Ads 468x60px

Selasa 30 September 2014

Pw St Hieronimus.
Ayb. 3:1-3,11-17,20-23; Mzm. 88:2-3,4-5,6,7-8; Luk. 9:51-56.


"Sola scriptura - Hanya kitab suci" 
Inilah salah satu dari "S3" khas Gereja Kristen selain "sola gratia & sola fide." Pastinya, Gereja Katolik menganggap Kitab Suci sebagai "T" (Tradisi besar) diantara banyak "t" (aneka tradisi kecil). Nah, bicara soal kitab suci kerap tak lepas dari sosok St. Hieronimus yang kita kenangkan hari ini, yang terkenal dengan ungkapannya: "Tidak mengenal Kitab Suci berarti tidak mengenal Kristus". Ya, dialah seorang Pujangga Gereja abad ke-4, yang sangat ahli dalam 3 bahasa klasik, Latin, Yunani dan Ibrani. Maka, ia diberi kepercayaan oleh Paus Damasus untuk membuat terjemahan baru seluruh teks Kitab Suci ke dalam bahasa Latin.
 

Senin 29 September 2014

Pesta St Mikael- Gabriel- Rafael (Malaikat Agung)
Dan. 7:9-10,13-14; Why. 12:7-12a; Yoh. 1:47-51.

"Natanael - Anugerah Allah"
Inilah nama orang Israel sejati yang diantar oleh Filipus ("FIkirkan tujuan-LIbatkan iman-PUSatkan perhatian") kepada Yesus. Adapun hari ini, Yesus berkata kepada Natanael alias Bartolomeus: "Engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat Allah turun, naik kepada Anak Manusia."
Ya, hari ini kita merayakan pesta para Malaikat Agung yang juga merupakan "anugerah Allah" buat kita: Mikael, Gabriel, dan Rafael.
 

Minggu 28 September 2014

Minggu Biasa XXVI
Yeh. 18:25-28; Flp. 2:1-11; Mat. 21:28-32.

"Fiat voluntas Tua -Jadilah kehendakMu!"
Inilah salah satu seruan dalam doa Bapa Kami yang juga menjadi harapan orang beriman. Adapun dalam bacaan hari ini diawali dengan kehendak seorang bapa kepada ke-2 anaknya untuk bekerja di kebun anggur. Kebun anggur sendiri merupakan istilah klasik yang digunakan untuk menyimbolkan Israel yang seharusnya penuh sukacita- gairah & cinta. (Yes 5:1-7; Yer 12:10)

Sabtu 27 September 2014

Pw. St. Vinsensius a Paulo
Pkh. 11:9 - 12:8; Luk. 9:43b-45.


"Congregatio Misionis- Konggregasi Misi"Inilah komunitas para imam yang dirintis oleh St Vincentius de Paulo yang kita kenangkan hari ini. Satu kalimat misinya yang mengesankan & saya tulis dalam buku "XXI-Interupsi:
"Tidaklah cukup bagiku untuk mengasihi Tuhan jika aku tidak mengasihi sesamaku."

Jumat 26 September 2014

Pkh. 3:1-11; Mzm. 144:1-4; Luk. 9:18-22.
  
"Rex Gentium - Raja Para Bangsa"
Inilah salah satu gelar "Jesus-Jadilah Engkau Saksi Untuk Selamanya," yang merupakan salah satu katekese abjad dalam serial kaos "HIK". Ya, kita diajak untuk menjadi saksi ilahi selamanya dengan benar2 mengenali Yesus. Adapun Yesus pada bacaan hari ini melarang para murid supaya tidak memberitahukan identitasnya sebagai "Filius Dei - Anak Allah" kepada siapapun. Dia mengharapkan bahwa pengenalan tentang identitasNya tidak cukup hanya berasal dari "katanya" orang lain karena hanya akan menyentuh sisi pengetahuan/kognisi.

Kamis 25 September 2014

Pekan Biasa XXV;
Pkh 1:2-11; Mzm 90; Luk 9:7-9

"Rex - Raja"
Pada bacaan hari ini ditampilkan dua figur raja yakni "Herodes"/sang pecundang dan Yesus, "Hero"/sang pahlawan. Herodes tampil sebagai "raja pecundang" yang childish (kekanak-kanakan), sebaliknya Yesus tampil sbg "RAJA PAHLAWAN" yang mencintai anak-anak (children). Yang pasti: raja Herodes ingin melihat Yesus sang RAJA dan ada beberapa tahapannya sebelum dia bisa melihat Yesus, antara lain:

Rabu 24 September 2014

Pekan Biasa XXV
Ams 30:5-9
; Luk 9:1-6

"Ite missa est - Pergilah kamu diutus!"
Inilah seruan gereja setiap akhir misa bahwa Yesus mengajak kita "pergi & diutus" dari altar ke pasar, dengan 3 sikap dasar yang diberikanNya, antara lain:

1. Otoritas.
Inilah kali pertama Yesus memberikan tenaga & kuasa ilahi serta mengutus ke12 muridNya untuk mewakili Dia dalam kata & tindakan.
Ke12 murid itu kini menjadi orang yang berkuasa untuk mengusir setan & menyembuhkan penyakit. Mereka bukan bangsawan tapi dipakai Allah secara menawan untuk mewartakan KerajaanNya. Adapun perintah yang diberikan kepada ke12 orang itu, menurut ayat paralelnya di kitab Matius adalah pergi kepada "domba-domba yang hilang dari umat Israel" (Mat 10:6). Tapi setelah kebangkitanNya, Yesus mengubah jangkauannya kepada segala bangsa, "sampai akhir zaman" (Mat 28:18-20; Mrk 16:15-20). 

Socius - Sahabat

Francesco, dilahirkan pada 25 Mei 1887 di Pietrelcina, Italia sebagai anak ke-5 dari 8 anak keluarga petani Grazio Forgione & Maria Giuseppa De Nunzio. Pada 6 Jan 1903, ia masuk novisiat Kapusin di Morcone. Pada 22 Jan, ia menerima jubah Fransiskan dan mendapat nama "Broeder Pio".

Karena kesehatannya yang buruk, setelah ditahbiskan sebagai imam pada 10 Agust 1910, ia harus tinggal kembali bersama keluarganya. Ia divonis infeksi paru dan hidupnya hanya tinggal sebulan saja.

Syukurlah, pada Sept 1916, ia membaik dan diutus ke Biara San Giovanni Rotondo. Disini, Ia kerap tenggelam dalam doa yang khusuk: “Dalam kitab-kita mencari Tuhan, dalam doa-kita menemukanNya." 

Selasa 23 September 2014

PW. St. Padre Pio dr Pietrelcina
Ams. 21:1-6,10-13; Mzm. 119:1,27,30,34,35,44;Luk. 8:19-21.






"Fraternitas - Persaudaraan"
Inilah salah satu dari 3 semangat dasar Revolusi Prancis.
Adapun pada bacaan hari ini (Bdk. Mat 12:46-50, Mrk 3:31-35) mengajak kita juga menekankan semangat persaudaraan. Bahkan dalam Mat 13:55 dan Mrk 6:3 disebutkan nama saudara – saudaraNya (Yakobus-Yoses, Yudas, Simon).
Oleh karena itu ada banyak orang yang salah tangkap dan menyangka bahwa Yesus mempunyai saudara saudara kandung atau Maria mempunyai banyak anak padahal di dalam Alkitab, kata “saudara” tidak selalu berarti saudara kandung tapi dapat juga berarti saudara seiman (Kis 21:7), sebangsa (Kis 22:1) atau kerabat seperti pada kitab asli bahasa Ibrani yang mengatakan Lot sebagai saudara Abraham (Kej 14:14) padahal Lot adalah keponakan Abraham.
Adapun dua hal mendasar yang bisa kita ingat dan buat sebagai saudara saudaraNya, yakni: mendengarkan sabdaNya dan MelaksanakanNya: "Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka yang mendengarkan sabda Allah dan melaksanakannya."
.Ya, kita diajak rendah hati, seperti Maria yang pertama-tama mendengarkan firmanNya (Luk 1: 38), banyak mendengar dan mentaati perintah dan sabdaNya. Sekaligus, kita juga diajak untuk hidup sepenuh hati, seimbang antara teori dan praktek, yang kita rayakan, juga kita wujud nyatakan.
Dengan kata lain: Iman yang benar benar hidup dalam keseharian, tidak hanya omong tapi benar benar dihidupi & dihayati, tidak hanya menjadi "pendengar firman" tapi terlebih menjadi "pelaku firman."

"Pohon Ara di Kediri - Mari bersaudara setiap hari."

Padre - Bapak


Inilah salah satu semangat kebaikan yang ditawarkan Padre Pio hari ini. Padre Pio yang lahir pada 25 Mei 1887 di Pietrelcina, Italia dan meninggal pd 23 Sept 1968 adalah seorang biarawan Kapusin yang mengalami PD I & II, Kons Vatikan II dan revolusi th 60an.
Adapun 3 sikap kebapakannya yang bisa kita ingat, al:

1. Kehangatan.
Ia kerap mengatakan kepada orang banyak: "Berdoalah, Berharaplah & Janganlah kuatir."
Tiga kata itulah yan memberikan kehangatan ilahi: penghiburan & penyembuhan kepada jutaan orang.

Persembahan Doa Padre Pio


Selasa 23 Sept 2014
PW. St. Padre Pio.

Tinggallah denganku Tuhan, karna kehadiranMu kuperlukan sehingga aku tidak melupakanmu.
Tinggallah denganku Tuhan, karna aku lemah dan membutuhkan kekuatanMu.
Tinggallah denganku Tuhan, karna Engkau adalah hidupku, dan tanpaMu, aku tanpa semangat.
Tinggallah denganku Tuhan, karna Engkau adalah terangku, dan tanpaMu, aku berada dalam kegelapan.
Tinggallah denganku Tuhan, untuk menunjukkan aku kehendakMu.
Tinggallah denganku Tuhan, sehingga aku mendengar suaraMu dan mengikutiMu.

Bunda Kau Kurindu


Kelepak cahya pudar senyap
Langit menggantung di geligir kelu
Petang meruap gelap merayap
Kusangkali Kau sebelum kelam merenggut
Aku hilang akal di bisik ranum tuba

Kakiku perih terperam kalut
Hatiku merintih menguncup takut
Perjalanan ini kelewat jauh ke ufuk
pun cakrawala tak jua menjemput
Oh, Bunda Engkau dimana?

Sayap matahari hangus patah
O, lezatnya buah surga nan mencelikkan
O, tipu daya tanah terpanggang tandus
Di derit rindu mengais, peluhku menangis
Oh, Bunda Aku lelah haus…

“Maria, Oh Maria, Mengapa Aku Mencintaimu ”



Maria, Oh Maria,
genggamlah tanganku, peganglah hatiku,
terangilah mataku, dan sertailah pucuk-pucuk cintaku........

Maria, oh Maria,
doakanlah aku juga,
Karena mataku sering salah melihat, bibirku kerap salah berucap,
telingaku kadang salah mendengar, dan hatiku tak ayal salah menduga......

Kata Setan soal Bunda Maria:


'Ia adalah yang paling murni dari segenap ciptaan dan aku adalah yang paling cemar; ia adalah yang paling taat dari segenap ciptaan dan aku adalah yang paling memberontak; ia adalah dia yang tak berdosa dan dengan demikian selalu mengalahkanku." Maria adalah figur kunci dlm melawan tipu-daya setan, teristimewa karena ia sendiri juga dicobai, dari sejak kelahiran hingga wafatnya. Tetapi ia selalu menang."

Maria Bintang Samodra


1.DOA DEVOSI 
Elisabeth Gruyters (Pendiri Suster-Suster Cinta Kasih St. Carolus Borromeus) di depan patung Maria Bintang Samodra, di bekas Gereja St. Nicolas, 15 Agustus 1836

... ... ..., ketika itu
aku ada di dalam bekas Gereja St. Nicolaas
Aku menempatkan diriku
tepat dihadapan patung Bunda Maria yang keramat ...
dan aku berdoa kepada ketiga orang Biarawan Suci
yang kujadikan pengantaraku
karena aku sendiri sudah begitu lama mendoakannya,
sehingga tidak mempunyai keberanian lagi
untuk berdoa;
dengan diam-diam aku telah memutuskan
untuk mohon kepada
St. Antonius, St. Fransiskus dan St. Dominikus,
agar mereka sudi membantu aku dalam doa,
dan mewakili aku
menghadap tahta Bunda Allah yang suci ...

Voyes Comme’est Simple

Itulah kalimat terakhir Bernadeth Soubirus di kamarnya sebelum dia meninggal di Paris, tepat pada hari Paskah, 1879.
Secara lengkap, "Voyes comme’est simple, il suffit d’aimer" (lihatlah bagaimana sederhananya, semua yg kau lakukan 'tuk mencintai)

“Dahulu saya sedih karna tidak memiliki sepatu sampai saat saya berjumpa dengan seorang lelaki yang tidak mempunyai kaki.”
Dari nukilan itu, kita bisa mengatakan, “jika kita tak punya apa-apa yang kita cintai, maka cintailah apa-apa yang kita punyai.”

Senin 22 September 2014

Ams. 3:27-34; Mzm. 15:2-3ab,3cd-4ab,5; Luk. 8:16-18.

"Fiat Lux- Jadilah Terang!"
Inilah semboyan para HIK-ers dimana Yesus sendiri mengibaratkan terang itu sebagai pelita.Pelita sebenarnya adalah lampu minyak (Yun: lychnon) yakni piringan tanah liat kecil yang diberi minyak zaitun dan sumbu. Terang yang dihasilkannya sangat lemah sehingga jika diletakkan di bawah sebuah mangkuk/alas maka lampu minyak ini tidak akan memberikan terang. Pada umumnya diletakkan di atas kaki dian sehingga terangnya memancar ke semua arah. Nah, adapun tiga keutamaan “pelita”, antara lain: 

Minggu 21 September 2014

Minggu Biasa XXV
Yes 55:6-9; Mzm 145:2-3, 8-9, 17-18; Flp 1:20c-24, 27a; Mat 20:1-16a.

"Deus vult- Tuhan menghendaki!"
Inilah semboyan para ksatria perang salib dimana Allah menghendaki kita semua "selamat": ikut bekerja & mendapat upah. Upah/imbalan itu digambarkan sebagai: "bersama-sama dengan Kristus, memandang kemuliaanNya dan kemuliaan Allah dan dimuliakan dengan Kristus" (Yoh. 12:26; Mzm. 17:15; Mat. 5:8; Yoh. 17:24; Rm. 8:17, 18; Kol. 3:4). 

Sabtu 20 September 2014

Pw. St. Andreas Kim Taegon, Paulus Chong Hasang dkk
1 Kor. 15:35-37,42-49; Mzm. 56:10,11-12,13-14; Luk. 8:4-15.


"Kalos agathos- Hati yang tulus & baik".
Inilah dua kata Yunani yang menjadi dambaan banyak orang seperti yang diteladankan para martir dari Korea pada hari ini. Mengacu pada bacaan hari ini tentang perumpamaan seorang penabur, kita juga diajak menjadi orang yang hatinya tulus & baik, yang sungguh berakar-bertumbuh & berbuah di tengah aneka "HTAG"- "Hambatan Tantangan Ancaman Gangguan."

Jumat 19 September 2014


1 Kor. 15:12-20; Mzm. 17:1,6-7,8b,15; Luk. 8:1-3.

"Serviam - Aku melayani!"
 Inilah semboyan dasar sekolah Ursula yang dirintis St Angela Mericci dengan fokus awalnya pada pembinaan para perempuan muda. Adapun hari ini, Yesus tidak hanya dekat dengan para pria tapi Ia juga berada dan berkarya bersama para perempuan. Ia terbuka dan melibatkan semua orang yang berkehendak baik, tanpa sekat dan batas. Perempuan itu, antara lain : Maria Magdalena, Yohana istri Khuza bendahara Herodes, Susana dkk.

Kamis 18 September 2014

1 Kor. 15:1-11; Mzm. 118:1-2,16ab-17,28; Luk. 7:36-50

"Dominus Flevit- Tuhan yang menangis!"
Inilah nama salah satu gereja di tanah suci yang kembali terkenang ketika Yesus diurapi oleh perempuan yang di-cap berdosa, "a notorious sinner, a social outcast, devoted to sin." Adapun perempuan ini mendekati Yesus lalu menangis hingga membasahi kaki Yesus dengan air matanya. Menyadari itu, ia pun menyeka kaki Yesus dengan rambutnya & meminyaki dengan wewangian. Bicara soal tangisan, ada dua pokok yang bisa kita angkat, antara lain: 

Rabu 17 September 2014


PW. St. Robertus Bellarminus
1
Kor. 12:31 - 13:13; Mzm. 33:2-3,4-5,12,22; Luk. 7:31-35.

“Ars Moriendi - Seni Kematian”
Inilah salah satu tulisan St. Bellarminus, selain 2 buku katekismus serta tafsiran Mazmur dan 7 sabda terakhir Yesus. Bellarminus sendiri lahir di Montepulciano Siena, Italia, 4 Okt 1542 dan wafat pada 17 Sept 1621 di Roma. Ia dinyatakan sebagai Beato pada 13 Mei 1923, sebagai Santo pada 29 Juni 1930 dan sebagai Pujangga Gereja pada 17 Sept 1931.

Selasa 16 September 2014


Pw. St. Kornelius & Siprianus
1 Kor. 1:12-14,27-31a;
Mzm. 100:2,3,4,5; Luk. 7:11-17


"Optio fundamentalis - Pilihan dasar"

Inilah salah satu kekhasan lawatan ilahi yang selalu memiliki keberpihakan pada org kecil yang diwakili oleh figur janda di Nain pada bacaan hari ini. Kerap, kaum janda sering ternafikan dalam kehidupan bermasyarakat dan inilah yang mengakibatkan mengapa seorang janda dianggap "jablai": lemah sapa, lemah cinta, termasuk lemah secara ekonomi karena harus mencari nafkah sendiri, meski ini terbilang sangat relatif, karena banyak juga janda kaya.

Selain itu, dalam sejarah peradaban bangsa Arab, kaum janda pernah menempati kedudukan strata sosial terbawah karena tidak mempunyai sosok pelindung.

Senin 15 September 2014

Pw. Maria Berdukacita
1 Kor. 12:31 - 13:13/ Ibr. 5: 7-9; Mzm 31:2-3a,3b-4,5-6,15-16, 20;Yoh. 19:25-27

"Mater Dolorosa - Bunda Dukacita"
Inilah salah satu gelar Maria yang dikenangkan pada hari ini setelah pesta Salib Suci. Pada awalnya, peringatan ini bergelar “Santa Perawan Maria Bunda Berbelas Kasih” (Our Lady of Compassion) dengan menekankan besarnya kasih Maria ("compassion": "cum" et "patior", menderita bersama). Selanjutnya, gelar ini sejatinya diberikan kepada Maria dengan menitik-beratkan pada 7 dukacitanya, antara lain:
- Nubuat Simeon,
- Pengungsian ke Mesir,
- Yesus hilang & diketemukan di Bait Allah,
- Maria berjumpa dengan Yesus dalam perjalananNya ke Kalvari,
- Maria berdiri di kaki salib,
- Maria memangku jenasah Yesus, dan
- Yesus dimakamkan.

Minggu 14 September 2014

Pesta Salib Suci
Bil. 21:4-9; Mzm. 78:1-2,34-35,36-38; Flp. 2:6-11;Yoh. 3:13-17.

"Ave crux spes unica - Salam ya salib harapan kami."
Inilah kalimat Edith Stein yang kerap dikutip Paus Yohanes Paulus II. Tapi, mengapa harus SALIB? Pertanyaan ini mungkin juga muncul dari orang-orang Israel dalam bacaan 1 ketika Allah meminta Musa membuat ULAR TEMBAGA untuk menyelamatkan umatNya. Adapun, ular mempunyai makna yang buruk & hina sebagai salah satu simbol dosa, bahkan banyak orang yang merasa takut & jijik ketika melihat ular. Nah, seperti ular yang hina, salib yang adalah juga hukuman hina, menakutkan & menjijikkan ternyata menjadi tanda keselamatan:

Sabtu 13 September 2014

Pw. St. Yohanes Krisostomus 
1 Kor. 10:14-22a; Mzm. 116:12-13,17-18; Luk. 6:43-49.

"Sanctificetur nomen Tuum - Dikuduskanlah namaMu."
Inilah salah satu seruan iman dalam doa Bapa Kami yang terus diperjuangkan oleh St. Yohanes Krisostomus yang kita kenangkan hari ini. Ia adalah Uskup Konstatinopel (397-404) yang saleh, yang dijuluki "Krisostomus", yang berarti : "Si Mulut Emas".  Kitapun juga diajak menguduskan nama ilahi dengan menjadi "si mulut emas" bagi banyak sesama lewat sebuah metodologi bernama "PKK", antara lain :

Jumat 12 September 2014

Santa Perawan Maria yg Tersuci
1 Kor. 9:16-19,22b-27Mzm. 84:3,4,5-6,12; Luk. 6:39-42.

"Benedictus fructus ventris tui Jesus - Diberkatilah buah tubuhmu Yesus."
 Inilah salah satu penggalan dalam doa Salam Maria yang bisa kita kenangkan pada hari "Nama Maria yg Tersuci" ini. Jelasnya, nama Yesus yang suci dan penuh berkat menjadikan nama Maria, BundaNya juga suci dan penuh dengan berkat ilahi. Adapun tiga jalan sederhana supaya kita juga bisa menjadi suci dan mendapatkan berkat ilahi, yakni:

Kamis 11 Sept 2014

Pekan biasa XXIII

1 Kor. 8:1b-7,11-13;Luk. 6:27-38.

“Bonum et malum - Kebaikan dan Keburukan”Inilah dua hal yg mewarnai hidup kita. Indahnya, Yesus tegas memberitahukan supaya kita menjadi "berkat", dengan tetap mewartakan “bonum” di tengah “malum”. Inilah sebuah pedoman hidup, karena iman tidak hanya personal tapi juga sosial, salib tidak hanya berpalang vertikal (ke ilahi) tapi juga horisontal (ke insani) dengan 3 indikasi dasar, antara lain:

Rabu 10 September 2014

Pekan Biasa XXIII
1 Kor. 7:25-31; Mzm. 45:11-12,14-15,16-17; Luk. 6:20-26.

"Beati-Berbahagialah!"

Mereka yang disapa berbahagia adalah mereka yang "kecil", yang tampak dalam 4 tipologi, antara lain:

1.Orang miskin.
Orang miskin (Yun: ptöchós) dalam bahasa Yahudi disebut anî (‘ânâh: bergantung pada orang lain), yang membentuk kata ‘anaw', orang kecil, bersahaja dan saleh. Tuhan hadir sebagai "Tuhan yang mencintai orang kecil dan sederhana", karena hidup sederhana menjadikan orang lebih mudah terbuka dan selalu mengandalkan penyelenggaraan ilahi sehingga memiliki kerajaan Allah.

Apostolicam actuositatem

Inilah nama dekrit Konsili Vatikan II tentang Kerasulan Awam. Mengacu pada bacaan hari ini: Ketika malam, Yesus ke bukit untuk berdoa semalam-malaman. Ketika siang, Ia memanggil para muridNya dan memilih dari antara mereka 12 orang, yg disebutNya rasul: "Simon yang juga diberiNya nama Petrus, Andreas saudaranya, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat." 

Selasa 09 September 2014

Pekan Biasa XXIII
1Kor. 6:1-11; Mzm. 149:1-2,3-4,5-6a,9b; Luk. 6:12-19.

"Oremus - Marilah berdoa!"

Inilah ajakan setiap imam dalam membuka dan mengakhiri misa kudus. Inilah juga yang selalu dibuat Yesus pada awal dan akhir karyaNya. Mengacu pada bacaan injil hari ini, Yesus ke bukit untuk berdoa semalam-malaman. Ia menjadi pribadi yang integral/utuh dan penuh. Pada malam hari, Ia berdoa ("ora", menjadi "pendoa/prayer"). Pada siang hari, Ia bekerja ("labora", menjadi "pengajar/teacher dan penyembuh/healer").