Ads 468x60px

Selasa 30 April 2013


PUNCTA RENUNGAN HARIAN
@RomoJostKokoh.
“Pacem in Terris.”
Paskah V
Kis 14:18-29; Yoh 14:26-31a

“Pacem in Terris - Damai di Bumi”. Itulah nama ensiklik Paus Yohanes XXIII yang erat-sarat dengan pesan moral dan kritik terhadap dunia global. Ketika Yesus mau naik ke surga, Ia pun meninggalkan damai di bumi: “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera Kuberikan kepadamu". Dkl: Yesus dan Paus Yohanes XXIII mengajak kita belajar menjadi “duda - DUta DAmai.” Konsep damai sendiri membawa konotasi yang positif; hampir tidak ada orang yang menentang perdamaian, bahkan perdamaian merupakan tujuan utama dari kemanusiaan. Burung merpati dan daun zaitun sering juga digunakan sebagai duta damai. 

Adapun pengertian damai sendiri memiliki banyak arti, al:

- Damai dapat menunjuk ke persetujuan mengakhiri sebuah perang atau ke sebuah periode di mana sebuah angkatan bersenjata tidak memerangi musuh. 

- Damai dapat juga berarti sebuah keadaan tenang, seperti yang umum di tempat-tempat yang terpencil, mengijinkan untuk nyenyak tidur atau bermenung.

- Damai dapat juga menggambarkan keadaan emosi dalam diri dan akhirnya damai juga dapat berarti kombinasi dari definisi-definisi di atas.

Bagi saya sendiri, seperti yang saya tulis dalam buku ”Family Way” (Kanisius), ada tiga indikasi kedamaian, yakni: 

Senin, 29 April 2013


“Veni Sancte Spiritus”

Pekan Paskah IV, Pw. St. Katarina dari Siena
Kis 14:5-18; Yoh 14:21-26

“Veni Sancte Spiritus - Datanglah Roh Maha Kudus.” Bersama dengan St. Katarina dari Siena yang kita kenangkan hari ini, Yesusmemberikan kita kurnia Roh Kudus. Dalam Syahadat Iman yang diakui oleh keluarga Gereja Katolik sedunia, terdapat sebuah penggalan kalimat, “Aku percaya akan Roh Kudus”. Disinilah Gereja mengajak kita sebagai satu keluarga beriman untuk benar-benar meyakini adanya Roh Kudus. Roh Kudus sendiri dalam pengertian dan pengartian Perjanjian Lama kerap mempunyai tiga arti, yakni:

- Pertama: קרוש (qadosy) yang berarti 'bersifat kudus atau khusus' (Keluaran 29:31).
- Kedua, ךןתאלהים (ruakh elohim), yang berarti 'Roh Allah, nafas Allah, angin Allah’. 
- Ketiga, ךןתקרוש (ruakh qadosy), yang berarti 'Roh Kudus' (Kejadian 1:2; Yehezkiel 37:1-14; Yunus 1:4; Zakharia 4:6). 

Menegaskan keyakinan ini, St. Ambrosius dalam De mysteriis pernah mengajarkan, “Karena itu, engkau harus ingat bahwa engkau telah menerima pemeteraian oleh Roh: roh kebijaksanaan dan pengetahuan, roh nasihat dan kekuatan, roh pengertian dan kesalehan, roh takut akan Allah; dan peliharalah apa yang telah engkau terima. Allah Bapa telah memeteraikan engkau, Kristus Tuhan telah menguatkan engkau dan memberikan jaminan Roh dalam hatimu” (7,42).

Berangkat dari pelbagai hal di atas, arti kata Roh Kudus jelas memiliki arti yang sangat penting dalam sejarah iman umat manusia. Hal ini terlebih tampak dalam keyakinan Yahudi dan fakta sejarah dalam Alkitab, dimana Roh Kudus memiliki peranan yang sangat lekat-dekat dengan manusia. Katekismus nomor 1831 bahkan menyatakan “Roh Kudus itu di utus ke seluruh Bumi, supaya menolong orang percaya tetap hidup baik.” Sebenarnya, kalau Roh Kudus itu turun dan diam di dalam diri kita, maka tentu akan terpancar di dalam kehidupan harian kita yaitu Ruah Hokema/Roh Hikmat, Ruah Bin'ah/Roh Pengertian, Ruah Etsa/Roh Nasehat, Ruah Geburah/Roh Keperkasaan, Ruah Yahweh Yir'et/Roh Takut akan Tuhan, serta Ruah Yahweh Da'at/Roh Pengenalan akan Tuhan, serta juga Roh Kesalehan (Bdk: Yesaya 11:12). Dan, indahnya ternyata pelbagai lambang Roh Kudus ini bisa kita singkat-padat dengan sebutan sederhana penuh makna yang saya tulis dalam buku “XXX-Family Way” (Kanisius), yakni “mama”,al:

Minggu, 28 April 2013

“Si vis amari, ama”
Minggu Paskah V
Kis 14:21b-27; Why 21:1-5a; Yoh 13:31-33a.34-35

“Si vis amari, ama - Jika kau ingin dicintai, cintailah!” Kutipan dari karya Publilius Syrus yang saya tulis dalam buku "Carpe Diem" ini mengingatkan saya akan sosok Pangeran dan Cinderella, Romeo dan Juliet, Abelardus dan Heloise, Rama dan Sinta, Arjuna dan Srikandi atau bahkan Rangga dan Cinta. Hari ini, Yesus juga mengatakan: "Semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi" (Yoh 13:35). 

Dengan kata lain: cinta kasih adalah tanda kita sebagai seorang kristiani karena Allah telah jatuh cinta pada kita. Model jatuh cinta ilahi antara Allah pada manusia adalah membebaskan dan tidak memaksa, memaafkan, mengorbankan diri, memberikan yang terbaik dan berbelas kasih. Inilah sebuah cinta yang tak bersyarat, unconditional love. Inilah cinta kasih yang tulus, yang dapat dirasakan oleh hati, yang dapat dilihat oleh orang buta, dan yang dapat didengar oleh orang tuli. 

Sabtu 27 April 2013


PUNCTA RENUNGAN HARIAN
@RomoJostKokoh.
“In Omnibus Quaerant Dei"

Paskah IV
Kis 13:44-52; Yoh 14:7-14

“In Omnibus Quaerant Dei - Dalam segala sesuatu menemukan Tuhan.” Inilah harapan iman kita b
ahwa kita selalu bisa melihat Tuhan dalam keseharian. Permintaan Filipus kepada Yesus: “Tuhan, tunjukkan Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami” mewakili kita yg kadang bingung tentang kehadiran Tuhan. Yesus pun menjawab: “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, Ia telah melihat Bapa.” Lewat pertanyaan sederhana Filipus itulah, Penginjil Yohanes mau memaparkan cara Yesus menyatakan misteri dan identitas diri-Nya bahwa dalam diri Yesus, Allah yang tak kelihatan menjadi tampak: “Ecce homo et Deus est - Lihatlah manusia dan kamu akan melihat Tuhan”. 

Menurut tradisi, Filipus sendiri dikenal sebagai penulis “Injil Filipus” yang ditemukan di Nag Hammadi dan penulis “Perbuatan-perbuatan Filipus”. Adapun tiga sikap dasar Filipus yg bisa kita petik, al:

Jumat 26 April 2013

"Tempora mutantur et nos mutamur in illis"

Paskah IV
Kis 13:26-33; Yoh 14:1-6

"Tempora mutantur et nos mutamur in illis -Waktu berubah dan kita pun berubah seiring dengannya.” Inilah salah satu pepatah orang latin yang menegaskan ketidakabadian hidup bahwa semua bisa berubah kecuali perubahan itu sendiri dan semua tidak abadi kecuali ketidakabadian itu sendiri: Yang kuat bisa lemah, yang sehat bisa sakit, yang skrg brjalan bisa brhenti, yg skrg brdiri bisa jatuh dan yg skrg hidup juga bisa mati. Fenomen real aktual ini wajar menimbulkan kegelisahan dan kekuatiran yang berkepanjangan dalam mencapai tujuan hidup kita, padahal tujuan hidup adalah melakoni hidup dg tujuan - The purpose of life is to live a life of purpose. Maka, kita jelaslah memerlukan tiga poros iman yang mendasar, al:

Kamis 25 April 2013


“Ite et donate

Pst St.Markus, Penginjil
1Ptr 5:6b-14; Mrk 16:15-20

“Ite et donate – pergi dan bagikanlah”. Gereja mengenangkan salah satu penulis Injil yakni St Markus (Lat: Mārcus, Yun: Μᾶρκος; Koptik: Μαρκοϲ; Ibr: מרקוס). Ia adalah seorang Yahudi dari suku Lewi yang terlahir di Gyréne, satu dari lima kota barat di Libya, di sebuah desa kecil bernama Aberyatolos dan besar di Yerusalem. Ibunya adalah salah satu "Maria" yang mengikuti Kristus dan ayahnya adalah Artistopolos, sepupu istri Santo Petrus Rasul. Adapun tiga semangat dasarnya, al: 

Rabu 24 April 2013

Lumen Gentium"

Paskah IV
Kis 12:24 - 13:5a; Yoh 12:44-50

“Lumen Gentium - Terang Para Bangsa”. Inilah salah satu judul dokumen Konsili Vatikan II yang terpenting bahwa Tuhan datang sbg “Lux Aeterna – Terang Abadi”: "Aku datang sebagai terang supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan." Secara ideal, inilah misteri Allah yg harus kt maknai: Belajar menerangi tanpa menyakiti, tegar menghangatkan tapi tidak menyilaukan 

Secara real, kita senyatanya hidup di dunia yang gemerlap dengan terang “hedonis-egois dan materialis, dimana segala sesuatu kini terang-terangan menjadi sangat komersial sekaligus dangkal: Uang menjadi seakan ”hosti”, mall menjadi seakan “gereja”, komputer dan televisi menjadi seakan “tabernakel”, bahkan kedirian seakan menjadi “Tuhan” bagi sesama. 

Di tengah terang dunia yang tidak benar-benar terang inilah, kita kadang turut masuk dalam pusaran dan lingkaran kegelapan. Hidup menjadi seolah seperti komedi putar: makin cepat dan makin cepat, namun tidak bisa keluar dari putaran itu sendiri. Dunia yang kita tinggali adalah dunia yang instan: ambil uang tinggal tekan tombol, ingin makan tinggal pesan di KFC atau Mc D, malas mencuci pakaian-langsung bawa ke laundry. Jelasnya, kita hidup di dunia pasca-aksara, di mana mimpi+kenyataan berlapis-lapis, yg nyata kadang seperti maya atau sebaliknya, yg maya mjd nyata.Implikasinya: banyak orang beriman yang mengalami “malam gelap”: kaya harta tapi miskin cinta, cantik tapi kadang terjerat narkotik, sibuk "di luar" tapi hampa "di dalam", terkenal tapi sebenarnya kesepian dan pelbagai topeng kepalsuan yang dialami oleh banyak pribadi dari pinggir desa sampai tengah kota.

Selasa, 23 April 2013

"Credo et Gaudo"

Paskah IV
Kis 11:19-26; Mzm 87:1-3,4-5,6-7; Yoh 10:22-30

"Credo et gaudo - Aku percaya dan bersukacita”. Yesus, Gembala Baik (Pastor Bonus) mengharapkan kita 100% percaya dan mengimaniNya seperti teladan Rasul Barnabas pada hari ini. Dalam bacaan pertama (Kisah 11:24), ditampakkan tiga kualitas dasar yang dimiliki Barnabas sebagai seorang yang percaya kepada Tuhan, yakni: orang yang baik/ bermoral; yang penuh dengan Roh Kudus/dipenuhi dan dipimpin oleh Roh Kudus sehingga menghasilkan buah-buah roh; yang juga penuh dengan iman/100% percaya akan Tuhan.

Berangkat dari historiografi Gereja, tercatat bahwa ada tiga komunitas imani yang terbangun pada abad pertama kristianitas, antara lain:
1. Jemaat di Yerusalem dengan Yakobus sebagai “pastor”nya . 
2. Jemaat di Efesus dengan Yohanes sebagai “pastor”nya. 
3. Jemaat di Antiokhia di bawah penggembalaan “pastor” Barnabas. 

Sejarah mencatat bahwa jemaat di Yerusalem hancur, karena terlalu tertutup, jemaat di Efesus juga terpecah-belah dan tercerai-berai karena terlalu banyaknya konflik. Satu-satunya jemaat Gereja perdana yang bertahan: berakar dalam iman-bertumbuh dalam persaudaraan dan semakin berbuah dalam karya pelayanan adalah jemaat Antiokhia dengan Rasul Barnabas sebagai “pastor”/gembalanya: “Di Antiokhialah, murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen” (Kisah 11:26). 

Barnabas! Siapa dia? Mungkin banyak dari kita yang belum mengenalnya secara utuh dan penuh, bukan? Padahal pepatah klise kerap berkata, ‘tak kenal maka tak sayang, bukan?’ Kadang juga nama rasul ini malahan tertukar dengan nama Barabas, penjahat yang dibebaskan dalam konteks penghakiman Yesus. Sebenarnya siapa itu Barnabas, bisa kita lihat dalam sepenggal kisah di Kis 4:36: “Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus.” 

Nama Barnabas ini berasal dari sepenggal kata dalam bahasa Ibrani, בר - BAR, yang berarti "anak", dan kata נביא - NEBI, "nabi". Banyak ahli yang menafsirkan nama ini juga lekat dengan kata “BAR” (yang berarti ‘anak’), serta “NABAS”, (yang berhubungan dengan kata NEWAHA, (Aram), yang berarti 'perdamaian' atau 'penghiburan'). Namun, secara komprehensif, Lukas sebenarnya tidak bermaksud memberikan etimologi ilmiah, tetapi lebih untuk menunjukkan watak orang itu secara deskriptif. 

Barnabas sendiri, yang nama aslinya adalah Yusuf, berasal dari keluarga imam Yahudi-Siprus, dan Yohanes Markus dari Yerusalem adalah kemenakannya (Kolose 4:10), dan dia sendiri adalah anggota dari gereja di Yerusalem, yang menjual miliknya (barangkali di Siprus) untuk menjadi milik umum (Kisah 4:36). Secara sederhana, Barnabas, dalam bahasa Inggris, banyak disebut sebagai “son of encouragement”, yang artinya jauh lebih besar dari sekedar anak penghiburan. Ia adalah pendorong dan pengobar semangat yang penuh kepercayaan pada Tuhan. Mengacu pada pelbagai bagian dari Kisah Para Rasul, terbukti bahwa Barnabas benar-benar pantas menyandang julukannya sebagai pendorong dan pengobar semangat. 

Senin 22 April 2013


"Pastor Aeternus”

Paskah IV
Kis 11:1-18; Yoh 10:11-18

"Pastor Aeternus-Gembala Sejati". Yesus adl Sang Gembala Sejati dan kita adl para domba ("Damai OMongannya krn Bersama Allah", buku "TANDA", Kanisius). Sbg Gembala Sejati, Ia memiliki 3 peran dsr, al: 

1. "Animator"/Menghidupkan:
"Akulah gembala yg baik+Aku mengenal domba2Ku". Ia memberikan semangat kasih+perHATIanNya sepenuh hati bg kseharian hdup+kesegaran jiwa. 

2. "Salvator"/Menyelamatkan: 
"Akulah PINTU". Ia mjd fontifex/jembatan, semacam pintu masuk dan perantara keselamatan kekal bg hdp kt. 

3. "Liberator"/membebaskan: 
"Aku memberikan nyawaKu bagi domba2Ku." Ia bebaskan kt dr kuasa dosa dg pengorbanan+nyawaNya di atas salib: "Ave crux spes unica-Salam ya Salib harapan yg utama". 

Minggu 21 April 2013


“Pastores Dabo Vobis"

Paskah IV - Minggu Panggilan
Kis 13:14,43-52; Why 7:9,14b-17; Yoh 10:27-30,22

“Pastores Dabo Vobis - Aku memberikan kamu para gembala”. Inilah salah satu janji Yesus yang bisa kita kenangkan pada Minggu Paskah IV yang sejak tahun 1963 juga dijadikan sebagai Hari Minggu Panggilan. Bacaan Injil jelasnya mengajak kita untuk merenungkan figur dan tutur Yesus sebagai “Gembala Baik” (Lat: Pastor Bonus).

Adapun tiga kebaikan dasarNya, yakni: 
- menyelamatkan/salvator, 
- menghidupkan/animator dan 
- membebaskan/liberator. 

Bersama dengan Minggu Panggilan inilah, kita juga terpanggil dan terpilih untuk menjadi “pastor bonus” yg mau berjuang menyelamatkan, menghidupkan dan membebaskan hidup setiap orang di sekitar kita, entah sebagai rasul-rasul awam maupun secara khusus sebagai imam, bruder, dan suster. 

Adapun sebuah cara sederhana spy kita bs mjd “pastor bonus” adl “dia.lo.gue” (baca: dialog), yakni sebuah ruang perjumpaan diri kita dengan “the others", yang lain - liane” yang kaya dan terbuka akan kontak sosial, al:

Sabtu 20 April 2013


"Credo et fido -Aku percaya dan aku mengimani.
Paskah III
Kis 9:31-42; Yoh 6:60-69

"Credo et fido -Aku percaya dan aku mengimani." Inilah yang ditunjukkan oleh Petrus dkk ketika Yesus mengatakan hal-hal yang sulit untuk dimengerti. Dengan kepercayaan iman inilah, Petrus dkk menjadi gereja perdana yang selalu hadir sebagai umat pilihan Tuhan yang "dikhususkan-disatukan dan dikuduskan".

Adapun 3 kebiasaan dasar sebagai umat pilihan Tuhan, antara lain: "PIkirkan tujuan-LIbatkan iman dan ANdalkan Tuhan". Caranya? Belajarlah dari pilihan kita sebagai orang Katolik yang mempunyai 7 karakteristik iman, seperti yang saya tulis dalam buku "HERSTORY" (Kanisius), antara lain: 

Jumat 19 April 2013


“Medicus curat sed Deus sanat"

Paskah III
Kis 9:1-20; Yoh 6:52-59

“Medicus curat sed Deus sanat
- Dokter mengobati tapi Tuhan menyembuhkan”. 
Bukankah setiap orang ingin “sehat - SEtia HAdirkan Tuhan” dan “sembuh - SEMakin bertumBUH?” Adapun salah satu syarat dasar supaya “sehat dan sembuh” adalah tersedianya makanan yang merupakan kebutuhan pokok manusia. Hari ini, Tuhan juga hadir secara insani dalam rupa makanan imani yang “menyehatkan” dan “menyembuhkan”: "Barangsiapa memakan Aku, akan hidup oleh Aku". Seperti halnya makanan yang biasa kita santap, Tuhan juga rela mengalami 4 proses dasar yang saya sebut juga dalam buku “HERSTORY” (Kanisius), yakni: “dipilih, diberkati, dipecah dan dibagi-bagi.”

Kamis, 18 April 2013


“Mens sana in corpore sano”

Pekan Paskah III
Kis 8:26-40; Yoh 6:44-51

“Mens sana in corpore sano - Dalam tubuh y
ang sehat terdapat jiwa yang kuat”. Kutipan buku karya Juvenal, Satura X:356 ini mendasari adanya harapan akan kesehatan jiwa dan raga. Adapun kesehatan jiwa-raga sangat tergantung juga dari makanan yang kita makan dan kebetulan juga bahwa Yesus hari ini menegaskan diriNya sebagai “makanan yang menghidupkan”, yang selalu kita terima setiap kali merayakan Ekaristi . Tentunya, fokus Ekaristi bukan pertama-tama karena ritus-upacaranya, tapi terutama karena apa yang dirayakan dalam ritus itu, yakni misteri penebusan Kristus melalui sengsara, wafat dan kebangkitanNya. Disinilah, Ekaristi yang menjadi jantung hidup Gereja (EE 3) sekaligus sumber dan puncak hidup beriman, fons et culmen (LG 11), memiliki arti mendasar yakni: “Elok KArena kRIStus ada di haTI. Dalam bahasa Paus Yohanes Paulus II: “Ekaristi bersifat universal dan mendamaikan, sebab walaupun Ekaristi dirayakan di gereja desa yang sederhana, Ekaristi senantiasa dirayakan pada altar dunia. Ekaristi mempersatukan dan mendamaikan surga dan dunia. Ia merangkul dan meresapi segenap ciptaan”. 

Rabu 17 April 2013


PUNCTA RENUNGAN HARIAN
@RomoJostKokoh.
“Soli Deo"

Paskah III
Kis 8:1b-8; Yoh 6:35-40

“Soli Deo - Hanya bagi Tuhan “. Medio tahun 2009-2011, s
aya pernah berkarya di kawasan Tanjung Priok, tepatnya di sebuah gereja tua karya Romo Mangun di pinggiran Cilincing, Jakarta Utara. Disanalah saya bertemu dengan beberapa orang Batak (“Bersama Allah Tambah Aku Kuat”), salah satunya adalah pak Silaban-“Siap + reLA berkorBAN”. Hari ini, kita juga diajak untuk ”SIap+reLA berkorBAN” seperti Stefanus dan jemaat perdana yang berani mengorbankan diri bagi Kristus. Adapun 3 semangat dasar orang yang siap dan rela berkoban, antara lain:

Selasa, 16 April 2013

“Panis Angelicus”

Pekan Paskah III
Kis 7:51-8:1a; Yoh 6:30-35



“Panis Angelicus - Roti para malaikat”. Inilah sebuah judul lagu rohani yang menjelaskan kehadiran Yesus sebagai “Roti Hidup”. Memang, ada begitu banyak roti: Ada roti tawar sampai roti tart, dari Bread Talk di Singapura, Bread In, J Co, Dunkin Donuts di Amerika, Holland Bakery sampai roti Unyil di Bogor. Tapi roti para malaikat ini istimewa. “Inilah roti yang telah turun dari sorga. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.” 

Yesus jelas memberikan diriNya sbg roti hidup: "Barangsiapa datang kepadaKu tidak akan lapar lagi". Ia memberi kekuatan dan keberanian seperti yang dilakukan Stefanus. Maka dari itulah, saya mengartikan “Roti” ini sebagai “Rahmat Oleh Tuhan, yaitu Iman.” Adapun penjelasan dasarnya, antara lain:

1. Mengapa “Rahmat Oleh Tuhan”? 
Lihat dan dalamilah arti lagu ini: 
Panis Angelicus fit panis hominum/Roti malaekat menjadi roti manusia, 
Dat Panis caelicus figuris terminum/Roti surgawi mendapat bentuk terbatas, 
O res mirabilis/Oh begitu mengagumkan, 
Manducat Dominum pauper servus et humilis/Hamba yang miskin dan hina makan Tuhannya. 


Senin, 15 April 2013



“Sol lucet omnibus"

Pekan Paskah III
Kis 6:8-15; Yoh 6:22-29

“Sol lucet omnibus - Matahari menyinari semua orang”. Kutipan dari karya Petronius Satiricon Liber inilah yg mewakili kehadiran Kristus dan Stefanus sebagai cahaya ilahi. Adapun perayaan Stefanus disebut-sebut dalam kidung Natal Good King Wenceslas yang merupakan hari libur nasional di Republika Srpska, Irlandia, Italia, Austria dan Finlandia. 

Dari figur Kristus dan Stefanus, terdapat tiga semangat dasarnya, antara lain: 

1. Martiria (“kesaksian”): 
Kristus berarti “yang diurapi” dan Stefanus berarti “yang dimahkotai” adalah dua saksi iman yang sama-sama wafat sebagai martir. Kristus disalib dan Stefanus dirajam. Bicara lebih lanjut soal Stefanus, ia digelari mahkota kemartiran dan dilukiskan dengan tiga buah batu beserta dahan palma. Campur tangan Allah membuat ajarannya didengar dan dipercaya oleh banyak orang. Karena itulah, ada sekelompok orang yang merasa tersaingi dan terbutakan oleh rasa iri - dengki sehingga mereka merancang kejahatan dan fitnah yang kejam bagi Stefanus. Bukankah itu juga yang dialami oleh Kristus? Yang pasti, Kristus dan Stefanus tidak takut terhadap “salib”: kesalahpahaman, fitnah, umpatan dan caci-maki sepihak. Sebaliknya, mereka malahan setia bersaksi untuk selalu merangkul salib dengan pengharapan dan sukacita. 

Minggu 14 April 2013

"Surrexit Dominus

Minggu Paskah III
Kis 5:27b-32, 40b-41; Why 5:11-14; Yoh 21:1-19

"Surrexit Dominus - Tuhan s
udah bangkit! Inilah "kenyataan harian/faktisitas" dan "keyakinan iman/fidelitas" paskah bahwa Tuhan sudah bangkit dan berkali-kali menampakkan diri, kemarin muncul di Yerusalem dan hari ini di pantai Danau Tiberias. Hal ini menegaskah bahwa Ia selalu hadir sebagai "Alpha et Omega-Awal dan Akhir" dalam hidup harian kita. KehadiranNya kerap sangat sederhana dan biasa-biasa, kadang tidak langsung dikenali tapi selalu membawa berkat dan keselamatan. 

Adapun 3 insight hari ini, al: 

Sabtu, 13 April 2013


“Fluctuat nec mergitur"

Pekan Paskah II
Kis 6:1-7; Yoh 6:16-21 

“Fluctuat nec mergitur - Terombang-ambing t
api tak tenggelam”. Inilah motto kota Perancis yang juga saya tulis dalam buku “Carpe Diem”. Adapun hari ini, para murid Yesus juga “terombang-ambing” karena berada jauh dariNya. Inilah sebuah pemaknaan iman bahwa mereka berada dalam situasi keterpisahan dengan lima indikasi: “kedinginan-kegelapan-ketakutan-kegelisahan- kebimbangan mendalam”. Ya, kapal yang mereka naiki terombang-ambing oleh badai dan gelombang di danau Galilea. Adapun Danau Galilea terkait-paut dengan keberadaannya yang membentang luas di daerah Galilea (Mat 4:18; Mrk 1:16). Dlm KSPL, danau ini dikenal dengan yam Kinneret, karena bentuk danau itu menyerupai kecapi (Ibrani: ‘yam’= laut/danau, ‘kinnor’=kecapi). Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, danau ini juga disebut danau Genesaret (Mrk 6:53; Mat 14:34; Luk 5:1). Dua ajaran iman yang mendasar kita peroleh dari kata-kata Yesus hari ini, antara lain: