Ads 468x60px

BUKU "MEMOAR 100TH FATIMA" (RJK) ZIARAH INTERNASIONAL "MARIA FATIMA"



BUKU "MEMOAR 100TH FATIMA" (RJK)
ZIARAH INTERNASIONAL "MARIA FATIMA"
O sanctissima, o piissima
dulcis Virgo Maria!
Mater amata, intemerata,
ora, ora pro nobis.
Wahai Yang Tersuci, wahai Yang Tersaleh,
Dara Maria yang manis!
Bunda tercinta, murni nirmala,
doakanlah, doakanlah kami.
KEAJAIBAN BURUNG: “MERPATI TAK PERNAH INGKAR JANJI”
Tahun 1946, di Portugal; adalah peringatan ketiga kalinya, perayaan- 100 tahun "Penyerahan negara Portugal kepada Bunda Maria”.
Mengingat bahwa sebelumnya; Gereja Katolik di Portugal dianiaya, maka perayaan ke 3 kalinya (per seratus tahunan) konsekrasi nasional Portugal kepada Bunda Maria menjadi sangat penting.
Tidak hanya dikarenakan penampakan Maria di Fatima, tetapi juga karena pertolongan Maria di masa perang dan janji Maria akan perdamaian.
Rakyat Portugal menyambut gembira dan menyelenggarakan perayaan meriah dan agung, dengan mengadakan perarakan Patung Maria Fatima; dimulai dari Cova da Iria (tempat penampakan Maria) sampai ke kota Lisbon, kurang lebih 70 mil jauhnya, ditandu dan menempuh perjalanan dengan berjalan kaki pulang pergi.
Para penandu berganti orang pada setiap desa dan kota yang dilewati sepanjang perjalanan.
Berikut ini rangkuman tentang apa yang terjadi :
Patung Maria Fatima diarak dari Fatima sampai ke Lisbon dengan ditandu,
dan di sepanjang jalan, melewati setiap desa dan kota, orang-orang memadati jalan-jalan memberi penghormatan.
Tempat di mana Patung tersebut bermalam, diadakan Adorasi Sakramen Mahakudus sepanjang malam, Misa dan Komuni Kudus.
Belum lama dari meninggalkan kota Fatima, tepatnya ketika berada di kota Bombazral, termasuk dalam acara penyambutannya, diadakan pelepasan beberapa ekor burung merpati sebagai lambang perdamaian.
Setelah dilepas, burung burung merpati itu bukannya terbang pergi, namun
tiga ekor di antaranya terbang memutari Patung Maria, lalu kemudian hinggap pada kaki Patung dan menetap di sana, dan itulah awal kisah yang mencengangkan yang kemudian dikenal sebagai "KEAJAIBAN MERPATI".
Selama hari-hari berikutnya, ketiga ekor merpati itu tetap hinggap di kaki Patung Maria, dan menolak makan dan minum yang diberikan orang-orang.
Sesekali mereka terbang sangat rendah, melayang, suatu bukti bahwa mereka tidak dalam keadaan terikat di sana.
Melewati sepanjang perjalanan selama hampir dua minggu penuh,
dengan gerakan-gerakan dalam menandu patung Maria, dengan semarak penyambutan dari kota ke kota lain, merpati-merpati itu tetap tenang dan seakan tidak terpengaruh dengan segala acara, permainan musik,
teriakan -teriakan orang berbondong-bondong, nyala lilin -lilin yang dinyalakan di dekat mereka, pesta kembang api sepanjang malam, dan mereka juga hanya dengan tenang mengibaskan badan sedikit walau terkena terus-menerus kelopak-kelopak bunga yang dilemparkan orang ke Patung Maria sepanjang jalan.
Ketika tiba di Lisbon pada malam tanggal 5 Desember, Patung Maria Fatima segera dibawa ke Gereja baru yang indah, "Gereja Maria Fatima Lisbon",
di mana Patung tersebut akan terus berada sampai Hari Raya Maria Dikandung Tanpa Noda, 8 Desember.
Merpati-merpati itu tetap tinggal pada kaki Patung dan sekarang orang -orang bertanya-tanya apa yang akan mereka lakukan; ketika patung Maria telah tiba pada tempat tujuannya.
Koran- koran telah diisi banyak berita tentang mereka dan menimbulkan perhatian besar yang bahkan nyaris lebih menarik daripada Patung Maria itu sendiri dengan segala keindahannya.
Selama beberapa hari di Lisbon, Gereja penuh sesak dengan orang yang berdatangan terus-menerus siang dan malam. Adorasi Sakramen Mahakudus dilakukan sepanjang malam oleh beberapa Imam. Perayaan Misa dimulai pada tengah malam dan di pagi harinya diadakan lagi Misa dan Komuni Kudus.
Pada saat diadakan Misa Kudus di pagi harinya, sebagian besar orang di Gereja memusatkan perhatian pada Misa dan berhenti menonton merpati karena sudah terbiasa dengan kehadiran mereka.
Dalam keheningan, saat Doa Syukur Agung, ketika gong dibunyikan, orang-orang dikejutkan dengan kepakan sayap.
Menakjubkan semua orang, dua ekor merpati terbang masing-masing ke kanan dan kiri Altar. Ketika Uskup mengangkat tinggi Hosti, mereka turun dan melipat sayap mereka, satu di setiap sisi, seolah-olah memberi adorasi! Dan selama sisa Misa, mereka tetap berada di sana bersama dengan para Konselebran.
Burung merpati ketiga terbang dan hinggap pada mahkota emas Patung Maria (mahkota yang ditempatkan di sana oleh Kardinal yang secara pribadi mewakili Bapa Suci pada 13 Mei sebelumnya di Fatima), dan ketika para Imam Selebran berbalik dan mengangkat Hosti dan mengucapkan "Ecce Agnus Dei" ( "Lihatlah Anak Domba Allah"), merpati itu membuka sayap putihnya lebar-lebar dan menahannya terus demikian. Kejadian itu sungguh menakjubkan dan menjadi buah bibir setiap orang di Portugal.
Pada tanggal 7 Desember; pada pukul 3 sore, ribuan anak-anak dipersembahkan kepada Bunda Fatima oleh Kardinal Cerejeira Portugal.
Pada malam harinya, dalam prosesi lilin yang diikuti orang banyak yang barisannya mencapai dari satu ujung ke ujung lain kota Lisbon, Patung Maria Fatima itu dibawa ke Katedral. Dengan kerumunan sedemikian besar, prosesi ini memakan waktu tiga setengah jam.
Pada upacara pelepasan kembali Patung Maria kembali ke Fatima, dengan para Uskup, para Imam, para biarawan dan dihadiri ribuan orang, dilakukan prosesi Patung Maria diarak ke alun-alun, sebuah kapal yang dihias indah telah menunggu berjangkar di Sungai Tagus. Di atas tiang utama pada kapal dinyalakan salib yang terang, yang terlihat sampai beberapa mil jauhnya.
Dengan lapangan yang dipadati ribuan orang, bagai berubah menjadi lautan cahaya lilin, kembang api terus memecah angkasa. Orang-orang melambaikan saputangan mereka dan menyanyikan hymne yang biasa dilagukan para peziarah ketika meninggalkan Fatima.
Dari kejauhan, bunyi peluit dan dentuman meriam dari ratusan kapal terus bergema. Di pantai seberang, kerumunan banyak orang lain menunggu.
Segera setelah tiba kemudian; Patung itu dibawa lagi dengan tandu di atas bahu orang, berjalan kaki kembali ke Fatima.
Secara keseluruhan, penerimaan Patung Maria Fatima di semua kota dan desa yang dilalui, semua upacara yang diadakan untuk menghormati dan mengungkapkan rasa cinta umat kepada Bunda Maria yang diwakili Patung ini di Portugal saat itu, benar-benar tak dapat dilukiskan secara lengkap.
ZIARAH INTERNATIONAL PATUNG MARIA FATIMA
Patung Maria Fatima telah kembali ke tempatnya di Cova de Iria, tetapi banyak orang berharap untuk dapat mendapat kunjungan patung di komunitas mereka sendiri.
Uskup kemudian menyurati Sr. Lucia meminta pengiriman Patung Maria untuk berkeliling. Sr. Lucia membalas menyurati Uskup, mengusulkan untuk membuat sebuah patung yang baru; yang sama, dan patung itulah yang dikirim berkeliling.
Uskup setuju. Sebuah Patung Maria Fatima baru, dibuat oleh pematung terkenal Jose Thedim, meniru Patung Matia Fatima asli; diberkati pada 13 Mei 1947, digunakan sebagai “Patung Peziarah” dan diberi nama “Patung Maria Fatima Ziarah International.”
Bahkan sebelum memulai perjalanannya, begitu banyak tempat menyatakan meminta dikunjungi, sehingga dibuat lagi patung kedua yang sama oleh pematung yang sama, dan selesai dan diberkati oleh Uskup Liera - Fatima pada 13 Oktober 1947 (Tepat 30 tahun "keajaiban matahari" di Fatima.)
Uskup Liera - Fatima ini berdoa agar Maria senantiasa menemani patung ini kemanapun patung ini diarak. Tujuan peziarahan Patung Bunda Maria itu adalah untuk membawa rahmat dari Fatima serta pesan harapan, perdamaian dan keselamatan kepada jutaan orang yang mungkin tidak pernah memiliki kesempatan untuk melakukan ziarah ke Fatima.
Uskup Fatima mempercayakan "patung daerah barat" kepada Mr. John Haffert, yang kemudian menjadi pendiri "Blue Army of Our Lady of Fatima" di Amerika. Patung Ziarah Maria memasuki Amerika Serikat melalui Kanada di Buffalo, New York, pada tanggal 8 Desember 1947. (Hari Pesta Maria Dikandung Tanpa Noda). Di Buffalo, 200.000 orang berbaris di jalan-jalan dan menyambut kedatangan Patung Maria pada kesempatan itu.
Memenuhi amanat Uskup kepadanya untuk "bepergian, mengajar dan menginspirasi", Mr. John Haffert menugaskan Fr. McGrath dari Kanada sebagai kustodian pertama. Patung Ziarah Maria Fatima tidak pernah berhenti bepergian sejak itu.
Mukjizat, pertolongan, dan rahmat begitu banyak terjadi sejak awal mula, bahwa bahkan Bapa Suci menyebutnya dalam pidato radionya yang terkenal untuk para peziarah di Fatima, 13 Mei 1951.
Paus teringat pernah memahkotai Patung Maria di Fatima pada tahun 1946:
"Pada tahun 1946, kami memahkotai Maria Fatima sebagai Ratu dunia,
dan tahun berikutnya, melalui gambaran Patung Ziarahnya, ia pergi memaklumkan kuasanya, dan mujizat yang ia lakukan di sepanjang perjalanan adalah sedemikian sampai kita hampir tak berani mempercayai mata kita atas apa yang kita lihat."
Pada 13 Mei 2010, Paus Benediktus XVI mengatakan:
"Pada waktu itu hanya tiga anak, namun contoh kehidupan mereka menyebar dan berlipat ganda, terutama sebagai hasil dari perjalanan dari Ziarah Patung Maria, dalam kelompok-kelompok yang tak terhitung jumlahnya di seluruh dunia yang mendedikasikan untuk mengembangkan solidaritas persaudaraan."
Mukjizat-mukjizat penting yang banyak terjadi sehubungan dengan kehadiran Patung Ziarah Maria ini, di antaranya kesembuhan dari sakit dan banyak pertobatan dari orang- orang yang keras kepala dan awalnya cenderung menentang ajaran Katolik; sebagai mukjizat spiritual yang jauh lebih berharga daripada hal-hal yang bisa kita lihat, sentuh, atau ukur.
Yang paling mengejutkan adalah fakta bahwa, bahkan di negara-negara minoritas umat Katolik pun, jutaan orang berkumpul pada kunjungan dari Patung Ziarah Maria.
Patung Ziarah Maria Fatima hingga kini telah mengunjungi lebih dari 100 negara di dunia, membawa dan menyebarkan pesan surgawi akan penebusan dosa, doa dan devosi kepada Hati Maria Tak Bernoda, melalui gambar yang paling indah dari Bunda Fatima, membawa semua yang berdoa dengan khusuk di depan patung ini lebih dekat kepada Tuhan dan Bunda terberkati-Nya.
Patung Ziarah Maria Fatima pernah mengunjungi Indonesia pada bulan Juni 2016, persis pada Tahun Yubileum Kerahiman, di beberapa keuskupan seperti di Keuskupan Agung Jakarta, Malang, Semarang dan Surabaya.
=====
PERJALANANKU BERSAMA SANG RATU
(Dikisahkan oleh Thomas McKenna, Vise Presiden “TFP Student Action”, sebuah organisasi Amerika yang bertujuan mengajarkan dan memulihkan kembali nilai-nilai “TFP” – “Tradition, Family, Property”, berdasarkan ajaran iman Katolik, untuk melawan aliran sosialisme dan komunisme.)
Sepanjang hidup saya dengan “TFP”, saya beberapa kali mendapat hak istimewa untuk menyertai Patung Maria Ziarah Internasional beberapa kali.
Karena aspek ajaib dari patung ini dan rasa hormat kepadanya, kami selalu membelikannya tempat duduk di pesawat.
Patung Maria selalu didudukkan di kursi di sebelah kustodian (pembawanya) di dudukan yang empuk dan lembut sehingga aman.
Kemanapun pergi, dia menarik perhatian dan mendapat penghormatan, pengabdian, dan kadang-kadang, perubahan hati. Seringkali, ketika awak pesawat mengetahui ada Patung Maria di atas pesawat, mereka bersikeras memindahkannya duduk di kelas utama, suatu hal yang mengharukan.
Baru-baru ini, saya menemani Patung ke Austria, ke Konferensi “TFP” Internasional untuk mahasiswa yang dihadiri orang-orang muda dari 12 negara. Bisa mendapatkan Patung Maria ini di saat itu adalah suatu berkat yang besar.
Dalam perjalanan yang singgah di Detroit, saat saya mencari gerbang naik berikutnya, dua perempuan bertanya apakah saya bisa menunjukkan kepada mereka Patung Maria. Meskipun bukan Katolik, mereka berdua sangat tersentuh, dan salah satu dari mereka bertanya apakah boleh berdoa di depan Patung Maria karena dia sedang berusaha untuk memiliki anak. Saya katakan padanya ini adalah sebuah patung yang sangat istimewa dan ia boleh berdoa kepada Maria untuk meminta apa yang diinginkannya.
Tiba di Amsterdam, ada dua jam menunggu, jadi saya mengeluarkan Patung Maria keluar dari penutupnya untuk berdoa.
Ketika tiba waktunya untuk terbang lagi, ada pertanyaan muncul tentang bagaimana sebuah patung boleh memiliki kursi sendiri, jadi saya memasuki pesawat di urutan terakhir. Pesawat itu penuh. Ketika saya berjalan sampai di akhir lorong pesawat, saya melihat ada dua kursi kosong di antara seorang pengusaha, dan menyadari itu adalah kursi saya. Tapi, gesture dan sikapnya orang ini terkesan kurang ramah sehingga membuat saya merasa dia pasti akan kesal kalau diminta bergeser tempat duduk.
Tapi, ketika saya mendekat, ia tersenyum lebar.
"The Madonna!" Serunya senang saat ia melompat dari kursinya.
"Bagaimana saya bisa membantu Anda? Ini fantastis! Saya tidak percaya ini, The Madonna berada di samping saya di sini! "
Dia kemudian melanjutkan, memberitahu saya bagaimana dia telah melihatnya di bandara tadi dan telah merasa tersentuh. "Kemudian saya naik pesawat, dan The Madonna dudk di kursi sebelah saya!" Katanya, "Saya tidak merasa bahwa ini hanya kebetulan belaka."
Dia menceritakan bahwa dia dulu adalah seorang Katolik, meskipun tidak mendalami. Ia menghabiskan sisa sepanjang wasktu perjalanan dengan menceritakan semua hidupnya dan mengajukan banyak pertanyaan tentang iman.
Sebelum mendarat di Wina, dua wanita yang duduk di kursi di depan kami berbalik dan meminta maaf bahwa mereka telah menguping dan bertanya apakah mereka boleh berfoto dengan Patung Maria. Sang "teman baru saya" juga meminta berfoto dan mengungkapkan keinginannya untuk kembali kepada iman katolik, “Rome sweet home”.
Dalam pengalaman saya, setiap kali saya mengawal patung ajaib, tidak setiap kali selalu berjalan lancar, namun semuanya mendapat jalan keluar pada akhirnya. Maria memimpin jalan keluar dan juga membuat kami kuat dalam menanggung kesulitan.
Penerbangan kembali dari Austria ke Amerika adalah salah satu contohnya.
Ketika saya check in, penerbangan Eropa tidak terbiasa dengan adanya "kursi tambahan" dan beberapa kekacauan terjadi. Apa yang seharusnya bisa selesai dalam lima menit memakan waktu hampir satu jam. Akhirnya, semuanya beres dan saya naik pesawat ke Amsterdam.
Di Amsterdam, ada lagi masalah dan pertanyaan-pertanyaan tentang tempat duduk dan membuang banyak waktu, tetapi pada akhirnya itu semua dapat diselesaikan.
Ketika naik pesawat, saya terkejut karena pramugari mengarahkan Patung Maria dan saya ke kabin kelas pertama. Saya bahkan tidak menyadari bahwa mereka telah menyediakan kursi di kelas pertama.
Ketika saya mengikatkan patung di kursi, seorang pramugari bertanya, "Apakah itu cello?" "Bukan," jawab saya, "Ini adalah patung Bunda Maria."
Dia terkejut dan tertarik, jadi saya melanjutkan, "Ini adalah salah satu patung paling terkenal dari Gereja Katolik Roma dan sedang berziarah di sini. Ini adalah patung ajaib." Saya melanjutkan bercerita tentang kisah Fatima, dia jelas tersentuh dan meminta untuk melihatnya.
Ketika penutup dibuka, ia sangat terharu dan memanggil lima pramugari lain dan mereka semua sangat terkesan. Mereka bertanya segala macam mengenai Patung Maria, Fatima dan penampakan-penampakannya, dan menyadari bahwa adalah suatu berkat besar untuk mendapatkan Patung Maria sedang berada di pesawat itu.
Pada saat hampir bersamaan, ternyata jatah satu kursi dibutuhkan untuk seorang penumpang tambahan. Mengetahui ada patung dengan kursi sendiri, salah satu manajer berkata, "Mari kita pindahkan patung ini dan menempatkannya di lemari sehingga kita bisa menggunakan kursi itu untuk penumpang."
Sebelum saya sempat mengatakan apa-apa, tiga dari pramugari yang berkumpul mengatakan kepada pria itu bahwa mereka akan memberikan tempat duduk mereka dan mereka sendiri akan duduk di kursi darurat pelompatan.
Karena penerbangan ditunda selama sekitar satu jam, sebagian besar kru datang untuk melihat Patung Maria.
Pada satu saat, ada sembilan dari mereka mengerumuni sambil bertanya macam-macam. Saya meminta senter, dan ketika saya menyorotkannya pada wajah Patung Maria, keindahannya memukau mereka semua.
Mereka semua ingin foto-fotonya.
Mereka bercerita kepada saya tentang diri dan hidup mereka dan mengatakan bahwa mereka merasa terhibur saat melihat Patung Maria. Mereka mengatakan mereka ingin membantu dalam kampanye Fatima kami. Kepala kru mengatakan, dia berdoa rosario bersama neneknya setiap hari ketika ia sedang ada di rumah.
Sepanjang penerbangan, kru sering mampir untuk memeriksa kami apakah semuanya baik-baik. Saya mengatakan kepada mereka; jika mereka ingin, kami bisa mengambil gambar dengan Patung Maria setibanya nanti dan saya akan mengirimkan salinannya.
Setelah pesawat mendarat dan para penumpang telah turun, kapten, co-pilot dan kepala bagian mesin juga datang untuk melihat. Saya membawa Patung Maria ke depan pesawat dan mengeluarkannya dari tas agar bisa berfoto bersama. Mereka tidak berhenti-hentinya mengucapkan terima kasih karena saya telah membawa Patung Ziarah Maria dalam maskapai mereka dan memberi mereka kesempatan dan berkat untuk boleh menemaninya.
Sebagai kenangan perpisahan, mereka memberi saya daftar dengan semua nama dan alamat mereka dan mengatakan mereka berharap untuk menerima berita-berita.
Seminggu setelah tiba di rumah, saya menerima email ini dari kapten penerbangan, yang saya pikir bisa mengungkapkan kebesaran rahmat dari Maria:
Untuk Tom:
Saya baru saja pulang dari perjalanan saya dengan Northwest dan menunjukkan kepada istri dan anak laki-laki kami gambar Bunda Maria.
Saya ingin mengucapkan terima kasih atas nama kru saya.
Terima kasih sekali lagi untuk meluangkan waktu setelah penerbangan untuk menunjukkan Patung Maria kepada kami. Saya belum pernah melihat sesuatu yang dapat dibandingkan dengan itu dan wajahnya masih jelas terlihat dalam pikiran saya. Foto besar kita sedikit rusak selama perjalanan saya tetapi tetap akan dibingkai dan ditempatkan di tempat yang terhormat di rumah saya.
Saya akan sangat tertarik akan info tentang bagaimana untuk bisa mendapat kunjungan Patung Ziarah Maria di paroki kami. Terima kasih banyak untuk kenangan ini.
Hormat kami,
T. P.
Kapten Northwest.
===========
“Hendaklah kita mencari rahmat, dan marilah kita mencarinya melalui Maria.”
Bunda Pengharapan
Kuasailah budi kami, supaya kami saling mengilhami
Kuasailah aksi kami, supaya kami saling menghargai
Kuasailah hati kami, supaya kami saling mencintai
Bunda Pengharapan
Kuasailah diri kami,
supaya kami saling mengasihi
supaya kami saling melayani
supaya kami saling mengampuni
Bunda Pengharapan
Jadilah tali pengikat bagi yang terpisah
Jadilah jalan iman bagi yang tertutup
Bunda Pengharapan
Bantulah agar kami bersatu dan berpadu,
Naungilah agar kami berdamai dan bersaudara
Tabahkanlah agar kami berdaya dan bertahan
Terangilah agar kami tetap setia kepada Yesus, Puteramu.
(RJK)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar