Ads 468x60px

Tata Perayaaan Liturgi Kematian

DASAR TEOLOGIS PERAYAAN LITURGI KEMATIAN

1. Makna Antropologis
Seorang sastrawan, William Shaskespeare mengatakan “ saya tak mengerti mengapa manusia mesti takut ketika maut datang menjemput. Bukankah kematian itu tempat tujuan dimana kita harus sampai.1 ada ungkapan lain demikian, kematian adalah musuh yang tak dapat dielakan, kematian adalah tamu yang kejam. Adakah yang lebih sulit dimengerti dari pada kematian. Pernyataan ini mengungkapkan misteri kematian yang tak bersahabat dengan manusia. Karena dengan kematian seolah-olah seluruh usaha manusia di atas dunoia ini diakhiri dengan kematian. Mengapa orang menjadi sedih dengan kematian. Jawaban yang dapat kita berikan adalah kehidupan. Orang senang dengan kehidupan bukan kematian. Alasan ini yang mendorong manusia untuk bertahan agar tetap hidup. Misalnya sakit kita harus berobat agar sembuh. Setiap hari harus makan dan menjaga kesehatan. Tindakan ini sebagai usaha untuk memperlambat kematian. Namun ketika kematian tiba, semua orang berpasrah. Kepasrah tersebut di satu sisi bahwa kehidupan itu harus dimiliki, tapi disisi lain mau mengungkapkan keyakinan bahwa ada yang memberi, ada yang mengambil.


Kematian merupakan sesuatu yang tak terelakkan dan tetap menjadi misteri yang tak pernah tuntas untuk disingkapkan oleh manusia. Kematian bisa menjadi suatu pengalaman pahit yang dapat mengguncangkan manusia, tetapi sekaligus dapat dimaknai sebagai suatu pengalaman iman. Kehilangan orang dekat dan dicintai dapat membuat seseorang mengalami kepedihan batin yang luar biasa. Kepedihan semacam itu bisa terjadi berlarut-larut meninggalkan duka, kesepian, dan kepedihan yang mendalam.
\
Kehadiran sesama yang dapat menghibur dan menguatkan, tentunya dapat menjadi obat bagi mereka yang baru saja ditinggalkan. Kehadiran sesama yang ikut mendoakan arwah sanak saudara yang meninggal memberi kekuatan, harapan, penghiburan yang membesarkan hati. Maka seluruh tata cara dalam rangka melepas kepergian saudara yang dipanggil kembali oleh Tuhan mengungkapkan kebutuhan dasar setiap orang akan kebersamaan. Dalam kebersamaan dengan saudara-saudari yang seiman kita diteguhkan dan dikuatkan ketika menghadapi saat-saat yang sulit sekalipun, sekaligus belajar menerima saat-saat itu sebagai peristiwa iman yang menyelamatkan. Kematian di satu sisi sebagai musuh manusia. Namun disisi lain kematian sebagai jalan menuju dunia baru(kekal). Pandangan ini yang mendorong manusia untuk saling mencintai dan saling menolong. Ada yang datang memberi hiburan, ada yang datang memberi pertolongan. Namun yang paling khas adalah mendoakan keselamtan arwah dan ketabahan keluarga yang ditinggalkan

2. Makna Kristologi

Kematian sebagai jalan menuju ke dunia yang baru, dunia kekal, bahagia. Kematian bukanlah akhir dari kehidupan tetapi jalan dari dunia sementara ke dunia yang kekal. Gereja mengajarkan bahwa Allah menciptakan manusia dengan tujuan untuk bahagia. Dengan pemahaman tersebut berarti iman umat kristiani yakin bahwa kematian itu akan dipulihkan oleh penebusan Kristus yang mahakuasa dan penuh belaskasihan. Sebab Allah telah dan tetap memanggil manusia dengan seutuh kodratnya bersatu dengan Allah dalam persekutuan kekal-abadi kehidupan ilahi yang tak kenal binasa. ( Bdk GS.18 ). Hal ini mengungkapkan inti dari soteriologi Kristen. Artinya refleksi atau pemikiran teologis terhadap keselamatan (soteria ) dan penebusan.3 karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga ia telah mengaruniakan putra-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup kekal (Yoh 3:16)

Kebaikan kasih Allah dengan menutus Putranya menuntut sikap penyerahan diri manusia kepada kasih Allah. Penyerahan diri berarti membiarkan diri dikuasai oleh Allah sekaligus adanya sikap untuk kembali kepada Allah sebagi sumber hidup. Kematian manusia juga berarti sapaan Allah untuk bersatu dengannya. Allah membangkitkan kita seperti Allah membangkitkan Yesus. Jadi kebangkitkan kita merupakan berkat kebangkitan Kristus untuk menyelamatkan manusia. Jika kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah iman kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.(1 Kor 15:17). Karena iman kita kepada kristus melalui pembatisan, kita disatukan dengan kmatian kristus, sehingga kitapun boleh ambil bagian dalam kebangkitan-Nya.4 Maka iman kita bukanlah imn yang sia-sia, iman kita bukan percaya kepada Allah orang mati melainkan Allah orang hidup. Kematian kita bukanlah akhir dari segala-galanya, melainkan jalan untuk bersatu dengan Allah. Kematian telah mengubah tubuh kita yang fana menjadi kehidupan abadi berkat kebangkitan kristus.

3. Makna Eklesiologis

Sebagai umat beriman, kita percaya bahwa orang-orang yang telah meninggal dunia membutuhkan doa-doa kita. Ketika ada orang meninggal dunia selalu ada doa, ibadat dan perayan ekaristi. Ini mengungkapkan iman gereja. Gereja percaya bahwa ada kesatuan antara orang yang sudah meninggal dengan kita yang masih hidup. Misalnya, kita yang masih hidup disebut gereja yang masih mengembara, mereka yang sudah bahagia di surga disebut gereja yang mulia dan mereka masih di api penyucian adala gereja yang sedang menderita. Kesatuan antara gereja terungkap dalam doa-doa gereja.

DASAR LITURGIS PERAYAAN LITURGI KEMATIAN

Gereja memiliki iman dan pengharapan yang besar akan kerahiman dan belas kasihan Allah kepada umat-Nya sebagaimana telah ditampakkan dalam peristiwa wafat dan kebangkitan Yesus Kristus. Paskah Kristus mencakup bukan hanya sengsara dan wafatNya, melainkan juga kebangkitanNya. Ini merupakan iman kita yang tetap percaya bahwa Tuhan telah wafat dan hidup kembali bagi kita.6 Kurban ekaristi Paskah Kristus dipersembahkan oleh Gereja bagi arwah. Sebab semua anggota dalam tubuh Kristus merupakan persekutuan, sehingga dengan demikian yang sudah mati pun menerima pertolongan rohani, sedangkan yang hidup dihibur dengan harapan.7

Perayaan liturgi dan ibadat Gereja untuk orang-orang yang meninggal sudah dikenal sejak awal abad kedua. Doa-doa untuk orang yang meninggal itu sudah dimasukkan ke dalam doa-doa perayaan Ekaristi. Akan tetapi, berbeda dengan suasana dan semangat orang kafir yang begitu sedih meratapi kematian saudara-saudarinya, suasana dan semangat dasar perayaan liturgi untuk orang mati dalam Gereja sangat diwarnai oleh iman dan pengharapan akan kebangkitan orang mati berkat pahala Tuhan kita Yesus Kristus. Oleh karena itu suasana dan semangat dasar seluruh tata perayaan liturgi dan ibadat di seputar kematian bernada penuh pengharapan dan bukannya rasa sesal dan kepedihan serta putus asa. Maka seluruh bacaan, homili, doa dan nyanyian hendaknya bersuasanakan pengharapan akan kebangkitan dan kehidupan kekal. Melalui perayaan liturgi dan ibadat untuk orang yang telah meninggal, kita ingin memuliakan Allah, memohonkan kebahagiaan abadi bagi yang meninggal, meneguhkan iman dan menghibur keluarga yang ditinggalkan, sekaligus menyadarkan seluruh umat beriman akan kehidupan kekal dan persekutuan para kudus, serta memberi kesaksian bagi para kaum beriman lain tentang iman kita yang penuh pengharapan.

DIMENSI PASTORAL PERAYAAN LITURGI KEMATIAN8
Upacara pemakaman hendaknya mengungkapkan dengan lebih jelas ciri paskah kematian kristiani, dan hendaknya lebih disesuaikan dengan situasi dan adat-istiadat masing-masing daerah, termasuk mengenai warna liturgi. (SC 81). Gereja menekankan bahwa perayaan liturgi harus berciri paskah kematian kristiani yaitu kematian dan kebangkitan kristus. Namun gereja juga menganjurkan agar perayaan liturgi sesuai dengan adat istiadat di dalamnya. Sesuatu yang dianggap baik dalam adat dan kebiasaan masyarakat kita dapat dipraktekan. Misalnya, upacara memandikan jenasa atau mengkafani jenazah, memasukkan jenazah ke peti, tirakatan, pemberkatan, pemberangkatan jenazah, pemakaman, kebiasaan berdoa untuk memperingati arwah dan segala simbolisasinya yang baik, hendaklah diterima dan dimasukkan ke dalam perayaan liturgi dan ibadat kematian ini. Hanya saja, semua itu harus diterangi dan dipusatkan pada misteri Paskah Kristus dan pengharapan akan kehidupan kekal.

Dalam perayaan liturgi untuk orang mati Gereja memberi penghormatan kepada mereka yang meninggal. Maksud penghormatan itu adalah untuk melepas kepergian seorang saudara yang telah mendahului kita, sekaligus kita mengungkapkan persekutuan kita dengan kaum beriman yang sudah meninggal, dan terutama untuk menyatakan kepercayaan dan harapan kita akan kebangkitan badan pada hari kiamat, “sebab bagi umat beriman hidup hanyalah diubah, bukannya dilenyapkan” (bdk. Prefasi arwah I).

Doa yang disampaikan pada saat kematian tujuan utama adalah keselamatan arwah tetapi juga untuk menguatkan keluarga yang ditinggal pergikan oleh orang yang meninggal serta peringatan bagi yang masih hidup bahwa kita semua akan mengalami kematian. Pada peristiwa ini juga sebagai sarana pastoral untuk mewartakan iman kita. Kita mewartakan kristus yang bangkit dan harapan akan kembangkitan. Sebab pada saat itu banyak orang yang hadir untuk memberi penghormatan terakhir bagi yang sudah meninggal dan memberi penghiburan bagi keluarga yang berduka.

Tradisi kuno dalam gereja mengajarkan bahwa orang yang mati karena bunuh diri tidak ada pelayanan resmi dan lengkap dari pihak Gereja. Alasan ini bertolak dari pemahaman bahwa orang mati bunuh diri melanggar kuasa Allah. Sebab Allah yang memberi dan Allah yang mengambil. Tindakan bunuh diri dianggap sebagai perbuatan yang melampaui batas-batas wewenang dan kuasa Allah atas manusia.

Tradisi tersebut sering tidak dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kenyataan bahwa orang yang meninggal karena bunuh diri tetap ada pelayanan dari gereja. Gereja untuk melayani perayaan liturgi kematian, terutama dengan juga mempertimbangkan kemurahan hati Allah yang tak pernah tertutup bagi orang paling berdosa sekalipun. Kisah Yesus di salib yang mengampuni seorang penjahat yang digantung di sisi-Nya dan memperkenankannya turut masuk dalam kemuliaan di surga menjadi dasar yang kuat untuk menekankan kerahiman Allah bagi sang pendosa sekalipun. Selain itu pelayanan dari pihak Gereja sekaligus menjadi penghiburan bagi keluarga yang berduka cita dan terpukul oleh peristiwa itu.

Di samping itu juga sering terjadi kasus dimana perayaan liturgi pemakaman yang direncanakan oleh keluarga jatuh pada hari Minggu. Hendaknya pelayan pastoral dengan bijaksana tidak serta merta menolak dengan dalih kesibukan misa pada hari minggu itu. Sangat penting diupayakan agar pelayanan yang murah hati bagi keluarga yang berduka dan memberikan penghiburan dan kekuatan yang amat mereka butuhkan di saat-saat duka seperti itu.

STRUKTUR PERAYAAN LITURGI KEMATIAN

Gereja percaya bahwa perayaan ekaristi adalah perayaan menghadirkan Kurban Salib, tanpa menambah atau memperbanyaknya. Yang berulang adalah perayaan peringatan, “penghadiran peringatan” (memorialis demostratio) yang menjadikan kurban Kristus yang satu menjadi kurban penebusan definitif yang senantiasa hadir sepanjang waktu9

Perayaan liturgi di sekitar peristiwa kematian, kita memiliki beberapa upacara termasuk untuk merawat jenazah, tirakatan yang biasa diadakan sebelum pemberkatan dan pemakaman jenazah, pemberkatan jenazah, pemberangkatan hingga pemakaman jenazah. Perayaan ini berhubungan dengan adat istiadat setempat. Hal ini didukung oleh tata perayaan ekaristi yang baru yang menganjurkan agar perayaan hendaklah dirayakan sesuai dengan keadaan umat setempat.10 Dalam teks ini dipilih liturgi pemberkatan jenazah yang dirayakan dalam rangka perayaan ekaristi.

Perayaan pemberkatan jenazah diadakan sebelum upacara pemberangkatan jenazah
ke makam. Pemberangkatan jenazah bisa diadakan di gereja atau di rumah duka. Bila
diadakan dalam rangka perayaan Ekaristi, pemberkatan jenazah berlangsung
sesudah homili dan sebelum liturgi ekaristi. Bila tanpa perayaan ekaristi, pemberkatan
jenazah dilaksanakan sesudah homili dan setelah itu langsung masuk ke bagian
penutup.

Berkat publik dengan tanda salib atas jenazah atau umat hanyalah diperbolehkan
bagi imam. Bila pemimpin ibadat bukan imam, maka dalam permohonan berkat,
cukuplah baginya untuk membuat tanda salib sendiri atas dirinya sendiri dan diikuti
oleh umat yang juga membuat tanda salib atas diri mereka masing-masing.
Sedangkan tindakan mengulurkan tangan atas jenazah boleh dilakukan oleh siapapun
sebagai pemimpin ibadat, baik imam maupun bukan imam.

1. Ritus Pembuka: Tanda Salib dan Salam

Pada bagian pembukaan ini, perarakan masuk, tanda salib dan salam pembukaan, pemimpin perayaan menghantar umat beriman ke dalam suasana doa. Pemimpin ibadat mengajak para hadirin, teristimewa keluarga yang berduka, untuk sekali lagi merenungkan misteri kematian dan pokok kepercayaan kita akan Yesus Kristus yang telah wafat dan bangkit dengan mulia. Oleh karena itu, bagian pembukaan ini penting untuk meneguhkan iman dan pengharapan seluruh umat beriman, khususnya keluarga yang ditinggalkan. Semua ini dijalankan dengan tujuan untuk mempersatukan umat yang berhimpun dan mempersiapkan mereka, supaya dapat mendengar sabda Allah dengan penuh perhatian dan merayakan Ekaristi dengan layak.11


2. Liturgi Sabda

Untuk pewartaan sabda disampaikan dua bacaan. Sesudah bacaan pertama dapat dinyanyikan mazmur tanggapan atau nyanyian renungan yang sesuai. Bisa juga diadakan waktu hening. Akan tetapi bila situasi dan waktu yang tersedia tidak banyak dapat dipilih satu bacaan saja, yaitu bacaan dari Injil. Sesudah bacaan terakhir sebaiknya diadakan homili singkat. Dalam homili itu hendaknya diperhatikan keadaan dan perasaan keluarga yang berduka cita serta kehadiran orang-orang yang tidak katolik. Homili berpangkal dari bacaan-bacaan yang membangkitkan harapan iman kristiani akan kebangkitan Kristus. Namun seorang imam dalam homili harus memperhatikan keadaan umat yang hadir, sebab yang hadir bukan saja umat kristiani tetapi umat beragama lain. Maka iman berusaha mewartakan injil kepada semua orang.12

3. Pemberkatan Jenazah
Pada bagian ini pemimpin ibadat memercikkan air suci dan mendupai jenazah. Air suci yang direcikkan atas jenazah melambangkan pembaptisannya, sedangkan keharuman dupa melambangkan pengharapan agar amalnya berkenan kepada Tuhan. Selain itu juga ada pemberkatan tanah dan bunga. Pemberkatan tanah ini didasarkan pada pengharapan agar orang yang kita doakan itu juga dibangkitkan bersama dengan Kristus dan boleh masuk dalam kemuliaan surga. Sedangkan bunga yang diberkati dan ditaburkan melambangkan kemuliaan Allah yang memenuhi bumi dan orang yang kita doakan. Setelah itu umat beriman memanjatkan doa-doa permohonan untuk menghantar saudara yang telah meninggal sekaligus melambangkan kesatuan yang tak terpisahkan antara umat beriman yang masih hidup dan berjuang di dunia dengan mereka yang telah meninggal.

4. Liturgi Ekaristi
Pemberkatan jenazah dapat dilanjutkan dengan perayaan Ekaristi. Berbeda dengan tata liturgi pemberkatan jenazah terdahulu, kini upacara pemberkatan jenazah ditempatkan dalam kesatuan dengan liturgi Ekaristi. Dulu, upacara pemberkatan jenazah ditempatkan setelah liturgi Ekaristi sehingga terkesan upacara pemberkatan jenazah merupakan bagian yang terpisah dari seluruh perayaan tersebut. Kini, dengan menempatkan upacara pemberkatan jenazah dalam keseluruhan misteri iman yang diungkapkan dalam Ekaristi kudus.

Dalam liturgi Ekaristi ini, Gereja mengenangkan, dalam arti menghadirkan sungguh misteri wafat dan kebangkitan Tuhan Yesus. Sebagaimana karya keselamatan Allah yang menjadi nyata dalam peristiwa Paskah itu, demikian pula kita umat beriman memiliki pengharapan bahwa tindakan Allah yang menyelamatkan itu, yaitu dengan membangkitkan Yesus dari kematian juga terjadi dalam diri saudara yang kita doakan bersama ini.

Dalam liturgi ini pula Gereja mengungkapkan diri sebagai communio sanctorum. Dalam Ekaristi dirayakan persekutuan (komunio) seluruh jemaat. Komunio hidup jemaat ini dikaitkan dengan Gereja universal, persekutuan dengan pemimpinnya, maupun dengan pemimpin lokal, yaitu uskup, juga dengan para rohaniwan-rohaniwati yang bersatu dengannya (sinkronis). Juga dikaitkan dengan Gereja yang sudah mulia maupun yang masih mengembara, masih dalam peziarahannya, dengan anggota yang masih hidup maupun yang sudah meninggal (diakronis). Gereja mengimani bahwa antara Gereja yang masih mengembara di dunia, yang sudah mulia di surga, dan yang masih menderita di api penyucian tetap terjalin relasi yang tak terpisahkan bahkan oleh maut sekalipun. Dan dalam Ekaristi, keyakinan ini diungkapkan dan dirayakan kembali dengan penuh iman dan pengharapan.

5. Ritus Penutup
Pada bagian penutup ini dapat disampaikan kata-kata sambutan ataupun ucapan-ucapan terima kasih sesuai dengan kebiasaan setempat. Kemudian dilanjutkan dengan doa setelah komuni dan berkat penutup.

TATA PERAYAAN EKARISTI KEMATIAN

RITUS PEMBUKA
Persiapan
Menjelang Perayaan Ekaristi seyogyanya diadakan PERSIAPAN dengan menciptakan suasana ibadat yang sesuai, baik di ruang ibadat (oleh umat) maupun di sakristi (oleh imam dan para pelayan).

Perarakan Masuk
Umat berdiri
Imam dan para pelayan lainnya BERARAK menuju ruang altar, menggabungkan diri dengan umat yang sudah berhimpun. Perarakan diiringi nyanyian pembuka. Setibanya di ruang altar, imam dan umat MENYATAKAN PENGHORMATAN kepada Allah yang hadir di tengah mereka dengan membungkuk khidmat. Kemudian imam menghampiri altar dan menyatakan hormat dengan menciumnya (kalau di belakang altar ditempatkan tabernakel maka baiknya sebelum mencium altar terlebih dahulu memberi hormat pada tabernakel sambil berlutut). Sesudah itu imam kembali ke kursi pemimpin, menghadap ke arah umat; semua tetap berdiri.

Lagu Pembuka
Bahagia Abadi (Exultate No 305 )
Refr : Bahagia abadi berikan dia ya Tuhan
dan terang ilahi menyinari dia
Solo : Pantas bagiMu Tuhan lagu pujian dari umatMu yang setia pada janjiMu

Tanda Salib
Sesudah lagu pembukaan selesai, Imam dan umat menandai diri dengan TANDA SALIB sambil mengucapkan :
I Dalam Nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U Amin.

Salam
Sesudah itu imam memberi salam dalam tradisi Gereja/ kitab suci. Sambil membuka tangan ia mengcapkan salam :
I Semoga Allah, sumber segala harapan, melimpahkan penghiburan iman kepda kita.
U Sekarang dan selama-lamanya.

Pengantar
Imam atau diakon atau seorang pelayan lain MENGARAHKAN umat kepada inti misteri yang dirayakan dengan beberapa patah kata atau dengan lambang atau dengan cara lain.

Bapak, ibu saudara/I dan keluarga yang berduka yang terkasih dalam kristus yang bangkit. Hari ini kita diundang untuk mendoakan arwah, Rm. Thomas Kallor yang telah meninggal dunia. Kita percaya bahwa saudara kita akan bangkit bersama Kristus. Sebab Kristus telah menghancurkan kekuasaan maut dengan kebangkitanNya yang mulia. Maka dari itu kita mohon berkat Tuhan bagi saudara kita ini agar memperoleh kehidupan kekal.
(Marilah kita mengheningkan cipta sejenak untuk menyadari kehadiran Kristus ditengah-tengah kita)
Semua diam sejenak untuk menyesali segala dosa kita.
Tobat
Imam mengajak umat untuk menyesali dan mengakui dosa:
I Agar kita layak merayakan misteri iman ini,
marilah kita mempersiapkan hati sejenak
seraya memohon belas kasih Allah atas dosa-dosa kita.
Umat berlutut
Kemudian, seluruh umat mengakui dosa dengan Doa Tobat disertai SIKAP TOBAT.
I+U Saya mengaku
kepada Allah yang mahakuasa
dan kepada saudara sekalian,
bahwa saya telah berdosa
dengan pikiran dan perkataan
dengan perbuatan dan kelalaian.
(Baris berikut diucapkan sambil menepuk dada)
Saya berdosa, saya sungguh berdosa.
oleh sebab itu saya mohon
kepada santa Perawan Maria
kepada para malaikat dan orang kudus
dan kepada saudara sekalian
supaya mendoakan saya kepada Allah, Tuhan kita.
Dengan tangan terkatup, imam berkata:
I Semoga Allah yang Mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita,
dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U Amin.

Lagu Tuhan Kasihanilah Kami (Exultate No 306)
Tuhan kasihanilah kami
Tuhan kasihanilah kami :
Solo : Lepaskanlah ya Tuhan jiwa hambaMu
Dari segala belenggu dosanya
Kembali ke koor

Doa Pembuka
Dengan tangan terkatup imam berkata / bernyanyi:
Umat berdiri
I Marilah berdoa (hening sejenak)
Imam dan seluruh umat yang hadir hening sejenak, berdoa dalam hati. Kemudian imam, sambil merentangkan tangan, lalu mengatupkannya kembali sambil melagukan / mengucapkan :

DOA PEMBUKA.
Allah, Engkaulah kemuliaan para hambaMu. Maka kami mohon perkenankanlah agar Rm. Thomas Kalloor OCD, yang telah Kau panggil. Ia senantiasa memandang Engkau,Pencipta dan Penebus-nya. Sebab dalam masa hidupnya ia telah mengikuti Kristus dan BundaNya berkat Sakramen baptis dan kaul suci dalam Ordo Karmel. Semuanya ini kami sampaikan kehadirat-Mu berkat rahmat ilahi dan kebangkitan Putera-Mu, Tuhan kami Yesus Kristus yang kini hidup dan bertahta bersama Dikau dalam persekutuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
U Amin

LITURGI SABDA
Umat duduk
Bacaan Pertama
Lektor (L) pergi ke mimbar dan membawakan BACAAN PERTAMA. Para pelayan lain dan seluruh umat mengikuti pembacaan sambil duduk.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Umat di Roma 14: 7-9.10c-12

Saudara-saudara terkasih.
Tak ada seorangpun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorangpun yang mati untuk dirinya sendiri. Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan. Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup. Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah. Karena ada tertulis: "Demi Aku hidup, demikianlah firman Tuhan, semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah." Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.
L Demikianlah Sabda Tuhan
U Syukur kepada Allah.
Setelah bacaan pertama, dapat dinyanyikan atau dibacakan mazmur tanggapan.

Lagu untuk meresapkan Sabda : Lagu Antar Bacaan: Ex. No. 69
“SEBUTIR EMBUN”
1. Sebutir embun bening
Gemerlap bercahaya
Memantulkan terang ilahi
Sebutir sabda Yesus
Bergema membahana
Memancarkan kasih Tuhanku
Reff.
SabdaMu ya Tuhanku
Penuntun kehidupan
Yang membimbing hidup semesta
Musim silih berganti sabdaMu
tetap teguh
Menerangi jalan hidupku
2. Ketika malam tiba
Bintang pun bercahaya
Menerangi wajah semesta
Ketika hati risau
Diburu duka lara
Sabda Tuhan terang jalanku. Reff.

Bacaan Injil: Yoh 11: 17-27
Umat berdiri
Dengan tangan terkatup imam berkata/bernyanyi:

I Tuhan sertamu
U Dan sertamu juga.
Sambil membuat tanda salib dengan ibu jari pada Kitab Injil, Imam berkata/bernyanyi:

I Inilah Injil Yesus Kristus
menurut Lukas
U Dimuliakanlah Tuhan.

Kemudian imam membuat tanda salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dadanya sendiri:

Injil Lukas 12:35-40

Pada suatu ketika berkatalah Yesus kepada para murid-Nya:”hendaklah pinggangmu tetap terikat dan pelitamu tetap bernyala. Hendaklah kamu laksana orang yang menunggu tuannya pulang pesta nikah, supaya jika ia tiba dan mengetuk pintu, segera dibuka baginya. Berbahagialah hamba yang didapati sedang berjaga, ketika tuannya datang. Sungguh tuan itu akan mengikat pinggang dan mempersilakan mereka makan dan melayani mereka. Dan kalau pun ia datang tengah malam atau dini hari serta mendapati mereka dalam keadaan demikian, maka berbahagialah hamba-hamba itu, tetapi camkanlah baik-baik: jika tuan rumah mengetahui jam berapa pencuri akan datang, tentu saja dia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Hendaklah kamupun selalu bersiap-siap, karena Putera Manusia akan datang pada saat yang tak disangka-sangka.”
Setelah pembacaan Injil selesai, imam menyerukan/melagukan aklamasi:
I Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan,
dan tekun melaksanakannya.
U SabdaMu, adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Sesudah itu imam mengecup Kitab Injil sambil berkata:
I Semoga karena pewartaan Injil ini
Dilebur dosa-dosa kita.

Homili
Homili disampaikan sambil berdiri di depan tempat duduk atau di mimbar atau di tempat yang serasi. Seluruh umat mengikuti homili sambil duduk. Sesudah homili, diadakan saat hening.
Umat duduk
Setelah homili imam melanjutkan dengan pemberkatan jenazah.

Pemberkatan Jenazah
Pemercikan dan pendupaan jenazah
Pengantar
I. saudara-saudari terkasih kini saat kita akan memberkati jenasah Romo Thomas, karena kita berharap bahwa ia akan bangkit untuk kehidupan kekal bersama Kristus yang telah diimaninya. Maka air suci akan direcikkan di atas dia sebagai lambang pembaptisannya, dan jenasahnya akan didupai supaya keharuman amalnya berkenan kepada Tuhan.
Jenazah diperciki air suci, lalu didupai. Lalu dilanjutkan dengan doa
I Siramilah ya Tuhan dengan air kehidupan,
hamba-Mu yang masuk ke alam kekal.
U Terimalah dia, ya Tuhan.
I Supaya ia hidup bahagia selamanya bersama para kudus di surga.
U Terimalah dia, ya Tuhan.
I Dari bumi aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan,
dengarkanlah seruanku
U Terimalah dia, ya Tuhan.
I Pada-Mu ada pengampunan dosa
agar orang mengabdi dengan gembira
U Terimalah dia, ya Tuhan.
I Aku percaya kepada Tuhan, jiwaku percaya akan sabda-Nya.
U Terimalah dia, ya Tuhan.
I Pada Tuhan ada belas kasihan dan penebusan yang berlimpah- limpah.
U Terimalah dia, ya Tuhan.

Doa Pemberkatan Jenazah
I Allah Bapa yang mahakuasa, kami bersyukur kepada-Mu
sebab Engkau sumber kehidupan. Engkaulah yang menganugerahkan keselamatan serta kebangkitan orang mati melalui Yesus Kristus Putera-Mu.
Hamba-Mu Rm. Thomas telah Kau panggil menghadap-Mu.
(kalau pemimpin ibadat imam: tangan diulurkan dan membuat berkat; kalau pemimpin ibadat bukan imam: cukup tangan diulurkan).
Maka kami mohon, utuslah Roh Kudus untuk memberkati (†) hamba-Mu, Rm. Thomas, Kuduskanlah jenazahnya agar ia Kaubersihkan dari segala dosa dan hukuman. Semoga ia layak masuk ke dalam kerajaan-Mu yang abadi serta boleh bersama-sama dengan para kudus memuliakan Dikau selama-lamanya di surga.
Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.
U Amin.

Doa Pemberkatan Tanah dan Bunga
Pemberkatan Tanah
I Allah Bapa kami, Engkau memberkati bumi dan tanah
serta menguduskannya sebagai tumpuan kaki-Mu.
Putera-Mu sendiri, Yesus Kristus pernah berbaring dalam makam selama tiga hari.
Maka kami mohon, berkatilah (†) dan sucikanlah tanah ini dengan Roh-Mu,
agar hamba-Mu yang akan kami taburi dengan tanah ini pada makamnya
Engkau bangkitkan bersama Kristus
dan boleh masuk dalam kemuliaan-Mu yang abadi.
Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami.
U Amin.
Tanah diperciki air suci lalu dilanjutkan dengan pemberkatan bunga
I Ya Bapa,
keindahan dan keharuman bunga melambangkan kemuliaan dan keharuman nama-Mu. Kami mohon, berkatilah (†) bunga ini yang akan kami taburkan pada makam hamba-Mu yang telah Engkau panggil. Semoga taburan dan keharuman bunga ini menghadirkan kemuliaan-Mu yang memenuhi bumi dan hamba-Mu ini.
Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
U Amin.
Bunga diperciki air suci
Doa umat
Dengan tangan terkatup imam mengajak umat untuk memanjatkan DOA UMAT:
Umat berdiri
I. Tuhan Yesus Kristus di masa hidupnya hamba-Mu saudara kami Rm. Thomas Kalloor tak henti-hentinya berdoa seraya memohon kepada-Mu. Perkenankanlah kami pun memanjatkan permohonan kepada-Mu.
P. Bagi para pemimpin Gereja
Ya Bapa limpahkan rahmat-Mu ke atas para pemimpin Gereja sehingga segala usaha mereka dalam menghantar kawanan domba selalu berhasil.
Kami mohon…
U. Kabulkanlah doa kami ya Tuhan
P. Bagi Rm. Thomas Kalloor
Bapa Yang Mahakasih, Engkau telah memanggil pulang kehadirat-Mu Rm Thomas Kalloor, ampunilah segala kesalahan dan dosanya serta ganjarilah dia dengan hidup kekal seturut kekayaan kasih-Mu.
Kami mohon…
U. Kabulkanlah doa kami ya Tuhan
P. Bagi kita di sekitar altar ini
Ya Bapa anugerahkan rahmat kesehatan, kedamaian ,rejeki yang cukup atas kami berada di sekeliling meja perjamuan ini sehingga kami boleh melanjutkan perziarahan kami dengan tenang dan damai dalam kasihMu.
Kami mohon…
I. Allah Bapa kami, maut dan kematian, kesakitan dan kekerasan tak akan mampu mengalahkan kuasa penebusan-Mu yang mengangkat kami menjadi umat-Mu. Semoga Engkau berkenan mendengarkan dan mengabulkan doa dan permohonan kami. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami, kini dan sepanjang masa.
U. Amin
Bila dilanjutkan dengan Perayaan Ekaristi, langsung ke liturgi Ekaristi.

LITURGI EKARISTI
Umat duduk
Persiapan Persembahan
Lagu Persiapan Persembahan: Tuhan Yesus Kristus Raja Yang Agung (308)
Refr : Ya Tuhan Yesus Kristus Raja yang agungsudilah lepaskakan
Jiwa hambaMu ini yang meninggal dari tubir kegelapan
Serta siksa neraka
Solo : bebaskan dia dari mulut singa jangan sampai di telan si jahat
Dan dimangsa kegelapan

Imam, berdiri di belakang altar, mengambil patena dengan roti di atasnya, lalu mengangkatnya sedikit sambil berkata dengan suara lembut. Bila tidak ada nyanyian, imam dapat mengucapkan rumus berikut dengan suara lantang.
I Terpujilah Engkau,
ya Tuhan, Allah semesta alam,
sebab dari kemurahan-Mu
kami menerima roti
yang kami siapkan ini.
Inilah hasil dari bumi dan dari usaha manusia
yang bagi kami akan menjadi roti kehidupan.
Imam menaruh patena di atas korporale. Kalau nyanian persembahan tidak dilagukan, imam dapat mengucapkan doa di atas dengan suara nyaring, dan umat menanggapinya dengan aklamasi berikut:
U Terpujilah Allah selama-lamanya.
Kemudian imam menuangkan anggur dan sedikit air ke dalam piala sambil berkata dengan suara lembut:
I Sebagaimana dilambangkan
oleh percampuran air dan anggur ini,
semoga kami boleh mengambil bagian
dalam keAllahan Kristus,
yang telah berkenan menjadi manusia seperti kami.
Imam mengambil piala berisi anggur, lalu mengangkatnya sedikit sambil berkata dengan suara lembut. Bila tidak ada nyanyian dapat mengucapkan rumus berikut dengan suara lantang.
I Terpujilah Engkau,
ya Tuhan semesta alam,
sebab dari kemurahan-Mu
kami menerima anggur
yang kami siapkan ini.
Inilah hasil dari usaha manusia
yang bagi kami akan menjadi minuman rohani.
Imam menaruh piala di atas korporale. Kalau nyanyian persembahan tidak dilagukan, imam dapat mengucapkan doa di atas dengan suara nyaring, dan umat menanggapinya dengan aklamasi berikut:
U Terpujilah Allah selama-lamanya.
Kemudian imam membungkuk khidmat dan berdoa dengan suara lembut:
I Dengan rendah hati dan tulus
kami menghadap-Mu, ya Allah, Bapa kami.
Terimalah kami,
dan semoga persembahan yang kami siapkan ini
berkenan kepada-Mu.
Imam mengisi pedupaan, dan mendupai bahan persembahan, salib, dan altar. Kemudian pelayan altar mendupai imam, lalu umat.
Sesudah itu imam membasuh tangan di sisi meja altar sambil berdoa dalam hati:
I Ya Tuhan,
bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku,
dan sucikanlah aku dari dosaku.
Imam menghadap ke arah umat sambil membuka tangan dan mengatupkannya kembali sambil berkata:
Umat berdiri
I Berdoalah saudara-saudari,
supaya persembahanku dan persembahanmu
berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa.
U Semoga persembahan ini diterima
demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita
serta seluruh umat Allah yang kudus.

Doa Persiapan Persembahan
Sambil merentangkan tangan, imam mengucapkan/melagukan DOA PERSEMBAHAN yang diakhiri dengan kata-kata sebagai berikut:

I Ya Tuhan, kami mohon sudilah menyayangi hambaMu Rm. Thomas Kalloor yang telah Kau panggil. Bagi dialah kami persembahkan kurban silih ini. Dalam hidupnya dia tetap setia kepadaMu, maka ganjarilah dia dengan kebahagiaan kekal di hadapanMu. Demi Kristus Tuhan kami.

U Amin.

DOA SYUKUR AGUNG II
Imam dapat mengumumkan kepada umat teks Doa Syukur Agung yang akan digunakan. Sementara itu Putra/i altar membunyikan bel/gong sebagai tanda dimulainya Doa Syukur Agung. Imam membuka DOA SYUKUR AGUNG dengan prefasi sebagai berikut:
Umat berdiri
Prefasi Arwah I Harapan akan kebangkitan

Sambil membuka tangan, imam bernyanyi/berkata:
I Tuhan sertamu.
U Dan sertamu juga.
Sambil mengangkat tangan, imam melanjutkan:
I Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan.
U Sudah kami arahkan.
Sambil merentangkan tangan, imam melanjutkan:
I Marilah bersyukur kepada Tuhan Allah kita.
U Sudah layak dan sepantasnya.
I Sungguh layak dan sepantasnya,
Ya Bapa yang kudus,
Allah yang kekal dan kuasa,
bahwa dimanapun juga
kami senantiasa bersyukur kepada-Mu
dengan perantaraan Kristus Tuhan kami.
Sebab Dialah yang telah menimbulkan harapan kokoh
akan kebangkitan yang mulia;
sehingga kami yang sering takut akan maut
yang tak terelakkan itu,
sungguh-sungguh dihibur oleh hidup abadi
yang telah dijanjikan kepada kami.
Oleh karena itu,
sebagai umat beriman kami yakin
bahwa hidup hanya diubah,
bukannya dilenyapkan;
bahwa suatu kediaman abadi tersedia bagi kami di surga,
bila pengembaraan kami di dunia ini berakhir.
Maka kami bermadah memuliakan Dikau
bersama para malaikat
dan seluruh laskar surgawi
yang tak henti-hentinya bernyanyi:
Imam mengatupkan tangan, dan bersama umat menutup prefasi dengan melagukan/mengucapkan aklamasi/ Kudus.

Lagu Kudus (MB no.255)

I Sungguh kuduslah Engkau, ya Bapa,
sumber segala kekudusan.
Imam mengatupkan tangan. Kemudian, sambil mengulurkan tangan di atas roti dan anggur, ia berkata:
Maka kami mohon:
Kuduskanlah persembahan ini
dengan pencurahan Roh-Mu.
Imam mengatupkan tangan, lalu membuat tanda salib satu kali atas roti dan anggur sambil berkata:
agar bagi kami
menjadi Tubuh dan (†) Darah Putera-Mu terkasih
Tuhan kami Yesus Kristus.
Imam mengatupkan tangan.
Ketika akan diserahkan
Untuk menanggung sengsara dengan rela,
Imam mengambil roti, dan sambil mengangkatnya sedikit di atas meja altar, ia melanjutkan:
Yesus mengambil roti,
Mengucap syukur kepada-Mu,
Lalu memecah-mecahkan roti itu
Dan memberikannya kepada murid-murid-Nya,
Seraya berkata:
Imam membungkuk sedikit.
Sabda Tuhan berikut hendaknya dibawakan dengan ucapan yang jelas, sesuai dengan sifatnya.

TERIMALAH DAN MAKANLAH:
INILAH TUBUHKU
YANG DISERAHKAN BAGIMU.
Hosti suci diperlihatkan kepada umat, lalu diletakkan lagi pada patena. Kemudian imam berlutut menyembah. Sesudah itu, sambil mengatupkan tangan, imam melanjutkan:
Demikian pula, sesudah perjamuan,
Imam mengambil piala, dan sambil mengangkatnya sedikit di atas meja altar, ia melanjutkan:
Yesus mengambil piala.
Sekali lagi
Ia mengucap syukur kepada-Mu,
lalu memberikan piala itu kepada murid-murid-Nya,
seraya berkata:
Imam membungkuk sedikit

TERIMALAH DAN MINUMLAH:
INILAH PIALA DARAHKU,
DARAH PERJANJIAN BARU DAN KEKAL,
YANG DITUMPAHKAN BAGIMU
DAN BAGI SEMUA ORANG
DEMI PENGAMPUNAN DOSA.
LAKUKANLAH INI UNTUK MENGENANGKAN DAKU.
Imam memperlihatkan piala kepada umat, lalu meletakkannya di atas korporale, kemudia berlutut menyembah. Sesudah itu imam mengajak umat melagukan/mengucapkan aklamasi anamnesis berikut:
I Marilah menyatakan misteri iman kita.
U Wafat Kristus kita maklumkan,
kebangkitan-Nya kita muliakan,
kedatangan-Nya kita rindukan. Amin.
Dengan tangan rentang imam berkata:
I Sambil mengenangkan wafat
Dan kebangkitan Kristus
Kami mempersembahkan kepada-Mu, ya Bapa,
Roti kehidupan dan piala keselamatan.
Kami bersyukur,
Sebab kami Engkau anggap layak
Menghadap Engkau dan berbakti kepada-Mu.
Kami mohon
Agar kami yang menerima Tubuh dan Darah Kristus
Dihimpun menjadi satu umat oleh Roh Kudus.
Bapa, perhatikanlah Gereja-Mu
Yang tersebar di seluruh bumi.
Sempurnakanlah umat-Mu, dalam cinta kasih,
Dalam persatuan dengan Paus kami …………..
Dan Uskup kami ………..
Serta para imam, diakon,
Dan semua pelayan sabda-Mu

Ingatlah akan Rm. Thomas Kallor
Yang telah Engkau panggil kehadirat-Mu.
Ketika dibaptis saudara kami ini menjadi satu dengan Kristus.
Ia telah menjadi serupa dengan Dia dalam kematian;
Semoga kini ia menjadi serupa pula dengan Dia dalam kebangkitan.
Ingatlah pula akan saudara-saudari kami, kaum beriman,
Yang telah meninggal dengan harapan akan bangkit,
Dan akan semua orang yang telah berpulang dalam kerahiman-Mu.
Terimalah mereka dalam cahaya wajah-Mu.
Kasihanilah kami semua, agar kami Engkau terima
Dalam kebahagiaan abadi
Bersama Santa Maria, Perawan dan Bunda Allah,
Bersama para rasul dan semua orang kudus,
Dari masa ke masa
Yang hidupnya berkenan di hati-Mu.
Semoga kami pun Engkau perkenankan
Turut serta dan memuliakan Dikau,
Imam mengatupkan tangannya.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu.
Imam mengangkat piala dan patena dengan hosti di atasnya sambil berkata/bernyanyi:
Dengan pengantaraan Kristus,
bersama Dia dan dalam Dia,
dalam persekutuan dengan Roh Kudus,
bagi-Mu, Allah Bapa yang mahakuasa,
segala hormat dan kemuliaan,
sepanjang segala masa.
U Amin
Bapa kami
Umat berdiri
Setelah Doa Syukur Agung, dengan tangan terkatup, imam mengajak umat mendoakan Bapa kami.
I : Atas petunjuk Penyelamat kita, dan menurut ajaran ilahi, maka beranilah kita berdoa.
U : Bapa kami yang ada di surga …………

Embolisme
Sambil merentangkan tangan, imam mengucapkan/melagukan embolisme dengan suara nyaring, kecuali kalau Bapa Kami dan doksologinya sudah didoakan/dilagukan sebagai satu kesatuan.
I Ya Bapa, bebaskanlah kami dari segala yang jahat dan berilah kami damaiMu. Kasihanilah dan bantulah kami supaya selalu bersih dari noda dosa dan terhindar dari segala gangguan, sehingga kami dapat hidup dengan tenteram, Sambil mengharapkan kedatangan penyelamat kami, Yesus Kristus.
Imam mengatupkan tangan, dan umat berseru:
U Sebab Engkaulah raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.
Doa Damai

I Setiap kali Kristus sesudah kebangkitan-Nya menampakkan diri kepada para murid,
maka salam damai yang pertama-tama diberikan kepada mereka,
Maka marilah kita mohon damai kepada-Nya.
Tuhan Yesus Kristus jangan memperhitungkan dosa kami,
tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu, dan restuilah kami
supaya hidup bersatu dengan rukun sesuai dengan kehendak-Mu.
Sebab Engkaulah pengantara kami, kini dan sepanjang masa.
U Amin
Sambil membuka tangan imam mengucapkan Salam Damai
I Damai Tuhan kita Yesus Kristus beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya.
Imam mengajak umat untuk saling menyatakan Salam Damai.
Sesudah itu;
Pemecahan Roti
Imam mengambil roti besar, memecah-mecahkannya, lalu memasukkan pecahan yang kecil ke dalam piala sambil berdoa dalam hati :
I Semoga percampuran Tubuh dan Darah
Tuhan kita Yesus Kristus ini
Memberikan kehidupan abadi
Kepada kita semua yang akan menyambutnya.
Persiapan Komuni
mat duduk
Dengan tangan terkatup, imam berdoa dalam hati. Umat mempersiapkan diri dengan SIKAP DOA PRIBADI.
I Ya Tuhan Yesus Kristus,
Semoga Tubuh dan Darah-Mu,
Yang akan kusambut,
Melindungi dan meyehatkan jiwa ragaku.
Imam berlutut, mengambil roti kudus, mengangkatnya sedikit di atas patena atau piala, lalu ditunjukkan kepada seluruh umat sambil berkata:
I Inilah Anakdomba Allah yang menghapus dosa dunia.
Berbahagialah kita
Yang diundang ke perjamuan-Nya.
U Ya Tuhan, saya tidak pantas
Engkau datang pada saya,
tetapi bersabdalah saja,
maka saya akan sembuh.
Imam berdoa dalam hati:
I Semoga Tubuh Kristus
Selalu melindungi aku.
Dengan khidmat imam menyantap Tubuh Kristus.
Kemudian imam mengambil piala berisi anggur dan berdoa dalam hati:
I Semoga darah Kritus
Selalu melindungi aku.
Dengan khidmat imam menyambut Darah Kristus.
Kemudian imam mengambil patena atau sibori berisi roti kudus, dan pergi ke tempat umat akan MENYAMBUT Tubuh (dan Darah) Kristus.
I Tubuh Kristus
U Amin
Setelah komuni selesai, imam membersihkan patena, sibori dan piala sambil berdoa dalam hati:
I Ya Tuhan,
Semoga anugerah-Mu yang tadi kami sambut
Sungguh meresap ke dalam hati,
Dan memulihkan kekuatan iman kami.
Sesudah itu imam pergi ke tempat duduk. Saat hening sejenak untuk berdoa dalam hati

Lagu sesudah komuni:
“BILA TUHAN MENYAPA”

1. Tuhan menyapa setiap manusia
tanpa bicara Tanpa berbahasa
bagai mentari, menyapa alam
kasih ilahi menyapa kita
Tuhan yang selalu menyapa kita
dengan kasihNya yang paling indah
yang tak tahu seorang pun binasa
namun berbahagia

** Hai manusia apa jawabmu
bila padamu, Tuhan menyapa
buka dirimu untuk sesama
buka hatimu untuk mencinta
ulur tanganmu untuk
selamatkan yang tersesat
hai manusia apa jawabmu
bila padamu, Tuhan menyapa

2. Indahnya alam pesona cintanya
Hati nurani gema suaranya
lewat sesama yang menderita
kasih ilahi menyapa kita
dengarkanlah getar sapaannya
lembut halus menggelma di kalbu
yang menyapa lewat sesama
yang menderita **

Doa Sesudah Komuni
I Marilah berdoa (hening sejenak)
Bapa Yang Mahapengasih dan
Penyayang, Kristus Putera-Mu telah Kau
utus ke dunia sebagai jalan kebenaran
dan kehidupan bagi kami. Kami percaya
bahwa Rm. Thomas yang telah Kau
panggil menghadap hadirat-Mu
kini telah mengikuti Kristus,
mengalami kemuliaan kekal di surga.
Perkenankanlah kami yang masih
berkarya menerima rahmat cinta kasih
dari-Nya sebagai bekal untuk berjuang
dalam meneruskan cita-cita dan
harapannya terhadap kami semasa
hidupnya. Semuanya ini kami pasrahkan
kepada Yesus Kristus Tuhan dan
pengantara kami, yang hidup dan
bertahta bersama Dikau dalam
persatuan dengan Roh Kudus, kini dan
sepanjang segala masa.
U Amin.
RITUS PENUTUP

Sambutan dan Ucapan Terima kasih
Pada saat ini dapat disampaikan sambutan-sambutan dan ucapan terima kasih sesuai dengan kebiasaan setempat.
Berkat Penutup dan Pengutusan
I Saudara-saudari yang terkasih, marilah kita mengakhiri perayaan Ekaristi
dan upacara pemberkatan jenazah ini dengan memohon berkat Tuhan.
-Hening sejenak-
I Tuhan sertamu.
U Dan sertamu juga.
Imam mengulurkan kedua belah tangan ke arah umat.
I Semoga Saudara sekalian diberkati oleh Allah yang maha kuasa:
(†) Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U Amin.
I Saudara sekalian, perayaan Ekaristi dan doa pemberkatan jenazah
untuk saudara kita Rm. Thomas Kallor telah selesai.
U Syukur kepada Allah.
I (Marilah pergi) kita diutus.
U Amin.
Imam dan pada petugas serta seluruh umat memberi hormat kepada altar. Imam dan para pelayan lalu meninggalkan ruangan altar menuju sakristi diiringi nyanyian penutup.

Lagu Penutup

Refr : Tuhan pokok kehidupan bagi umat yang beriman
Semoga jiwa hambaMu menikmati hidup abadi
Solo : Engkau sudi menghapuskan segala dosa dunia
Padamu kami berharap kelak bangkit dengan mulia
Kembali ke refr.

PERAYAAN LITURGI KEMATIAN

A. PENGANTAR
Adapun empat bidang pokok pelayanan Gereja, yaitu: Pengembangan fungsi Gereja yang mewartakan Kabar Gembira, Pelayanan dalam Perayaan Iman Gereja demi pengembangan hidup rohani jemaat, Gereja yang hidup bersama dan berjuang bersama sebagai bagian integral dari masyarakat, dan Pelayanan pastoral untuk kesuburan Gereja sebagai Komunio. Dalam bidang Perayaan Iman Gereja, adapun salah satunya berkaitan dengan tata cara melepas jenazah yang dirayakan dalam kesatuan dengan perayaan Ekaristi.

B. DASAR TEOLOGIS PERAYAAN LITURGI KEMATIAN
1 Makna Antropologis
Kematian merupakan sesuatu yang tak terelakkan dan tetap menjadi misteri yang tak pernah tuntas untuk disingkapkan oleh manusia. Kematian bisa menjadi suatu pengalaman pahit yang dapat mengguncangkan manusia, tapi sekaligus dapat dimaknai sebagai suatu pengalaman iman. Kehilangan orang yang dekat dapat membuat seseorang mengalami kepedihan batin yang luar biasa. Kepedihan semacam itu bisa terjadi berlarut-larut, dan meninggalkan duka, kesepian dan kepedihan yang mendalam.

Kehadiran sesama yang dapat menghibur dan menguatkan, tentunya dapat menjadi obat bagi mereka yang baru saja ditinggalkan. Kehadiran sesama yang ikut mendoakan arwah sanak saudara yang meninggal memberi kekuatan, harapan, penghiburan yang membesarkan hati. Maka seluruh tata cara dalam rangka melepas kepergian saudara yang dipanggil kembali oleh Tuhan mengungkapkan kebutuhan dasar setiap orang akan kebersamaan. Dalam kebersamaan dengan saudara-saudari yang seiman kita diteguhkan dan dikuatkan ketika menghadapi saat-saat yang sulit sekalipun, sekaligus belajar menerima saat-saat itu sebagai peristiwa iman yang menyelamatkan.

2 Makna Kristologis
Bagi seorang Kristen, kematian bukanlah akhir hidup, dan kebinasaan. Bagi kita kematian adalah suatu peristiwa iman. Dalam iman kita mendapat jawaban atas pertanyaan berkaitan dengan kematian. Kita mendapat jawaban atas misteri kematian itu pada peristiwa Tuhan kita Yesus Kristus yang wafat dan bangkit untuk keselamatan (bdk. GS. 18). Dalam terang iman kristiani, kematian menjadi peristiwa penyerahan diri yang utuh kepada Allah, Sumber dan Tujuan kehidupan kita. Kematian menjadi saat menantikan tindakan Allah yang penuh belas kasih yang akan membangkitkan kita berkat jasa Yesus Kristus. Karena iman kita kepada Yesus Kristus melalui pembaptisan, kita disatukan dengan kematian Kristus, sehingga kita pun boleh ambil bagian dalam kebangkitan-Nya. “Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya” (Rm 6:5). Demikianlah dalam pandangan kristiani, hidup ini bukan dilenyapkan oleh kematian, melainkan hanya diubah saja. Dengan kematian, kehidupan kita yang fana ini diubah oleh Allah berkat kematian dan kebangkitan Yesus kepada kehidupan abadi bersama dengan Allah.

3 Makna Eklesiologis
Berdoa bagi orang yang telah meninggal yang diungkapkan dalam ibadat dan perayaan Ekaristi menjadi salah satu bentuk pengungkapan iman Gereja. Di situ terungkap dengan jelas kesatuan yang erat antara kita yang masih hidup di dunia ini (Gereja yang masih mengembara) dengan saudara-saudari kita yang telah mengalami kebahagiaan kekal di Surga (Gereja Mulia) dan juga dengan mereka yang masih berada di api penyucian (Gereja yang sedang menderita). Dengan demikian diungkapkan secara jelas communio sanctorum baik yang sifatnya sinkronis maupun yang diakronis.

C. DASAR LITURGIS PERAYAAN LITURGI KEMATIAN
Praktek mendoakan orang-orang yang telah meninggal sudah berlangsung lama
dalam sejarah Gereja. Gereja memiliki iman dan pengharapan yang besar akan
kerahiman dan belas kasihan Allah kepada umat-Nya sebagaimana telah
ditampakkan dalam peristiwa wafat dan kebangkitan Yesus Kristus. Perayaan
liturgi dan ibadat Gereja untuk orang-orang yang meninggal sudah dikenal sejak
awal abad kedua. Doa-doa untuk orang yang meninggal itu sudah dimasukkan ke
dalam doa-doa perayaan Ekaristi. Akan tetapi, berbeda dengan suasana dan
semangat orang kafir yang begitu sedih meratapi kematian saudara-saudarinya,
suasana dan semangat dasar perayaan liturgi untuk orang mati dalam Gereja
sangat diwarnai oleh iman dan pengharapan akan kebangkitan orang mati berkat
pahala Tuhan kita Yesus Kristus. Oleh karena itu suasana dan semangat dasar
seluruh tatap perayaan liturgi dan ibadat di seputar kematian bernada penuh
pengharapan dan bukannya rasa sesal dan kepedihan dan putus asa. Maka
seluruh bacaan, homili, doa dan nyanyian hendaknya bersuasanakan
pengharapan akan kebangkitan dan kehidupan kekal. Melalui perayaan liturgi dan
ibadat untuk orang yang telah meninggal, kita ingin memuliakan Allah,
memohonkan kebahagiaan abadi bagi yang meninggal, meneguhkan iman dan
menghibur keluarga yang ditinggalkan, sekaligus menyadarkan seluruh umat
beriman akan kehidupan kekal dan persekutuan para kudus, serta memberi
kesaksian bagi para kaum beriman lain tentang iman kita yang penuh
pengharapan.

D. DIMENSI PASTORAL PERAYAAN LITURGI KEMATIAN
Sejak Konsili Vatikan II, Gereja sangat menghargai dan bahkan menganjurkan agar adat-istiadat setempat yang baik diintegrasikan ke dalam perayaan liturgi. Apa yang dipandang baik dalam adat dan masyarakat kita, seperti upacara memandikan atau mengafani jenazah, memasukkan jenazah ke peti, tirakatan, pemberkatan, pemberangkatan jenazah, pemakaman, kebiasaan berdoa untuk memperingati arwah (hari ke-3, 7, 40, 100, 1000 dst) dan segala simbolisasinya yang baik, hendaklah diterima dan dimasukkan ke dalam perayaan liturgi dan ibadat kematian ini. Hanya saja, semua itu harus diterangi dan dipusatkan pada misteri Paskah Kristus dan pengharapan akan kehidupan kekal.

Dalam perayaan liturgi untuk orang mati Gereja memberi penghormatan kepada mereka yang meninggal. Maksud penghormatan itu adalah untuk melepas kepergian seorang saudara yang telah mendahului kita, sekaligus kita mengungkapkan persekutuan kita dengan kaum beriman yang sudah meninggal, dan terutama untuk menyatakan kepercayaan dan harapan kita akan kebangkitan badan pada hari kiamat, “sebab bagi umat beriman hidup hanyalah diubah, bukannya dilenyapkan” (Prefasi arwah I).

Doa-doa di sekitar kematian diadakan juga untuk menghibur keluarga yang berkabung dan meneguhkan iman umat setempat. Bahkan ini sering merupakan kesempatan yang baik untuk mewartakan iman akan Kristus dan harapan akan kebangkitan kepada hadirin yang bukan kristen. Maka dari itu semua perayaan untuk orang mati harus dimanfaatkan sebagai suatu sarana pastoral dalam pembinaan umat dan pewartaan injil.

Dalam kasus kematian tertentu, misalnya untuk orang yang bunuh diri, tradisi kuno dalam gereja mengajarkan bahwa tidak ada pelayanan resmi dan lengkap dari pihak gereja. Hal ini mengungkapkan sikap tidak setuju Gereja terhadap tindakan manusia yang melampaui batas kekuasaannya sebagai ciptaan. Hidup manusia adalah milik Tuhan dan Ia juga yang berhak mengambilnya dari tangan manusia. Tindakan bunuh diri dianggap sebagai perbuatan yang melampaui batas-batas wewenang dan kuasa Allah atas manusia.

Namun dalam kenyataan sehari-hari, kita tentu perlu meninjau hal tersebut dengan melihat kasus per kasus. Tetap terbuka kemungkinan bagi pelayan resmi gereja untuk melayani perayaan liturgi kematian, terutama dengan juga mempertimbangkan kemurahan hati Allah yang tak pernah tertutup bagi orang paling berdosa sekalipun. Kisah Yesus di salib yang mengampuni seorang penjahat yang digantung di sisi-Nya dan memperkenankannya turut masuk dalam kemuliaan di Surga menjadi dasar yang kuat untuk menekankan kerahiman Allah bagi sang pendosa sekalipun. Selain itu pelayanan dari pihak gereja sekaligus menjadi penghiburan bagi keluarga yang berduka cita dan terpukul oleh peristiwa itu.

Di samping itu juga sering terjadi kasus dimana perayaan liturgi pemakaman direncanakan oleh keluarga jatuh pada hari Minggu. Hendaknya pelayan pastoral dengan bijaksana tidak serta merta menolak dengan dalih kesibukan misa pada hari minggu itu. Sangat penting diupayakan agar pelayanan yang murah hati bagi keluarga yang berduka dan memberikan penghiburan dan kekuatan yang amat mereka butuhkan disaat-saat duka seperti itu.

E. TATA PERAYAAN LITURGI KEMATIAN
Untuk perayaan liturgi di sekitar peristiwa kematian, kita memiliki beberapa upacara termasuk untuk merawat jenazah, tirakatan yang biasa diadakan sebelum pemberkatan dan pemakaman jenazah, pemberkatan jenazah pemberangkatan hingga pemakaman jenazah. Dalam teks ini dipilih liturgi pemberkatan jenazah yang dirayakan dalam rangka perayaan ekaristi maupun yang tanpa perayaan ekaristi.

Perayaan pemberkatan jenazah diadakan sebelum upacara pemberangkatan
jenazah ke makam. Pemberangkatan jenazah bisa diadakan di gereja atau di
rumah duka. Bila diadakan dalam rangka perayaan Ekaristi, pemberkatan jenazah
berlangsung sesudah homili dan sebelum liturgi ekaristi. Bila tanpa perayaan
ekaristi, pemberkatan jenazah dilaksanakan sesudah homili dan setelah itu
langsung masuk ke bagian penutup.

Berkat publik dengan tanda salib atas jenazah atau umat hanyalah diperbolehkan
bagi imam. Bila pemimpin ibadat bukan imam, maka dalam permohonan berkat,
cukuplah baginya untuk membuat tanda salib sendiri atas dirinya sendiri dan
diikuti oleh umat yang juga membuat tanda salib atas diri mereka masing-masing.
Sedangkan tindakan mengulurkan tangan atas jenazah boleh dilakukan oleh
siapapun sebagai pemimpin ibadat, baik imam maupun bukan imam.

1 Ritus Pembuka: Tanda Salib dan Salam
Pada bagian pembukaan ini, setelah tanda salib dan salam pembukaan, pemimpin
perayaan menghantar umat beriman ke dalam suasana doa. Pemimpin ibadat
mengajak para hadirin, teristimewa keluarga yang berduka, untuk sekali lagi
merenungkan misteri kematian dan pokok kepercayaan kita akan Yesus Kristus
yang telah wafat dan bangkit dengan mulia. Oleh karena itu, bagian pembukaan
ini penting untuk meneguhkan iman dan pengharapan seluruh umat beriman,
khususnya keluarga yang ditinggalkan.

Pada bagian ini juga terbuka kemungkinan untuk membacakan riwayat hidup orang yang sudah meninggal oleh wakil umat. Setelah itu bagian ini dilanjutkan dengan doa tobat dan doa pembukaan. Pada doa pembukaan kita dapat menyesuaikan dengan kondisi orang yang meninggal, misalnya yang meninggal karena usia lanjut, kecelakaan (mati tiba-tiba), meninggal karena sakit keras, dll.

2 Liturgi Sabda
Untuk pewartaan sabda disampaikan dua bacaan. Sesudah bacaan pertama dapat dinyanyikan mazmur tanggapan atau nyanyian renungan yang sesuai. Bisa juga diadakan waktu hening. Akan tetapi bila situasi dan waktu yang tersedia tidak banyak dapat dipilih satu bacaan saja, yaitu bacaan dari Injil. Sesudah bacaan terakhir sebaiknya diadakan homili singkat. Dalam homili itu hendaknya diperhatikan keadaan dan perasaan keluarga yang berduka cita serta kehadiran orang-orang yang tidak katolik. Homili tidak cukup sekedar kata-kata pujian atas riwayat hidup orang yang kita doakan. Homili berpangkal dari bacaan-bacaan membangkitkan harapan iman kristiani akan kebangkitan Kristus. Dengan demikian iman dan harapan kita diteguhkan kembali.

3 Pemberkatan Jenazah
Pada bagian ini pemimpin ibadat memercikkan air suci dan mendupai jenazah. Air suci yang direcikkan atas jenazah melambangkan pembaptisannya, sedangkan keharuman dupa melambangkan pengharapan agar amalnya berkenan kepada Tuhan. Selain itu juga ada pemberkatan tanah dan bunga. Pemberkatan tanah ini didasarkan pada pengharapan agar orang yang kita doakan itu juga dibangkitkan bersama dengan Kristus dan boleh masuk dalam kemuliaan surga. Sedangkan bunga yang diberkati dan ditaburkan melambangkan kemuliaan Allah yang memenuhi bumi dan orang yang kita doakan. Setelah itu umat beriman memanjatkan doa-doa permohonan untuk menghantar saudara yang telah meninggal sekaligus melambangkan kesatuan yang tak terpisahkan antara umat yang masih hidup dan berjuang di dunia dengan mereka yang telah meninggal.

4 Liturgi Ekaristi
Pemberkatan jenazah dapat dilanjutkan dengan perayaan Ekaristi. Berbeda dengan tata liturgi pemberkatan jenazah terdahulu, kini upacara pemberkatan jenazah ditempatkan dalam kesatuan dengan liturgi Ekaristi. Dulu, upacara pemberkatan jenazah ditempatkan setelah liturgi Ekaristi sehingga terkesan upacara pemberkatan jenazah merupakan bagian yang terpisah dari seluruh perayaan tersebut. Kini, dengan menempatkan upacara pemberkatan jenazah dalam keseluruhan misteri iman yang diungkapkan dalam Ekaristi kudus.

Dalam liturgi Ekaristi ini, Gereja mengenangkan, dalam arti menghadirkan sungguh misteri wafat dan kebangkitan Tuhan Yesus. Sebagaimana karya keselamatan Allah yang menjadi nyata dalam peristiwa Paskah itu, demikian pula kita umat beriman memiliki pengharapan bahwa tindakan Allah yang menyelamatkan itu, yaitu dengan membangkitkan Yesus dari kematian juga terjadi dalam diri saudara yang kita doakan bersama ini.

Dalam liturgi ini pula gereja mengungkapkan diri sebagai communio sanctorum. Dalam Ekaristi dirayakan dalam persekutuan (komunio) seluruh jemaat. Komunio hidup jemaat ini dikaitkan dengan Gereja universal, persekutuan dengan pemimpinnya, maupun dengan pemimpin lokal, yaitu uskup, juga dengan para rohaniwan-rohaniwati yang bersatu dengannya (sinkronis). Juga dikaitkan dengan Gereja yang sudah mulia maupun yang masih mengembara, masih dalam peziarahannya, dengan anggota yang masih hidup maupun yang sudah meninggal (diakronis). Gereja mengimani bahwa antara Gereja yang masih mengembara di dunia, yang sudah mulia di surga, dan yang masih menderita di api penyucian tetap terjalin relasi yang tak terpisahkan bahkan oleh maut sekalipun. Dan dalam Ekaristi, keyakinan ini diungkapkan dan dirayakan kembali dengan penuh iman dan pengharapan.

5 Ritus Penutup
Pada bagian penutup ini dapat disampaikan kata-kata sambutan ataupun ucapan-ucapan terima kasih sesuai dengan kebiasaan setempat. Kemudian dilanjutkan dengan doa setelah komuni dan berkat penutup.

TATA PERAYAAN EKARISTI KEMATIAN

Persiapan
Menjelang Perayaan Ekaristi seyogyanya diadakan PERSIAPAN dengan menciptakan suasana ibadat yang sesuai, baik di ruang ibadat (oleh umat) maupun di sakristi (oleh imam dan para pelayan).

RITUS PEMBUKA
Perarakan Masuk
Umat berdiri
Imam dan para pelayan lainnya BERARAK menuju ruang altar, menggabungkan diri dengan umat yang sudah berhimpun. Perarakan diiringi nyanyian pembuka. Setibanya di ruang altar, imam dan umat MENYATAKAN PENGHORMATAN kepada Allah yang hadir di tengah mereka dengan membungkuk khidmat. Kemudian imam menghampiri altar dan menyatakan hormat dengan menciumnya (kalau di belakang altar ditempatkan tabernakel maka baiknya sebelum mencium altar terlebih dahulu memberi hormat pada tabernakel sambil berlutut). Sesudah itu imam kembali ke kursi pemimpin, menghadap ke arah umat; semua tetap berdiri.

Nyanyian Pembuka:
“Allah dan Bapa” (MB. 78)

Tanda Salib
Imam dan umat menandai diri dengan TANDA SALIB sambil berkata:
I Dalam Nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U Amin.

Salam
Sesudah itu, sambil membuka tangan, atau dengan cara lain menurut kebiasaan setempat, imam menyampaikan SALAM kepada umat dengan mengucapkan:
I Allah yang telah membangkitkan Yesus dari alam maut, melimpahkan penghiburan iman kepada kita.
U Sekarang dan selama-lamanya.

Pengantar
Imam atau diakon atau seorang pelayan lain MENGARAHKAN umat kepada inti misteri yang dirayakan dengan beberapa patah kata atau dengan lambang atau dengan cara lain.

Pembacaan Riwayat Hidup (singkat)

I Saudara-saudari yang terkasih, Allah yang menganugerahkan kehidupan
telah memanggil kembali saudara kita Bpk. Stephanus Winarto
ke dalam pangkuan kerahiman-Nya. Bersama keluarga yang berkabung,
kita berkumpul untuk berdoa bagi saudara kita ini,
sebab kita percaya bahwa entah hidup atau mati, kita semua adalah milik Tuhan.
Kita percaya bahwa maut tidak akan berkuasa atas saudara kita ini,
sebab Tuhan Yesus sendiri akan membangkitkan saudara kita
untuk kehidupan abadi bersama Allah di surga.
Kita berharap dapat berjumpa lagi dengan saudara kita ini
pada saat Tuhan datang dengan mulia
untuk mengumpulkan semua sahabat-Nya dalam kerajaan Bapa di surga.

-Hening sejenak-
Tobat
Imam mengajak umat untuk menyesali dan mengakui dosa:
I Agar kita layak merayakan misteri iman ini,
marilah kita mempersiapkan hati sejenak
seraya memohon belas kasih Allah atas dosa-dosa kita.
Umat berlutut
-Hening sejenak-
Kemudian, seluruh umat mengakui dosa dengan Doa Tobat disertai SIKAP TOBAT.
I+U Saya mengaku
kepada Allah yang mahakuasa
dan kepada saudara sekalian,
bahwa saya telah berdosa
dengan pikiran dan perkataan
dengan perbuatan dan kelalaian.
(Baris berikut diucapkan sambil menepuk dada)
Saya berdosa, saya sungguh berdosa.
oleh sebab itu saya mohon
kepada santa Perawan Maria
kepada para malaikat dan orang kudus
dan kepada saudara sekalian
supaya mendoakan saya kepada Allah, Tuhan kita.

Dengan tangan terkatup, imam berkata:
I Semoga Allah yang Mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita,
dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U Amin.

Lagu Tuhan Kasihanilah Kami (MB. 80)

Doa Pembuka
Dengan tangan terkatup imam berkata / bernyanyi:
Umat berdiri
I Marilah berdoa
Imam dan seluruh umat yang hadir hening sejenak, berdoa dalam hati. Kemudian imam, sambil merentangkan tangan,lalu mengatupkannya kembali sambil melagukan / mengucapkan DOA PEMBUKA.
Allah Bapa yang berbelas kasih,
Engkau telah menyerahkan Putera-Mu kepada kematian
untuk membebaskan semua orang dari kuasa maut
dan mengaruniakan hidup kekal kepada kami.
Pandanglah hamba-Mu …..
yang telah Engkau panggil menghadap hadirat-Mu.
Bebaskanlah dan ampunilah ia dari segala dosanya
supaya Engkau perkenankan ia untuk menikmati kemuliaan-Mu.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus,
Putera-Mu, Tuhan kami,
yang bersama dengan Dikau
dalam persatuan Roh Kudus,
hidup dan berkuasa,
Allah, sepanjang segala masa.
U Amin

LITURGI SABDA
Umat duduk
Bacaan Pertama
Lektor (L) pergi ke mimbar dan membawakan BACAAN PERTAMA. Para pelayan lain dan seluruh umat mengikuti pembacaan sambil duduk.

L Pembacaan dari Suarat Rasul Paulus kepada Umat di Roma 14:7-9,10b-12.

“Hidup atau mati kita ini milik Tuhan”
Saudara-saudara,
Tak seorang pun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorang pun yang mati untuk dirinya sendiri. Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan. Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup. Kita semua akan menghadap Allah untuk diadili. Karena ada tertulis: "Sesungguhnya tiap-tiap orang akan bersembah sujud di hadapan-Ku: dan setiap orang akan mengakui bahwa Akulah Allah." Jadi kita masing-masing harus mempertanggungjawabkan segala perbuatan kita kepada Allah.

L Demikianlah Sabda Tuhan
U Syukur kepada Allah.
Setelah bacaan pertama, dapat dinyanyikan atau dibacakan mazmur tanggapan.

Lagu untuk meresapkan sabda; Dia Kubangkitkan: MB 82

Bacaan Injil: Yoh 11: 17-27
Umat berdiri
Dengan tangan terkatup imam bekata/bernyanyi:

I Tuhan sertamu
U Dan sertamu juga.
Sambil membuat tanda salib dengan ibu jari pada Kitab Injil, Imam berkata/bernyanyi:

I Inilah Injil Yesus Kristus
menurut Yohanes.
U Dimuliakanlah Tuhan.

Kemudian imam membuat tanda salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dadanya sendiri:

Injil Yohanes 11: 17-27

“Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati”

Ketika Yesus tiba, didapati-Nya Lazarus telah empat hari berbaring di dalam kubur. Betania terletak dekat Yerusalem, kira-kira dua mil jauhnya. Di situ banyak orang Yahudi telah datang kepada Marta dan Maria untuk menghibur mereka berhubung dengan kematian saudaranya. Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah. Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya."Kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit." Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman." Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" Jawab Marta: "Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.
Setelah pembacaan Injil selesai, imam menyerukan/melagukan aklamasi:
I Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan,
dan tekun melaksanakannya.
U SabdaMu, adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Sesudah itu imam mengecup Kitab Injil sambil berkata:
I Semoga karena pewartaan Injil ini
Dilebur dosa-dosa kita.

Homili
Homili disampaikan sambil berdiri di depan tempat duduk atau di mimbar atau di tempat yang serasi. Seluruh umat mengikuti homili sambil duduk. Sesudah homili, diadakan saat hening.
Umat duduk
(Ringkasan Homili)
Saudara-saudari terkasih,
Kita manusia adalah ciptaan Tuhan. Tuhanlah yang memberi kehidupan kepada kita. Kita adalah milik Tuhan.
Dalam Injil tadi Yesus meminta kepada BapaNya, agar semua orang yang diserahkan Bapa kepadaNya, tetap tinggal bersamaNya. Yesus ingin agar kita menjadi pengikutNya dan selamat. Yang perlu kita renungkan adalah apakah kita telah menjadi pengikut Yesus yang baik?
Dalam suasana doa menghantar arwah saudara kita ini sekaligus menjadi kesempatan bagi kita semua untuk merenungkan kemuridan kita. menjadi pengikut Kristus seringkali tidak mudah. Oleh karena itu kita yang lemah ini mohon kekuatan dari Yesus agar kita dapat menghadirkanNya dalam diri kita melalui tindak nyata kita dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian kita tetap dapat bersatu dengan Kristus baik dalam kematian maupun dalam kebangkitanNya.

Setelah homili imam melanjutkan dengan pemberkatan jenazah.

Pemberkatan Jenazah
Pemercikan dan pendupaan jenazah
I Saudara-saudari yang terkasih,
Allah telah memanggil saudara kita,…………..
Kini ia menghadap kembali kepada sang Pencipta
yang telah memberikan hidup yang indah ini kepadanya.
Dalam perayaan ini marilah kita meneguhkan kembali iman dan pengharapan kita
akan Yesus sebagai kebangkitan dan Hidup.
Kita percaya bahwa di dalam Dia yang telah wafat dan bangkit,
kita yang percaya kepadanya tidak akan binasa oleh maut,
melainkan akan hidup selamanya dalam kemuliaan Allah di surga.
Marilah kita mohon agar kita diikutsertakan
dan disatukan dengan kebangkitan Kristus dalam kemuliaan-Nya itu.
Air suci yang dipercikkan melambangkan pengenangan akan janji baptis
yang pernah diucapkan dan dihidupi oleh saudara kita ini.
Jenazah diperciki air suci, lalu didupai. Lalu dilanjutkan dengan doa:

I Siramilah ya Tuhan dengan air kehidupan,
hamba-Mu yang masuk ke alam kekal.
U Terimalah dia, ya Tuhan.
I Supaya ia hidup bahagia selamanya
bersama para kudus di surga.
U Terimalah dia, ya Tuhan.
I Dari bumi aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan,
dengarkanlah seruanku
U Terimalah dia, ya Tuhan.
I Pada-Mu ada pengampunan dosa
agar orang mengabdi dengan gembira
U Terimalah dia, ya Tuhan.
I Aku percaya kepada Tuhan, jiwaku percaya akan sabda-Nya.
U Terimalah dia, ya Tuhan.
I Pada Tuhan ada belas kasihan dan penebusan yang berlimpah-limpah.
U Terimalah dia, ya Tuhan.

Doa Pemberkatan Jenazah
I Allah Bapa yang mahakuasa, kami bersyukur kepada-Mu
sebab Engkau sumber kehidupan. Engkaulah yang menganugerahkan keselamatan
serta kebangkitan orang mati melalui Yesus Kristus Putera-Mu.
Hamba-Mu …………….telah Kau panggil menghadap-Mu.
(kalau pemimpin ibadat imam: tangan diulurkan dan membuat berkat; kalau pemimpin ibadat bukan imam: cukup tangan diulurkan).
Maka kami mohon, utuslah Roh Kudus untuk memberkati (†) hamba-Mu,……..
Kuduskanlah jenazahnya agar ia Kaubersihkan dari segala dosa dan hukuman.
Semoga ia layak masuk ke dalam kerajaan-Mu yang abadi
serta boleh bersama-sama dengan para kudus
memuliakan Dikau selama-lamanya di surga.
Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.
U Amin.

Doa Pemberkatan Tanah dan Bunga
Pemberkatan Tanah
I Allah Bapa kami, Engkau memberkati bumi dan tanah
serta menguduskannya sebagai tumpuan kaki-Mu.
Putera-Mu sendiri, Yesus Kristus pernah berbaring dalam makam selama tiga hari.
Maka kami mohon, berkatilah (†) dan sucikanlah tanah ini dengan Roh-Mu,
agar hamba-Mu yang akan kami taburi dengan tanah ini pada makamnya
Engkau bangkitkan bersama Kristus
dan boleh masuk dalam kemuliaan-Mu yang abadi.
Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami.
U Amin.
Tanah diperciki air suci lalu dilanjutkan dengan pemberkatan bunga

I Ya Bapa,
keindahan dan keharuman bunga
melambangkan kemuliaan dan keharuman nama-Mu.
Kami mohon, berkatilah (†) bunga ini
yang akan kami taburkan pada makam hamba-Mu
yang telah Engkau panggil.
Semoga taburan dan keharuman bunga ini
menghadirkan kemuliaan-Mu
yang memenuhi bumi dan hamba-Mu ini.
Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
U Amin.
Bunga diperciki air suci

Doa umat
Dengan tangan terkatup imam mengajak umat untuk memanjatkan DOA UMAT:
Umat berdiri
I Saudara-saudari yang terkasih, Tuhan Yesus bersabda:
“Setiap orang yang melihat Putera dan percaya kepada-Nya
memiliki hidup abadi dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman!”
menyadari akan kebaikan Allah dalam Putera-Nya, Yesus Kristus,
marilah kita panjatkan doa-doa kita kepada Bapa di surga.

L Bagi saudara kita …………….yang telah menghadap Bapa di surga,
Ia telah menerima sakramen pembaptisan (dan pengurapan orang sakit).
Semoga ia diperkenankan masuk ke dalam kemuliaan persekutuan Allah Tritunggal, dipersatukan dengan wafat dan kebangkitan Kristus,
dan digabungkan dalam persekutuan para kudus di surga.
Marilah kita mohon:
U Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan
L Saudara kita …………telah menanggapi undangan Tuhan
untuk turut serta dalam Ekaristi kudus.
Semoga ia diperkenankan turut ambil bagian dalam perjamuan surgawi.
Marilah kita mohon:
U Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan
L Saudara kita ………….dikasihi Allah
dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Semoga berkat kerahiman-Nya, Allah menganugerahkan kepada saudara kita ini pengampunan atas segala dosa dan kekurangannya,
membangkitkannya bagi kehidupan kekal dan menerimanya kembali sebagai anak-Nya ke dalam pangkuan kasih-Nya.
Marilah kita mohon:
U Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan
L Bagi keluarga dan sanak saudara yang ditinggalkan.
Semoga Allah memberikan penghiburan, kekuatan dan ketabahan
kepada keluarga dan sanak saudara yang ditinggalkan ini,
berkat iman dan pengharapan akan kasih dan kebaikan Allah
yang tak pernah meninggalkan kita.
Marilah kita mohon:
U Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan
L Bagi semua orang yang telah meninggal
dan yang masih mengharapkan belas kasih Allah,
semoga Allah menganugerahkan pengampunan dosa kepada mereka semua
dan mereka pun boleh menikmati damai abadi di surga.
Marilah kita mohon:
U Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan
L Bagi kita semua yang hadir di sini.
Semoga kesaksian iman saudara kita ini, meneguhkan iman kita juga
dan kita pun melanjutkan kesaksiannya akan Injil Yesus Kristus dengan tekun dan gembira. Marilah kita mohon:
U Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan

I Demikianlah doa dan permohonan kami ya Bapa,
dengarkanlah kiranya dan kabulkanlah demi keselamatan kami semua,
khususnya saudara kami ………
Demi Yesus Kristus Tuhan dan pengantara kami.
U Amin.

Bila dilanjutkan dengan Perayaan Ekaristi, langsung ke liturgi Ekaristi.

LITURGI EKARISTI
Umat duduk
Persiapan Persembahan
Lagu Persiapan Persembahan: Hanya Kepada-Mu (MB 84)

Imam, berdiri di belakang altar, mengambil patena dengan roti di atasnya, lalu mengangkatnya sedikit sambil berkata dengan suara lembut. Bila tidak ada nyanyian, imam dapat mengucapkan rumus berikut dengan suara lantang.
I Terpujilah Engkau,
ya Tuhan, Allah semesta alam,
sebab dari kemurahan-Mu
kami menerima roti
yang kami siapkan ini.
Inilah hasil dari bumi dan dari usaha manusia
yang bagi kami akan menjadi roti kehidupan.
Imam menaruh patena di atas korporale. Kalau nyanian persembahan tidak dilagukan, imam dapat mengucapkan doa di atas dengan suara nyaring, dan umat menanggapinya dengan aklamasi berikut:
U Terpujilah Allah selama-lamanya.
Kemudian imam menuangkan anggur dan sedikit air ke dalam piala sambil berkata dengan suara lembut:
I Sebagaimana dilambangkan
oleh percampuran air dan anggur ini,
semoga kami boleh mengambil bagian
dalam keallahan Kristus,
yang telah berkenan menjadi manusia seperti kami.
Imam mengambil piala berisi anggur, lalu mengangkatnya sedikit sambil berkata dengan suara lembut. Bila tidak ada nyanyian dapat mengucapkan rumus berikut dengan suara lantang.
I Terpujilah Engkau,
ya Tuhan semesta alam,
sebab dari kemurahan-Mu
kami menerima anggur
yang kami siapkan ini.
Inilah hasil dari usaha manusia
yang bagi kami akan menjadi minuman rohani.
Imam menaruh piala di atas korporale. Kalau nyanyian persembahan tidak dilagukan, imam dapat mengucapkan doa di atas dengan suara nyaring, dan umat menanggapinya dengan aklamasi berikut:
U Terpujilah Allah selama-lamanya.
Kemudian imam membungkuk khidmat dan berdoa dengan suara lembut:
I Dengan rendah hati dan tulus
kami menghadap-Mu, ya Allah, Bapa kami.
Terimalah kami,
dan semoga persembahan yang kami siapkan ini
berkenan kepada-Mu.
Imam mengisi pedupaan, dan mendupai bahan persembahan, salib, dan altar. Kemudian pelayan altar mendupai imam, lalu umat.
Sesudah itu imam membasuh tangan di sisi meja altar sambil berdoa dalam hati:
I Ya Tuhan,
bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku,
dan sucikanlah aku dari dosaku.
Imam menghadap ke arah umat sambil membuka tangan dan mengatupkannya kembali sambil berkata:
Umat berdiri
I Berdoalah saudara-saudari,
supaya persembahanku dan persembahanmu
berkenan pada Allah, Bapa yang mahakuasa.
U Semoga persembahan ini diterima
demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan kita
serta seluruh umat Allah yang kudus.

Doa Persiapan Persembahan
Sambil merentangkan tangan, imam mengucapkan/melagukan DOA PERSEMBAHAN yang diakhiri dengan kata-kata sebagai berikut:

I Ya Bapa yang berbelas kasih,
Terimalah doa dan persembahan yang kami hunjukkan kepada-Mu
Untuk keselamatan saudara kami……………...
Semoga ia Engkau terima dalam persekutuan para kudus-Mu
bersama dengan kurban Kristus yang kami rayakan ini.
Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U Amin.

DOA SYUKUR AGUNG II
Imam dapat mengumumkan kepada umat teks Doa Syukur Agung yang akan digunakan. Sementara itu Putra/i altar membunyikan bel/gong sebagai tanda dimulainya Doa Syukur Agung. Imam membuka DOA SYUKUR AGUNG dengan prefasi sebagai berikut:
Umat berdiri

Prefasi Arwah I Harapan akan kebangkitan
Sambil membuka tangan, imam bernyanyi/berkata:
I Tuhan sertamu.
U Dan sertamu juga.
Sambil mengangkat tangan, imam melanjutkan:
I Marilah mengarahkan hati kepada Tuhan.
U Sudah kami arahkan.
Sambil merentangkan tangan, imam melanjutkan:
I Marilah bersyukur kepada Tuhan Allah kita.
U Sudah layak dan sepantasnya.

I Sungguh layak dan sepantasnya,
Ya Bapa yang kudus,
Allah yang kekal dan kuasa,
bahwa dimanapun juga
kami senantiasa bersyukur kepada-Mu
dengan perantaraan Kristus Tuhan kami.
Sebab
Dialah yang telah menimbulkan harapan kokoh
akan kebangkitan yang mulia;
sehingga kami yang sering takut akan maut
yang tak terelakkan itu,
sungguh-sungguh dihibur oleh hidup abadi
yang telah dijanjikan kepada kami.
Oleh karena itu,
sebagai umat beriman kami yakin
bahwa hidup hanya diubah,
bukannya dilenyapkan;
bahwa suatu kediaman abadi tersedia bagi kami di surga,
bila pengembaraan kami di dunia ini berakhir.
Maka
Kami bermadah memuliakan Dikau
bersama para malaikat
dan seluruh laskar surgawi
yang tak henti-hentinya bernyanyi:
Imam mengatupkan tangan, dan bersama umat menutup prefasi dengan melagukan/mengucapkan aklamasi/ Kudus.

Kudus (MB 85)

I Sungguh kuduslah Engkau, ya Bapa,
sumber segala kekudusan.
Imam mengatupkan tangan. Kemudian, sambil mengulurkan tangan di atas roti dan anggur, ia berkata:
Maka kami mohon:
Kuduskanlah persembahan ini
dengan pencurahan Roh-Mu.
Imam mengatupkan tangan, lalu membuat tanda salib satu kali atas roti dan anggur sambil berkata:
agar bagi kami
menjadi Tubuh dan (†) Darah Putera-Mu terkasih
Tuhan kami Yesus Kristus.
Imam mengatupkan tangan.
Ketika akan diserahkan
Untuk menanggung sengsara dengan rela,
Imam mengambil roti, dan sambil mengangkatnya sedikit di atas meja altar, ia melanjutkan:
Yesus mengambil roti,
Mengucap syukur kepada-Mu,
Lalu memecah-mecahkan roti itu
Dan memberikannya kepada murid-murid-Nya,
Seraya berkata:
Imam membungkuk sedikit.
Sabda Tuhan berikut hendaknya dibawakan dengan ucapan yang jelas, sesuai dengan sifatnya.

TERIMALAH DAN MAKANLAH:
INILAH TUBUHKU
YANG DISERAHKAN BAGIMU.

Hosti suci diperlihatkan kepada umat, lalu diletakkan lagi pada patena. Kemudian imam berlutut menyembah. Sesudah itu, sambil mengatupkan tangan, imam melanjutkan:
Demikian pula, sesudah perjamuan,
Imam mengambil piala, dan sambil mengangkatnya sedikit di atas meja altar, ia melanjutkan:
Yesus mengambil piala.
Sekali lagi
Ia mengucap syukur kepada-Mu,
lalu memberikan piala itu kepada murid-murid-Nya,
seraya berkata:
Imam membungkuk sedikit

TERIMALAH DAN MINUMLAH:
INILAH PIALA DARAHKU,
DARAH PERJANJIAN BARU DAN KEKAL,
YANG DITUMPAHKAN BAGIMU
DAN BAGI SEMUA ORANG
DEMI PENGAMPUNAN DOSA.
LAKUKANLAH INI UNTUK MENGENANGKAN DAKU.

Imam memperlihatkan piala kepada umat, lalu meletakkannya di atas korporale, kemudia berlutut menyembah. Sesudah itu imam mengajak umat melagukan/mengucapkan aklamasi anamnesis berikut:
I Marilah menyatakan misteri iman kita.
U Wafat Kristus kita maklumkan,
kebangkitan-Nya kita muliakan,
kedatangan-Nya kita rindukan. Amin.
Dengan tangan rentang imam berkata:
I Sambil mengenangkan wafat
Dan kebangkitan Kristus
Kami mempersembahkan kepada-Mu, ya Bapa,
Roti kehidupan dan piala keselamatan.
Kami bersyukur,
Sebab kami Engkau anggap layak
Menghadap Engkau dan berbakti kepada-Mu.
Kami mohon
Agar kami yang menerima Tubuh dan Darah Kristus
Dihimpun menjadi satu umat
Oleh Roh Kudus.

Bapa, perhatikanlah Gereja-Mu
Yang tersebar di seluruh bumi.
Sempurnakanlah umat-Mu,
Dalam cinta kasih,
Dalam persatuan dengan Paus kami …………
Dan Uskup kami………,
Serta para imam, diakon,
Dan semua pelayan sabda-Mu

Ingatlah akan hamba-Mu ………..
Yang telah Engkau panggil kehadirat-Mu.
Ketika dibaptis
Saudara kami ini menjadi satu dengan Kristus.
Ia telah menjadi serupa dengan Dia dalam kematian;
Semoga kini ia menjadi serupa pula dengan Dia dalam kebangkitan.
Ingatlah pula akan saudara-saudari kami, kaum beriman,
Yang telah meninggal dengan harapan akan bangkit,
Dan akan semua orang yang telah berpulang dalam kerahiman-Mu.
Terimalah mereka dalam cahaya wajah-Mu.
Kasihanilah kami semua, agar kami Engkau terima
Dalam kebahagiaan abadi
Bersama Santa Maria, Perawan dan Bunda Allah,
Bersama para rasul dan semua orang kudus,
Dari masa ke masa
Yang hidupnya berkenan di hati-Mu.
Semoga kami pun Engkau perkenankan
Turut serta dan memuliakan Dikau,
Imam mengatupkan tangannya.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu.
Imam mengangkat piala dan patena dengan hosti di atasnya sambil berkata/bernyanyi:
Dengan pengantaraan Kristus,
bersama Dia dan dalam Dia,
dalam persekutuan dengan Roh Kudus,
bagi-Mu, Allah Bapa yang mahakuasa,
segala hormat dan kemuliaan,
sepanjang segala masa.
U Amin


Bapa kami
Umat berdiri
Setelah Doa Syukur Agung, dengan tangan terkatup, imam mengajak umat mendoakan Bapa kami.
I : Atas petunjuk Penyelamat kita, dan menurut ajaran ilahi, maka beranilah kita berdoa.
U : Bapa kami yang ada di surga …………

Embolisme
Sambil merentangkan tangan, imam mengucapkan/melagukan embolisme dengan suara nyaring, kecuali kalau Bapa Kami dan doksologinya sudah didoakan/dilagukan sebagai satu kesatuan.
I Ya Bapa, bebaskanlah kami dari segala yang jahat dan berilah kami damaiMu. Kasihanilah dan bantulah kami supaya selalu bersih dari noda dosa dan terhindar dari segala gangguan, sehingga kami dapat hidup dengan tenteram, Sambil mengharapkan kedatangan penyelamat kami, Yesus Kristus.
Imam mengatupkan tangan, dan umat berseru:
U Sebab Engkaulah raja yang mulia dan berkuasa untuk selama-lamanya.

Doa Damai

I Setiap kali Kristus sesudah kebangkitan-Nya menampakkan diri kepada para murid,
maka salam damai yang pertama-tama diberikan kepada mereka,
Maka marilah kita mohon damai kepada-Nya.
Tuhan Yesus Kristus jangan memperhitungkan dosa kami,
tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu, dan restuilah kami
supaya hidup bersatu dengan rukun sesuai dengan kehendak-Mu.
Sebab Engkaulah pengantara kami, kini dan sepanjang masa.
U Amin
Sambil membuka tangan imam mengucapkan Salam Damai
I Damai Tuhan kita Yesus Kristus beserta kita.
U Sekarang dan selama-lamanya.
Imam mengajak umat untuk saling menyatakan Salam Damai.
Sesudah itu;

Pemecahan Roti
Imam mengambil roti besar, memecah-mecahkannya, lalu memasukkan pecahan yang kecil ke dalam piala sambil berdoa dalam hati :
I Semoga percampuran Tubuh dan Darah
Tuhan kita Yesus Kristus ini
Memberikan kehidupan abadi
Kepada kita semua yang akan menyambutnya.

Persiapan Komuni
Umat duduk
Dengan tangan terkatup, imam berdoa dalam hati. Umat mempersiapkan diri dengan SIKAP DOA PRIBADI.
I Ya Tuhan Yesus Kristus,
Semoga Tubuh dan Darah-Mu,
Yang akan kusambut,
Melindungi dan meyehatkan jiwa ragaku.
Imam berlutut, mengambil roti kudus, mengangkatnya sedikit di atas patena atau piala, lalu ditunjukkan kepada seluruh umat sambil berkata:
I Inilah Anakdomba Allah yang menghapus dosa dunia.
Berbahagialah kita
Yang diundang ke perjamuan-Nya.
U Ya Tuhan, saya tidak pantas
Engkau datang pada saya,
tetapi bersabdalah saja,
maka saya akan sembuh.
Imam berdoa dalam hati:
I Semoga Tubuh Kristus
Selalu melindungi aku.
Dengan khidmat imam menyantap Tubuh Kristus.
Kemudian imam mengambil piala berisi anggur dan berdoa dalam hati:
I Semoga darah Kritus
Selalu melindungi aku.
Dengan khidmat imam menyambut Darah Kristus.
Kemudian imam mengambil patena atau sibori berisi roti kudus, dan pergi ke tempat umat akan MENYAMBUT Tubuh (dan Darah) Kristus.
I Tubuh Kristus
U Amin
Setelah komuni selesai, imam membersihkan patena, sibori dan piala sambil berdoa dalam hati:
I Ya Tuhan,
Semoga anugerah-Mu yang tadi kami sambut
Sungguh meresap ke dalam hati,
Dan memulihkan kekuatan iman kami.
Sesudah itu imam pergi ke tempat duduk. Saat hening sejenak untuk berdoa dalam hati
Lagu sesudah komuni: Tuhan Dikau Naungan Hidupku (MB 378)
Doa Sesudah Komuni
I Marilah berdoa (hening sejenak)
Allah Bapa yang baik hati, dalam perjamuan Ekaristi ini Kami telah Engkau erkenankan menyambut santapan surgawi. Semoga kehadiran-Mu sungguh enguatkan kami untuk meneruskan perjuangan hidup kami di dunia ini. Kami emohon kemurahan-Mu untuk ketenteraman dan keselamatan arwah saudara kami ni yang telah menghadap hadirat-Mu. Semoga Engkau berkenan menganugerahkan ebahagiaan abadi di sisi-Mu.
Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami.
U Amin.

RITUS PENUTUP

Sambutan dan Ucapan Terima kasih
Pada saat ini dapat disampaikan sambutan-sambutan dan ucapan terima kasih sesuai dengan kebiasaan setempat.
Berkat Penutup dan Pengutusan
I Saudara-saudari yang terkasih, marilah kita mengakhiri perayaan Ekaristi
dan upacara pemberkatan jenazah ini dengan memohon berkat Tuhan.
-Hening sejenak-
I Tuhan sertamu.
U Dan sertamu juga.
Imam mengulurkan kedua belah tangan ke arah umat.
I Semoga Saudara sekalian diberkati oleh Allah yang maha kuasa:
(†) Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U Amin.
I Saudara sekalian, perayaan Ekaristi dan doa pemberkatan jenazah
untuk saudara kita ……………telah selesai.
U Syukur kepada Allah.
I (Marilah pergi) kita diutus.
U Amin.
Imam dan pada petugas serta seluruh umat memberi hormat kepada altar. Imam dan para pelayan lalu meninggalkan ruangan altar menuju sakristi diiringi nyanyian penutup.
Umat berdiri
Lagu Penutup: Tuhan Berikanlah Istirahat (MB 90)

Prex Eucharistica II - Doa Syukur Agung II

Vere Sanctus es, Dómine, fons omnis sanctitátis. Haec ergo dona, quaesumus, Spíritus tui rore sanctifica, ut nobis Corpus et (†) Sanguis fiant Dómini nostri Iesu Christi.
Sungguh kuduslah Engkau, ya Bapa, sumber segala kekudusan. Maka kami mohon: Kuduskanlah persembahan ini dengan pencurahan Roh-Mu, agar bagi kami menjadi Tubuh (†) dan Darah Putra-Mu terkasih Tuhan kami, Yesus Kristus.

Qui cum Passióni voluntárie traderétur, accépit panem et grátias agens fregit, detítque discípulis suis, dicens :
Ketika akan diserahkan untuk menanggung sengsara dengan rela, Yesus mengambil roti, mengucap syukur kepada-Mu, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, seraya berkata:

"Accípite et manducate ex hoc omnes: Hoc est enim Corpus meum quod pro vobis tradetur"
TERIMALAH DAN MAKANLAH :
INILAH TUBUH-KU YANG DISERAHKAN BAGIMU.

Símili modo, postquam cenátum est, accípiens et calicem, íterum grátias agens dedit discípulis suis, dicens :
Demikian pula, sesudah perjamuan, Yesus mengambil piala. Sekali lagi Ia mengucap syukur kepada-Mu, lalu memberikan piala itu kepada murid-murid-Nya, seraya berkata:

"Accípite et bíbite ex eo omnes: Hic est enim calix Sánguinis mei, novi et aeterni testamenti, qui pro vobis et pro multis effundétur in remissionem peccatórum. Hoc fácite in meam conmemoratiónem."
TERIMALAH DAN MINUMLAH : INILAH PIALA DARAH-KU, DARAH PERJANJIAN BARU DAN KEKAL YANG DITUMPAHKAN BAGIMU DAN BAGI SEMUA ORANG DEMI PENGAMPUNAN DOSA. LAKUKANLAH INI UNTUK MENGENANGKAN DAKU.

Anamnesis

I: My-ste-ri-um fi-de-i
U: Mortem tu -am annuntiamus Do – mi-ne
et tu-am re-sur-rec-ti-o- nem con-fi-te-mur
do-nec ve-ni-as

I: Marilah menyatakan misteri iman kita.
U: Wafat Kristus kita maklumkan, kebangkitan-Nya kita muliakan, kedatangan-Nya kita rindukan.

Mémores ígitur mortis et resurrectiónis eius, tibi, Dómine, panem vitae et cálicem salútis offérimus, grátias agéntes quia nos dignos habuisti astáre coram te et tibi ministráre.
Sambil mengenang wafat dan kebangkitan Kristus,
kami mempersembahkan kepada-Mu, ya Bapa, roti kehidupan dan piala keselamatan. Kami bersyukur, sebab kami Engkau anggap layak menghadap Engkau dan berbakti kepada-Mu.

Et súpplices deprecámur ut Córporis et Sánguinis Christi partícipes a Spíritu Sancto congregémur in unum. Recordáre, Dómine, Ecclésiae tuae toto orbe diffúsae, ut eam in caritáte perficias una cum Papa nostro Benedicto. et Epíscopo nostro Iúlio. et univérso clero.
Kami mohon agar kami yang menerima Tubuh dan Darah Kristus dihimpun menjadi satu umat oleh Roh Kudus. Bapa, perhatikanlah Gereja-Mu yang tersebar di seluruh bumi. Sempurnakanlah umat-Mu, dalam cinta kasih, dalam persatuan dengan Paus kami Benediktus dan Uskup kami Yulius serta imam, diakon dan semua pelayan sabda-Mu.

In Missis pro defunctis addi potest :
Moménto fámuli tui (fámulae tuae) N, quem (quam) (hódie) ad te ex hoc mundo vocásti. Concéde, ut, qui (quae) complantátus (complantáta) fuit similitúdini mortis Fílii tui, simul fiat et resurrectiónis ipsíus.
Dalam Ekaristi Arwah dapat ditambah :
Ingatlah akan hamba-hamba-Mu ini, yang (hari ini/telah) Engkau panggil ke hadirat-Mu. Ketika dibaptis, saudara kami ini menjadi satu dengan Kristus. Ia (mereka) telah menjadi serupa dengan Dia dalam kematian, semoga kini ia (mereka) menjadi serupa pula dengan Dia dalam kebangkitan.

Meménto etiam fratrum nostrórum, qui in spe resurrectiónis dormiérunt, omniúmque in tua miseratióne defunctórum, et eos in lumen vultus tui admítte.
Ingatlah akan saudara-saudari kami, kaum beriman, yang telah meninggal dengan harapan akan bangkit dan akan semua orang yang telah berpulang dalam kerahiman-Mu. Terimalah mereka dalam cahaya wajah-Mu.

Omnium nostrum, qaesumus, miserére, ut cum beáta Dei Genetrice Virgine María, beátis Apóstolis et ómnibus Sanctis, qui tibi a saeculo placuérunt, aetérnae vitae mereámur esse consórtes, et te laudémus et glorificémus per Fílium tuum Iesum Christum.
Kasihanilah kami semua agar kami Engkau terima dalam kebahagiaan abadi bersama Santa Maria, Perawan dan Bunda Allah, bersama para Rasul dan semua orang kudus dari masa ke masa yang hidupnya berkenan di hati-Mu. Semoga kami pun Engkau perkenankan turut serta memuji dan memuliakan Dikau, dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu.

Imam mengangkat Tubuh dan Darah Kristus bersama, sambil menyanyikan pujian ini

Per ipsum, et cum ipso, et in ip-so, est tibi
Deo Patri omnipotenti, in unitate
Spi-ri-tus Sanc-ti, omnis Ho-nor et glo-ri-a
per omnia Sae-cu-la sae-cu-lo-rum.
U: A-men A - men A - men
Dengan pengantaraan Kristus, bersama Dia, dan dalam Dia, bagi-Mu Allah Bapa yang mahakuasa, dalam persekutuan dengan Roh Kudus, segala hormat dan kemuliaan, sepanjang segala masa.
U:Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar