Ads 468x60px

Minggu, 21 Mei 2017


Hari Minggu Paskah VI
Kisah Para Rasul (8:5-8.14-17)
 (Mzm 66:1-3a.4-5.6-7a.16.20)
(1Ptr 3:15-18)
Yohanes (Yoh 14:15-21)
"Veni veni venite - Datang datang datanglah!"
Inilah harapan iman bahwa Tuhan datang dengan Roh Kudusnya kepada kita. Secara historis, pemimpin dan tokoh dalam Kitab Suci mampu bernubuat hanya bila Roh Kudus hadir dan datang di sana. Roh Kudus mendidik mereka untuk lebih memahami Sabda Allah dalam kehidupan nyata (Bil. 11: 16 ? 23). Kitab Suci Perjanjian Baru juga lebih eksplisit mengungkapkan bagaimana Roh Kudus bekerja dalam diri manusia (1 Yoh 2:20, 27; 5:6, 9-10).
Pastinya, kata Roh sendiri berasal dari bahasa Ibrani "ruah", angin [Mazmur 139:7-8]. Angin atau Roh sendiri punya tiga gelombang, antara lain:
1."Menghibur": Kalau kita berpuasa/ada dalam kondisi udara yang panas, kita tentunya terhibur jika ada angin sepoi-sepoi yang berhembus, bukan? Yesus juga tidak akan meninggalkan kita sebagai yatim piatu. Ia menjanjikan Penghibur (Yoh 14:15-31). "Penghibur sendiri dalam bhs Yunani ialah Parakletos yang juga bisa berarti penghibur yang membesarkan hati dan memberi kekuatan.
2."Menyembuhkan": Ada yang mengatakan bahwa angin laut itu bisa menyembuhkan orang yang sakit asma. Begitu juga Tuhan bukan? Ia menyembuhkan pelbagai sakit dan derita kita asal kita mau datang kepadaNya.
3."Menghidupkan": Pasca kematianNya, semua murid "mati", lari terkocar-kacir. Mereka bersembunyi di pintu rumah yang terkunci rapat. Inilah simbol hati yang dingin dan iman yang mati terkunci karena dosa. Tapi Tuhan datang kembali sebagai angin yang menghidupkan semangat iman mereka, menjadi berkobar dan kobar, penuh semangat dan sahabat. Bagaimana dengan kita sendiri?
"Cari kardus di Bumiputera - Roh kudus datanglah segera."
Salam HIKers,
Tuhan memberkati & Bunda merestui
Fiat Lux - Be the Light -
Jadilah Terang!
(Gen 1:3)
NB:
A.
Kutipan Teks Misa:
“Kalau kamu bertanya kepadaku apa itu jalan Tuhan, aku akan menjawab bahwa yang pertama adalah kerendahan hati, yang kedua adalah kerendahan hati, dan yang ketiga adalah kerendahan hati. Bukan berarti tidak ada lagi ajaran untuk diberikan, tetapi jika kerendahan hati tidak mendasari semua perbuatan kita, maka semua perbuatan kita menjadi tidak berarti….” St. Agustinus

Antifon Pembuka (Bdk. Yes 48:20)
 Beritakanlah kabar sukacita supaya didengar, siarkanlah sampai ke ujung bumi: Tuhan telah menebus umat-Nya, alleluya.
Proclaim a joyful sound and let it be heard; proclaim to the ends of the earth: The Lord has freed his people, alleluia.
Vocem iucunditatis annuntiate, et audiatur, alleluia: nuntiate usque ad extremum terræ: liberavit Dominus populum suum, alleluia, alleluia.

Doa Pembuka
 Allah Yang Mahakuasa, bantulah kami agar dengan semangat yang tinggi kami merayakan hari-hari sukacita ini untuk menghormati Tuhan yang bangkit. Semoga apa yang kami kenang dalam perayaan ini senantiasa kami amalkan dalam karya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (8:5-8.14-17)
 "Kedua rasul itu menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus."
Waktu terjadi penganiayaan terhadap jemaat di Yerusalem, Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua menerima apa yang diberitakannya itu dengan bulat hati. Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan. Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu. Ketika rasul-rasul di Yerusalem mendengar bahwa tanah Samaria telah menerima firman Allah, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke sana. Setibanya di sana kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang Samaria itu beroleh Roh Kudus. Sebab Roh Kudus belum turun atas seorang pun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Kemudian Petrus dan Yohanes menumpangkan tangan di atas orang-orang yang percaya itu, dan mereka menerima Roh Kudus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4; Ul: lih 1; PS 822
Ref. Pujilah Allah alleluya, alleluya.
Ayat. (Mzm 66:1-3a.4-5.6-7a.16.20)
1. Bersorak-sorailah bagi Allah, hai seluruh bumi; mazmurkanlah kemuliaan nama-Nya, muliakanlah Dia dengan puji-pujian! Katakanlah kepada Allah, "Betapa dahsyat segala pekerjaan-Mu.
2. Seluruh bumi sujud menyembah kepada-Mu, dan bermazmur bagi-Mu, seluruh bumi memazmurkan nama-Mu." Pergilah dan lihatlah karya-karya Allah; Ia dahsyat dalam perbuatan-Nya terhadap manusia!
3. Ia mengubah laut menjadi tanah kering, dan orang berjalan kaki menyeberang sungai. Oleh sebab itu kita bersukacita karena Dia, yang memerintah dengan perkasa untuk selama-lamanya.
4. Marilah, dengarlah, hai kamu sekalian yang takwa pada Allah, aku hendak menceritakan apa yang dilakukan-Nya terhadapku. Terpujilah Allah, yang tidak menolak doaku, dan tidak menjauhkan kasih-Nya dari padaku.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (1Ptr 3:15-18)
"Yesus telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi dibangkitkan menurut Roh."
Saudara-saudara terkasih, kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Bersiap sedialah setiap saat untuk memberi pertanggungjawaban kepada tiap-tiap orang yang meminta dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu. Tetapi semua itu haruslah kamu lakukan dengan lemah lembut dan hormat, dan dengan hati nurani yang murni, supaya, karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, mereka yang memfitnah kamu menjadi malu karena fitnahan mereka itu. Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, daripada menderita karena berbuat jahat. Sebab Kristus pun telah mati satu kali untuk segala dosa kita. Ia yang benar telah mati untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi dibangkitkan menurut Roh.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Yoh 14:23)
Siapa yang mengasihi Aku dan hidup menurut Sabda-Ku; Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (Yoh 14:15-21)
"Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang penolong yang lain."
Pada perjamuan malam terakhir Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku akan datang kembali kepadamu. Tinggal sesaat lagi, dan dunia tidak akan melihat Aku lagi. Tetapi kamu melihat Aku, sebab Aku hidup dan kamu pun akan hidup. Pada waktu itulah kamu akan tahu bahwa Aku ada di dalam Bapa-Ku, bahwa kamu ada di dalam Aku, dan Aku ada di dalam kamu. Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku, dan Aku pun akan mengasihi dia, dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Antifon Komuni (Yoh 14:15-16)
Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku, sabda Tuhan. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, Alleluya.
If you love me, keep my commandments, says the Lord, and I will ask the Father and he will send you another Paraclete, to abide with you for ever, alleluia.
Ego vos elegi de mundo, ut eatis, et fructum afferatis: et fructus vester maneat, alleluia.
B.
Inspirasi dari Ch. Sutrasno Purwanto pr.
HARI MINGGU PASKAH VI A
Kis 5:5-8.14-17; 1Ptr 3:15-18; Yoh 14:15-21
“Disertai Sang Penolong untuk selamanya”
01. Konteks Injil hari ini adalah wejangan Yesus kepada para murid pada perjamuan malam terakhir tentang masa depan mereka setelah Yesus naik ke surga. Pada saat itu para murid tidak bisa lagi mengalami kehadiran Tuhan secara langsung dan kasat mata. Bagi orang yang tidak percaya, wafat Yesus di salib mengakhiri segala-galanya. Yesus dianggap telah hilang lenyap dari percaturan sejarah kehidupan. Seakan-akan cerita tentang Dia sudah berakhir. Layar sudah tutup. Para murid ditinggal begitu saja seperti anak ayam kehilangan induknya, seperti anak yatim piatu tanpa ada yang melindungi dan mendampingi. Namun sebenarnya tidak demikian. Sejarah keselamatan justru mencapai puncaknya dalam wafat dan kebangkitan Yesus. Bagi para murid yang mencintai-Nya Yesus tetap hadir dan selalu menyertai langkah perjalanan mereka. Mereka dianugerahi kemampuan khusus untuk mengalami kehadiran Tuhan secara baru di tengah-tengah mereka, asal tetap mencintai dan mengandalkan-Nya. Cinta itu bukan hanya perasaan tetapi nampak nyata dalam kesediaan dan kesetiaan untuk berpegang pada perintah-perintah-Nya, yakni seluruh Sabda yang menyingkapkan rahasia kehendak Bapa, termasuk tuntutan untuk hidup dalam kasih.
02. Yesus menjanjikan akan mengutus Roh Kebenaran yang akan menyertai para murid untuk selamanya. Roh itu akan memimpin ke dalam seluruh kebenaran, maksudnya menyingkapkan seluruh rahasia Bapa, mengajarkan dan mengingatkan pada para murid semua yang telah diajarkan Yesus. Sehingga para murid tetap bisa berpegang pada Sabda-sabda Yesus dan mengandalkan-Nya. Roh Kebenaran itu juga disebut Roh Penolong atau Parakletos (dalam bahasa Yunani Parakletos berasal dari kata “parakaleo” artinya, memanggil (seseorang) agar datang membantu, menolong, membela, memberi uluran tangan di saat-saat gelap dan tidak menentu, menuntun di jalan kehidupan yang licin agar tidak terjatuh. Istilah Parakletos juga bisa diartikan sebagai “one who pleads another's cause before a judge, a pleader, counsel for defense, legal assistant, an advocate, a helper, succourer, aider, assistant.” Dengan kata lain, Yesus akan memberikan kepada para murid (atas perkenan Bapa) seorang penolong, pembela, peneguh, pembimbing, pemberi kekuatan. Roh Kudus akan meneruskan peran Yesus untuk membimbing mereka mengenal lebih mendalam Injil dan kebenarannya, serta menyertai dan meneguhkan para murid dalam menghadapi perbagai pencobaan, penganiayaan serius dan terus menerus yang harus mereka alami demi Kerajaan Allah. Mengapa Roh Kudus disebut sebagai Penolong “yang lain”? Dalam Injil Yohanes, praktis semua yang dikatakan tentang Roh Kudus dapat dikenakan juga untuk Yesus. Secara sempurna Sang Parakletos dapat menggantikan peran Yesus yang secara fisik tidak lagi bersama-sama dengan para murid.
03. Injil Yohanes ditulis ketika jemaat mengalami berbagai kesulitan dan penganiayaan. Mereka membutuhkan dukungan dan kekuatan agar dapat menyikapi tantangan hidup beriman dengan tepat. Di dalam pengalaman hidup Gereja Perdana, terbukti bahwa kehadiran Roh Kudus ternyata memampukan mereka untuk bertahan dalam iman. Roh Kudus memberi berbagai karunia dalam Gereja (bdk 1Kor 12), untuk membangun kehidupan menggereja seperti yang dikehendaki oleh Kristus. Roh Kudus adalah Roh Yesus.
 Bacaan pertama dan kedua menjelaskan bagaimana peran Roh Kudus di dalam jemaat perdana. Dalam bacaan pertama dikisahkan bagaimana Filipus berhasil melakukan berbagai karya penyembuhan berkat karunia Roh Kudus. Pembaptisan bagi orang-orang Samaria sungguh membahagiakan Gereja di Yerusalem. Petrus dan Yohanes diutus ke Yerusalem untuk mohon turunnya Roh Kudus bagi jemaat di sana. Bacaan kedua diambil dari surat pertama Petrus yang memberi nasehat bagaimana hidup yang benar sebagai pengikut Kristus yang dijiwai oleh Roh Kudus. Betapa pentingnya peranan Roh Kudus bagi jemaat perdana, yang dalam Injil Yohanes disebut sebagai “Penolong yang lain”. Roh Penolong ini akan menjadi kekuatan bagi jemaat untuk berharap. Pada gilirannya, jemaat harus memprtanggungjawabkan pengharapan yang ada pada mereka. Dengan cara apa? Dengan cara hidup yang saleh, sabar, lemah lembut, tidak mendendam, bahkan rela menderita karena berbuat baik. Pola yang dipakai untuk hidup kristiani yang benar adalah Yesus sendiri.
