Ads 468x60px

Senin, 13 Agustus 2018

HIK. HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Senin, 13 Agustus 2018
Hari Biasa Pekan XIX
Yehezkiel (1:2-5.24-2:1a)
(Mzm 148:1-2.11-12ab.12c-14a.14bcd)
Matius (17:22-27)
“Semper glorificate et portate Deum – Senantiasa muliakan dan bawalah Tuhan”.
Pepatah ini seakan swjajar dengan semangat baru di awal hari pada pekan yang baru ini.
Adapun tiga modal dasar supaya kita bisa selalu memuliakan dan membawa nama Tuhan, al:
1. MengenalNya:
Orang Jawa kadang berkata: “Gusti iku ono ing samubarang, Tuhan Allah itu ada dalam segala hal. Hal ini dikarenakan kehadirannya adalah kehadiran yang mahakuasa sekaligus maha kasih.
Dalam bahasa bacaan pertama hari ini: "Tuhan Allah adalah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan. Allah yang agung, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap; yang membela hak anak yatim dan janda dan menunjukkan kasih-Nya kepada orang asing."
Kita diajak untuk mengenalnya lebih dekat lewat hidup doa serta perjumpaan harian dengan sesama dan semesta: “O Tuhan betapa bahagianya berada dekat dan mengenalMu lebih dekat, krn dekat dan mengenalMu lebih dekat sama dengan melihatMu, dan bukan sekedar memikirkanMu”.
2. MengalamiNya:
Kenyataan bahwa Tuhan ada di dekat kita dan kita tdk menyadari kehadiranNya, karena kita kerap “mengetahui” tentang Tuhan tapi tidak "mengalami Tuhan".
Ya, bukan berlimpahnya pengetahuan yang memenuhi dan memuaskan hati, tetapi merasakan dan mencicipi perkaranya, bukan?
Disinilah kita diajak mengalami kehadiranNya setiap hari lewat aneka perjumpaan dan pergulatan dengan nada dasar “kerendahan hati” (humilitas), karena seperti humus, demikian pula kerendahan hati akan menyuburkan keutamaan-keutamaan lain yang ada di dalam diri kita.
Dua syarat sederhana supaya kita bisa semakin mengalami Tuhan dalam keseharian, yakni: kalau ingin hidupmu tenang, pasrahkanlah kpd Tuhan dan kalau ingin hidupmu bahagia, bersyukurlah kepada Tuhan atas apa yang terjadi.
Hal ini berdasarkan pengalaman iman kristiani bahwasannya Jika kita mencari Allah dalam segala hal, kita akan mendadak terhenyak menyadari Allah ternyata ada di samping kita!
3. MencintaiNya:
Iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna, bukan?
Disinilah, kita diajak melakukan kebaikan dan kasih kepada Tuhan dan sesama bukan "supaya" dikasihi Allah, tetapi lebih "karena" telah dikasihi oleh Allah.
Jelasnya, “cinta vertikal“ kita kepadaNya mesti di-“horisontal”kan dengan perbuatan kasih yang nyata: dengan kata kata yg positif, sikap yg sportif dan tindakan yg produktif karena secemerlang apapun sebuah ide bila ia tdk mempunyai tangan dan kaki, ia bak bara api yang menakutkan tetapi belum cukup untuk membakar materi serta sekuat apapun api yg tersimpan dalam roh, bila tidak mempunyai badan dan tubuh, ia akan tinggal tetap, bukan?
“Ikan peda di kota Subang – Wartakan sabda biar iman kita semakin berkembang.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
MADAH HARIAN PAGI
(Senin, 13 Agustus 2018)
Sumber cahaya mulia
Yang menerangi dunia
Malam Kauhentikan sudah
Kauterbitkan fajar cerah.
Engkaulah terang sejati
Melebihi matahari
Dasar lubuk hati kami
Kausinari Kauselami
Terangilah diri kami
Ya Bapa yang murah hati
Dengan rahmat dan kasih-Mu
Agar selamat selalu
Terpujilah Allah Bapa
Bersama Putra tercinta
Dalam ikatan Roh suci
Sepanjang seluruh hari. Amin.
DOA
Tuhan Allah, raja surga dan dunia, bimbinglah dan kuduskanlah, pimpinlah dan tuntunlah jiwa dan raga kami, hati dan tangan kami, perkataan dan perbuatan kami. Semoga kami selalu mentaati perintah-Mu dan bekerja menurut sabda-Mu. Demi Yesus Kristus, Putera-Mu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.
B.
"Libertas - Kebebasan".
Inilah salah satu semangat, semacam “core values” yang saya rasakan ketika "napak tilas": berkunjung ke rumah pembuangan Bung Karno dan sekaligus "Taman Pancasila", tempat dia dulu menemukan inspirasi kebebasan (bukan kebablasan) soal Pancasila di bawah pohon sukun, di dekat biara para pastor SVD di tengah kota Ende.
Bung Karno sendiri jelas menjadi orang yang bebas merdeka karena hidupnya penuh dengan pelbagai keutamaan. Ia tidak menjadi "batu sandungan" tapi terus berjuang menjadi "batu loncatan" bagi bangsa dan rakyatnya dengan cucuran airmata-darah dan keringat .
Itu juga yang diajarkan Yesus hari ini tentang "membayar pajak" (Perintah Allah Jangan Anda Kacaukan").
Nah, supaya kita tidak menjadi "batu sandungan" tapi menjadi orang yang benar-benar memiliki kebebasan sebagai anak – anak Allah, adapun "Pancasila iman" yang bisa kita wartakan setiap harinya, antara lain:
1."Ketuhanan":
Kita diajak menjadi orang yang selalu menekankan dimensi keberimanan secara utuh-penuh dan menyeluruh.
2."Kemanusiaan":
Kita diajak sadar bahwa kita hidup di dunia real jadi tetap menjadi orang beriman yang sesuai konteksnya, karena bukankah menjadi suci juga berarti menjadi manusiawi? Beriman lewat dan bersama hal-hal insani setiap hari.
3."Persatuan":
Kita diajak untuk hidup rukun dan bersatu dengan semua orang yang berkehendak baik, demi suatu kosmos/keteraturan yang lebih bermutu, tidak mudah terpecah oleh gosipan/"adu domba".
4."Kebersamaan":
Inilah sebuah semangat demokrasi, berani hidup bersama dalam semangat keterbukaan, menuntut hak juga berani untuk melaksanakan tanggung jawab sebagai orang beriman sekaligus warga bangsa.
5."Keadilan":
Kita diajak untuk hidup "jurdil-jujur dan adil", mentaati pelbagai aturan hukum yang berlaku dan tidak menjadi "parasit" bagi gereja dan bangsa, sesama dan dunia.
"Cari arang di Gunung Kelimutu - Jadilah orang yang benar-benar bermutu."
C.
KUTIPAN TEKS MISA
“Tuhan tidak minta persembahan atau korban bakaran dari umat-Nya, tetapi iman, ketaatan dan kesucian demi keselamatan mereka.” (St. Ireneus)
Antifon Pembuka (Mzm 131:9)
Pujilah Tuhan di surga! Pujilah Dia di angkasa raya! Pujilah Tuhan, semua malaikat-Nya! Pujilah Dia, seluruh bala tentara-Nya!
Doa Pembuka
Allah Bapa yang mahakudus, bangkitkanlah kami dari perang dan kemiskinan serta bangunkanlah hati kami, agar dapat memperoleh kedamaian sejati berkat daya sabda-Mu, berkat Roh Yesus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Yehezkiel (1:2-5.24-2:1a)
"Penglihatan gambar kemuliaan Tuhan."
Pada tanggal lima bulan, yaitu tahun kelima sesudah raja Yoyakhin dibuang, datanglah firman TUHAN kepada imam Yehezkiel, anak Busi, di negeri orang Kasdim di tepi sungai Kebar, dan di sana kekuasaan TUHAN meliputi dia. Lalu aku melihat, sungguh, angin badai bertiup dari utara, dan membawa segumpal awan yang besar dengan api yang berkilat-kilat dan awan itu dikelilingi oleh sinar; di dalam, di tengah-tengah api itu kelihatan seperti suasa mengkilat. Dan di tengah-tengah itu juga ada yang menyerupai empat makhluk hidup dan beginilah kelihatannya mereka: mereka menyerupai manusia, Kalau mereka berjalan, aku mendengar suara sayapnya seperti suara air terjun yang menderu, seperti suara Yang Mahakuasa, seperti keributan laskar yang besar; kalau mereka berhenti, sayapnya dibiarkan terkulai. Firman-Nya kepadaku: "Hai anak manusia, bangunlah dan berdiri, karena Aku hendak berbicara dengan engkau."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Surga dan bumi penuh kemuliaan-Mu.
