Ads 468x60px

HR. St Petrus dan Paulus


HIK : HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI.
HARAPAN IMAN KASIH.
Inilah patung St. Petrus, Rasul, Uskup Pertama Roma, yang terdapat di dalam Basilika Santo Petrus di Vatikan.
Para peziarah yang datang biasanya menyentuh kakinya dan menciumnya, sampai-sampai kakinya ini menjadi 'aus'.
Di abad pertengahan, di masa yang masih sulit untuk bepergian dan melakukan perjalanan, menjadi tradisi para peziarah yang datang dari jauh dan tiba dengan selamat di Roma untuk biasanya mencium kaki patung St. Petrus ini sembari memohon belas kasihnya dan memohon dibukakan pintu surga seandainya mereka tidak kembali dengan selamat dalam perjalanan ziarah mereka.
Setiap tanggal 29 Juni yaitu pada Hari Raya St. Petrus dan Paulus, patung ini dipakaikan pakaian kebesaran seorang Paus lengkap dengan cincinnya, sebagai penghormatan kepada St. Petrus sebagai gembala/Paus pertama yang ditunjuk Yesus sendiri.
Peringatan Hari Raya St. Petrus dan Paulus selalu dirayakan dengan meriah di Vatikan, dan pada hari tersebut juga dilaksanakan tradisi pemberian palium kepada para Uskup Metropolitan yang baru oleh Paus.
Palium adalah salah satu bagian busana Uskup yang dibuat dari bulu domba; yaitu dari anak domba, yang sesuai tradisi, diberkati oleh Paus pada perayaan St. Agnes pada 21 Januari.
Anak-anak domba yang sudah diberkati ini kemudian dicukur bulunya pada hari Kamis Putih dan bulunya lalu ditenun para biarawati untuk menjadi palium yang kemudian diberikan Paus kepada para Uskup Metropolitan pada Hari Raya St. Petrus dan Paulus.
Palium melambangkan anak domba, yang diserahkan Kristus kepada Petrus untuk digembalakan; sekaligus juga melambangkan Kristus sendiri sebagai gembala yang baik yang mencari dan memanggul pulang dombaNya.

===============

HIK - HIDANGAN ISTIMEWA KRISTIANI
HARAPAN IMAN KASIH.

1.
INTERMEZZO:
Suatu hari, Yesus berjalan- jalan di surga dan menyadari kehadiran orang- orang berdosa yang tidak sepantasnya berada disana.
Ia lalu memanggil Petrus sebagai penjaga pintu surga dan menanyakan hal itu, apakah Petrus telah lalai dalam menjalankan tugasnya.
Ditanya demikian, Petrus mengeluh,
"Oh Yesus, aku sebenarnya sudah melaksanakan tugasku baik2, aku menyeleksi dengan ketat siapa2 saja yg boleh masuk kemari. Tapi BundaMu itu, setiap kali orang pendosa yang kutolak berseru- seru kepadanya, 'Maria, Maria, tolonglah aku..', ia membuka jendela lebar2 dan orang-orang itu berlompatan masuk, dan aku tentu saja tak bisa mencegah apalagi melarangnya, karna yaa.. dia kan ibuMu.."


2.
DOA KEPADA ST.PETRUS dan ST.PAULUS:
A.
DOA KEPADA ST. PETRUS
Rasul Petrus yang mulia,
karena engkau adalah batu karang,
dimana Allah yang Mahakuasa telah membangun Gereja-Nya,
berilah kami apa yang kami mohon kepadamu:
harapan yang teguh,
iman yang hidup, dan
kasih yang membara;
penyangkalan diri yang total,
ketidakterikatan terhadap dunia,
kesabaran dalam kesulitan,
kerendahan hati dalam kemakmuran,
keheningan dalam doa,
kemurnian dalam hati,
kehendak yang benar dalam setiap pekerjaan,
ketekunan dalam memenuhi setiap kewajiban-kewajiban hidup,
ketetapan dalam penyelesaian setiap persoalan,
kepasrahan pada kehendak Allah dan
ketekunan dalam kasih karunia Allah sampai mati;
supaya, berkat perantaraan dan jasa-jasamu yang luhur,
kami dibuat pantas untuk hadir di hadapan Tahta dan Gembala Jiwa Abadi,
Yesus Kristus, yang bersama dengan Bapa dan Roh Kudus,
hidup dan berkuasa, selama-lamanya.
Amin.
Bapa Kami..
3 x Salam Maria..
Santo Petrus, doakanlah kami.
Amin

B.
DOA KEPADA ST. PAULUS
Santo Paulus yang mulia, sesudah menganiaya Gereja, engkau dijadikan, berkat kasih karunia Allah, rasul-Nya yang paling bersemangat.
Untuk membawa kabar gembira Yesus, Penyelamat Ilahi kita sampai ke ujung dunia, engkau dengan sukacita mengalami penjara, disesah, dirajam dan kapal karam, serta segala bentuk penganiayaan yang memuncak pada penumpahan darah kemartiranmu demi Tuhan kita, Yesus Kristus.
Berilah kami rahmat untuk bekerja keras mewartakan iman kepada sesama dan untuk menerima setiap pencobaan dan kesengsaraan di jalan yang kami lalui.
Bantulah kami untuk disemangati surat-suratmu dan untuk ambil bagian dalam cinta matimu kepada Yesus, supaya setelah kami menyelesaikan tugas-tugas kami di dunia ini, kami dapat bergabung bersama engkau untuk memuji Dia dalam Kerajaan Surga yang abadi, selama-lamanya.
Amin.
Bapa Kami...
3 x Salam Maria...
St. Paulus, doakanlah kami.
Amin.

3.
HOMILI PAUS FRANSISKUS
DALAM MISA HARI RAYA SANTO PETRUS DAN SANTO PAULUS DI BASILIKA SANTO PETRUS,
VATIKAN (29 Juni 2016)
KUNCI - Kuasa Untuk Nampakkan Cinta Ilahi: "Menutup dan Membuka"
Bacaan Ekaristi : Kis 12:1-12; Mzm 34; 2Tim 4:6-8, 17-18; Mat 16:13-19
Sabda Allah dalam liturgi hari ini menyajikan kontras pokok yang jelas antara menutup dan membuka. Bersama dengan gambaran ini kita dapat memikirkan lambang kunci yang dijanjikan Yesus kepada Simon Petrus sehingga ia bisa membuka pintu masuk ke kerajaan surga, dan tidak menutupnya di hadapan orang-orang, seperti beberapa ahli Taurat dan orang Farisi yang munafik yang dicela Yesus (bdk. Mat 23:13).
Bacaan dari Kisah Para Rasul (12:1-11) memperlihatkan kita tiga contoh "menutup" : Petrus dijebloskan ke dalam penjara; jemaat berkumpul di balik pintu-pintu yang tertutup dalam doa; dan - dalam kelanjutan bacaan kita - Petrus mengetuk pintu yang tertutup rumah Maria, ibu Yohanes yang disebut Markus, setelah dibebaskan.
Dalam tiga contoh "menutup" ini, doa muncul sebagai jalan keluar utama. Ia adalah sebuah jalan keluar bagi jemaat, yang beresiko menutup dirinya keluar dari penindasan dan ketakutan. Ia adalah sebuah jalan keluar bagi Petrus yang, pada awal mula perutusan yang diberikan kepadanya oleh Tuhan, dijebloskan ke dalam penjara oleh Herodes dan beresiko dihukum mati. Sementara Petrus berada dalam penjara, "jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah" (Kis 12:5). Tuhan menjawab doa itu dan mengutus malaikat-Nya untuk membebaskan Petrus, "menyelamatkannya dari tangan Herodes" (bdk. ayat 11). Doa, sebagai pemercayaan yang rendah hati kepada Allah dan kehendak-Nya yang kudus, selalu merupakan jalan keluar dari jadi "tertutup"-nya kita, sebagai individu-individu dan sebagai sebuah jemaat.
Paulus juga, menulis kepada Timotius, berbicara tentang pengalaman pembebasannya, tentang menemukan sebuah jalan keluar dari hukuman mati yang akan segera terjadi pada dirinya. Ia mengatakan kepada kita bahwa Tuhan siap siaga dan memberinya kekuatan untuk melaksanakan karya penginjilan bangsa-bangsa (bdk. 2Tim 4:17). Tetapi Paulus berbicara juga tentang "membuka" yang jauh lebih besar, menuju sebuah cakrawala yang jauh lebih luas. Ia adalah cakrawala kehidupan kekal, yang menantinya di akhir "perlombaan" duniawinya. Kita bisa melihat seluruh kehidupan Sang Rasul dalam hal "pergi keluar" dalam pelayanan bagi Injil. Kehidupan Paulus benar-benar diproyeksikan ke depan, dengan membawa Kristus kepada orang-orang yang tidak mengenal-Nya, dan kemudian dalam ketergegasan, seolah-olah, ke dalam pelukan Kristus, untuk "diselamatkan masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga" (ayat 18).
Marilah kita kembali ke Petrus. Kisah Injil (Mat 16:13-19) tentang pengakuan imannya dan perutusan yang dipercayakan kepadanya oleh Yesus memperlihatkan kita bahwa kehidupan Simon, para nelayan Galilea - seperti kehidupan kita masing-masing - membuka, membuka sepenuhnya, ketika kehidupan itu menerima dari Allah Bapa anugerah iman. Simon berangkat pada perjalanan - sebuah perjalanan yang panjang dan sulit - yang akan membawanya pergi keluar dari dirinya, meninggalkan semua dukungan manusiawinya, terutama harga dirinya yang diwarnai dengan peninggalan diri yang berani dan murah hati. Dalam hal ini, proses pembebasannya, doa Yesus bersifat menentukan : "Aku telah berdoa untuk engkau [Simon], supaya imanmu jangan gugur" (Luk 22:32). Demikian bersifat menentukan juga tatapan Tuhan yang penuh kasih setelah Petrus menyangkal-Nya tiga kali : sebuah tatapan yang menembus jantung dan membawa air mata pertobatan (bdk. Luk 22:61-62). Pada saat itu, Simon Petrus dibebaskan dari penjara kebanggaan diri dan ketakutannya, serta mengatasi godaan menutup hatinya terhadap panggilan Yesus untuk mengikuti-Nya di sepanjang jalan salib.
Saya menyebutkan bahwa, dalam kelanjutan perikop dari Kisah Para Rasul, ada sebuah rincian yang patut dipertimbangkan (bdk. 12:12-17). Ketika Petrus mendapati dirinya secara ajaib dibebaskan dari penjara Herodes, ia pergi ke rumah ibu Yohanes yang disebut Markus. Ia mengetuk pintu yang tertutup dan seorang hamba perempuan yang bernama Rode datang. Mengenali suara Petrus, dalam ketidakpercayaan dan sukacita, bukannya membukakan pintu, ia berlari memberitahu majikannya. Kisah, yang bisa tampak jenaka, membuat kita merasakan suasana ketakutan yang menuntun jemaat Kristen tinggal di belakang pintu-pintu yang tertutup, tetapi juga tertutup terhadap kejutan-kejutan Allah.
Rincian ini berbicara kepada kita tentang sebuah godaan terus menerus bagi Gereja, yang menutup dirinya dalam menghadapi bahaya. Tetapi kita juga melihat pembukaan-pembukaan kecil yang melaluinya Allah dapat berkarya. Santo Lukas memberitahu kita bahwa di rumah itu "banyak orang berkumpul dan berdoa" (ayat 12). Doa memungkinkan kasih karunia membuka sebuah jalan keluar dari ketertutupan menuju keterbukaan, dari ketakutan menuju keberanian, dari kesedihan menuju sukacita. Dan kita dapat menambahkan : dari perpecahan menuju kesatuan.
Ya, kita mengatakan hari ini dengan keyakinan, bersama-sama dengan saudara-saudara kita dari Delegasi yang diutus oleh Patriark Ekumenis Bartolomeus yang tercinta yang ambil bagian dalam perayaan para Santo Pelindung Roma. Hari ini juga merupakan sebuah perayaan persekutuan bagi seluruh Gereja, sebagaimana terlihat oleh kehadiran para uskup agung metropolitan yang telah datang untuk pemberkatan pallium, yang akan mereka terima dari para perwakilan saya di takhta mereka masing-masing.

Semoga Santo Petrus dan Santo Paulus mengantarai kita, sehingga kita dengan sukacita dapat maju pada perjalanan ini, tindakan Allah yang membebaskan, dan bersaksi baginya di hadapan dunia.

LITANI SANTO PETRUS
Tuhan, kasihanilah kami
Kristus, kasihanilah kami
Tuhan, kasihanilah kami
Kristus, dengarkanlah kami
Allah Bapa di Surga,
kasihanilah kami.
Allah Putera, Penebus dunia,
kasihanilah kami.
Allah Roh Kudus,
kasihanilah kami.
Allah Tritunggal Kudus,
Tuhan Yang Mahaesa,
kasihanilah kami.
Maria Bunda Allah, doakanlah kami
Ratu yang dikandung tanpa noda, doakanlah kami.
Ratu para Rasul, doakanlah kami.
Santo Petrus, doakanlah kami.
Pangeran para Rasul, doakanlah kami.
Yang diberikan kunci kerajaan Surga, doakanlah kami.
Yang mengutamakan kemuliaan Kristus, doakanlah kami.
Yang hatinya terkoyak karena satu pandangan dari Yesus, doakanlah kami.
Yang tak dapat menahan kesedihan karena telah menyangkal Anak Allah, doakanlah kami.
Yang mengalirkan airmata deras sampai akhir hayatnya, doakanlah kami.
Yang berseru keras : Tuhan, Engkau tahu aku mengasihiMu!, doakanlah kami.
Yang dirantai demi Kristus, doakanlah kami.
Yang dibebaskan oleh malaikat, doakanlah kami.
Yang bersuka cita boleh menderita demi Kristus, doakanlah kami.
Yang pantulan bayangannya menyembuhkan orang sakit, doakanlah kami.
Yang suaranya dipatuhi orang meninggal, doakanlah kami.
Semoga kami saling mengasihi dan berbagi di antara kami, doakanlah kami.
Supaya kami melihat dan mengenali lebih lagi kebaikan Allah, doakanlah kami.
Supaya kami berteguh dan berjaga dalam doa, doakanlah kami.
Supaya kami boleh mati tidak dalam keadilan tetapi dalam belas kasihan Tuhan, doakanlah kami.
Marilah memuliakan kemurahan Tuhan, dan
PekerjaanNya yang baik di antara manusia.
Marilah Berdoa.
O Rasul mulia,
Kau yang menerima kuasa untuk mengikat dan melepaskan, doakanlah kami, supaya terlepas dari segala dosa, supaya kami boleh hidup dan mati dalam kemurahan Tuhan.
Berilah kepada kami iman yang sempurna, harapan yang teguh, dan kasih yang membara, supaya kami semakin bertumbuh dalam pengenalan dan kasih kepada Yesus Kristus.
Bimbinglah kami, O Rasul terberkati, melewati kesulitan dalam perjalanan hidup kami, mengalahkan ketakutan dan duka.
O martir Kristus yang rendah hati, kau yang kini bersama Ia dalam kemuliaanNya, doakanlah kami sekarang dan waktu kami mati.
Pada saat itu, datanglah dan bawalah kami kepada Yesus, yang akan kami muliakan selamanya.
Amin.
================


PAUS FRANSISKUS AKAN MEMIMPIN KONSISTORI PENGANGKATAN LIMA KARDINAL BARU 28 Juni 2017

Pada hari Rabu, 28 Juni 2017 pukul 16.00 waktu Roma, Paus Fransiskus akan memimpin konsistori pengangkatan lima kardinal baru. 

Lima Kardinal yang dipilih oleh Paus Fransiskus pada 21 Mei 2017 yang lalu adalah : 
Uskup Agung Jean Zerbo dari Bamako (Mali); Uskup Agung Juan Jose Omella dari Barcelona (Spanyol); 
Uskup Anders Arborelius dari Stockholm (Swedia); 
Monsignor Louis-Marie Ling Mangkhanekhoun, Vikaris Apostolik Pakse (Laos); 
Monsignor Gregorio Rosa Chavez, Uskup Auksiler San Salvador (El Salvador).

Para kardinal baru, Dewan Kardinal, serta para Uskup Agung Metropolitan, yang ditunjuk sepanjang tahun, akan berkonselebrasi dengan Bapa Suci dalam Misa Hari Raya Santo Petrus dan Paulus, di Basilika Santo Petrus, Vatikan pada hari Kamis, 29 Juni 2017 mulai pukul 09.30 waktu Roma.

Pada kesempatan itu, sesuai dengan tradisi, Paus Fransiskus akan memberkati palium untuk para uskup agung metropolitan yang baru. 

Palium tidak akan "dikenakan" pada mereka, namun akhirnya akan dikirim ke para nunsius apostolik dari berbagai negara untuk mendorong keikutsertaan umat di keuskupan-keuskupan. Ini adalah reformasi yang diperkenalkan oleh Paus Fransiskus pada bulan Januari 2015.

Sejak saat itu pengiriman palium akan berlangsung dari tangan Paus, namun secara pribadi, setelah berkat pada tanggal 29 Juni 2017 di Basilika Santo Petrus. 

Dan kemudian, apa yang disebut "pengenaan" di pundak seorang uskup agung metropolitan akan berlangsung di negaranya, dikelilingi oleh para Uskup lain dalam provinsi gerejawinya.

____


Tidak ada komentar:

Posting Komentar