Ads 468x60px

Kamis, 29 Juni 2017, HR St. Petrus dan Paulus



Kamis, 29 Juni 2017
Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus
Kisah Para Rasul (12:1-11)
 (Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9; Ul: 2/4)
2 Timotius (4:6-8.17-18)
Matius (16:13-19)
"Pastor bonus - Gembala Baik!"
Inilah salah satu keutamaan dasar yang dikenangkan ketika Gereja merayakan kenangan iman akan teladan hidup St. Petrus dan St. Paulus
Petrus dan Paulus yang adalah "pastor bonus" sekaligus “founding fathers” memberikan 3 semangat dasar supaya kita semua juga bisa mempunyai "kunci", "kuasa untuk menampakkan cinta ilahi", antara lain:
1."Servant": Hamba.
Mereka mengajak kita untuk rendah hati menggembalakan karena didorong oleh semangat pengabdian, bukan untuk mendapatkan keuntungan/ketenaran pribadi seperti motto kepausan "servus servorum/hamba segala hamba."
Adapun 3 ciri pokok seorang "servant", yakni: melayani/service, mendukung/support dan memberdayakan/empowerment.
2."Shepherd": Gembala.
Mereka mengajak kita menggembalakan dengan murah hati, yakni sukarela, bukan karena terpaksa/sukar-rela, mempunyai "intentio pura" (tulus) bukan "intentio pura-pura" (penuh akal bulus) sehingga benar-benar menjadi "pastor aeternus/gembala abadi.
Adapun 3 ciri pokok "shepherd", yakni: peduli/caring, berani/courage dan berbelarasa/compassion.
3."Steward": Minister.
Mereka mengajak kita menjadi gembala yang baik hati, yang tidak suka banyak memberi perintah tetapi yang banyak menjadi model dan memberi teladan, yang tidak suka memberi instruksi tapi banyak berkomunikasi.
Adapun 3 ciri pokok "steward" yakni: dapat dipercaya/trustworthy, dapat bertanggungjawab/responsibility, dapat digugat/accountability.
"Mas Wayan mencari pita - Jadilah pelayan dengan penuh sukacita."
NB:
1.
"Caritas Pastoralis" – “Cinta kasih kegembalaan”.
Itulah salah satu "core values" yang saya tulis dalam buku "HERSTORY" (RJK, Kanisius) dan yang juga menjadi dasar iman ketika kita merayakan St. Petrus dan St. Paulus hari ini, saat Yesus memberikan kuasa pada Petrus yang menjadi "raison d'etre", alasan adanya Gereja (Bhs Porto: "Igreja - persekutuan umat beriman").
Adapun 3 semangat dasar dari "gembala baik", al:
A. GEMbira dalam karya:
“Engkaulah Petrus” (Mat 16:18). Ia diajak berubah oleh Tuhan. Dari Simon (pendengar) menjadi Petrus (batu karang), penjala ikan menjadi penjala manusia, nelayan menjadi pelayan, hamba menjadi sahabat, dari murid menjadi guru, dari orang yang penakut dan mudah menyangkal Yesus menjadi orang yang berani dan rajin bersaksi tentang Yesus, serta dari karyanya hanya di sekitar danau Galilea berubah menjadi karyanya bagi segala dan seluruh penjuru dunia.
Angelo Roncalli alias Paus Yohanes XXIII juga pernah mengatakan, “Setiap hari adalah panggilan bagi kita untuk berubah, jangan sampai hari-hari kita menjadi menakutkan seakan-akan kita tak dapat berkembang lebih baik lagi.” Dalam bahasa Davis Miles, “Marilah kita belajar memenuhi panggilan Ilahi untuk mencipta, karena “Aku selalu berpikir mengenai mencipta. Masa depanku mulai ketika aku bangun tiap pagi. Tiap hari aku menemukan sesuatu yang baru, yang kreatif dalam hidupku.”
Yang pasti, bukankah perubahan yang baik itu selalu mendatangkan sukacita dan kegembiraan dalam karya? Gaudete - Bersyukurlah!
B. BAjaga dalam doa:
Ketika Yesus ditangkap, Petrus ketakutan. Saat itulah, Petrus berbuat dosa dengan menyangkal Yesus sebanyak tiga kali. Tapi, syukurnya Petrus berdoa dan bertobat: ia menyesali perbuatannya dengan sepenuh hati. Ia menangisi penyangkalannya sepanjang hidupnya.
Di Israel, ada sebuah gereja dengan nama Gereja Petrus Ayam Berkokok (St.Peter Galicantu) bekas rumah Kayafas. Sebuah permenungan singkat: Yesus bisa jadi sangat sedih karena penyangkalan Petrus, murid kepercayaanNya.
Sekarang ini, Yesus yang sama juga sedang menatap kita. Dia berharap bahwa kita pun akan mau belajar seperti Petrus: mau berdoa dan bertobat - mengeluarkan air mata penyesalan atas dosa-dosa kita. Bukankah benar isi sebuah teks yang tertulis pada Scala Santa, “semakin kita berdoa dan bertobat, menangis dan menyesali dosa kita karena menyebabkan kesedihan yang mendalam terhadap Yesus, akan semakin kuat cinta kita akan Yesus.”
Scala Sancta sendiri adalah “Tangga Suci”, yang dipercaya sebagai tangga marmer dari bagian luar bekas rumah Pontius Pilatus di Yerusalem, yang dilalui Yesus saat hari penghukumanNya. Scala Santa ini sendiri terdiri 28 buah anak tangga yang ditutupi dengan papan kayu untuk melindunginya. Para peziarah dapat memperoleh indulgensi dengan cara naik tangga ini sambil jalan berlutut.
Yang pasti, kita bersama Gereja diutus seperti domba ke tengah "serigala", simbol carut marut dunia yang "SRakah iRI+GALAk". Bukankah doa membuat segalanya lebih ringan? Bukankah segala sesuatu jika dibuat bersama Allah pasti terasa lebih indah dan lebih mudah, dan itu bisa dibuat dengan doa-doa dan "latihan rohani" bukan? Orate - Berdoalah!
C. LAyani dalam cinta:
Petrus pergi dari Israel menuju kota Roma. Roma sendiri adalah pusat seluruh Kerajaan Romawi pada waktu itu. Di sanalah, Petrus berkarya: mewartakan Injil sekaligus mempertobatkan banyak orang. Di akhir hidupnya, Petrus meminta juga agar ia bisa menjalani hukuman mati dengan cara disalibkan, tetapi dengan kepalanya berada di bawah, sebab ia merasa tidak layak menderita seperti Yesus. Ia akhirnya wafat sebagai martir di Bukit Vatikan sekitar tahun 67.
Sebuah informasi:
Pada abad keempat, karena cintanya kepada Gereja, Kaisar Konstantinus membangun sebuah gereja besar di atas tempat sakral tersebut.
Dari sikap yang ketiga ini, baiklah juga kalau kita ingat bahwa tidak akan ada cinta yang diterima sebelum kita juga berani belajar memberikan cinta buat orang lain. Maka adalah tindakan yang amat baik, bila kita berani berkarya dalam pelayanan yg penuh cinta kasih: memberi cinta sekaligus per-HATI-an, menunjukkan dan membuktikan cinta dan kehangatan kita terlebih dahulu. Kadang kita juga lupa, semua karya baik kita: kehangatan, cinta kasih dan dukungan, ternyata juga bisa meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan kita sendiri.
Yang pasti, sebagai paus pertama dan "ketua" (bidel/pelayan) para rasul, Petrus menasihati kita: "Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan terpaksa tapi sukarela sesuai kehendak Allah, jangan mau mencari keuntungan tapi dengan pengabdian diri.
Itu sebabnya setiap ada paus yang terpilih dalam konklav di Kapel Sistine Roma, selalu ditampil-ulangkan motto kepausan, "Servus servorum - hamba dari segala hamba". Bukankah kita sebagai Gereja menjadi exist karena karya playanan yang murah hati di tengah dunia? Servite - layanilah!
"Cari kemeja dan kardus sepatu buat mas Kelik – Kita adalah Gereja yang Satu Kudus Katolik dan Apostolik".
2.
"Founding Father - Bapa Pendiri."
Inilah julukan yang bisa kita berikan pada St Petrus: "Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini akan Kudirikan GerejaKu." Pastinya, kita bisa belajar beberapa keutamaan dari orang kudus ini, antara lain:
A."Reformatio vitae - Perubahan hidup":
Petrus dulunya adalah Simon. Ia mengalami "perubahan", dari nelayan menjadi pelayan, dari penjala ikan menjadi penjala manusia, dari pecundang menjadi pejuang. Dengan kata lain: Ia mengajak kita untuk lahir baru setiap harinya.
B."Imitatio Christi"- Mengikuti jejak Kristus:
Ia menjadi murid yang bergulat jatuh dan bangun dalam mengikutiNya. Ia seperti Yesus: sama-sama pernah dipenjara dan wafat sebagai martir (Yun: saksi). Petrus wafat pada era Kaisar Nero pada tahun 64 M dengan cara disalib kepala di bawah karena merasa tidak layak menyamai penyaliban Yesus. Jenazahnya dimakamkan di bukit Vatikan yang di kemudian hari, oleh Kaisar Konstantinus dibangun basilika Santo Petrus dengan altar utama persis di atas makamnya.
C."Illuminatio cum Deo - Pencerahan bersama Tuhan:
Petrus mengalami sapaan dan perjumpaan pribadi dengan Yesus. Hal inilah yang menguatkan dan mencerahkan kendati ia harus menghadapi risiko yang besar: Petrus ditangkap dan dipenjarakan dengan terbelenggu serta dijaga ketat oleh para prajurit (Kis 12:4-6). Bisa jadi, satu keyakinan imannya karena dicerahkan Tuhan, yakni: "Cukuplah kasih karuniaKu bagimu sebab justru dalam kelemahanlah kuasaKu menjadi sempurna" (2 Kor 12:9).
"Dari Belarus ke Sukabumi - Santo Petrus doakanlah kami."
3.
“Unam sanctam catholicam et apsotolicam Ecclesiam – Gereja yang satu kudus katolik dan apostolik.”
Inilah salah satu ciri Gereja Katolik ketika Yesus bersabda kepada Simon: "Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya!"
Dengan kata-kata ini, Yesus berjanji untuk mendirikan gereja-Nya berlandaskan kebenaran apostolik dari pengakuan Petrus, Paulus dan para rasul lainnya bahwa Yesus adalah Kristus, Anak Allah yang hidup (Mat 16:16; Kis 2:14-26). Yesus sendiri menyebut muridNya itu "Petrus" (Yun: Petros, batu kecil) tapi Ia melanjutkan dengan mengatakan: "di atas batu karang ini (Yun: petra, batu karang besar) Aku akan mendirikan jemaatKu."
Jelas bahwa Yesus sendirilah yang menjadi Batu Karang, landasan utama dan pertama dalam Gereja (1 Kor 3:11). Dalam bahasa St Petrus: “Yesus adalah batu hidup dan terpilih, batu penjuru yang mahal" (1Pet 2:4,6-7). Pada saat yang bersamaan, Petrus-Paulus serta kita semua merupakan batu-batu hidup untuk mendirikan rumah rohani yang dibangun oleh Allah (1Pet 2:5), dimana alam maut yakni iblis dan semua usaha jahatnya tidak akan menguasai gerejaNya (Mat 16:18).
Lebih lanjut, Yesus memberikan “kunci” kepada Petrus, ”Kuasa Untuk Nampakkan Cinta Ilahi” lewat Gereja untuk:
(1) Menegur dosa dan melaksanakan hdp gerejani (Mat 18:15-18)
(2) Berdoa bagi terjadinya kehendak Allah (Mat 18:19-20);
3) Mengikat kuasa setan serta membebaskan orang yg tertawan
(4) Memberitahukan kesalahan dosa+kebenaran Allah (Kis 2:23; 5:3,9)
(5) Memberitakan keselamatan+pengampunan dosa (Yoh 20:23; Kis 2:37-40; Kis 15:7-9).
"Bang Jaja masuk majalah HIDUP - Jadilah Gereja yang benar-benar hidup!"
4.
Kutipan Teks Misa:
“Hari ini disucikan karena rasul-rasul bahagia Petrus dan Paulus martir. Para martir ini menyaksikan apa yang mereka wartakan. Mereka mengikuti tuntutan iman sejati, mereka menyatakan kebenaran dan mati untuk itu. Satu hari ini ditentukan untuk merayakan dua orang rasul yang dimartir. Tetapi keduanya itu satu. Meskipun terjadi pada hari yang berbeda-beda, tetapi bersatu. Petrus mendahului, Paulus mengikuti. Marilah kita menjunjung tinggi iman mereka, hidup mereka, jerih payah mereka, penderitaan mereka, pengakuan mereka dan pengajaran mereka.” (St. Agustinus)
Antifon Pembuka
Inilah orang-orang yang semasa hidupnya telah menyuburkan Gereja dengan darah mereka: dari piala Tuhan mereka telah minum dan menjadi sahabat-sahabat Allah.
These are the ones who, living in the flesh, planted the Church with their blood; they drank the chalice of the Lord and became the friends of God.
Nunc scio vere, quia misit Dominus Angelum suum: et eripuit me de manu Herodis, et de omni exspectatione plebis Iudæorum.
Doa Pembuka
Ya Allah, pada Hari Raya Santo Petrus dan Paulus ini, Engkau telah melimpahkan sukacita yang sejati. Bantulah Gereja-Mu untuk senantiasa mengikuti ajaran Rasul-rasulmu, yang telah menyampaikan dasar iman kepada kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (12:1-11)
 "Sekarang benar-benar tahulah aku bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes."
Waktu terjadi penganiayaan terhadap jemaat, Raja Herodes mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari jemaat. Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang. Ketika ia melihat bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi, ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus. Waktu itu hari raya Roti Tidak Beragi. Setelah Petrus ditangkap, Herodes menyuruh memenjarakannya di bawah penjagaan empat regu, masing-masing terdiri dari empat prajurit. Maksudnya ialah, supaya sehabis Paskah ia menghadapkannya ke depan orang banyak. Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah. Pada malam sebelum Herodes menghadapkannya kepada orang banyak, Petrus tidur di antara dua orang prajurit, terbelenggu dengan dua rantai. Selain itu prajurit-prajurit pengawal sedang berkawal di muka pintu. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan dekat Petrus, dan cahaya bersinar dalam ruang itu. Malaikat itu menepuk Petrus untuk membangunkannya. Kata malaikat itu, “Bangunlah segera!” Maka gugurlah rantai itu dari tangan Petrus. Lalu kata malaikat itu kepadanya, “Ikatlah pinggangmu dan kenakanlah sepatumu!” Petrus pun berbuat demikian. Lalu malaikat itu berkata kepadanya, “Kenakanlah jubahmu dan ikutlah aku!” Lalu ia mengikuti malaikat itu keluar, dan ia tidak tahu bahwa apa yang dilakukan malaikat itu sungguh-sungguh terjadi; sangkanya ia melihat suatu penglihatan. Setelah mereka melalui tempat kawal pertama dan tempat kawal kedua, sampailah mereka ke pintu gerbang besi yang menuju ke kota. Pintu itu terbuka dengan sendirinya bagi mereka. Sesudah tiba di luar, mereka berjalan sampai ke ujung jalan, dan tiba-tiba malaikat itu meninggalkan dia. Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata, “Sekarang benar-benar tahulah aku bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 838
Ref. Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan daku.
Ayat. (Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9; Ul: 2/4)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarkan dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya!
4. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang bertakwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!

Bacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada Timotius (4:6-8.17-18)
"Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran."
Saudaraku terkasih, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan, dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan dengan baik, aku telah mencapai garis akhir, dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; bukan hanya kepadaku, tetapi juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya. Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan demikian aku lepas dari mulut singa. Tuhan akan melepaskan daku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 16:18)
Engkaulah Petrus, dan di atas wadas ini akan Kudirikan Gereja-Ku, dan kerajaan maut tidak akan mengalahkannya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (16:13-19)
 "Engkau adalah Petrus, kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga."
Sekali peristiwa Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi. Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka, “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya, “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus, sebab bukan manusia yang mengatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan Gereja-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga, dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan
Pada hari ini Gereja merayakan dua rasul besar, Petrus dan Paulus. Kedua rasul ini memiliki pengenalan iman yang mendalam akan Yesus. Pengenalan mereka tentang Yesus tidak diperoleh secara instan. Mereka mengalami jatuh bangun untuk dapat mengenal Yesus secara mendalam. Petrus pernah mengingkari Yesus, sedangkan Paulus pernah menjadi pembunuh para pengikut Kristus. Namun, setelah mengenal Yesus secara mendalam, keduanya menjadi saksi iman yang tangguh.
Sabda Tuhan hari ini menghadirkan dua tokoh penting ini. Dalam bacaan pertama, Petrus mendapat dukungan doa dari umat. Allah juga berkenan melakukan karya besar yaitu melepaskan Petrus dari segala belenggu dan penderitaan di penjara (Kis 12:1-11). Kisah ini melukiskan bahwa umat perdana adalah sebuah Gereja yang berdoa.
Dalam bacaan kedua, kita mendengar pengakuan iman Paulus, "Aku telah mengakhiri pertandingan dengan baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman." (2Tim 4:7). Menurut Rasul Paulus, jika kita percaya kepada Tuhan, maka kita akan mendapat keselamatan dan diluputkan dari yang jahat (ay. 18).
Kedua orang kudus ini memiliki perbedaan yang sangat mencolok. Latar belakang hidup yang berbeda, karakter yang berbeda, proses panggilan yang berbeda dan tugas kerasulan yang berbeda. Petrus berasal dari Galilea, warga negara Yahudi. Sedangkan Paulus berasal dari Tarsus (Turki Timur), warga negara Romawi. Petrus mewakili hirarki Gereja yang bertahkta di Roma, sedangkan Paulus mewakili para misionaris Gereja yang terus-menerus berkembang memberitakan Injil.
Keduanya disatukan dalam perjuangan iman dan semangat yang sama yakni melayani Tuhan, cinta kasih yang besar kepada Kristus dan tidak kenal lelah mewartakan Injil. Hingga akhirnya, mereka menumpahkan darah sebagai martir pada tahun yang diperkirakan sama yaitu sekitar tahun 67 di Roma.
Pada hari ini kita semua diajak untuk bertekun dalam doa bersama, teguh dalam panggilan, terutama dalam mewartakan Injil dengan hidup sebagai pengikut Kristus yang setia. Semoga St. Petrus dan St. Paulus yang kita rayakan hari ini sebagai saka guru Gereja menjadi inspirator dan motivator hidup iman kita.
Antifon Komuni (Bdk. Mat 16:16.18)
Petrus berkata kepada Yesus, "Engkaulah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Yesus menjawab, "Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku."
Peter said to Jesus: You are the Christ, the Son of the living God. And Jesus replied: You are Peter, and upon this rock I will build my Church.
Tu es Petrus, et super hanc petram ædificabo Ecclesiam meam.

=================


HIK: HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI
HARAPAN IMAN KASIH
29 Juni 2017
HR St. Petrus dan Paulus.
“In Omnibus Christi - Dalam segalanya adalah Kristus.”
Inilah salah satu semangat St. Petrus dan Paulus yang kita rayakan hari ini.
Petrus dan Paulus sendiri adalah dua tokoh besar Gereja Perdana yang saling melengkapi: Petrus sebagai paus pertama menjadi kunci stabilitas (dimensi intern Gereja) dan Paulus sebagai misionaris pertama menjadi kunci mobilitas Gereja (dimensi ekstern Gereja).
Seperti yang saya tulis dalam buku “XXX-Family Way” (RJK. Kanisius), adapun tiga keutamaan dasar dari St Petrus dan Paulus, al:
1.Siap berubah:
Mereka diajak berubah oleh Tuhan: Simon menjadi Petrus dan Saulus menjadi Paulus. Dari Simon (“pendengar”) menjadi Petrus (“batu karang”), dari Saulus (“penuh doSA dan akal bULUS”) menjadi Paulus (“menyaPA Umat dengan tuLUS”), dari nelayan menjadi pelayan, dari penjala ikan menjadi penjala manusia, dari hamba menjadi sahabat, dari murid menjadi guru, dari orang yang penakut menjadi pemberani, dari pecundang menjadi pahlawan, serta dari karyanya hanya di sekitar bangsa Yahudi berubah menjadi karyanya bagi segala dan seluruh penjuru dunia.
Angelo Roncalli alias Paus Yohanes XXIII juga pernah mengatakan, “Setiap hari adalah panggilan bagi kita untuk berubah, jangan sampai hari-hari kita menjadi menakutkan seakan-akan kita tak dapat menjadi lebih baik lagi.”
2.Siap berbenah
Ketika Yesus ditangkap, Petrus ketakutan. Saat itulah, Petrus berbuat dosa dengan menyangkal Yesus sebanyak tiga kali. Tapi, syukurnya Petrus berbenah: ia bertobat dan menyesali perbuatannya dengan sepenuh hati.
Paulus yang dulunya sering menganiaya para murid Yesus juga berbenah: Ia bertobat dan lahir sebagai manusia baru dalam Kristus.
Bisa jadi, Yesus yang sama sedang menatap kita sekarang. Dia berharap bahwa kita juga mau ikut terus berbenah seperti Petrus dan Paulus: mau bertobat - mengeluarkan air mata penyesalan atas dosa-dosa kita dan lahir sebagai manusia baru. Bukankah benar isi sebuah teks yang tertulis pada Scala Santa, “semakin kita menangis dan menyesali dosa kita karena menyebabkan kesedihan yang mendalam terhadap Yesus, akan semakin kuat cinta kita akan Yesus.”
3.Siap berbuah
Petrus dan Paulus pergi dari Israel menuju Roma. Roma sendiri adalah pusat seluruh Kerajaan Romawi pada waktu itu. Di sanalah, Petrus dan Paulus berkarya: mewartakan Injil sekaligus mempertobatkan banyak orang.
Di akhir hidupnya, Petrus meminta juga agar ia bisa menjalani hukuman mati dengan cara disalibkan, tetapi dengan kepalanya berada di bawah, sebab ia merasa tidak layak menderita seperti Yesus. Ia akhirnya wafat sebagai martir di Bukit Vatikan sekitar tahun 67. Sedangkan Paulus wafat dengan dipenggal kepalanya juga di kota Roma.
Wafatnya dua rasul ini membuahkan banyak kekayaan iman: Petrus menjadi Paus yang pertama dan Paulus menjadi Rasul para bangsa. Mereka banyak berkeliling, menulis surat dan memberikan pelbagai nasehat. Petrus membuahkan karya penggembalaan: "Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian" (1Ptr 5:1-2) dan Paulus membuahkan karya pewartaan: "Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku. Ia akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku" (Paulus, 2Tim 4:17-18).
“Ada kapsul ada cumi - Para rasul doakanlah kami.”
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
WEJANGAN PAUS
DALAM DOA MALAIKAT TUHAN:
Caritas Christi Urget Nos
Kasih Kristus yg mendorong kami
TENTANG HARI RAYA SANTO PETRUS DAN PAULUS
Saudara dan saudari yang terkasih, selamat pagi!
Hari ini kita merayakan hari raya Rasul kudus Petrus dan Paulus, memuji Allah karena pewartaan mereka dan kesaksian mereka. Gereja Roma didirikan pada iman dua Rasul ini, yang selalu menghormati mereka sebagai Santo Pelindung. Namun, seluruh Gereja semesta yang memandang mereka dengan kekaguman, memikirkan mereka dua kolom dan dua lampu besar yang bersinar tidak hanya di langit Roma, tetapi di hati orang-orang percaya di Gereja Timur dan Gereja Barat.
Dalam kisah perutusan para Rasul, Injil mengatakan kepada kita bahwa Yesus mengutus mereka berdua-dua (bdk. Mat 10:1; Lukas 10:1). Dalam arti tertentu, Petrus dan Paulus juga diutus dari Tanah Suci ke Roma untuk memberitakan Injil. Mereka adalah dua orang yang sangat berbeda satu sama lain : Petrus seorang "nelayan yang rendah hati", <dan> Paulus seorang "guru dan pujangga", sebagaimana dinyatakan liturgi hari ini.
Namun, jika kita mengenal Yesus di sini di Roma, dan jika iman Kristen adalah bagian yang hidup dan dasariah dari warisan rohani dan dari budaya wilayah ini, itu adalah karena keberanian apostolik dua putra Timur Dekat ini. Karena kasih kepada Kristus, mereka meninggalkan tanah air mereka dan, tidak menghiraukan kesulitan-kesulitan perjalanan panjang serta resiko dan ketidakberanian yang akan mereka temui, mereka datang ke Roma. Di sini mereka menjadikan diri mereka pewarta-pewarta dan saksi-saksi Injil di antara orang-orang, serta mereka memeteraikan perutusan iman dan amal mereka dengan kemartiran.
.
Hari ini Petrus dan Paulus kembali di antara kita menurut yang dicita-citakan, mereka melintasi jalan-jalan di kota ini, mengetuk pintu rumah-rumah kita, tetapi terutama pintu hati kita. Sekali lagi mereka ingin membawa Yesus, kasih-Nya yang maharahim, penghiburan-Nya <dan> kedamaian-Nya. Marilah kita menerima pesan mereka! Marilah kita membuat khazanah kesaksian mereka! Iman Petrus yang murni dan teguh, hati Paulus yang agung dan mendunia akan membantu kita untuk menjadi orang-orang Kristen yang penuh sukacita, setia kepada Injil dan terbuka bagi sebuah perjumpaan dengan semua orang.
Pagi ini, selama Misa Kudus di Basilika Santo Petrus, saya memberkati pallium para Uskup Agung Metropolitan dari berbagai negara, yang diangkat setahun terakhir ini. Saya memperbaharui sambutan saya dan harapan terbaik untuk mereka, kerabat-kerabat mereka dan semua orang yang menyertai mereka pada peziarahan ini; dan saya mendorong mereka untuk melanjutkan dengan penuh sukacita perutusan mereka untuk melayani Injil, dalam persekutuan dengan seluruh Gereja dan, terutama, dengan Tahta Santo Petrus, sebagaimana pada kenyataannya diungkapkan oleh tanda pallium.
Dalam perayaan yang sama, saya menerima dengan sukacita dan kasih sayang para anggota delegasi yang datang ke Roma atas nama Patriark Ekumenis, saudara Bartolomeus yang tercinta. Kehadiran ini juga merupakan tanda ikatan persaudaraan yang ada di antara Gereja-gereja kita. Kita berdoa agar ikatan-ikatan persekutuan dan kesaksian bersama dapat semakin diperkuat.
Kepada Perawan Maria, Salus Populi Romani, kita mempercayakan hari ini seluruh dunia dan, khususnya, kota Roma ini, agar ia dapat selalu menemukan dalam nilai-nilai rohani dan moral kekayaan daripadanya, landasan kehidupan sosialnya dan landasan perutusannya di Italia, di Eropa dan di dunia.
[Setelah pendarasan doa Malaikat Tuhan]
Saudara dan saudari terkasih,
Tadi malam, sebuah serangan teroris yang membabi-buta dilakukan di Istanbul, yang menewaskan dan melukai banyak orang. Kita mendoakan para korban, kerabat-kerabat mereka dan rakyat Turki yang terkasih. Semoga Tuhan mengubah hati para pelaku kekerasan dan mendukung langkah-langkah kita di jalan perdamaian.
Salam Maria, penuh rahmat. Tuhan sertamu. Terpujilah engkau di antara wanita dan terpujilah buah tubuhmu Yesus. Santa Maria, Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan pada waktu kami mati. Amin.
Konferensi Internasional tentang investasi yang bertanggung jawab dengan sebuah dampak sosial, yang berjudul "Menjadikan Tahun Kerahiman Berdampak bagi Kaum Miskin", diakhiri beberapa waktu yang lalu. Semoga investasi perorangan berbarengan dengan <investasi> publik, mendorong penanggulangan kemiskinan begitu banyak orang yang terpinggirkan.
Sambutan hangat tertuju kepada kalian semua, keluarga-keluarga, kelompok-kelompok paroki, lembaga-lembaga dan umat secara pribadi yang berasal dari Italia dan dari berbagai belahan dunia, terutama dari Spanyol, Ukraina dan Tiongkok. Saya menyambut siswa-siswa sekolah Katolik London dan Amerika Serikat, serta Suster-suster USMI dari Lombardy.
Sambutan saya hari ini tertuju terutama kepada umat Roma, pada Hari Raya Santo Petrus dan Paulus, Santo Pelindung kota! Untuk kesempatan ini "Pro Loco" dari Roma telah mempromosikan <hiasan bunga> tradisional, yang dibuat oleh beberapa seniman dan oleh para relawan Pelayanan Sipil. Terima kasih atas prakarsa ini dan atas representasi bunga yang indah! Dan saya ingin mengingatkan juga pertunjukkan kembang api yang akan berlangsung malam ini di Piazza del Popolo, pendapatan tersebut akan berjalan untuk mendukung karya amal di Tanah Suci dan di negara-negara Timur Tengah.
Saya berharap semua orang pesta bahagia. Tolong, jangan lupa mendoakan. Selamat makan siang dan sampai jumpa!
*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar