
Para Nabi, dari Yesaya sampai Yohanes Pembaptis memberikan kesaksian dan nubuatnya tentang kedatangan Tuhan, bertobatlah-siapkan jalan bagi Tuhan.
Yosef memberikan perasaannya karena tunangannya hamil terlebih dahulu sebelum dinikahi. Maria memberikan rahimnya buat Yesus.
Dan terakhir serta tak terlupakan, ternyata Tuhan Allah sendiri memberikan Putera Tunggalnya kepada kita semua.
Disinilah, kita bisa bertanya, bukankah setiap kali kita melakukan lima teladan ini, kita melahirkan natal kembali dalam hati kita?
"Cari bantal di Kramat Jati - Selamat menyambut Natal dan Tuhan memberkati."
C.
“KELUARGA”.
Salah satu fokus utama Natal tercandra bahwasannya kedamaian dan sukacita Natal dimulai dari keluarga kita sendiri, karena jelas bahwa Yesus juga datang dari sebuah rumah bernama “KELUARGA”.
Adapun empat gelar Yesus yang menjadi contoh sebuah “Keluarga Allah” adalah Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Dengan keempat gelar tersebut, Yesus tampil sebagai seorang yang datang dari Allah, misi-Nya adalah menegakkan Keluarga Kerajaan Allah
Penjelasan tentang empat gelar Yesus, al:
1). Mesias disebut "Penasihat ajaib", karena Dia sendiri akan menjadi keajaiban adikodrati yang membawakan hikmat sempurna dan karenanya, menyingkapkan rencana keselamatan yang sempurna.
2). Dia digelari "Allah yang perkasa", karena dalam DiriNya seluruh kepenuhan ke-Allah-an akan berdiam secara jasmaniah (bdk. Kol. 2:9, bdk. Yoh. 1:1.14).
3). Disebut "Bapa yang kekal" karena Mesias datang bukan hanya memperkenalkan Bapa Sorgawi, tetapi Ia sendiri akan bertindak terhadap umat-Nya secara kekal bagaikan seorang Bapa yang penuh dengan belas kasihan, melindungi dan memenuhi kebutuhan anak-anak-Nya (Bdk. Mzm. 103:3).
4). Raja Damai, karena pemerintahan-Nya akan membawa damai bagi umat manusia melalui pembebasan dari dosa dan kematian (bdk. Rm. 5:1; 8:2).
Nubuat nabi Yesaya mengenai tokoh Mesias tersebut selalu dihidupkan di dalam Gereja sebagai bahan renungan Natal. Memang sudah selayaknya nubuat itu, lebih-lebih yang berkaitan dengan gelar "Raja Damai" selalu direnungkan kembali. Dunia, khususnya keadaan negara dan bangsa kita masih harus menghadapi berbagai persoalan yang mengancam kedamaian dan keadilan.
Sejumlah permasalahan bangsa antara lain: masih adanya tindakan (gerakan) intoleransi yang merusak kehidupan beragama, perusakan alam dan lingkungan hidup, kejahatan korupsi, dan lemahnya integritas para pemimpin bangsa dan agama. Keprihatinan dan kegembiraan yang dialami negara dan bangsa kita menjadi renungan yang tepat di malam Natal ini karena kedatangan Yesus yang membawa keselamatan dan damai sejahtera belum dapat diwujudkan sepenuhnya karena berbagai kendala tersebut.
Boleh dikatakan bahwa dunia di sekitar Yesus pada waktu itu tidak jauh berbeda dengan zaman sekarang. Zaman Yesus juga diliputi oleh berbagai tindakan intoleransi, bahkan intoleransi internal ketika para pemuka agama saling berebut pengaruh dan menganggap kelompok mereka yang paling benar. Kelompok imam, kelompok Farisi, dan kelompok Herodian adalah kelompok-kelompok yang mempunyai masa sendiri-sendiri. Kelompok-kelompok tersebut tidak kompak.
Oleh karena itu, tekanan penjajahan Romawi tidak dapat dienyahkan. Meskipun tidak kompak namun anehnya mereka semua dapat satu kata ketika melawan Yesus dan menghendaki kematian-Nya.
Kondisi memprihatinkan di saat kelahiran Yesus
Kasus korupsi, merosotnya moral serta rapuhnya integritas para pemimpin rakyat dan umat sudah terjadi di zaman Yesus. Mungkin yang tidak menjadi issue pokok adalah soal pelestarian alam. Yesus dilahirkan di dalam situasi kemiskinan dan penindasan yang dialami oleh bangsa Yahudi pada umumnya. Yusuf dan Maria hanyalah sebagian dari bangsa jajahan yang harus tunduk kepada penjajah Roma untuk melakukan sensus. Hal itu terjadi sekitar tahun 6 sM.
