Ads 468x60px

APOGHTEMATA PATRUM 10



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
APOGHTEMATA PATRUM 10
181.
Hari ini, para Majus terkesima atas apa yang mereka lihat : surga di bumi, bumi di dalam surga, manusia di dalam Tuhan, dan Tuhan di dalam manusia, Dia yang seluruh dunia tak dapat menampungnya, kini hadir dalam rupa anak kecil.
Dan ketika mereka melihat, mereka tidak bertanya, persembahan mereka menjadi kesaksian mereka, dupa untuk Tuhan, emas untuk Raja, myrr untuk Dia yang akan mati.
+ Peter Chrysologus
182.
Tuhan dibaptis, bukan untuk menyucikan diriNya, namun untuk menyucikan airnya, supaya air itu; yang dibersihkan oleh dagingNya yang tak mengenal dosa, dapat memiliki kuasa pembaptisan.
+ St. Ambrosius Milan
183.
Jangan melihat-lihat apa yang dilakukan orang lain, dan tak perlu juga menganalisanya, supaya kamu tidak terjatuh untuk menghakimi mereka.
+ St. Paisios
184.
Aku lahir untuk mengasihi sesama.
Bagiku tidak masalah apakah orang itu hitam atau putih, aku melihat dalam wajah tiap orang; tampilan rupa Allah.
Dan demi rupa Allah ini, aku bersedia berkorban segalanya.
+ Elder Amphilochios of Patmos
185.
Seorang yang kaya bukanlah dia yang memiliki banyak, namun yang memberi banyak. Karena apa yang dia berikan, menjadi miliknya selamanya.
+ St. John Chrysostom
186.
Kesulitan adalah hadiah dari Tuhan, yang Ia berikan kepada teman-teman istimewaNya.
+ St. Thomas More
187.
Beginilah yang seharusnya dikatakan suami-suami kepada istri mereka :
"Aku telah menerima kamu di dalam lenganku, dan aku mengasihimu, dan lebih memilih kamu daripada diriku sendiri.
Bahwa mimpiku yang terutama untuk hidupku adalah untuk menjalaninya bersamamu dengan cara sedemikian sehingga kita tak akan pernah terpisahkan.
Aku menempatkan kasihmu di atas segala yang lain, dan tak ada yang lebih pahit dan akan menyakitkan bagiku yaitu jika aku berbeda pendapat denganmu."
+ St. John Chrysostom
188.
Kuasa Allah menjadi efektif ketika seseorang meminta tolong kepadaNya, dengan mengenali kelemahan dan kedosaannya sendiri.
Itu sebabnya bahwa kerendahan hati dan penyerahan penuh terhadap Allah adalah dasar yang terutama dalam hidup seorang Kristiani.
+ St. John Maximovitch
189.
Ketika kau dihina atau dipermalukan orang, jagalah dirimu terhadap pikiran benci, supaya pikiran-pikiran itu tidak menghilangkan kasih di dalam hatimu dan menempatkan dirimu ke dalam tangan kebencian.
+ St. Maximus the Confessor
190.
Setan takut kepada kita ketika kita berdoa dan membuat pengorbanan.
Ia juga takut kalau kita rendah hati dan baik.
Ia terutama takut ketika kita sangat mencintai Yesus. Ia lari ketika kita membuat Tanda Salib.
+ St. Antonius Abas
191.
Mempertahankan kekesalan tidaklah membuatmu kuat; itu membuatmu pahit.
Mengampuni tidaklah membuatmu lemah, itu membebaskanmu.
192.
Suatu kisah tentang seorang raja yang berjalan di sekitar kebunnya pada suatu hari.
Ia mendapatkan semuanya pucat layu dan hendak mati.
Ia bertanya kepada pohon ek di dekat pagar, apa yang telah terjadi.
Pohon ek menjawab, ia sudah lelah hidup dan ingin mati saja karna ia tak setinggi dan seindah pohon cemara.
Pohon cemara gelisah karena ia tak dapat berbuah seperti pohon anggur.
Pohon anggur berniat mati saja karena ia tak dapat berdiri tegak dan berbuah sebesar pohon persik.
Bunga geranium mengering karena sedih tak dapat berwangi seperti melati.
Dan demikianlah seterusnya di seluruh kebun itu.
Sampai raja menemukan bunga violet kecil, ia mekar berseri dan wajahnya cerah gembira, dan raja berkata, "Ah violet, aku senang menemukan satu bunga kecil yang punya keberanian dalam lingkungan yang lemah ini. Kau tidak terlihat kehilangan semangat."
Bunga violet menjawab, "Tidak. Aku tak hilang semangat. Aku tahu aku kecil saja begini, tapi kupikir, jika Anda menginginkan sebatang pohon ek, atau cemara, atau persik, atau bunga lili disini, kau pasti akan menanamnya.
Kau memilih menanam violet disini, dan aku bertekad akan menjadi violet kecil yang terbaik untukmu."
-------
193.
Jika kita merasa kedosaan kita mengisi hati kita, bergembiralah, karena kebenaran menyertai kita.
Namun hindarilah dosa, karena maut mengikutinya, dan manusia; yang diciptakan untuk kemuliaan, menjadi digelapkan.
Berusaha dan bekerjalah dengan sewajarnya, menurut kekuatan dan ukuran yang diberikan kepadamu, dan kamu akan selamat.
+ St. Gabriel Urgebadze
194.
Pastor Paul Gruzdev selalu berdoa bagi mereka yang tak seorangpun mendoakannya, yang tak memiliki sanak keluarga di dunia.
Ia mempunyai doa khususnya sendiri : "Ingatlah ya Allah, mereka yang perlu diingat tanpa alasan."
Ketika ia menjalani operasi yang rumit, sesaat ketika ia akan meninggal, ia terbangun dan melihat banyak orang yang datang untuk berdoa untuknya, termasuk teman-temannya; para pastor yang telah meninggal, dan juga orang-orang yang tak dikenalnya.
- dan siapakah kalian ?, tanyanya.
Salah seorang dari mereka menjawab : "Inilah orang-orang yang telah kau doakan kepada Allah. Kami datang untuk membalas kebaikanmu."
195.
Aku tak pernah melihat seseorang bisa diperbaiki dengan kemarahan, namun selalu bisa dengan kasih.
+ Elder Joseph the Hesychast
196.
Kebajikan terbentuk dari doa.
Doa menghindarkan orang dari kemarahan, kesombongan, dari iri hati.
Doa menghadirkan ke dalam jiwa; Roh Kudus, dan menaikkan manusia ke surga.
+ St. Ephrem the Syrian
197.
Kebajikan terbentuk dari doa.
Doa menghindarkan orang dari kemarahan, kesombongan, dari iri hati.
Doa menghadirkan ke dalam jiwa; Roh Kudus, dan menaikkan manusia ke surga.
+ St. Ephrem the Syrian
198.
Senjata yang paling ampuh untuk menaklukkan setan adalah kerendahan hati.
Karena, ia sama sekali tak tahu cara melakukannya, dan tak dapat membela diri daripadanya.
+ St. Vincent de Paul
199.
Kita akan terberkati, jika kita membuat usaha untuk menyenangkan Allah dan memenangkan surga, sekeras usaha manusia di dunia untuk mengumpulkan kekayaan dan barang-barang yang akan rusak.
+ St. Syncletica
200.
Dosa dibersihkan dengan tindakan amal kasih dan iman.
+ St. Clement Alexandria
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)

APOGHTEMATA PATRUM 9



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
APOGHTEMATA PATRUM 9
161.
Dengan pertempuran melawan setan dan dengan teguh melawan godaan; kita membuktikan kepada Allah kasih kita kepadaNya.
+ St. Jean Marie Vianney
162.
Adalah kita sendiri yang terus memikirkan ulang dosa-dosa kita.
Allah tidak. Ia tak mengulang mengingat dosa kita. Ia mencampakkan mereka ke dalam dasar laut.
+ St. Benediktus
163.
Kau tak perlu mengetahui apa persisnya yang sedang terjadi, atau kepastian kemana semua hal menuju.
Yang kau perlukan adalah untuk mengenali kesempatan- kesempatan dan tantangan yang ditawarkan oleh waktu dan saat ini, dan untuk menyambutnya dengan keberanian, iman, dan harapan.
+ Thomas Merton
164.
Berikan dirimu seutuhnya kepada Tuhan.
Ia akan memakaimu untuk mencapai hal-hal besar ketika kau percaya kepada kasihNya lebih daripada kepada kelemahanmu sendiri.
+ St. Bunda Teresa
165.
Marilah kita berdoa meminta dikaruniakan pengetahuan dan kesabaran di dalam derita di dunia ini, supaya dengannya kita dapat memperoleh keselamatan.
+ St. Athonite Elder
166.
Aku melihat sebuah sungai yang harus dilewati setiap jiwa untuk mencapai Kerajaan Surga.
Nama sungai itu adalah Penderitaan.
Dan aku melihat kapal yang membawa jiwa- jiwa itu menyeberang. Nama kapal itu adalah Cinta.
- St. Yohanes dari Salib
167.
Kebahagiaan manusia di bumi, anakku, adalah untuk menjadi orang yang baik.
Mereka yang baik, memuji Allah yang baik, mereka mengasihiNya, memuliakanNya, dan melakukan pekerjaan-pekerjaan mereka dengan sukacita dan kasih, karena mereka tahu bahwa kita ada di dunia ini tanpa alasan lain selain untuk melayani dan mencintai Tuhan yang baik.
+ St. Jean Marie Vianney
168.
Kita harus belajar dari burung-burung.
Mereka selalu riang, sedangkan kita selalu ada saja terganggu oleh sesuatu.
+ Elder Thaddeus of Vitovnica
169.
Kita memiliki satu pedang, yaitu "Doa Yesus".
Dengan doa itu, kita "menumpas musuh yang tak terlihat dengan pedang ini, karena tak ada senjata lain yang lebih hebat, baik di Surga maupun di bumi."
+ St. Barsanuphius.
170.
Jika Allah mengabulkan doamu, Ia meningkatkan imanmu.
Jika Ia menundanya, Ia meningkatkan kesabaranmu.
Jika Ia tidak menjawab doamu, Ia sedang menyiapkan yang lebih baik untukmu.
+ St. Bunda Teresa
171.
Kita harus mengasihi orang lain seperti Yesus mengasihi mereka.
Dan; seperti arti namaNya yaitu "Yesus Penyelamat", kita harus mengusahakan keselamatan orang lain sebagai karya seumur hidup kita.
Adalah dengan mencintai orang lain lah, kita belajar mencintai Tuhan.
+ Charles de Foucauld
172.
Sewaktu kita kecil, kita berterima kasih kepada siapapun itu yang mengisi hadiah ke dalam kaos kaki - kaos kaki kita di waktu natal.
Sekarang, kita berterima kasih kepada Tuhan karena mengisi kaos kaki kita dengan kaki.
- G.K. Chesterton
173.
Jangan kehilangan keberanian.
Karena jika di dalam jiwa ada usaha terus menerus untuk memperbaikinya, pada akhirnya Tuhan akan menghadiahkan kepadamu kebajikan yang bersemi di dalam dirimu seperti sebuah taman penuh bunga.
- St. Padre Pio
174.
Orang yang membuat palungan itu mempunyai tujuannya sendiri.. namun Allah punya tujuan lain.
Kau tak pernah tahu seberapa jauh rencana Allah terhadap pekerjaanmu.
- Mark Hart
175.
Yesus Kristus, Putra Allah, datang ke dunia untuk mengembalikan kepada kita hidup abadi yang hilang dan kebahagiaan sejati.
Berkat Ia, mereka yang ingin membersihkan diri dari dosa dan kejahatan dapat kembali kepada Allah dan memperoleh rahmat kehidupan Surga.
+ St. Innocent of Alaska
176.
Diperlukan kepercayaan penuh untuk dapat menyerahkan semua orang dan segala hal kita ke dalam tangan Tuhan tanpa khawatir.
+ Mother Angelica
177.
Anakku, Allah ada di segala tempat, dan mencerna segalanya, namun Ia mempertimbangkan dosa kita karena Ia menunggu kita untuk bertobat.
Ketika kita bersalah, entah besar atau kecil, Ia melihatnya karena Ia selalu hadir, namun kita tak melihatNya karena kita bagaikan bayi dalam pengetahuan hal ini.
Dan ketika Ia menghukum kita supaya kita berbalik kembali kepadaNya, kita mengira kita telah menderita secara tak adil.
Namun, ketika kita merendahkan hati, maka mata hati kita terbuka dan kita menyadari bahwa segala yang diperbuat Allah adalah sangat baik.
Kemudian, kita akan dapat melihat Ia sebagai Bapa yang berlimpah belas kasih, penuh kebaikan dan cinta.
+ Elder Joseph of Vatopaidi
178.
Kita seharusnya tidak membela iman Kristen kita dengan debat dan perbantahan, namun dengan kasih.
Ketika kita berbantahan, orang akan membalas.
Ketika kita menunjukkan kasih, mereka akan tersentuh dan kita memenangkan mereka.
Ketika kita mengasihi, kita mengira kita memberi sesuatu kepada orang lain, namun sesungguhnya, kita lah yang lebih dulu mendapat keuntungan.
+ Elder Porphyrios
179.
Manusia ingin maju dalam spiritualitas dan meminta Tuhan memberinya kasih, doa, kepatuhan, dan segala nilai baik lain.
Kita harus menyadari bahwa Allah tidak akan memberi apa yang kita minta, bagaimanapun kerasnya kita meminta, kecuali kita merendahkan hati terlebih dahulu.
Carilah dan mintalah dulu kerendahan hati, maka Allah akan memberikan rahmat yang lain-lainnya juga.
+ Elder Paisios of the Holy Mountain
180.
Apa yang kau lakukan oh orang Majus ?
Apakah kau menyembah seorang bayi kecil, di gubuk malang, terbungkus kain kasar ?
Bagaimana ini bisa Anak Allah ?
Apakah kau telah menjadi orang bodoh, hai orang bijaksana ?
Ya. Kalian orang Majus telah menjadi bodoh supaya dapat menjadi bijaksana.
+ St. Bernard of Clairvaux
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)