Ayat. (Mzm 148:1-2.11-12ab.12c-14a.14bcd)
1. Pujilah Tuhan di surga, pujilah Dia di tempat tinggi! Pujilah Dia, hai segala malaikat-Nya, pujilah Dia, hai segala tentara-Nya!
2. Pujilah Tuhan, hai raja-raja di bumi dan segala bangsa, pembesar-pembesar dan semua pemerintah dunia; Pujilah Tuhan, hai teruna dan anak-anak dara, orang tua dan orang muda!
3. Biarlah semuanya memuji-muji Tuhan, sebab hanya nama-Nya yang tinggi luhur, keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit.
4. Ia telah meninggikan tanduk umat-Nya, menjadi puji-pujian bagi semua orang yang dikasihi-Nya, bagi orang Israel, umat yang dekat pada-Nya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. (2Tes 2:14)
Allah memanggil kita, agar kita memperoleh kemuliaan Tuhan kita Yesus Kristus.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (17:22-27)
"Ia akan dibunuh, tetapi Ia akan bangkit. Putra-putra raja bebas dari pajak."
Sekali peristiwa Yesus bersama murid-murid-Nya ada di Galilea. Ia berkata kepada mereka, “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia; mereka akan membunuh Dia, tapi pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.” Maka hati para murid itu pun sedih sekali. Ketika Yesus dan para murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah seorang pemungut pajak bait Allah kepada Petrus dan berkata, “Apakah gurumu tidak membayar pajak dua dirham?” Jawab Petrus, “Memang membayar.” Ketika Petrus masuk rumah, Yesus mendahuluinya dengan pertanyaan, “Bagaimana pendapatmu, Simon? Dari siapa raja-raja di dunia ini memungut bea dan pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?” Jawab Petrus, “Dari orang asing!” Maka kata Yesus kepadanya, “Jadi bebaslah rakyatnya! Tetapi agar kita jangan menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Satu hal pokok diwartakan kepada kita melalui Injil, baru saja kita dengar bersama hari ini. Yaitu, pemberitaan mengenai penderitaan yang akan ditanggung oleh Yesus. Pemberitahuan ini membuat hati para murid Yesus menjadi sedih. Mereka sedih, bukan karena penderitaan yang harus ditanggung oleh Yesus. Melainkan karena pikiran dan harapan mereka sendiri, mengenai masa depan yang mereka bayangkan dan cita-citakan. Mereka menolak, kalau Yesus harus menderita sengsara, disalib dan mati di Golgota. Mereka tidak paham tugas perutusan Yesus. Pikiran mereka tertuju pada "perkara" duniawi. Kerajaan Yesus bukanlah kerajaan dunia. Melainkan Kerajaan Surga, Kerajaan kasih, Kerajaan damai sejahtera.
Yesus tidak ingin kita jatuh pada pemikiran sempit semacam itu. Sejatinya, Yesus memang sungguh Allah yang Mahaagung dan Mahakuasa sebagaimana digambarkan oleh Yehezkiel dalam nubuatnya. Namun, Yesus memilih untuk tetap merendahkan Diri sampai wafat di salib demi dosa-dosa kita, supaya kita pun menunjukkan pertobatan yang sempurna. Kita tidak dididik oleh Yesus untuk menjadi umat yang mentang-mentang sudah menerima baptisan dan janji penebusan, lantas kita tidak mengusahakan hidup kudus dan justru hidup berkubang dalam nikmat jahat dosa-dosa dunia, dengan alasan “Toh nanti Tuhan juga pasti mengampuni kita. Dia kan Allah yang katanya Maha Pengampun”. Justru ini menjadi kekejian di mata Tuhan. Semoga perkataan dan perbuatan kita menjadi ungkapan hidup yang kudus dan senantiasa berada dalam sikap tobat dan rendah hati di hadapan Tuhan dan sesama.
Antifon Komuni (Mzm 148:13)
Biarlah semua orang memuji-muji Tuhan, sebab hanya nama-Nya sajalah yang tinggi luhur, Keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit.
D.
LITANI UNTUK PARA IMAM
Mari kita berdoa bagi Bapa Suci :
Penuhilah beliau dengan keberanian dan rahmat, Ya Tuhan.
Bagi para Kardinal dan para Uskup :
Berilah mereka hati seorang gembala, Ya Tuhan.
Bagi para Pastor Diosesan :
Penuhilah mereka dengan Roh KudusMu, Tuhan.
Bagi para Pastor Ordo Religius:
Sempurnakanlah mereka dalam panggilannya, Tuhan.
Para Pastor yang sakit :
Sembuhkan mereka, Tuhan.
Para Pastor yang dalam bahaya :
Bebaskanlah mereka, Tuhan.
Para Pastor yang dalam kelemahan :
Kuatkanlah mereka, Tuhan.
Para Pastor yang menderita :
Berikan kelegaan, Tuhan.
Para Pastor yang kehilangan semangat :
Perbarui mereka, Tuhan.
Para Pastor yang sedih :
Hiburlah mereka, Tuhan.
Para Pastor yang kuatir :
Beri mereka damai, Tuhan.
Para Pastor yang lanjut usia :
Topanglah mereka, Tuhan.
Para Pastor yang kesepian :
Dampingilah mereka, Tuhan.
Para Pastor misionaris :
Lindungi mereka, Tuhan.
Para Pastor pengkhotbah :
Terangi mereka, Tuhan.
Para Pastor yang mengarahkan jiwa :
Perintahkan mereka, Tuhan.
Para Pastor yang telah meninggal :
Bawalah mereka kepada kemuliaaan.
Bagi semua Pastor :
Berilah mereka kebijaksanaan dan pengetahuanMu.
Bagi semua Pastor :
Berilah mereka pengertian dan nasihatMu.
Bagi semua Pastor :
Berilah mereka hormat dan kekaguman akan Engkau.
Bagi semua Pastor :
Berilah mereka kasih yang besar kepada Tritunggal MahaKudus.
Bagi semua Pastor :
Berilah mereka kasih yang besar kepada Bunda Maria.
Bagi semua Pastor :
Berilah mereka kesabaran dan cinta.
Bagi semua Pastor :
Berilah mereka kepatuhan dan kebaikan hati.
Bagi semua Pastor :
Berilah mereka semangat membara untuk menjangkau orang.
Bagi semua Pastor :
Berilah mereka cinta yang berkobar akan Ekaristi.
Bagi semua Pastor :
Berilah mereka kesetiaan kepada Tuhan Allah dan kepada Uskupnya.
Bagi semua Pastor :
Berilah mereka rasa hormat terhadap hidup dan kemanusiaan.
Bagi semua Pastor :
Berilah mereka integritas dan rasa keadilan.
Bagi semua Pastor :
Berilah mereka kerendahan dan kemurahan hati.
Bagi semua Pastor :
Berilah mereka kekuatan dalam melaksanakan tugasnya.
Bagi semua Pastor :
Berilah mereka damai dalam menanggung penderitaan.
Bagi semua Pastor :
Biarlah mereka menjadi cahaya Kristus.
Bagi semua Pastor :
Biarlah mereka menjadi garam dunia.
Bagi semua Pastor :
Biarlah mereka berkorban dan menyangkal diri.
Bagi semua Pastor :
Biarlah mereka selalu suci dalam tubuh, akal, dan roh.
Bagi semua Pastor :
Biarlah mereka menjadi pria-pria pendoa.
Bagi semua Pastor :
Semoga iman memancar dalam diri mereka.
Bagi semua Pastor :
Semoga mereka memperjuangkan keselamatan orang-orang.
Bagi semua Pastor :
Semoga mereka selalu setia dalam panggilannya.
Bagi semua Pastor :
Semoga tangan-tangan mereka selalu memberkati dan menyembuhkan.
Bagi semua Pastor :
Semoga mereka selalu terbakar rasa cinta kepada Tuhan.
Bagi semua Pastor :
Semoga setiap langkah mereka adalah untuk kemuliaan Tuhan.
Bagi semua Pastor :
Semoga Roh Kudus memenuhi mereka, dan memberi mereka karuniaNya dengan berlimpah.
DOA.
O Yesus, Imam Agung kami,
Dengarlah doa kami untuk para imam kami,..
(sebutkan nama-nama dalam hati)
Berilah mereka iman yang teguh, harapan yang pasti, dan kasih yang menyala yang tak pernah padam dalam hidup panggilannya.
Hiburlah mereka dalam kesepiannya,
Kuatkan mereka dalam kesedihannya,
Ingatkan mereka bahwa dalam penderitaanlah; jiwa-jiwa disucikan,
Tunjukkan kepada mereka betapa Gereja memerlukan mereka,
Jiwa-jiwa memerlukan mereka, karena pekerjaan mereka adalah tugas penebusan.
O Bunda Maria, Ratu Para Imam,
Bawalah di dalam hatimu; anak-anakmu para Imam, yang dekat di hatimu karena tahbisannya, yang meneruskan pekerjaan Kristus di dunia.
Jadilah penghiburan, sukacita, kekuatan, dan pertolongan bagi mereka dalam sepanjang kehidupan mereka. Amin.
E.
WEJANGAN PAUS FRANSISKUS
DALAM DOA MALAIKAT TUHAN
12 Agustus 2018 :
"JANGANLAH MENDUKAKAN ROH KUDUS YANG KITA TERIMA DALAM PEMBAPTISAN."
Saudara-saudari yang terkasih dan kaum muda Italia yang terkasih, selamat pagi!
Dalam Bacaan Kedua hari ini, kepada kita Santo Paulus menyampaikan undangan mendesak : “Janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan” (Ef 4:30).
Tetapi saya bertanya-tanya, bagaimana Roh Kudus berduka? Kita semua menerima-Nya dalam Pembaptisan dan dalam Krisma, oleh karena itu, guna tidak mendukakan Roh Kudus, hidup selaras dengan janji-janji baptis, diperbaharui dalam Krisma adalah penting. Selaras, bukan dengan kemunafikan: jangan melupakan hal ini. Orang Kristiani tidak bisa menjadi seorang yang munafik; ia harus hidup selaras. Janji-janji baptis memiliki dua aspek : meninggalkan kejahatan dan menganut kebaikan.
Meninggalkan kejahatan berarti mengatakan "tidak" terhadap godaan, terhadap dosa, dan terhadap iblis. Lebih jelasnya, meninggalkan kejahatan berarti mengatakan "tidak" terhadap budaya kematian, yang terwujud dengan melarikan diri dari kebahagiaan yang sesungguhnya menuju kebahagian palsu yang terungkap dalam kebohongan, dalam kecurangan, ketidakadilan, dalam menghina orang lain. Terhadap semua ini, kita harus mengatakan "tidak". Kehidupan baru yang diberikan kepada kita dalam Pembaptisan, dan yang memiliki Roh Kudus sebagai sumbernya, menolak perilaku yang dikuasai oleh perasaan perpecahan dan perselisihan. Oleh karena itu, Rasul Paulus menasihati untuk menyingkirkan dari hati kita "segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah, serta segala kejahatan” (ayat 31). Demikian kata Paulus. Keenam unsur atau sifat buruk ini, yang mengganggu sukacita Roh Kudus, meracuni hati dan menuntun pada pertikaian melawan Allah dan melawan sesama kita.
Tetapi, tidak melakukan kejahatan untuk menjadi orang Kristiani yang baik tidaklah memadai; menganut kebaikan diperlukan. Di sini kemudian Santo Paulus melanjutkan, ”Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu” (ayat 32). Kita sering mendengar perkataan : "Aku tidak menyakiti siapa pun". Dan ia yakin dirinya kudus. Baiklah, tetapi apakah kamu berbuat baik? Berapa banyak orang yang tidak berbuat jahat tetapi juga tidak berbuat baik, dan kehidupan mereka terhampar dalam ketidakpedulian, dalam sikap acuh tak acuh, dan suam-suam kuku. Sikap seperti itu bertentangan dengan Injil, dan juga bertentangan dengan kodrat kalian, orang-orang muda, yang menurut kodratnya dinamis, bersemangat, dan berani. Ingatlah hal ini - jika kalian mengingatnya, kita bisa mengulangnya bersama-sama: "tidak berbuat jahat adalah baik, tetapi si jahat tidak berbuat baik”. Santo Alberto Hurtado mengatakan hal ini.
Hari ini saya menasihati kalian untuk menjadi para pelaku utama kebaikan. Jangan berpikir kalian baik-baik saja ketika kalian tidak berbuat jahat. Masing-masing orang patut dipersalahkan atas kebaikan yang bisa ia perbuat dan tidak ia perbuat. Tidak membenci tidaklah memadai; kita harus mengampuni. Tidak sakit hati tidaklah memadai; mendoakan musuh kita diperlukan. Tidak menjadi penyebab perpecahan tidaklah memadai; membawa perdamaian di mana tidak ada perdamaian diperlukan. Tidak berbicara buruk tentang orang lain tidaklah memadai; menyela ketika kita mendengar seseorang berbicara buruk diperlukan : menghentikan pergunjingan adalah berbuat kebaikan. Jika kita tidak menentang kejahatan, kita membekalinya secara diam-diam. Campur tangan di mana kejahatan sedang menyebar karena kejahatan menyebar di tempat orang-orang Kristiani yang kurang berani, yang menentangnya dengan kebaikan, "berjalanlah dalam kasih" (bdk. 5:2), sesuai dengan peringatan Santo Paulus.
Kaum muda yang terkasih, pada hari-hari ini kalian telah banyak berjalan! Oleh karena itu, kalian dilatih dan saya dapat mengatakan kepada kalian : berjalan dalam cinta kasih, berjalanlah dalam kasih! Dan kita berjalan bersama menuju Sinode Para Uskup yang akan datang. Semoga Perawan Maria mendukung kita dengan pengantaraan keibuannya sehingga kita masing-masing dapat mengatakan setiap hari, dengan kenyataan "tidak" terhadap kejahatan dan "ya" terhadap kebaikan.
[Setelah pendarasan doa Malaikat Tuhan]
Saudara-saudari terkasih,
Saya menyambut kalian semua, umat Roma dan para peziarah dari berbagai belahan dunia.
Khususnya, saya menyambut orang-orang muda dari berbagai keuskupan di Italia, yang disertai oleh para uskup mereka masing-masing, para imam mereka, dan para pendidik. Selama hari-hari ini kalian telah memancarkan kegairahan dan iman kalian melalui jalan-jalan di Roma. Saya bersyukur atas kehadiran kalian dan atas kesaksian Kristiani kalian! Dan dengan berterima kasih kemarin, saya lupa mengucapkan sepatah kata kepada para imam, yang paling dekat dengan kalian : saya sangat bersyukur kepada para imam, saya berterima kasih kepada mereka atas pekerjaan yang mereka perbuat hari demi hari, saya bersyukur atas kesabaran mereka - karena kita membutuhkan kesabaran untuk bekerja bersama kalian semua! Kesabaran para imam ... Saya sangat, sangat, sangat berterima kasih kepada mereka. Dan saya juga melihat banyak suster yang bekerja bersama kalian : Saya juga sangat berterima kasih kepada para suster tersebut.
Dan rasa syukur saya sampai ke Konferensi Wali Gereja Italia, yang diwakili di sini oleh ketuanya, Gualtiero Kardinal Bassetti, yang menyusun pertemuan kaum muda ini dengan maksud Sinode Para Uskup yang akan datang.
Kaum muda yang terkasih, ketika kalian kembali ke komunitas-komunitas kalian, berikanlah kesaksian kepada orang-orang sezaman kalian dan kepada semua orang yang kalian temui, sukacita persaudaraan dan persekutuan yang kalian alami dalam hari-hari peziarahan dan doa ini.
Saya mengucapkan selamat hari Minggu kepada kalian semua, kembali ke rumah dengan selamat. Dan tolong, jangan lupa mendoakan saya! Selamat menikmati makan siang dan selamat tinggal! (PS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar