Ads 468x60px

HR. St Petrus dan Paulus


HIK : HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Inilah patung St. Petrus, Rasul, Uskup Pertama Roma, yang terdapat di dalam Basilika Santo Petrus di Vatikan.
Para peziarah yang datang biasanya menyentuh kakinya dan menciumnya, sampai-sampai kakinya ini menjadi 'aus'.
Di abad pertengahan, di masa yang masih sulit untuk bepergian dan melakukan perjalanan, menjadi tradisi para peziarah yang datang dari jauh dan tiba dengan selamat di Roma untuk biasanya mencium kaki patung St. Petrus ini sembari memohon belas kasihnya dan memohon dibukakan pintu surga seandainya mereka tidak kembali dengan selamat dalam perjalanan ziarah mereka.
Setiap tanggal 29 Juni yaitu pada Hari Raya St. Petrus dan Paulus, patung ini dipakaikan pakaian kebesaran seorang Paus lengkap dengan cincinnya, sebagai penghormatan kepada St. Petrus sebagai gembala/Paus pertama yang ditunjuk Yesus sendiri.
Peringatan Hari Raya St. Petrus dan Paulus selalu dirayakan dengan meriah di Vatikan, dan pada hari tersebut juga dilaksanakan tradisi pemberian palium kepada para Uskup Metropolitan yang baru oleh Paus.
Palium adalah salah satu bagian busana Uskup yang dibuat dari bulu domba; yaitu dari anak domba, yang sesuai tradisi, diberkati oleh Paus pada perayaan St. Agnes pada 21 Januari.
Anak-anak domba yang sudah diberkati ini kemudian dicukur bulunya pada hari Kamis Putih dan bulunya lalu ditenun para biarawati untuk menjadi palium yang kemudian diberikan Paus kepada para Uskup Metropolitan pada Hari Raya St. Petrus dan Paulus.
Palium melambangkan anak domba, yang diserahkan Kristus kepada Petrus untuk digembalakan; sekaligus juga melambangkan Kristus sendiri sebagai gembala yang baik yang mencari dan memanggul pulang dombaNya.

===============

HIK - HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI
HARAPAN IMAN KASIH.

1.
INTERMEZZO:
Suatu hari, Yesus berjalan- jalan di surga dan menyadari kehadiran orang- orang berdosa yang tidak sepantasnya berada disana.
Ia lalu memanggil Petrus sebagai penjaga pintu surga dan menanyakan hal itu, apakah Petrus telah lalai dalam menjalankan tugasnya.
Ditanya demikian, Petrus mengeluh,
"Oh Yesus, aku sebenarnya sudah melaksanakan tugasku baik2, aku menyeleksi dengan ketat siapa2 saja yg boleh masuk kemari. Tapi BundaMu itu, setiap kali orang pendosa yang kutolak berseru- seru kepadanya, 'Maria, Maria, tolonglah aku..', ia membuka jendela lebar2 dan orang-orang itu berlompatan masuk, dan aku tentu saja tak bisa mencegah apalagi melarangnya, karna yaa.. dia kan ibuMu.."


2.
DOA KEPADA ST.PETRUS dan ST.PAULUS:
A.
DOA KEPADA ST. PETRUS
Rasul Petrus yang mulia,
karena engkau adalah batu karang,
dimana Allah yang Mahakuasa telah membangun Gereja-Nya,
berilah kami apa yang kami mohon kepadamu:
harapan yang teguh,
iman yang hidup, dan
kasih yang membara;
penyangkalan diri yang total,
ketidakterikatan terhadap dunia,
kesabaran dalam kesulitan,
kerendahan hati dalam kemakmuran,
keheningan dalam doa,
kemurnian dalam hati,
kehendak yang benar dalam setiap pekerjaan,
ketekunan dalam memenuhi setiap kewajiban-kewajiban hidup,
ketetapan dalam penyelesaian setiap persoalan,
kepasrahan pada kehendak Allah dan
ketekunan dalam kasih karunia Allah sampai mati;
supaya, berkat perantaraan dan jasa-jasamu yang luhur,
kami dibuat pantas untuk hadir di hadapan Tahta dan Gembala Jiwa Abadi,
Yesus Kristus, yang bersama dengan Bapa dan Roh Kudus,
hidup dan berkuasa, selama-lamanya.
Amin.
Bapa Kami..
3 x Salam Maria..
Santo Petrus, doakanlah kami.
Amin

B.
DOA KEPADA ST. PAULUS
Santo Paulus yang mulia, sesudah menganiaya Gereja, engkau dijadikan, berkat kasih karunia Allah, rasul-Nya yang paling bersemangat.
Untuk membawa kabar gembira Yesus, Penyelamat Ilahi kita sampai ke ujung dunia, engkau dengan sukacita mengalami penjara, disesah, dirajam dan kapal karam, serta segala bentuk penganiayaan yang memuncak pada penumpahan darah kemartiranmu demi Tuhan kita, Yesus Kristus.
Berilah kami rahmat untuk bekerja keras mewartakan iman kepada sesama dan untuk menerima setiap pencobaan dan kesengsaraan di jalan yang kami lalui.
Bantulah kami untuk disemangati surat-suratmu dan untuk ambil bagian dalam cinta matimu kepada Yesus, supaya setelah kami menyelesaikan tugas-tugas kami di dunia ini, kami dapat bergabung bersama engkau untuk memuji Dia dalam Kerajaan Surga yang abadi, selama-lamanya.
Amin.
Bapa Kami...
3 x Salam Maria...
St. Paulus, doakanlah kami.
Amin.

3.
HOMILI PAUS FRANSISKUS
DALAM MISA HARI RAYA SANTO PETRUS DAN SANTO PAULUS DI BASILIKA SANTO PETRUS,
VATIKAN (29 Juni 2016)
KUNCI - Kuasa Untuk Nampakkan Cinta Ilahi: "Menutup dan Membuka"
Bacaan Ekaristi : Kis 12:1-12; Mzm 34; 2Tim 4:6-8, 17-18; Mat 16:13-19
Sabda Allah dalam liturgi hari ini menyajikan kontras pokok yang jelas antara menutup dan membuka. Bersama dengan gambaran ini kita dapat memikirkan lambang kunci yang dijanjikan Yesus kepada Simon Petrus sehingga ia bisa membuka pintu masuk ke kerajaan surga, dan tidak menutupnya di hadapan orang-orang, seperti beberapa ahli Taurat dan orang Farisi yang munafik yang dicela Yesus (bdk. Mat 23:13).
Bacaan dari Kisah Para Rasul (12:1-11) memperlihatkan kita tiga contoh "menutup" : Petrus dijebloskan ke dalam penjara; jemaat berkumpul di balik pintu-pintu yang tertutup dalam doa; dan - dalam kelanjutan bacaan kita - Petrus mengetuk pintu yang tertutup rumah Maria, ibu Yohanes yang disebut Markus, setelah dibebaskan.
Dalam tiga contoh "menutup" ini, doa muncul sebagai jalan keluar utama. Ia adalah sebuah jalan keluar bagi jemaat, yang beresiko menutup dirinya keluar dari penindasan dan ketakutan. Ia adalah sebuah jalan keluar bagi Petrus yang, pada awal mula perutusan yang diberikan kepadanya oleh Tuhan, dijebloskan ke dalam penjara oleh Herodes dan beresiko dihukum mati. Sementara Petrus berada dalam penjara, "jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah" (Kis 12:5). Tuhan menjawab doa itu dan mengutus malaikat-Nya untuk membebaskan Petrus, "menyelamatkannya dari tangan Herodes" (bdk. ayat 11). Doa, sebagai pemercayaan yang rendah hati kepada Allah dan kehendak-Nya yang kudus, selalu merupakan jalan keluar dari jadi "tertutup"-nya kita, sebagai individu-individu dan sebagai sebuah jemaat.
Paulus juga, menulis kepada Timotius, berbicara tentang pengalaman pembebasannya, tentang menemukan sebuah jalan keluar dari hukuman mati yang akan segera terjadi pada dirinya. Ia mengatakan kepada kita bahwa Tuhan siap siaga dan memberinya kekuatan untuk melaksanakan karya penginjilan bangsa-bangsa (bdk. 2Tim 4:17). Tetapi Paulus berbicara juga tentang "membuka" yang jauh lebih besar, menuju sebuah cakrawala yang jauh lebih luas. Ia adalah cakrawala kehidupan kekal, yang menantinya di akhir "perlombaan" duniawinya. Kita bisa melihat seluruh kehidupan Sang Rasul dalam hal "pergi keluar" dalam pelayanan bagi Injil. Kehidupan Paulus benar-benar diproyeksikan ke depan, dengan membawa Kristus kepada orang-orang yang tidak mengenal-Nya, dan kemudian dalam ketergegasan, seolah-olah, ke dalam pelukan Kristus, untuk "diselamatkan masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga" (ayat 18).
Marilah kita kembali ke Petrus. Kisah Injil (Mat 16:13-19) tentang pengakuan imannya dan perutusan yang dipercayakan kepadanya oleh Yesus memperlihatkan kita bahwa kehidupan Simon, para nelayan Galilea - seperti kehidupan kita masing-masing - membuka, membuka sepenuhnya, ketika kehidupan itu menerima dari Allah Bapa anugerah iman. Simon berangkat pada perjalanan - sebuah perjalanan yang panjang dan sulit - yang akan membawanya pergi keluar dari dirinya, meninggalkan semua dukungan manusiawinya, terutama harga dirinya yang diwarnai dengan peninggalan diri yang berani dan murah hati. Dalam hal ini, proses pembebasannya, doa Yesus bersifat menentukan : "Aku telah berdoa untuk engkau [Simon], supaya imanmu jangan gugur" (Luk 22:32). Demikian bersifat menentukan juga tatapan Tuhan yang penuh kasih setelah Petrus menyangkal-Nya tiga kali : sebuah tatapan yang menembus jantung dan membawa air mata pertobatan (bdk. Luk 22:61-62). Pada saat itu, Simon Petrus dibebaskan dari penjara kebanggaan diri dan ketakutannya, serta mengatasi godaan menutup hatinya terhadap panggilan Yesus untuk mengikuti-Nya di sepanjang jalan salib.
Saya menyebutkan bahwa, dalam kelanjutan perikop dari Kisah Para Rasul, ada sebuah rincian yang patut dipertimbangkan (bdk. 12:12-17). Ketika Petrus mendapati dirinya secara ajaib dibebaskan dari penjara Herodes, ia pergi ke rumah ibu Yohanes yang disebut Markus. Ia mengetuk pintu yang tertutup dan seorang hamba perempuan yang bernama Rode datang. Mengenali suara Petrus, dalam ketidakpercayaan dan sukacita, bukannya membukakan pintu, ia berlari memberitahu majikannya. Kisah, yang bisa tampak jenaka, membuat kita merasakan suasana ketakutan yang menuntun jemaat Kristen tinggal di belakang pintu-pintu yang tertutup, tetapi juga tertutup terhadap kejutan-kejutan Allah.
Rincian ini berbicara kepada kita tentang sebuah godaan terus menerus bagi Gereja, yang menutup dirinya dalam menghadapi bahaya. Tetapi kita juga melihat pembukaan-pembukaan kecil yang melaluinya Allah dapat berkarya. Santo Lukas memberitahu kita bahwa di rumah itu "banyak orang berkumpul dan berdoa" (ayat 12). Doa memungkinkan kasih karunia membuka sebuah jalan keluar dari ketertutupan menuju keterbukaan, dari ketakutan menuju keberanian, dari kesedihan menuju sukacita. Dan kita dapat menambahkan : dari perpecahan menuju kesatuan.
Ya, kita mengatakan hari ini dengan keyakinan, bersama-sama dengan saudara-saudara kita dari Delegasi yang diutus oleh Patriark Ekumenis Bartolomeus yang tercinta yang ambil bagian dalam perayaan para Santo Pelindung Roma. Hari ini juga merupakan sebuah perayaan persekutuan bagi seluruh Gereja, sebagaimana terlihat oleh kehadiran para uskup agung metropolitan yang telah datang untuk pemberkatan pallium, yang akan mereka terima dari para perwakilan saya di takhta mereka masing-masing.

Semoga Santo Petrus dan Santo Paulus mengantarai kita, sehingga kita dengan sukacita dapat maju pada perjalanan ini, tindakan Allah yang membebaskan, dan bersaksi baginya di hadapan dunia.

LITANI SANTO PETRUS
Tuhan, kasihanilah kami
Kristus, kasihanilah kami
Tuhan, kasihanilah kami
Kristus, dengarkanlah kami
Allah Bapa di Surga,
kasihanilah kami.
Allah Putera, Penebus dunia,
kasihanilah kami.
Allah Roh Kudus,
kasihanilah kami.
Allah Tritunggal Kudus,
Tuhan Yang Mahaesa,
kasihanilah kami.
Maria Bunda Allah, doakanlah kami
Ratu yang dikandung tanpa noda, doakanlah kami.
Ratu para Rasul, doakanlah kami.
Santo Petrus, doakanlah kami.
Pangeran para Rasul, doakanlah kami.
Yang diberikan kunci kerajaan Surga, doakanlah kami.
Yang mengutamakan kemuliaan Kristus, doakanlah kami.
Yang hatinya terkoyak karena satu pandangan dari Yesus, doakanlah kami.
Yang tak dapat menahan kesedihan karena telah menyangkal Anak Allah, doakanlah kami.
Yang mengalirkan airmata deras sampai akhir hayatnya, doakanlah kami.
Yang berseru keras : Tuhan, Engkau tahu aku mengasihiMu!, doakanlah kami.
Yang dirantai demi Kristus, doakanlah kami.
Yang dibebaskan oleh malaikat, doakanlah kami.
Yang bersuka cita boleh menderita demi Kristus, doakanlah kami.
Yang pantulan bayangannya menyembuhkan orang sakit, doakanlah kami.
Yang suaranya dipatuhi orang meninggal, doakanlah kami.
Semoga kami saling mengasihi dan berbagi di antara kami, doakanlah kami.
Supaya kami melihat dan mengenali lebih lagi kebaikan Allah, doakanlah kami.
Supaya kami berteguh dan berjaga dalam doa, doakanlah kami.
Supaya kami boleh mati tidak dalam keadilan tetapi dalam belas kasihan Tuhan, doakanlah kami.
Marilah memuliakan kemurahan Tuhan, dan
PekerjaanNya yang baik di antara manusia.
Marilah Berdoa.
O Rasul mulia,
Kau yang menerima kuasa untuk mengikat dan melepaskan, doakanlah kami, supaya terlepas dari segala dosa, supaya kami boleh hidup dan mati dalam kemurahan Tuhan.
Berilah kepada kami iman yang sempurna, harapan yang teguh, dan kasih yang membara, supaya kami semakin bertumbuh dalam pengenalan dan kasih kepada Yesus Kristus.
Bimbinglah kami, O Rasul terberkati, melewati kesulitan dalam perjalanan hidup kami, mengalahkan ketakutan dan duka.
O martir Kristus yang rendah hati, kau yang kini bersama Ia dalam kemuliaanNya, doakanlah kami sekarang dan waktu kami mati.
Pada saat itu, datanglah dan bawalah kami kepada Yesus, yang akan kami muliakan selamanya.
Amin.
================


PAUS FRANSISKUS AKAN MEMIMPIN KONSISTORI PENGANGKATAN LIMA KARDINAL BARU 28 Juni 2017

Pada hari Rabu, 28 Juni 2017 pukul 16.00 waktu Roma, Paus Fransiskus akan memimpin konsistori pengangkatan lima kardinal baru. 

Lima Kardinal yang dipilih oleh Paus Fransiskus pada 21 Mei 2017 yang lalu adalah : 
Uskup Agung Jean Zerbo dari Bamako (Mali); Uskup Agung Juan Jose Omella dari Barcelona (Spanyol); 
Uskup Anders Arborelius dari Stockholm (Swedia); 
Monsignor Louis-Marie Ling Mangkhanekhoun, Vikaris Apostolik Pakse (Laos); 
Monsignor Gregorio Rosa Chavez, Uskup Auksiler San Salvador (El Salvador).

Para kardinal baru, Dewan Kardinal, serta para Uskup Agung Metropolitan, yang ditunjuk sepanjang tahun, akan berkonselebrasi dengan Bapa Suci dalam Misa Hari Raya Santo Petrus dan Paulus, di Basilika Santo Petrus, Vatikan pada hari Kamis, 29 Juni 2017 mulai pukul 09.30 waktu Roma.

Pada kesempatan itu, sesuai dengan tradisi, Paus Fransiskus akan memberkati palium untuk para uskup agung metropolitan yang baru. 

Palium tidak akan "dikenakan" pada mereka, namun akhirnya akan dikirim ke para nunsius apostolik dari berbagai negara untuk mendorong keikutsertaan umat di keuskupan-keuskupan. Ini adalah reformasi yang diperkenalkan oleh Paus Fransiskus pada bulan Januari 2015.

Sejak saat itu pengiriman palium akan berlangsung dari tangan Paus, namun secara pribadi, setelah berkat pada tanggal 29 Juni 2017 di Basilika Santo Petrus. 

Dan kemudian, apa yang disebut "pengenaan" di pundak seorang uskup agung metropolitan akan berlangsung di negaranya, dikelilingi oleh para Uskup lain dalam provinsi gerejawinya.

____


Kamis, 29 Juni 2017, HR St. Petrus dan Paulus



Kamis, 29 Juni 2017
Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus
Kisah Para Rasul (12:1-11)
 (Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9; Ul: 2/4)
2 Timotius (4:6-8.17-18)
Matius (16:13-19)
"Pastor bonus - Gembala Baik!"
Inilah salah satu keutamaan dasar yang dikenangkan ketika Gereja merayakan kenangan iman akan teladan hidup St. Petrus dan St. Paulus
Petrus dan Paulus yang adalah "pastor bonus" sekaligus “founding fathers” memberikan 3 semangat dasar supaya kita semua juga bisa mempunyai "kunci", "kuasa untuk menampakkan cinta ilahi", antara lain:
1."Servant": Hamba.
Mereka mengajak kita untuk rendah hati menggembalakan karena didorong oleh semangat pengabdian, bukan untuk mendapatkan keuntungan/ketenaran pribadi seperti motto kepausan "servus servorum/hamba segala hamba."
Adapun 3 ciri pokok seorang "servant", yakni: melayani/service, mendukung/support dan memberdayakan/empowerment.
2."Shepherd": Gembala.
Mereka mengajak kita menggembalakan dengan murah hati, yakni sukarela, bukan karena terpaksa/sukar-rela, mempunyai "intentio pura" (tulus) bukan "intentio pura-pura" (penuh akal bulus) sehingga benar-benar menjadi "pastor aeternus/gembala abadi.
Adapun 3 ciri pokok "shepherd", yakni: peduli/caring, berani/courage dan berbelarasa/compassion.
3."Steward": Minister.
Mereka mengajak kita menjadi gembala yang baik hati, yang tidak suka banyak memberi perintah tetapi yang banyak menjadi model dan memberi teladan, yang tidak suka memberi instruksi tapi banyak berkomunikasi.
Adapun 3 ciri pokok "steward" yakni: dapat dipercaya/trustworthy, dapat bertanggungjawab/responsibility, dapat digugat/accountability.
"Mas Wayan mencari pita - Jadilah pelayan dengan penuh sukacita."
NB:
1.
"Caritas Pastoralis" – “Cinta kasih kegembalaan”.
Itulah salah satu "core values" yang saya tulis dalam buku "HERSTORY" (RJK, Kanisius) dan yang juga menjadi dasar iman ketika kita merayakan St. Petrus dan St. Paulus hari ini, saat Yesus memberikan kuasa pada Petrus yang menjadi "raison d'etre", alasan adanya Gereja (Bhs Porto: "Igreja - persekutuan umat beriman").
Adapun 3 semangat dasar dari "gembala baik", al:
A. GEMbira dalam karya:
“Engkaulah Petrus” (Mat 16:18). Ia diajak berubah oleh Tuhan. Dari Simon (pendengar) menjadi Petrus (batu karang), penjala ikan menjadi penjala manusia, nelayan menjadi pelayan, hamba menjadi sahabat, dari murid menjadi guru, dari orang yang penakut dan mudah menyangkal Yesus menjadi orang yang berani dan rajin bersaksi tentang Yesus, serta dari karyanya hanya di sekitar danau Galilea berubah menjadi karyanya bagi segala dan seluruh penjuru dunia.
Angelo Roncalli alias Paus Yohanes XXIII juga pernah mengatakan, “Setiap hari adalah panggilan bagi kita untuk berubah, jangan sampai hari-hari kita menjadi menakutkan seakan-akan kita tak dapat berkembang lebih baik lagi.” Dalam bahasa Davis Miles, “Marilah kita belajar memenuhi panggilan Ilahi untuk mencipta, karena “Aku selalu berpikir mengenai mencipta. Masa depanku mulai ketika aku bangun tiap pagi. Tiap hari aku menemukan sesuatu yang baru, yang kreatif dalam hidupku.”
Yang pasti, bukankah perubahan yang baik itu selalu mendatangkan sukacita dan kegembiraan dalam karya? Gaudete - Bersyukurlah!
B. BAjaga dalam doa:
Ketika Yesus ditangkap, Petrus ketakutan. Saat itulah, Petrus berbuat dosa dengan menyangkal Yesus sebanyak tiga kali. Tapi, syukurnya Petrus berdoa dan bertobat: ia menyesali perbuatannya dengan sepenuh hati. Ia menangisi penyangkalannya sepanjang hidupnya.
Di Israel, ada sebuah gereja dengan nama Gereja Petrus Ayam Berkokok (St.Peter Galicantu) bekas rumah Kayafas. Sebuah permenungan singkat: Yesus bisa jadi sangat sedih karena penyangkalan Petrus, murid kepercayaanNya.
Sekarang ini, Yesus yang sama juga sedang menatap kita. Dia berharap bahwa kita pun akan mau belajar seperti Petrus: mau berdoa dan bertobat - mengeluarkan air mata penyesalan atas dosa-dosa kita. Bukankah benar isi sebuah teks yang tertulis pada Scala Santa, “semakin kita berdoa dan bertobat, menangis dan menyesali dosa kita karena menyebabkan kesedihan yang mendalam terhadap Yesus, akan semakin kuat cinta kita akan Yesus.”
Scala Sancta sendiri adalah “Tangga Suci”, yang dipercaya sebagai tangga marmer dari bagian luar bekas rumah Pontius Pilatus di Yerusalem, yang dilalui Yesus saat hari penghukumanNya. Scala Santa ini sendiri terdiri 28 buah anak tangga yang ditutupi dengan papan kayu untuk melindunginya. Para peziarah dapat memperoleh indulgensi dengan cara naik tangga ini sambil jalan berlutut.
Yang pasti, kita bersama Gereja diutus seperti domba ke tengah "serigala", simbol carut marut dunia yang "SRakah iRI+GALAk". Bukankah doa membuat segalanya lebih ringan? Bukankah segala sesuatu jika dibuat bersama Allah pasti terasa lebih indah dan lebih mudah, dan itu bisa dibuat dengan doa-doa dan "latihan rohani" bukan? Orate - Berdoalah!
C. LAyani dalam cinta:
Petrus pergi dari Israel menuju kota Roma. Roma sendiri adalah pusat seluruh Kerajaan Romawi pada waktu itu. Di sanalah, Petrus berkarya: mewartakan Injil sekaligus mempertobatkan banyak orang. Di akhir hidupnya, Petrus meminta juga agar ia bisa menjalani hukuman mati dengan cara disalibkan, tetapi dengan kepalanya berada di bawah, sebab ia merasa tidak layak menderita seperti Yesus. Ia akhirnya wafat sebagai martir di Bukit Vatikan sekitar tahun 67.
Sebuah informasi:
Pada abad keempat, karena cintanya kepada Gereja, Kaisar Konstantinus membangun sebuah gereja besar di atas tempat sakral tersebut.
Dari sikap yang ketiga ini, baiklah juga kalau kita ingat bahwa tidak akan ada cinta yang diterima sebelum kita juga berani belajar memberikan cinta buat orang lain. Maka adalah tindakan yang amat baik, bila kita berani berkarya dalam pelayanan yg penuh cinta kasih: memberi cinta sekaligus per-HATI-an, menunjukkan dan membuktikan cinta dan kehangatan kita terlebih dahulu. Kadang kita juga lupa, semua karya baik kita: kehangatan, cinta kasih dan dukungan, ternyata juga bisa meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan kita sendiri.
Yang pasti, sebagai paus pertama dan "ketua" (bidel/pelayan) para rasul, Petrus menasihati kita: "Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan terpaksa tapi sukarela sesuai kehendak Allah, jangan mau mencari keuntungan tapi dengan pengabdian diri.
Itu sebabnya setiap ada paus yang terpilih dalam konklav di Kapel Sistine Roma, selalu ditampil-ulangkan motto kepausan, "Servus servorum - hamba dari segala hamba". Bukankah kita sebagai Gereja menjadi exist karena karya playanan yang murah hati di tengah dunia? Servite - layanilah!
"Cari kemeja dan kardus sepatu buat mas Kelik – Kita adalah Gereja yang Satu Kudus Katolik dan Apostolik".
2.
"Founding Father - Bapa Pendiri."
Inilah julukan yang bisa kita berikan pada St Petrus: "Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini akan Kudirikan GerejaKu." Pastinya, kita bisa belajar beberapa keutamaan dari orang kudus ini, antara lain:
A."Reformatio vitae - Perubahan hidup":
Petrus dulunya adalah Simon. Ia mengalami "perubahan", dari nelayan menjadi pelayan, dari penjala ikan menjadi penjala manusia, dari pecundang menjadi pejuang. Dengan kata lain: Ia mengajak kita untuk lahir baru setiap harinya.
B."Imitatio Christi"- Mengikuti jejak Kristus:
Ia menjadi murid yang bergulat jatuh dan bangun dalam mengikutiNya. Ia seperti Yesus: sama-sama pernah dipenjara dan wafat sebagai martir (Yun: saksi). Petrus wafat pada era Kaisar Nero pada tahun 64 M dengan cara disalib kepala di bawah karena merasa tidak layak menyamai penyaliban Yesus. Jenazahnya dimakamkan di bukit Vatikan yang di kemudian hari, oleh Kaisar Konstantinus dibangun basilika Santo Petrus dengan altar utama persis di atas makamnya.
C."Illuminatio cum Deo - Pencerahan bersama Tuhan:
Petrus mengalami sapaan dan perjumpaan pribadi dengan Yesus. Hal inilah yang menguatkan dan mencerahkan kendati ia harus menghadapi risiko yang besar: Petrus ditangkap dan dipenjarakan dengan terbelenggu serta dijaga ketat oleh para prajurit (Kis 12:4-6). Bisa jadi, satu keyakinan imannya karena dicerahkan Tuhan, yakni: "Cukuplah kasih karuniaKu bagimu sebab justru dalam kelemahanlah kuasaKu menjadi sempurna" (2 Kor 12:9).
"Dari Belarus ke Sukabumi - Santo Petrus doakanlah kami."
3.
“Unam sanctam catholicam et apsotolicam Ecclesiam – Gereja yang satu kudus katolik dan apostolik.”
Inilah salah satu ciri Gereja Katolik ketika Yesus bersabda kepada Simon: "Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya!"
Dengan kata-kata ini, Yesus berjanji untuk mendirikan gereja-Nya berlandaskan kebenaran apostolik dari pengakuan Petrus, Paulus dan para rasul lainnya bahwa Yesus adalah Kristus, Anak Allah yang hidup (Mat 16:16; Kis 2:14-26). Yesus sendiri menyebut muridNya itu "Petrus" (Yun: Petros, batu kecil) tapi Ia melanjutkan dengan mengatakan: "di atas batu karang ini (Yun: petra, batu karang besar) Aku akan mendirikan jemaatKu."
Jelas bahwa Yesus sendirilah yang menjadi Batu Karang, landasan utama dan pertama dalam Gereja (1 Kor 3:11). Dalam bahasa St Petrus: “Yesus adalah batu hidup dan terpilih, batu penjuru yang mahal" (1Pet 2:4,6-7). Pada saat yang bersamaan, Petrus-Paulus serta kita semua merupakan batu-batu hidup untuk mendirikan rumah rohani yang dibangun oleh Allah (1Pet 2:5), dimana alam maut yakni iblis dan semua usaha jahatnya tidak akan menguasai gerejaNya (Mat 16:18).
Lebih lanjut, Yesus memberikan “kunci” kepada Petrus, ”Kuasa Untuk Nampakkan Cinta Ilahi” lewat Gereja untuk:
(1) Menegur dosa dan melaksanakan hdp gerejani (Mat 18:15-18)
(2) Berdoa bagi terjadinya kehendak Allah (Mat 18:19-20);
3) Mengikat kuasa setan serta membebaskan orang yg tertawan
(4) Memberitahukan kesalahan dosa+kebenaran Allah (Kis 2:23; 5:3,9)
(5) Memberitakan keselamatan+pengampunan dosa (Yoh 20:23; Kis 2:37-40; Kis 15:7-9).
"Bang Jaja masuk majalah HIDUP - Jadilah Gereja yang benar-benar hidup!"
4.
Kutipan Teks Misa:
“Hari ini disucikan karena rasul-rasul bahagia Petrus dan Paulus martir. Para martir ini menyaksikan apa yang mereka wartakan. Mereka mengikuti tuntutan iman sejati, mereka menyatakan kebenaran dan mati untuk itu. Satu hari ini ditentukan untuk merayakan dua orang rasul yang dimartir. Tetapi keduanya itu satu. Meskipun terjadi pada hari yang berbeda-beda, tetapi bersatu. Petrus mendahului, Paulus mengikuti. Marilah kita menjunjung tinggi iman mereka, hidup mereka, jerih payah mereka, penderitaan mereka, pengakuan mereka dan pengajaran mereka.” (St. Agustinus)
Antifon Pembuka
Inilah orang-orang yang semasa hidupnya telah menyuburkan Gereja dengan darah mereka: dari piala Tuhan mereka telah minum dan menjadi sahabat-sahabat Allah.
These are the ones who, living in the flesh, planted the Church with their blood; they drank the chalice of the Lord and became the friends of God.
Nunc scio vere, quia misit Dominus Angelum suum: et eripuit me de manu Herodis, et de omni exspectatione plebis Iudæorum.
Doa Pembuka
Ya Allah, pada Hari Raya Santo Petrus dan Paulus ini, Engkau telah melimpahkan sukacita yang sejati. Bantulah Gereja-Mu untuk senantiasa mengikuti ajaran Rasul-rasulmu, yang telah menyampaikan dasar iman kepada kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (12:1-11)
 "Sekarang benar-benar tahulah aku bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes."
Waktu terjadi penganiayaan terhadap jemaat, Raja Herodes mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari jemaat. Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang. Ketika ia melihat bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi, ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus. Waktu itu hari raya Roti Tidak Beragi. Setelah Petrus ditangkap, Herodes menyuruh memenjarakannya di bawah penjagaan empat regu, masing-masing terdiri dari empat prajurit. Maksudnya ialah, supaya sehabis Paskah ia menghadapkannya ke depan orang banyak. Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah. Pada malam sebelum Herodes menghadapkannya kepada orang banyak, Petrus tidur di antara dua orang prajurit, terbelenggu dengan dua rantai. Selain itu prajurit-prajurit pengawal sedang berkawal di muka pintu. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan dekat Petrus, dan cahaya bersinar dalam ruang itu. Malaikat itu menepuk Petrus untuk membangunkannya. Kata malaikat itu, “Bangunlah segera!” Maka gugurlah rantai itu dari tangan Petrus. Lalu kata malaikat itu kepadanya, “Ikatlah pinggangmu dan kenakanlah sepatumu!” Petrus pun berbuat demikian. Lalu malaikat itu berkata kepadanya, “Kenakanlah jubahmu dan ikutlah aku!” Lalu ia mengikuti malaikat itu keluar, dan ia tidak tahu bahwa apa yang dilakukan malaikat itu sungguh-sungguh terjadi; sangkanya ia melihat suatu penglihatan. Setelah mereka melalui tempat kawal pertama dan tempat kawal kedua, sampailah mereka ke pintu gerbang besi yang menuju ke kota. Pintu itu terbuka dengan sendirinya bagi mereka. Sesudah tiba di luar, mereka berjalan sampai ke ujung jalan, dan tiba-tiba malaikat itu meninggalkan dia. Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata, “Sekarang benar-benar tahulah aku bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 838
Ref. Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan daku.
Ayat. (Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9; Ul: 2/4)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarkan dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya!
4. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang bertakwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!

Bacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada Timotius (4:6-8.17-18)
"Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran."
Saudaraku terkasih, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan, dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan dengan baik, aku telah mencapai garis akhir, dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; bukan hanya kepadaku, tetapi juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya. Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan demikian aku lepas dari mulut singa. Tuhan akan melepaskan daku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 16:18)
Engkaulah Petrus, dan di atas wadas ini akan Kudirikan Gereja-Ku, dan kerajaan maut tidak akan mengalahkannya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (16:13-19)
 "Engkau adalah Petrus, kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga."
Sekali peristiwa Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi. Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka, “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya, “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus, sebab bukan manusia yang mengatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan Gereja-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga, dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan
Pada hari ini Gereja merayakan dua rasul besar, Petrus dan Paulus. Kedua rasul ini memiliki pengenalan iman yang mendalam akan Yesus. Pengenalan mereka tentang Yesus tidak diperoleh secara instan. Mereka mengalami jatuh bangun untuk dapat mengenal Yesus secara mendalam. Petrus pernah mengingkari Yesus, sedangkan Paulus pernah menjadi pembunuh para pengikut Kristus. Namun, setelah mengenal Yesus secara mendalam, keduanya menjadi saksi iman yang tangguh.
Sabda Tuhan hari ini menghadirkan dua tokoh penting ini. Dalam bacaan pertama, Petrus mendapat dukungan doa dari umat. Allah juga berkenan melakukan karya besar yaitu melepaskan Petrus dari segala belenggu dan penderitaan di penjara (Kis 12:1-11). Kisah ini melukiskan bahwa umat perdana adalah sebuah Gereja yang berdoa.
Dalam bacaan kedua, kita mendengar pengakuan iman Paulus, "Aku telah mengakhiri pertandingan dengan baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman." (2Tim 4:7). Menurut Rasul Paulus, jika kita percaya kepada Tuhan, maka kita akan mendapat keselamatan dan diluputkan dari yang jahat (ay. 18).
Kedua orang kudus ini memiliki perbedaan yang sangat mencolok. Latar belakang hidup yang berbeda, karakter yang berbeda, proses panggilan yang berbeda dan tugas kerasulan yang berbeda. Petrus berasal dari Galilea, warga negara Yahudi. Sedangkan Paulus berasal dari Tarsus (Turki Timur), warga negara Romawi. Petrus mewakili hirarki Gereja yang bertahkta di Roma, sedangkan Paulus mewakili para misionaris Gereja yang terus-menerus berkembang memberitakan Injil.
Keduanya disatukan dalam perjuangan iman dan semangat yang sama yakni melayani Tuhan, cinta kasih yang besar kepada Kristus dan tidak kenal lelah mewartakan Injil. Hingga akhirnya, mereka menumpahkan darah sebagai martir pada tahun yang diperkirakan sama yaitu sekitar tahun 67 di Roma.
Pada hari ini kita semua diajak untuk bertekun dalam doa bersama, teguh dalam panggilan, terutama dalam mewartakan Injil dengan hidup sebagai pengikut Kristus yang setia. Semoga St. Petrus dan St. Paulus yang kita rayakan hari ini sebagai saka guru Gereja menjadi inspirator dan motivator hidup iman kita.
Antifon Komuni (Bdk. Mat 16:16.18)
Petrus berkata kepada Yesus, "Engkaulah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Yesus menjawab, "Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku."
Peter said to Jesus: You are the Christ, the Son of the living God. And Jesus replied: You are Peter, and upon this rock I will build my Church.
Tu es Petrus, et super hanc petram ædificabo Ecclesiam meam.

=================


HIK: HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI
HARAPAN IMAN KASIH
29 Juni 2017
HR St. Petrus dan Paulus.
“In Omnibus Christi - Dalam segalanya adalah Kristus.”
Inilah salah satu semangat St. Petrus dan Paulus yang kita rayakan hari ini.
Petrus dan Paulus sendiri adalah dua tokoh besar Gereja Perdana yang saling melengkapi: Petrus sebagai paus pertama menjadi kunci stabilitas (dimensi intern Gereja) dan Paulus sebagai misionaris pertama menjadi kunci mobilitas Gereja (dimensi ekstern Gereja).
Seperti yang saya tulis dalam buku “XXX-Family Way” (RJK. Kanisius), adapun tiga keutamaan dasar dari St Petrus dan Paulus, al:
1.Siap berubah:
Mereka diajak berubah oleh Tuhan: Simon menjadi Petrus dan Saulus menjadi Paulus. Dari Simon (“pendengar”) menjadi Petrus (“batu karang”), dari Saulus (“penuh doSA dan akal bULUS”) menjadi Paulus (“menyaPA Umat dengan tuLUS”), dari nelayan menjadi pelayan, dari penjala ikan menjadi penjala manusia, dari hamba menjadi sahabat, dari murid menjadi guru, dari orang yang penakut menjadi pemberani, dari pecundang menjadi pahlawan, serta dari karyanya hanya di sekitar bangsa Yahudi berubah menjadi karyanya bagi segala dan seluruh penjuru dunia.
Angelo Roncalli alias Paus Yohanes XXIII juga pernah mengatakan, “Setiap hari adalah panggilan bagi kita untuk berubah, jangan sampai hari-hari kita menjadi menakutkan seakan-akan kita tak dapat menjadi lebih baik lagi.”
2.Siap berbenah
Ketika Yesus ditangkap, Petrus ketakutan. Saat itulah, Petrus berbuat dosa dengan menyangkal Yesus sebanyak tiga kali. Tapi, syukurnya Petrus berbenah: ia bertobat dan menyesali perbuatannya dengan sepenuh hati.
Paulus yang dulunya sering menganiaya para murid Yesus juga berbenah: Ia bertobat dan lahir sebagai manusia baru dalam Kristus.
Bisa jadi, Yesus yang sama sedang menatap kita sekarang. Dia berharap bahwa kita juga mau ikut terus berbenah seperti Petrus dan Paulus: mau bertobat - mengeluarkan air mata penyesalan atas dosa-dosa kita dan lahir sebagai manusia baru. Bukankah benar isi sebuah teks yang tertulis pada Scala Santa, “semakin kita menangis dan menyesali dosa kita karena menyebabkan kesedihan yang mendalam terhadap Yesus, akan semakin kuat cinta kita akan Yesus.”
3.Siap berbuah
Petrus dan Paulus pergi dari Israel menuju Roma. Roma sendiri adalah pusat seluruh Kerajaan Romawi pada waktu itu. Di sanalah, Petrus dan Paulus berkarya: mewartakan Injil sekaligus mempertobatkan banyak orang.
Di akhir hidupnya, Petrus meminta juga agar ia bisa menjalani hukuman mati dengan cara disalibkan, tetapi dengan kepalanya berada di bawah, sebab ia merasa tidak layak menderita seperti Yesus. Ia akhirnya wafat sebagai martir di Bukit Vatikan sekitar tahun 67. Sedangkan Paulus wafat dengan dipenggal kepalanya juga di kota Roma.
Wafatnya dua rasul ini membuahkan banyak kekayaan iman: Petrus menjadi Paus yang pertama dan Paulus menjadi Rasul para bangsa. Mereka banyak berkeliling, menulis surat dan memberikan pelbagai nasehat. Petrus membuahkan karya penggembalaan: "Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian" (1Ptr 5:1-2) dan Paulus membuahkan karya pewartaan: "Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku. Ia akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku" (Paulus, 2Tim 4:17-18).
“Ada kapsul ada cumi - Para rasul doakanlah kami.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
WEJANGAN PAUS
DALAM DOA MALAIKAT TUHAN:
Caritas Christi Urget Nos
Kasih Kristus yg mendorong kami
TENTANG HARI RAYA SANTO PETRUS DAN PAULUS
Saudara dan saudari yang terkasih, selamat pagi!
Hari ini kita merayakan hari raya Rasul kudus Petrus dan Paulus, memuji Allah karena pewartaan mereka dan kesaksian mereka. Gereja Roma didirikan pada iman dua Rasul ini, yang selalu menghormati mereka sebagai Santo Pelindung. Namun, seluruh Gereja semesta yang memandang mereka dengan kekaguman, memikirkan mereka dua kolom dan dua lampu besar yang bersinar tidak hanya di langit Roma, tetapi di hati orang-orang percaya di Gereja Timur dan Gereja Barat.
Dalam kisah perutusan para Rasul, Injil mengatakan kepada kita bahwa Yesus mengutus mereka berdua-dua (bdk. Mat 10:1; Lukas 10:1). Dalam arti tertentu, Petrus dan Paulus juga diutus dari Tanah Suci ke Roma untuk memberitakan Injil. Mereka adalah dua orang yang sangat berbeda satu sama lain : Petrus seorang "nelayan yang rendah hati", <dan> Paulus seorang "guru dan pujangga", sebagaimana dinyatakan liturgi hari ini.
Namun, jika kita mengenal Yesus di sini di Roma, dan jika iman Kristen adalah bagian yang hidup dan dasariah dari warisan rohani dan dari budaya wilayah ini, itu adalah karena keberanian apostolik dua putra Timur Dekat ini. Karena kasih kepada Kristus, mereka meninggalkan tanah air mereka dan, tidak menghiraukan kesulitan-kesulitan perjalanan panjang serta resiko dan ketidakberanian yang akan mereka temui, mereka datang ke Roma. Di sini mereka menjadikan diri mereka pewarta-pewarta dan saksi-saksi Injil di antara orang-orang, serta mereka memeteraikan perutusan iman dan amal mereka dengan kemartiran.
.
Hari ini Petrus dan Paulus kembali di antara kita menurut yang dicita-citakan, mereka melintasi jalan-jalan di kota ini, mengetuk pintu rumah-rumah kita, tetapi terutama pintu hati kita. Sekali lagi mereka ingin membawa Yesus, kasih-Nya yang maharahim, penghiburan-Nya <dan> kedamaian-Nya. Marilah kita menerima pesan mereka! Marilah kita membuat khazanah kesaksian mereka! Iman Petrus yang murni dan teguh, hati Paulus yang agung dan mendunia akan membantu kita untuk menjadi orang-orang Kristen yang penuh sukacita, setia kepada Injil dan terbuka bagi sebuah perjumpaan dengan semua orang.
Pagi ini, selama Misa Kudus di Basilika Santo Petrus, saya memberkati pallium para Uskup Agung Metropolitan dari berbagai negara, yang diangkat setahun terakhir ini. Saya memperbaharui sambutan saya dan harapan terbaik untuk mereka, kerabat-kerabat mereka dan semua orang yang menyertai mereka pada peziarahan ini; dan saya mendorong mereka untuk melanjutkan dengan penuh sukacita perutusan mereka untuk melayani Injil, dalam persekutuan dengan seluruh Gereja dan, terutama, dengan Tahta Santo Petrus, sebagaimana pada kenyataannya diungkapkan oleh tanda pallium.
Dalam perayaan yang sama, saya menerima dengan sukacita dan kasih sayang para anggota delegasi yang datang ke Roma atas nama Patriark Ekumenis, saudara Bartolomeus yang tercinta. Kehadiran ini juga merupakan tanda ikatan persaudaraan yang ada di antara Gereja-gereja kita. Kita berdoa agar ikatan-ikatan persekutuan dan kesaksian bersama dapat semakin diperkuat.
Kepada Perawan Maria, Salus Populi Romani, kita mempercayakan hari ini seluruh dunia dan, khususnya, kota Roma ini, agar ia dapat selalu menemukan dalam nilai-nilai rohani dan moral kekayaan daripadanya, landasan kehidupan sosialnya dan landasan perutusannya di Italia, di Eropa dan di dunia.
[Setelah pendarasan doa Malaikat Tuhan]
Saudara dan saudari terkasih,
Tadi malam, sebuah serangan teroris yang membabi-buta dilakukan di Istanbul, yang menewaskan dan melukai banyak orang. Kita mendoakan para korban, kerabat-kerabat mereka dan rakyat Turki yang terkasih. Semoga Tuhan mengubah hati para pelaku kekerasan dan mendukung langkah-langkah kita di jalan perdamaian.
Salam Maria, penuh rahmat. Tuhan sertamu. Terpujilah engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu Yesus. Santa Maria, Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan pada waktu kami mati. Amin.
Konferensi Internasional tentang investasi yang bertanggung jawab dengan sebuah dampak sosial, yang berjudul "Menjadikan Tahun Kerahiman Berdampak bagi Kaum Miskin", diakhiri beberapa waktu yang lalu. Semoga investasi perorangan berbarengan dengan <investasi> publik, mendorong penanggulangan kemiskinan begitu banyak orang yang terpinggirkan.
Sambutan hangat tertuju kepada kalian semua, keluarga-keluarga, kelompok-kelompok paroki, lembaga-lembaga dan umat secara pribadi yang berasal dari Italia dan dari berbagai belahan dunia, terutama dari Spanyol, Ukraina dan Tiongkok. Saya menyambut siswa-siswa sekolah Katolik London dan Amerika Serikat, serta Suster-suster USMI dari Lombardy.
Sambutan saya hari ini tertuju terutama kepada umat Roma, pada Hari Raya Santo Petrus dan Paulus, Santo Pelindung kota! Untuk kesempatan ini "Pro Loco" dari Roma telah mempromosikan <hiasan bunga> tradisional, yang dibuat oleh beberapa seniman dan oleh para relawan Pelayanan Sipil. Terima kasih atas prakarsa ini dan atas representasi bunga yang indah! Dan saya ingin mengingatkan juga pertunjukkan kembang api yang akan berlangsung malam ini di Piazza del Popolo, pendapatan tersebut akan berjalan untuk mendukung karya amal di Tanah Suci dan di negara-negara Timur Tengah.
Saya berharap semua orang pesta bahagia. Tolong, jangan lupa mendoakan. Selamat makan siang dan sampai jumpa!
*****

KISAH RINDU DUA LELAKI PERKASA


KISAH RINDU DUA LELAKI PERKASA .... JOKOWI - AHOK.
Jokowi, lelaki Jawa yang baik dan direstui Tuhan untuk memimpin republik ini - menerima siapapun yang hadir di istana untuk bersilaturahmi di hari yang fitri. Namun ada seseorang yang dulu selalu menyalaminya, kini tak lagi hadir.
Lelaki itu bernama Ahok. Lelaki Cina yang pernah jadi gubernur dan sangat diandalkannya. Gubernur jagoannya, yang bukan hanya hebat berkinerja - namun punya nyali rajawali untuk membasmi para maling.
Kini lelaki itu meringkuk sendirian di dalam selnya yang bisu. Adakah yang tahu jika Jokowi merindukan kehadiran lelaki perkasa yang sekarang jadi napi itu ? Tak ada yang tahu.
Jokowi adalah pemimpin paling dingin yang mahir menyimpan emosinya. Tapi siapapun yang paham hati Jokowi yang sesungguhnya lembut, baik dan selalu mengingat budi orang lain - dia akan paham - bahwa Jokowi merindukan lelaki yang pernah sangat diandalkannya itu.
Dan terlebih lagi, Ahok dengan sadar dan rela mengorbankan dirinya demi ketenangan dan kedamaian bangsa - yang notabene demi kelancaran tugasnya sebagai pemimpin tertinggi republik. Ahok tak berteriak bahwa dirinya dikorbankan, tapi dengan sadar dan rela mengorbankan dirinya. Mana mungkin lelaki santun berbudi baik seperti Jokowi melupakan sahabatnya itu ? Jokowi tentu merintih dalam hatinya, menahan rindu akan kehadiran lelaki bernama Ahok di istana - lalu menyalaminya dengan hangat. Seperti dulu...
Dan kepedihan itu makin bertambah ketika dia harus menahan semua rasa itu, demi menjaga posisinya yang serba mengikat.
Dan jauh di balik sel yang sepi, lelaki bernama Ahok terdiam dalam doanya. Mengingat kebaikan hati dan kesetiaannya pada Jokowi - siapa yang meragukan bahwa Ahok juga merindukan masa-masa hadir di istana dan bersalaman dengan sang presiden di hari yang fitri ini.
Dua lelaki itu sama-sama perkasa. Keduanya sama-sama memendam rindu sebagai sahabat, yang kini dipisahkan oleh tajam dan kerasnya kehidupan di panggung kekuasaan.
Ahok mungkin tetap mengirimkan ucapan 'selamat Idul Fitri-nya' kepada Jokowi, mengulurkan tali silaturahminya kepada Jokowi - sahabat yang sangat dihornatinya - meski hanya dalam hati.
Maka biarlah hati yang bicara. Dan biarkan pula hati yang mendengar. Kesetiaan mereka satu sama lain tak bisa diputuskan oleh liur kekuasaan senikmat apapun.
Dari dua lelaki perkasa itu kita belajar, betapa kesetiaan sering meminta pengorbanan yang teramat mahal - namun kadang tetap perlu dibayar demi menjaga sebuah kehidupan.
Biarkan hati yang bicara...
Biarkan hati yang mendengar...
(Herry Tjahjono)
NB:
HARAPAN IMAN KASIH.
Untuk menggerakkan bumi,
kau harus menggerakkan dirimu terlebih dahulu.
Untuk mengubah dunia,
kau harus mengubah dirimu sendiri dulu, bukan?
Coba dulu baru cerita.
Pahami dulu baru menjawab.
Pikir dulu baru berkata.
Dengarlah dulu, baru beri penilaian.
Bekerja dulu baru berharap.
Hidupmu akan berubah lebih baik jika kamu bersedia untuk mengubah dirimu terlebih dahulu krn hanya orang baik yang akan mendapat yang terbaik, bukan?
Marilah Berdoa:
Ya Tuhan Allah alam raya,
ciptakan dalam diriku:
kesetiaan yang menggerakkan Engkau,
aku pasti akan percaya selalu padaMu
dan aku pasti mendambakan Engkau
seumur-umurku.
Ya Tuhan Allah alam raya,
aku mohon kepadaMu;
sudilah Engkau membantuku mengarahkan
segala ulah tindakanku
dengan ilham-ilhamMu
serta melaksanakannya
dengan bantuan rahmatMu
agar setiap doa dan karyaku
selalu dimulai dari Dikau
berlangsung lewat Dikau,
serta berakhir selamat kepada Dikau.
Amin.
“Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu.” (Mz. 51:3-6)
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!

BUNDA PENOLONG ABADI


HIK : HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Inilah ikon/gambaran “Maria Penolong Abadi”/ “Mother Of Perpetual Help” yang dirayakan setiap tanggal 27 Juni.
Ikon menggambarkan Bunda Maria sedang menggendong dan menenangkan Yesus kecil yang nampak ketakutan, berlari mencari perlindungan kepada ibuNya dengan terburu-buru sampai sebelah alas kakiNya terlepas.
Saat itu Yesus kecil ketakutan dan tidak mengerti, karena secara tiba-tiba mendapat penampakan dua orang malaikat yang memperlihatkan kepadaNya, salib, paku, dan lembing, yang merupakan simbol dari penderitaan salib yang harus dijalani Ia kelak.
Dengan penuh kasih keibuan; Bunda Maria mendekap Yesus Kecil erat dan memberiNya rasa aman.
-------------------
(Buku MOM - MARY OUR MOTHER, RJK 2016)
Dikisahkan, pada Abad Pertengahan, sebuah ikon yang menggambarkan Maria dan Kanak Yesus menjadi subjek penghormatan besar di pulau Crete Yunani.
Dikenal sebagai “Maria Penolong Abadi”, lukisan ini terkenal dengan mukjizat dan pertolongannya bagi yang berdoa dengan kepercayaan dan meminta pertolongan di hadapannya.
Pada awal abad ke-15, pasukan Turki datang dan menduduki pulau tersebut.
Khawatir bahwa ikon akan jatuh ke tangan orang-orang yang tidak percaya, seorang pedagang memutuskan untuk membawanya dan berlayar ke Italia.
Secara ajaib terselamatkan dari badai di laut, ia tiba di Roma di rumah seorang teman.
Beberapa hari setelahnya, dia meninggal, setelah sempat meminta temannya itu untuk membawa dan meletakkan lukisan tersebut di sebuah tempat suci untuk dapat dihormati orang banyak.
Tuan rumah, temannya itu, mengabaikan keinginannya dan menyimpan gambar suci tersebut untuk dirinya sendiri.
Dikatakan, Bunda Maria sendiri kemudian menampakkan diri beberapa kali kepadanya, mendesak agar lukisan itu ditempatkan di Gereja di Bukit Esquiline di Roma, sehingga semua orang dapat berdoa di hadapannya.
Pria itu gagal untuk memahami permintaan tersebut dan terus menyimpan lukisan itu sampai, pada waktunya, ia juga jatuh sakit dan meninggal.
Istrinya ternyata juga tidak mempunyai itikad yang lebih baik daripada suaminya dan diperlukan juga beberapa kali penampakan Maria kepadanya untuk akhirnya dipenuhi keinginannya.
Akhirnya, pada 1499, ikon Maria Penolong Abadi ditempatkan di gereja Santo Matius di Roma dan mendapat penghormatan besar.
Sempat dinyatakan “hilang” sesudah penyerangan tentara Napoleon ke Gereja tersebut pada tahun 1798, lukisan tersebut akhirnya ditemukan diselamatkan dan disimpan oleh para Imam Agustinian, sampai akhirnya pada tahun 1866, Paus Pius IX memerintahkan agar ia dikembalikan kepada Ordo Redemptorist dan diletakkan di Gereja St. Alfonsus di Roma.
Sejak saat itu, salinan gambar serupa dibuat dan dihormati di seluruh dunia, dan dirayakan setiap 27 Juni.
----------------
DOA KEPADA BUNDA PENOLONG ABADI
O Bunda Penolong Abadi,
Berikanlah kepadaku, boleh memanggil namamu yang berkuasa,
yang adalah perlindungan bagi orang yang hidup dan pertolongan keselamatan bagi orang yang meninggal.
Maria tersuci, biarlah namamu selalu ada pada bibirku.
Jangan menunda ya Bunda, untuk menolongku kapanpun aku memanggilmu.
Di dalam pencobaanku, dalam kebutuhanku, aku tidak akan gagal dalam memanggil dan mengulang-ulang namamu yang suci, Bunda Maria.
Suatu penghiburan yang manis yang menenangkan jiwaku setiap kali aku menyebut namamu.
Aku bersyukur kepada Allah yang telah memberikan engkau nama yang begitu manis dan berkuasa, namun tidak cukup bagiku untuk menyebutnya saja, tetapi biarlah cintaku kepadamu tidak pernah gagal membuatku menyalamimu sebagai Bunda Penolong Abadi. Amin.
Salam Maria... 9 x.
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)

IN MEMORIAM


HIK: HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI
HARAPAN IMAN KASIH
IN MEMORIAM:
Bukankah hidup manusia itu seperti rumput:
pagi hari tumbuh,
siang hari berkembang,
sore hari menjadi kering, layu & mati?
(Mz 90:6).
A.
DOA MEMOHON INDULGENSI BAGI ARWAH ORANG BERIMAN I
Allah yang Mahakuasa dan Maharahim,
kehidupan dan kematian kami berada di dalam tangan kasih-Mu.
Engkau telah memanggil saudara-saudari kami dari kehidupan
di dunia ini untuk menghadap hadirat-Mu.
(kita kenangkan nama semua arwah yang kita doakan)
Dengan penuh harapan kami menantikan saat kebangkitan,
sebab Kristus telah bangkit
sebagai yang pertama dari antara orang mati.
Bapa, kasihanilah saudara-saudari kami
yang kami mohonkan pengampunan dan indulgensi
dari hukuman kedosaan mereka,
melalui perantaraan Yesus Kristus, Putera-Mu.
Allah Bapa yang Mahakasih,
Engkau tidak hanya menaruh perhatian
pada kesalahan, kelemahan, dan kedosaan segenap hamba-Mu,
yang sudah Engkau panggil menghadap hadirat-Mu,
tetapi Engkau juga mengingat segala kebaikan dan kasih mereka,
bahkan niat baik dari saudara-saudari kami yang kami doakan.
Maka kami memohon dengan rendah hati
indulgensi bagi mereka yang sudah wafat,
agar mereka Engkau perkenankan
menikmati kehidupan kekal,
seperti yang dijanjikan oleh Yesus Kristus, Tuhan kami.
Tuhan Yesus Kristus, andalan kami,
Engkau telah menjanjikan firdaus
kepada penyamun yang bertobat.
Sambutlah saudara-saudari yang kami doakan,
dan Engkau rahmati kebahagiaan abadi bersama-Mu.
Bagi mereka yang belum pernah
mendengar kabar baik-Mu,
atau mereka yang telah meninggalkannya,
semoga mereka yang ketika Engkau panggil
berada dalam ketidaksiapan atau ketidakpantasan,
bahkan belum bertobat,
juga memperoleh pengampunan-Mu
berdasar belas kasih dan kemurahan hati-Mu.
Kami mohonkan bagi mereka
pengampunan dan indulgensi,
keringanan hukuman atas kedosaan mereka
berdasarkan belas kasih-Mu.
Kami memohon anugerahilah
saudara-saudari kami kehidupan abadi.
Persatukanlah mereka dengan para kudus-Mu
dan izinkanlah mereka mengambil bagian
dalam perjamuan surgawi bersamaMu.
Amin.
B.
DOA MEMOHON INDULGENSI BAGI JIWA ORANG BERIMAN II
Bapa yang maharahim,
percaya akan kasih-Mu yang tanpa batas,
bersama seluruh Gereja-Mu,
pada hari ini kami mohon dengan sangat lepaskanlah
(nama2 yang didoakan) dari segala hukuman
atas dosa-dosa mereka.
Perkenankan mereka semua memasuki hidup abadi
yang terang dan bahagia di surga mulia,
dan perkenankan mereka
memandang kemuliaan cahaya wajah-Mu.
Ini semua kami mohon
di dalam Kristus Putra-Mu dan pengantara kami,
kini dan sepanjang masa.
Amin.
Aku percaya...
Bapa Kami...
Salam Maria...
C.
DOA MEMOHON INDULGENSI BAGI ARWAH ORANG BERIMAN III
Allah Bapa,
terimalah doa kami,
yang kami haturkan bersama segenap keluarga kami.
Sambutlah doa kami,
dan semoga doa kami berguna
bagi keselamatan jiwa para hamba-Mu,
yang telah menghadap ke hadirat-Mu.
Dan terdorong oleh iman, harapan dan kasih,
kami mau memperteguh doa kami dengan
doa yang telah diajarkan Tuhan Yesus
yang menjadi pusaka Gereja
dan kami mau memuji Bunda-Nya,
Santa Perawan Maria.
Bapa Kami... (1 x)
Salam Maria... (3 x)
Ya Yesus yang baik,
Ampunilah dosa-dosa kami.
Selamatkanlah kami dari api neraka.
Dan antarlah jiwa-jiwa ke dalam surga,
terutama mereka yang sangat membutuhkan kerahiman-Mu.
Datanglah ya Roh Kudus!
Datanglah dengan kekuatan perantaraan
Bunda Maria yang tak bernoda,
mempelai-Mu yang terkasih.
Bunda Maria aku mencintaimu, lindungilah kami.
Selamatkanlah kami, dan selamatkanlah dunia.
Amin.
Doakanlah kami, ya Santa Bunda Allah
Supaya kami dapat menikmati janji Kristus
Marilah berdoa,
Ya Tuhan,
karena kabar malaikat kami mengetahui
bahwa Yesus Kristus, Putera-Mu menjadi manusia.
Kami mohon,
curahkanlah rahmat-Mu ke dalam hati kami,
supaya berkat sengsara dan salib-Nya
kami diikutsertakan dalam kebangkitan yang mulia.
Demi Yesus Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
Semoga jiwa-jiwa orang beriman yang meninggal dunia,
beristirahat dalam ketentraman karena kerahiman Tuhan.
Amin.
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang! (Gen 1:3)
NB:
1.
When somebody dies, a cloud turns into an angel,
and flies up to tell God to put another flower on a pillow.
A bird gives the message back to the world and sings a silent prayer that makes the rain cry.....
People dissappear, but they never really go away.
The spirits up there put the sun to bed, wake up grass, and
spin the earth in dizzy circles.
Sometimes you can see them dancing in a cloud during the day-time,
when they’re supposed to be sleeping
They paint the rainbows and also the sunsets,
and make waves splash and tug at the tide.
They toss shooting stars and listen to wishes,
and they sing wind-songs, they whisper to us:
“Don’t miss me too much. The view is nice and I’m doing just fine”
===========
“Saat seseorang berpulang, segumpal awan menjelma menjadi malaikat,
dan melayang ke surga meminta Tuhan untuk meletakkan
setangkai bunga di atas sebuah bantal
Sang burungpun menyampaikan pesan itu ke bumi dan melantunkan seuntai doa
yang menyebabkan hujan menangis
Mereka memang harus pergi, tapi mereka tidak benar-benar pergi
Roh mereka di atas sanalah yang menidurkan matahari, membangunkan rerumputan dan memutar bola dunia
Kadang kau dapat melihat mereka menari di dalam awan di siang hari
di saat mereka seharusnya nyenyak tertidur
Mereka melukis keindahan pelangi dan juga temaram matahari senja
dan membangunkan ombak di lautan
mereka melambungkan bintang jatuh dan mendengarkan semua harapan,
nyanyian mereka merdu dalam hembusan angin, berbisik pada kita
“Jangan terlalu sedih. Pemandangan di sini indah dan aku baik-baik saja”
2.
Berpulang, aku berpulang
Tenang dan damai, aku berpulang
Tidaklah jauh, lewati pintu terbuka
Tugas telah usai, tiada cemas tersisa
Bunda menanti, ayah pun menunggu
Banyaklah wajah yang kukenal,
dari masa lalu
Ketakutan lenyap, kesakitan hilang
Rintangan musnah, perjalanan usai
Bintang fajar terangi jalanku
Mimpi buruk hilang sudah
Bayang-bayang telah berlalu
Terang kini tiba
Di hidup abadilah aku
Tiada jeda, tiada akhir
Hanya ada kehidupan
Tersadar penuh, dengan senyuman
Untuk selamanya
Berpulang, aku berpulang
Bayang bayang telah berlalu
Terang kini tiba
Hidup abadi kumulai
Aku kini berpulang
3.
Mengenang 3 hari
Finita est - Selesailah sudah
“Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya TUHAN! Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku.” (Mzm 130:1-2).
Mengenang 7 hari
Sic Transit Gloria Mundi - Demikian mudah berlalunya kemuliaan dunia.
“Jangan menangis, kekasihku... Janganlah menangis dan berbahagialah, karena kita diikat bersama dalam cinta. Hanya dengan cinta yang indah, kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan, dan duka perpisahan.”
Mengenang 40 hari
Pulvis et umbra sumus - Kita hanyalah debu dan bayangan.
40 hari dalam semalam, bergulir tanpa pesan, beranjak tanpa jejak
jiwa lelah kini istirahat, di belahan bumi tak terjangkau
40 hari dalam semalam, berjalan tak lagi dalam kelam, lepas bebas jiwa yang lelah, menembus tirai kebakaan, sampaikan salam pada Cahaya…
Mengenang 100 hari
Exegi monumentum aere perennius - Telah kuselesaikan sebuah monumen yang lebih kekal dari perunggu
Petikan cinta menggetar sukma, di raga hampa jiwa terpasung, kau usung keranda menjemputnya,di bibir beku kau lumat dia
Duduklah di sini, hai sang kekasih, bersandarlah di bahu waktu
di tirai putih membalut tubuh, kurangkul engkau tiada jemu.”
Hembuskan napas perlahan, usah terburu, usah meragu, engkaupun sungguh tahu, malam tiada pernah berkesudahan.”
Mengenang 365 hari
Pour Lui je vis, Pour Lui je meurs - Untuk Dia aku hidup, dan untuk Dia aku mati
Kematian kerap menjadi saat pelepasan, yah - seperti kupu kupu yang terbang, cinta sejati tak pernah lapuk oleh kekejaman, atau kekerasan, oleh tanah atau kuburan. Cinta sejati itu akan terbang, seperti sepasang kupu-kupu, hilang dan lepas ke langit tinggi, bebas sejati dan abadi.
Mengenang 1000 hari
Si Deus pro nobis, quis contra nos? - Bila Tuhan beserta kita, siapa yang berani melawan kita?
Jauh
Ku kayuh perahu
Susuri buih tiada jemu
Dalam
Aku menyelam
Mencari MutiaraMu yang karam
Tinggi
Tangan meraih
Tali-tali illahi tiada henti
Lelah
Jiwa berkelana
Mengembara dalam fatamorgana
Tabah !
Hati Mencoba
Menanti panggilan
Menunggu giliran
4.
Doa Memohon Kematian yang Membahagiakan.
Tuhan Yesus, Penyelamatku, Engkau memilih untuk mati di kayu salib untuk menghapus dosa umat manusia.
Aku menerima dengan tenang dari tangan Tuhan, apapun cara kematian yang diizinkan Allah agar terjadi padaku, termasuk segala kesakitannya, kesedihan dan penderitaan yang menghantarku ke sana.
Semoga aku, melalui rahmat-Mu, dapat kembali kepada-Mu dengan pertobatan yang sempurna, sekarang ini, dan di saat ajalku.
Bunda Maria yang terberkati. Aku memohon agar engkau mendoakan aku sekarang dan pada saat aku mati. Semoga oleh doamu, Tuhan berkenan memberikan rahmat-Nya kepadaku agar aku dapat mempersiapkan kematianku setiap hari.
St. Yusuf, Santo pelindung dalam hal kematian yang membahagiakan, Engkau diberkati dengan kematian yang membahagiakan di dalam pelukan Yesus dan Bunda Maria. Doakanlah aku agar akupun dapat memperoleh rahmat Tuhan, supaya akupun dapat mati dalam pelukan Yesus dan Bunda Maria.
Ya Tuhan, kumohon agar Engkau mendukungku dan semua orang beriman, sepanjang hari sampai pada akhirnya, ketika senja datang, dan kesibukan dunia terhenti dan kehidupan yang hiruk pikuk ini berlalu, dan pekerjaan kami telah selesai.
Dan dalam belas kasihanMu, kumohon Engkau memberikan tempat kediaman yang aman dan istirahat yang kekal dan kudus dan kedamaian abadi pada akhirnya. Amin
5.
Doa Memohon Kepasrahan akan Kematian.
O Tuhanku, yang berkuasa atas hidup dan maut, oleh kehendak-Mu dan keadilan-Mu, Engkau menentukan bahwa semua manusia yang berdosa harus wafat dan beralih dari dunia ini.
Lihatlah kepadaku yang berlutut di hadapan-Mu, berserah diri atas kehendak dan hukum keadilan-Mu.
Dengan segenap hatiku, Aku menolak segala dosa- dosaku di masa yang lalu. Untuk alasan ini, aku menerima kematian sebagai silih atas segala dosaku, dan di dalam ketaatanku akan apa yang menjadi kehendak-Mu.
Sementara menunggu saat ajalku, bantulah aku untuk menggunakan kesempatan yang telah Engkau berikan kepadaku dengan sebaik- baiknya, untuk melepaskan diriku dari keterikatan terhadap dunia ini, untuk memutuskan belenggu apapun yang mengikatku dengan dunia ini, dan untuk mempersiapkan diriku untuk berdiri dengan pengharapan dan keyakinan yang teguh di hadapan tahta pengadilan-Mu.
Karena itu, aku menyerahkan diriku tanpa syarat ke dalam tangan-Mu. Terjadilah kehendak-Mu, sekarang dan selama- lamanya. Amin.