APOGHTEMATA PATRUM 8



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
APOGHTEMATA PATRUM 8
141.
Kasihi semua orang dan percaya pada penyelenggaraan Ilahi, dan kau akan menemukan damai.
Aku telah mencobanya, dan dapat meyakinkanmu bahwa itu benar.
- Takashi Nagai, A Song for Nagasaki
142.
Allahku, aku milikMu, dan aku bukan milik siapapun namun milikMu.
Jiwaku milikMu, dan hidup hanya karena Engkau.
Hasratku milikMu, dan hanya mencintai Engkau.
Aku mengasihi Engkau dari saat pertama dan satu-satunya, karena aku berasal dari Engkau.
Aku mengasihi Engkau di saat terakhir, karena diriku untukMu.
Aku mengasihi Engkau lebih dari keberadaan diriku sendiri, karena aku berasal dariMu, aku milikMu dan segalaku ada dalam Engkau.
+ St. Fransiskus de Sales
143.
Ingatlah Allah sepanjang waktu, dan Ia akan mengingatmu ketika kau terjatuh oleh musuh.
Carilah sekutu sebelum berperang, dan miliki seorang dokter sebelum kau menjadi sakit.
Berdoalah kepada Allah sebelum cobaan mengunjungimu; dan tatkala kau harus menghadapi cobaan itu, kau akan menemukan Allah sebagai penolongmu.
+ Abba Isaac
144.
Tuhan akan menyediakan jalannya dan caranya, yang tak pernah dapat kau bayangkan.
Serahkan segalamu kepadaNya, lepas dan leburkan dirimu di dalam Salib, dan kau akan menemukan dirimu sendiri seluruhnya.
+ St. Katarina Siena
145.
Dalam hal apapun yang kau lakukan, tak perlu menyalahkan, mengutuk orang lain; bahkan tak perlu menilai apakah seseorang itu baik atau buruk.
Namun perhatikanlah dengan teliti seseorang yang jahat itu, yang harus kau pertanggung jawabkan semuanya di hadapan Allah, yaitu dirimu sendiri.
+ St. Ignatius Brianchaninov
146.
Kasih Allah terhadap pendosa yang terbesar melebihi dari kasih orang yang terkudus kepada Allah.
+ Fr. Arsenie Boca
147.
Cinta adalah penerimaan.
Ketika kau mencintai seseorang, kau membawa mereka ke dalam hatimu, dan itulah sebabnya mengapa terasa menyakitkan jika kehilangan orang yang kita cintai, karena kita kehilangan bagian dari diri kita sendiri.
+ St. Andreas Rasul
148.
Tak ada satu hari pun yang dapat menjadi sia-sia.
Hari-hari baik memberi kebahagiaan,
Hari-hari buruk memberi pengalaman,
Hari-hari tergelap memberi pelajaran,
Hari-hari terindah memberi kenangan.
149.
Siapakah sahabatmu ?
Sahabatmu bukanlah dia yang menyanjungmu, namun dia yang mengasihimu.
Bukan dia yang menyenangkan hatimu dengan selalu menyetujui segala lakumu betapapun salahnya itu, namun adalah dia yang mengasihimu dalam kebaikan dan kebenaran, yang menginginkan yang baik untukmu, yang menyelamatkanmu dari dirimu sendiri dan dari kesalahan pemikiranmu jika perlu.
+ St. Pope Shenouda
150.
Allah adalah setia.
Ia ingin bertemu dengan kita di kaki langit, di mana kecemasan manusiawi kita memudar dan kepercayaan penuh kepadaNya dimulai.
Suatu tempat di mana kita memperbolehkan Ia menjadi yang pertama, menjadi Tuhan, dan mengambil alih hidup kita.
Suatu tempat penyerahan diri, terbuka sepenuhnya kepada kemana Ia memimpin kita.
Dialah Bapa kita.
Dia mati di kayu salib untuk kita.
Yang Ia inginkan hanyalah yang terbaik bagi kita, kau dan aku.
Percayalah kepadaNya.
Percayalah kepadaNya.
Percayalah kepadaNya, hai jiwaku.
"Allahku, kau telah menunjukkan kepadaku lagi dan lagi bahwa Engkau mencintaiku melebihi dari cinta apapun yang pernah kualami dalam hidup. Bawalah hatiku ke tempat di mana ia dapat dengan bebas membalas mencintai Engkau, setiap hari, setiap saat dalam hidupku."
151.
Pada saat berdoa; daripada memusatkan hati dan mencari apa yang kau kira baik untukmu, carilah apa yang menyenangkan kepada Allah : "Terjadilah menurut kehendakMu."
Ini akan menghindarkanmu dari godaan dan membuatmu menjadi lebih bersyukur.
152.
Minggu pertama Adven, ketika kita mulai menghitung jumlah hari yang memisahkan kita dari kelahiran sang Juru Selamat.
Kita telah menyadari kenyataan panggilan kita : bagaimana Tuhan telah mempercayakan kepada kita, misi untuk menarik jiwa lain kepada kekudusan, untuk mendorong mereka mendekat kepadaNya, untuk bersatu dengan Gereja, untuk memperluas Kerajaan Allah kepada setiap hati.
Yesus menginginkan untuk melihat kita setia, percaya, menanggapiNya.
Ia mau melihat kita mencintaiNya.
Ia menginginkan kita kudus, sepenuhnya milikNya.
+ St. Jose Maria Escriva
153.
Jiwa harus selalu berjaga dan dalam kesatuan dengan pemimpin spiritualnya, yaitu Tuhan.
Hanya dengan demikian, ia dapat merasa aman, penuh harapan dan sukacita.
+ Elder Paisios
154.
Kelicikan tak dapat dihilangkan dengan kelicikan.
Jika seseorang berbuat yang salah kepadamu, berbuatlah yang baik kepadanya, supaya dengan tindakan kebaikanmu, kau menghancurkan kejahatannya.
+ Abba Poemen
155.
Bersabarlah dan bertekunlah dalam latihan-latihan meditasi rohani; berpuaslah dengan memulai dengan langkah-langkah kecil dulu, sampai nanti kau akan punya kaki untuk berlari, lebih baik lagi; sayap untuk terbang.
+ St. Padre Pio
156.
Kebahagiaan sejati tak dapat ditemukan pada penghargaan lain; yang tidak di dalam persatuan dengan Tuhan.
Jika aku mencari penghargaan di luar dari Tuhan, aku mungkin mendapat penghargaan itu, tetapi aku tak dapat bahagia.
+ Thomas Merton
157.
Perlihatkan tanganmu padaku.
Apakah ada lecet karena memberi ?
Perlihatkan kakimu padaku.
Apakah ada luka karena melayani ?
Perlihatkan hatimu padaku.
Apakah ada ruang tersisa untuk kasih Ilahi ?
+ Archbishop Fulton Sheen
158.
Ketika kau berada di Roma, berlakulah seperti orang Roma.
Ketika kau berada di tempat lain, hiduplah seperti mereka di tempat lain itu.
Ikutilah kebiasaan Gereja di manapun kau berada.
------------
Tak ada orang yang menyembuhkan diri sendiri dengan menyakiti orang lain.
----------
Kehendak dan niat jahat diri kita sendiri adalah jauh lebih berbahaya daripada musuh dari luar.
----------
Ketika kita berbicara tentang kebijaksanaan, kita berbicara tentang Kristus.
Ketika kita berbicara tentang kebajikan, kita berbicara tentang Kristus.
Ketika kita berbicara tentang keadilan, kita berbicara tentang Kristus.
Ketika kita berbicara tentang damai, kita berbicara tentang Kristus.
Ketika kita berbicara tentang kebenaran dan hidup dan penebusan, kita berbicara tentang Kristus.
----------
Orang kaya yang tidak memberi kepada yang miskin, tidak menyimpan amal namun menyebabkan dirinya berhutang.
---------
Doa adalah sayap yang menerbangkan jiwa ke Surga, dan meditasi adalah mata yang dengannya kita melihat Allah.
-----------
Setan mencobai apa yang dapat ia hancurkan, Allah mencobai apa yang dapat Ia mahkotai.
---------
Tuhan dibaptis, bukan untuk membersihkan diriNya, namun untuk membersihkan airnya, supaya air itu, dibersihkan oleh tubuh Kristus yang tak mengenal dosa, dapat menjadi kuasa pembaptisan.
--------
Apa yang mustahil bagi Allah ?
Bukanlah apa yang sulit bagi kekuatanNya, namun adalah yang berlawanan dengan kehendakNya.
--------
Ingatlah, bahwa kau telah menerima Roh kebijaksanaan dan pengertian, pengetahuan dan ketekunan, dan takut akan Allah.
Simpanlah baik-baik apa yang sudah kau terima.
Allah Bapa menguncimu, Kristus Tuhan menguatkanmu dan mengirim Roh Kudus ke dalam hatimu untuk menyiapkanmu menghadapi apa yang akan datang.
---------
Bacaan - bacaan rohani adalah makanan bagi jiwa, yang membuatnya gigih dan kuat melawan godaan, yang mengisinya dengan pikiran suci dan hasrat kepada Surga.
Mencerahkan pikiran, menguatkan keinginan, dan memberikan penghiburan dalam segala kesusahan, yang dalam kesimpulannya, memperolehkan kebenaran dan sukacita kudus yang hanya bisa ditemukan dalam Allah sendiri.
---------
Orang miskin mencari uang dan tak menemukannya.
Pengemis meminta roti, dan kudamu bahkan mengunyah emas pada giginya.
Hiasan- hiasan indah menyenangkanmu, walau orang lain bahkan tak memiliki gandum.
Orang-orang kelaparan, dan kau menutup lumbungmu.
Orang-orang mengangis dalam derita, dan kau bermain dengan perhiasan cincinmu.
Perhiasan cincinmu itu dapat memberi hidup kepada banyak orang.
----------
Bukanlah dari milikmu sendiri kau memberikan kepada pengemis.
Itu adalah bagian miliknya, yang kau simpan.
Bumi ini adalah milik semua orang.
---------
Tuhan Yesus Kristus,
Yang merentangkan tanganMu di kayu salib dan menebus kami dengan darahMu,
Ampuni aku, seorang pendosa yang pikiranku tak ada yang tersembunyi daripadaMu.
Ampunan kuminta,
Ampunan kuberharap,
Ampunan kupercaya kudapat.
Engkau yang penuh belas kasihan dan ampunan, berilah aku.
------------
Kau mungkin tidak kaya harta, kau mungkin tak dapat memberi warisan besar untuk anak-anakmu; namun satu hal yang dapat kau berikan kepada mereka, yaitu warisan berkatmu. Dan adalah lebih baik menjadi diberkati daripada menjadi kaya.
-----------
Tak ada tugas yang lebih penting daripada membalas kasih.
----------
Bawalah aku, Kristus, pada salib, yang adalah keselamatan para peziarah, peristirahatan bagi yang lelah, di mana hanya di sanalah terdapat kehidupan bagi yang mati.
---------
+ St. Ambrosius
159.
Seorang Katolik yang muram adalah alat yang utama bagi setan.
Seorang Katolik yang riang adalah alat utama bagi Tuhan.
- Scott Hahn
160.
Menjadi Katolik itu : saat kamu berlutut di depan Altar, lakukanlah dengan demikian rupa supaya orang dapat mengetahui bahwa kamu mengenali Dia, kepada siapa kamu berlutut.
+ St. Maximillian Kolbe
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)

APOGHTEMATA PATRUM 7



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
APOGHTEMATA PATRUM 7
121.
Ketika kau sedang menghadapi masa yang sulit dan kau bertanya-tanya di manakah Tuhan dan apakah Ia peduli, ingatlah bahwa ketika anak murid sedang menjalani ujian, sang guru selalu diam saja, namun dengan awas memperhatikan.
122.
Sudah lama, dua pertapa hidup bersama tanpa pernah ada konflik atau perbantahan.
Suatu kali, salah satu dari mereka mengusulkan supaya mereka bertengkar untuk melihat bagaimana sifat asli mereka.
Pertapa lainnya berkata, "Aku tak tahu cara memulai pertengkaran."
"Begini. Aku akan menaruh bata ini di lantai di antara kita dan bilang itu milikku dan kau berkeras itu milikmu. Begitulah kita bertengkar."
Mereka lalu menaruh sebuah bata di lantai.
Pertapa pertama berkata, "Itu punyaku."
Yang lain menjawab, "Bukan. Itu punyaku."
Pertapa pertama menjawab, "Ya betul. Itu punyamu. Ambillah."
Rupanya mereka memang tidak bisa "bertengkar".
123.
Hidup seorang Kristen tak lain adalah suatu perjuangan seumur hidup melawan diri sendiri.
+ Padre Pio
124.
Di dunia ini, yang kaya dan terhormat sering disebut 'yang berbahagia', namun bahagia yang sesungguhnya ada pada hidup kekudusan.
125.
Orang yang tidak mencintai tidak dapat disebut seorang Kristiani.
Keseluruhan Kitab Suci teringkas dalam cinta dan kasih, dan ini juga yang memastikan kehidupan kekal bagi manusia.
+ Fr Justin Popvitch
126.
Orang- orang kudus, tidak semuanya mengawali dengan baik, namun mereka semua mengakhiri (hidup) dengan baik.
+ St. John Vianney
127.
Katakan pada dirimu berulang-ulang, tak peduli apapun yang terjadi: "Tuhan mengasihiku".
Lalu, tambahkan : "Dan aku akan mencoba mengasihiNya".
+ Venerable Fulton Sheen
128.
Ketika kau sedang menghadapi masa yang sulit dan kau bertanya-tanya di manakah Tuhan dan apakah Ia peduli, ingatlah bahwa ketika anak murid sedang menjalani ujian, sang guru selalu diam saja, namun dengan awas memperhatikan.
129.
Jika kau melihat seorang berdosa dan kau tidak mengasihaninya, maka rahmat Tuhan akan meninggalkanmu.
Siapa yang mengutuki orang jahat dan tidak mendoakan mereka, tak akan pernah mengenal rahmat Tuhan.
Jika kau ingin mengalahkan semangat mengumpat dalam diri, salahkanlah bukan kepada pribadi orang yang kau lihat terjatuh, tetapi kepada setan yang menggoda mereka untuk berbuat dosa.
Lihatlah dan ambillah apa yang baik yang kau lihat dalam manusia, dan tinggalkan apa yang buruk.
+ St. Silouan the Athonite
130.
Kristus (sekarang) tak memiliki tubuh di dunia, namun melalui tubuhmu.
Tak punyai tangan, kaki, namun melalui tangan dan kakimu.
Matamu adalah mata yang dipakaiNya memandang penuh kasih kepada dunia ini.
Kakimu adalah kaki yang dipakaiNya berjalan berkeliling melakukan hal-hal baik.
Tanganmu adalah tangan yang dengannya Ia memberkati seluruh dunia.
Kau lah tangan, kaki, mata, dan tubuhNya di dunia.
+ St. Teresa of Avila
131.
Allah menyambut hasrat kita kepadaNya dengan penuh penghargaan.
Ia merindukan kita untuk mencintaiNya.
Ia menerima permohonan kita seakan itu lebih berguna bagiNya daripada bagi kita.
KesenanganNya dalam mengasihi dan memberi kepada kita jauh lebih besar daripada kesenangan kita dalam menerimanya.
+ St. Gregorius Nazianzen
132.
Ketika seseorang dilahirkan, seluruh dunianya bersuka cita dan dia sendiri saja yang menangis.
Manusia harus hidup sedemikian rupa sehingga, ketika ia meninggal, seluruh dunianya menangis dan ia sendiri bersuka cita.
+ Serbian Patriarch Pavle
133.
Kadang - kadang doa kita kikuk dan lemah. Namun ingatlah bahwa kekuatan doa ada pada Dia yang mendengarkan, bukan pada kita yang mengucapkan.
134.
Berdoalah Rosario setiap hari, itu hanya memerlukan pengorbanan sedikit namun mendapatkan bagimu keuntungan yang sangat banyak.
+ St. Padre Pio
135.
Suatu kali, Amma Dionysia memberi sedekah kepada seorang pengemis, namun lebih sedikit dari yang diharapkan pengemis itu.
Pengemis itu mulai berbicara kasar kepadanya dan Amma Dionysia membela diri dan hendak membalas menjawab.
Abas Zosimas yang bersamanya, menegurnya, berkata :
"Kau menyerang dirimu sendiri.
Dapatkah kau menanggung apa yang Kristus tanggung ?
Aku tahu kau merasa pemberianmu seolah menjadi tak berarti.
Namun; sampai kau bisa menjadi lembut hati, kau bagai seorang pandai besi yang memukul-mukul sepotong besi tanpa dapat membentuknya menjadi sebuah barang yang berguna.
Kau akan tahu bahwa kau sudah menjadi lembut hati tatkala penghinaan dan perkataan kasar dari orang lain tak dapat lagi membuatmu terganggu."
136.
Bangunlah hai para prajurit Allah, buanglah karya kegelapan dan kenakanlah perisai terang.
+ St. Sesilia
137.
Pilihlah kebahagiaan daripada kekayaan.
Pilih kedamaian batin daripada kesuksesan.
Pilih kesehatan daripada kemakmuran.
Pilih kebaikan hati daripada ketampanan/kemolekan.
138.
Kau harus tahu bahwa kau mendapat keuntungan besar jika kau sangat menderita karena suatu hinaan atau celaan; karena dengan hinaan dan celaan itu, kesombongan diri telah dihilangkan dari dirimu.
+ St. Maximos the Confessor
139.
Berlindunglah dalam kelemahan dan kesederhanaan, supaya kamu dapat menjadi layak di hadapan Allah.
Karena seperti bayangan mengikuti badan, demikianlah rahmat selalu mengikuti kerendahan hati.
+ St. Isaac dari Syria
140.
Jangan biarkan masa lalu mengganggumu, tinggalkanlah semua di dalam Hati Kudus dan mulailah lagi dengan sukacita.
+ St. Bunda Teresa
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)

APOGHTEMATA PATRUM 6



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
APOGHTEMATA PATRUM 6
101.
Kalau kau ingin menjadi kudus, kalau kau mencari arti hidupmu, mulailah melihat ke dalam hidupmu sendiri dan buanglah kebanggaan dan kesombongan dalam setiap bentuk.
Tuhan akan memberimu cahaya yang luar biasa dan rahmat kekudusan.
Karena kekudusan dan kesucian tidak tergantung pada apa yang kau lakukan, tapi tergantung bagaimana kau memperbolehkan Allah bertindak melalui dirimu.
Milikilah keberanian, dan Ia akan menyempurnakanmu.
+ Mother Angelica
102.
Setiap dari kita memiliki jiwa, tetapi kita lupa untuk menghargainya. Kita tidak ingat bahwa kita adalah makhluk yang diciptakan menurut gambar Allah. Kita tidak mengerti rahasia besar yang tersembunyi dalam diri kita."
Aku bukan milikku lagi, Aku telah menyerahkan diri. Aku menyerahkan diri kepada Allah,
maka kini CintaNya menjadi milikku dan aku menjadi milikNya. Kami tukar menukar. Maka Cintaku menjadi milikNya dan aku menjadi milikNya selalu. Aku bukan milikku lagi karena aku telah menyerahkan diri..
+ St. Teresa dari Avila
103.
Kita harus hidup dengan sedemikian rupa, sehingga; andainya Kitab Suci hilang, mereka dapat menulisnya kembali dengan melihat kepada kita.
+ Metropolitan Anthony Bloom
104.
Aku tidak mencari pengertian untuk dapat percaya, tetapi aku mempercayai untuk dapat mengerti.
Karena; kecuali aku percaya, aku tidak akan mengerti.
+ St. Anselmus Canterbury
105.
"...Tetapi kamu; yang dikasihi,
bangunlah dirimu di atas imanmu yang paling suci;
berdoalah di dalam Roh Kudus;
jaga dirimu di dalam kasih Allah;
tunggulah belas kasihan Tuhan kita Yesus Kristus sampai pada kehidupan kekal.
Dan yakinkanlah beberapa orang yang meragukan;
selamatkan beberapa orang dengan menyambarnya keluar dari api;
berbelas kasihan kepada beberapa orang dengan rasa takut,
dan bencilah pakaian kedagingan."
+ St. Yudas Tadeus
106.
Jangan terlalu terkejut akan kesulitan-kesulitan kita di saat ini; melebihi dari angin yang bertiup lewat, karena dengan sedikit kesabaran, kita akan melihat semua itu berlalu.
Waktu akan mengubah segalanya.
+ St. Vincent de Paul.
107.
"Jangan pernah lupa untuk mencintai."
+ St. Maximilian Kolbe
108.
Kau telah menghindar memilih Yesus sebagai sahabatmu terlalu lama.. namun Yesus telah memilihmu untuk mendengarkan suaraNya.
Ia telah melakukannya sejak lama :
"Bukan kamu yang memilih aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap."
Pilihan itu telah dibuatNya sejak lama lalu. Yesus telah selalu mencintaimu, dan kini saatnya kau menanggapi cintaNya, dan kau akan memperoleh buah yang tetap.
Beginilah kemudian kamu harus hidup :
Mengasihi tetanggamu,
menjadikan semua orang sahabatmu,
mewartakan kasih tak terbatas dari Allah yang mengangkat manusia dari tingkat HAMBA menjadi SAHABAT-Nya.
+ Fr. George Calciu
109.
Tak pernah ada orang yang "hilang" karena dosanya yang terlalu besar, namun adalah karena keyakinannya yang terlalu kecil.
+ Bl. Francis Xavier Seelos
110.
Ia tidak mengatakan :
'kau tidak akan kesulitan,
kau tidak akan mengalami godaan,
kau tidak akan menderita',
Namun Ia mengatakan :
'Kau akan sanggup mengatasinya.'
+ St. Jose Maria Escriva
111.
Ketika Allah menghapus dosa,
Ia tidak meninggalkan sisa,
tak meninggalkan bekas, bahkan tak mengijinkan ada sisa tanda pengingat.
Karena bersamaan dengan penyembuhan,
Ia juga mengaruniakan keindahan.
+ St. Yohanes Krisostomus
112.
Iman dan kasih adalah bagaikan pemandu bagi orang buta.
Iman dan kasih akan memimpinmu di jalan yang tak kau kenal, menuju ke tempat di mana Allah yang tersembunyi berada.
+ St. Yohanes dari Salib
113.
Orang yang mulai mengikuti jalan Tuhan bukan hanya harus melakukan kebaikan saja, tetapi juga terus berjuang dengan mengingatkan diri akan pengadilan Allah.
Supaya karenanya, ia tidak hanya digerakkan oleh kasih untuk melakukan yang baik dan mencintai yang ilahi, tapi juga digerakkan oleh rasa takut sehingga menghindari melakukan yang jahat.
+ St. Maximos the Confessor
114.
Jalan menuju Surga bukanlah berangkat dari satu kemenangan kepada kemenangan lain, melainkan dari satu kegagalan ke kegagalan lain.
+ St. Tikhon of Zadonsk
115.
Pastikan dahulu bahwa pertama-tama, kamu mengajar melalui cara hidupmu.
Jika tidak, orang akan memperhatikan bahwa kau mengatakan satu hal, namun melakukan yang sebaliknya, dan kata-kata ajaranmu hanya akan menjadi tertawaan dan gelengan kepala.
+ St. Karolus Borromeus
116.
Jiwa-jiwa yang mengasihi Allah memiliki damai dalam Allah dan hanya di dalam Allah saja.
Pada jalan-jalan yang dilaluinya di dunia, mereka tidak akan beroleh kedamaian sampai mereka menaikkan harapan kepada Allah.
+ St. Isaac dari Syria
117.
Jangan katakan 'betapa hebatnya karya yang dilakukan Para Orang Kudus', tetapi katakan 'betapa hebatnya karya Allah lewat Para KudusNya'.
- St. Philip Neri
118.
Masalahnya adalah.. semua orang membicarakan untuk mengubah orang lain dan tak seorang pun berpikir untuk mengubah diri sendiri.
+ St. Peter of Alcantara
119.
Kau telah berputus asa terhadap diri sendiri, namun Allah tidak berputus asa akan keselamatanmu.
Ia telah menyelamatkan banyak orang lain, dan kamu tidaklah lebih sulit daripada mereka.
Di mana rahmat bekerja, tak ada tempat bagi keputus asaan.
+ Pope Shenouda
120.
Jika kau melihat seorang berdosa dan kau tidak mengasihaninya, maka rahmat Tuhan akan meninggalkanmu.
Siapa yang mengutuki orang jahat dan tidak mendoakan mereka, tak akan pernah mengenal rahmat Tuhan.
Jika kau ingin mengalahkan semangat mengumpat dalam diri, salahkanlah bukan kepada pribadi orang yang kau lihat terjatuh, tetapi kepada setan yang menggoda mereka untuk berbuat dosa.
Lihatlah dan ambillah apa yang baik yang kau lihat dalam manusia, dan tinggalkan apa yang buruk.
+ St. Silouan the Athonite
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)

De AHOK Numquam Satis Bicara Soal AHOK Seolah Tak Ada Habisnya



KILAS BALIK:
De AHOK Numquam Satis
Bicara Soal AHOK Seolah Tak Ada Habisnya:
TJAHAJA YANG PURNAMA.
“Urip Iku Urup - Hidup itu nyala!” Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentulah akan lebih baik. Dalam bahasa pemazmur: "Kami berpegang teguh pada tangan-Nya, dan gelap pun menjadi TJAHAJA!" Biarlah TJAHAJA wajah-Mu menyinari kami, ya TUHAN!” (Mz 4:7)
Itulah filosofi hidup banyak orang baik yang terlibat di ruang publik, seperti Koh Ahok yang bernama asli “Basuki Tjahaja Purnama” yang splendor veritatis – penuh dengan warna warni pelangi kemanusiaan - dan kini sedang "dipenjara" di Mako Brimob.
Dari banyak politisi di seantero nusantara, bisa jadi KOH AHOK adalah salah satu “martir” dalam mendobrak dan meng-antitesa politik pasca-reformasi, yang senantiasa memoles kemasan agar terlihat indah, namun isi-nya sangat busuk dan berbau. Ia tampil apa adanya, “jurdil – jujur dan adil”, berpenampilan spontan dan apa adanya, berbicara apa adanya, tanpa diksi atau gaya bahasa yg indah-indah, tanpa dibuat-buat.
Figur dan tuturnya “down to earth”, jauh dari sosok seorang pejabat kebanyakan dan tidak tersilaukan oleh gilang gemilang harta yang coreng moreng dan kekuasaan yang mentereng. Pendapatannya- pun kerap digunakannya untuk membantu pelbagai karya sosial dan kebutuhan masyarakat di sekitarnya. Mungkin ia terkesan "kasar", namun sekaligus ia “besar”, sangat substantif dan hatinya mulia alias integratif.
Koh Ahok ini memang benar-benar low profile. Ia berani “blusukan” karena tidak pernah takut mati. Baginya, hidupnya itu sederhana saja: hadir dan terus mengalir. Mungkin relung hatinya kerap berkata: “Don't worry Be happy God will make a "WAY". I have special security guards. They are the "Father, the Son, and the Holy Spirit.”
A.
SOP
SIMPLE OPTIMIS POSITIF
Di balik kesederhanaan sikap dan karakternya yang ceplas ceplos , hidupnya sendiri penuh keyakinan iman dan harapan yang tanggap zaman.
Dari figurnya yang teruji oleh banyaknya gesekan dan tekanan dari “liane”, tertegaskan kesederhanaan salah satu prinsipnya bahwa bermimpi itu perlu dan kita harus terus berusaha untuk mewujudkan mimpi itu dengan sikap optimis, dimana ia menampilkan hati nurani yang diimani sekaligus akal sehat yang diyakini sebagai bagian integral dari perpolitikannya yang berpola trilogi “BTP” – “Bersih Transparan Profesional.” Jelasnya: "When we're dreaming alone, it's only a dream
When we're dreaming with others, its the beginning of reality"
Ya, lewat figur dan tuturnya yang akhir-akhir ini banyak menghiasi media, entah dipuji atau dicaci, politik janganlah menjadi banal/dangkal, tapi haruslah menggunakan hati nurani dan hati nurani sendiri juga haruslah di-“politik”-kan untuk mencapai “bonum commune/kesejahteraan bersama”, karena sejatinya politik akal sehat bukan cuma apa yang mengenyangkan "perut" dan menyamankan "mulut" tapi apa yang "mengenyangkan" nurani: otak watak dan akhlak.
Selain apa adanya dan optimis, berpikir positif juga melekat pada dirinya: "Fluctuat nec mergitur" Terombang-ambing tapi tdk tenggelam. Baginya, politik itu tidak abu-abu, tidak jahat dan tidak busuk. Politik itu adalah cara-cara sportif untuk meraih kebaikan umum secara cerdas: Politik tidak kotor.Yang kotor adalah pelakunya. Politisinya. Karena itu, politik harus “dibaptis” dan tidak menjadi alat untuk korupsi, melainkan penyucian”.
B.
"BIMA" YANG BUKAN DARI PANDAWA LIMA.
Ibarat tokoh salah satu pentolan Pandawa Lima yakni "Bima" dalam cerita wayang, bisa jadi ia adalah salah satu tokoh tegas-lugas-jelas-kontras dalam pergerakan Pandawa melawan kesewenang-wenangan Kurawa, walaupun dia memang bukanlah orang Jawa.
Terkenang juga sebuah pepatah bestari jawani, “Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara” - Manusia hidup di dunia itu harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak – yang seakan menjadi refrain dalam hidup kesehariannya.
Tercandra, baginya politik itu “tremendum sed fascinosum” (menakutkan tapi menarik). Ya, meski para pelaku politik cenderung membuat politik menjadi sesuatu yang negatif di mata masyarakat, sesungguhnya politik itu (pada dirinya sendiri) bagus, dan lewat “interupsi” yakni kehadiran keterlibatan seorang “double minority” (kristen dan tionghoa), kita sebagai orang Indonesia apapun agama dan suku budayanya diajak untuk bekerjasama secara tuntas - “kerja keras-kerja cerdas-kerja ikhlas” - menciptakan kehidupan bersama yang lebih baik guna mencapai masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.
Disinilah, sang "Bima" dari Belitung, negerinya "Laskar Pelangi" ini mengajak kita melihat politik secara positif dan arif, berani sekaligus memaknainya sebagai “sakramen”: tanda dan sarana keselamatan. Mungkin saja, tanpa ia sadari, ia juga mengejawantahkan ungkapan Jawa tentang kekuasaan, yakni “manunggaling kawula-Gusti” (kesatuan hamba dan Rajanya yakni Tuhan).
Persis! Keutamaan dasar inilah yang juga ditawar-segarkan oleh kehadirannya yang josss di tengah hingar-bingarnya dunia perpolitikan di kota Jakarta pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya. Ya, salah satu kriteria sang pemimpin adalah leburnya tubuh jasmani dengan batinnya: “ Kang ingaran urip mono mung jumbuhing badan wadag lan batine pepindhane wadhah lan isine.”
Baginya, jabatan adalah anugerah Tuhan, karena hal yang mulia ini menantangnya untuk selalu “bersih - transparan - profesional”, bersadar diri dan berjuang total dalam memberi kesaksian iman kepada masyarakat umum karena iman baginya adalah tindakan yang membuat manusia menjadi lebih manusia, menjadi lebih punya hati nurani, menjadi lebih budiman/berbudi dan beriman, menjadi lebih berbudaya/berbudi dan berdaya. Jelasnya: sebuah kerja nyata dan tidak hanya kata-kata hampa haruslah terus dilakukan seraya Tuhan sudah rapi tersimpan dalam sebuah iman yang dpt digunakan bagaikan sebuah peta perjalanan.
Bisa jadi, pesan Mgr. Soegijapranata mendapatkan aktualitasnya lewat kesaksian dan kehadiran seorang bernama Koh Ahok ini: “Kita memang bukan bagian yang lebih besar (pars major), tetapi kita harus berusaha menjadi bagian yang lebih baik (pars sanior).”
C.
SEBUAH AJAKAN :
"PAS" - "POLITIK AKAL SEHAT"
Akhirnya:
Saya bukan tim sukses pilkada, dan tak pernah berminat untuk menjadi tim sukses pilkada. Saya juga bukan simpatisan atau kader salah satu partai politik tertentu. Saya juga bukan konsultan politik yang dibayar untuk memenangkan kandidat tertentu apalagi menjelang pilkada serentak dan "tahun politik" ini.
Namun...
Sebagai warga negara di republik “kaya raya” – tanah air beta yang gemah ripah loh jinawi, dan sangat kami cintai ini, saya berkentingan: berharap, berdoa dan turut berusaha, agar "orang-orang baik dengan niat baik" mendapatkan kesempatan dan menemukan momentum untuk dapat memimpin daerah, juga dapat meraih momentum emas untuk memimpin daerahnya, bangsanya dan rakyatnya.
Di lain matra, ada banyak orang yang terlalu lelah, dan nyaris putus asa, karena kerap hidup di “republik bandit”, yang kadang dipimpin oleh orang-orang jahat, rampok, maling, garong, preman yang terpilih karena dikemas dengan berbaju malaikat.
Bisa jadi, dulunya mereka terpilih karena membeli suara rakyat dengan menggunakan uang rampokan, yang mereka peroleh dari merampok uang rakyat: “Remota itaque iustitia quid sunt regna nisi magna latrocinia - Negara yang tidak menyelenggarakan pemerintahannya secara jujur dan adil adalah seperti komplotan bandit atau rampok bagi rakyatnya.” Dalam bahasa Butet Kertaredjasa: “Menjadi politikus busuk itu sulit, .....saya harus pura-pura tuli-meski telinga saya sehat. Kan susah, punya pendengaran bagus, tapi harus terus menerus pura-pura tidak mendengar aspirasi rakyat” (Butet Kertaredjasa, "Monolog Tukang Kritik", Tuan Politikus Sowan Raja Jin, hal.151).
Nah, bukankah, kita harus senantiasa menciptakan setiap momentum agar ada kesempatan bagi "orang-orang baik, dengan niat baik untuk bangsa dan rakyat", dapat memimpin. Kewajiban kita adalah menaruh "hati yang hangat dan budi yang sehat" dalam kehidupan bersama karena politik tanpa "hati dan budi" adalah malapetaka bagi bangsa besar ini
Janganlah cuma terbang bergoyang seperti seekor ayam kalau kita mampu terbang tinggi melayang seperti seekor rajawali, yang punya jiwa dan punya nyali. “V A M O S” (Bhs Spanyol: “mari kita pergi”). Kita sebagai satu bangsa juga mesti “VAMOS”, “pergi“ dari “will to affair” ke “will to fair” dan dari “will to power” ke “will to truth”
Lenyapkanlah jalan-jalan yang menjadi buruk karena ditaburkan oleh penyebar kebencian. Terangilah jalan-jalan yang akan menjadi baik dengan “TJAHAJA” yang ditabur subur-penuh-utuh, “purnama” dan paripurna dalam hati-budimu
Jangan biarkan hidup kita menjadi sia-sia Jadilah manusia yang berguna, yang nyala, yang “urup”. Tinggalkan jejak tapak tjahaya.
Pancarkan terus teduhnya sinar purnama harapan iman dan kasih
Semoga kita mau menghidup-kembangkan iman sebagai "interupsi" (keterlibatan - keberpihakan)
Semoga kita mencari Tuhan
Semoga kita menemukan Tuhan
Semoga kita mencintai Tuhan
Semoga muncullah orang-orang yang sungguh benar benar mencintai negaranya, dan dari rasa cinta tersebut sungguh benar benar berani bicara sebagai "hati nurani bangsa", bukan yang berpola “isis – ikut sana ikut sini” tapi yang “taktis” - punya otak watak dan sungguh humanis sekaligus kritis:
dalam ruang dan waktu
dalam hidup yang bersekutu
dalam pilihan yang bermutu
ORANG BAIK DENGAN NIAT BAIK HARUS BISA DIBANTU UNTUK MENJADI YANG TERBAIK.
POLITIK AKAL SEHAT BISA MENGALAHKAN SI JAHAT
POLITIK YANG PUNYA ESENSI DAN SUBSTANSI BISA MENGALAHKAN
POLITIK YANG PENUH IMITASI DAN DEKORASI
POLITIK DEMI KESEJAHTERAAN SEMUA INSAN BISA MENGALAHKAN POLITIK KEMASAN.
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
Politik Hati Nurani dan Politik Akal Sehat
(Belajar dari Sikap Politik Romo Mangun, "Si Burung Manyar")
Pemahaman Politik Mangunwijaya
Selama hidupnya, Romo Mangun memang banyak terlibat dalam persoalan-persoalan dalam masyarakat. Ia berkiprah di banyak tempat demi hidup masyarakat yang lebih baik. Pengalaman hidupnya di Code, Yogyakarta; Gigrak, Gunungkidul; Kedungombo, Boyolali mengungkapkan betapa ia peduli terhadap persoalan-persoalan kemanusiaan. Ia hanya ingin terlibat dalam mengangkat harkat dan martabat manusia.
Hasratnya untuk terlibat dalam mengangkat harkat dan martabat manusia membuatnya tidak dapat melepaskan diri dari persoalan-persoalan kehidupan orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian, dia pun berpolitik.
Komentar dalam buku Politik Hati Nurani mengatakan demikian:
“Romo Mangun memang berpolitik, tapi bukan politik dalam arti mencari kekuasaan dan mempertahankannya dengan segala cara. Ia menampilkan hati nurani sebagai bagian integral dari perpolitikannya. Politik harus menggunakan hati nurani dan hati nurani sendiri juga harus dipolitikkan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat luas dan demi keadian bagi seluruh lapisan.”
Komentar ini nampaknya ingin menegaskan apa yang diyakini dan dihidupi oleh Romo Mangun. Romo Mangun pun mempunyai pandangan tersendiri mengenai politik. Ia nampaknya mempunyai pemahaman politik menurut artinya yang paling tradisional seperti diungkapkan oleh Aristoteles.
Menurut Aristoteles, manusia menurut kodratnya merupakan zôoon politikon: makhluk yang hidup dalam polis . Berinspirasi dari pemahaman tersebut, Romo Mangun menuliskan pandangannya mengenai politik:
“Memanglah ada dua paradigma dan pengARTIan dasar politik.
Yang pertama lebih terkenal dan biasanya dikira satu-satunya, yakni politik dalam aspek kekuasaan. Penyelenggaraan kekuasaan, pemilihan, pertahanan, perebutan, penikmatan, pelestarian, status-quo kekuasaan, dst., pendek kata segala yang menyangkut power atau might, kekuasaan (PK- Politik Kekuasaan). Termasuk kekuasaan mental, spiritual, rohani, agama, yakni yang berciri pemaksaan atau hegemoni kehendak oleh pihak yang lebih kuat kepada yang nisbi lemah. Lazimnya khalayak ramai mengartikan politik melulu dalam arti pertama ini. Sehingga ada ucapan yang terbang di mana-mana: ‘politik itu kotor.’
Namun bagi orang terpelajar, ada politik berparadigma ke-2 yang sebenarnya lebih asli dan otentik, bisa ilmiah tetapi dengan praksis, ataupun sesuai koderat alam manusia dan masyarakat, (tetapi kurang terkenal populer) yakni politik dalam arti: segala usaha demi kepentingan dan kesejahteraan umum. Jasmani rohani. Bukan untuk kepentingan golongan saya atau faksi dia atau partai itu atau umat agama tertentu, akan tetapi demi kepentingan dan kesejahteraan umum, semua warga bahkan universal semua bangsa, tanpa pandang siapa dan golongan, luas, misalnya sila ke-2, kemanusiaan yang adil dan beradab, sila ke-5, keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Juga demi perdamaian, kemerdekaan dan nilai-nilai moral, kebenaran, dsb. demi tata hidup bersama yang membangun iklim budaya mulia, budi pekerti tinggi, yang menyemarakkan kesetiakawanan dan menumpas egoisme, individualis maupun kolektivisme yang mencekik serta penghapusan hukum rimba survival of the fittest, dsb. dst.
Ini politik dalam arti asli kodrat alami, demi kehidupan dan penghidupan bersama yang sejahtera umum atau politik dalam dimensi moral (dan iman).”
Dalam pandangan itu, Romo Mangun mengungkapkan bahwa semua orang harus terlibat dalam politik dalam arti yang kedua. Politik tidak hanya ditujukan untuk orang-orang tertentu.
Melalui artikel “Rohaniwan Tak Boleh Berpolitik?” ini, Romo Mangun secara khusus menyoroti tentang pengecaman keterlibatan Uskup Belo sebagai rohaniwan Katolik dalam medan politik di Timor-Timur.
Ia berpandangan bahwa rohaniwan Katolik harus berpolitik dalam arti yang kedua “demi kesejahteraan bersama”.
Dalam artikel yang sama, ia menyitir kisah Mgr. Soegijapranata, imam pribumi pertama yang menjadi Vikariat Apostolik Semarang, yang benar-benar aktif dalam kancah politik pada masa revolusi . Kisah tersebut mengungkapkan bahwa Mgr. Soegija tidak hanya berjuang untuk memelihara umat Katolik, tetapi berjuang untuk kesejahteraan bersama, yaitu kesejahteraan bangsa Indonesia.
Keterlibatan seluruh orang dalam hal politik ini didasarkan pada pengajaran agamanya masing-masing. Bagi orang Katolik, keterlibatan itu didasarkan pada ajaran Yesus.
Dalam artikel yang sama, ia menuliskan:
“Dan memang Nabi Isa mengajar para penganutnya demikian. Jangan pakai pedang, tetapi lewat kebenaran, iman, harapan, cintakasih. Karena yang didambakan masyakarat umum yang normal sejati, apalagi yang berkeTuhanan, berPancasila, akhirnya dan akhirnya justru inilah, tata negara dan masyarakat yang berpijak pada moralitas dan etika fair play (serta iman) dalam arti luas di atas.”

Hati Nurani: Sumber dan Dasar Keterlibatan Politik sebagai Wujud Penghayatan Iman
Ignatius Haryanto, dalam kata pengantar buku Politik Hati Nurani mengatakan bahwa pemilihan judul Politik Hati Nurani itu dilakukan dengan berbagai alasan. Salah satu alasan yang mendasar bersumber pada penangkapan penyunting atas nilai yang diperjuangkan oleh Romo Mangun. Ia menulis:
“Sosok Mangunwijaya yang pasti bukanlah seorang politikus dalam arti seorang yang memimpin partai, memimpin sekelompok massa, dan memperjuangkan suatu kepentingan bersama. Romo Mangun mengerti soal politik, dan dalam arti luas, ia juga berpolitik, namun ia mendasari politiknya lewat pengabdian pada kemanusiaan. Profesinya sebagai seorang rohaniwan mau tidak mau mempengaruhi option yang dipilihnya tersebut. Dengan seluruh karya sosialnya, Mangun menunjukkan bahwa ia bergerak atas dasar panggilan nurani kemanusiaan...
Hati Nurani Politik merupakan suatu pesan tersendiri yang hendak disampaikan, bahwa perpolitikan sungguhpun berkaitan dengan usaha yang mulia memperjuangkan kesejahteraan umum, memajukan masyarakat dan melaksanakan keadilan sosial, kerapkali jatuh pada cara-cara yang menghalalkan segala cara. Landasan moral, nilai-nilai, hati nurani, seringkali tak menjadi perhitungan dalam langkah-langkah politik
Justru kondisi demikian yang hendak dikritik di sini. Politik sebenarnya adalah usaha pendapaian tujuan dengan berbasis pada nilai-nilai, hati nurani, dan moralitas juga.
Para politikus dapat tetap mengerjakan tugasnya, tanpa mengabaikan hal tentang nilai atau hati nurani. Hati nurani bukanlah hal yang terpisah dari kehidupan politik, bahkan justru kegiatan politik harus memiliki Hati Nurani jika perpolitikan hendak berlangsung abadi dan mendapatkan simpati dari rakyat.”
Dalam setiap tulisan atau karya yang dibuat Romo Mangun, unsur hati nurani yang diwujudkan melalui keberpihakan kepada nilai-nilai universal ini secara nyata dinampakkan.
Ia mengatakan, “Yang utama adalah berbuat adil untuk membela orang kecil dan solider terhadap yang menderita... demi perdamaian dunia, kemanusiaan, keadilan sosial, dan kemerdekaan.” Menurutnya, iman adalah tindakan. Tindakan yang membuat manusia menjadi lebih manusia .
Hati nurani sebenarnya bukan hanya sumber dan dasar tindakan politik manusia saja, tetapi harus menjadi sesuatu yang integral dalam diri manusia dan menjadi sumber seluruh tindakan manusia. Hati nurani merupakan unsur yang perlu dimekarkan dalam kehidupan.
Romo Mangun memasukkan unsur hati nurani ini sebagai salah satu daya yang harus dimekarkan dalam pendidikan. Sebagai seorang pendidik, ia berpendapat bahwa ada lima macam daya yang harus dikembangkan, yaitu daya kognitif atau daya nalar; cita rasa dan kemampuan afektif yaitu rasa, intuisi dan hal-hal yang berhubungan dengan perasaan; kemampuan untuk saling berkomunikasi, bergaul, bekerjasama, teratur, tenggang rasa; kesehatan raga; dan hati nurani, sikap atau semangat tolong menolong, setia kawan, sopan, dan cinta kasih .
Pemekaran hati nurani ini akan membuahkan kehidupan yang subur dan berbuah . Pendidikan hati nurani itu dapat dilakukan melalui komunikasi iman – bukan agama – dalam kehidupan, dialog, percakapan, dan lebih-lebih perbuatan. Tujuan komunikasi iman ini adalah untuk menumbuhkan sikap dasar yang benar, hati nurani yang peka terhadap segala yang baik, adil, benar, senang menolong, dan membuat orang lain gembira, sekaligus memekarkan watak yang menolak segala yang buruk, menghina teman yang miskin, cacat, atau lambat belajar .
Pemekaran hati nurani ini menjadi sebuah modal untuk terlibat dalam kehidupan masyakarat. Hati nurani yang mampu mempertimbangkan baik buruk, bersikap adil, suka menolong menjadi sebuah dasar untuk bertindak dalam masyarakat.
Yang menjadi patokan dalam bertindak bukanlah sikap suka atau tidak suka, tetapi unsur-unsur keadilan, kemanusiaan, perdamaian dan kemerdekaan: apakah tindakan yang aku buat membantuku dan orang lain untuk mewujudkan nilai-nilai itu.
Pastinya,tindakan politik Romo Mangun didasari pengalaman mistiknya dengan Allah. Ia tidak melakukan politik-politikan, tetapi ia sungguh-sungguh berpolitik, membangun negara yang demokratis. Ia ingin betul-betul tidak ada orang yang disingkirkan dalam pembangunan negara. Artinya, melibatkan semua orang berpartisipasi.
Romo Mangun tidak pernah lepas dari suara kenabian Gereja. Apa yang dilakukan Romo Mangun adalah tanggapan kenabian terhadap kenyataan yang bobrok . Dan kiranya tidak berlebihan kalau Jennifer Lindsey menilai bahwa Romo Mangun adalah hati nurani bangsa. “Orang agung yang bijak di dunia ini memang jarang dan Romo Mangun adalah salah satu di antaranya. Beliau adalah salah seorang cendekiawan Indonesia terbesar, seorang yang amat mencintai negaranya dan dari rasa cinta tersebut berani bicara sebagai hati nurani bangsa” .
Memperhatikan Rakyat, terutama Yang Kecil, Lemah, Miskin dan Tersingkir
Dalam seluruh hidup Romo Mangun, satu hal yang tidak dapat dipungkiri adalah pilihan keberpihakannya kepada rakyat, terutama kaum miskin, lemah, miskin, dan tersingkir. Sejak awal, sikap ini menjadi pilihan hidupnya. Pilihan keberpihakan ini diawali dengan pengalamannya di kota Malang.
Waktu itu, ada perayaan penyambutan Tentara Indonesia. Semua mengelu-elukan tentara sebagai pahlawan. Lalu Mayor Isman mendapat giliran berpidato. Pidato itu bagaikan halilintar di siang bolong bagi Mangun. Mayor Isman mengatakan,
“Kami bukan pahlawan. Kami bukan bunga bangsa. Kami bukan madu bagi rakyat. Karena kami sudah membunuh, kami sudah membakar, kami sudah berlumuran darah dan melakukan hal-hal yang kejam... Sebetulnya kami ini bukan pahlawan. Yang pahlawan adalah rakyat jelata, petani-petani yang menghidupi kami. Jika Belanda datang, kami lari. Memang bukan karena pengecut, melainkan karena kekuatan tidak seimbang. Tapi rakyat tidak bisa lari. Mereka yang menjadi korban diperkosa, dibakar rumahnya, ditembak. Mereka yang berkorban, tetapi yang menjadi pahlawan bukan rakyat.”
Pengalaman ini membuat Romo Mangun tergugah untuk membalas budi kepada rakyat. Usaha pembalasan budi kepada rakyat itu ditempuhnya dengan menjadi imam praja. Ia lebih memilih menjadi imam praja karena ia ingin bekerja langsung di tengah rakyat jelata. Bagi Mangun, menjadi imam adalah sebuah cara untuk berusaha menjadi link – ex officio – antara manusia dan Tuhan. Seorang imam harus menyuarakan hati nurani kolektif, sabda, wahyu ilahi, kemanusiaan, dan jawaban manusia. Imam akan hancur kalau dia menjadi birokrat agama, apalagi kalau berkolaborasi dengan penguasa .
Dalam sebuah wawancara, Romo Mangun mengakui bahwa status imamat memang memberi banyak kemudahan baginya, tapi ia ingin menjadi manusia biasa saja. “Yang berat justru untuk tetap bertahan sebagai manusia biasa. Sebab pastor itu ‘kan seolah-olah kasta tersendiri. Mudah membuat orang menjadi sombong. Karena itulah orang seperti kami harus selalu aware jangan sombong.”
Tindakan keberpihakan Romo Mangun pada kaum kecil ini menjadi perwujudan imannya kepada Yesus Kristus. Romo Mangun hanya ingin meneladan Yesus. “Suri teladan Yesus yang menampakkan diri sebagai Putra Allah yang memilih lahir dalam pangkuan orang-orang dina, lemah, miskin di Betlehem, mengungsi ke Mesir akibat kesewenang-wenangan sang penguasa dunia, kemudian merendah di desa kecil, Nasareth... Hidup publik selanjutnya dari Yesus di Galilea, Samaria, Yudea, ternyata lebih dipersembahkan kepada yang justru di bawah, yang menderita, yang tergusur dan terbuang.” Yesus telah menempatkan hatinya untuk orang miskin.
Demikianlah dari awalmula, pembelaan kaum kecil yang tidak dimanusiawikan selalu menjadi bagian yang melekat pada spiritualitas murid Yesus. Tradisi Kristiani memang selalu mengoreksi dan kritis bahkan sering berkonflik melawan para penguasa dunia yang cenderung mengekploitasi manusia bawahan sebagai alat untuk menguntungkan dan memuliakan diri atasan . Inilah tantangan yang dihadapi oleh para murid Kristus pada zaman ini: bagaimana mewujudkan keadilan, perdamaian, kemanusiaan, dan kemerdekaan.
Pilihan keberpihakan kepada rakyat itu dengan gigih disuarakan oleh Romo Mangun kepada semua pihak. Sebagai warga negara Indonesia, dia menyerukan suaranya kepada pemerintah dan masyarakat. Ia menulis demikian:
“RI 17 Agustus 1945 itu kan pada hakikatnya dimaksud untuk membela rakyat kebanyakan yang kalah menghadapi kelompok kecil yang mengeksploatasi si dina miskin . Nasionalis itu pecinta rakyat negeri. Yang sepantasnya kita cintai itu kan justru rakyat kecil lemah miskin yang mayoritas dan tak berdaya itu. ”
“Kita harus berani percaya kepada kekuatan dan kemampuan serta bakat-bakat dan kearifan praktis dari rakyat yang paling dina sekalipun. Tanpa kepercayaan yang tebal seperti itu, kita sudah kandas sebelum mulai.
Untuk itu, kita harus meninggalkan mental ingin menjadi pemimpin yang merasa diri lebih pandai dan lebih tahu daripada rakyat. Terutama para mahasiswa dan cerdik-pandai, tetapi seumumnya yang punya bakat “kepemimpinan” dan bermurah budi untuk berkorban demi rakyat. Pendek kata, kita semua harus kembali kepada rakyat, di tengah-tengah rakyat, dan bersama dengan rakyat. Sekali lagi bukan sebagai pemimpin, pembina atau penuntun, akan tetapi sebagai kawan atau saudara.”
Ia pun dengan lantang menyerukan suara kemanusiaan ini kepada seluruh warga Gereja:
“Di Asia, khususnya di Indonesia, manusia kecil, lemah, miskin umumnya tidak dihargai. Yang dihargai ialah mereka yang kaya dan berkuasa... Hukum rimba: diapa kuat, dia menang. Hukum ini nyata hidup dalam keseharian manusia, yang juga masih dianut oleh umat Katolik Indonesia.”
“Kelakar adalah kelakar, tidak perlu diambil serius 100 %. Namun, setiap rohaniwan gereja Katolik (yang notabene terkenal sebagai agama yang kaya raya dan kuasa) sedikit banyak telah “terperangkap” dalam suatu sistem yang memang memberinya kesempatan dan fasilitas besar untuk memberi kepada kaum miskin, tetapi sangat menghalangi dia untuk menjadi kaum miskin.”
Keberpihakan Romo Mangun kepada kaum miskin adalah sesuatu yang digulatinya terus-menerus. Hidup Romo Mangun seakan-akan menjadi sebuah usaha yang tiada henti untuk memperjuangkan kaum miskin, lemah, kecil, dan tersingkir ini.
Tentang perjuangan Romo Mangun untuk kaum miskin ini, Mgr. Julius Darmaatmaja, S.J. menuliskan:
“Cinta dan perhatian beliau kepada kaum papa dan terhadap masalah kemanusiaan seluas kemanusiaan itu sendiri. Inilah yang menyebabkan beliau tak terkurung olehs ekat perbedaan agama, suku, dan budaya. Inilah yang membuat beliau berjuang melawan ketidakadilan bagi siapapun, inilah yang membuat beliau berjuang melawan kemiskinan, melawan segala bentuk penderitaan manusia, menjadi dasar dan kekuatan bagi perjuangan beliau di hampir segala bidang kehidupan.”
Banyak komentar yang terungkap atas perjuangan Romo Mangun untuk kaum miskin. Ia adalah Bapak Kaum Papa; Pembela Kaum Miskin; Kawan dan Tetangga Kaum Miskin. Sebutan-sebutan ini merupakan bukti bahwa banyak orang menangkap di mana ia berpihak.
Penutup
Kehidupan Romo Mangun menunjukkan bagaimana ia berpolitik dalam arti sesungguhnya, terlibat dalam masyarakat demi kesejahteraan bersama. Ia telah menunjukkan kesadarannya untuk menjadi bagian dari masyarakat Indonesia dan Gereja Katolik Indonesia. Pergumulan pemikiran, karya, dan tindakannya menjadi wujud kepeduliannya untuk menyumbangkan sesuatu bagi lingkungan sekitarnya .
Kita melihat bahwa kehidupannya sebagai orang Katolik telah menyumbangkan sesuatu kepada bangsa dan negara Indonesia. Ia telah mencoba membayar utangnya kepada rakyat. Melalui kehidupan Romo Mangun, kita pun diingatkan kembali kepada pertanyaan Mgr. Soegijapranata: apakah Gereja beserta umatnya sungguh-sungguh mempunyai manfaat bagi negara dan rakyat Indonesia?
Semoga semakin banyak orang tergerak berbuat dan menyumbangkan sesuatu bagi kehidupan bangsa dan masyarakat Indonesia.

LATIHAN ROHANI PAUS FRANSISKUS DAN KURIA ROMA Hari 4



LATIHAN ROHANI
PAUS FRANSISKUS DAN KURIA ROMA
(Hari 4 : 22 Februari 2018) :
"ALLAH MEMBERI KITA APA YANG TIDAK PANTAS KITA DAPATKAN"
Hanya kerahiman yang bisa menebus kita ... Itulah yang ditekankan Pastor José Tolentino Mendonça dalam latihan rohani Paus Fransiskus dan Kuria Roma ketika ia menceritakan tentang perumpamaan Anak yang Hilang pada meditasi Kamis pagi 22 Februari 2018.
Meditasi tahun ini telah dipercayakan Paus Fransiskus kepada pastor asal Portugal dan teolog biblis serta wakil rektor Universitas Katolik Portugal di Lisbon, yang memimpin meditasi dengan tema: "Pujian Rasa Dahaga".
Dalam permenungan pagi itu, Pastor Tolentino membahas bagaimana kisah anak yang hilang bukan merupakan sebuah perumpamaan, tetapi sebuah cermin, dan terlebih lagi, merupakan 'kisah kita'.
Perumpamaan ini, katanya, yang menunjukkan bapa yang menawarkan kerahiman kepada putranya yang tidak pantas mendapatkannya, adalah berkenaan dengan kita masing-masing.
"Di dalam diri kita", Pastor Tolentino berkata, "ada perasaan yang tercekik, berbagai hal yang perlu dijernihkan, patologi, berbagai benang yang tak terhitung jumlahnya yang perlu dihubungkan". Memperhatikan ada banyak aspek kehidupan kita yang membutuhkan pendamaian tersebut, katanya, Yesus ingin memberi kita Sabda-Nya, dan mengubah perseteruan dan ketakutan.
"Hanya kerahiman, kasih yang melampaui batas yang diajarkan Allah kepada kita yang mampu menebus kita", katanya.
Perilaku sang putra sulung, kata Pastor Tolentino, membantu kita memahami kerahiman Allah bahkan lebih jauh lagi.
"Kerahiman", ia menekankan, "justru menawarkan kepada orang lain apa yang tidak pantas mereka dapatkan. Sulit untuk mendefinisikan kerahiman justru karena kerahiman tidak membungkus dirinya dalam satu definisi". Kerahiman dapat dipahami hanya, ia melanjutkan dengan mengatakan, jika kita membiarkannya "menjelmakan dirinya" di dalam diri kita "sehingga kita bisa menjamahnya".
Menyimpulkan permenungannya, Pastor Tolentino mengungkapkan fakta bahwa kerahiman selalu melampaui batas. Orang yang moderat, orang yang ingin bermain aman, tidak akan pernah memahami Injil Kerahiman. Ini karena, "Injil Kerahiman mensyaratkan agar kasih kita melampaui batas" seperti Bapa dalam perumpamaan yang memahami segala sesuatu tanpa banyak bicara.
Bapa menunjukkan kepada kita bahwa kerahiman bersifat cuma-cuma, kerahiman adalah seni penyembuhan dan pembangunan kembali, pengalaman pengampunan, ungkapan kelembutan yang sama sekali tak terduga. Pada akhirnya, kerahiman adalah karunia yang melampaui batas.
Sedangkan pada hari Rabu sore 21 Februari 2018., Pastor Tolentino berfokus pada pergumulan Yesus dengan kelemahan manusiawi dan godaan.
Selama meditasi ke-7 itu, ia menekankan bahwa kepapaan kita adalah tempat Yesus campur tangan. "Hambatan terbesar bagi kehidupan rohani bukanlah kerapuhan kita, tetapi kekakuan dan kecukupan diri kita", sarannya, dengan mengatakan bahwa oleh karena itu kita harus belajar dari rasa dahaga kita. (PS)

IMAN KATOLIK MASUK KE INDONESIA



SENSUS HISTORICUS.
REPOST:
IMAN KATOLIK MASUK INDONESIA DENGAN SUSAH PAYAH TAHUN 1850-AN
Belajar sejarah masuknya iman katolik ke Indonesia membuat saya kagum akan para misionaris perintis. Mereka mengalami banyak sekali rintangan dan kesulitan, namun hasilnya adalah kita sekarang ini dapat merasakannya sebagai orang Katolik di Indonesia yang sudah cukup berkembang.
Kalau mau berandai – andai kita bisa bertanya, mengapa iman kristiani yang sudah lebih dulu lahir di daerah Timur Tengah datang ke Indonesia sangat kemudian daripada orang Islam? Dan datang sama – sama dari Belanda, iman Katolik masuk kemudian setelah Protestan?
Akibatnya, Gereja Katolik adalah minoritas dibandingkan dengan umat Islam dan umat protestan. Dan fakta itu tentu ada latar belakang sejarahnya....
Agama Islam datang langsung dari Timur Tengah ke wilayah kita dan sudah mempunyai pengikutnya sebelum pedagang portugis dan VOC Belanda datang.
Memang sebagai data sejarah, iman Kristiani pernah ada di Barus Sumatra Barat abad ke- 7 dan pembaptisan pertama di Ternate oleh pedagang Portugis bernama Gonsalo Veloso tahun 1534.
Namun semuanya itu tidak ada kesinambungannya, lain dengan kehadiran Agama Islam yang sejak pertama datang terus dipelihara oleh para pengikutnya.
Orang bilang, iman Katolik itu datang ke Indonesia memutar dulu ke Belanda. Yesus lahir di Betlehem tanah Yudea sebagai orang Asia, lalu pergi ke Eropa dan datang ke Indonesia sebagai orang asing.
Saya ingat waktu saya masih kecil, di kampungku di Jawa Tengah, kalau ada orang mau masuk Katolik dikatakan, “kowe arep dadi Londo?” (Kamu mau jadi orang Belanda?). Mereka tahunya agama katolik adalah agama orang Belanda.
Saya membaca buku sejarah, bahwa Pastor Jacobus Nelissen Pr yang datang ke Batavia tahun 1808 dalam usia 50 tahun sebagai Prefek Apostolik hanya 9 tahun berkarya dan meninggal di Batavia karena sakit pada tanggal 6 Desember 1817.
Jabatannya sebagai Prefek Apostolik dipegang oleh Pastor Lambertus Prinsen Pr yang waktu datang pertama di Batavia berusia 29 tahun, sehingga saat menjadi prefek apostolik usianya baru 38 tahun. Dan pada saat itu Pastor Lambertus Prinsen berada di Semarang, sebagai stasi dari Batavia.
Tiga belas tahun kemudian, yaitu tahun 1830 Mgr. Prinsen mengundurkan diri karena sakit, yang kalau dihitung usianya baru 51 tahun.
Sekarang ini imam usia 51 tahun baru ditahbiskan menjadi uskup, sedangkan Mgr. Lambertus Prinsen Pr dalam usia 51 tahun sudah berhenti sebagai uskup (prefek apostolik waktu itu) karena sudah sakit.
Pada awalnya yang bisa datang ke Indonesia hanyalah Pastor Diosesan/Praja Belanda yang mendapatkan surat izin dari Pemerintah Kolonial yang disebut het radicaal.
Mereka adalah pastor praja berwarganegaraan Belanda dan mendapat gaji dari pemerintah dan diutus hanya untuk melayani kebutuhan rohani dari orang katolik Belanda dan Eropa.
Dan pemerintah Belanda berhak menempatkan dan memindahkan para klerus. Jadi penempatan para klerus tidak menjadi wewenang prefektur apostolik, seperti seharusnya. Apalagi pemerintahan kolonial Belanda yang beragama protestan memang tidak senang dengan kegiatan misionaris katolik sehingga dilakukan banyak pembatasan. Pembatasan itu antara lain misionaris katolik tidak boleh mewartakan Injil di daerah yang sudah kristen, seperti di Minahasa.
Pemerintah Belanda berpikiran sama dengan penjajah Jepang bahwa pemerintah merasa berhak untuk mengatur pengangkatan dan penempatan uskup dan pastor dengan motivasi berbeda.
Penjajah Jepang karena tidak mengenal agama Katolik; Pemerintah Belanda sangat mengenal agama Katolik dan membencinya. (Fakta ini bisa menjadi pembelajaran yang baik tentang hubungan antara Pemerintah (negara) dan agama. Pemerintah tidak boleh mencampuri agama; dan agama juga tidak boleh mencampuri tugas pemerintah.
Sekarang ini orang – orang masih berjuang untuk mendirikan negara agama. Bagi mereka hubungan antara agama dan negara (pemerintahan negara) belum jelas. Terlebih menjelang pilkada, isu agama akan dimanfaatkan sebagai kendaraan politik untuk mencapai kemenangan).
Ketika pastor Nelissen dan Prinsen datang ke Batavia tahun 1808 mereka menemukan semangat orang Katolik Eropa di Batavia yang acuh tak acuh terhadap agama. Iman sulit ditemukan apalagi dikembangkan.
Selama tahun 1808 itu mereka berdua hanya bisa membaptis 14 orang saja. Satu orang dewasa dari Eropa Timur; 8 anak dari hasil hubungan gelap dan 5 anak dari orangtua yang status perkawinannya sah.... Hal itu menunjukkan betapa parahnya iman di Batavia. Dan kalau di Batavia saja seperti itu, apalagi di daerah – daerah lain.
Iman Katolik di Indonesia memang tumbuh dengn susah payah, banyak pengorbanan dari para perintis yang cepat rusak kesehatannya karena telalu banyak bekerja, iklim tropis yang sangat panas untuk tubuh Eropa mereka dan makan seadanya. Jumlah tenaga sangat sedikit dan daerah yang sangat luas serta pembatasan – pembatasan yang dibuat oleh pemberintah kolonial Belanda menambah kesulitan mereka.
Karel Steenbrink menyebutkan “kasus Grooff” ketika menjelaskan kasus Jan de Vries membaptis banyak orang di Minahasa dan menimbulkan kemarahan pada Gubernur Jenderal Mijer, sehingga Uskup Vrancken tidak berani lagi meminta izin tourne bagi imamnya untuk mengunjungi Indonesia Timur termasuk Mihasa. Mgr. Vrancken ingat akan kasus Mgr. Grooff yang digantikannya itu dengan gubernur Jendral J.J. Rochunsen.
Kasusnya sangat menarik untuk disimak karena masalahnya adalah campur tangan pemerintah Belanda atas kewenangan Gereja Katolik.
Mgr. Jacobus Gooff adalah Vicaris Apostolik Batavia yang pertama, karena tiga pemimpin sebelumnya disebut Prefek Apostolik (Nellisen, Prinsen dan Scholten). Tiga prefek sebelumnya sudah mengetahui aturan main bermisi di Hindia Belanda yatu harus mempunyai het radicaal dari pemerintah Belanda dan semua misionaris mendapat gaji dari pemerintah dan pemerintah berhak untuk mengatur penempatan para klerus.
Mgr. Grooff Pr sebelumnya adalah Uskup di Suriname dan diangkat untuk menjadi Vicaris Apostolik di Batavia. Ia datang pada tanggal 21 April 1845 bersama 4 pastor pembantunya yang tidak memegang het radicaal. Inilah alasan utama perselisihannya dengan gubernur Jendral Jan Jacob Rochusen yang dikenal dengan “skandal Grooff”.
Tapi yang lebih parah lagi adalah karena Mgr. Grooff berfikir seperti di Suriname bahwa Uskup mempunyai hak penuh untuk mengatur penempatan para imamnya dan juga bisa menjatuhkan suspensi bila perlu, seperti memang demikian berlaku dalam Gereja Katolik.
Dari lain pihak, Gubernur Jendral merasa memegang kekuasaan tertitinggi di wilayah jajahan dan bisa mengatur para misionaris juga.
Contoh kasus, ketika Mgr. Grooff menjatuhkan suspensi kepada seorang imam, gubernur Jenderal mau tahu alasan suspensi itu. Uskup menolak memberitahu alasannya karena hal itu adalah hak uskup.
Gubernur Jenderal merasa bahwa sikap Mgr. Grooff itu membahayakan keamanan dan ketertiban umum. Maka diusirlah Mgr. Grooff bersama para imam pembantunya dan pada tanggal 3 Februari 1946, selang 1 tahun saja dari kedatangannya di Batavia. Mgr. Grooff sebenarnya diangkat menjadi Vicaris Batavia tahun 1842, namun baru bisa datang tahun 1845.
Berita pengusiran Mgr. Grooff terdengar oleh umat Katolik di Belanda yang sedang mengalami toleransi hidup beragama dari Raja William II. Mereka segera menyiapkan aksi dan melancarkan protes, dan mengadakan penyambutan besar – besaran terhadap kedatangan Mgr. Grooff di pelabuhan Helder pada tanggal 11 Juni 1846.
Masalah itu membuat pihak pemerintah kolonial Belanda dan Internuncius untuk Belanda Mgr. Ferrieri turun tangan untuk menyelesaikan masalah.
Perundingan mereka mencapai kesepakan dan disahkan oleh raja Willem II pada tanggal 2 Januari 1847 dengan Nota kesepakatan yang disebut “Nota der punten”. Dalam kesepakatan itu disebutkan:
1. Vicaris Apostolik bertanggungjawab atas administrasi Gereja (art.8) dan berwenang menempatkan serta memutasikan para misionaris (art.3).
2. Jumlah misionaris di Indonesia merupakan urusan Gereja meskipun het radicaal tetap diperlukan (art.11).
3. Gubernur Jenderal berhak menilai apakah melalui pekerjaannya para misionaris itu menjaga keamanan dan ketertiban umum atau tidak (art.7).
Para perintis itu harus berjuang melawan kekuasaan pemerintah kolonial protestan Calvinis Belanda yang anti – katolik; mengatasi masalah sangat kurangnya tenaga misionaris; berhadapan dengan sikap acuh – tak acuh dari orang-orang katolik warta Belanda dan Eropa lainnya; dan anggapan pemerintah Belanda bahwa para misionaris Katolik itu hanya untuk menyediakan pelayanan rohani bagi orang-orang Eropa yang beragama Katolik, bukan untuk mewartakan Injil kepada pribumi; Larangan bagi para misionaris juga untuk mewartakan Injil di daerah yang sudah mendapatkan warta Injil dari Protestan. Dan kesulitan finansial yang harus bergantung pada gaji pemerintah Belanda.
Namun kendati ada banyak kesulitan dan banyak masalah sejak permulaan masuknya iman katolik, perlahan – lahan iman Katolik itu terus tumbuh dan berkembang sampai sekarang. Kalau kita mengingat perjuangan para perintis untuk membuka kebun anggur Tuhan bagi Gereja Katolik di Indonesia ini, kita termotivasi untuk melanjutkan karya keselamatan yang telah mereka rintis itu.
DAFTAR PUSTAKA
Humbert Jacobs SJ, Documenta Malucensia, vol. I (1542 – 1577), Roma, 1974, (758 hlm).
Martin Stigter MSC, Sejarah Gereja Katolik di Wilayah Keuskupan Manado, dalam buku Sejarah Gereja Katolik Indonesia 3a, hlm. 467 – 497. Penerbit KWI tahun 1974.
R. Kurris SJ, Sejarah Seputar Katedral Jakarta, Penerbit Obor 1992
Karel Steenbrink, Catholics in Indonesia 1808 – 1942, A Documented History, Leiden, Nederland, 2003.
Frater Ludolf Bulkmans CMM, Misi Katolik di Keuskupan Manado dan di Maluku Utara pada abad ke 16 dan 17, diterjemahkan dari bahasa Belanda oleh P. Jacobus Wagey Pr dan disusun dan dilengkapi oleh P. Jan van Paassen MSC, Wisma Transito, Desember 2011.
P. Jan van Paassen, MSC, dan P. Sjaak Wagey Pr, Sejarah Karya MSC di Keuskupan Manado 1920 – 1945, Cahaya Pineleng, 2014.
Paulus Widyawan Wishiasta, Monsinyur Willekens SJ, Uskup Perintis Pribumisasi Pendidikan Imam, dan Pelayan Rohani Umat Katolik Indonesia, Obor, 2009.

Uskup Baru Tanjung Selor Mgr. Paulinus Yan Olla, MSF.



Pastores Dabo Vobis
Uskup Baru Tanjung Selor
Mgr. Paulinus Yan Olla, MSF.
Proficiat untuk umat Keuskupan Tanjungselor, Paus Fransiskus telah menunjuk Uskup baru untuk Keuskupan Tanjungselor.
Pengumuman takhta suci ini diteruskan oleh Uskup Malang, Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan, O.Carm tepat pukul 18.00 WIB, 22 Februari 2018 di Katedral Malang setelah Ibadat Sore bersama para Imam dan Biarawan-biarawati Keuskupan Malang.
Ya, Kamis, 22 Februari 2018, Bapa Suci Paus Franciscus secara resmi telah menunjuk Romo Paulinus Yan Olla, M.S.F., sebagai Uskup Tanjung Selor (Kalimantan Utara).
Uskup terpilih ini dilahirkan 22 Juni 1963 di Seom-Eban, Timor Barat, mengucapkan profesi religius pada tanggal 22 Juli 1991, dan ditahbiskan menjadi imam pada tanggal 28 Agustus 1992.
Sejak ditahbiskan imam, beliau pernah mengemban berbagai tugas, termasuk di Paroki Keluarga Kudus di Banteng DIY, Semarang, dan juga tugas-tugas lain di wilayah Keuskupan Agung Samarinda dan Keuskupan Banjarmasin.
Beliau studi lanjut di Institut Spiritualitas Theresianum di Roma dan menjadi Anggota Dewan Jendral MSF Sedunia (2001-2007) dan Sekretaris Jendral MSF Sedunia (2007-2013) di Roma. Pada saat ini beliau adalah Rektor Seminari MSF dan Dosen Teologi Spiritualitas di STFT Widya Sasana di Malang.
Deo gratias.
Syukur kepada Allah.
Profil Singkat Mgr Paulinus Yan Olla MSF:
Lahir :
Seoam, Desa Eban, TTU 22 Juni 1963
Orangtua :
Ayah Amatus K. Olla dan ibu Theresia Naben.
Saudara :
1. Margaretha Olla
2. Regina Olla
3. Sr. M. Beatriks Olla, PRR
4. Ursula Maria Olla
5. Herman Yoseph Olla
Riwayat Pendidikan:
• SMP Xaverius Putri Kefamenanu, TTU tahun (Januari 1976- Juli 1979 kebijakan pemerintah menjadikan SMP berlangsung 3,5 tahun).
• SMA Seminari Lalian St Imakulata Lalian, Atambua, September 1979-Juni 1983.
• Novisiat MSF di Salatiga tahun 1983 – 1984.
• Studi Filsafat dan Teologi di Kentungan Yogyakarta tahun 1984-1994.
• Tahun Orientasi Pastoral (TOP) di Paroki Putain, Keuskupan Agung Kupang tahun 1987-1988.
• Tahbisan Imam di Yogyakarta tahun 1992.
• S-2 di Program Pascasarjana Universitas Sanata Dharma (Kentungan) tahun 1994.
• S-3 bidang Teologi Spiritual di Istituto di Spiritualità Teresianum, Roma, Italia, tahun 2004 dengan tesis Missionary Spirituality of Jean Berthier. A Searching for a Missionary Spirituality in the light of the Redemptoris Missio, No. 87 – 91.
Riwayat Penugasan:
• Pastor pembantu Paroki Banteng Yogyakarta, 1992-1994. Saat yang sama Mahasiswa S2 dan Pengajar Kuliah Moral di Santa Dharma dan AKS Tarakanita Yogyakarta sejak tahun 1990.
• Direktur Seminari Don Bosco, Keuskupan Samarinda, Kalimantan Timur tahun 1995-1997.
• Pastor Kepala Paroki Santa Maria Banjarbaru, Kalimantan Selatan tahun 1997-2000.
• Melanjutkan studi doktoral di Istituto di Spiritualità Teresianum, Roma, Italia tahun 2000.
• Anggota Dewan Jenderal MSF se-Dunia tahun 2001-2007, ia mendapat tugas mengunjungi dan memperhatikan wilayah-wilayah Asia, Perancis, dan Madagasakar
• Sekretaris Jenderal MSF tahun 2007-2013.
• Sebagai Sekjen MSF baru, tetap memperhatikan wilayah-wilayah yang menjadi tanggungjawabnya pada periode yang lalu dengan tambahan juga ke wilayah Amerika Latin.
Di luar tugas sebagai imam, Pastor Dr Paulinus Yan Olla, MSF juga menulis artikel-artikel sosial-politik dan kemasyarakat. Di Indonesia, artikel-artikelnya kerap muncul di Kompas, harian terbesar di Indonesia. Menulis artikel kerohanian di Majalah Hidup dan Rohani. Artikel rohaninya dimuat juga dalam bahasa Portugis di Majalah Convergência dan dalam bunga rampai Penerbitan IFIBE, Passo Fundo di Brasil
===
Bulla pengangkatan RP Paulinus Yan Ola,MSF sebagai Uskup Tanjung Selor diumumkan.
Apa itu bulla?
Bulla adalah Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh Bapa Suci sebagai pemimpin Gereja Universal.
Franciscus Episcopus Servus Servorum Dei
Fransiskus Uskup hamba para hamba Allah
Dilecto filio Paulino Yan Ola, MSF e clero congregatione MSF ha eletto episcopo, salutem et apostolicam benedictionem
Kepada Putera terkasih Paulinus Yan Ola klerus dari Kongregasi MSF yang terpilih sebagai Uskup, salam dan berkat Apostolik
... audita Congregatione pro Gentium Evangelizatione, Apostolica nostra potestate te nominamus Episcopum Tanjung Selorensis cunctis iuribus et obligationibus...
... setelah mendengarkan masukan dari Kongregasi Evangelisasi untuk bangsa-bangsa, dengan kekuasaan Apostolik kami, kami mengangkat engkau menjadi Uskup Tanjung Selor dengan segala hak dan kewajibannya...
Permittimus ut ordinationem a quolibet catholico Episcopo extra urbem Romam accipias liturgicis servatis legibus atque praemissis Catholicae fidei professione iureque fidelitatis erga nos et nostros succesores secundum sacros cannones
Kami mengizinkan engkau menerima tahbisan dari Uskup Katolik manapun di luar kota Roma seturut ketentuan liturgis dan sebelumnya hendaklah engkau ikrarkan pengakuan iman dan janji kesetiaan kepada kami dan pada para penerus kami sesuai ketentuan hukum kanonik.
Datum Romae apud Sanctum Petrum die duodvegisimi anno Domini bis millesimo decimo septo. Pontificatus nostri Quanto
diberikan di Roma dari Santo Petrus pada tanggal dua puluh dua Februari tahun Tuhan dua ribu delapan belas. Dalam tahun pontifikat kami yang keenam.

Jumat, 23 Februari 2018



HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Jumat, 23 Februari 2018
Hari Biasa Pekan I Prapaskah -- Hari Pantang
Yehezkiel (18:21-28)
(Mzm 130:1-2.3-4ab.4c-6.7-8; R:lh.7)
Matius (5:20-26)
Providentia divina – Penyelenggaraan Ilahi”.
Bersama dengan datangnya hari baru ini, saya terkenang ketika berkarya di Paroki St Maria Fatima Sragen Kevikepan Surakarta, kadang sehabis mempersembahkan misa harian, saya diajak menyantap se-porsi soto kwali (“kwalitas ilahi - quales dives”).
Nah, tiga syarat mendasar yang diajukan Yesus supaya kita juga bisa menyadari penyelenggaraan ilahi sekaligus memiliki kualitas ilahi, al:
A.Integritas: Keutuhan
Hari ini, Yesus berkata: "Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga!" Ya, bukankah orang Farisi dan ahli Taurat (yang terkenal sebagai orang yang taat dan tertib dalam hukum Taurat), cenderung merasa diri paling benar dan suci sehingga mudah merendahkan dan memandang buruk orang lain, bahkan selalu mencari-cari kesalahan orang lain (Mat 12:10; Mrk 12:13-17)?
Pastinya, kecakapan budi tidak menjamin keutuhan hati dan kebijaksanaan diri. Ibadat dan pengetahuan suci tidak menjamin kita menjadi benar-benar suci.
Disinilah, kita diajak untuk beriman secara penuh-utuh dan menyeluruh, menyeimbangkan hidup doa dan karya, studi dan tugas mengabdi secara integral, dimana hidup doanya menjadi dasar dalam semua hidup karya, dan hidup karya menjadi buah-buah nyata dari hidup doanya.
B.Sanctitas: Kesucian
Seperti Yesus yang mengajak kita untuk selalu hidup suci dan berdamai dengan sesama sebelum berdoa kepada Tuhan, kita juga dipanggil untuk hidup suci
C.Veritas: Kebenaran
Yesus pernah mengatakan dirinya sebagai “Via Veritas Vita-Jalan Kebenaran dan Hidup”, bukan? Nah,kitapun juga diajak mewartakan kebenaran ilahi.
“Cari angsa di Pasar Baru - Kalahkan dosa dengan hati yang baru.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
1.
"δικαιοσυνη – Diakosune - Kebenaran."
Inilah kata Yunani yang mengartikan istilah 'hidup keagamaan' dimana orang kristiani diajak hidup sebagai "orang benar."
Yesus mengharapkan bahwa "hidup keagamaan" (kebenaran) kita haruslah lebih benar daripada "hidup keagamaan" ahli-ahli Taurat dan orang Farisi yang kerap melupakan inti hukum Taurat.
Kebenaran ala orang Farisi dan ahli Taurat hanya bersifat lahiriah dengan mentaati banyak aturan tapi tidak punya kasih yang berpola salib (vertikal kepada Tuhan dan hortisontal pada sesama). Mereka tampaknya memuliakan Allah dengan bibir, sedangkan nyatanya hati mereka jauh daripada Dia; dari luar tampaknya benar, tetapi hatinya sama sekali tidak mengasihi Allah.
Jelasnya, motivasi mereka untuk menaati Allah tidak bersumber dari iman yang "asli": hidup dan tulus tapi iman yang "palsu": mati dan penuh akal bulus(Mat 6:1-7; Yoh 14:21).
Disinilah, Yesus mengatakan bahwa kebenaran yang dikehendakiNya adalah yang bukan sekedar tindakan lahiriah/formalitas belaka tapi harus selaras dengan hidup yang berkualitas, dimana doa-ucapan dan karya nyata kita penuh dengan “hik”, harapan iman dan kasih kepada sesama.
Di lain segi, kita diajak untuk menghidupi "hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan" (Yak 1:25),
"hukum utama" (Yak 2:8),
"hukum Kristus" (Gal 6:2) dan
"hukum Roh" (Roma 8:2)
dimana harapan keselamatan itu terpadu antara iman+perbuatan kasih kepada sesama dimana perbuatan kasih itu menjadi wujud syukur dan kesaksian sebagai orang beriman (Yak 2:17).
"Dari Matraman ke Pangkalan Jati - Jadilah orang beriman yang sejati."
2.
"Homo homini lupus - Manusia adalah serigala bagi sesamanya!"
Inilah kenyataan yang kadang terjadi di negara kita yang katanya beragama. Kita senang melihat setiap jumat: banyak mesjid penuh, setiap minggu: pelbagai gereja hiruk pikuk oleh pelbagai ritus dan kultus keagamaan. Tapi kita juga gamang melihat di balik kemegahan perayaan keagamaan: yang suka ke gereja tapi malas kerja, yang suka berkata halus ternyata penuh akal bulus, yang suka sholat tapi suka menghojat, yang bawa kitab suci ternyata juga getol korupsi, yang suka bicara pelayanan tapi malahan penuh dengan skandal dan ke-irihati-an.
Jelaslah bahwa "sensus fidelium/citarasa iman" kerap kalah oleh "sense of markets/citarasa pasar", dimana beragama tidak menjamin orang menjadi beriman, karena beragama kadang penuh dengan "tata lahiriah" sedangkan beriman lebih pada "tata laku": cara pikir dan cara hidup.
Mengacu pada bacaan injil hari ini, Yesus berkata: "Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang Farisi, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga."
Disinilah, kita diajak untuk jujur melihat dan menelanjangi seperti apa kualitas iman kita sebagai orang beragama selama ini, jangan-jangan agama hanya menjadi kosmetik belaka, karena kita sibuk dengan tampilan lahiriah dan permukaan saja.
Adapun 3 mentalitas buruk yg kadang dibuat org farisi dan ahli taurat yang juga kadang kita buat, antara lain:
A."Tomat - sekarang TObat besok kumat":
Kita menjadi pribadi yang labil, yang terus suka berkubang dalam kegelapan dosa dan tidak tegas bertobat secara total.
B."Dele - esuk DEle sore tempe lambe domble mencla mencLE":
Kita tidak bisa menjadi orang yang berkomitmen dan mudah berdusta demi kepentingan sendiri.
C."Blangkon - Bisa kotBah tidak bisa nglakoni":
Kualitas hidup kita hanya pada perkataan tapi tidak dalam kenyataan. Ini bisa terjadi ketika iman terpisah dari hidup harian, kita hanya sibuk berkata-kata baik tapi lupa untuk menjadi orang yang benar-benar baik. Bertobatlah!
"Cari baju di Pasar Semanan - Mari maju sebagai orang beriman."
3.
Kutipan Teks Misa:
Delapan puluh enam tahun aku mengabdi Kristus, tak pernah Ia menyakiti aku sedikit pun juga. (St. Polikarpus)
Antifon Pembuka (Mzm 25 (24):17-18)
Tuhan, lepaskanlah aku dari deritaku. Indahkanlah kehinaan dan kesusahanku dan hapuskanlah segala dosaku.
Set me free from my distress, O Lord. See my lowliness and suffering, and take away all my sins.
Doa Pembuka
Allah Bapa Maharahim, dalam masa tobat ini kami mempersiapkan diri untuk merayakan Paskah. Berilah kami rahmat-Mu, agar usaha kami berguna bagi kemajuan rohani kami. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Engkau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Orang fasik yang bertobat akan beroleh kehidupan dan Tuhan tidak memperhitungkan kejahatannya. Tetapi, manusia sering menggunakan cara pandang yang salah, sehingga tidak mengenal rencana Tuhan di dalam hidupnya.
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (18:21-28)
"Adakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? Bukankah kepada pertobatannya Aku berkenan supaya ia hidup?"
Beginilah Tuhan Allah berfirman, "Jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya, dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati. Segala durhaka yang dibuatnya tidak akan diingat-ingat lagi, ia akan hidup karena kebenaran yang dilakukannya. Adakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? firman Tuhan Allah. Bukankah kepada pertobatannya Aku berkenan, supaya ia hidup? Jikalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan seperti segala kekejian yang dilakukan orang fasik, apa ia akan hidup? Segala kebenaran yang dilakukan tidak akan diingat-ingat lagi. Ia harus mati karena ia berubah setia, dan karena dosa yang dilakukannya. Tetapi kamu berkata: Tindakan Tuhan tidak tepat! Dengarlah dulu, hai kaum Israel! Apakah tindakan-Ku yang tidak tepat, ataukah tindakanmu yang itdak tepat. Kalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan sehingga ia mati, ia harus mati karena kecurangan yang dilakukannya. Sebaliknya, kalau orang fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya, dan ia melakukan keadilan dan kebenaran, ia akan menyelamatkan nyawanya. Ia insyaf dan bertobat dari segala durhaka yang dibuatnya, maka ia pasti hidup, ia tidak akan mati.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 814
Ref. Pada Tuhan ada kasih setia dan penebusan berlimpah
atau Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan?
Ayat. (Mzm 130:1-2.3-4ab.4c-6.7-8; R:lh.7)
1. Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan! Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian, kepada suara permohonanku.
2. Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan? Tetapi pada-Mu ada pengampunan, maka orang-orang bertakwa kepada-Mu.
3. Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya. Jiwaku mengharapkan Tuhan, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi.
4. Sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan. Dialah yang akan membebaskan Israel dari segala kesalahannya.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yeh 18:31)
Buanglah daripada-Mu segala durhaka yang kamu buat terhadap Aku, sabda Tuhan, dan perbaharuilah hati serta rohmu.
Yesus menegaskan bahwa salah satu syarat hidup keagamaan yang benar ialah selalu menjalin hubungan baik dengan sesama. Berdamai dengan sesama akan membawa perdamaian pula dengan Allah.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:20-26)
"Pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu."
Dalam khotbah di bukit berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya, "Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Kita dipanggil untuk melakukan pertobatan terus-menerus, seumur hidup. Itulah sebabnya, kalau kita menyadari dosa dan membarui diri, kita akan hidup. Sebaliknya, jika orang benar tidak tekun dan setia dalam melakukan apa yang berkenan di hati Tuhan dan melakukan apa yang jahat, ia justru akan mati. Yesus sendiri mengundang kita untuk menghayati hidup keagamaan secara baik dan benar. Kita diminta untuk menghindari apa yang buruk dan melakukan kebajikan. Beranikah kita meninggalkan dosa? Beranikah kita melakukan kebajikan hidup?
Antifon Komuni (Bdk. Yeh 33:11)
Tuhan telah bersumpah: Aku menghendaki bukan supaya orang berdosa mati, melainkan supaya ia bertobat dan hidup.
As I live, says the Lord, I do not desire the death of the sinner, but rather that he turn back and live.
Doa Malam
Allah Bapa Mahakudus, anugerah-Mu telah menyegarkan kami. Semoga kami Kausucikan dari noda hidup di masa lampau dan Kauberi bagian dalam misteri Paskah Putra-Mu. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.

Hari-hari Minggu dalam Masa Prapaskah harus diutamakan di atas semua Hari Raya Tuhan, dan semua Hari Raya yang jatuh pada salah satu dari Minggu-minggu ini, dipindah ke hari Sabtu sebelumnya. Hari-hari biasa Masa Tobat Prapaskah harus diutamakan di atas hari peringatan wajib. (Surat Edaran Perayaan Paskah dan Persiapannya No. 11, Kongregasi Ibadat Ilahi, 1988)