Ads 468x60px

Selasa, 14 Agustus 2018

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Selasa, 14 Agustus 2018
Peringatan Wajib St. Maksimilianus Maria Kolbe, Imam – Martir
Yehezkiel (2:8 – 3:4)
(Mzm 119:14.24.72.103.111.131)
Matius (18:1-5.10.12-14)
"Christus Regi - Kristus Raja".
Inilah nama Gereja Katedral di Ende, Flores.
Mengacu pada bacaan Injil hari ini, Yesus yang hadir sebagai Raja menjelaskan tentang siapa yang terbesar dalam Kerajaan Surga" (Mat 18:1-5).
Figur seorang anak kecil dipilih Yesus untuk menyatakan siapa yang terbesar dalam KerajaanNya Sebagai anak-anak Raja, kitapun juga diajak menjadi anak raja yang berhati anak-anak (child) tapi yang tidak kekanak-kanakkan (childish).
Ada banyak hal positif yang dapat kita pelajari dari anak-anak kecil, beberapa diantaranya adalah:
1."Dekat":
Kita diajak menjadi orang beriman yang dekat dengan Allah setiap hari, tidak asing tapi akrab lewat hidup doa dan karya baik yang selalu mengandalkan Tuhan karena sadar betapa kecil dan terbatasnya kita.
2."Hangat":
Karena kedekatan pada "Yang Ilahi", kita juga diajak untuk mempunyai sifat yang hangat dan bersahabat terhadap "yang insani", sesama dan semesta, lewat sikap hidup harian yang tulus terbuka dan sederhana, yang mudah berpikir positif bahkan terhadap pengalaman buruk kita masing-masing.
3."Taat":
Seperti anak kecil yang mudah taat pada orangtuanya, senakal-nakalnya kita-pasti kita tetap mudah percaya dan menaruh banyak harapan pada orangtua kita karena yakin bahwa mereka sungguh mengasihi kita. Wajarlah, kita juga mudah untuk akhirnya mentaatinya. Begitu juga dengan Allah yang bukan hanya "orangtua" tapi "raja", kita diajak untuk menjadi "anak-anak" yang taat padaNya dan selalu berlindung penuh kepadaNya.
"Ikan louhan ikan tuna - Jadilah anak Tuhan yang bijaksana."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
Santo Maximilianus Maria Kolbe
Martir Cinta Kasih.
Maximilian Kolbe lahir di Zdunska-Wola, Polandia, pada tanggal 7 Januari 1894. Nama baptisnya Raymond. Saat masuk biara Fransiskan ia memakai nama Maximilianus. Kaul kebiaraannya diucapkannya tahun 1911.
Maximilianus amat mencintai panggilannya dan secara istimewa ia mencintai Santa Perawan Maria. Ia menambahkan nama “Maria” pada namanya ketika ia mengucapkan kaul agungnya pada tahun 1914, empat tahun sebelum menjadi imam.
Maximilianus meyakini bahwa dunia abad keduapuluh membutuhkan Bunda Surgawi mereka untuk membimbing serta melindunginya. Ia mempergunakan media cetak agar Maria lebih dikenal luas. Ia bersama dengan teman-teman Fransiskannya menerbitkan bulletin yang terbit dua bulan sekali yang segera saja tersebar dan dibaca orang di seluruh dunia. Ya, ia giat menyebarkan tulisan Bunda Maria dalam buletin 'Militia Maria Immaculata'.
Tahun 1917, ia mendirikan Militia Maria Immaculata di Roma demi memajukan devosi Bunda Maria yang dikandung tanpa noda. Tahun 1918, Maximilian ditahbiskan menjadi imam dan kembali berkarya di Polandia.
Bunda Allah memberkati karyanya dan Maximilianus kemudian membangun sebuah biara besar di Polandia. Biara tersebut dinamainya “Kota Immaculata”.
Pada tahun 1938, delapan ratus biarawan Fransiskan tinggal serta berkarya di sana untuk mewartakan kasih sayang Maria. Kolbe juga membangun sebuah Kota Immaculata di Nagasaki, Jepang. Dan sebuah lagi dibangunnya di India.
Kiranya benar bahwa semakin kuat dan besar iman seseorang, semakin berat juga cobaan yang harus dialami, demi memurnikan iman dan kesuciannya.
Tahun 1939 Gestapo, Jerman yang keji itu memasuki wilayah Polandia. Mereka memenjarakan dan membunuh para pemimpinnya, baik politik, maupun keagamaan dan para ahlinya, dan pers Polandia harus dihancurkan.
Maximilian Kolbe yang dikenal sebagai seorang penulis dan editor majalah, lalu ditangkap oleh Gestapo dan diasingkan ke Lamsdorf, Jerman dan dimasukkan ke kamp konsentrasi Amstitz.
Pernah ia dilepaskan, tetapi lalu ditangkap lagi tahun 1941, dan dipenjarakan ke kamp konsentrasi Auscwitz.
Di kamp konsentrasi ini, Maximilian diam-diam menjalankan tugasnya sebagai imam bagi para tahanan yang ada disana. Adapun kondisi tubuh kurus kering dan TBC yang dideritanya semakin parah karena kerja paksa di kamp itu.
Maximillianus telah berada di Kamp Konsentrasi Auschwitz selama tiga bulan ketika seorang tahanan berhasil melarikan diri. Para Nazi menghukum tahanan yang tersisa oleh karena tahanan yang melarikan diri tersebut. Mereka memilih secara acak sepuluh orang tahanan untuk dihukum mati dalam bunker kelaparan.
Seluruh tahanan berdiri tegang sementara sepuluh orang ditarik keluar dari barisan. Seorang tahanan bernama Franciszek Gajowniczek terpilih, ia adalah pria yang telah menikah dan mempunyai keluarga. Franciszek kemudian merengek serta memohon dengan sangat agar diampuni demi anak-anaknya namun para Nazi tidak peduli.
Ya, sersan Franciszek
Gajowniczek dijatuhi hukuman mati. Karena takut, ia berteriak-teriak menyebut anak-anak dan istrinya.
Mendengar teriakan sersan itu, Maximilian Kolbe maju minta menggantikan sersan itu. "Daripada sersan yang beranak-istri ini mati, lebih baiklah saya yang mati. Karena toh saya tidak beranak-istri", kata Maximilian.
Pater Kolbe dan sembilan tahanan yang lain digiring masuk ke dalam bunker kelaparan. Mereka tetap hidup tanpa makanan atau pun air selama beberapa hari.
Satu per satu, sementara mereka mati kelaparan, Pater Kolbe menolong serta menghibur mereka. Saat pintu bunker dibuka semua tahanan sudah meninggal kecuali Maximillianus Kolbe. Para Nazi kemudian memberikannya suatu suntikan carbolic acid untuk mempercepat kematiannya pada tanggal 14 Agustus 1941.
Maximillianus Maria Kolbe dinyatakan sebagai seorang kudus dan martir cinta kasih oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1982. Ia menjadi martir yang "silaban - siap dan rela berkorban. Bagaimana dengan kita?
"Makan bakut di Pasar Senthir - Jangan takut menjadi martir"
Arti nama
Maximilianus adalah nama latin yang diturunkan dari kata Maximus yang berarti "The Greatest" atau "Yang Terbesar"
A.
MADAH IBADAT HARIAN
Selasa, 14 Agustus 2018.
PW St. MAKSIMILIANUS MARIA KOLBE,
Imam & Martir
Untuk Yesus Kristus, aku bersedia untuk menderita lebih lagi.
- St. Maximilianus Kolbe
-------
Ya Allah, bersegeralah menolong aku
Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan
Alleluya
MADAH IBADAT BACAAN
Allah mahkota mulia
Bagi pahlawan yang jaya
Kami memuji martirMu
Sambil mohon doa restu
Ia menumpahkan darah
Rela mati dengan tabah
Tetap teguh dalam iman
Tanpa dapat digoncangkan
Berkat doa pahlawanMu
Ya Allah yang mahatahu
Ampunilah dosa kami
Meski yang besar sekali
Dipuji dimulyakanlah
Allah Bapa mahamurah
Bersama Putra dan RohNya
Sepanjang segala masa
Amin
MADAH IBADAT PAGI
Ya martir pahlawan suci
Jejak Kristus kauikuti
Musuh sudah kaukalahkan
Kini engkau dimulyakan
S’moga doamu yang sakti
Menghapuskan dosa kami
Menyingkirkan kejahatan
Yang merusak kesatuan
Terlepas sudah tubuhmu
Dari ikatan belenggu
Lepaskan belenggu kami
Agar dapat hidup suci
Dipujilah Allah Bapa
Bersama Putra tercinta
Dan Roh penghibur ilahi
Selalu tak kunjung henti
Amin
MADAH IBADAT SIANG
Sungguh agung cinta Tuhan
Yang tidak takut berkurban
Mautpun tak menghalangi
Kasih setya yang sejati
Selalu siap mengabdi
Datang untuk melayani
Itulah semangat Tuhan
Yang harus kita wujudkan
Terpujilah Allah Bapa
Bersama Putra tercinta
Yang memperoleh Roh suci
Pembaharu muka bumi
Amin
BACAAN SINGKAT
2 Kor 1,3-5
Terpujilah Allah Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belaskasihan dan Allah sumber segala penghiburan.
Ia menghibur kita dalam segala penderitaan, sehingga kita sanggup menghibur semua orang yang ditimpa bermacam-macam penderitaan, dengan penghiburan yang kita terima sendiri dari Allah.
Sebab sebagaimana penderitaan Kristus melimpah dalam diri kita, demikian pula berlimpahlah penghiburan kita demi Kristus.
B.
KILAS BALIK:
Paus Fransiskus Kunjungi Kamp Konsentrasi Auschwitz
Paus Fransiskus, Jumat (29/7/2016), berjalan seorang diri melintasi gerbang besi "Arbeit Macht Frei" di Auschwich-Birkenau dalam kunjungan bersejarah di bekas kamp konsentrasi Nazi itu.
Dengan kepala tertunduk, Paus melakukan kontemplasi sebelum bertemu dengan para penyintas holocaust di depan tembok kematian, tempat pasukan Nazi mengeksekusi ribuan orang.
Di antara para penyintas itu, Paus bertemu dengan Helena Dunicz Niwinska (101), perempuan yang memainkan biola di orkestra Auschwitz, serta beberapa orang yang bekerja di rumah sakit kamp saat mereka masih anak-anak.
Paus kemudian menyalakan lilin di depan tembok kematian, lalu kembali berdoa sebelum mengunjungi sel tempat mengurung pastor Polandia Maximilian Kolbe.
Kolbe tewas setelah secara sukarela menggantikan seseorang yang akan dieksekusi. Kunjungan ini bertepatan dengan hari kematian Kolbe 75 tahun lalu.
Paus kemudian berdoa untuk 1,1 juta korban holocaust, yang sebagian besar adalah orang Yahudi, yang tewas di kamp konsentrasi itu.
Sebelum kunjungan ini, Paus sudah mengatakan dia memilih untuk berdoa untuk mengenang kengerian yang terjadi tujuh dekade lalu itu.
Keputusan Paus Fransiskus untuk memanjatkan doa bagi para korban holocaust itu disambut baik pemimpin umat Yahudi Polandia Michael Schudrich.
"Banyak orang pergi ke Auschwitz dan mereka diam selamanya. Padahal, seharusnya saat meninggalkan tempat itu kita harus berteriak dan berjuang agar hal semacam ini tak terulang," kata Schudrich.
Sebanyak 1,1 juta tahanan, 90 persennya Yahudi, tewas di kamp konsentrasi Auschwitz antara 1942 hingga akhir 1944.
Selain bangsa Yahudi, sebanyak 15.000 orang Polandia, 23.000 orang Roma, 15.000 tahanan perang Soviet, 400 anggota saski Yehovah, homoseksual dan ribuan orang lain dari berbagai bangsa juga tewas di tempat ini.
C.
TELADAN "HIK"
Bisa jadi, kami suka dengan Max yang penuh "Harapan Iman dan Kasih" ini karena:
1. Beliau sukarela mau menggantikan dirinya utk dihukum mati (itu gestapo mmg ga ada otaknya, yg penting bunuh org, lha wong dihukum mati kan hrs ada sebabnya, klo diganti org emang bisa menyelesaikan masalah)
2. Konon kabarnya beliau mau menjadi the last to be executed spy bisa memberi kekuatan kpd orang2 yg akan dieksekusi. How brave n dedicated is he .. Bandingkan dengan org yg digantikan hukuman matinya oleh Max,
Seorang spt Max ini pasti memiliki perjalanan jiwa yg sgt mendalam. Dia telah berani melewati terowongan dan perjalan jiwa nya,
Spt YK yg dgn berani menerima tantangan dr BapaNya. Aku 'ga tahu bagaimana dia, Max, mendapatkan nya tapi dgn keberaniannya ini bagi seorang pemberani seperti Max (yg menurut aku, memutuskan utk membiara saja merupakan keputusan yg sangat luar biasa berani di tengah kemewahan dan kenikmatan yg ditawarkan dunia).
Rasanya dia telah melalui wilayah pemurnian dan penyempurnaan jiwa yg sangat luar biasa sehingga rasa sakit tidak diperdulikan: Ketulusan dan keikhlasan adalah kawan dekatnya. Senyuman adalah malaikat penyelamat. Kasih sayang menjadi lentera di sepanjang peziarahan hidupnya. Ga banyak ya jiwa pemberani yang bisa melewati terowongan perjaanan kehidupan seperti ini.
Mungkin bagi Max tidak ada yg namanya musibah, bahkan tragedi pun adalah suatu berkah yang menyamar, everything, even tragedy is a gift in disguise ...
Jika jiwa dan pemahaman kita sudah sampai dengan sangat mudah akan mengalir ketulusan dan kasih sayang serta keikhlasan melayani sesama ....
=====
A POEM,
ON THE HANDS OF A PRIEST
We need them in life’s early morning,
We need them again at its close;
We feel their warm clasp of true friendship,
We seek it while tasting life’s woes.
When we come to this world we are sinful,
The greatest as well as the least.
And the hands that make us pure as angels
Are the beautiful hands of a priest.
At the altar each day we behold them,
And the hands of a king on his throne
Are not equal to them in their greatness
Their dignity stands alone.
For there in the stillness of morning
Ere the sun has emerged from the east,
There God rests between the pure fingers
Of the beautiful hands of a priest.
When we are tempted and wander
To pathways of shame and sin
‘Tis the hand of a priest that absolve us.
Not once but again and again.
And when we are taking life’s partner
Other hands may prepare us a feast
But the hands that will bless and unite us,
Are the beautiful hands of a priest.
God bless them and keep them all holy,
For the Host which their fingers caress,
What can a poor sinner do better
Than to ask Him who chose them to bless
When the death dews on our lids are falling,
May our courage and strength be increased
By seeing raised o’er us in blessing
The beautiful hands of a priest ....
Let us pray:
Dear Lord,
help me remember what a difference it makes when I make time with You a priority in my morning.
Awaken me in body and spirit each day with a desire to meet with You and to hear You speak words of affirmation, assurance and wisdom over my heart as I prepare to go into my day.
In Jesus' Name. Amen.
D.
“Introibo ad Altare Dei – Aku hendak naik ke altar Tuhan”.
Bersama bangsa Israel yang hendak memasuki tanah terjanji dan para murid yang hendak menjadi yang terbesar, kitapun juga diajak untuk masuk ke “tanah terjanji” dan menjadi yang “terbesar” dengan melayakkan diri naik ke altar Tuhan.
Adapun tiga semangat dasar supaya kita bisa menjadi yang “terbesar” dan “terberkati” untuk layak naik ke altar Tuhan, al:
1. Semangat perjuangan:
Inilah pesan Musa kepada Yosua dan seluruh bangsa Israel: "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau. Janganlah takut dan janganlah patah hati."
Musa mengajak kita untuk terus berjuang di tengah kegalauan hidup dan masa depan kita karena yakin bahwa Tuhan menjadi Imanuel, selalu menyertai kita bahkan Ketika Tuhan mengambil sesuatu dari genggaman, Dia tak menghukum kita, Dia hanya membuka tangan kita untuk menerima yg lebih baik.
Yang pasti, bukankah ada tiga hal penting yang harus diperjuangkan untuk keselamatan kita, yaitu: mengetahui apa yang harus diyakini, yang diinginkan, dan yang harus dilakukan, sudahkah kita memperjuangkannya?
2. Semangat pertobatan:
Pertobatan (Yun: metanoia, berbalik) adalah kata lain untuk berkembang dan belajar menjadi lebih baik. Dan, kita semua mampu melakukannya jika berkehendak dan bertindak. Artinya: pertobatan perlu pengejawantahan. Ketika para murid bertanya: ”Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?”
Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka lalu berkata: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Jelaslah bahwa Ia ajak kita untuk bertobat dan mau rendah hati ikut menderita dan memikul salib, karena penderitaan tanpa cinta adalah penderitaan, sebaliknya penderitaan dengan cinta adalah pengorbanan. Inilah buah dari semangat pertobatan, yakni berani berkorban.
3. Semangat pelayanan:
“Barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.”
Yesus ajak kita untuk merendahkan hati dalam segenap karya dan warta pelayanan kita. Salah satu indikasi semangat pelayanan yang rendah hati adalah kita mau menyapa mereka yang hilang secara nyata dan sejati bukan hanya basa basi dan bukan hanya di kata-kata saja, karena Gereja jelas bukanlah pabrik kata kata, Gereja juga bukanlah melulu "museum" para kudus tapi sekaligus "rumah sakit" buat para pendosa.
Yang pasti: berikan budimu untuk mengilhami, lebarkan tanganmu untuk melayani dan bukakan hatimu untuk mencintai.
"Makan bakut di Kerajaan Kutai - Jangan takut karena Tuhan menyertai."
E.
Kutipan Teks Misa.
“Keluarga adalah tempat di mana orangtua mewariskan iman kepada anak-anak mereka.” (Paus Fransiskus)
Kebencian bukanlah kekuatan yang membangun. Hanya kasih merupakan kekuatan yang membangun (St. Maksimilianus Maria Kolbe)
Antifon Pembuka (Mat 25: 34, 40)
Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, sabda Tuhan. Amin Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
Come, you blessed of my Father, says the Lord. Amen I say to you: Whatever you did for one of the least of my brethren, you did it for me.
Doa Pembuka
Ya Allah, Santo Maximilianus Maria Kolbe telah mengorbankan dirinya demi kehidupan dan kebahagiaan sesamanya. Semoga kami juga rela berkorban dan berbagi kasih bagi sesama sehingga kebahagiaan pun mewarnai hidup kami bersama. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin
Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (2:8 – 3:4)
"Diberikan-Nya gulungan kitab itu untuk kumakan, dan rasanya manis seperti madu dalam mulutku."
Tuhan bersabda kepadaku, “Hai anak manusia, dengarkanlah sabda-Ku kepadamu. Janganlah membantah seperti kaum pemberontak ini. Ngangakanlah mulutmu dan makanlah apa yang Kuberikan kepadamu.” Aku melihat, ada tangan yang terulur kepadaku, dan sungguh, dipegang-Nya sebuah gulungan kitab. Ia membentangkannya di hadapanku. Gulungan kitab itu ditulisi timbal balik dan di sana tertulis nyanyian-nyanyian ratapan, keluh kesah, dan rintihan. Sabda-Nya kepadaku, “Hai anak manusia, makanlah apa yang engkau lihat di sini; makanlah gulungan kitab ini dan pergilah, berbicaralah kepada kaum Israel.” Maka kubukalah mulutku dan diberikan-Nya gulungan kitab itu untuk kumakan. Lalu sabda-Nya kepadaku, “Hai anak manusia, makanlah gulungan kitab yang Kuberikan ini dan isilah perutmu dengannya.” Lalu aku memakannya dan rasanya manis seperti madu dalam mulutku. Tuhan bersabda lagi, “Hai anak manusia, mari, pergilah! Temuilah kaum Israel, dan sampaikanlah sabda-Ku kepada mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan
Ref. Betapa manis janji Tuhan bagi langit-langitku.
Ayat. (Mzm 119:14.24.72.103.111.131)
1. Aku bergembira atas peringatan-peringatan-Mu, melebihi segala harta.
2. Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, dan kehendak-Mu menjadi penasihat bagiku.
3. Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih berharga daripada ribuan keping emas dan perak,
4. Betapa manis janji-Mu bagi langit-langitku, melebihi madu di mulutku.
5. Peringatan-peringatan-Mu adalah milik pusakaku untuk selama-lamanya, sebab semuanya itu kegirangan hatiku.
6. Mulutku kungangakan dan mengap-mengap, sebab aku mendambakan perintah-perintah-Mu.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 1:29ab)
Terimalah beban-Ku dan belajarlah dari pada-Ku, sebab Aku lemah lembut dan rendah hati.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut
Matius (18:1-5.10.12-14)
"Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang pun dari anak-anak ini."
Sekali peristiwa datanglah murid-murid dan bertanya kepada Yesus, “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” Maka Yesus memanggil seorang anak kecil, dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, lalu berkata, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, jika kalian tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak kecil seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang pun dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Malaikat-malaikat mereka di surga selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di surga.” Lalu Yesus bersabda lagi, Bagaimana pendapatmu? Jika seseorang mempunyai seratus ekor domba dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang 99 ekor di pegunungan lalu pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu, sungguh, jika ia berhasil menemukannya, lebih besarlah kegembiraannya atas yang seekor itu daripada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian pula Bapamu yang di surga tidak menghendaki seorang pun dari anak-anak ini hilang.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
Renungan
Hari ini Gereja memperingati Santo Maximilianus Maria Kolbe. Lahir pada tahun 1894 dengan nama Raymond Kolbe. Ia seorang biarawan Fransiskan Conventual Polandia yang mengajukan diri untuk dihukum mati guna menggantikan seorang yang tak dikenal di kamp konsentrasi Nazi di Auschwitz Polandia. Dia digelari Kudus oleh Gereja pada tanggal 10 Oktober 1982 oleh Paus Yohanes Paulus II.
Injil hari ini berisikan sabda Yesus kepada murid-murid-Nya tentang siapa yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Yang terbesar di dalam Kerajaan Surga adalah mereka yang bertobat dan menjadi seperti anak kecil. Bertobat berarti meninggalkan segala dosa dan hidup baru seturut kehendak Allah. Menjadi seperti anak kecil berarti tulus, bergantung sepenuhnya kepada Allah karena dari dalam dirinya sendiri ia tidak memiliki kemampuan apa-apa. Menjadi anak kecil di hadapan Tuhan berarti percaya sepenuhnya kepada Allah, mereka tidak berdaya dan bergantung sepenuhnya kepada-Nya.
Kita para murid Yesus dipanggil pertama-tama untuk bertobat; meninggalkan segala dosa dan kesalahan; membarui hidup dan mengikuti Tuhan. Selain itu, Yesus ingin agar kita juga berani percaya, beriman sepenuhnya kepada Allah. Firman hari ini mengajak kita untuk berani merendahkan diri di hadapan Allah, percaya sepenuhnya kepada penyelenggaraan Ilahi. Kita dipanggil untuk berani menyerahkan seluruh hidup kita kepada Allah.
Antifon Komuni (Yoh 15:13)
Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
Greater love has no one than to lay down his life for his friends, says the Lord.

Senin, 13 Agustus 2018

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Senin, 13 Agustus 2018
Hari Biasa Pekan XIX
Yehezkiel (1:2-5.24-2:1a)
(Mzm 148:1-2.11-12ab.12c-14a.14bcd)
Matius (17:22-27)
“Semper glorificate et portate Deum – Senantiasa muliakan dan bawalah Tuhan”.
Pepatah ini seakan swjajar dengan semangat baru di awal hari pada pekan yang baru ini.
Adapun tiga modal dasar supaya kita bisa selalu memuliakan dan membawa nama Tuhan, al:
1. MengenalNya:
Orang Jawa kadang berkata: “Gusti iku ono ing samubarang, Tuhan Allah itu ada dalam segala hal. Hal ini dikarenakan kehadirannya adalah kehadiran yang mahakuasa sekaligus maha kasih.
Dalam bahasa bacaan pertama hari ini: "Tuhan Allah adalah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan. Allah yang agung, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap; yang membela hak anak yatim dan janda dan menunjukkan kasih-Nya kepada orang asing."
Kita diajak untuk mengenalnya lebih dekat lewat hidup doa serta perjumpaan harian dengan sesama dan semesta: “O Tuhan betapa bahagianya berada dekat dan mengenalMu lebih dekat, krn dekat dan mengenalMu lebih dekat sama dengan melihatMu, dan bukan sekedar memikirkanMu”.
2. MengalamiNya:
Kenyataan bahwa Tuhan ada di dekat kita dan kita tdk menyadari kehadiranNya, karena kita kerap “mengetahui” tentang Tuhan tapi tidak "mengalami Tuhan".
Ya, bukan berlimpahnya pengetahuan yang memenuhi dan memuaskan hati, tetapi merasakan dan mencicipi perkaranya, bukan?
Disinilah kita diajak mengalami kehadiranNya setiap hari lewat aneka perjumpaan dan pergulatan dengan nada dasar “kerendahan hati” (humilitas), karena seperti humus, demikian pula kerendahan hati akan menyuburkan keutamaan-keutamaan lain yang ada di dalam diri kita.
Dua syarat sederhana supaya kita bisa semakin mengalami Tuhan dalam keseharian, yakni: kalau ingin hidupmu tenang, pasrahkanlah kpd Tuhan dan kalau ingin hidupmu bahagia, bersyukurlah kepada Tuhan atas apa yang terjadi.
Hal ini berdasarkan pengalaman iman kristiani bahwasannya Jika kita mencari Allah dalam segala hal, kita akan mendadak terhenyak menyadari Allah ternyata ada di samping kita!
3. MencintaiNya:
Iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna, bukan?
Disinilah, kita diajak melakukan kebaikan dan kasih kepada Tuhan dan sesama bukan "supaya" dikasihi Allah, tetapi lebih "karena" telah dikasihi oleh Allah.
Jelasnya, “cinta vertikal“ kita kepadaNya mesti di-“horisontal”kan dengan perbuatan kasih yang nyata: dengan kata kata yg positif, sikap yg sportif dan tindakan yg produktif karena secemerlang apapun sebuah ide bila ia tdk mempunyai tangan dan kaki, ia bak bara api yang menakutkan tetapi belum cukup untuk membakar materi serta sekuat apapun api yg tersimpan dalam roh, bila tidak mempunyai badan dan tubuh, ia akan tinggal tetap, bukan?
“Ikan peda di kota Subang – Wartakan sabda biar iman kita semakin berkembang.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
MADAH HARIAN PAGI
(Senin, 13 Agustus 2018)
Sumber cahaya mulia
Yang menerangi dunia
Malam Kauhentikan sudah
Kauterbitkan fajar cerah.
Engkaulah terang sejati
Melebihi matahari
Dasar lubuk hati kami
Kausinari Kauselami
Terangilah diri kami
Ya Bapa yang murah hati
Dengan rahmat dan kasih-Mu
Agar selamat selalu
Terpujilah Allah Bapa
Bersama Putra tercinta
Dalam ikatan Roh suci
Sepanjang seluruh hari. Amin.
DOA
Tuhan Allah, raja surga dan dunia, bimbinglah dan kuduskanlah, pimpinlah dan tuntunlah jiwa dan raga kami, hati dan tangan kami, perkataan dan perbuatan kami. Semoga kami selalu mentaati perintah-Mu dan bekerja menurut sabda-Mu. Demi Yesus Kristus, Putera-Mu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.
B.
"Libertas - Kebebasan".
Inilah salah satu semangat, semacam “core values” yang saya rasakan ketika "napak tilas": berkunjung ke rumah pembuangan Bung Karno dan sekaligus "Taman Pancasila", tempat dia dulu menemukan inspirasi kebebasan (bukan kebablasan) soal Pancasila di bawah pohon sukun, di dekat biara para pastor SVD di tengah kota Ende.
Bung Karno sendiri jelas menjadi orang yang bebas merdeka karena hidupnya penuh dengan pelbagai keutamaan. Ia tidak menjadi "batu sandungan" tapi terus berjuang menjadi "batu loncatan" bagi bangsa dan rakyatnya dengan cucuran airmata-darah dan keringat .
Itu juga yang diajarkan Yesus hari ini tentang "membayar pajak" (Perintah Allah Jangan Anda Kacaukan").
Nah, supaya kita tidak menjadi "batu sandungan" tapi menjadi orang yang benar-benar memiliki kebebasan sebagai anak – anak Allah, adapun "Pancasila iman" yang bisa kita wartakan setiap harinya, antara lain:
1."Ketuhanan":
Kita diajak menjadi orang yang selalu menekankan dimensi keberimanan secara utuh-penuh dan menyeluruh.
2."Kemanusiaan":
Kita diajak sadar bahwa kita hidup di dunia real jadi tetap menjadi orang beriman yang sesuai konteksnya, karena bukankah menjadi suci juga berarti menjadi manusiawi? Beriman lewat dan bersama hal-hal insani setiap hari.
3."Persatuan":
Kita diajak untuk hidup rukun dan bersatu dengan semua orang yang berkehendak baik, demi suatu kosmos/keteraturan yang lebih bermutu, tidak mudah terpecah oleh gosipan/"adu domba".
4."Kebersamaan":
Inilah sebuah semangat demokrasi, berani hidup bersama dalam semangat keterbukaan, menuntut hak juga berani untuk melaksanakan tanggung jawab sebagai orang beriman sekaligus warga bangsa.
5."Keadilan":
Kita diajak untuk hidup "jurdil-jujur dan adil", mentaati pelbagai aturan hukum yang berlaku dan tidak menjadi "parasit" bagi gereja dan bangsa, sesama dan dunia.
"Cari arang di Gunung Kelimutu - Jadilah orang yang benar-benar bermutu."
C.
KUTIPAN TEKS MISA
“Tuhan tidak minta persembahan atau korban bakaran dari umat-Nya, tetapi iman, ketaatan dan kesucian demi keselamatan mereka.” (St. Ireneus)
Antifon Pembuka (Mzm 131:9)
Pujilah Tuhan di surga! Pujilah Dia di angkasa raya! Pujilah Tuhan, semua malaikat-Nya! Pujilah Dia, seluruh bala tentara-Nya!
Doa Pembuka
Allah Bapa yang mahakudus, bangkitkanlah kami dari perang dan kemiskinan serta bangunkanlah hati kami, agar dapat memperoleh kedamaian sejati berkat daya sabda-Mu, berkat Roh Yesus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yehezkiel (1:2-5.24-2:1a)
"Penglihatan gambar kemuliaan Tuhan."
Pada tanggal lima bulan, yaitu tahun kelima sesudah raja Yoyakhin dibuang, datanglah firman TUHAN kepada imam Yehezkiel, anak Busi, di negeri orang Kasdim di tepi sungai Kebar, dan di sana kekuasaan TUHAN meliputi dia. Lalu aku melihat, sungguh, angin badai bertiup dari utara, dan membawa segumpal awan yang besar dengan api yang berkilat-kilat dan awan itu dikelilingi oleh sinar; di dalam, di tengah-tengah api itu kelihatan seperti suasa mengkilat. Dan di tengah-tengah itu juga ada yang menyerupai empat makhluk hidup dan beginilah kelihatannya mereka: mereka menyerupai manusia, Kalau mereka berjalan, aku mendengar suara sayapnya seperti suara air terjun yang menderu, seperti suara Yang Mahakuasa, seperti keributan laskar yang besar; kalau mereka berhenti, sayapnya dibiarkan terkulai. Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, bangunlah dan berdiri, karena Aku hendak berbicara dengan engkau."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Surga dan bumi penuh kemuliaan-Mu.
Ayat. (Mzm 148:1-2.11-12ab.12c-14a.14bcd)
1. Pujilah Tuhan di surga, pujilah Dia di tempat tinggi! Pujilah Dia, hai segala malaikat-Nya, pujilah Dia, hai segala tentara-Nya!
2. Pujilah Tuhan, hai raja-raja di bumi dan segala bangsa, pembesar-pembesar dan semua pemerintah dunia; Pujilah Tuhan, hai teruna dan anak-anak dara, orang tua dan orang muda!
3. Biarlah semuanya memuji-muji Tuhan, sebab hanya nama-Nya yang tinggi luhur, keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit.
4. Ia telah meninggikan tanduk umat-Nya, menjadi puji-pujian bagi semua orang yang dikasihi-Nya, bagi orang Israel, umat yang dekat pada-Nya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. (2Tes 2:14)
Allah memanggil kita, agar kita memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (17:22-27)
"Ia akan dibunuh, tetapi Ia akan bangkit. Putra-putra raja bebas dari pajak."
Sekali peristiwa Yesus bersama murid-murid-Nya ada di Galilea. Ia berkata kepada mereka, “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia; mereka akan membunuh Dia, tapi pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.” Maka hati para murid itu pun sedih sekali. Ketika Yesus dan para murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah seorang pemungut pajak bait Allah kepada Petrus dan berkata, “Apakah gurumu tidak membayar pajak dua dirham?” Jawab Petrus, “Memang membayar.” Ketika Petrus masuk rumah, Yesus mendahuluinya dengan pertanyaan, “Bagaimana pendapatmu, Simon? Dari siapa raja-raja di dunia ini memungut bea dan pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?” Jawab Petrus, “Dari orang asing!” Maka kata Yesus kepadanya, “Jadi bebaslah rakyatnya! Tetapi agar kita jangan menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Satu hal pokok diwartakan kepada kita melalui Injil, baru saja kita dengar bersama hari ini. Yaitu, pemberitaan mengenai penderitaan yang akan ditanggung oleh Yesus. Pemberitahuan ini membuat hati para murid Yesus menjadi sedih. Mereka sedih, bukan karena penderitaan yang harus ditanggung oleh Yesus. Melainkan karena pikiran dan harapan mereka sendiri, mengenai masa depan yang mereka bayangkan dan cita-citakan. Mereka menolak, kalau Yesus harus menderita sengsara, disalib dan mati di Golgota. Mereka tidak paham tugas perutusan Yesus. Pikiran mereka tertuju pada "perkara" duniawi. Kerajaan Yesus bukanlah kerajaan dunia. Melainkan Kerajaan Surga, Kerajaan kasih, Kerajaan damai sejahtera.
Yesus tidak ingin kita jatuh pada pemikiran sempit semacam itu. Sejatinya, Yesus memang sungguh Allah yang Mahaagung dan Mahakuasa sebagaimana digambarkan oleh Yehezkiel dalam nubuatnya. Namun, Yesus memilih untuk tetap merendahkan Diri sampai wafat di salib demi dosa-dosa kita, supaya kita pun menunjukkan pertobatan yang sempurna. Kita tidak dididik oleh Yesus untuk menjadi umat yang mentang-mentang sudah menerima baptisan dan janji penebusan, lantas kita tidak mengusahakan hidup kudus dan justru hidup berkubang dalam nikmat jahat dosa-dosa dunia, dengan alasan “Toh nanti Tuhan juga pasti mengampuni kita. Dia kan Allah yang katanya Maha Pengampun”. Justru ini menjadi kekejian di mata Tuhan. Semoga perkataan dan perbuatan kita menjadi ungkapan hidup yang kudus dan senantiasa berada dalam sikap tobat dan rendah hati di hadapan Tuhan dan sesama.
Antifon Komuni (Mzm 148:13)
Biarlah semua orang memuji-muji Tuhan, sebab hanya nama-Nya sajalah yang tinggi luhur, Keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit.
D.
LITANI UNTUK PARA IMAM
Mari kita berdoa bagi Bapa Suci :
Penuhilah beliau dengan keberanian dan rahmat, Ya Tuhan.
Bagi para Kardinal dan para Uskup :
Berilah mereka hati seorang gembala, Ya Tuhan.
Bagi para Pastor Diosesan :
Penuhilah mereka dengan Roh KudusMu, Tuhan.
Bagi para Pastor Ordo Religius:
Sempurnakanlah mereka dalam panggilannya, Tuhan.
Para Pastor yang sakit :
Sembuhkan mereka, Tuhan.
Para Pastor yang dalam bahaya :
Bebaskanlah mereka, Tuhan.
Para Pastor yang dalam kelemahan :
Kuatkanlah mereka, Tuhan.
Para Pastor yang menderita :
Berikan kelegaan, Tuhan.
Para Pastor yang kehilangan semangat :
Perbarui mereka, Tuhan.
Para Pastor yang sedih :
Hiburlah mereka, Tuhan.
Para Pastor yang kuatir :
Beri mereka damai, Tuhan.
Para Pastor yang lanjut usia :
Topanglah mereka, Tuhan.
Para Pastor yang kesepian :
Dampingilah mereka, Tuhan.
Para Pastor misionaris :
Lindungi mereka, Tuhan.
Para Pastor pengkhotbah :
Terangi mereka, Tuhan.
Para Pastor yang mengarahkan jiwa :
Perintahkan mereka, Tuhan.
Para Pastor yang telah meninggal :
Bawalah mereka kepada kemuliaaan.
Bagi semua Pastor :
Berilah mereka kebijaksanaan dan pengetahuanMu.
Bagi semua Pastor :
Berilah mereka pengertian dan nasihatMu.
Bagi semua Pastor :
Berilah mereka hormat dan kekaguman akan Engkau.
Bagi semua Pastor :
Berilah mereka kasih yang besar kepada Tritunggal MahaKudus.
Bagi semua Pastor :
Berilah mereka kasih yang besar kepada Bunda Maria.
Bagi semua Pastor :
Berilah mereka kesabaran dan cinta.
Bagi semua Pastor :
Berilah mereka kepatuhan dan kebaikan hati.
Bagi semua Pastor :
Berilah mereka semangat membara untuk menjangkau orang.
Bagi semua Pastor :
Berilah mereka cinta yang berkobar akan Ekaristi.
Bagi semua Pastor :
Berilah mereka kesetiaan kepada Tuhan Allah dan kepada Uskupnya.
Bagi semua Pastor :
Berilah mereka rasa hormat terhadap hidup dan kemanusiaan.
Bagi semua Pastor :
Berilah mereka integritas dan rasa keadilan.
Bagi semua Pastor :
Berilah mereka kerendahan dan kemurahan hati.
Bagi semua Pastor :
Berilah mereka kekuatan dalam melaksanakan tugasnya.
Bagi semua Pastor :
Berilah mereka damai dalam menanggung penderitaan.
Bagi semua Pastor :
Biarlah mereka menjadi cahaya Kristus.
Bagi semua Pastor :
Biarlah mereka menjadi garam dunia.
Bagi semua Pastor :
Biarlah mereka berkorban dan menyangkal diri.
Bagi semua Pastor :
Biarlah mereka selalu suci dalam tubuh, akal, dan roh.
Bagi semua Pastor :
Biarlah mereka menjadi pria-pria pendoa.
Bagi semua Pastor :
Semoga iman memancar dalam diri mereka.
Bagi semua Pastor :
Semoga mereka memperjuangkan keselamatan orang-orang.
Bagi semua Pastor :
Semoga mereka selalu setia dalam panggilannya.
Bagi semua Pastor :
Semoga tangan-tangan mereka selalu memberkati dan menyembuhkan.
Bagi semua Pastor :
Semoga mereka selalu terbakar rasa cinta kepada Tuhan.
Bagi semua Pastor :
Semoga setiap langkah mereka adalah untuk kemuliaan Tuhan.
Bagi semua Pastor :
Semoga Roh Kudus memenuhi mereka, dan memberi mereka karuniaNya dengan berlimpah.
DOA.
O Yesus, Imam Agung kami,
Dengarlah doa kami untuk para imam kami,..
(sebutkan nama-nama dalam hati)
Berilah mereka iman yang teguh, harapan yang pasti, dan kasih yang menyala yang tak pernah padam dalam hidup panggilannya.
Hiburlah mereka dalam kesepiannya,
Kuatkan mereka dalam kesedihannya,
Ingatkan mereka bahwa dalam penderitaanlah; jiwa-jiwa disucikan,
Tunjukkan kepada mereka betapa Gereja memerlukan mereka,
Jiwa-jiwa memerlukan mereka, karena pekerjaan mereka adalah tugas penebusan.
O Bunda Maria, Ratu Para Imam,
Bawalah di dalam hatimu; anak-anakmu para Imam, yang dekat di hatimu karena tahbisannya, yang meneruskan pekerjaan Kristus di dunia.
Jadilah penghiburan, sukacita, kekuatan, dan pertolongan bagi mereka dalam sepanjang kehidupan mereka. Amin.
E.
WEJANGAN PAUS FRANSISKUS
DALAM DOA MALAIKAT TUHAN
12 Agustus 2018 :
"JANGANLAH MENDUKAKAN ROH KUDUS YANG KITA TERIMA DALAM PEMBAPTISAN."
Saudara-saudari yang terkasih dan kaum muda Italia yang terkasih, selamat pagi!
Dalam Bacaan Kedua hari ini, kepada kita Santo Paulus menyampaikan undangan mendesak : “Janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan” (Ef 4:30).
Tetapi saya bertanya-tanya, bagaimana Roh Kudus berduka? Kita semua menerima-Nya dalam Pembaptisan dan dalam Krisma, oleh karena itu, guna tidak mendukakan Roh Kudus, hidup selaras dengan janji-janji baptis, diperbaharui dalam Krisma adalah penting. Selaras, bukan dengan kemunafikan: jangan melupakan hal ini. Orang Kristiani tidak bisa menjadi seorang yang munafik; ia harus hidup selaras. Janji-janji baptis memiliki dua aspek : meninggalkan kejahatan dan menganut kebaikan.
Meninggalkan kejahatan berarti mengatakan "tidak" terhadap godaan, terhadap dosa, dan terhadap iblis. Lebih jelasnya, meninggalkan kejahatan berarti mengatakan "tidak" terhadap budaya kematian, yang terwujud dengan melarikan diri dari kebahagiaan yang sesungguhnya menuju kebahagian palsu yang terungkap dalam kebohongan, dalam kecurangan, ketidakadilan, dalam menghina orang lain. Terhadap semua ini, kita harus mengatakan "tidak". Kehidupan baru yang diberikan kepada kita dalam Pembaptisan, dan yang memiliki Roh Kudus sebagai sumbernya, menolak perilaku yang dikuasai oleh perasaan perpecahan dan perselisihan. Oleh karena itu, Rasul Paulus menasihati untuk menyingkirkan dari hati kita "segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah, serta segala kejahatan” (ayat 31). Demikian kata Paulus. Keenam unsur atau sifat buruk ini, yang mengganggu sukacita Roh Kudus, meracuni hati dan menuntun pada pertikaian melawan Allah dan melawan sesama kita.
Tetapi, tidak melakukan kejahatan untuk menjadi orang Kristiani yang baik tidaklah memadai; menganut kebaikan diperlukan. Di sini kemudian Santo Paulus melanjutkan, ”Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu” (ayat 32). Kita sering mendengar perkataan : "Aku tidak menyakiti siapa pun". Dan ia yakin dirinya kudus. Baiklah, tetapi apakah kamu berbuat baik? Berapa banyak orang yang tidak berbuat jahat tetapi juga tidak berbuat baik, dan kehidupan mereka terhampar dalam ketidakpedulian, dalam sikap acuh tak acuh, dan suam-suam kuku. Sikap seperti itu bertentangan dengan Injil, dan juga bertentangan dengan kodrat kalian, orang-orang muda, yang menurut kodratnya dinamis, bersemangat, dan berani. Ingatlah hal ini - jika kalian mengingatnya, kita bisa mengulangnya bersama-sama: "tidak berbuat jahat adalah baik, tetapi si jahat tidak berbuat baik”. Santo Alberto Hurtado mengatakan hal ini.
Hari ini saya menasihati kalian untuk menjadi para pelaku utama kebaikan. Jangan berpikir kalian baik-baik saja ketika kalian tidak berbuat jahat. Masing-masing orang patut dipersalahkan atas kebaikan yang bisa ia perbuat dan tidak ia perbuat. Tidak membenci tidaklah memadai; kita harus mengampuni. Tidak sakit hati tidaklah memadai; mendoakan musuh kita diperlukan. Tidak menjadi penyebab perpecahan tidaklah memadai; membawa perdamaian di mana tidak ada perdamaian diperlukan. Tidak berbicara buruk tentang orang lain tidaklah memadai; menyela ketika kita mendengar seseorang berbicara buruk diperlukan : menghentikan pergunjingan adalah berbuat kebaikan. Jika kita tidak menentang kejahatan, kita membekalinya secara diam-diam. Campur tangan di mana kejahatan sedang menyebar karena kejahatan menyebar di tempat orang-orang Kristiani yang kurang berani, yang menentangnya dengan kebaikan, "berjalanlah dalam kasih" (bdk. 5:2), sesuai dengan peringatan Santo Paulus.
Kaum muda yang terkasih, pada hari-hari ini kalian telah banyak berjalan! Oleh karena itu, kalian dilatih dan saya dapat mengatakan kepada kalian : berjalan dalam cinta kasih, berjalanlah dalam kasih! Dan kita berjalan bersama menuju Sinode Para Uskup yang akan datang. Semoga Perawan Maria mendukung kita dengan pengantaraan keibuannya sehingga kita masing-masing dapat mengatakan setiap hari, dengan kenyataan "tidak" terhadap kejahatan dan "ya" terhadap kebaikan.
[Setelah pendarasan doa Malaikat Tuhan]
Saudara-saudari terkasih,
Saya menyambut kalian semua, umat Roma dan para peziarah dari berbagai belahan dunia.
Khususnya, saya menyambut orang-orang muda dari berbagai keuskupan di Italia, yang disertai oleh para uskup mereka masing-masing, para imam mereka, dan para pendidik. Selama hari-hari ini kalian telah memancarkan kegairahan dan iman kalian melalui jalan-jalan di Roma. Saya bersyukur atas kehadiran kalian dan atas kesaksian Kristiani kalian! Dan dengan berterima kasih kemarin, saya lupa mengucapkan sepatah kata kepada para imam, yang paling dekat dengan kalian : saya sangat bersyukur kepada para imam, saya berterima kasih kepada mereka atas pekerjaan yang mereka perbuat hari demi hari, saya bersyukur atas kesabaran mereka - karena kita membutuhkan kesabaran untuk bekerja bersama kalian semua! Kesabaran para imam ... Saya sangat, sangat, sangat berterima kasih kepada mereka. Dan saya juga melihat banyak suster yang bekerja bersama kalian : Saya juga sangat berterima kasih kepada para suster tersebut.
Dan rasa syukur saya sampai ke Konferensi Wali Gereja Italia, yang diwakili di sini oleh ketuanya, Gualtiero Kardinal Bassetti, yang menyusun pertemuan kaum muda ini dengan maksud Sinode Para Uskup yang akan datang.
Kaum muda yang terkasih, ketika kalian kembali ke komunitas-komunitas kalian, berikanlah kesaksian kepada orang-orang sezaman kalian dan kepada semua orang yang kalian temui, sukacita persaudaraan dan persekutuan yang kalian alami dalam hari-hari peziarahan dan doa ini.
Saya mengucapkan selamat hari Minggu kepada kalian semua, kembali ke rumah dengan selamat. Dan tolong, jangan lupa mendoakan saya! Selamat menikmati makan siang dan selamat tinggal! (PS)

Minggu, 12 Agustus 2018

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Minggu, 12 Agustus 2018
Hari Minggu Biasa XIX
(Bacaan ini berlaku di luar Indonesia)
1 Raja-Raja (19:4-8)
(Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9)
Efesus (4:30-5:2)
Yohanes (6:41-51)
"O res mirabilis - O sungguh mengagumkan."
Inilah salah satu ayat dalam lagu "Panis Angelicus" yang bicara banyak soal identitas Yesus sebagai "roti hidup", yang rela “dimakan” oleh kita: dipecah dan dibagi bagi.
Adapun inspirasi iman hari ini bahwa kita dipanggil menjadi "roti hidup" (Lat: hidup, vita, vitalitas) dengan pola "DPH', al:
1.D = Datang ke Tuhan
"Tidak seorangpun dapat datang kepadaKu jika ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku" Dengan kata lain: Allah kita adalah Allah yang ber-inisiatif, yang pro-aktif, yang selalu datang untuk menarik dan menyapa kita: "Bangunlah+berangkatlah!"
Allah yang proaktif mengajak kita untuk ingat bahwa tujuan hidup kita semata kepada Allah yang mengajak kita untuk selalu "bangun dan berjalan". Nah, sekarang kita juga diajak untuk mau datang kepadaNya setiap hari.
2.P = Percaya pada Tuhan:
"Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." Jelasnya,kita diajak untuk semakin beriman, menemukan kehadiran yang ilahi lewat yang insani, lewat perjumpaan harian dengan sesama dan semesta (“ROTI”: Rahmat Oleh Tuhan yakni Iman”).
3.H = Hidup bersama Tuhan:
Orang Yogya makan gudeg. Orang Batak makan sangsang. Orang Padang makan rendang. Orang Manado makan cakalang. Orang Larantuka makan jagung titi. Orang Tionghoa makan babi. Orang Sunda makan lalapan. Orang Katolik? Orang Katolik makan hosti.
Secara sederhana, “hosti” berarti “korban” (Yun : hostia). Seperti Yesus yang rela berkorban, kita juga diajak untuk menjadi orang beriman yang mau “silaban: siap dan rela berkorban”, punya manfaat, semangat dan sahabat sebagai mitra Allah, "co creator" dalam menciptakan "langit+bumi" yang baru lewat doa-ucapan dan tindakan nyata.
"Dari Surakarta ke Sukabumi - Mari kita belajar saling mengilhami."
Salam HIKers,
Tuhan berkati & Bunda merestui
Fiat Lux!
NB:
“Jangan melihat di dalam roti dan anggur bahan- bahan alami biasa, sebab Kristus telah mengatakan dengan jelas bahwa roti dan anggur itu adalah Tubuh-Nya dan Darah-Nya: iman meyakinkan kamu akan hal ini, meskipun perasaanmu menyatakan sebaliknya.” --- St Ambrosius (Mystagogical Catecheses, IV, 6: SCh 126, 138)
Antifon Pembuka (Mzm 74:20.19.22.23)
Ingatlah akan perjanjian-Mu, ya Tuhan, dan janganlah Engkau lupakan umat-Mu yang tertindas. Bangkitlah ya Tuhan, belalah perkara-Mu, janganlah Engkau lupakan seruan orang yang mencari Engkau.
Look to your covenant, O Lord, and forget not the life of your poor ones for ever. Arise, O God, and defend your cause, and forget not the cries of those who seek you.
Respice, Domine, in testamentum tuum, et animas pauperum tuorum ne derelinquas in finem: exsurge Domine, et iudica causam tuam: et ne obliviscaris voces quærentium te.
Mzm. Ut quid Deus repulisti in finem: iratus est furor tuus super oves pascuæ tuæ?
Doa Pembuka
Allah Bapa Yang Maha Pemurah, Engkau telah mengutus Putra-Mu datang ke dunia sebagai roti kehidupan bagi kami. Kami mohon, teguhkanlah iman kami kepada-Nya agar kami setia mendengarkan Dia dan melaksanakan kehendak-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (19:4-8)
"Oleh kekuatan makanan itu, Elia berjalan sampai ke gunung Allah."
Sekali peristiwa Elia masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon ara. Kemudian ia ingin mati, katanya, "Cukuplah sudah! Sekarang, ya Tuhan, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik daripada nenek moyangku." Sesudah itu Elia berbaring dan tidur di bawah pohon ara itu. Tetapi tiba-tiba seorang malaikat menyentuh dia serta berkata kepadanya, "Bangunlah, makanlah!" Ketika ia melihat sekitarnya, maka pada sebelah kepalanya ada roti bakar dan sebuah kendi berisi air. Elia makan dan minum, kemudian berbaring lagi. Tetapi malaikat Tuhan datang untuk kedua kalinya dan menyentuh dia serta berkata, "Bangunlah, makanlah! Sebab kalau tidak, perjalananmu nanti terlalu jauh bagimu." Maka bangunlah Elia, lalu makan dan minum; dan oleh kekuatan makanan itu Elia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni Gunung Horeb.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 3/4, PS 857
Ref. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan. Kecaplah betapa sedapnya Tuhan.
Ayat. (Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan: Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
4. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang bertakwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (4:30-5:2)
"Hiduplah di dalam kasih, seperti Kristus Yesus."
Saudara-saudara, janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah, hendaklah dibuang dari antara kamu; demikian pula segala kejahatan. Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah telah mengampuni kamu dalam Kristus. Sebab itu jadilah penurut Allah sebagai anak-anak kesayangan, dan hiduplah dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan kurban yang harum mewangi bagi Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 6:51-52)
Akulah roti hidup yang turun dari surga. Barangsiapa makan dari roti ini, akan hidup selama-lamanya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (6:41-51)
"Akulah roti hidup yang telah turun dari surga."
Sekali peristiwa, bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah mengatakan, "Akulah roti yang telah turun dari surga." Kata mereka, "Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapanya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata, "Aku telah turun dari surga?" Jawab Yesus kepada mereka, "Jangan kamu bersungut-sungut. Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa. Aku berkata kepadamu, "Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari surga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah Daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Dalam pengajaran, personifikasi adalah salah satu sarana untuk menerangkan materi pembelajaran, agar pendengar bisa mengerti dengan baik dan tidak mengalami kesulitan untuk mempraktekkannya. Walaupun yang diambil adalah benda mati, tetapi hal tersebut seakan hidup seperti manusia.
Dalam Kitab Suci, personifikasi ini sering digunakan untuk menunjuk Tuhan atau Yesus Kristus. Misalnya, Yesus Kristus adalah air hidup. Dalam Injil hari ini, Yesus memersonifikasikan diri-Nya dengan Roti yang hidup. Orang Yahudi merasa risi kalau mendengar personifikasi ini, karena mereka anggap sebagai hujatan terhadap Allah. Akan tetapi, Ia tetap menekankan ajaran-Nya itu.
Dalam personifikasi Injil ini, Yesus mengambil bahan dari kehidupan sehari-hari yang sangat umum di kalangan masyarakat di tempat itu, yaitu roti. Inilah makanan pokok sehari-hari masyarakat di negeri Yesus tinggal. Setiap keluarga, kaya maupun miskin, pasti memiliki roti di rumahnya sebagai makanan pokok. Kalu dibandingkan dengan sebagian besar negara kita Indonesia, bisa diibaratkan dengan nasi.
Sebagai makanan pokok, roti berfungsi untuk memberi hidup, karena orang yang memakannya bisa beroleh kekuatan baru untuk hidupnya, dari pagi ke siang, dari siang ke malam, dari malam ke hari berikutnya dan demikian seterusnya. Dengan roti, orang juga bisa melanjutkan pekerjaan, perjalanan seperti yang kita dengarkan dalam bacaan pertama. Elia yang telah putus asa itu lalu tertidur, dan kemudian mendapat makanan dari malaikat agar bisa melanjutkan perjalanan ke Gunung Horeb, gunung Tuhan.
Personifikasi Yesus akan makanan pokok menunjukkan peran penting hubungan setiap orang dengan-Nya. Diharapkan, setiap pengikut-Nya melihat nilai ini di dalam hidupnya. Orang seperti ini melihat Yesus bukan hanya sekadar pemberi makan, akan tetapi lebih jauh dari itu, dia sendiri adalah “makanan”. Dengan demikian, Ia menjadi nutrisi (bukan hanya pemberi) yang menganugerahkan dan memperpanjang hidup setiap orang.
Hidup Kristiani adalah suatu perjalanan yang tidak diketahui sampai kapan dan sampai di mana. Untuk itu, nutrisi paling baik yang adalah Yesus Kristus itulah yang memampukan kita agar bisa bertahan sampai ke tujuan dan waktu yang ditentukan Allah. Jika tidak mendapat nutrisi itu, seorang Kristiani bisa seperti Elia yang kadang mengalami putus asa, lemah dan lebih parah lagi tidak menemukan nilai di dalam hidupnya. Yesus adalah roti hidup bagi kita. St. Yohanes Paulus berkata, “Gereja hidup dari Ekaristi.”
Antifon Komuni (Mzm 142:12,14)
Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem! Ia mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik.
O Jerusalem, glorify the Lord, who gives you your fill of finest wheat.
Atau (Yoh 6:51)
Roti yang Kuberikan ialah Daging-Ku untuk kehidupan dunia, Sabda Tuhan.
The bread that I will give, says the Lord, is my flesh for the life of the world.

Sabtu, 11 Agustus 2018

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Sabtu, 11 Agustus 2018
Peringatan Wajib Sta. Klara, Perawan
Habakuk (1:12-2:4)
(Mzm 9:8-9.10-11.12-13)
Matius (17:14-20)
"Vade retro satana - Enyahlah hai iblis".
Inilah salah satu seruan dalam upacara exorcisme khas St Benediktus.
Secara sederhana, ada 7 iblis, antara lain: "Luciver-kesombongan; Mamon-ketamakan; Satan-kemarahan; Belphegor-kemalasan; Beelzebub-kerakusan; Leviathan-keirihatian dan Asmodeus-percabulan".
Tercandra pada hari ini, para murid juga menghadapi pelbagai setan dan mereka bertanya: "Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?" Yesus menjawabnya: "Karena kamu kurang percaya."
Adapun 3 semangat iman yang bisa kita ingat sebagai orang yang ingin terus belajar menjadi orang yang percaya, antara lain:
1."In nomine Iesu - Dalam nama Yesus":
Ia mengajak kita untuk selalu "rendah hati", mengatas namakan semua doa dan karya kita bersama dan dalam nama Tuhan.
2."Deus meus et omnia - Tuhanku dan semua": Kita diajak untuk "sepenuh hati" meyakini bahwa Tuhan kita adalah Tuhan bagi semua dan semesta.
3."Sacra crux sit mihi lux - Salib suci cahaya hidupku":
Ia mengajak kita untuk "suka hati", membawa "salib" dalam setiap hidup kita, tidak larut dalam kesadaran praktis tapi melibatkan kesadaran reflektif bahwa Tuhan lah yang selalu menjadi cahaya hidup sejati.
"Cari senar di taman - Jadilah orang yang bersinar karena beriman."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
"WWF - WALK WITH FRANCIS"
Regnum Dei in mundo crescit arcano, mire, parvuli vi seminis.
The Kingdom of God grows in a mysterious and surprising way throughout the world with the power of a tiny seed.
Kerajaan Allah tumbuh secara misterius dan mengejutkan di seluruh dunia dengan kekuatan benih yang sangat kecil.
=====
Pope Francis made a private visit Monday morning (August 6, 2018) to pray at the tomb of Blessed Pope PaulVI, on the 40th anniversary of his death.
B.
"SPIRIT ST.CLARA ASISI"
Apa yang kau miliki,
semoga engkau selalu memilikinya.
Apa yang kau lakukan,
semoga engkau selalu melakukannya dan tidak pernah menelantarkan.
Dan lakukanlah itu dengan kecekatan,
langkah ringan, kaki teguh,
sehingga langkah-langkahmu tidak teraduk debu, dan engkau maju dengan aman, riang, dan cepat
di jalan kebahagiaan, bijaksana,
tidak percaya pada apapun,
tidak setuju dengan apapun yang akan menghalangimu dari tujuanmu,
atau yang akan menjadi batu sandungan bagimu, sehingga engkau akan dapat memberikan janjimu kepada Dia Yang Maha Tinggi di dalam mengejar kesempurnaan yang telah memanggilmu oleh Roh Tuhan.
======
What you hold, may you always hold.
What you do, may you do and never abandon.
But with swift pace, light step, unswerving feet,
so that even your steps stir no dust, go forward securely, joyfully, and swiftly,
on the path of prudent happiness,
believing nothing,
agreeing with nothing,
which would dissuade you from this resolution or which would place a stumbling block for you on the way,
so that you may offer your vows to the Most High in the pursuit of that perfection to which the Spirit of the Lord has called you.
- Francis and Clare: The Complete Works:
The Classics of Western Spirituality
C.
MUKJIZAT EKARISTI SANTA KLARA DARI ASSISI
Mukjizat Ekaristi ini dikutip dalam “Riwayat Hidup Santa Klara, Perawan”, yang ditulis oleh Thomas dari Celano dan melukiskan bagaima Santa Klara dari Assisi berhasil, dengan Sakramen Mahakudus di tangannya, mengusir pasukan Sarasen (Muslimin) yang dibayar Kaisar Frederik dari Swedia.
Inilah kisah dalam riwayat tersebut: “Atas perintah Sang Kaisar, resimen tentara Sarasen dan para pemanah ditempatkan di situ (di Biara San Damiano di Assisi, Italia), berkerumun seperti lebah, siap sedia untuk membinasakan perkemahan-perkemahan dan merebut kota-kota.
Sekali peristiwa, selama musuh menyerang Assisi, kota kesayangan Tuhan, dan sementara pasukan sedang mendekati pintu-pintu gerbang, para Sarasen yang ganas itu menyerbu San Damiano.
Mereka masuk ke dalam pagar biara tertutup dan para perawan itu. Perempuan-perempuan itu jatuh pingsan karena takut, suara mereka bergetar ketakutan ketika mereka berseru kepada ibu mereka, Santa Klara.”
“Tanpa takut sedikit pun, Santa Klara memerintahkan kepada mereka untuk menuntun dia, karena dia sedang sakit, ke hadapan musuh, didahului oleh sebuah kotak terbuat dari perak dan gading di mana tubuh Sang Kudus dari para kudus disimpan dengan rasa takwa yang mendalam.
Dan sambil meniarap di hadapan Tuhan, dia berkata dengan bercucuran air mata kepada Sang Kristusnya: 'Lihatlah Tuhanku, apakah Engkau mungkin menyerahkan hamba-hamba-Mu yang tidak berdaya ini, yang kuajari demi cinta pada-Mu, ke dalam tangan orang-orang kafir? Aku mohon kepada-Mu ya Tuhan, lindungilah hamba-hamba-Mu yang tidak dapat kuselamatkan sendiri'.
Tiba-tiba suatu suara seperti seorang anak kecil menggema di telinganya dari tabernakel itu: 'Aku akan selalu melindungi engkau!' 'Tuhanku' dia menambahkan, 'jika itu adalah kehendak-Mu, lindungilah juga kota ini yang ditopang oleh cinta kasih-Mu.' Kristus menjawab: 'Kota ini akan mengalami banyak cobaan, tetapi akan dipertahankan oleh perlindungan-Ku.'
Lalu perawan itu, sambil mengangkat mukanya berlinang air mata, menghibur para suster: 'Aku memberikan jaminan, para putriku, bahwa kalian tidak akan menderita kesusahan sedikit pun. Percayalah saja pada Kristus.'
Melihat keberanian para suster, para Sarasen itu melarikan diri dan meloncati tembok-tembok yang telah mereka naiki, menjadi lemas karena kekuatan dari dia yang berdoa itu. Dan segera Klara memberi nasihat kepada mereka yang telah mendengar suara yang telah disebutkan di atas dan mengatakan dengan tegas kepada mereka: 'Jagalah agar tidak menceritakan kepada siapa pun tentang suara itu selama aku masih hidup, hai putri-putriku yang terkasih.'”
D.
MADAH IBADAT HARIAN
Ya Allah, bersegeralah menolong aku
Ya Tuhan, perhatikanlah umat-Mu
Kemuliaan...
Alleluya.
MADAH IBADAT BACAAN
Yesus mahkota perawan
Yang dikandung bunda Tuhan
Prawan tunggal yang berputra
Dengarkanlah doa hamba
Di tengah taman berbunga
Teriring paduan dara
Sebagai Pengantin mulya
Yang mengganjar mempelaiNya
Kemanapun Engkau pergi
Para prawan mengikuti
Merdu melambungkan lagu
Bermadah-madah selalu
Dipuji dimulyakanlah
Bapa dan Putera Allah
Serta Roh penghibur umat
Sepanjang segala abad
Amin
MADAH IBADAT PAGI
Nyalakanlah pelitamu
Engkau perawan Tuhanku
Masuklah ke perjamuan
Teriring lagu pujian
Bersatulah suci murni
Dengan pengantin surgawi
Dalam pelukan yang mesra
Bahagia selamanya
Semoga santa Maria
Ratu perawan semua
Sudi melindungi Greja
Yang berjuang di dunia
Terpujilah Allah Bapa
Bersama Putra dan RohNya
Yang memberi kemenangan
Kepada para perawan
Amin
MADAH IBADAT SIANG
Kita bersama memuji
Tuhan Allah maha suci
Yang mengurniakan rahmat
Kepada seluruh umat
Kita menyatakan hormat
Pada Tuhan penyelamat
Sambil sujud mohon berkat
Agar tabah lagi kuat
Terpujilah Allah Bapa
Bersama Putra tercinta
Yang memperoleh Roh suci
Pembaharu muka bumi
Amin
BACAAN SINGKAT
(Kid 8,7)
Air yang banyak tidak kuasa memadamkan cinta, tiadapun sungai-sungai dapat menghanyutkannya. Sekalipun manusia menyerahkan seluruh harta miliknya untuk memperoleh cinta kasih, ia tetap merasa sangat beruntung.
SKI - JALAN KERAHIMAN
Allah mengampuni semua orang.
Semua orang dan segala kesalahan.
Jangan takut untuk mendekat kepada kerahiman-Nya.
DOA
Allah yang penuh belaskasihan, Engkau sudah menumbuhkan dalam diri santa Klara cinta akan kemiskinan.
Semoga berkat doanya kami mengikuti Kristus dengan semangat kemiskinan, supaya layak memandangMu dalam kerajaan di surga.
Demi Yesus Kristus, PuteraMu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh kudus, sepanjang segala masa. Amin
E.
PROFIL ST. CLARA.
(Buku HERSTORY, RJK, Kanisius).
1.
PROLOG
Seorang gadis muda Eropa, puteri bangsawan yang cerdas, bernas pun kaya raya di abad Pertengahan itu meninggalkan dan menanggalkan segalanya demi sebuah hidup yang sederhana. Mungkinkah?
Yah… Ini bukan sepenggal film fiktif atau roman picisan belaka. Ini non fiksi! Ini sebuah kisah nyata seorang perempuan beriman bernama Clara (Bhs Itali: Chiara).
Dialah sahabat dekat Fransiskus Asisi. Dialah pendiri Ordo Suster-suster Klaris (Inggris: Poor Clares). Clara sendiri diketahui memiliki karunia “vision” (penglihatan) misalnya saat St. Fransiskus wafat - Clara bisa menyaksikan sahabat yang dikasihinya itu wafat padahal terpisah dengan jarak kira-kira 400 km. Dan karena itulah, ia dinobatkan sebagai santa pelindung bagi mereka yang memiliki penyakit/gangguan pada mata.
Setiap tanggal 24 Juni di Asisi juga dirayakan suatu perayaan untuk mengenang penuh-syukur peranan Clara untuk menyelamatkan kota Asisi terhadap serbuan tentara Kaisar Frederick II yang membawa-serta pasukan muslim yang berjumlah 20.000 orang.
2.
SKETSA PROFIL
“Hendaklah mereka tampak bersukacita dalam Tuhan, riang-gembira serta cerah-ceria dan penuh rasa terimakasih sebagaimana mestinya. (Fransiskus Asisi)”
Dalam keluarga besar Fransiskan, Clara dari Asisi dikenal sebagai pengikut terbaik Santo Fransiskus. Namun sebelum berjumpa dengan Fransiskus, dia sudah dipandang sebagai seorang gadis muda yang suci karena ketaatan, kemurahan-hati, cintakasih kepada orang-orang miskin dan kehidupan doanya yang mendalam.
Clara sendiri terlahir di Asisi, Italia pada tahun 1193 dari keluarga bangsawan kaya bernama Favarone Offreduccio.
Menjelang kelahirannya, ibunya, Hortulana pergi untuk berdoa di gereja. Di situ dia mendengar suara: “Jangan takut, karena engkau akan dengan sukacita membawa suatu sinar cahaya terang-benderang yang akan menerangi dunia.” Oleh karena itulah, bayi yang dilahirkannya itu akhirnya dinamakan Clara (Bhs Italia: Chiara), artinya “yang bercahaya”.
Sebagai puteri bangsawan, Clara jelas mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Pendidikan itu mencakup pendidikan agama, aneka ketrampilan praktis, seperti: mengurus dapur rumah tangga besar, menjahit, memintal dan menyulam.
Ia juga belajar membaca dan menulis dalam bahasa Latin, sebagai bahasa resmi yang digunakan pada masa itu. Seluruh pendidikannya sendiri diadakan di rumah, dengan mendatangkan guru-guru privat yang terbaik dalam bidangnya.
Pada masa Prapaska tahun 1211, ketika Fransiskus berkhotbah di Gereja Katedral San Rufino-Asisi, Clara yang hadir ketika itu merasa takjub: tergetar sekaligus terpesona oleh semangat iman dan pribadi Fransiskus: Tremens et fascinans! Sejak saat itu, terjalinlah hubungan rohani Clara dengan Fransiskus.
Dalam perjalanan waktu, Clara semakin diyakinkan untuk mengikuti jejak Fransiskus, tetapi ia tahu bahwa keluarganya pasti tidak setuju apabila ia bergabung dengan Fransiskus dan hidup sederhana.
Karena itu, pada hari Minggu Palma 18 Maret 1212, ditemani Pacifica de Guelfuccio, ia melarikan diri dari rumah orang tuanya secara diam-diam melalui pintu rahasia menuju kapel Maria Ratu para Malaikat di Portiuncula. Suatu pelarian yang telah direncanakan secara matang bersama Fransiskus dan yang direstui oleh uskup kota Assisi yaitu Uskup Guido.
Malam itu juga, di kapel Maria Ratu para Malaikat di Portiuncula, Clara menerima jubah seperti yang dikenakan Fransiskus beserta kawan-kawannya: “Clara menghinakan semua keduniawian; dia membiarkan rambut kepalanyanya dicukur dan mempersembahkan diri sebagai Pengantin Ilahi di depan altar Santa Perawan Maria". (Novena St Clara, hari pertama).
Ia juga mendapat “tonsura“ para rubiah. Fransiskus sendirilah yang memotong rambut Clara dan memberinya kerudung. Untuk sementara, Clara bersama Pacifica tinggal di biara Benediktin di Bastia, guna melindungi diri dari tindakan kekerasan ayah Clara yang ingin mengambil paksa dirinya: “Quam pulchri sunt gressus tui, betapa indahnya langkah-langkahmu itu!”
Pada awal bulan Mei 1212, Clara mendapat hadiah dari Uskup Guido yakni sebuah kompleks kecil dengan gereja San Damiano yang terletak kurang lebih satu kilometer jauhnya dari kota Asisi. San Damiano sendiri adalah sebuah gereja di pinggir kota Asisi yang dulu diperbaiki oleh Fransiskus.
Ketika dia mulai menghuni San Damiano sebagai biaranya yang pertama, dia pun memperdalam fondasinya pada suatu kemiskinan yang radikal: kehidupan dirinya dan semua putri-putrinya hanyalah ditopang pada derma dari para orang beriman.
Clara juga menerima pedoman dasar tentang pola hidup injili dari Fransiskus. Itulah permulaan Ordo II Fransiskus yaitu Ordo Saudari-saudari Miskin, yang kemudian lazim disebut Ordo Suster-suster Klaris, yang terdiri dari para perempuan yang siap hidup dalam keperawanan seumur hidup. Sebagaimana dikatakan oleh St. Bernardus, “mereka itu perawan secara alami; mereka tidak mempunyai tubuh yang menghalang-halanginya. Tetapi mereka yang memiliki tubuh dan telah mempersembahkan keperawanannya, harus terus menerus berjuang melawan kodrat dirinya.”
Clara meyakini juga bahwa kemiskinan merupakan mata uang yang paling jitu untuk memperoleh Kerajaan Surga. Baginya, bila orang mengosongkan diri demi memperoleh kehidupan kekal, maka dia pun akan memperoleh harta dalam surga.
Berangkat dari keyakinan inilah, pada tahun 1215-1216, Clara mengajukan kepada Paus Innocentius III suatu “Privilegium Paupertatis”, semacam hak istimewa untuk tidak memiliki harta milik tetap. Permohonan Clara tersebut dikabulkan oleh Paus Innocentius III.
Berdasarkan “Privilegium Paupertatis” ini, Clara dan beberapa pengikutnya yang belum memiliki Anggaran Dasar telah diakui sebagai suatu lembaga dalam tata hukum Gereja.
Dengan cara demikian, Clara dapat melaksanakan cara hidup yang dicita-citakan dengan berpedoman pada “Pola Dasar Hidup” karangan Fransiskus dan “Privilegium Paupertatis” yang diterimanya: “Serigala mempunyai liang, burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai apa-apa untuk meletakkan kepalanya.” (Mat 8:20).
Pada tahun 1219, ciri gaya hidup kelompok Clara yang lain dipertegas. Sejak semula Clara memilih gaya hidup kontemplatif dan dalam kerangka hidup kontemplatif itu, ia mau mewujudkan cita-citanya. Ia mau menjadi Hati dan Jantung Gereja, penggerak dari dalam dan sumber hidup Gereja.
Pada tahun 1227, ketika Kardinal Hugolinus, sahabat nya terpilih menjadi Paus dengan nama Gregorius IX, maka Clara mengajukan permohonan, agar “Privilegium Paupertatis” diteguhkan kembali secara tertulis.
Tahun 1228, Paus Gregorius IX mengabulkan permohonan Clara. “Kami tidak ingin sama sekali dibebaskan dari hal mengikuti jejak Kristus. Berikanlah keringanan untuk dosa-dosa saya, tetapi jangan ringankan keinginan saya mengikuti Yesus Kristus yang miskin,” tukas Clara ketika Paus Gregorius IX menawarkan adanya harta milik tetap (tanah, kebun anggur, dll.) serta bersedia memberikan dispensasi, kalau Clara dan para pengikutnya merasa diri terikat pada janji mereka dahulu.
Salah satu konteks waktu itu, para pengikut Fransiskus saling bertikai satu-sama lain mengenai gaya hidup: Ada sejumlah saudara yang ingin meneruskan gaya hidup semula, yang mengandalkan kemiskinan mutlak, tetapi ada juga sekelompk saudara yang mendukung perkembangan ordo ke arah memperlunak praktek kemiskinan yang dihayati dan dijalani Fransiskus. Dalam situasi semacam itulah, Clara merasa perlu menyusun Anggaran Dasarnya sendiri dan mengusahakan pengesahan oleh tahta apostolik secara tertulis.
Sekitar tahun 1251, Clara selesai menyusun Anggaran Dasarnya sendiri. Anggaran Dasar Clara itu merupakan gabungan dari saduran Anggaran Dasar Fransiskus, beberapa dokumen dasariah (Pola Dasar Hidup, Wasiat Fransiskus, Privilegium Paupartatis) dan aturan-aturan yang disadur seperlunya dari konstitusi-konstitusi Paus Hugolinus dan Paus lnnocentius IV; ditambah beberapa hal dari pengalaman hidup Clara sendiri. Keseluruhan Anggaran Dasar itu disusun Clara dengan memakai latar belakang kebiasaan-kebiasaan yang ada di biara kecil San Damiano.
Selain menyusun Anggaran Dasar, Clara juga menuangkan dengan utuh dan penuh, clara et disctinta: jelas dan terpilah-pilah, mengenai panggilan dan cita-citanya ke dalam sebuah dokumen yang disebut sebagai wasiatnya. Dalam wasiat inilah, terungkap kepribadian Clara yang matang dan merupakan warisan iman bagi Gereja, dan secara khusus bagi para pengikutnya.
Pada tahun 1252, Clara jatuh sakit. Sewaktu ia mendapat kunjungan dari Kardinal Raynaldus, Clara meminta bantuannya agar Paus segera men-sahkan Anggaran Dasarnya. Seakan suatu kebetulan juga bahwa Paus Innocentius IV dengan para pengiringnya tinggal di Perugia dan Assisi; dan ketika Paus mendengar tentang sakit Clara, Paus mengunjunginya sampai dua kali. Kunjungan Paus ini dimanfaatkan Clara untuk kembali memohon pengesahan Anggaran Dasarnya. Pada tanggal 9 Agustus 1253.
Pada hari berikutnya, yakni pada hari peringatan Santo Laurentius Martir (10 Agustus), dokumen itu dihantar ke biara San Damiano. Dengan rasa gembira dan puas, Clara mencium dokumen itu yang merupakan hasil perjuangannya selama empat puluh tahun.
Dan esoknya, pada tanggal 11 Agustus 1253, Clara meninggal dunia: “Clara telah menyalibkan dirinya pada salib Yesus. Karena itu dia boleh meninggal dunia sambil mendekap salib supaya dapat mengambil bagian dalam iring-iringan para perawan dari Anak Domba dalam kemuliaan-Nya.” (Novena St Clara, hari kesembilan).
Paus Innocetius IV menghantar jenazah Clara ke gereja St. Giorgio di Asisi, untuk dimakamkan di situ. Pada tahun 1255, Clara diresmikan sebagai orang kudus oleh kardinal Raynaldus — sahabat dan pendukung penuh Clara — yang telah menjadi Paus Alexander IV. Tubuh Clara tetap utuh walaupun sudah wafat dan sekarang tersimpan di dalam Basilika St.Chiara di Asisi.
Pada tahun 1958, Paus Pius XII mengangkat Santa Clara sebagai orang kudus pelindung televisi: “Hai neraka, betapa mengerikan engkau! Hai Surga, betapa engkau mempesona! Ibuku yang suci, hindarkanlah aku dari neraka dan demi belaskasihan Tuhan, perolehkanlah surga bagiku” (Novena St Clara, hari kelima).
Ketika Clara wafat, tercatat adanya lebih dari 100 biara yang terdiri dari 68 biara di Italia, 21 di Spanyol, 14 di Perancis dan 8 di Jerman. Meskipun semua biara tersebut merasa sangat erat hubungannya dengan San Damiano, namun masing-masing biara itu telah otonom.
Clara maupun Biara San Damiano tidak pernah menjadi pimpinan dan pusat atas berbagai biara lain. Hubungan hanya terletak pada persamaan cita-cita dan semangat. Namun semua biara mengakui bahwa Clara adalah sumber inspirasi mereka. Clara dan Biara San Damiano menjadi semacam pusat rohani: “Orang yang dihidupkan oleh roh Kitab Suci, ialah mereka yang tidak menganggap setiap huruf yang mereka ketahui atau ingin mereka ketahui sebagai milik diri sendiri, tetapi mengembalikannya kepada Tuhan Allah Yang Mahatinggi, pemilik segalanya yang baik, entah dengan kata-kata maupun dengan teladan hidup mereka” (St.Fransiskus Asisi).
3.
REFLEKSI TEOOGIS
Verba movent, exempla trahunt
“Akan tetapi semua saudara,
hendaknya berkhotbah dengan perbuatan.”
(St.Fransiskus Asisi)
Sebelum saya menerima tahbisan diakon, saya pernah menjalani Retret Agung Ignasian selama 30 hari bersama Rm. Koelman SJ, di Biara Claris, Pacet Sindanglaya.
Disinilah, saya pernah mengamati kerap ada lilin yang bernyala, air dan warna ungu yang terpajang indah di sebuah kapel biara Claris tersebut.
Secara sederhana, lilin bernyala bisa jadi melambangkan hidup dan pribadi Clara (Clara/Chiara artinya cahaya). Dia mau menjadi terang yang memberi pencerahan dan peneguhan bagi semua orang lain, bahkan walau harus menanggung resiko terbakar habis demi sesama.
Jelasnya, kasih itu memiliki daya gerak! Kasih Clara, yang seperti lilin ini menular dan menjalar juga kepada orang lain.
Sebuah buktinya:
Tak berapa lama setelah Clara menjadi pengikut Fransiskus, Agnes (adik kandungnya) juga akhirnya bergabung (dan kelak, juga ibunya setelah menjanda). Bukankah ini juga sepenggal bukti bahwa keteladanan hidup dan kasih Clara yang terus bersinar, sungguh menyentuh hati orang lain, termasuk keluarga terdekatnya sendiri? Yah, seperti sebuah pepatah latin, verba movent, exempla trahunt: kata-kata itu terbang, tapi teladan hidup itu menggerakkan.”
Air sendiri bisa melambangkan semangat kedamaian dan suasana keteduhan. Bukankah Clara menghendaki supaya hidupnya dan juga para pengikutnya memperHATIkan silentium, keheningan dalam keseharian? Bukankah dengan keheningan hati, suara dan kehendak Tuhan semakin jernih dilihat dan dirasakan?
Sedangkan dominasi warna ungu bisa jadi melambangkan sebuah semangat pertobatan yang terus-menerus, in permanent genesis.
Dengan kata lain:
Dekorasi sederhana dalam sebuah kapel Santa Claris di kawasan Pacet-Sindanglaya ini juga menunjukkan cara hidup nyata para suster Klaris yakni: para putri cahaya yang mengadakan pertobatan yang terus menerus dalam suasana keheningan dan kedamaian batin.
Sikap pertobatan sendiri merupakan tindakan penolakan akan dosa dan tindakan matiraga demi hukuman atau denda yang sudah selayaknya ditanggungnya, sebagaimana dikatakan oleh Paulus: “castigo corpus meum et in servitutem redigo - tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya” (1 Kor 9:27).
Dalam ketakutannya akan dosa yang sekecil apa pun, Clara tidak berhenti mendera dan menyiksa tubuhnya yang lemah. Dia menyalibkan kodratnya yang penuh dosa, demi menyerupai Dia, yang telah menebus dosa-dosa manusia dengan menyalibkan tubuh-Nya yang tak bercela itu.
Selama masih hidup di dunia, di bawah pakaiannya yang mewah itu, Clara mengenakan pakaian kasar. Dan untuk mematikan cita rasa akan hal-hal yang enak-enak, dia berpantang diri akan bumbu rempah-rempah yang lezat.
Selama hidup membiaranya, dia mengenakan jubah yang dibuat dari bahan yang kasar, dan berikat pinggang dengan seutas tali dengan tiga belas simpul. Dia berjalan dengan kaki telanjang dan tidur berkasurkan setumpuk carang-carang batang anggur. Setengah tubuhnya ditutupi dengan pakaian tapa terbuat dari bulu onta dan ikat pinggang pertobatan. Pakaian pertobatan semacam itu dia kenakan selama empat puluh tahun. Dia menjalani masa Adven dan masa Puasa dengan hanya makan roti dan air, serta berpantang dari rempah dan bumbu pada hari Senin, Rabu dan Jumat.
Di samping itu, selama dua puluh delapan tahun dia menanggung segala macam ketidak-nyamanan dengan wajah yang selalu penuh kegembiraan, karena baginya tidak ada hari yang lebih indah, dari pada hari-hari saatTuhan mengunjungi manusia.
Menurut kesaksian, dalam proses peresmian Clara sebagai orang kudus, suster Pacifica de Guelfuccio – sebagai saksi I – yang merupakan teman dekat Clara dan bertempat tinggal dekat rumah Clara – mengatakan bahwa Clara adalah seorang puteri yang saleh, banyak melakukan ulah tapa dan berdoa.
la juga biasa mengunjungi orang-orang miskin, memberi derma dan membawakan makanan untuk mereka. Dari kesaksian lain dalam proses kanonisasi, terungkap bahwa Clara biasa membuat corporal, kain penutup Altar yang kemudian dikirim ke gereja-gereja di sekitar kota Asisi.
la juga membuat alba, dalmatika, bahkan pernah membuat sepatu sandal dari kulit halus khusus untuk kaki Fransiskus dari Asisi yang terluka karena stigmata.
Bahkan, selama tiga tahun, dengan teguh hati dia menolak menerima kedudukan sebagai Abdis (pimpinan biara). Dia hanya menjadi Abdis, karena desakan ketaatan. Kewibawaan yang ditimbulkannya selalu dia pakai untuk merendahkan dirinya sendiri. Bila sesama suster-susternya duduk, dia pun tetap berdiri, layaknya seorang hamba yang tetap siap melayani tuan-tuan puterinya. Dia menawarkan diri untuk membersihkan kaki-kaki para putrinya dan dengan kerendahan hati yang dalam, dia mencuci dan mencium kaki-kaki itu.
Semerbak kesuciannya merembes masuk ke dalam istana Kepausan, namun setiap pujian dari kewibawaan yang tinggi itu tidaklah mengakibatkan sesuatu di dalam dirinya, selain kesadaran yang lebih mendalam bahwa hanya Tuhan sajalah yang sedang berkarya di dalam dirinya: “Yang merendahkan diri, akan ditinggikan” (Mat 23:12).
Selain pelbagai hal di atas, terdapatlah sebuah kenyataan lain yang menunjukkan bahwa teladan hidupnya sungguh menggerakkan hati banyak orang: Pada waktu Clara meninggal pada 11 Agustus 1253 telah tercatat ada sekitar 120 biara wanita yang berorientasi kepada San Damiano (tapi, tidak semua biara yang berorientasi pada San Damiano itu menerima Anggaran Dasar Santa Clara). Beberapa diantaranya, yakni:
- Biara di Monticelli:
Biara ini semula merupakan biara Benediktines, yang kemudian menyatakan diri untuk bergabung dangan biara San Damiano. Oleh karena itu, Agnes (adik kandung Clara) dikirim ke biara itu untuk memimpin pelaksanaan perubahan itu. Agnespun menjadi abdis (pemimpin biara) di Monticelli.
- Biara di Brigge, Belgia:
Biara ini didirikan oleh Ermentrudis, yang mengenal Clara serta para saudarinya di San Damiano lewat para biarawan Fransiskan yang datang di Belgia sekitar tahun 1233. Kemudian Ermentrudis mulai mengadakan hubungan surat menyurat dengan Clara. Ia pun lalu pergi ke Roma untuk mohon kepada Paus agar diperkenankan menerima dan menjalankan Anggaran Dasar Clara. Paus mengabulkan permohonannya.
Sayang sekali ketika Ermentrudis sampai di Roma dan ingin berjumpa dengan Clara, ia mendapat berita, bahwa Clara telah meninggal dunia. Oh ya, selain di Brigge, Ermentrudis juga mendirikan biara di Gent dan di Leper.
- Biara di Praha:
Biara ini didirikan oleh Agnes, puteri raja Ottokar I di Bohema. Agnes mendengar tentang Clara dari keluarganya yang berkunjung ke Italia dan dari para biarawan Fransiskan yang sudah datang di Praha tahun 1224-1225. Biara ini didirikan beserta rumah sakit Santo Fransiskus pada tahun 1230.
Untuk memulai biara tersebut, Agnes pada mulanya memohon 5 suster dari Trente-Italia yang bersama dengan 7 perempuan lainnya (keturunan bangsawan) untuk mulai masuk biara baru itu pada tanggal 11 November 1232. Agnes sendiri akhirnya ikut bergabung juga dan masuk biara itu pada hari Pentakosta, tanggal 11 Juni 1234.
Pada awalnya, Agnes tidak mengetahui tentang cita-cita kemiskinan radikal ala Clara, maka biara yang dibukanya adalah biara indah-megah bagaikan istana kerajaan.
Bahkan, mengacu pada peneguhan dari Paus Gregorius IX pada tanggal 18 Mei 1235 bahwa pendapatan dari rumah sakit yang terletak di samping biara iitu diperuntukkan demi biaya kehidupan harian para susternya, maka hal ini memberi pelbagai tunjangan hidup. Dua tahun kemudian (1237), Agnes mendengar cita-cita hidup kemiskinan Clara, maka ia mau hidup dengan cara yang sama. Agnes menolak jaminan dari kakaknya yaitu raja Wenzel I.
Pada 15 April 1238, Agnes juga menerima “Privilegium Paupertatis – Privilege Kemiskinan” dari Paus Gregorius IX. Demi kemiskinan radikal yang ingin dijalankannya, secara resmi rumah sakit dilepaskan dari biara dalam bulla ‘Pia Credulitate Tenentes’. Adanya biara baru yang didirikan oleh Agnes di Praha, menjadi awal dari munculnya biara-biara lain, semacam pintu gerbang penghubung di belahan Eropa Timur.
Adapun, keputusan Agnes untuk masuk biara Claris ternyata membangkitkan semangat iman bagi banyak puteri bangsawan lainnya, antara lain:
. Puteri Cunigundis yang membuka biaranya di Moravia tahun 1242.
. Puteri Salomea dari Krakau yang mengundang suster Claris ke Polandia.
. Bangsawati Nyonya Ingerd dari Roskilde - Denmark:
Ia adalah seseorang yang berperan sangat besar dalam gerakan Fransiskan. Setelah kematian suaminya yang pertama, ia mendirikan empat biara Fransiskan. Bersama suaminya yang kedua, mereka tinggal di Jerman di mana beliau mulai berkenalan dengan Agnes dari Praha. Tidak lama sesudah kematian suaminya yang kedua ini beliau kembali ke Denmark dan merencanakan untuk membuka biara "Wanita Miskin". Dengan perantaraan Agnes — yang kemungkinan didukung oleh Clara — nyonya Ingerd mohon ijin kepada Paus untuk rencananya tersebut. Paus menyetujui, maka dibukalah biara "Wanita Miskin" di Denmark tahun 1257.
Generat virgo filias, Perawan telah melahirkan banyak anak perempuan. Sekarang ini, puteri-puteri rohani Clara menjadi sedemikian banyak dan tersebar-pencar di pelbagai belahan dunia, bukan?
4.
EPILOG
“Perhatikanlah bagian pertama dari cermin yang terpasang itu, ialah kemiskinan. Dia yang terletak di palungan terbendung dengan kain lampin. Raja segala malaikat, Tuhan langit dan bumi, dibaringkan di palungan.
Di bagian tengah dari cermin itu, amatilah kerendahan hati, kemiskinan yang bahagia, susah payah yang tak terbilang banyaknya, serta sengsara yang Ia tanggung untuk menebus umat manusia.
Di bagian akhir dari cermin itu, pandanglah kasih yang tak terperikan, yang oleh karenanya Ia rela menderita di kayu salib, dan wafat dengan cara yang paling menjijikkan. Semoga oleh kehangatan kasih itu anda selalu semakin menyala, o permaisuri surgawi.”
Demikianlah penggalan isi surat yang ditulis oleh Clara (1193-1253), dan dikirim kepada Agnes, adiknya, yang kemudian menjadi pengikutnya yang setia dan tinggal di Praha.
Ternyata surat yang ditulis oleh Clara di atas dan awalnya ditujukan kepada Agnes adiknya itu tidak berhenti sampai di sana. Surat itu menjadi surat berantai yang berkepanjangan.
Sejak lebih dari 750 tahun yang lalu hingga sekarang, isi surat itu disebarluaskan, dibaca, direnungkan terus-menerus oleh para pengikutnya, yang hidup di biara-biara Ordo Santa Clara di seluruh dunia.
Semangat dasar yang diwariskan oleh Clara dalam salah satu suratnya di atas menekankan tiga pilar pokok, yakni: “3 K”:
kemiskinan (kesederhanaan),
kerendahan hati, dan
kasih yang tak terperikan dalam keseharian.
Jelas-tegaslah, bahwa Clara mengajak kita untuk senantiasa mengikuti jalan perendahan diri Allah (Flp 2:6-11) dengan metode “3 K”.
Bersama dengan teladan iman Clara dari Asisi, bolehlah kita juga belajar bertanya: Bagaimana dengan kita sendiri? Sudahkah kita memiliki tiga modal Clara ini? Sederhanakah kita? Rendah hatikah kita? Adakah kasih yang tak terperikan hidup dalam tingkah laku kita?
Satu hal yang pasti:
Deus Meus et Omnia. Tuhan ku dan semuanya. Selamat merenung-menung!
5.
ASPIRASI
Tuhan, jangan sampai jiwa-jiwa orang beriman yang menyerahkan diri pada-Mu, terlempar pada kemarahan setan-setan. Berilah perlindungan bagi para perawan hamba-Mu, yang telah engkau tebus dengan darah-Mu yang maha kasih. (DOA CLARA PADA SAKRAMEN YANG MAHAKUDUS)
Salve Sponsa Dei, Virgo Sacra, planta Minorum:
Tu vas munditiae, tu praevia forma Sororum:Clara, tuis precibus duc nos ad regna polorum.
V. Ora pro nobis beata Mater Clara
R. Ut digni afficiamur promissionibus Christi
Oremus:
Famulos tuos qauesumus Domine, beatae Virginis tuae Clarae, votivam commemorationem recensentes coe-lestium gaudiorum sua facias interventione participes et tui Unigeniti cohaeredes. Qui tecum vivit et regnat in saecula saeculorum. Amen.
======
Salam Pengantin Tuhan, Perawan Suci, tanaman Saudara-saudara Dina: Engkau, tempayan kesucian, engkau contoh hidup bagi Saudari-saudarimu: Klara, dengan doa-doamu hantarkan kami pada kerajaan orang-orang kudus.
V. Doakanlah kami ya Bunda Clara nan suci
R. Supaya kami layak menikmati janji-janji Kristus.
Marilah berdoa:
Kami mohon kepada-Mu ya Tuhan, buatlah hamba-hamba-Mu ini, yang merayakan peringatan Clara, Perawan Suci-Mu, dapat ambil bagian dalam menikmati kebahagiaan surgawi dan tetap bersatu pada Yang Terlahir dari-Mu, Yesus Kristus, yang hidup dan bertakhta bersama-Mu sepanjang segala masa. Amin.
F.
PRAY FOR INDONESIA:
TELEGRAM DUKACITA TAKHTA SUCI ATAS TRAGEDI GEMPA BUMI DI INDONESIA
Malum nos persuadere conatur mortem universorum esse finem, sed Christus resurrectus prospectum vitae aeternae aperit nobis!
Evil tries to convince us that death is the end of everything. But the Risen Christ reveals a new dimension of eternal life!
Kejahatan mencoba meyakinkan kita bahwa kematian adalah akhir dari segalanya. Tetapi Kristus yang bangkit mengungkapkan dimensi baru kehidupan kekal!
Paus Fransiskus menyampaikan bela sungkawa kepada para korban yang terkena dampak gempa bumi di Indonesia baru-baru ini.
Gempa bumi berkekuatan 7,0 skala Richter pada hari Minggu 5 Agustus 2018 telah menewaskan sekitar 100 orang, lebih dari 200 orang luka berat dan sekitar 20.000 orang kehilangan tempat tinggal.
***
Setelah mempelajari dengan sangat sedih kematian yang tragis dan hancurnya harta benda yang diakibatkan oleh gempa bumi di Indonesia, Bapa Suci Paus Fransiskus dengan sepenuh hati menyatakan kesetiakawanan kepada semua orang yang terkena dampak tragedi ini.
Beliau mendoakan terutama ketentraman orang-orang yang meninggal, penyembuhan orang-orang yang terluka dan penghiburan semua orang yang berduka atas kehilangan orang-orang yang mereka cintai.
Dengan memberikan dorongan kepada para penguasa sipil dan orang-orang yang terlibat dalam upaya pencarian dan penyelamatan ketika mereka membantu para korban bencana ini, Bapa Suci tanpa ragu memanjatkan bagi penduduk Indonesia berkat penghiburan dan kekuatan ilahi.
Pietro Kardinal Parolin
Sekretaris Negara.
G.
KUTIPAN TEKS MISA.
“Kalau Allah ada di dalam jiwa, ia bernapaskan Allah di dalam dirinya.” (St. Yohanes dari Salib)
Antifon Pembuka (Mzm 18:2-3)
Aku mengasihi Engkau, ya Tuhan, kekuatanku. Ya Tuhan, bukit batuku, kubu pertahanan dan penyelamatkanku.
Doa Pembuka
Allah Bapa Maha Pengasih, ajarilah kami menaruh cinta kasih dan hormat kepada-Mu. Semoga kami ikut terhitung dalam umat-Mu, karena berbelas kasih terhadap sesama. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Musa menegaskan isi iman bangsa Israel kepada Allah. Dalam penegasan itu dinyatakan bagaimana bangsa Israel dapat mengabdi kepada Allah.
Bacaan dari Kitab Ulangan (6:4-13)
"Kasihilah Allahmu dengan segenap hati!"
Musa berkata kepada umat Israel, “Dengarlah hai orang Israel: Tuhanlah Allah kita, Tuhan itu esa! Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hati, dengan segenap jiwa dan segenap kekuatanmu! Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan. Semuanya itu harus kauajarkan berulang kali kepada anak-anakmu, dan kaubicarakan apabila engkau duduk di rumah, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan bangun; haruslah kauikatkan sebagai tanda pada dahimu. Engkau harus menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu. Maka apabila Tuhan, Allahmu, telah membawa engkau masuk ke negeri yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepadamu, yaitu kota-kota yang besar dan baik yang tidak kaudirikan; rumah-rumah yang sudah penuh pelbagai barang berharga; sumur-sumur yang tidak kaugali; kebun-kebun anggur dan zaitun yang tidak kautanami; dan apabila engkau sudah makan dan menjadi kenyang, berhati-hatilah, jangan sampai engkau melupakan Tuhan, yang telah membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan. Engkau harus takwa kepada Tuhan Allahmu. Kepada Dia engkau harus beribadah dan demi nama-Nyalah engkau harus bersumpah.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan
Ref. Aku mengasihi Engkau, ya Tuhan, kekuatanku.
Ayat. (Mzm 18:2-3a,3bc-44,47,51ab)
1. Aku mengasihi Engkau, ya Tuhan, kekuatanku! Ya Tuhan, bukit batuku, kubu pertahanan dan penyelamatku.
2. Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku. Terpujilah Tuhan, seruku; maka aku pun selamat dari para musuhku.
3. Tuhan itu hidup! Terpujilah Gunung Batuku, dan mulialah Allah Penyelamatku, Tuhan mengaruniakan keselamatan yang besar kepada raja yang diangkat-Nya; Ia menunjukkan kasih setia kepada orang yang diurapi-Nya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (2Tim 1:10b)
Penebus kita Yesus Kristus telah membinasakan maut dan menerangi hidup dengan Injil.
Kurang percaya sangat menghalangi kuasa dan rahmat Tuhan dalam hidup. Sebaliknya, dengan iman yang sebesar biji sesawi saja ibarat mampu memindahkan gunung.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (17:14-20)
"Sekiranya kalian mempunyai iman, tiada yang mustahil bagimu."
Sekali peristiwa datanglah seorang mendapatkan Yesus dan menyembah, katanya, “Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air. Aku sudah membawanya kepada murid-murid-Mu, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya.” Maka kata Yesus, “Hai kalian, angkatan yang tidak percaya dan sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kalian? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kalian? Bawalah anak itu ke mari!” Dengan keras Yesus menegur roh jahat itu lalu keluarlah ia dari padanya, dan anak itu sembuh seketika itu juga. Kemudian ketika mereka sendirian, para murid menghampiri Yesus dan bertanya, “Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?” Yesus menjawab, “Karena kalian kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sungguh, sekiranya kalian mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kalian dapat berkata kepada gunung ini, ‘Pindahlah dari sini ke sana’, maka gunung ini akan pindah; dan tiada yang mustahil bagimu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
Renungan
Para murid Yesus merasa ragu-ragu akan kuasa yang telah Dia berikan kepada mereka. Mereka masih kurang percaya diri bila Yesus tidak ada bersama mereka. Inilah sebuah kegagalan iman. Kegagalan iman ini mengisyaratkan bahwa mereka masih bersandar pada kekuatan sendiri dan belum mengandalkan Allah dan kuasa-Nya. Dapat dikatakan bahwa iman masih dilihat sebagai sebuah hiasan dan belum menjadi sebuah kekuatan jiwa. Iman itu bertumbuh karena kepercayaan yang kokoh dan senantiasa bersandar pada kekuatan Allah seutuhnya.
Antifon Komuni (Mat 17:20)
Sekiranya ada iman padamu, tiada yang mustahil bagimu.
Doa Malam
Yesus yang baik, aku bersyukur, karena Engkau begitu sabar terhadapku yang bebal ini. Setiap kali Engkau mengajak aku untuk kembali ke jalan yang baik dan menyelamatkan. Tuhan Yesus, kuatkan imanku dan topanglah aku supaya tidak mudah goyah dan berputus asa. Amin.
“Berbahagialah jiwa, yang dengan sepenuh hati berpaut kepada Kristus.” (St. Klara dari Assisi)
Inilah perawan yang budiman, yang keluar menyongsong Kristus dengan pelita bernyala.

Jumat, 10 Agustus 2018

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Jumat 10 Agustus 2018
Pesta St. Laurensius, Diakon dan Martir
“Sentire cum ecclesia – Sehati dengan gereja”.
Inilah motto Uskup Romero yang ditembak mati di Elsavador sebagai martir (Yun: “saksi”).
Bersama dengan teladan kemartiran St Laurensius yang dikenangkan hari ini, kita juga diajak untuk senantiasa menjadi martir/saksi yang sehati dengan gereja.
Adapun “3K” yang bisa kita petik daripadanya, antara lain:
1. Karya pelayanan:
Santo Laurensius termasuk salah satu dari ketujuh Diakon Agung yang bekerja membantu Sri Paus di Roma. Adapun arti dasar diakon adalah pelayanan. Kita diajak melayani Tuhan lewat sesama dengan sukarela dan bukan sukar rela, dengan “intentio pura” (tulus) dan bukan “intentio pura – pura” (penuh akal bulus).
2. Kecintaan pada orang kecil:
Oleh Paus Sixtus iI ( 257-258 ), Laurensius diberi tugas untuk mengurus harta kekayaan Gereja dan membagi-bagikan derma kepada fakir miskin di seluruh kota Roma.
Setelah Paus Sixtus II ditangkap dan dibunuh atas perintah Kaisar, Laurensius dipanggil oleh Prefek kota Roma. Ia dipaksa menyerahkan seluruh harta kekayaan Gereja kepada penguasa Roma. Laurensius mengiyakannya.
Ia pun mengumpulkan seluruh orang-orang miskin dan membagi-bagikan semua uang yang masih ada padanya kepada mereka yang membutuhkan. Ia bahkan juga menjual bejana-bejana berharga milik Gereja dan membagikan uangnya kepada mereka yang miskin papa.
Ia terus menjelajahi kota selama tiga hari untuk mengumpulkan orang-orang yang sakit, fakir miskin, jompo, janda serta para yatim piatu. Pada hari yang terakhir, ia membawa mereka semua ke hadapan penguasa Roma, katanya, “Tuan, inilah harta karun Gereja!”
Tindakannya itulah yang kemudian menyulut kemarahan penguasa Roma dan menghukumnya dengan dipanggang di atas api. Cinta dan semangat pengikut Kristus dalam diri Santo Laurensius membuatnya mampu mepertaruhkan nyawanya bagi orang kecil dan miskin.
3. Kesabaran dalam penderitaan:
Pada masa Laurentius hidup, umat Kristiani mengalami penganiayaan hebat dalam pemerintahan Kaisar Valerianus. Kaisar memerintahkan agar Paus St. Sixtus II beserta keenam diakon lainnya dijatuhi hukuman penggal, sehingga tinggallah Laurensius seorang diri.
Sementara Paus digiring ke tempat hukuman mati, Laurensius mengikutinya sambil menangis, “Bapa, mengapa engkau pergi meninggalkan aku?” Paus menjawabnya, “Aku tidak meninggalkan engkau, anakku. Tiga hari lagi engkau akan bersamaku.”
Laurensius amat gembira karena ia juga akan diperbolehkan menerima piala kemartiran. Laurensius pun dijatuhi hukuman mati secara perlahan dan kejam. Laurensius diikatkan pada panggangan besi raksasa yang dipanaskan di atas api yang kecil sehingga api memanggang daging tubuhnya secara perlahan-lahan.
Laurensius memang terbakar, tetapi bukan oleh api, melainkan oleh rasa cinta yang amat mendalam kepada Tuhan. Oleh karena itu, Laurensius menjalani siksaannya dengan ketabahan yang mengagumkan. Tuhan juga memberinya kekuatan dan sukacita yang luar biasa, hingga Laurensius masih sempat bercanda, “Balikkan tubuhku,” katanya kepada algojo, “yang sebelah sini sudah matang!” Kemudian, ”Ya, sudah cukup matang sekarang!” Sementara Laurensius terbaring sekarat, wajahnya memancarkan sinar surgawi.
Laurensius berdoa agar penduduk kota Roma bertobat dan berbalik kepada Yesus dan semoga iman Katolik menyebar ke seluruh dunia.
Demi menghormati teladan kesabaran iman dalam penderitaannya, Kaisar Konstantinus membangun sebuah basilika yang indah dan nama St Laurensius ada di antara para kudus Dalam Doa Syukur Agung Pertama dalam Misa.
“Makan bakut berteman lampu senthir – Jangan takut menjadi martir.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
Kutipan Teks Misa:
“Laurensius cinta akan Kristus di dalam hidup dan mengikuti-Nya di dalam maut” (St. Agustinus)
Antifon Pembuka
Santo Laurensius menyerahkan diri demi Gereja. Karena itu, pantas menderita sebagai saksi iman dan menghadap Tuhan Yesus Kristus dengan sukacita.
Pada Misa ini ada Madah Kemuliaan

Doa Pembuka
Allah Bapa, cahaya abadi yang cemerlang, karena cinta kasih ang berapi-api, Santo Laurensius menjadi pelayan-Mu yang setia dan martir-Mu yang mulia. Semoga kami mengasihi yang dikasihinya dan melaksanakan yang diajarkannya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (9:6-10)
"Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita."
Saudara-saudara, orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit pula. Sebaliknya orang yang menabur banyak akan menuai banyak pula. Hendaklah masing-masing memberi menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau terpaksa. Sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu, malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. Seperti ada tertulis, “Ia murah hati, orang miskin diberi-Nya derma, kebenaran-Nya tetap untuk selama-lamanya.” Dia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Dia jugalah yang akan menyediakan benih bagi kamu; Dialah yang akan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Orang baik menaruh belaskasihan dan memberi pinjaman.
Ayat. (Mzm 112:1-2.5-6.7-8.9)
1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang benar akan diberkati.
2. Orang baik menaruh belaskasihan dan memberi pinjaman, ia melakukan segala urusan dengan semestinya. Orang jujur tidak pernah goyah; ia akan dikenang selama-lamanya.
3. Ia tidak takut kepada kabar buruk, hatinya tabah, penuh kepercayaan kepada Tuhan. Hatinya teguh, ia tidak takut, sehingga ia mengalahkan para lawannya.
4. Ia murah hati, orang miskin diberinya derma; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan.
Bait pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 8:12bc)
Akulah terang dunia. Barangsiapa mengikuti Aku, ia tidak berjalan dalam kegelapan, tetapi mempunyai terang hidup.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (12:24-26)
"Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa."
Menjelang akhir hidup-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya. Tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikuti Aku, dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan
Hari ini kita memperingati St. Laurensius seorang diakon dan martir. Laurensius adalah pelayan setia Paus Sixtus II (abad III). Tugasnya adalah mengelola harta benda Gereja untuk dibagikan kepada kaum fakir miskin. Ketika Paus Sixtus dipenjara oleh penguasa Roma, Laurensius juga menemaninya. Namun, ketika penguasa Roma ingin merebut harta kekayaan Gereja yang dikelolanya, Laurensius segera membagi-bagikannya kepada fakir miskin. Penguasa Roma pun marah; Laurensius dibakar hidup-hidup dan wafat sebagai martir. Kemartiran Laurentius menjadi benih subur bagi pertumbuhan iman umat pada waktu itu.
Kesaksian hidup Laurensius dan banyak martir lainnya dalam Gereja kita membenarkan pesan Yesus dalam Injil hari ini. "Jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja, tetapi jika ia mati ia akan menghasilkan banyak buah." Agar dapat menghasilkan buah melimpah dibutuhkan pengorbanan. Tertulianus menulis, "Darah para martir adalah benih bagi pertumbuhan Gereja." Artinya, mati karena iman bukanlah kesia-siaan belaka, tetapi sebaliknya menjadi benih subur bagi tumbuh-kembangnya Gereja.
Yesus mengingatkan kita bahwa ada biji gandum yang tetap sebiji dan tidak menghasilkan buah dan ada biji gandum yang menghasilkan banyak buah. Namun, untuk bisa berbuah berlimpah dibutuhkan pengorbanan dan bahkan mati. SIapakah yang siap menjadi biji gandum, yang jatuh ke tanah dan hancur, tetapi bertumbuh dan menghasilkan buah yang berlimpah?

Antifon Komuni (Yoh 12:26)
Barangsiapa mengabdi Aku, harus mengikuti Aku, dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada.