Ads 468x60px

100 Tahun Fatima: EPILOG: Admiranda et Amanda

EPILOG
Admiranda et Amanda

Inilah salah satu dari pelbagai keutamaan yang diberikan kepada seorang wanita utama bernama Maria yang kerap berjubah biru dalam wajah pasrah-haru. Ia sungguh “dikagumi” sekaligus “dicintai”: O clemens, o pia, o dulcis Virgo Maria. Ia Perawan yang rahim, penuh belas kasihan dan manis. 

Bunda kita, yang dalam buku ini disebut “Maria Fatima”, senantiasa hadir untuk segarkan yang lelah, tenangkan yang resah, lipurkan yang sendu dan hidupkan yang layu. Ia adalah gejala yang menakjubkan. Di tengah segala macam budaya patriarki, Maria menjulang dan bercahaya. Tak satu bintang pun meredupkannya. Ia terus hadir tanpa banyak bicara, mengiringi perjalanan Gereja dengan segala ruwet rentengnya. 

100 Tahun Fatima: Rosario – Sekolah Doa

“Ave Maria, Tuhan sertamu!  Ave, kegembiraan bagi semua.
Ave, sukacita gereja.  Ave, nama harum.
Ave,  wajah mewangi.  Ave, perayaan terhormat.
Ave, Bunda cahaya.  Ave, Bunda Kudus.
Ave, sumber air  hidup.  Ave,  penuh rahasia.
Ave, kitab perjanjian baru.  Ave, kendi kencana kudus.
Ave, rahim yang telah menerima yang dunia tidak sanggup memenuhinya, Ave Maria.”
(Teodorus dari Ancyra)

100 Tahun Fatima: Ite Missa Est!

ZIARAH INTERNASIONAL PATUNG MARIA FATIMA

Hendaklah kita mencari surga itu
dan marilah kita mencarinya 
melalui dan bersama Bunda Maria 
karena ia menjadi "tanda yang kelihatan 
dari rahmat yang tak kelihatan"
(the visible sign of an invisible grace).

100 Tahun Fatima: Aneka Doa Kepada Bunda Maria Fatima

“Puji-pujian kepada Maria
merupakan suatu sumber yang tak habis-habisnya:
semakin diperluas semakin penuh,
dan semakin engkau mengisinya
semakin terlebih lagi ia diperluas”

“Laus Mariae fons est indeficiens, qui, quanto longius extenditur, tanto amplius impletur, et quanto amplius impletur, tanto latius dilatatur.”

100 Tahun Fatima: Totus Tuus, Penyerahan Dunia Kepada Bunda Maria

“Totus tuus ego sum et omnia mea Tua sunt.
Accipio Te in me omnia.
Praebe mihi cor Tuum, Maria”
“Aku adalah milikmu
dan segala milikku adalah milikmu.
Engkau kuterima dalam diriku seluruhnya.
Berikan aku hatimu, ya Maria.”

• 1952, Paus Pius XII, dalam Surat Apostoliknya “Carissimis Russiae Populis” menyatakan “Penyerahan Rusia dan Penduduknya Kepada Maria.”
  
• 21 November 1964, pada penutupan sesion ketiga Konsili Vatikan II, Paus Paulus VI memberikan penghormatan kepada Bunda Maria dan memperbarui “Penyerahan Kepada Maria” yang dibuat Paus Pius XII di tahun 1952.

• Pada 13 Mei 1982, Paus St. Yohanes Paulus II, setelah merayakan misa di Fatima, menyatakan  “Penyerahan Dunia Modern kepada Bunda Maria Fatima”.

100 Tahun Fatima: Magnificat :Pesan–Pesan Bunda Maria Di Fatima

Magnificat :Pesan –Pesan Bunda Maria Di Fatima
"De maria numquam satis  - bicara tentang Maria, tak akan ada habisnya!"


GARIS BESAR PESAN MARIA FATIMA 1917

Pesannya terbagi menjadi tiga bagian.
Pesan pertama dan kedua menggambarkan penglihatan tentang neraka,
permintaan akan Devosi kepada Hati Maria yang Tak Bernoda, tentang Perang Dunia Kedua, dan prediksi tentang kerusakan yang dapat diperbuat oleh Rusia kepada umat manusia yaitu penolakan terhadap iman Kristiani dan penerapan ajaran totalitarianisme- komunisme.

100 Tahun Fatima: Tiga Sekawan dari Fatima

“Putraku terkasih,
berbelas-kasihanlah terhadap jiwa hamba-Mu ini,
yang telah mengasihi dan memuliakanku”
“Fili mi amantissime,
Miserere animae famuli tui,
amatoris et laudatoris mei.”

Tahun 1917, ketika di wilayah sebuah pegunungan di Portugal, Bunda Allah muncul enam kali kepada tiga anak-anak dari Fatima, di tempat lain tengah berkecamuk perang besar yang pada akhirnya memakan korban seluruh generasi di Eropa, lebih dari 37 juta jiwa. 

100 Tahun Fatima: Para Saksi Mata

Salam, ya Ratu surgawi
Salam, Bunda Putra Ilahi
Darimulah hidup kami
Memperoleh terang suci
Bersukalah, ya Maria
Bunda yang paling jelita
Hiduplah, Bunda mulia
Doakanlah kami semua.”
(Ofisi Singkat SP Maria)

KESAKSIAN PARA SAKSI MATA :
Voyes comme’est simple, il suffit d’aimer
lihatlah bagaimana sederhananya semua yang kau lakukan untuk mencintai

100 Tahun Fatima: Inilah Ibu Mu !

“Kepenuhan segala rahmat yang ada dalam Kristus
datang ke dalam Maria,
meski dalam suatu cara yang berbeda”

“In Christo fuit plenitude gratiae,
sicut in capite influente;
in Maria vero, sicut in collo transfundente"

Hampir delapan bulan telah berlalu sejak penampakan terakhir dari malaikat. Lucia, Francisco dan Jacinta terus melakukan apa yang telah diajarkan malaikat kepada mereka, berdoa dan mempersembahkan korban kepada Tuhan.

Lucia berusia 10 tahun, Francisco akan menjadi 9 tahun bulan Juni nanti, dan Jacinta baru saja berulang tahun ke-7 bulan Maret lalu, ketika pada tanggal 13 Mei tahun 1917, mereka membawa domba mereka ke perbukitan yang dimiliki oleh ayah Lucia dan dikenal sebagai Cova da Iria , atau Cove dari Irene.

100 Tahun Fatima: Malaikat Turun Ke Bumi

Salve, Regina, Mater misericordiae!
Vita, Dulcedo, et Spes nostra!
Salve.
Salam, ya Ratu, ya Bunda Kerahiman!
Hidup, penghiburan  dan pengharapan kami.
Salam.

Pada tahun 1916, di sebuah pedesaan Portugal, adalah hal yang biasa bagi anak-anak untuk menggembalakan ternak keluarga mereka ke padang rumput.
Inilah juga yang sering dilakukan anak-anak keluarga Marto dan Santos,
yang bersepupu: Lucia Santos, Francisco Marto dan Jacinta Marto.

100 Tahun Fatima: Doa Fatima

Bunda Maria dari Fatima,
sembuhkanlah orang-orang sakit yang berlindung kepadamu.
Bunda Maria dari Fatima,
hiburlah orang-orang menderita yang percaya kepadamu.
Bunda Maria dari Fatima,
berilah damai bagi dunia.


(Kutipan Doa Bunda Maria dari Fatima, Kardinal Patriarch,Lisbon, 31 November 1938)

100 Tahun Fatima: Prolog

PROLOG
100 TAHUN FATIMA

Lewat Maria, 
menjadi nampak bahwa Gereja bukanlah sekedar institusi belaka. 
Gereja adalah seorang pribadi. 
Ia adalah seorang wanita. 
Ia adalah seorang ibu. Ia sungguh hidup. 
Dan hanya menjadi seperti Maria, kita menjadi Gereja. 
Juga pada awal mulanya, Gereja tidak dibuat, tetapi dilahirkan. 
Ia dilahirkan ketika fiat muncul dari lubuk hati Maria. 
Inilah keinginan yang paling dalam dari Konsili : agar Gereja dibangun kembali di dalam hati kita, dan Maria menunjukkan jalannya”  
(Paus Emeritus Benediktus XVI)

WAISAK

W A I S A K
W ajah 
A llah
I ni
S angat
A gung
K erahimannya
Pikiran mengungkap sebagai kata.
Kata mengungkap sebagai perbuatan.
Perbuatan berkembang menjadi kebiasaan.
Dan kebiasaan mengeras menjadi karakter.
Jadi perhatikan pikiran dan cara-caranya dengan cermat.
Dan biarkan pikiran tumbuh dari cinta, lahir dari kepedulian pada semua makhluk.
(Buddha)

Doa Mukjizat


Tuhan Yesus,
Aku datang menghadap Engkau dalam keadaanku seperti ini
Aku mohon ampun atas segala dosaku
Aku menyesal atas segala dosa-dosaku harap diampuni
Di dalam nama-Mu, aku memaafkan semua orang yang membenciku termasuk semua perbuatanku.
Aku menyangkal setan, roh jahat, termasuk semua perbuatannya,
Aku serahkan semua hidupku pada_Mu, Tuhan Yesus,
Sekarang dan selamanya

Suster Maria Restituta Kafka F.S.C.C

Suster Maria Restituta Kafka F.S.C.C (Franciscan Sisters of Christian Charity), adalah seorang Suster Fransiskan yang bekerja sebagai perawat di Rumah Sakit Wina, Austria, menjelang akhir perang dunia pertama.
Pada tahun 1938, tentara nazi Adolf Hitler menguasai Austria dan mengambil alih pemerintahan negara tersebut.
Suster Restituta, mempunyai pendapatnya sendiri atas “pemerintahan” yang baru itu.
Ketika rumah sakit tempatnya bekerja mendapat tambahan bangunan kamar-kamar perawatan, ia menggatung sebuah salib pada tiap-tiap kamar.
Nazi menuntut agar salib-salib itu diturunkan dan Suster Restituta diberi tahu bahwa ia akan mendapat hukuman apabila tidak melaksanakannya.
Walau dibawah ancaman, ia menolak : salib-salib itu tetap tergantung di dinding semua kamar.

Senin, 22 Mei 2017

Hari Biasa Pekan VI Paskah
Kisah Para Rasul (16:11-15)
(Mzm 149:1-2.3-4.5-6a.9b)
Yohanes (15:26--16:4a)
"Ite miisa est - Pergilah kamu diutus!"
Inilah sebuah kalimat latin yang dikatakan imam di akhir misa/ekaristi berdasar sebuah ajakan Yesus: "Kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.”
Saksi sendiri bisa berarti sebuah perutusan dasar agar semua orang beriman menjadi "Siap Ajarkan Kabar Sukacita Ilahi" dengan empat modal dasar yang saya sebut dengan "SPBU" iman, antara lain:

Homili singkat Bapak Kardinal Julius Darmaatmadja dalam Salve Agung dan Pemberkatan insignia di Katedral Semarang, Kamis (18/5/2017)


Homili singkat Bapak Kardinal Julius Darmaatmadja dalam Salve Agung dan Pemberkatan insignia di Katedral Semarang, Kamis (18/5/2017)
Saya ingat kisah Samuel yang harus pergi ke keluarga Isai untuk memilih satu dari delapan anak laki-lakinya untuk diurapi menjadi raja menggantikan raja samuel.
Tujuh anak yang berkeliaran ditampilkan Ishai, tak ada yang terpilih meski ada yang dikira Samuel.
Inilah pilihan Tuhan, berkat penampilannya yang mantap. Ternyata yang dipilih adalah Daud, si bungsu yang masih sangat muda dan belum berkumis. Ia sedang menggembalakan kambing-domba.
Kasak-kusuk di keuskupan Semarang cukup ramai. Banyak sudah imam, baik dari lingkungan imam diosesan maupun imam religius, bahkan seorang uskup sekalipun disebut-sebut namanya sebagai calon Uskup Agung Semarang karena penampilannya mantap seperti putera sulung Isai.

Pax et bonum - Damai dan kebaikan

Oh Tuhan-ku
Damai sejahtera dariMu
bak oase di padang gurun nan terik
terseok-seok kaki ini melangkah
berkunang-kunang mata ini memandang melewati badai dan fatamorgana
sebelum kurangkuh seteguk air-Mu
Oh Tuhan-ku
Banyak jerit tangis memilukan hati
banyak derita batin tersayat sembilu
banyak asa menanti-nanti bak pengguk merindukan rembulan.

Tri Tunggal Maha Kudus

Tritunggal=Trinitas (tres/tiga, unitas/esa)
TRI: "TRI"malah dalam iman,
TUNG: bergan"TUNG"lah pada Tuhan
GAL: tang"GAL"kanlah kegelapan
Minggu, 22 Mei 2016
HR Tritunggal Mahakudus
Ams 8:22-31; Mzm 8:4-5.6-7.8-9; Rom 5:1-5; Yoh 16:12-15.
"Magistra aeterna - Guru sejati." 
Inilah salah satu julukan yang diberikan pada Yesus ketika mengajarkan banyak hal baik kepada para muridNya , terlebih pada hari ini Gereja merayakan Hari Raya Tritunggal Mahakudus: Allah sebagai Bapa, Yesus Kristus, Sang Putra, dan Roh Kudus. Hari raya ini adalah mengenai dua hal tentang siapa dan apa. Hari Raya Tritunggal Mahakudus adalah Allah Bapa, Yesus Kristus, Sang Putra dan Roh Kudus. Hari Raya Tritunggal Mahakudus adalah tentang persekutuan kasih dan kerahiman di antara Mereka. Roh Kudus dalam kesatuan tak terpisahkan bersama Bapa dan Putra.

Minggu, 21 Mei 2017


Hari Minggu Paskah VI
Kisah Para Rasul (8:5-8.14-17)
 (Mzm 66:1-3a.4-5.6-7a.16.20)
(1Ptr 3:15-18)
Yohanes (Yoh 14:15-21)
"Veni veni venite - Datang datang datanglah!"
Inilah harapan iman bahwa Tuhan datang dengan Roh Kudusnya kepada kita. Secara historis, pemimpin dan tokoh dalam Kitab Suci mampu bernubuat hanya bila Roh Kudus hadir dan datang di sana. Roh Kudus mendidik mereka untuk lebih memahami Sabda Allah dalam kehidupan nyata (Bil. 11: 16 ? 23). Kitab Suci Perjanjian Baru juga lebih eksplisit mengungkapkan bagaimana Roh Kudus bekerja dalam diri manusia (1 Yoh 2:20, 27; 5:6, 9-10).

Sabtu, 20 Mei 2017

Hari Biasa Pekan V Paskah
Kisah Para Rasul (16:1-10)
 (Mzm 100:1-2.3.5, R:3c)
Yohanes (15:18-21)
“Qui habet aures audiendi audiat - Barang siapa bertelinga, hendaklah dia mendengar.”
Inilah salah satu pesan inti Yesus kita sbg umat pilihanNya yakni untuk benar-benar mendengarkan-meresapkan dan melaksanakan segala perintahNya.
Adapun tiga keutamaan iman supaya kita bisa mendengarkan-meresapkan dan melaksanakan perintah Tuhan dalam keseharian, yang berpola ”KPU”, al:

18 Mei, HUT St. Yohanes Paulus II.

"TOTUS TUUS".
Inilah salah satu judul buku seputar kata kata orang kudus tentang Bunda Maria yang saya tulis dan mengambil inspirasi dari motto dari Paus Yohanes Paulus II yang berarti : "Sepenuhnya untukmu!"
Hari ini 18 Mei, kita mengenangkan hut St. Yohanes Paulus II (Paus Kerahiman Ilahi) yang ke-97. Ia terlahir dengan nama Karol Woytilla (Lolek) di Wadowice, Krakow, 18 Mei 1920 dan wafat di Vatikan, 2 April 2005.

Jumat, 19 Mei 2017

Hari Biasa Pekan V Paskah
Kisah Para Rasul (15:22-31)
 (Mzm 57:8-9.10-12)
Yohanes (15:12-17)
“SOCIUS - Sahabat.”
Yesus secara tegas tidak ingin menyebut para murid-Nya sebagai hamba, tetapi sebagai sahabat. Ia pun menjadikan Diri-Nya sebagai sahabat sejati bagi mereka.
Ukurannya jelas: Sahabat sejati akan mencintai sahabatnya dengan memberikan diri sehabis-habisnya. Tindakan dasar seorang sahabat adalah memberi, bukan mengambil, menjadi “giver” dan bukan “taker”.

Lucas, The Boy Who Lives

Pada tanggal 13 Mei lalu, sebagai rangkaian peringatan 100 tahun Maria Fatima, Paus Fransiskus mengkanonisasi 2 anak gembala sederhana dari desa Fatima, kepada siapa Bunda Maria telah menampakkan diri di tahun 1917, menjadikan mereka sebagai orang kudus non-martir yang termuda dalam Gereja Katolik.
Kakak beradik Fransisko dan Jacinta Marto, masing-masing meninggal pada umur sekitar 11 tahun, tidak lama setelah penampakan tersebut, sesuai janji Maria bahwa mereka akan segera dibawanya ke Surga.

Kamis 18 Mei 2017

Hari Biasa Pekan V Paskah
Kisah Para Rasul (15:7-21)
(Mzm 96:1-2a.2b-3)
Yohanes (15:9-11)
"Nemo dat quod non habet -Tak seorangpun dapat memberi jika dia tak punya".
Yesus sungguh menyadari dikasihi oleh Bapa, maka Ia pun mengasihi kita. Ia juga mengajak kita untuk tinggal di dalam kasih-Nya. Artinya, Yesus mengajak kita untuk membangun relasi dengan-Nya atas nada dasar C, yakni cinta kasih karena hidup kita sudah banyak dikasihi olehNya.

Dear Pope Francis....


Dear Pope Francis,
Will the world be again as it was in the past ?
Respectfully yours,
Mohammed
Age 10, Syria.
-------
Paus Fransiskus yang baik,
Apakah dunia akan sama lagi seperti dulu ?
Hormat saya,
Mohammed
10 tahun, Suriah.
---------
Inilah salah satu "surat" pertanyaan dari anak-anak kepada Paus Fransiskus dalam buku "Dear Pope Francis : The Pope Answers Letters from Children Around the World", sebuah buku dimana Paus Fransiskus menjawab pertanyaan (surat dan gambar) dari anak-anak kepadanya dari berbagai negara di dunia.

Rabu, 17 Mei 2017


Hari Biasa Pekan V Paskah
Kisah Para Rasul (15:1-6)
(Mzm 122:1-2.3-4a.4b-5; Ul: 1)
Yohanes (15:1-8)

"Veritas - Kebenaran."
Inilah salah satu gelar Yesus yang menyatakan diri sebagai pokok anggur yang benar.
Ya, sebagaimana ranting hanya dapat hidup selama hidup dari pokok anggur mengalir ke dalamnya, demikian pula kita hanya mempunyai hidup selama hidup Kristus mengalir ke dalamnya dengan tetap tinggal di dalam Dia, dengan beberapa syarat dasarnya, al:

Selasa, 16 Mei 2017



Hari Biasa Pekan V Paskah
Kisah Para Rasul (14:19-28)
 (Mzm 145:10-11.12-13ab.21; R:11a)
Yohanes (14:27-31a)
"Dona nobis pacem - Berilah kami damai."
Inilah kesan pertama yang saya rasakan ketika mempersembahkan misa paskah untuk komunitas tuna netra Laetitia di aula LDD Katedral Jakarta dua tahun yang lalu. Walaupun buta, hati dan hidup mereka terasa terbuka akan rasa damai ketika bersatu dalam misa ("Damai - Dengan Allah Maka Akan Indah").

Doa Mohon Ketujuh Karunia Roh Kudus

(St Bonaventura, @“Tribute To Mary", RomoJostKokoh)

Kami mohon kepada Allah Bapa yang penuh belas-kasih melalui Engkau, Putra TunggalNya yang menjadi manusia demi keselamatan kami,
yang disalibkan dan dimuliakan demi kami, agar mengirimkan kepada kami dari perbendaharaan harta karun surgawi ketujuh karunia Roh Kudus,
yang menaungi Engkau dalam segala kepenuhanNya:

Persiapan: HR. KENAIKAN TUHAN


Sebuah Persiapan:
HR. KENAIKAN TUHAN
Kis 1:1-11; Mzm 47:2-3,6-7,8-9;
Ef 1:17-23; Mrk 16:15-20
"Adoro Te - Aku menyembah Engkau!"
Bersama dengan momentum menjelang kenaikan Yesus ke surga, kita diajak untuk setia menyembahNya dengan doa-kata dan tindakan nyata.
Mengacu pada bac injili, Yesus yg kita sembah memberikan tiga amanat dasar, al:
1. Pergilah:
Setelah "diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi", kita harus pergi kepada semua bangsa dan bersaksi (Luk 24:49; Kis 1:8). Kita harus “pergi”: keluar dari kubangan dosa dan ego pribadi demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan jiwa.

Happy Mother's Day 14 Mei


Happy Mother's Day...
M A M A :
Minyak – Air - Merpati - Api
Riwayatmu Dulu, Kini dan Nanti
Syukur atas para Ibu (MAMA) yang berulang tahun pada hari ini.
Berhembuslah dalam diriku, ya Roh Kudus,
agar segala pikiranku kudus.
Bertindaklah dalam diriku, ya Roh Kudus,
agar karyaku juga kudus.
Tariklah hatiku, ya Roh Kudus,
agar aku mencintai hanya yang kudus.
Teguhkanlah aku, ya Roh Kudus,
agar aku memperjuangkan segala yang kudus.
Peliharalah aku, ya Roh Kudus,
agar aku senantiasa kudus. Amin.

Ora pro nobis - Doakanlah kami



"Ora pro nobis - Doakanlah kami."
Kis 20:28-38; Yoh 17:11b-19
Itulah slh satu harapan iman orangtua sy yg terkenang lg hari ini. Ya, bukankah pengalaman didoakan sgt kita perlukan di tengah aneka perjuangan+gulat geliat hdp ini?
Indahnya, Kristus jg berkenan mendoakan kita. Ia hadir+mengalir bagi kt. Adapun 3 arti doa ala Yesus yg diucapkanNya hari ini, al:
1. "Dikuduskan Oleh Allah":
Ia mendoakan agar Bapa sll menguduskan kita. Bukankah dg dibaptis kita "dikuduskan" mjd umat pilihanNya, terpisah dari dunia: ada di tengah dunia tp bukan milik dunia, terlibat tp tdk terlipat, menyelam tp tdk tenggelam, ikut dalam karut marut dunia tp tdk larut hanyut dg arus dunia.

O GLORIOSA DOMINA


O GLORIOSA domina

excelsa super sidera,
qui te creavit provide,
lactas sacrato ubere.
Quod Eva tristis abstulit,
tu reddis almo germine;
intrent ut astra flebiles,
sternis benigna semitam.
Tu regis alti ianua
et porta lucis fulgida;
vitam datam per Virginem,
gentes redemptae, plaudite.
Patri sit Paraclito
tuoque Nato gloria,
qui veste te mirabili
circumdederunt gratiae. Amen.
---------

Senin, 15 Mei 2017

Hari Biasa Pekan V Paskah
Kisah Para Rasul (14:5-18)
 (Mzm 115:1-2.3-4.15-16; Ul: 1)
Yohanes (14:21-26)
"Veni Sancte Spiritu - Datanglah Ya Roh Kudus!"
Inilah harapan iman kita bahwa Roh Kudus (Ibrani: "Ruah"/Penyembuh, Yunani: "Parakleitos"/Penghibur, Latin: "Spiritus"/Api) akan selalu hadir dan menyertai hidup harian kita.
Adapun berkat Roh Kudus, para rasul yang tadinya takut menjadi berani (Kis 2:14-36), yang tadinya pecundang menjadi pahlawan sehingga banyak orang menjadi percaya kepada Kristus (Kis 2:37-40) dan terbentuklah persekutuan jemaat Gereja perdana (Kis 2:41-47).

Cintailah hidup dan hidupilah cinta



Hidup tidaklah untuk mengeluh dan mengaduh.
Hidup ádalah mengolah hidup,
bekerja membalik tanah,
memasuki rahasia langit dan samodra,
serta mencipta dan mengukir dunia. kita menyandang tugas,
karna tugas adalah tugas
bukannya demi sorga atau neraka,
tetapi demi kehormatan seorang manusia.
Cintailah hidup dan hidupilah cinta
where is love, there is life.
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)

Minggu, 14 Mei 2017


Pesta S. Matias, Rasul
Kis 1:15-17.20-26; Mzm 113:1-2.3-4.5-6.7-8; Yoh 15:9-17
“Non scholae, sed vitae discimus - Kita belajar bukan untuk sekolah tapi untuk hidup. “
Adagium yang saya tulis dalam buku Carpe Diem" (RJK, Kanisius) dan berasal dari surat-surat Seneca pada “Epistulae morales ad Lucilium” ini merupakan penyadaran integral bahwa kita diajak untuk terus ber - “sekolah” setiap hari.
Ya, bersama teladan salah satu murid Yesus yakni St Matias (Yun: Matthias, Ibrani: Mattathias: “anugerah atau hadiah Allah”), yang kita pestakan hari ini, kita diajak untuk terue ber-"sekolah" dengan tiga jalan iman, yakni: “SEtia, dan KOkoh, ikut AlLAH.”

Antologi Renungan HIK


Pesta St Matias Rasul
Kis 1:15-17.20-26; Yoh 15:9-17
“Non scholae, sed vitae discimus-Kita belajar bukan untuk sekolah tapi untuk hidup."
Adagium yang saya tulis dalam buku Carpe Diem" dan berasal dari surat-surat Seneca Muda pada “Epistulae morales ad Lucilium” ini merupakan penyadaran integral bahwa kita diajak untuk terus ber - “sekolah” setiap hari.
Ya, bersama teladan salah satu murid Yesus yakni St Matias (Yun: Matthias, Ibrani: Mattathias: “anugerah atau hadiah Allah”), yang kita pestakan hari ini, kita diajak untuk terue ber-"sekolah" dengan tiga jalan iman, yakni: “SEtia, dan KOkoh, ikut AlLAH.”

Doa LITANI MARIA dari FATIMA


LITANI MARIA dari FATIMA
Maria dari Fatima,
doakanlah negeri tercinta kami.
Maria dari Fatima,
kuduskanlah imam-imam kami.
Maria dari Fatima,
kuatkanlah iman Katolik kami.
Maria dari Fatima,
bimbing dan terangi pemerintah kami.
Maria dari Fatima,
sembuhkan orang sakit yang percaya kepadamu.
Maria dari Fatima,
bantulah orang yang memanggil pertolonganmu.
Maria dari Fatima,
bebaskan kami dari mara bahaya.
Maria dari Fatima,
bantulah kami menolak pencobaan.
Maria dari Fatima,
perolehkan bagi kami apa yang dengan cinta, kami mohonkan.

Homili Paus Fransiskus Dalam Misa Kanonisasi Jacinta Marto dan Fransisco Marto Di Basilika Bunda Maria Rosario Fatima, Portugal : 13 Mei 2017


Bacaan Ekaristi : Why 12:1-6; Rm 5:12-20; Yoh 19:16b-27
"[Maka] tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari".
Demikianlah pelihat Patmos mengatakan kepada kita dalam Kitab Wahyu (12:1), dan menambahkan bahwa ia akan melahirkan seorang anak laki-laki.
Kemudian, di dalam Injil, kita mendengar Yesus berkata kepada para murid-Nya, "Inilah ibumu" (Yoh 19:27).
Kita mempunyai seorang ibu! "Bunda yang sangat cantik", seperti yang dikatakan para pelihat Fatima satu sama lain saat mereka kembali ke rumah pada hari yang penuh berkat itu 13 Mei seratus tahun yang lalu.

Minggu, 14 Mei 2017


Hari Minggu Paskah V
Kisah Para Rasul (6:1-7)
(Mzm 33:1-2.4-5.18-19; Ul:lh. 22)
(1Ptr 2:4-9)
Yohanes (14:1-12)

"Veritas - Kebenaran"
Inilah motto Universitas Harvard yang berangkat dari salah satu pernyataan diri Yesus hari ini: "Via Veritas Vita - Jalan Kebenaran Hidup".
Konteks nubuat Yesus ini, adalah ketika Thomas bertanya pada Yesus: “Tuhan, kami tidak tahu kemana Engkau pergi; juga bagaimana kami tahu jalan ke situ?” Pertanyaan Thomas ini muncul ketika Yesus berkata: “Di rumah BapaKu banyak tempat tinggal... "

Buku "Memoar 100th Fatima" (RJK). Kanonisasi Kanak-Kanak Suci Dari Fatima


BUKU "MEMOAR 100TH FATIMA" (RJK).
KANONISASI KANAK-KANAK SUCI DARI FATIMA "SAKSI-SAKSI DARI KEBENARAN"
Dalam konsistorum biasa publik tanggal 20 April 2017 yang lalu, Vatikan telah mengkonfirmasi bahwa dua "gembala cilik" dari Fàtima akan di Kanonisasi. Paus Fransiskus akan mentahbiskan Francisco dan Jacinta Marto menjadi Santo dan Santa, mereka adalah kedua "gembala suci" kepada siapa SP Maria menampakkan dirinya pada tahun 1917.
Kanonisasi ini akan dilangsungkan di Santuari Fàtima di Portugal dalam Misa Kudus Pontifikal pada Perayaan 100 Tahun Penampakan SP Maria tanggal 13 Mei, yang akan menjadi acara utama dari Peziarahan Bapa Suci Fransiskus ke Santuari itu.

Buku “Memoar 100th Fatima” (RJK) “Mary’s Way” Rosario – Sekolah Doa


BUKU “MEMOAR 100TH FATIMA” (RJK)
“MARY’S WAY”
ROSARIO – SEKOLAH DOA
“Ave Maria, Tuhan sertamu! Ave, kegembiraan bagi semua.
Ave, sukacita gereja. Ave, nama harum.
Ave, wajah mewangi. Ave, perayaan terhormat.
Ave, Bunda cahaya. Ave, Bunda Kudus.
Ave, sumber air hidup. Ave, penuh rahasia.
Ave, kitab perjanjian baru. Ave, kendi kencana kudus.
Ave, rahim yang telah menerima yang dunia tidak sanggup memenuhinya,
Ave Maria.”
(Teodorus dari Ancyra)

5 Doa dari Fatima


5 DOA DARI FATIMA
Hari ini, 13 Mei 2017, Gereja Katolik memperingati 100 tahun penampakan Bunda Maria kepada 3 gembala cilik di Fatima, Portugal.
Dalam penampakannya di tahun 1917, Bunda Maria menyampaikan banyak sekali pesan dari Tuhan sambil mengajak kita semua untuk bertobat dan berbuat silih bagi dunia.
Salah satu warisan terbesarnya adalah 5 Doa Fatima yang diberikan selama penampakan berlangsung.

MEMOAR 100TH FATIMA



BUKU "MEMOAR 100TH FATIMA" (RJK)
Tempus fugit!
Tak terasa, waktu seakan terbang. Ya, hampir delapan bulan telah berlalu sejak penampakan terakhir dari malaikat yang penuh berkat. Lucia, Francisco dan Jacinta terus melakukan apa yang telah diajar-wartakan malaikat kepada mereka, tekun-rukun berdoa dan khusyuk-masyuk mempersembahkan korban silih kepada Tuhan.
Lucia berusia 10 tahun, Francisco akan menjadi 9 tahun pada bulan Juni, dan Jacinta baru saja berulang tahun ke-7 pada bulan Maret yang lalu, ketika pada tanggal 13 Mei tahun 1917, mereka membawa domba mereka ke perbukitan yang dimiliki oleh ayah Lucia dan dikenal sebagai Cova da Iria.

BUKU "MEMOAR 100TH FATIMA" (RJK) ZIARAH INTERNASIONAL "MARIA FATIMA"



BUKU "MEMOAR 100TH FATIMA" (RJK)
ZIARAH INTERNASIONAL "MARIA FATIMA"
O sanctissima, o piissima
dulcis Virgo Maria!
Mater amata, intemerata,
ora, ora pro nobis.
Wahai Yang Tersuci, wahai Yang Tersaleh,
Dara Maria yang manis!
Bunda tercinta, murni nirmala,
doakanlah, doakanlah kami.
KEAJAIBAN BURUNG: “MERPATI TAK PERNAH INGKAR JANJI”
Tahun 1946, di Portugal; adalah peringatan ketiga kalinya, perayaan- 100 tahun "Penyerahan negara Portugal kepada Bunda Maria”.
Mengingat bahwa sebelumnya; Gereja Katolik di Portugal dianiaya, maka perayaan ke 3 kalinya (per seratus tahunan) konsekrasi nasional Portugal kepada Bunda Maria menjadi sangat penting.
Tidak hanya dikarenakan penampakan Maria di Fatima, tetapi juga karena pertolongan Maria di masa perang dan janji Maria akan perdamaian.
Rakyat Portugal menyambut gembira dan menyelenggarakan perayaan meriah dan agung, dengan mengadakan perarakan Patung Maria Fatima; dimulai dari Cova da Iria (tempat penampakan Maria) sampai ke kota Lisbon, kurang lebih 70 mil jauhnya, ditandu dan menempuh perjalanan dengan berjalan kaki pulang pergi.
Para penandu berganti orang pada setiap desa dan kota yang dilewati sepanjang perjalanan.
Berikut ini rangkuman tentang apa yang terjadi :
Patung Maria Fatima diarak dari Fatima sampai ke Lisbon dengan ditandu,
dan di sepanjang jalan, melewati setiap desa dan kota, orang-orang memadati jalan-jalan memberi penghormatan.
Tempat di mana Patung tersebut bermalam, diadakan Adorasi Sakramen Mahakudus sepanjang malam, Misa dan Komuni Kudus.
Belum lama dari meninggalkan kota Fatima, tepatnya ketika berada di kota Bombazral, termasuk dalam acara penyambutannya, diadakan pelepasan beberapa ekor burung merpati sebagai lambang perdamaian.
Setelah dilepas, burung burung merpati itu bukannya terbang pergi, namun
tiga ekor di antaranya terbang memutari Patung Maria, lalu kemudian hinggap pada kaki Patung dan menetap di sana, dan itulah awal kisah yang mencengangkan yang kemudian dikenal sebagai "KEAJAIBAN MERPATI".
Selama hari-hari berikutnya, ketiga ekor merpati itu tetap hinggap di kaki Patung Maria, dan menolak makan dan minum yang diberikan orang-orang.
Sesekali mereka terbang sangat rendah, melayang, suatu bukti bahwa mereka tidak dalam keadaan terikat di sana.
Melewati sepanjang perjalanan selama hampir dua minggu penuh,
dengan gerakan-gerakan dalam menandu patung Maria, dengan semarak penyambutan dari kota ke kota lain, merpati-merpati itu tetap tenang dan seakan tidak terpengaruh dengan segala acara, permainan musik,
teriakan -teriakan orang berbondong-bondong, nyala lilin -lilin yang dinyalakan di dekat mereka, pesta kembang api sepanjang malam, dan mereka juga hanya dengan tenang mengibaskan badan sedikit walau terkena terus-menerus kelopak-kelopak bunga yang dilemparkan orang ke Patung Maria sepanjang jalan.
Ketika tiba di Lisbon pada malam tanggal 5 Desember, Patung Maria Fatima segera dibawa ke Gereja baru yang indah, "Gereja Maria Fatima Lisbon",
di mana Patung tersebut akan terus berada sampai Hari Raya Maria Dikandung Tanpa Noda, 8 Desember.
Merpati-merpati itu tetap tinggal pada kaki Patung dan sekarang orang -orang bertanya-tanya apa yang akan mereka lakukan; ketika patung Maria telah tiba pada tempat tujuannya.
Koran- koran telah diisi banyak berita tentang mereka dan menimbulkan perhatian besar yang bahkan nyaris lebih menarik daripada Patung Maria itu sendiri dengan segala keindahannya.
Selama beberapa hari di Lisbon, Gereja penuh sesak dengan orang yang berdatangan terus-menerus siang dan malam. Adorasi Sakramen Mahakudus dilakukan sepanjang malam oleh beberapa Imam. Perayaan Misa dimulai pada tengah malam dan di pagi harinya diadakan lagi Misa dan Komuni Kudus.
Pada saat diadakan Misa Kudus di pagi harinya, sebagian besar orang di Gereja memusatkan perhatian pada Misa dan berhenti menonton merpati karena sudah terbiasa dengan kehadiran mereka.
Dalam keheningan, saat Doa Syukur Agung, ketika gong dibunyikan, orang-orang dikejutkan dengan kepakan sayap.
Menakjubkan semua orang, dua ekor merpati terbang masing-masing ke kanan dan kiri Altar. Ketika Uskup mengangkat tinggi Hosti, mereka turun dan melipat sayap mereka, satu di setiap sisi, seolah-olah memberi adorasi! Dan selama sisa Misa, mereka tetap berada di sana bersama dengan para Konselebran.
Burung merpati ketiga terbang dan hinggap pada mahkota emas Patung Maria (mahkota yang ditempatkan di sana oleh Kardinal yang secara pribadi mewakili Bapa Suci pada 13 Mei sebelumnya di Fatima), dan ketika para Imam Selebran berbalik dan mengangkat Hosti dan mengucapkan "Ecce Agnus Dei" ( "Lihatlah Anak Domba Allah"), merpati itu membuka sayap putihnya lebar-lebar dan menahannya terus demikian. Kejadian itu sungguh menakjubkan dan menjadi buah bibir setiap orang di Portugal.
Pada tanggal 7 Desember; pada pukul 3 sore, ribuan anak-anak dipersembahkan kepada Bunda Fatima oleh Kardinal Cerejeira Portugal.
Pada malam harinya, dalam prosesi lilin yang diikuti orang banyak yang barisannya mencapai dari satu ujung ke ujung lain kota Lisbon, Patung Maria Fatima itu dibawa ke Katedral. Dengan kerumunan sedemikian besar, prosesi ini memakan waktu tiga setengah jam.
Pada upacara pelepasan kembali Patung Maria kembali ke Fatima, dengan para Uskup, para Imam, para biarawan dan dihadiri ribuan orang, dilakukan prosesi Patung Maria diarak ke alun-alun, sebuah kapal yang dihias indah telah menunggu berjangkar di Sungai Tagus. Di atas tiang utama pada kapal dinyalakan salib yang terang, yang terlihat sampai beberapa mil jauhnya.
Dengan lapangan yang dipadati ribuan orang, bagai berubah menjadi lautan cahaya lilin, kembang api terus memecah angkasa. Orang-orang melambaikan saputangan mereka dan menyanyikan hymne yang biasa dilagukan para peziarah ketika meninggalkan Fatima.
Dari kejauhan, bunyi peluit dan dentuman meriam dari ratusan kapal terus bergema. Di pantai seberang, kerumunan banyak orang lain menunggu.
Segera setelah tiba kemudian; Patung itu dibawa lagi dengan tandu di atas bahu orang, berjalan kaki kembali ke Fatima.
Secara keseluruhan, penerimaan Patung Maria Fatima di semua kota dan desa yang dilalui, semua upacara yang diadakan untuk menghormati dan mengungkapkan rasa cinta umat kepada Bunda Maria yang diwakili Patung ini di Portugal saat itu, benar-benar tak dapat dilukiskan secara lengkap.
ZIARAH INTERNATIONAL PATUNG MARIA FATIMA
Patung Maria Fatima telah kembali ke tempatnya di Cova de Iria, tetapi banyak orang berharap untuk dapat mendapat kunjungan patung di komunitas mereka sendiri.
Uskup kemudian menyurati Sr. Lucia meminta pengiriman Patung Maria untuk berkeliling. Sr. Lucia membalas menyurati Uskup, mengusulkan untuk membuat sebuah patung yang baru; yang sama, dan patung itulah yang dikirim berkeliling.
Uskup setuju. Sebuah Patung Maria Fatima baru, dibuat oleh pematung terkenal Jose Thedim, meniru Patung Matia Fatima asli; diberkati pada 13 Mei 1947, digunakan sebagai “Patung Peziarah” dan diberi nama “Patung Maria Fatima Ziarah International.”
Bahkan sebelum memulai perjalanannya, begitu banyak tempat menyatakan meminta dikunjungi, sehingga dibuat lagi patung kedua yang sama oleh pematung yang sama, dan selesai dan diberkati oleh Uskup Liera - Fatima pada 13 Oktober 1947 (Tepat 30 tahun "keajaiban matahari" di Fatima.)
Uskup Liera - Fatima ini berdoa agar Maria senantiasa menemani patung ini kemanapun patung ini diarak. Tujuan peziarahan Patung Bunda Maria itu adalah untuk membawa rahmat dari Fatima serta pesan harapan, perdamaian dan keselamatan kepada jutaan orang yang mungkin tidak pernah memiliki kesempatan untuk melakukan ziarah ke Fatima.
Uskup Fatima mempercayakan "patung daerah barat" kepada Mr. John Haffert, yang kemudian menjadi pendiri "Blue Army of Our Lady of Fatima" di Amerika. Patung Ziarah Maria memasuki Amerika Serikat melalui Kanada di Buffalo, New York, pada tanggal 8 Desember 1947. (Hari Pesta Maria Dikandung Tanpa Noda). Di Buffalo, 200.000 orang berbaris di jalan-jalan dan menyambut kedatangan Patung Maria pada kesempatan itu.
Memenuhi amanat Uskup kepadanya untuk "bepergian, mengajar dan menginspirasi", Mr. John Haffert menugaskan Fr. McGrath dari Kanada sebagai kustodian pertama. Patung Ziarah Maria Fatima tidak pernah berhenti bepergian sejak itu.
Mukjizat, pertolongan, dan rahmat begitu banyak terjadi sejak awal mula, bahwa bahkan Bapa Suci menyebutnya dalam pidato radionya yang terkenal untuk para peziarah di Fatima, 13 Mei 1951.
Paus teringat pernah memahkotai Patung Maria di Fatima pada tahun 1946:
"Pada tahun 1946, kami memahkotai Maria Fatima sebagai Ratu dunia,
dan tahun berikutnya, melalui gambaran Patung Ziarahnya, ia pergi memaklumkan kuasanya, dan mujizat yang ia lakukan di sepanjang perjalanan adalah sedemikian sampai kita hampir tak berani mempercayai mata kita atas apa yang kita lihat."
Pada 13 Mei 2010, Paus Benediktus XVI mengatakan:
"Pada waktu itu hanya tiga anak, namun contoh kehidupan mereka menyebar dan berlipat ganda, terutama sebagai hasil dari perjalanan dari Ziarah Patung Maria, dalam kelompok-kelompok yang tak terhitung jumlahnya di seluruh dunia yang mendedikasikan untuk mengembangkan solidaritas persaudaraan."
Mukjizat-mukjizat penting yang banyak terjadi sehubungan dengan kehadiran Patung Ziarah Maria ini, di antaranya kesembuhan dari sakit dan banyak pertobatan dari orang- orang yang keras kepala dan awalnya cenderung menentang ajaran Katolik; sebagai mukjizat spiritual yang jauh lebih berharga daripada hal-hal yang bisa kita lihat, sentuh, atau ukur.
Yang paling mengejutkan adalah fakta bahwa, bahkan di negara-negara minoritas umat Katolik pun, jutaan orang berkumpul pada kunjungan dari Patung Ziarah Maria.
Patung Ziarah Maria Fatima hingga kini telah mengunjungi lebih dari 100 negara di dunia, membawa dan menyebarkan pesan surgawi akan penebusan dosa, doa dan devosi kepada Hati Maria Tak Bernoda, melalui gambar yang paling indah dari Bunda Fatima, membawa semua yang berdoa dengan khusuk di depan patung ini lebih dekat kepada Tuhan dan Bunda terberkati-Nya.
Patung Ziarah Maria Fatima pernah mengunjungi Indonesia pada bulan Juni 2016, persis pada Tahun Yubileum Kerahiman, di beberapa keuskupan seperti di Keuskupan Agung Jakarta, Malang, Semarang dan Surabaya.
=====
PERJALANANKU BERSAMA SANG RATU
(Dikisahkan oleh Thomas McKenna, Vise Presiden “TFP Student Action”, sebuah organisasi Amerika yang bertujuan mengajarkan dan memulihkan kembali nilai-nilai “TFP” – “Tradition, Family, Property”, berdasarkan ajaran iman Katolik, untuk melawan aliran sosialisme dan komunisme.)
Sepanjang hidup saya dengan “TFP”, saya beberapa kali mendapat hak istimewa untuk menyertai Patung Maria Ziarah Internasional beberapa kali.
Karena aspek ajaib dari patung ini dan rasa hormat kepadanya, kami selalu membelikannya tempat duduk di pesawat.
Patung Maria selalu didudukkan di kursi di sebelah kustodian (pembawanya) di dudukan yang empuk dan lembut sehingga aman.
Kemanapun pergi, dia menarik perhatian dan mendapat penghormatan, pengabdian, dan kadang-kadang, perubahan hati. Seringkali, ketika awak pesawat mengetahui ada Patung Maria di atas pesawat, mereka bersikeras memindahkannya duduk di kelas utama, suatu hal yang mengharukan.
Baru-baru ini, saya menemani Patung ke Austria, ke Konferensi “TFP” Internasional untuk mahasiswa yang dihadiri orang-orang muda dari 12 negara. Bisa mendapatkan Patung Maria ini di saat itu adalah suatu berkat yang besar.
Dalam perjalanan yang singgah di Detroit, saat saya mencari gerbang naik berikutnya, dua perempuan bertanya apakah saya bisa menunjukkan kepada mereka Patung Maria. Meskipun bukan Katolik, mereka berdua sangat tersentuh, dan salah satu dari mereka bertanya apakah boleh berdoa di depan Patung Maria karena dia sedang berusaha untuk memiliki anak. Saya katakan padanya ini adalah sebuah patung yang sangat istimewa dan ia boleh berdoa kepada Maria untuk meminta apa yang diinginkannya.
Tiba di Amsterdam, ada dua jam menunggu, jadi saya mengeluarkan Patung Maria keluar dari penutupnya untuk berdoa.
Ketika tiba waktunya untuk terbang lagi, ada pertanyaan muncul tentang bagaimana sebuah patung boleh memiliki kursi sendiri, jadi saya memasuki pesawat di urutan terakhir. Pesawat itu penuh. Ketika saya berjalan sampai di akhir lorong pesawat, saya melihat ada dua kursi kosong di antara seorang pengusaha, dan menyadari itu adalah kursi saya. Tapi, gesture dan sikapnya orang ini terkesan kurang ramah sehingga membuat saya merasa dia pasti akan kesal kalau diminta bergeser tempat duduk.
Tapi, ketika saya mendekat, ia tersenyum lebar.
"The Madonna!" Serunya senang saat ia melompat dari kursinya.
"Bagaimana saya bisa membantu Anda? Ini fantastis! Saya tidak percaya ini, The Madonna berada di samping saya di sini! "
Dia kemudian melanjutkan, memberitahu saya bagaimana dia telah melihatnya di bandara tadi dan telah merasa tersentuh. "Kemudian saya naik pesawat, dan The Madonna dudk di kursi sebelah saya!" Katanya, "Saya tidak merasa bahwa ini hanya kebetulan belaka."
Dia menceritakan bahwa dia dulu adalah seorang Katolik, meskipun tidak mendalami. Ia menghabiskan sisa sepanjang wasktu perjalanan dengan menceritakan semua hidupnya dan mengajukan banyak pertanyaan tentang iman.
Sebelum mendarat di Wina, dua wanita yang duduk di kursi di depan kami berbalik dan meminta maaf bahwa mereka telah menguping dan bertanya apakah mereka boleh berfoto dengan Patung Maria. Sang "teman baru saya" juga meminta berfoto dan mengungkapkan keinginannya untuk kembali kepada iman katolik, “Rome sweet home”.
Dalam pengalaman saya, setiap kali saya mengawal patung ajaib, tidak setiap kali selalu berjalan lancar, namun semuanya mendapat jalan keluar pada akhirnya. Maria memimpin jalan keluar dan juga membuat kami kuat dalam menanggung kesulitan.
Penerbangan kembali dari Austria ke Amerika adalah salah satu contohnya.
Ketika saya check in, penerbangan Eropa tidak terbiasa dengan adanya "kursi tambahan" dan beberapa kekacauan terjadi. Apa yang seharusnya bisa selesai dalam lima menit memakan waktu hampir satu jam. Akhirnya, semuanya beres dan saya naik pesawat ke Amsterdam.
Di Amsterdam, ada lagi masalah dan pertanyaan-pertanyaan tentang tempat duduk dan membuang banyak waktu, tetapi pada akhirnya itu semua dapat diselesaikan.
Ketika naik pesawat, saya terkejut karena pramugari mengarahkan Patung Maria dan saya ke kabin kelas pertama. Saya bahkan tidak menyadari bahwa mereka telah menyediakan kursi di kelas pertama.
Ketika saya mengikatkan patung di kursi, seorang pramugari bertanya, "Apakah itu cello?" "Bukan," jawab saya, "Ini adalah patung Bunda Maria."
Dia terkejut dan tertarik, jadi saya melanjutkan, "Ini adalah salah satu patung paling terkenal dari Gereja Katolik Roma dan sedang berziarah di sini. Ini adalah patung ajaib." Saya melanjutkan bercerita tentang kisah Fatima, dia jelas tersentuh dan meminta untuk melihatnya.
Ketika penutup dibuka, ia sangat terharu dan memanggil lima pramugari lain dan mereka semua sangat terkesan. Mereka bertanya segala macam mengenai Patung Maria, Fatima dan penampakan-penampakannya, dan menyadari bahwa adalah suatu berkat besar untuk mendapatkan Patung Maria sedang berada di pesawat itu.
Pada saat hampir bersamaan, ternyata jatah satu kursi dibutuhkan untuk seorang penumpang tambahan. Mengetahui ada patung dengan kursi sendiri, salah satu manajer berkata, "Mari kita pindahkan patung ini dan menempatkannya di lemari sehingga kita bisa menggunakan kursi itu untuk penumpang."
Sebelum saya sempat mengatakan apa-apa, tiga dari pramugari yang berkumpul mengatakan kepada pria itu bahwa mereka akan memberikan tempat duduk mereka dan mereka sendiri akan duduk di kursi darurat pelompatan.
Karena penerbangan ditunda selama sekitar satu jam, sebagian besar kru datang untuk melihat Patung Maria.
Pada satu saat, ada sembilan dari mereka mengerumuni sambil bertanya macam-macam. Saya meminta senter, dan ketika saya menyorotkannya pada wajah Patung Maria, keindahannya memukau mereka semua.
Mereka semua ingin foto-fotonya.
Mereka bercerita kepada saya tentang diri dan hidup mereka dan mengatakan bahwa mereka merasa terhibur saat melihat Patung Maria. Mereka mengatakan mereka ingin membantu dalam kampanye Fatima kami. Kepala kru mengatakan, dia berdoa rosario bersama neneknya setiap hari ketika ia sedang ada di rumah.
Sepanjang penerbangan, kru sering mampir untuk memeriksa kami apakah semuanya baik-baik. Saya mengatakan kepada mereka; jika mereka ingin, kami bisa mengambil gambar dengan Patung Maria setibanya nanti dan saya akan mengirimkan salinannya.
Setelah pesawat mendarat dan para penumpang telah turun, kapten, co-pilot dan kepala bagian mesin juga datang untuk melihat. Saya membawa Patung Maria ke depan pesawat dan mengeluarkannya dari tas agar bisa berfoto bersama. Mereka tidak berhenti-hentinya mengucapkan terima kasih karena saya telah membawa Patung Ziarah Maria dalam maskapai mereka dan memberi mereka kesempatan dan berkat untuk boleh menemaninya.
Sebagai kenangan perpisahan, mereka memberi saya daftar dengan semua nama dan alamat mereka dan mengatakan mereka berharap untuk menerima berita-berita.
Seminggu setelah tiba di rumah, saya menerima email ini dari kapten penerbangan, yang saya pikir bisa mengungkapkan kebesaran rahmat dari Maria:
Untuk Tom:
Saya baru saja pulang dari perjalanan saya dengan Northwest dan menunjukkan kepada istri dan anak laki-laki kami gambar Bunda Maria.
Saya ingin mengucapkan terima kasih atas nama kru saya.
Terima kasih sekali lagi untuk meluangkan waktu setelah penerbangan untuk menunjukkan Patung Maria kepada kami. Saya belum pernah melihat sesuatu yang dapat dibandingkan dengan itu dan wajahnya masih jelas terlihat dalam pikiran saya. Foto besar kita sedikit rusak selama perjalanan saya tetapi tetap akan dibingkai dan ditempatkan di tempat yang terhormat di rumah saya.
Saya akan sangat tertarik akan info tentang bagaimana untuk bisa mendapat kunjungan Patung Ziarah Maria di paroki kami. Terima kasih banyak untuk kenangan ini.
Hormat kami,
T. P.
Kapten Northwest.
===========
“Hendaklah kita mencari rahmat, dan marilah kita mencarinya melalui Maria.”
Bunda Pengharapan
Kuasailah budi kami, supaya kami saling mengilhami
Kuasailah aksi kami, supaya kami saling menghargai
Kuasailah hati kami, supaya kami saling mencintai
Bunda Pengharapan
Kuasailah diri kami,
supaya kami saling mengasihi
supaya kami saling melayani
supaya kami saling mengampuni
Bunda Pengharapan
Jadilah tali pengikat bagi yang terpisah
Jadilah jalan iman bagi yang tertutup
Bunda Pengharapan
Bantulah agar kami bersatu dan berpadu,
Naungilah agar kami berdamai dan bersaudara
Tabahkanlah agar kami berdaya dan bertahan
Terangilah agar kami tetap setia kepada Yesus, Puteramu.
(RJK)