Ads 468x60px

Jumat 31 Mei 2013

Beata es quee credidisti.”


Pesta Maria Mengunjungi Elisabeth
Zef 3:14-18a; Luk1:39-56

“Beata es quee credidisti - bergembiralah ia, yang telah percaya”. Inilah ungkapan iman Elisabeth yang kita kenangkan pada pesta Maria mengunjungi Elisabeth di akhir bulan Maria ini. Berangkat dari kabar malaikat yang telah memberitahukan kepada Maria bahwa Elisabet yang sebelumnya mandul, kini secara ajaib telah mengandung, maka Maria lalu segera mengunjungi kerabatnya itu, yang tinggal bersama suaminya Zakaria di sebuah kota Yudea "di daerah perbukitan" (kemungkinan di Yuttah, Yosua 15:55; 21:16, bersebelahan dengan Maon, sekitar 160 km dari Nazareth).

Kamis 30 Mei 2013

“Miserere nobis.”
Pekan Biasa VIII
Sir 42:15-25; Mrk10:46-52

“Miserere nobis - Kasihanilah kami.” Inilah seruan yang kita ucapkan ketika mendaraskan “Litani Hati Kudus Yesus” atau mendaraskan “Anak Domba Allah”. Adapun hari ini kita juga diajak untuk belajar meminta belaskasihan seperti Bartimeus. Adapun Bartimeus ("Bar" = anak, “Timeus: nama bapaknya) adalah seorang pengemis buta yang miskin dan tinggal di pinggir kota Yerikho, yang ikut berdesak-desakan mengerumuni Yesus. 

Bicara soal orang buta dalam Kitab Suci, ada beberapa penyebabnya: Ada yang buta sejak lahir (Yoh 9,1), karena usia lanjut (Ishak: Kej 27,1; Eli: 1 Sam 3,2; Ahia: 1 Raj 14,4). Di luar itu kebutaan umumnya akibat penyakit mata. Kebutaan sebenarnya juga dapat menggambarkan tipisnya kepekaan rohani, misalnya umat yang tak lagi mengindahkan Allah (Yes 42,18-19); orang yang duniawi belaka pikirannya (2 Kor 4,4) atau yang tak berbuat baik kepada sesama (2 Pet 1,9) dan yang membenci sesama (1 Yoh 2,11). Gereja Laodikea juga pernah dikatakan buta karena tidak menyadari kemerosotan rohani sendiri (Why 3,17). Dalam buku saya, “TANDA” (Kanisius), buta sendiri bisa berarti “banyak urusan tanpa Allah”, 

Litani Serba Salah

Introibo ad Altare Dei, 
Ad Deum qui aetificiat juventutem meam
Aku hendak naik ke altar Tuhan, 
ke hadapan Alah, yang menggirangkan masa mudaku.”

Litani Serba Salah
Bila ia ditahbiskan terlalu muda, orang bilang, “Masih bocah koq jadi pastor.”
Bila ia sudah tua, orang bilang, “Dia jadi pastor kan karena nggak laku.”

Asperges Me - Percikilah Aku

"Asperges Me - Percikilah Aku". 
Terpujilah Engkau Tuhan, karena Saudara Air, dengannya Engkau membuat kami sudi turun tegak-tergerak+bergerak tanpa pandang rasa+ras, tanpa pandang suku+budaya, bahasa+agama. 

"Asperges Me - Percikilah Aku". 
Terpujilah Engkau Tuhan krn Saudari Air, yg bsr+kcil, yg hitam+putih, yg sll turun mengalir+merendah, yg berharga+murni, yg mengasih+mengasuh, yg mbersihkan-menyegarkan+menyadarkan hati kami bahwa hanya Tuhanlah yg memahami teka-teki dunia: 
- Dialah yg mempertautkan jln2 yg tadinya terpisah jauh krn jarak+prbedaan yg kami buat. 
- Dialah yg membentuk arah2 baru yg tdnya terkotak-petak krn ulah-alih kami. 

Vidi Aquam - Aku Melihat Air

Air susu lambang kasih. 
Air anggur lambang sukacita. 
Air mancur lambang keindahan. 
Air terjun lambang keteduhan. 
Air mata lambang derita. 
Air keringat lambang kerja keras. 

Tapi air banjir, lambang apakah? 
Yang pasti: Terpujilah Engkau Tuhan, karena Saudara Air, dengannya Engkau membuat kami sudi turun tegak-tergerak dan bergerak tanpa pandang rasa dan ras, tanpa pandang suku dan budaya, bahasa dan agama.

"Philosopher Quotations:"

Francis Bacon 

''For knowledge is itself power.'' 

[Of Herecies]
Jeremy Bentham 

''The greatest happiness of the greatest number is the foundation of morals and legislation.'' 

[Works]
George Berkeley 

''All the choir of heaven and furniture of earth - in a word, all those bodies which compose the mighty frame of the world - have not any subsistence without a mind.'' 

Rabu 29 Mei 2013

Pekan Paskah VIII
Sir 36:1.4-5a.10-17; Mrk 10:32-45

"Veni Vidi Vici - Aku datang aku lihat aku menang." Inilah slh satu semangat org Romawi utk sll brjuang mjd pemenang yang pada awalnya berasal dari perkataan Julius Caesar, jenderal dan konsul Romawi pada tahun 47 SM. Julius Caesar sendirinmenggunakan kalimat ini dalam pesannya kepada senat Romawi menggambarkan kemenangannya atas Pharnaces II dari Pontus dalam pertempuran Zela. Sebenarnya setiap org beriman juga diajak u/mjd pemenang dlm ujian kehidupan dg sbuah jalan, yakni "pelayanan". 

HIC ET NUNC



Tiga kata singkat di atas adl khas Gereja Katolik, yang artinya sama dengan, "di sini dan sekarang ini" (here and now). 

Ada sebuah penggalan kisah dari rimba raya: 

Hic et nunc …. 
Hiduplah seekor singa yang liar dan buas. Setiap kali bertemu makhluk hidup lain dan terutama manusia pasti saja akan diterkam dan dilahap habis. Tulang-tulang yang keras sekalipun pasti akan remuk dan tak pernah tersisa oleh taringnya yang runcing. 

Hic et nunc …. 
Ketika tahu bahwa orang kristen adalah orang-orang baik, maka berkatalah ia kepada teman-teman singa yang lain: ‘Saya telah mendengar seruan di padang gurun, dan saya ingin bertobat. Saya pasti tak akan mengganggu orang-orang kristen lagi. Saya akan membiarkan mereka tetap hidup, dan tak akan lagi menjadikan mereka santapan pemuas isi perutku.’ 

Sebuah Inspirasi Tentang "AIR"

(Renungan pada hari Pesta Pembaptisan Tuhan)



Suatu hari Sang Khalik memanggil Air dan bersabda, ‘Hai Air, ciptaanku, maukah kau berbuat sesuatu yang sulit tapi amat bermanfaat, bagiKu?’. ‘Silahkan, Tuhan’, sahut Air.

‘Begini’, kata Tuhan, ‘Lihat di seberang gurun disana ada tanah yang amat memerlukan air. Pergilah kesana dan buatlah tanah itu subur.’ ‘Maaf, Tuhan, untuk pergi kesana aku harus lewat gunung, karang, jurang dan gurun. Apa aku bisa?’ Tuhan tak menyahut. Air segera bergegas mengumpulkan teman-temannya air, lalu menuju tanah itu. 

Ucapan Bahagia versi Iblis

@XXX - Family Way 
(RJK, Kanisius)

---Berbahagialah orang yang terlalu capek karena kesibukan mereka, sehingga mereka tidak punya waktu untuk bersekutu dengan Tuhan dan keluarganya. Mereka adalah anak-anakku yang mengerti kerinduan hatiku yang terdalam.

---Berbahagialah orang yang selalu mengharapkan pujian atas apa yang mereka perbuat. Aku bisa memperalat dan menunggangi ambisi mereka melalui pujian palsu.

Selasa 28 Mei 2013

"Maxima cum laude."
Pekan Biasa VIII
Sir 35:1-12; Mrk 10:28-31

"Maxima cum laude - Penuh dg pujian". Inilah predikat memuaskan bagi mahasiswa/i yg lulus dg hasil terbaik dlm ujian akhirnya. Kita sbnrnya jg diajak u/"lulus dgn penuh pujian" dlm stiap ujian iman+khidupan ini. Adapun Yesus kembali memberikan cara mendasar spy "lulus ujian" yakni biasa hdp lepas bebas, iklas+tulus dg berpola "pergi/meninggalkan" yakni kerelaan u/bnr2 melepaskan apa yg kita miliki utk semata-mata bg kemuliaan Tuhan+kselamatan jiwa. Hal ini didasari a/janjiNya bhw Tuhan a/memberikan gantinya berlipat-lipat scr nyata pd saat ini+nanti. 

Salve Regina, Mater misericordiae! Vita, Dulcedo, et Spes nostra! Salve.

Salve Regina,
Mater misericordiae!
Vita, Dulcedo, et Spes nostra! Salve.


Aneka ria perayaan Maria dirayakan secara universal dan banyak dicantumkan secara resmi dalam kalender Liturgi Gereja Katolik Roma. Aneka perayaan itu dibeda-petakan sesuai tingkatnya, ada yang setingkat Hari Raya (Sollemnitas), Hari Pesta (Festum) dan Peringatan (Memoria). Beberapa penjelasan singkatnya, antara lain:

1. Sollemnitas: Perayaan-perayaan setingkat Hari Raya yang dirayakan seperti hari Minggu. Dalam Ibadat Harian (Officium Divinum), perayaan pada tingkat ini dimulai pada sore hari sebelum hari raya yang bersangkutan, yang dikenal dengan istilah Ibadat Sore Pertama. Dengan demikian, Perayaan Ekaristi yang diadakan sore hari ini dapat menggantikan misa pada hari berikutnya. Dalam Kalender Liturgi, terdapat empat perayaan Maria yang setingkat Hari Raya, al: 

O Sancta Simplicitas

“T T M - Tribute To Mary”: O Sancta Simplicitas
@ Orient Solo, 18.00 - 21.30
Bersama FX Hadi Rudiyatmo, Abah Adi Kurdi dan Didiek SSS, Mgr Pujasumarta dkk

“Kepenuhan segala rahmat yang ada dalam Kristus
datang ke dalam Maria,
meski dalam suatu cara yang berbeda” 
“In Christo fuit plenitude gratiae,
sicut in capite influente;
in Maria vero, sicut in collo transfundente"

“Maria, Oh Maria, Mengapa Aku Mencintaimu ”
Maria, Oh Maria,
genggamlah tanganku, peganglah hatiku,
terangilah mataku, dan sertailah pucuk-pucuk cintaku........
Maria, oh Maria,
doakanlah aku juga,
Karena mataku sering salah melihat, bibirku kerap salah berucap,
telingaku kadang salah mendengar, dan hatiku tak ayal salah menduga......
Maria, Oh Maria,
Kerap, aku berserah di matamu
ketika hidup jatuh terpuruk - menghirup harum cahaya cintamu.
Kerap, aku singgah di bibirmu
ketika duka tak ber’asa - mencucup hangat anggur sapamu.
Kerap, aku bersimpuh pasrah di kakimu
ketika cinta dan karya tak terasa kaya makna – mendekap erat lembut doamu……...
Maria, Oh Maria,
suburkan gersangku di tenang hadirmu, 
sembuhkan lukaku di hangat hatimu,
kuatkan rapuhku di rindang doamu,
pun segarkan letihku di harum sapamu”.
Maria, Oh Maria,
sekali lagi kukatakan padamu.....,
genggamlah tanganku, peganglah hatiku, terangilah mataku, dan sertailah pucuk-pucuk cintaku...

F4 : Family, Feast, Fraternity and Faith

T T M – Tribute To Mary
@ F4 : Family, Feast, Fraternity and Faith
Orient Solo, 18.00 - 21.30
Bersama FX Hadi Rudiyatmo, Abah Adi Kurdi dan Didiek SSS, Mgr Pujasumarta dkk

Voyes comme’est simple, il suffit d’aimer 
lihatlah bagaimana sederhananya semua yang kau lakukan untuk mencintai 
(kalimat terakhir Bernadeth Soubiroes, sebelum dia meninggal di hari Paskah, 1879)

“HIK”. Itulah nama pelbagai warung makanan angkringan yang terkenal di Solo dan sekitarnya. Secara insani berarti “Hidangan Istimewa Kampung”, tapi secara imani bisa berarti “Hidangan Istimewa Katolik”, dengan tiga menu andalannya: “H”arapan “I”man dan “K”asih. Persis, tiga keutamaan kristiani inilah yang juga ditawar-segarkan oleh paroki St Maria Fatima Sragen dalam acara “TTM- Tribute To Mary” persis pada hari Sabtu Pertama di Bulan Maria ini.
Adapun empat “resep dasar” agar kita bisa menikmati “HIK” adalah “F4”. “F4” ini bukanlah seperti judul lakon populer dalam serial Meteor Garden yang pernah digandrungi banyak anak muda, tapi “F4” ini adalah empat resep dasar dari teladan Bunda Maria, antara lain: 

Devosi Sabtu Pertama

Pada tanggal 13 Juli 1917, Bunda Maria menampakkan diri untuk ketiga kalinya kepada anak-anak dari Fatima: Jacinta Francisco, dan Lucia. Bunda Maria memperlihatkan kepada mereka suatu penglihatan yang amat mengerikan tentang neraka dan berkata: “Kalian telah melihat neraka, ke mana jiwa-jiwa para pendosa yang malang itu akan pergi. Untuk menyelamatkan mereka, Tuhan menghendaki agar di dunia diadakan devosi kepada Hati-ku Yang Tak Bernoda….. Aku akan datang untuk meminta Komuni pemulihan pada hari Sabtu Pertama.”

Pada tanggal 10 Desember 1925, Bunda Maria menampakkan diri bersama Kanak-kanak Yesus kepada Lucia, yang pada waktu itu menjadi postulan (masa percobaan, persiapan masuk biara sebelum masa novisiat) Dorothean di Pontevedra, Spanyol. Bunda Maria berkata kepada Lucia: “Puteriku, pandanglah Hati-ku yang dikelilingi oleh duri-duri, yang setiap saat ditusukkan oleh orang-orang yang tidak tahu berterimakasih, dengan hujatan-hujatan serta rasa tidak tahu terimakasih mereka. Setidak-tidaknya engkau, berusahalah untuk menghiburku, dan menyebarluaskan bahwa aku berjanji untuk menolong pada saat ajal dengan segala rahmat yang dibutuhkan bagi keselamatan jiwa, kepada mereka semua yang pada Sabtu Pertama selama lima bulan berturut-turut: pergi menerima Sakramen Tobat, menerima Komuni Kudus, mendaraskan lima peristiwa Rosario, serta menemaniku selama 15 menit dengan merenungkan peristiwa-peristiwa Rosario, dengan ujud untuk pemulihan Hati-ku Yang Tak Bernoda.

Cerita Lusia tentang Bunda Maria Fatima

Pada tanggal 13 Juli 1917 Santa Perawan Maria dari Fatima kembali menampakkan diri untuk ketiga kalinya kepada Lucia dos Santos (10 tahun), sepupunya Fransisco Marto (9 tahun) dan Jacinta Marto (7 tahun).

Berikut adalah cerita Lucia: 
"Bunda Maria merentangkan kedua tangannya, dan dari sana terpancarlah berkas-berkas sinar yang kelihatan menembusi bumi dan kami melihat seolah suatu lautan api. Dalam lautan api itu terdapat roh-roh jahat dan jiwa-jiwa dalam rupa manusia, seperti bara-bara api menyala yang transparan, sepenuhnya hitam hangus atau kilap perunggu, terapung-apung dalam lautan api, sebentar naik ke udara oleh nyala-nyala api yang beasal dari dirinya sendiri bersama dengan kepulan-kepulan asap besar, sebentar jatuh kembali di sana-sini bagai percikan-percikan api pada kobaran api yang besar, tanpa berat ataupun keseimbangan, disertai pekikan dan erangan kesakitan dan keputusasaan yang menakutkan kita dan membuat kita gemetar karena ngeri. Roh-roh jahat dapat dikenali dari keserupaan mereka yang mengerikan dan menjijikkan dengan binatang-binatang tak dikenal yang menakutkan, hitam dan tranparan seperti batu-batu bara yang menyala. 

“Bunda Kau Kurindu”

Kelepak cahya pudar senyap
Langit menggantung di geligir kelu
Petang meruap gelap merayap
Kusangkali Kau sebelum kelam merenggut
Aku hilang akal di bisik ranum tuba

Kakiku perih terperam kalut
Hatiku merintih menguncup takut
Perjalanan ini kelewat jauh ke ufuk
pun cakrawala tak jua menjemput
Oh, Bunda Engkau dimana?

Sayap matahari hangus patah
O, lezatnya buah surga nan mencelikkan
O, tipu daya tanah terpanggang tandus
Di derit rindu mengais, peluhku menangis
Oh, Bunda Aku lelah haus…

“Ibu, Murnikan Suaraku”

Ibu, murnikan suaraku
dengan sertamu
dalam angin beku
yang menguji danau
menjadi kristal

Ibu, murnikan suaraku
dengan doamu
dalam tanah debu
yang menguji raga
menjadi Manusia

Ibu, murnikan suaraku
dengan teladanmu
dalam lidah api
yang menguji logam
menjadi mulia

Ibu, murnikan suaraku
yah....murnikan suaraku
Agar berkata:
"Aku ini HAMBA Tuhan. Jadilah padaku
menurut perkataan-Mu"

“Maria, Oh Maria, Mengapa Aku Mencintaimu ”

Maria, Oh Maria,
genggamlah tanganku, peganglah hatiku,
terangilah mataku, dan sertailah pucuk-pucuk cintaku........

Maria, oh Maria,
doakanlah aku juga,
Karena mataku sering salah melihat, bibirku kerap salah berucap,
telingaku kadang salah mendengar, dan hatiku tak ayal salah menduga......

Maria, Oh Maria,
Kerap, aku berserah di matamu
ketika hidup jatuh terpuruk - menghirup harum cahaya cintamu.
Kerap, aku singgah di bibirmu
ketika duka tak ber’asa - mencucup hangat anggur sapamu.
Kerap, aku bersimpuh pasrah di kakimu
ketika cinta dan karya tak terasa kaya makna – mendekap erat lembut doamu……...

Maria, Oh Maria,
suburkan gersangku di tenang hadirmu, sembuhkan lukaku di hangat hatimu, kuatkan rapuhku di rindang doamu, pun segarkan letihku di harum sapamu”.
Seperti air hujan yang jatuh luruh dan berpendar ke sawah, begitulah doa, cinta dan damaimu hidup dalam hatiku, aku anakmu ya Maria….

Maria, Oh Maria,
sekali lagi kukatakan padamu....., genggamlah tanganku, peganglah hatiku, terangilah mataku, dan sertailah pucuk-pucuk cintaku...

Belajar dari Air Sungai Cisadane: Gereja “Sejuta” Umat


- Menjelang HUT Gereja St Maria Tangerang -

Itulah sebuah kesan lestari dari “sejuta” pesan bestari yang coba saya ungkit-rakit menjadi satu baris-garis dalam judul tulisan kesan-pesan ini. Yang pasti, medio 2007 - 2009, saya bertugas sebagai pastor muda di salah satu paroki tertua di KAJ dalam relung larung dan karung marung perjalanan iman bersama “sejuta” karakter umat dengan populasi hampir dua puluh ribu jiwa yang tersebar-pencar di pelbagai stasi. 

Adapun waktu itu, paroki ini bernama Gereja “SanMar” (Santa Maria) Tangerang. Saya sendiri menjadi moderator beberapa kelompok kategorial (PDKK-PDKM, Misdinar, KTM, KEP, Legio Mariae dll) dan untuk dua stasi teritorial di Tanjung Kait (28 km Barat Laut) dan Teluk Naga (14 km ke utara), sedangkan Rm Sriyanto SJ berfokus di stasi Gregorius Kotabumi dan Rm Toto Yulianto SJ di stasi Agustinus Poris dan Rajek. Selama saya bertugas, saya juga mencecap-recap tugas pastoral bersama Rm Edy Mulyono SJ dan Rm Swasono SJ. Pertengahan tahun 2009, saya berpindah tugas ke paroki Salib Suci Cilincing Tanjung Priok bersama dengan para imam tarekat CM. Adapun yang menggantikan saya waktu itu, Rm Situmorang SJ bersama dua imam diosesan, yakni Ari Dianto dan Charles.

"Ave Maria Gratia Plena"


1. Salam Maria
SEMBAH BEKTI (Jawa)
Sembah bekti kawula dewi Maria kekasihing Allah, pangeran nunggil ing panjenengan dalem, sami-sami wanita sang dewi pinuji piyambak, saha pinuji ugi wohing salira dalem sri Yesus.
Dewi Maria, ibuning Allah, kawula tiyang dosa sami nyuwun pangapunten dalem, samangke tuwin benjing dumugining pejah. Amin.

LUGRAHA DEWI MARIA (Bali)
Lugraha dewi Maria, ebek pahiang, Widi nyarengin ida. I ratu pinih kasuecanin yan ring para istri sami, tur kapuji ida sang hyang Yesus who weteng I ratu.
Dewi Maria, biang Widi, astawayang titiang I jadma dosa, mangkin miwah ring pademe. Amin.

Senin 27 Mei 2013

“Non vestimentum virum ornat, sed vir vestimentum.


Pekan Biasa VIII
Sir 17:24-29; Mrk 10:17-27

“Non vestimentum virum ornat, sed vir vestimentum - Bukan pakaian yang memberi arti pada seseorang, akan tetapi dia yang memberi arti pada pakaiannya.” Inilah pepatah yang mengartikan bahwa harta kekayaan itu hanya sekunder, karena yang primer adalah kepribadiannya, terlebih menurut Injil hari ini, harta kekayaan yang sekunder itu kadang malahan bisa menghambat jalan kita yang primer untuk masuk ke surga. Sifat dan karakter, sikap dan parameter yang cenderung mediocritas (yang setengah-setengah) tidak dikehendakiNya. Adapun tiga ajakan Yesus supaya kita layak mengikutiNya dan masuk surga, al: 

“TTM - Tribute To Mary, Tribute To Mass”: (Sebuah Pertautan Maria dan Ekaristi)

“Totus tuus ego sum et omnia mea Tua sunt.
Accipio Te in me omnia.
Praebe mihi cor Tuum, Maria”
“Aku adalah milikmu
dan segala milikku adalah milikmu.
Engkau kuterima dalam diriku seluruhnya.
Berikan aku hatimu, ya Maria.”

"De maria numquam satis - bicara tentang Maria, tak ada habisnya!" Begitulah, aneka-ria wajah Maria digambar-kenangkan dalam pelbagai sequel film, al: Linda Darnell, The Song of Bernadette, 1943; Angela Clarke, The Miracle of Our Lady of Fatima, 1951; Siobhán McKenna, King of Kings, 1961; Olivia Hussey, Jesus of Nazareth, 1977; Verna Bloom, The Last Temptation of Christ, 1988; Maia Morgenstern, The Passion of the Christ, 2004; Keisha Castle-Hughes, The Nativity Story, 2006, dsbnya. Bahkan, seorang William Shakespeare juga memiliki apresiasi kuat terhadap "Maria". Drama Romeo and Juliet, bagian ke-1, babak ke-5, berisi sebuah dialog, disusun formal dalam bentuk soneta, menggunakan peziarahan ke goa Maria untuk mengungkapkan usaha Romeo merayu Juliet atau juga babak terakhir dari The Winter's Tale berisi pelbagai instruksi Paulina, yang menempatkan Perdita dalam posisi meminta pada patung Hermione agar mendoakannya, bukankah hal ini mirip dengan para peziarah yang gandrung berdoa di depan patung Maria?

“P.A.M” - Pertobatan Ala Maria Fatima

"HISTORIA DOMUS":

Doa Serentak Menjelang Pekan Suci.

“P.A.M”/Pertobatan Ala Maria Fatima
"P upuk yang menyuburkan
"A ir yang menyegarkan
"M atahari yang menghangatkan

Kamis/19.00/21 Maret 2013
@Gereja Marfati Sragen dan semua kapel stasi

RITUS PEMBUKA

Sambutan dan Salam (Panitia)
Perwakilan panitia tampil ke depan untuk memberi sambutan/pengantar dan salam kepada umat, sekaligus mengajak umat untuk mempersiapkan hati dalam ibadat ”PAM-Pertobatan Ala Maria Fatima”

Lagu Pembukaan: (“Di Lourdes Di Goa”)
Ketika Lagu Pembukaan dinyanyikan, pemimpin ibadat berjalan menuju ke tempat yang disediakan. 

TANDA SALIB
Setelah Lagu Pembukaan selesai, pemimpin ibadat dan umat membuat tanda salib:
P : Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U : Amin

SALAM
Sesudah itu sambil membuka tangan, pemimpin menyampaikan SALAM kepada umat.
P : Semoga rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan 
Roh Kudus besertamu.
U : Dan sertamu juga.

TEMA
Dengan singkat, pemimpin ibadat menjelaskan tema ibadat
P : 
Para saudara yang terkasih dalam Yesus Kristus, pada malam hari ini kita serentak bersama umat separoki St Maria Fatima, Sragen diundang untuk bersama-sama berdoa serentak dan memohon berkat Allah dalam ibadat “PAM”-Pertobatan Ala Maria Fatima”, terlebih untuk mempersiapkan hati memasuki Pekan Suci. Pertama-tama, kita serentak bersyukur bersama karena kita mempunyai pelindung paroki yakni Bunda Maria Fatima yang setia menjaga dan mendoakan kita. Kedua, kita serentak juga berharap agar berkat perlindungan dan kasih Bunda Maria Fatima selalu melimpah bagi hidup kita, terutama bagi setiap niat pertobatan dan kebangkitan kita masing-masing. Oleh karena itu, bersama teladan dan doa Bunda Maria Fatima, marilah kita hening sejenak, mengangkat hati kepada Allah memohon rahmat dan belas kasih-Nya agar kita dapat berkenan dihadirat-Nya dalam doa serentak pada malam ini.

Filsafat Jawa

Dulu petuah orang tua atau orang bijak selalu teringat waktu ngumpul atau kita berhadapan dengan orang tua, baik orang berkelas atau orang biasa, dalam situasi resmi ataupun dalam keadaan biasa. Kita dulu selalu pasrah mendengar karena kita masih anak-anak / muda dan itu cerita akan menjadi berkembang dan semakin lama. Kita akan tahu banyak arti dari kalimat – kalimat itu yang semakin mendalam dan kalau mendengar itu terbuka hatinya dia akan menemukan manfaat yang banyak. 

Saat ini kebudayaan Jawa, terutama Filsafat Jawa hampir hilang dari kehidupan masyarakat. Kehidupan kita yang cenderung “western” telah mengabaikan filsafat filsafat Jawa tersebut. Padahal dalam filsafat-filsafat tersebut mengandung ajaran “adiluhung” yang sangat berguna bagi kehidupan masyarakat. Filsafat Jawa pada dasarnya bersifat universal. Jadi filsafat Jawa bukan hanya diperuntukkan bagi masyarakat Jawa saja, tetapi juga bagi siapapun yang ingin mempelajarinya. 

Geguritan Jawa

Inilah sekumpulan puisi bahasa jawa atau Geguritan, bisa jadi yang paling lengkap, yang terbaru dan yang teristimewa, minimal menurut sang penulisnya sendiri.

PETENGING WENGI
• sumribit angin ngelus langit sore
manuk sriti bali ing pucuking cemara
nganti tekaning wengi sing nyenyet
gawang-gawang katon pasuryanmu
• gawe tambah kekesing angin sore
tumlawung rasa kang ngulandara
wengi bakal tumeka maneh
bareng karo wewayanganmu
kang bakal ngebaki impen petenging wengi
• lumaku turut petenging lurung
bakal gawang-gawang campur mega-mega
apa kudu tak buwang bareng karo lumingsiring wengi ?

Semar: Sebuah Paradoks

PARA pencinta wayang kulit Jawa tentu tak asing lagi dengan tokoh Semar. Setiap pertunjukan tokoh ini selalu hadir. Semar dan anak-anaknya selalu menjadi pelayan atau pembantu kesatria yang baik, umumnya Arjuna atau anak Arjuna, penengah Pandawa. Semar adalah sebuah filsafat, baik etik maupun politik. Di balik tokoh hamba para kesatria ini, terdapat pola pikir yang mendasarinya.

Tokoh Semar juga disebut Ismaya, yang berasal dari Manik dan Maya. Manik itu Batara Guru, Maya itu Semar. Batara Guru menguasai kahiyangan para dewa dan manusia, sedangkan Semar menguasai bumi dan manusia. Manik dan Maya lahir dari sebuah wujud sejenis telur yang muncul bersama suara genta di tengah-tengah kekosongan mutlak (suwung-awang-uwung).

Telur itu pecah menjadi kenyataan fenomena, yakni langit dan bumi (ruang, kulit telur), gelap dan terang (waktu, putih telur), dan pelaku di dalam ruang dan waktu (kuning telur menjadi Dewa Manik dan Dewa Maya). Begitulah kisah Kitab Kejadian masyarakat Jawa.

Semar

Ketika kami, para "punakawan" (Mas Putut, Mardhani, Veru dan saya sendiri) pergi ke Bali, tempat yang pertama kami tuju adalah "Warung Semar" di kawasan Ubud, yang merupakan milik salah satu sahabat kami, bernama Made Surya. Yah, "punakawan" (Jw: teman/kawan seperjalanan) menjadi benar-benar "punakawan" ketika ada semar yang bersanding bersama "Petruk Gareng dan Bagong bukan? Bicara lebih lanjut soal Semar yg dalam bahasa Jawa (filosofi Jawa) juga disebut Badranaya
(Bebadra = Membangun sarana dari dasar), (Naya = Nayaka = Utusan mangrasul)
Artinya : Mengemban sifat membangun dan melaksanakan perintah Allah demi kesejahteraan manusia. Sedangkan filosofi dan biologis Semar, yakni:
Javanologi : Semar = Haseming samar-samar (Fenomena harafiah makna kehidupan Sang Penuntun). Semar tidak lelaki dan bukan perempuan, tangan kanannya keatas dan tangan kirinya kebelakang. Maknanya : “Sebagai pribadi tokoh semar hendak mengatakan simbul Sang Maha Tumggal”. Sedang tangan kirinya bermakna “berserah total dan mutlak serta selakigus simbul keilmuaan yang netral namun simpatik”.

Filosofi Kehidupan Jawa


1. "Dadio banyu, ojo dadi watu" 
Jadilah air, jangan jadi batu. 

Kata-kata singkat yang penuh makna. Kelihatannya jika ditelaah memang manungso kang nduweni manunggaling roso itu harus tahu bagaimana caranya untuk dadi banyu. Mengapa kita manusia ini harus bisa menjadi banyu (air)? Karena air itu bersifat menyejukkan. Ia menjadi kebutuhan orang banyak. Makhluk hidup yang diciptakan GUSTI ALLAH pasti membutuhkan air. Nah, air ini memiliki zat yang tidak keras. Artinya, dengan bentuknya yang cair, maka ia terasa lembut jika sampai di kulit kita. Berbeda dengan watu (batu). Batu memiliki zat yang keras. Batu pun juga dibutuhkan manusia untuk membangun rumah maupun apapun. Pertanyaannya, lebih utama manakah menjadi air atau menjadi batu? Kuat manakah air atau batu? 
Orang yang berpikir awam akan menyatakan bahwa batu lebih kuat. Tetapi bagi orang yang memahami keberadaan kedua zat tersebut, maka ia akan menyatakan lebih kuat air. Mengapa lebih kuat air daripada batu? Jawabannya sederhana saja, Anda tidak bisa menusuk air dengan belati. Tetapi anda bisa memecah batu dengan palu. Artinya, meski terlihat lemah, namun air memiliki kekuatan yang dahsyat. Tetes demi tetes air, akan mampu menghancurkan batu. Dari filosofi tersebut, kita bisa belajar bahwa hidup di dunia ini kita seharusnya lebih mengedepankan sifat lemah lembut bak air. Dunia ini penuh dengan permasalahan. Selesaikanlah segala permasalahan itu dengan meniru kelembutan dari air. Janganlah meniru kekerasan dari batu. Kalau Anda meniru kerasnya batu dalam menyelesaikan setiap permasalahan di dunia ini, maka masalah tersebut tentu akan menimbulkan permasalahan baru. 

Local Wisdom Jawa

Siapa lupa akan apa yang indah, dia akan jadi jahat, 
Siapa lupa akan apa yang jelek, dia akan jadi bodoh, 


Filsafat (Bhs.Yun:philo-sophia:pencinta kebijaksanaan) adalah suatu ciri khas kemanusiaan. Disinilah, saya tampilkan beberapa local wisdom jawa, siapa tahu berguna untuk oto-refleksi, memperbaiki kualitas hidup, karena bukankah tepat seperti kata Socrates, hidup yang tidak direfleksikan adalah hidup yang tidak layak tuk dihidupi. 

Ajaran Hidup Bahagia

Sugih tanpa banda, Digdaya tanpa aji, 
Nglurug tanpa bala, Menang tanpa ngasorake, 
Trimah miwah pasrah, suwung pamrih,
Tebih ajrih langgeng tan ono susah, 
Tan ono bungah*) 
Anteng manteng, sugeng Jeneng, 
Durung menang yen durung wani kalah, 
Durung tunggul yen durung wani asor, 

Durung gede yen durung wani cilik.
 

Artinya: 
Kaya tanpa harta, Sakti tanpa ajimat, 
Menyerbu tanpa pasukan, Menang tanpa merendahkan, 
Menerima dengan pasrah, Sepi dari rasa pamrih,
Jauh dari rasa takut, Selamanya tiada perasaan susah, 
Tiada perasaan gembira*) 
Tenang dalam menghadapi sesuatu, 
Belum menang bila belum berani menghadapi kalah,
Belum unggul bila belum berani rendah,
Belum menjadi besar bila belum berani menjadi kecil. 

_____________________
Ajaran hidup bahagia dari Raden Mas Panji Sosrokartono (1877-1952) 
Saudara kandung RA Kartini 

*) tak merasa susah berlebih saat kesusahan, tak merasa gembira berlebih saat sedang gembira (pandai menjaga keseimbangan perasaan)
                                                 

Beberapa petuah dalam Serat Jaka Lodang

Sasedyane tanpa dadya
Sacipta-cipta tan polih
Kang reraton-raton rantas
Mrih luhur asor pinanggih
Bebendu gung nekani
Kongas ing kanistanipun
Wong agung nis gungira
Sudireng wirang jrih lalis
Ingkang cilik tan tolih ring cilikira
Suatu waktu seluruh kehendak tidak ada yang terwujud,
apa yang dicita-citakan akan berantakan,
apa yang dirancang menjadi gagal,
yang ingin menang malah kalah,
karena datangnya hukuman yang berat dari Tuhan.
Yang tampak hanyalah perbuatan-perbuatan tercela,
orang besar akan kehilangan kebesarannya,
lebih baik nama tercemar daripada bertanggung jawab (mati),
sedangkan yang kecil juga tidak mau tahu akan keterbatasannya.

Filosofi Jawa

• Alon-alon waton klakon
Filosofi ini sebenarnya berisikan pesan tentang safety. Padahal kandungan maknanya sangat dalam. Filosofi ini mengisyaratkan tentang kehati-hatian, waspada, istiqomah, keuletan, dan yang jelas tentang safety.

• Nrimo ing pandum
Arti yang mendalam menunjukan pada sikap Kejujuran, keiklasan, ringan dalam bekerja dan ketidakinginan untuk korupsi. Inti filosofi ini adalah Orang harus iklas menerima hasil dari usaha yang sudah dia kerjakan.

• Saiki jaman edan yen ora edan ora komanan, sing bejo sing eling lan waspodo.
Hanya orang yang ingat kepada Allah (disini saja juga tidak cukup) dan waspada terhadap duri-duri kehidupan yang setiap saat bisa datang dan menghujam kehidupan, sehingga bisa mengakibatkan musibah yang berkepanjangan.

"Serat Wulangreh"

1). Mingkar mingkuring angkara,
Akarana karanan mardi siwi,
Sinawung resmining kidung,
Sinuba sinukarta,
Mrih kretarta pakartining ngelmu luhung
Kang tumrap neng tanah Jawa,
Agama ageming aji.
Menahan diri dari nafsu angkara,
karena berkenan mendidik putra
disertai indahnya tembang,
dihias penuh variasi,
agar menjiwai tujuan ilmu luhur,
yang berlaku di tanah Jawa (nusantara)
agama sebagai “pakaian”nya perbuatan.

Minggu, 26 Mei 2013

“Fides quarens intellectum.”
Hari Raya Tri Tunggal Mahakudus
Ams 8:22-31; Rm 5:1-5; Yoh 16:12-15

“Fides quarens intellectum - Iman mengandaikan pemahaman.” Inilah konsep Anselmus supaya kita sungguh “memahami”: mencecap dan mengalami apa yang kita yakini dan imani, termasuk pemahaman iman soal Tritunggal. Secara etimologis, kata “Tritunggal” sendiri berasal dari bahasa Latin, yakni: “Trinitas”. Kata “trinitas” ini terdiri dari dua kata, yaitu “tres”=“tiga”, dan “unus”= “esa”, “tunggal” atau “satu”: Adanya keberadaan dari satu Allah yang benar dan satu-satunya, tetapi di dalam keesaan dari keallahan ini ada tiga pribadi yang sama kekal, sama sepadan dan sama di dalam hakikat”. Dkl: Ada tiga sosok, yang semuanya adalah Yang Tidak Terbatas. Yang Tiga itu adalah Yang Satu yang tak terpisahkan yaitu Yang Tak Terbatas. Ebuah contoh: jika ada orang yang berkata: "Mana mungkin 1+1+1=1 ? Benar bahwa 1+1+1=1 adalah tidak mungkin, jika yang dijumlahkan itu bakpau, cincau atau kwetiau (yang terbatas). Tetapi jika ketiganya adalah Yang Tak Terbatas, maka persamaan itu menjadi mungkin. Satu Yang Tak Terbatas + satu Yang Tak Terbatas + satu Yang Tak Terbatas = satu Yang Tak Terbatas. Persamaan ini menjadi mungkin bukan? 

Sabtu,25 Mei 2013

Deus lucet omnibus.”

Pekan Biasa VII
Sir 17:1-15; Mrk 10:13-16

“Deus lucet omnibus - Tuhan menyinari semua orang.” Inilah sebuah tanda bahwa Tuhan sungguh mencintai semua umatnya, terlebih yang kecil dan sederhana, yang tampak jelas lewat kehadiran anak-anak kecil yang berpola “TTS - Tulus Terbuka dan Sederhana.” Anak (“children”) sendiri tentulah berbeda dengan sikap yang kekanak-kanakan (“childish”). 

Dalam buku “XXX-Family Way” (Kanisius), anak yang tidak kekanak-kanakan bisa berarti “anugerah ter-enak”. Mengapa anugerah ter-enak? Saya mengamati kerap anak menjadi jembatan iman buat orangtuanya untuk mau dibaptis dan tertarik memeluk agama Katolik, membuat orangtuanya memutuskan untuk tidak jadi bercerai dan mementingkan ego-nya sendiri, membuat orangtuanya lebih mawas diri dan bersabar ketika ada konflik dengan pasangan atau dengan tempat kerjanya. Jelaslah, anak-anak sungguh-sungguh hadir sebagai anugerah terenak dalam sebuah keluarga: Ia menjadi pembawa damai, pembawa semangat hidup dan pertobatan, sekaligus menjadi seperti pelumas dan pelemas konflik, yang kadang terjadi dalam sebuah keluarga. 

Jumat 24 Mei 2013

“Consortium totius vitae.”


Pekan Biasa VII
Sir 6:5-17; Mzm 119:12,16,18,27,34,35; Mrk 10:1-12

“Consortium totius vitae - Kebersamaan seluruh hidup.” Inilah salah satu tujuan dan kekhasan pernikahan Katolik yang juga diangkat Yesus pada bacaan injil hari ini. Pernikahan (couple, wedding) sendiri adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara hukum agama, hukum negara, dan hukum adat. Upacara pernikahan memiliki banyak ragam dan variasi antar bangsa, suku satu dan yang lain pada satu bangsa, agama, budaya, maupun kelas sosial. Kata “pernikahan” adalah bentukan kata benda dari kata dasar nikah; kata itu berasal dari Bahasa Arab yaitu kata nikkah (bahasa Arab: النكاح ) yang berarti perjanjian perkawinan. Dalam sebuah pernikahan, format perkawinan (perpaduan fisik-biologis) menjadi salah satu bagian identik di dalamnya.

Doa Mukjizat

Tuhan Yesus,
Aku datang menghadap Engkau dalam keadaanku seperti ini
Aku mohon ampun atas segala dosaku
Aku menyesal atas segala dosa-dosaku harap diampuni

Di dalam nama-Mu, aku memaafkan semua orang yang membenciku termasuk semua perbuatanku.
Aku menyangkal setan, roh jahat, termasuk semua perbuatannya,
Aku serahkan semua hidupku pada_Mu, Tuhan Yesus,
Sekarang dan selamanya