Ads 468x60px

Rabu 10 September 2014

Pekan Biasa XXIII
1 Kor. 7:25-31; Mzm. 45:11-12,14-15,16-17; Luk. 6:20-26.

"Beati-Berbahagialah!"

Mereka yang disapa berbahagia adalah mereka yang "kecil", yang tampak dalam 4 tipologi, antara lain:

1.Orang miskin.
Orang miskin (Yun: ptöchós) dalam bahasa Yahudi disebut anî (‘ânâh: bergantung pada orang lain), yang membentuk kata ‘anaw', orang kecil, bersahaja dan saleh. Tuhan hadir sebagai "Tuhan yang mencintai orang kecil dan sederhana", karena hidup sederhana menjadikan orang lebih mudah terbuka dan selalu mengandalkan penyelenggaraan ilahi sehingga memiliki kerajaan Allah.

2.Orang yang lapar.
Kelaparan adalah konsekuensi dari kemiskinan. Disinilah, Tuhan hadir sebagai "Tuhan yang maha mengenyangkan", karena mereka yang lapar akan dipuaskan, diikutkan dalam perjamuan yang memuaskan (Yes 25:6) dan tidak akan merasa lapar lagi (Yes 49:10.13; Yeh 34:29).

3.Orang yang menangis.
Ia menjanjikan "sukacita mesianis", dimana mereka yang menangis akan tertawa (Mzm 126,2).
Tuhan hadir sebagai "Tuhan yang maha mengubah", duka menjadi sukacita, airmata menjadi mata air.

4.Orang yang tertindas.
Ia menjanjikan penghiburan yang sejati bagi setiap orang yang "teraniaya", dibenci-dikucilkan-dicela-ditolak karena nama Tuhan. Ia hadir sebagai "Tuhan yang maha penghibur." Indah dan adil-nya, ternyata disamping mengucapkan "berkat/perhatian" kepada orang kecil: "miskin, lapar, menangis dan dianiaya", Yesus juga mengucapkan "kutuk/peringatan" kepada orang yang "besar": kaya-kenyang-tertawa- suka dipuja-puji.

Jelaslah, Tuhan disini hadir sebagai Tuhan yg mempunyai 3 cita rasa, yakni Tuhan yg esa, kuasa dan berbelarasa, yang memiliki keberpihakan dan keterlibatan pada orang kecil yang miskin-lapar-menangis-teraniaya. Bagaimana dengan kita? Selamat bersaksi dan selamat ber-interupsi.

"Ada bedil di atas loyang - Tuhan itu adil dan berlimpah kasih sayang."

Salam HIK-ers.
Tuhan memberkati dan Bunda merestui.
Fiat Lux! (@RomoJostKokoh).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar