Ads 468x60px

Ibadat Sabda & Pemberkatan Midodareni

(Malam Menjelang Perkawinan)

I. PENGANTAR

Perkawinan kristiani merupakan salah satu dari ketujuh Sakramen Gereja. Inti dari perkawinan kristiani adalah persatuan antara seorang pria dan seorang perempuan dalam ikatan kasih yang dipersatukan Allah. Dengan kata lain perkawinan memiliki arti dan makna sakramental yang begitu luhur yakni persatuan antara Kristus dan GerejaNya. Dengan demikian perkawinan pada hakekatnya satu dan tak terceraikan ( unitif dan indissolubillitas ).
Mengingat luhurnya nilai perkawinan katolik ini, maka Gereja sejak awal berkewajiban mengajak calon mempelai untuk mempersiapkan sebaik-baiknya dengan berbagai cara entah melalui penyelidikan kanonik, kursus perkawinan, pertunangan, atau melalui cara-cara yang lain. Salah satu usaha yang direstui Gereja (yang muncul dari tradisi budaya Jawa) adalah untuk melakukan upacara sakramentali ibadat pemberkatan midodareni (malam menjelang perkawinan). Berikut ini akan dibahas dan dipaparkan upacara sakramentali pemberkatan midodareni tersebut secara lebih mendetil.



II. DASAR TEOLOGIS, LITURGIS DAN PASTORAL SAKRAMEN PERKAWINAN

Dalam konteks sakramen perkawinan, ibadat pemberkatan midodareni ini merupakan salah satu usaha mempersiapkan calon mempelai untuk menerima sakramen perkawinan yang mempunyai makna yang luhur. Sebagai salah satu usaha mempersiapkan penerimaan sakramen perkawinan tersebut, ibadat midodareni itu sendiri sangat terkait dan tidak bisa dilepaskan dari sakramen perkawinan. Oleh karena itu, pada bagian ini akan dibahas dasar-dasar teologis, liturgis, dan pastoral upacara sakramentali ibadat pemberkatan midodareni terlebih dalam kaitannya dengan sakramen perkawinan yang dipersiapkan itu sendiri.
Dalam praksis perayaan ibadat sabda dan pemberkatan midodareni, perlu didasari tiga aspek, yaitu; teologis, liturgis dan pastoral. Dengan tiga aspek inilah ibadat pemberkatan midodareni ini dirayakan. Untuk semakin memperjelas ketiga aspek tersebut, berikut akan diuraikan masing-masing aspek yang menjadi pendasaran. Selain itu teks panduan perayaan ibadat sabda dan pemberkatan midodareni dan juga sarana-sarana apa saja yang harus dipersiapkan juga kami bahas di sana.

a. Dasar Teologis Ibadat sabda dan Pemberkatan Midodareni dalam konteks
Sakramen Perkawinan

Perkawinan yang dilangsungkan oleh seorang laki-laki dan seorang perempuan dipandang oleh Gereja Katolik sebagai panggilan Allah. Ini mau meletakkan perkawinan pada kedudukan yang luhur, berbeda dengan pandangan yang meletakkan perkawinan dalam kedudukan lebih rendah dari pada hidup selibat. Sebagai panggilan Allah, perkawinan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan sungguh-sungguh dipandang sebagai peristiwa yang dikehendaki Allah. Laki-laki dan perempuan dikehendaki oleh Allah untuk bersatu dalam kehidupan perkawinan. Dan dengan itu perkawinan dihayati sebagai sarana untuk menggapai kesucian dan kekudusan orang beriman yang menjadi panggilan bagi semua orang beriman. Panggilan menjadi suami-istri merupakan salah satu bentuk panggilan untuk kesucian. “Para suami-istri dan orang tua kristiani wajib, menurut cara hidup mereka, dengan cinta yang setia seumur hidup saling mendukung dalam rahmat, dan meresapkan ajaran kristiani maupun keutamaan-keutamaan Injil di hati keturunan, yang penuh kasih mereka terima dari Allah”. Sebagai panggilan Allah kehidupan bersama dalam perkawinan merupakan sebuah karunia yang tiada tara bagi pasangan dan Gereja kudus. Segi panggilan dan karunia ini penting ditekankan di samping unsur cinta yang selalu didengung-dengungkan. Bahwa panggilan Allah untuk hidup dalam perkawinan harus dirasakan oleh orang yang akan melangsungkan perkawinan. Dengan ini berlakulah apa yang dinyatakan dalam surat Efesus 1:4: “ Sebab di dalam Dia, Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.”
Sebagai sebuah peristiwa panggilan Allah, perkawinan yang dilakukan oleh dua orang katolik adalah merupakan sebuah ikatan sakramental. Artinya bahwa ikatan tersebut menjadi simbol yang menghadirkan kasih dan kesetian Allah sendiri kepada umat-Nya. Sebagai ungkapan sakramen, perkawinan seorang laki-laki dan seorang perempuan menggambarkan hubungan kasih dan setia antara Allah dengan Umat Israel (Yeh 16:23; Yes 2:2). Ciri kesetiaan menjadi sesuatu yang mutlak diperlukan karena hubungan Allah dan Umat Israel adalah setia sifatnya. Allah tetap setia walaupun umat Israel tidak setia dalam berelasi dengan Dia. Dalam ajaranNya, Yesus menegaskan kesetiaan perkawinan yang monogam dan tak terceraikan (Mrk 10:5-9 & Mat 19:8). Dalam suratnya kepada umat di Korintus, Paulus mengajarkan hal yang sama (1 Kor 7:10-11). Perikop ini mengungkapkan kasih setia Allah kepada umat-Nya dan kasih setia Kristus kepada Gereja-Nya. Pasangan suami-istri kristiani ditantang untuk terus-menerus menghayati, melaksanakan ajaran Kristus dalam hidup perkawinannya.
Menyadari akan tinggi dan luhurnya nilai perkawinan ini, Paus Yohanes Paulus II menulis demikian: “Gereja diterangi oleh iman, yang memberinya pengertian tentang segala kebenaran tentang tingginya nilai pernikahan dan keluarga dan mengenai maknanya yang terdalam”. Demikianlah penegasan Bapa Paus Yohanes Paulus II dalam pendahuluan anjuran apostoliknya tentang keluarga yang berjudul Familiaris Consortio, (Peranan Keluarga Kristiani dalam Dunia Modern). Selain itu, beliau juga mengatakan, bahwa: “Gereja merasakan betapa mendesaknya kebutuhan untuk mewartakan Injil, yakni Kabar Gembira, kepada sekalian orang tanpa kecuali, khususnya kepada mereka semua yang menerima panggilan hidup berkeluarga, dan menyiapkan diri untuknya, kepada semua suami istri orang tua di dunia semesta.”

b. Dasar Liturgis Ibadat Pemberkatan Midodareni

Tatacara ibadat pemberkatan midodareni ditempatkan setelah pembacaan Injil dan Homili. Sebagaimana yang terjadi dalam penerimaan sakramen perkawinan, alasan mengapa tatacara ibadat pemberkatan ini ditempatkan sesudah Injil dan homili adalah juga pertama-tama karena perkawinan itu digambarkan sebagai suatu perjanjian dan sebagai tanda perjanjian antara Allah dan manusia. Lebih tegasnya bahwa perkawinan itu menghadirkan misteri kesatuan dan kasih antara Kristus dan Gereja. Sekali lagi, karena ibadat pemberkatan midodareni ini tidak bisa dilepaskan dari sakramen perkawinan maka tatacara dalam ibadat midodareni inipun sedikit banyak akan sama.
Dengan melihat segi dasariah dari hakekat perkawinan kristiani dan hubungannnya dengan ibadat pemberkatan midodareni diatas, maka liturgi dalam ibadat pemberkatan midodareni menjadi bagian penting yang harus disiapkan. Adapun struktur dari liturgi ibadat pemberkatan midodareni ini terdiri dari; persiapan, ritus pembuka, liturgi sabda, doa dan pemberkatan calon mempelai, dan ritus penutup.
Bacaan yang diambil dalam liturgi sabda dalam ibadat pemberkatan ini pertama-tama hendak menonjolkan tema kasih. Kasih yang bersumber dari Allah menjadi dasar kasih antara suami dan istri. Maka misalnya tema-tema atau perikop dalam Kolose 3:12-17, Roma 12: 1-9.9-18, 1Korintus 12:31 dan sebagainya dapat dijadikan bahan bacaan pertama. Sedangkan teks dari Injil dapat diambil misalnya dari; Sabda Bahagia menurut Matius sampai pada teks tentang cinta kasih dari Injil Yohanes. Tata urutan berikutnya setelah homili oleh diakon adalah upacara doa dan pemberkatan itu sendiri. Dalam hal ini yang perlu diingat bahwa berkat yang diberikan melalui doa dan percikan air adalah wujud dukungan doa dan restu yang diberikan oleh umat yang hadir sekaligus doa dan restu yang dimohon kepada Tuhan dan dan para kudus-Nya.
Dalam praktek pelayanan ibadat pemberkatan midodareni hendaknya diindahkan penggunaan liturgi yang benar dan tepat. Dalam hal ini Konsili Suci memberikan kemungkinan untuk adanya inkulturasi dengan budaya setempat. Misalnya dalam budaya Jawa ibadat pemberkatan midodareni skealigus juga di sana dilakukan pemberkatan sarana-sarana yang akan dipergunakan dalam upacara pernikahan besok paginya seperti kembar mayang dan alat-alat lainnya. Namun demikian perlu diperhatikan kaidah umum liturgis yang berlaku. Kerjasama dari berbagai pihak khususnya mereka yang bersangkutan dengan hal liturgi sangat diperlukan sehingga perayaan itu tetap memiliki nilai sakralitas dan mengena dihati umat

c. Dasar Pastoral Ibadat Sabda dan Pemberkatan Midodareni dalam konteks
Penerimaan Sakramen Perkawinan

Perkawinan menjadi salah satu perhatian Gereja dalam konstitusi pastoral Gaudium et Spes. Perhatian Gereja ini timbul dari krisis yang mengancam hakekat perkawinan. Gereja berusaha membela dan mengembangkan martabat asli maupun nilai luhur dan kesucian status perkawinan (lih. GS 47). Perkawinan merupakan persekutuan/ koinonia yang bersifat ilahi sekaligus insani. Aspek manusiawi yang mau dibangun dalam hidup perkawinan diantaranya adalah relasi antara pria dan perempuan yang dibangun atas dasar kesepakatan, kesejahteraan keluarga dan masayarakat. Aspek ilahi yang hendak dibangun diantaranya relasi dengan Allah yang setia dan penuh cinta.
Dengan arah dasar pastoral ini, Gereja hendak menuntun, membimbing, dan mepersiapkan calon suami isteri untuk menghayati hidup perkawinan secara kristiani melalui ibadat pemberkatan midodareni. Dengan ibdat pemberkatan midodareni ini, Gereja juga berusaha menghantar suami-isteri menuju Allah yang menjadi sumber kasih dalam perkawinan mereka nantinya. Kedua calon mempelai ini diajak untuk menyadari bahwa mereka menjadi orang kepunyaan Allah (men or women of God) berkat status hidupnya dan menjadi co-creator perkawinan yang mereka bagun. Tentu saja arah dasar ini tidak sekali jadi tetapi melalui proses beriman. Suami-isteri diajak untuk terlibat aktif untuk mengungkapkan dan mewujudkan imannya demi keselamatan semua orang. Salah satu pengungkapan iman suami-isteri itu nampak dalam liturgi ibadat pemberkatan yang diintegrasikan dengan tradisi (Jawa) yang tentu saja mempunyai makna dari berbagai macam simbol yang dipergunakan. Di sinilah mau dikatakan bahwa iman yang mereka punya tidak bisa dilepaskan dari konteks tradisi dan budaya setempat dimana mereka tiggal dan hidup. Dana melalui tradisi dan budaya setempat itu juga mereka akan bersaksi tentang iman mereka

III. STRUKTUR DASAR IBADAT SABDA DAN PEMBERKATAN MIDODARENI

Dalam ibadat sabda dan pemberkatan midodareni, terdapat dua bagian pokok liturgi yaitu, liturgi sabda dan liturgi pemberkatan. Kedua liturgi ini diapit oleh ritus pembuka dan ritus penutup setelah sebelumnya diawali dengan saat persiapan. Berikut ini penjelasan mengenai arti dari struktur dasar ibadat sabda dan pemberkatan midodareni.

1. Persiapan
Menghantar dan menyiapkan umat masuk dalam upacara liturgi. Bersama-bersama umat diajak untuk membangun suasana siap mendengarkan sabda dan berdoa.

2. Ritus Pembuka
Bagian pembuka bertujuan untuk mempersatukan umat dan mempersiapkan umat agar menyadari kehadiran Allah; agar dapat mendengarkan sabda Allah dengan pantas dan bergairah, dan dapat berdoa dengan pantas.

3. Liturgi Sabda
Inti dari liturgi sabda adalah pembacaan kitab suci sebagai lambang kehadiran Tuhan. Pembacaan kitab suci menyampaikan warta mengenai cinta kasih Kristus yang diberikan kepada manusia, sekaligus ajakan untuk memberikan cinta kasih itu kepada sesama (dalam konteks ini antara suami-istri). Warta ini disampaikan melalui dua bacaan yaitu bacaan I dan Injil yang antara keduanya saling berkaitan satu sama lain.

4. Liturgi Pemberkatan
Bagian pokok dari liturgi ibadat pemerkatan midodareni ini adalah doa dan pemberkatan calon mempelai. Dalam liturgi pemberkatan ini tindakan liturgis yang hendak ditekankan adalah kita ingin memohon berkat dan restu dari Allah sendiri dan para kudus-Nya agar mereka membantu, menolong, dan merestui niat mereka untuk membangun keluarga. Umat yang hadir dan pelayan (imam, diakon, atau prodiakon) sifatnya hanya mendukung apa yang menjadi permohonan kedua calon mempelai melalui doa-doa mereka. Oleh karena itu sebenarnya yang harus aktif dalam hal ini adalah kedua calon mempelai itu sendiri.

5. Ritus Penutup
Bagian penutup ini bertujuan menyadarkan kita akan adanya tugas perutusan dalam hidup selanjutnya; dan juga menyadarkan kita untuk selalu memiliki sikap terima kasih kepada Allah dengan menyanggupkan diri untuk melaksanakan kehendakNya, sekaligus memohon berkatNya bagi pelaksanaan tugas di dunia.

TATA PERAYAAN IBADAT SABDA DAN PEMBERKATAN MIDODARENI

PERSIAPAN

Pemandu (ketua lingkungan atau wakil dari keluarga) mengucapkan selamat datang kepada seluruh umat yang telah hadir. Kemudian disambung dengan pengantar mengenai maksud dari upacara malam ini dan diteruskan dengan ajakan untuk mempersiapkan diri memasuki ibadat. Baik kiranya pemandu sekaligus mengumumkan lagu pembuka yang akan digunakan untuk membuka ibadat ini.

P : Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, pertama-tama saya mewakili keluarga mengucapkan selamat datang dan terima kasih atas kesediaan anda semua memenuhi undangan kami. Adapun maksud dari undangan kami malam hari ini adalah kita bersama diajak dan dimohon doa bagi saudara-saudari kita yang besok pagi akan menerima sakramen perkawinan. Kita semua mengimani bagaimana luhurnya nilai sakramen perkawinan maka hal ini perlu disyukuri dan disiapkan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, marilah menyiapkan diri untuk berdoa bersama secara khusus bagi saudara-saudari kita ini. Kita sambut kehadiran romo diakon pemimpin ibadat dengan lagu pembuka limpahkan kasih-Mu dari madah Bakti no. 478


RITUS PEMBUKA

Lagu Pembuka “Limpahkah Kasih-Mu” MB: 478

Limpahkan Kasih-Mu

Sungai mengalir tiada henti-hentinya, memberi hidup di sekitarnya.
Tuhan melimpahkan rahmat-Nya bagi yang berkenan kepada-Nya

Bunga-bunga tiada akan mekar mewangi, jika tanpa disegarkan air.
Hidup akan menjadi hampa, jika tanpa cinta kasih Tuhan

Ya Tuhan Allah, limpahkan kasih sayang-Mu, bagaikan air sungai abadi
Agar segarlah hidup kami, tiada akan layu selamanya

Tanda Salib
Sesudah lagu pembuka selesai, diakon bersama umat membuat tanda salib, sementara diakon mengucapkan:

(D) : Dalam nama Bapa -- dan Putera -- dan Roh Kudus
(U ) : Amin

Salam
Sesudah itu, sambil membuka tangan diakon memberi salam kepada umat dengan mengucapkan:

(D) : Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, -- cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus -- besertamu
(U) : Dan sertamu juga

Pengantar
Dengan singkat diakon mengarahkan umat kepada inti misteri yang dirayakan yaitu perayaan sabda Midodareni.

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, -- malam ini adalah malam yang suci bagi kita semua, -- terutama bagi kedua calon pengantin -- sdr……….(nama calon)…. dan sdri……….(nama calon)…... -- Orang banyak sering menyebut malam ini dengan “malam midodareni” --karena menurut tradisi (mitos) Jawa -- pada malam hari ini para bidadari akan turun -- untuk meberi restu kepada calon mempelai. Malam ini kita ingin bersama-sama memohon kemurahan dan rahmat Allah,-- yang adalah ratu dari segala bidadari. -- Kita juga ingin memohon berkat dari para malaikat,-- para leluhur dan para tetua dari bagi kedua calon mempelai. Maka -- marilah kita hening sebentar menyambut kehadiran Allah di tengah-tengah kita -- sambil menyadari segala kelemahan dan dosa-dosa kita,-- dan dengan rendah hati mengakuinya di hadapan Allah.

Seruan Tobat
(D) : Saudara-saudari, -- marilah menyesali dan mengakui bahwa kita telah berdosa, --supaya kita layak merayakan peristiwa penyelamatan ini.
(D+U): Saya mengaku......
(D) : Semoga Allah yang mahakuasa -- mengasihani kita, --
mengampuni dosa kita, -- dan menghantar kita ke hidup yang kekal.
(U) : Amin

Doa Pembuka
Sesudah diakon selesai mengucapkan kata-kata absolusi, diakon berkata/bernyanyi dengan tangan terkatup:

(D) : Marilah berdoa,

…… hening sebentar…………….

Diakon dan seluruh umat yang hadir berdoa sejenak dalam hati. Kemudian diakon merentangkan tangan, dan mengucapkan doa pembuka:

Allah Bapa maha pengasih, -- kami bersyukur kepada-Mu--karena malam ini Engkau melimpahkan rahmat dan anugerah bagi kami semua,-- terlebih bagi kedua calon mempelai -- sdr….. (nama calon)…. dan sdri……….(nama calon)….-- Puji dan syukur juga kami haturkan kepada-Mu -- terutama karena Engkau telah mempertemukan dan mempersatukan mereka berdua -- untuk mengembangkan bunga cinta kasih mesra mereka berdua. -- Oleh karena itu, -- dengan rendah hati kami mohon kepada-Mu -- agar Engkau sudi memberkati kedua calon mempelai ini dengan kurnia-Mu -- sehingga bahtera rumah tangga yang akan mereka jalani selanjutnya -- selalu dipenuhi dengan kebahagiaan, kesejahteraan, dan cinta kasihi yang berasal dari-Mu sendiri. -- Demi Yesus Kristus Tuhan dan pengantara kami -- yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, -- kini dan sepanjang masa.
(U) : Amin

LITURGI SABDA

Bacaan I
(Pembacaan dari surat santo Paulus kepada umat di Kolose 3:12-17)
“Atas segala sesuatu, kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.“

Karena sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemah-lembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuatlah juga demikian. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah Bapa kita.

Bacaan pertama diakhiri dengan:
(P) : Demikianlah sabda Tuhan
(U) : Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan - “Madah Kasih” MB. 66
Pemazmur mengajak umat untuk menyanyikan Mazmur Tanggapan yang didahului oleh solis.

Madah Kasih

Reff: Cinta kasih Allah dicurahkan, di dalam hati kita,
Oleh Roh ilahi, sumber cinta kasih yang dianugerahkan bagi kita.

Walau kaya raya dan kuasa, walau cantik indah mempesona,
walau pandai dan gagah perkasa, percumalah tanpa cinta kasih. - Reff
Cinta kasih itu murah hati, cinta kasih sabar dan tawakal,
Cinta kasih tak megahkan diri, tak mencari keuntungan diri. - Reff
Cinta kasih menutup segala, cinta kasih selalu percaya,
Cinta kasih mengharap segala, menanggung kurban dengan gembira - Reff

Bait Pengantar Injil
Bait pengantar Injil (Aleluya atau Terpujilah Kristus sesuai dengan masa liturgi waktu itu) dinyanyikan oleh petugas dan diikuti oleh umat.

Aleluya

Reff: Aleluya, Aleluya

Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi,
sama seperti Aku telah mengasihi kamu, - Reff

Sementara bait pengantar Injil dinyanyikan, diakon membungkuk sambil berdoa dalam hati:

(D) : Sucikanlah hati dan budiku, ya Allah yang mahakuasa,
supaya aku dapat mewartakan Injil-Mu dengan baik.

Bacaan Injil
Kemudian dengan suara lantang diakon berseru / berkata:

(D) : Tuhan sertamu
(U) : Dan sertamu juga
Sambil membuat tanda salib dengan ibu jari pada kitab Injil, diakon berseru:

(D) : Inilah Injil Yesus Kristus menurut santo Yohanes (15: 9-13)
(U) : Dimuliakanlah Tuhan

Kemudian diakon membuat tanda salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dadanya sendiri. Setelah itu diakon membacakan Injl, sementara itu seluruh umat mengikuti pewartaan Injil dengan khidmat.

Yesus berkata: ”Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggalah dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Ku-katakan kepadamu, supaya sukacitamu menjadi penuh. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.”

Aklamasi Sesudah Injil
Setelah pembacaan Injil selesai, diakon menyerukan aklamasi:

(D) : Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan, dan tekun
melaksanakannya.
(U) : SabdaMu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Sesudah itu diakon mengecup buku Injil dan berkata:
(D) : Semoga karena pewartaan Injil ini dileburlah dosa-dosa kita
Homili
Kemudian diakon menyampaikan homili. Sementara umat mendengarkan homili dengan penuh perhatian.

Point-point yang disampaikan dalam homili:

• Sapaan bagi calon mempelai dan orang tua calon mempelai. Bertanya bagaimana perasaannya malam hari ini? gembira, takut, bingung, tidak karuan
• Malam ini malam yang penuh rahmat bagi keluarga di sini dan kedua calon mempelai. Maka mari kita syukuri sambil tetap memohon karunia dan rahmat agar Roh Kudus mendampingi kedua calon mempelai sehingga mereka semakin mantap dalam keputusan untuk membangun rumah tangga yang akan diteguhkan di depan altar besok pagi. (selingan pertanyaan untuk kedua calon mempelai: apa benar sudah mantap? tidak salah pilih? siap menerima apa adanya satu sama lain, termasuk kalau ada sifat dari pasangannya yang belum diketahui sekarang?)
• Peneguhan dari KS. Bac I : ajakan untuk mengenakan kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan, dan Injil perintah untuk saling mengasihi. Ini hendaknya menjadi inspirasi bagi kedua calon mempelai dan kita semua untuk berbua kasih keada sesama disekitar kita.
• Dengan dukungan seluruh keluarga dan umat yang hadir, mohon agar Tuhan memberi kekuatan dan rahmat pada kedua calon mempelai dan orang tua calon mempelai.
• Malam ini menjadi malam yang suci karena restu para kudus yang menjadi saksi akan kegembiraan dan suka cita yang dialami oleh kita semua terutama kedua calon mempelai karena kepercayaan dan karunia Allah yang mereka terima untuk menjadi partner Allah dalam penciptaan dengan membangun keluarga.

Sesudah homili, diadakan saat hening untuk meresapkan sabda Tuhan .

Pengakuan Iman (Credo)
Sesudah homili, sesuai dengan petunjuk Penanggalan Liturgi, diakon mengajak umat menyatakan iman dengan mengucapkan SYAHADAT sebagai tanggapan atas Sabda Allah.

(D) : Saudara-saudara terkasih, --- Allah telah menyampaikan sabdaNya kepada kita --- melalui bacaan-bacaan dan homili --- yang telah kita dengarkan. Marilah kita menanggapi sabda itu --- dengan mengucapkan syahadat.

(U+D) : Aku percaya akan Allah.....

PEMBERKATAN CALON MEMPELAI

(D) : Saudara-saudari terkasih, marilah kita sekarang mendampingi saudara-saudari kita, kedua calon mempelai yang besok pagi akan menerima rahmat sakramen perkawinan dengan doa kita bersama. Mari kita memohon berkat dan restu dari Allah sendiri melalui para kudus dengan doa litani kepada para kudus. Semoga Bapa yang mahakuasa dan maharahim mengasihani dan membantu mereka dalam menjalani panggilan suci untuk mengarungi bahtera hidup berkeluarga.

Litani Para Kudus
Kemudian dinyanyikan litani para kudus oleh petugas. Dalam litani ini dapat disisipkan nama beberapa orang kudus, terutama pelindung gereja, dan nama-nama pelindung para calon mempelai. Selama litani dinyanyikan umat turut serta menyanyikan bagian-bagian yang telah ditentukan.

Tuhan kasihanilah kami, Tuhan kasihanilah kami,
Kristus kasihanilah kami, Kristus kasihanilah kami,
Tuhan kasihanilah kami, Tuhan kasihanilah kami,
Santa Maria, Bunda Allah, doa kanlah kami
Santo Mikhael, doa kanlah kami
Para Malaikat Allah , doa kanlah kami
Santo Yohanes Pembaptis, doa kanlah kami
Santo Yoesph , doa kanlah kami
Santo Petrus dan Paulus, doa kanlah kami
Santo Andreas, doa kanlah kami
Santo Yohanes, doa kanlah kami
Santa Maria Magdalena, doa kanlah kami
Santo Stefanus, doa kanlah kami
Santo Ignatius dari Anthiokia, doa kanlah kami
Santo Laurensius, doa kanlah kami
Santo Perpetua dari Felisitas, doa kanlah kami
Santa Agnes, doa kanlah kami
Santo Agustinus, doa kanlah kami
Santo Athanasius, doa kanlah kami
Santo Basilius, doa kanlah kami
Santo Martinus, doa kanlah kami
Santo Benediktus, doa kanlah kami
Santo Fransiskus dan Dominikus, doa kanlah kami
Santo Fransiskus Xaverius, doa kanlah kami
Santo Arnoldus doa kanlah kami
Santo Yohanes Maria Vianey, doa kanlah kami
Santa Katharina dari Siena, doa kanlah kami
Santa Theresia dari Avila, doa kanlah kami
Santa Lucia doa kanlah kami
Santa Veronika doa kanlah kami
Para Kudus Allah, doa kanlah kami
Tuhan Maharahim, bebaskanlah umat-Mu
Dari segala kejahatan, bebaskanlah umat-Mu
Dari segala dosa, bebaskanlah umat-Mu
Dari kematian kekal, bebaskanlah umat-Mu
Karena wafat dan kebangkitan-Mu, bebaskanlah umat-Mu
Karena kedatangan Roh Kudus, bebaskanlah umat-Mu
Kami orang berdosa, dengarkanlah umat-Mu
Semoga para pilihan-Mu ini Kaulahirkan-
kembali dalam pembaptisan suci, dengarkanlah umat-Mu
Yesus, Putera Allah yang hidup, dengarkanlah umat-Mu
Kristus, dengarkanlah kami, Kristus, dengarkanlah kami
Kristus, kabulkanlah doa kami, Kristus, kabulkanlah doa kami

Kemudian dengan tangan terkatup diakon berseru:
(D) : Marilah berdoa,

Dengan merentangkan tangan diakon melanjutkan doanya:
Allah Bapa Engkaulah pelindung dan sumber kekuatan kami. Kami bersyukur kepada-Mu atas para kudus yang selalu setia menjadi pembimbing serta pendoa bagi kami. Kami mohon demoga dengan ketelad mereka itu kami semakin hari semakin mampu mengamalkan ajaran serta amant Yesus dengan setia. Itu semua kamimohon demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami.
(U) : Amin

Pemberkatan Calon Mempelai
(D) : Saudara-saudari yang terkasih,
Marilah kita berdoa untuk memohon berkatdan rahmat, bagi saudara kita calon mempelai berdua ini.

Dengan merentangkan tangan diakon berseru/bernyanyi:
(D) : Tuhan sertamu
(U) : dan dertamu juga

Diakon memberkati dengan mengulurkan tangan ke arah kedua calon mempelai sambil berdoa:

(D) : Marilah berdoa,
Allah Bapa yang Maha Pengasih, sudilah Engkau memberkati kedua calon mempelai ini dengan berkat kasih-Mu sendiri. Semoga mereka saling membantu di dalam membangun keluarga katolik yang sejati. Semoga para kudus di surga, merestui niat kedua calon mempelai ini untuk membangun hidup berkeluarga. Semoga para Malaikat juga senantiasa membimbing serta melindungi perjalanan hidup mereka berdua, agar terhindar dari segala pencobaan yang dapat mengganggu ketentraman hidup mereka sekeluarga. Semua ini kami panjatkan kepada-Mu dengan pengataraan Yesus Kristus Tuhan dan pengantara kami.
(U) : Amin

Kemudian diakon memberkati kedua calon mempelai dengan memerciki air suci yang sudah diberkati. Setelah selesai pemberkatan, salah satu wakil dari keluarga atau umat yang ditunjuk memimpin doa umat dan dijawab oleh umat dengan jawaban yang ada di bagian bawah doa permohonan tersebut.

Doa Umat
(D) : Saudara-saudari terkasih,
Marilah kita sekarang memohonkan berkat Tuhan, terutama bagi kedua calon mempelai. Semoga Allag Yang Maha Pengasih mengaruniakan berkat-Nya yang melimpah kepada mereka.
(P1) : Allah Bapa, Engkau menciptakan manusia, pria dan wanita agar mereka hidup saling melengkapi dan mencintai. Kami mohon, semoga kedua calon mempelai, sdr...(nama calon)... dan sdri ...(nama calon)..... ini, Kau buka hatinya untuk menerima panggilan-Mu yang luhur menjadi partner Allah dalam penciptaan. Kami mohon.....
(U) : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.
(P2) : Allah Bapa yang Maha Pengasih, Engkaulah tujuan hidup semua orang yang percaya kepada-Mu. Kami mohon, semoga kedua calon mempelai inii nantinya dapat membangun rumah tangga atas dasar cinta kasih-Mu sendiri yang Kau ajarkan kepada kami. Kami mohon......
(U) : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.
(P3) : Allah Bapa, Engkau Senantiasa membimbing dan melindungi semua putera dan puteri-Mu. Demikian juga semoga kedua calon mempelai ini selalu Kau berikan kesehatan rohani serta jasmaninya, sehingga dapat melaksanakan tugas-tugasnya dalam kehidupan berkeluarga dan di dalam pelayanannya kepada masyarakat. Kami mohon....
(U) : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.
(P4) : Allah Bapa, mohon bimbingan-Mu bagi kedua calon mempelai ini semoga mereka selalu mengusahakan kesatuan cinta dan cita serta karsa, di dalam hidup berumah tangga, yang sesuai dengan kehendak-Mu. Kami mohon....
(U) : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan.

...................... hening sebentar ..........................

Dengan tangan terkatup diakon berkata:
(D) : Allah Bapa Maha Pengasih, demikian doa-doa yang kami panjatkan kepada-Mu. Dengan penuh kepercayaan kami serahkan semuanya kepada-Mu karena hanya Engkaulah Tuhan dan Pengantara kami yang hidupdan berkuasa kini dan sepanjang masa.
(U) : Amin

Bapa Kami : “ Bapa Kami Filipina” MB. 144
Setelah doa umat selesai dengan tangan terkatup, diakon mengajak umat mendoakan Bapa kami.

(D) : Saudara-saudari yang terkasih marilah kita satukan seluruh doa dan permohonan kita dengan doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus sendiri.
(D) : Atas petunjuk Penyelamat kita, dan menurut ajaran ilahi, maka beranilah kita berdoa.
(U) : Bapa kami yang ada di surga, ......

Embolisme
Kemudian dengan merentangkan tangan diakon mendoakan / menyanyikan salah satu embolisme (doa sisipan) di bawah ini dengan suara nyaring:

(D) : Ya Bapa, bebaskanlah kami dari segala kemalangan -- dan berilah kami damai-Mu.
Kasihanilah dan bantulah kami, -- supaya selalu bersih dari noda dosa -- dan terhindar dari segala gangguan, -- sehingga kami dapat hidup dengan tenteram, -- sambil mengharapkan kedatangan penyelamat kami, Yesus Kristus.

Diakon mengatupkan tangan. Umat melanjutkan doa tersebut dengan berseru:
(U) : Sebab Engkaulah raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.

Doa Penutup
Dengan tangan terkatup diakon berseru/berkata:

(D) : Marilah berdoa,

Kemudian diakon merentangkan tangan dan mendoakan doa penutup.
(D) : Allah Bapa di surga, pada malam hari yang suci ini, dengan restu para kudus, kami serahkan ke dalam tangan-Mu kedua calon mempelai, sdr ... (nama calon)... dan sdri ...(nama calon)..... yang besok pagi akan menerima sakramen perkawinan. Dampingilah mereka, berilah kekuatan dan kesehatan, agar besok pagi kedua calon mempelai ini dengan langkah mantap menuju ke altar-Mu untuk menerima rahmat –Mu melalui sakramen perkawinan tersebut. Kami mohon, semoga di dalam mengarungi samudera kehidupan selanjutnya, Engkau menghindarkan bahtera mereka dari berbagai macam gelombang pencobaan. Oleh karena itu, semoga Engkau selalu menaungi mereka dengan mengutus Roh Kudus-Mu sendiri menjadi pelindung serta pembimbing mereka dalam iman katolik. Semua ini kami haturkan kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami.
(U) : Amin

RITUS PENUTUP

Pengumuman
Dapat dibacakan beberapa pengumuman yang perlu diketahui oleh umat yang hadir (kalau ada).

Amanat Pengutusan
Diakon dengan singkat menandaskan amanat dari perayaan yang baru saja dilakukan.

(D) : Saudara-saudari yang terkasih, kita hidup karena kasih Tuhan kita juga diajak untuk mengasihi satu sama lain, mari kita dukung kedua mempelai yang akan mengikrarkan tekad untuk saling mengasihi sebagai suami istri sambil kita juga mengamalkan kasih yang diajarkan Tuhan Yesus kepada saudara-saudari di sekitar kita. Kita mohon berkat supaya kita dikuatkan untuk berani membagikan kasih itu kepada sesama kita.

Berkat
(D) : Saudara-saudari marilah kita mengakhiri perayaan sabda dan pemberkatan calon mempelai ini dengan memohon berkat Tuhan.

Diakon dengan tangan terentang menyapa umat:
(D) : Semoga Tuhan menyinari hidup saudara dengan cahaya kasih-Nya, penuh rahmat,
damai, dan sejahtera.
(U) : Amin
(D) : Semoga Tuhan melimpahi saudara dengan rahmat kasihnya sehingga saudara mendapatkan kekuatan untuk mewartakan kasih itu kepada sesama di sekitar kita.
(U) : Amin

Dengan posisi tangan tetap terentang diakon berseru :
(D) : Tuhan sertamu
(U) : Dan sertamu juga

Lalu diakon mohon berkat Allah bagi seluruh umat. Dengan mengulurkan kedua belah tangan ke arah umat diakon mengucapkan:
(D) : Semoga saudara sekalian diberkati oleh Allah yang mahakuasa:
(+) Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
(U) : Amin

Pengutusan
Diakon menghadap umat, dan dengan tangan terkatup ia berkata:

(D) : Saudara sekalian, perayaan sabda dan pemberkatan calon mempelai sudah selesai.
(U) : Syukur kepada Allah.
(D) : (Marilah pergi) Kita diutus
(U) : Amin.

Lagu Penutup “Tuhan Sumber Kasih” MB. 708

Tuhan Sumber Kasih

Tuhan Dikaulah sumber segala kasih
Tanamkanlah kasih di dalam hidup kami
Agar kami saling mengasihi
Dikau penuh cinta kasih pada kami umat-Mu
Semua makhluk dapat hidup dari pada-Mu Tuhan
Tanamkanlah kasih di hati kami
Untuk karya bakti kami bagi sesama
Tuhan Dikau sumber cinta kasih kami
Curahkanlah Roh Kudus-Mu kepada kami
Agar jadi pewarta kasih-Mu

V. SARANA DAN PRASARANA YANG DIBUTUHKAN (Untuk Disiapkan)

Beberapa sarana (barang) yang dibutuhkan adalah:
1. Air suci yang sudah diberkati dan hisopnya
2. Buku Madah Bakti dan Foto Copy teks ibadat
3. Kitab Suci
4. Dua buah lilin dan salib altar
5. Pakaian diakon (dalmatik dan stolanya)
6. Orgen

Petugas-petugas yang harus disiapkan:
1. Pemandu bisa dari ketua lingkungan atau wakil dari keluarga
2. Dirigen dan pengiring orgen serta kelompok koor
3. Lektor (Pembaca Bacaan I)
4. Pemazmur dan petugas yang menyanyikan litani
5. Pembaca Doa Umat.

1 komentar:

  1. Ini merupakan teks ibadat midodareni yang bagus. Tetapi, bagaimana kalau ibadat itu dipimpin oleh awam, Romo?

    BalasHapus