Seperti kita tahu, sensus penduduk dilakukan untuk menentukan seberapa besar pajak yang dapat ditarik dari rakyat. Jadi, kepergian Yusuf dan Maria dari Nazaret ke Betlehem adalah demi kepentingan penjajah. Sensus semacam itu diadakan oleh pemerintah Roma setiap 14 tahun sekali. Orang-orang harus kembali ke tanah asal mereka, yaitu ke tempat di mana mereka masih mempunyai tanah hak milik mereka berdasarkan warisan. Jadi, yang penting bukan kembali ke daerah di mana mereka dilahirkan tetapi kembali ke daerah di mana mereka masih mempunyai tanah warisan. Diperkirakan Yusuf masih punya tanah warisan di Betlehem. Bisa jadi Yusuf memang dibesarkan di Betlehem sebelum migrasi ke Nazaret.
Yesus lahir di palungan
Maria disebut sebagai tunangan Yusuf. Ikatan pertunangan ini sudah punya kekuatan hukum, tetapi keduanya masih belum diperbolehkan berhubungan suami isteri. Sebenarnya cukup Yusuf saja yang harus ke Betlehem untuk mendaftarkan diri. Namun, Maria yang sedang mengandung tua itu dibawanya serta ke Betlehem meskipun jarak dari Nazaret ke Betlehem sekitar 120 km. Jika ditempuh dengan berjalan kaki, dibutuhkan waktu sekitar 4 sampai 5 hari. Mengapa Maria dibawa serta? Kemungkinannya, Yusuf tidak mau meninggalkan Maria di Nazaret berhubung dengan kandungannya yang sudah besar itu. Yusuf membuktikan dirinya sebagai orang yang bertanggungjawab atas keluarganya.
Ternyata benar, Maria melahirkan anaknya ketika mereka berada di Betlehem. Tempat di mana Yesus dilahirkan ditunjukkan dengan ungkapan "dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan" (ay. 7). Karena Yesus dibaringkan di palungan, dapat diduga bahwa ia lahir di kandang hewan. Apalagi ayat 8 mengisahkan adanya para gembala dan kawanan ternak. Maria terpaksa melahirkan bayinya di tempat yang tidak semestinya karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.
Para gembala sebagai kelompok pinggiran
Para gembala yang sederhana itu justru mendapat kehormatan didatangi malaikat dan diberi warta tentang kelahiran Yesus Juruselamat. Para gembala sebenarnya termasuk kelompok yang dipandang rendah oleh kelompok yang setia pada hukum kebersihan kultis. Mereka dianggap tidak akan mampu mengikuti hukum-hukum ibadat secara detil. Pekerjaan yang mereka lakukan tentu menjadi hambatan bagi mereka untuk secara hukum dan peraturan ibadat, misalnya keharusan untuk mencuci tangan, bersih dari hal-hal yang menajiskan, dsb. Para gembala itu berjasa menggembalakan domba-domba yang disediakan untuk upacara korban di Bait Allah Yerusalem. Betlehem berada sekitar 8 km sebelah Selatan Yerusalem.
Namun jasa mereka terhadap Bait Allah itu tidak menolong nama baik mereka. Bagaimanapun juga mereka biasa digolongkan sebagai kelompok yang kurang taat pada aturan-aturan agama, terasing dari dunia Bait Allah. Justru kepada kelompok yang tersingkir dari kalangan Bait Allah inilah Tuhan berkenan memberitakan warta gembira keselamatan. Isi dari pewartaan para malaikat adalah: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan" (ay. 10-12). Sunggubh ironis, bahwa para gembala yang tidak diperkenankan oleh para imam Bait Allah untuk menjadi saksi di pengadilan itu kini dikehendaki oleh Alah sendiri sebagai saksi dari kemuliaan dan karya keselamatan-Nya. Wartanya jelas, bahwa Juruselamat telah lahir, tempatnya juga jelas (kota Daud, Betlehem), dan tandanya juga jelas (bayi dibungkus lampin, berbaring di palungan). Yang belum jelas bagi para gembala tentunya: Siapakah Juruselamat itu? Apakah makna keselamatan yang dibawa-Nya bagi para gembala? Kisah-kisah selanjutnya menyatakan bahwa para gembala dengan cara mereka sendiri dapat merasakan kegembiraan dan keselamatan yang diwartakan oleh para malaikat itu.
Kontras-kontras
Yang menarik dari Injil Natal adalah adanya kontras-kontras yang ditampilkan. Kebesaran duniawi dari Kaisar Agustus dikontraskan dengan kelembutan ilahi dari Yesus. Kuasa duniawi kaisar Agustus dikontraskan dengan kuasa surgawi Yesus. Kaisar Agustus terkenal sebagai kaisar yang ingin menciptakan “PAX ROMANA” (damai Roma). Ia berusaha sebisa mungkin untuk menciptakan damai di seluruh wilayah negara Roma dan jajahannya.
Dalam Injil hari ini, kaisar Agustus yang sering dipuja sebagai "juruselamat dunia" itu dibandingkan dengan Yesus Sang Juruselamat sejati. Ia membawa damai, tetapi bukan damai yang artinya "asal tidak ada perang". Damai Kristus adalah damai yang harus diwujudkan dari hati yang tulus dan menghendaki apa yang terbaik bagi Allah, sesama dan diri sendiri.
Peristiwa Penyelamatan
Kelahiran Yesus yang dipenuhi dengan suasana sederhana dan miskin itu dijadikan sebagai momen karya penyelamatan Allah. Ini semua terjadi karena Allah sungguh mengasihi umat-Nya sampai berkenan menunjukkan kemuliaan-Nya dengan tindakan kasih yang membebaskan manusia dari kuasa dosa, menguduskan manusia dan mengembalikan keutuhan ciptaan.
Menggali pesan bacaan
- Perayaan Natal tidak pernah absen dirayakan oleh umat Kristiani dari tahun ke tahun. Apakah makna Natal selalu sama? Tidakkah ada yang baru bagi kita karena kita merayakan peristiwa yang sama setiap tahun?
Ada sebuah kisah pendek:
Seorang gadis kecil diajak oleh neneknya pergi ke Gereja dan mengagumi gua Natal yang dipasang di dekat panti imam. Sang nenek berkata : "Lihat betapa indah patung-patung itu, lihat domba-domba yang rapi berjejer di sekitar Yesus bersama gembala mereka. Lampu-lampu goa berwarna-warni. Indah bukan?" Gadis kecil itu menjawab: "Ya nek, semuanya indah sekali. Namun ada satu hal yang menggangguku. Kenapa Yesusnya kecil terus? Besarnya masih sama dengan tahun lalu. Mengapa Yesus tidak tumbuh besar?"
Memang benar, patung bayi Yesus di gua Natal selalu kecil. Natal bagi kita tidak untuk merayakan tumbuhnya bayi Yesus, tetapi merayakan semakin tumbuhnya iman kita, semakin berkembangnya kedewasaan kita, terciptanya kehidupan yang semakin damai sejahtera, semakin besarnya kasih kita kepada Tuhan dan sesama, dsb.
- Apakah yang menjadi perhatian utama kita di saat Natal?
Sebuah kisah inspiratif lain mungkin dapat menjadi renungan kita:
“Mimpi Bunda Maria”
Yosef, aku bermimpi.
Aku tidak dapat memahaminya, namun mimpi itu tentang ulangtahun anak kita.
Umat kristiani dalam mimpiku mempersiapkan pestanya sekitar lima minggu.
Mereka telah menghiasi rumah dan membeli pakaian-pakaian baru.
Mereka rajin berbelanja dan membeli bermacam-macam hadiah.
Aneh bagiku, karena hadiah-hadiah itu bukan untuk Anak kita.
Mereka membungkusnya rapi dan meletakkannya di bawah sebuah pohon.
Ya betul Yosef, pohon buatan itu ada di dalam rumah mereka.
Mereka menghias pohon itu dengan lampu dan hiasan warna-warni.
Mereka memasang patung malaikat kecil di puncak pohon itu.
Semuanya tertawa-tawa dan tampak bahagia.
Yosef, mereka saling berbagi hadiah, tetapi tidak untuk Anak kita.
Aku tidak yakin apakah mereka mengenal Anak kita.
Mereka tidak pernah menyebut nama-Nya.
Aku rasa, jika Yesus ikut datang dalam pesta mereka,
mungkin akan mereka anggap pengganggu.
Betapa sedih jika Yesus tidak boleh hadir
di pesta ulangtahunnya sendiri.
Aku bersyukur bahwa itu hanya mimpi.
Betapa pahitnya Yosef, jika itu adalah kenyataan. 
- Kita sekarang ini hidup di zaman kontras-kontras. Ada kaya-miskin, kuat-lemah, suci-profan, duniawi-surgawi, dan sebagainya. Yesus telah memilih lahir di tengah kelompok yang tersingkir, dengan cara yang amat sederhana. Gereja saat inipun setiap kali ditantang untuk menentukan pilihan. Pesta Natal mengingatkan Gereja akan perjuangan terus-menerus untuk mewartakan dan mewujudkan keselamatan. Adakah karya keselamatan Allah lewat Gereja sudah menjangkau mereka yang tertindas, tersingkir, menderita, miskin, terancam? Kita boleh yakin bahwa Gereja senantiasa mengemban obsesi untuk berpartisipasi pada karya keselamatan. Yang lebih penting bukan obsesinya, tetapi sejauh mana obsesi itu telah terwujud. Yang penting bukan teori tentang Natal tetapi buah-buah iman dari Natal.
Ada sebuah kisah lagi:
Seorang isteri sudah lama merindukan bukti cinta dari suaminya. Suatu kali dia memancing kepekaan suaminya untuk itu dengan menceritakan mimpinya: "Pak, aku tadi malam bermimpi kauberi bingkisan Natal. Di dalamnya kudapati gaun yang indah, sepatu warna coklat yang saya inginkan, dan sebuah jam tangan mungil yang indah. Kira-kira apa arti mimpi itu ya pak? " Suaminya menjawab dengan kalimat pendek dan meyakinkan, "Bu, nanti sore ibu akan tahu apa arti mimpi itu." Sang isteri amat gembira dan yakin bahwa di hari natal ini dia akan mendapatkan bukti cinta dari suaminya: gaun, sepatu dan jam tangan yang indah. Sorenya sang suami pulang dari toko, membawa sebuah bungkusan. Begitu masuk rumah, dia langsung memanggil isterinya dan berkata. "Bu, ini ada bingkisan untukmu?" Sang isteri gembira sekali karena pancingannya rupanya berhasil. Dengan antusias dibukanya bungkusan itu, ternyata isinya adalah sebuah buku yang berjudul: "Berbagai Tafsir dan Makna Mimpi".
Natal memang kisah yang indah dan mengharukan, namun tidak ada maknanya jika kisah itu tidak mengubah diri kita. Di hari Natal, orang lain membutuhkan bukti bahwa Yesus sungguh lahir di hati kita dan mengubah diri kita menjadi manusia yang semakin mampu mengasihi sesama. Namun, kerapkali Natal hanya berhenti pada kisah Yesus, Maria dan Yosef dua ribu tahun yang lalu.
D.
St. Ambrosius: Demi kita, Kristus hadir sebagai anak yang sederhana
Dia adalah seorang bayi dan juga seorang anak agar kalian sungguh menjadi manusia yang sempurna.
Dia dibungkus dalam kain lampin, agar kalian dibebaskan dari jerat dosa.
Dia berada di palungan, agar kalian bisa berada di sekeliling altar.
Dia berada di bumi agar kalian berada di antara bintang-bintang.
Dia ditolak oleh pemilik penginapan, agar kalian bisa berada di puri surga.
"Dia, yang kaya, menjadi miskin untuk kalian, karena dengan kemiskinan-Nya, kalian menjadi kaya."
Maka kemiskinan-Nya adalah warisan bagi kita, dan kelemahan-Nya adalah keutamaan bagi kita. Dia memilih untuk mengosongkan diri-Nya sendiri agar dapat menjadikan kita semua berkelimpahan. Isak tangis bayi itu membersihkan aku, air mata-Nya membersihkan dosaku.
Maka, ya Tuhan Yesus, aku menerima lebih banyak dari penderitaan-Mu karena aku telah ditebus lebih dari segalanya atas tindakan yang telah aku lakukan. ... Kalian melihat bahwa Dia berada di dalam kain lampin. Kalian tidak melihatnya di surga. Kalian mendengar tangisan seorang bayi, tetapi kalian tidak mendengar lenguhan seekor sapi yang mengenali Tuhannya, meskipun sapi tersebut mengenali Pemiliknya dan keledai yang berada di kandang juga mengenali Tuannya. [Exposition of the Gospel of Luke]
E.
St. Yohanes Chisostomus (547-407): Seluruh pesta perjamuan berasal dari kelahiran Yesus.
"Saat perjamuan segera tiba, dan ini merupakan perjamuan yang paling kudus dan bermakna. Tidak ada salahnya menyebut perjamuan itu sebagai yang utama dan ibu atas seluruh hari kudus. Perjamuan apakah itu? Perjamuan kelahiran Yesus dalam rupa manusia.
Dari situlah dimulai seluruh perjamuan, mulai dati Teofani (penampakan Tuhan), Paskah, Kenaikan Tuhan dan Pentekosta.
Darisanalah perjamuan tersebut berasal. Jika Kristus tidak hadir dalam rupa manusia, Dia tidak akan dibaptis dan menampakkan diri. Atau jika Dia tidak wafat di salib, tidak ada dasar untuk Paskah. Atau jika Dia tidak mengirimkan Roh Kudus, maka tidak ada perayaan Pentekosta. Maka, seperti banyak sungai yang diperanakkan dari sumber yang sama dan satu, perjamuan-perjamuan tersebut berawal dari kelahiran Kristus." (ON THE INCOMPREHENSIBLE NATURE OF GOD 6.23-24)