04. Dalam tulisan Yohanes, istilah “dunia” tidak mencakup keseluruhan umat manusia. Hanya menunjuk pada sebagian manusia yang menolak Allah, tidak percaya kepada Yesus (Yoh 1:10; 8:23-24; 16:9), bahkan membenci-Nya (Yoh 14:22-24; 15:18). Dunia yang merupakan hasil karya cipta Allah telah dikuasai oleh kegelapan. Dunia telah menolak Sang Pencipta, Sang Terang, tidak menerima Roh Kebenaran. Akibatnya dunia menjadi incompatible dengan Allah. Dunia tidak lagi memiliki kepekaan akan kehadiran-Nya. Tetapi Yesus tidak menutup kemungkinan bagi mereka yang tidak percaya untuk bertobat dan beriman kepada-Nya. Para murid diutus ke dunia untuk membawa kembali dunia kepada Kristus, Sang Terang Sejati. Kita diajak untuk tidak mengutuk kegelapan tetapi membawa seberkas cahaya agar dunia menjadi baru. Kita diutus untuk meyakinkan dunia bahwa masa depan dunia bukan kehancuran dan kematian melainkan kehidupan dan kebahagiaan.
05. Tidak mengherankan kalau dalam ay. 18 Yesus memakai ungkapan “yatim piatu” untuk para murid karena sebelumnya disapa dengan sebutan “anak-anak-Ku” (Yoh 13:33). Selain itu dalam tulisan-tulisan kuno ungkapan “yatim piatu” memang sering dipakai untuk menggambarkan situasi yang dihadapi oleh para murid yang ditinggal mati gurunya. Baik dalam ay. 3 maupun ay. 18 Yesus berjanji akan datang kembali kepada para murid agar mereka tidak menjadi yatim piatu. Para ekseget sepakat bahwa kedatangan kembali Yesus kepada para murid tidak mengacu pada Parousia karena dalam kedatangan itu terjadi dalam waktu dekat dan dunia tidak akan melihat (ay. 19) sedangkan Parousia terjadi secara publik, dialami dan dilihat oleh semua orang. Kedatangan kembali itu juga tidak menunjuk pada penampakan Yesus sesudah kebangkitan-Nya yang hanya berlangsung selama 40 hari. Penyertaan itu berlangsung secara permanen dan terus menerus. Kedatangan kembali Yesus dan penyertaan-Nya terlaksana secara spiritual dalam Roh Kudus. Secara konkret kehadiran Roh itu dapat kita rasakan dalam gerak batin, dalam kepekaan hati nurani. Karena Roh kita dapat membedakan gerakan batin, membedakan yang benar dari yang salah. Kepekaan itu dipupuk dan diperkembangkan dengan semakin mengasihi Tuhan. Semakin mendalam kasih itu semakin kuat relasi batin dan kepekaan kita akan dorongan Roh.
06. Peranan Roh Kudus sebagai “parakletos” bukan hanya dibutuhkan di zaman dulu, saat Gereja Perdana sedang berjuang memposisikan diri sebagai Gereja Kristus. Di zaman sekarangpun Roh Penolong amat dibutuhkan dengan berbagai alasan:
(i) Di masa kini kita menyaksikan berbagai kerapuhan manusia yang cenderung membawa manusia kepada kehancuran. Misalnya: korupsi, ketamakan, fanatisme beragama, dengki, dendam, dsb. Perbedaan SARA selalu menyimpan potensi perpecahan sehingga dengan mudah dipakai sebagai sarana untuk merebut kekuasaan. Tujuan menghalalkan cara, apa pun caranya asal tujuan tercapai. Kalau perlu dengan menyebar kebencian, perpecahan, saling menghujat dan menghancurkan.
(ii) Kemajuan tehnologi komunikasi berciri ganda. Di satu pihak dapat mendekatkan yang jauh, jarak dan waktu bisa ditalukkan, namun di lain pihak orang dengan amat mudah saling mempengaruhi. Pengaruh buruk bisa ditularkan dengan mudah lewat media sosial. Roh Penolong kita butuhkan agar teguh dalam iman dan kebenaran.
(iii) Kekuatan jahat membuat orang-orang baik menjadi gamang. Adakah alternatif lain untuk menghancurkan kejahatan selain hanya dengan kesabaran dan kesalehan semata. Kita membutuhkan Roh Penolong agar suara kebaikan semakin menggema dan dapat menjadi kekuatan untuk mengenyahkan kejahatan. Prinsip “sing waras ngalah” tidak berlaku lagi untuk zaman ini. Yang baik, benar dan suci harus semakin dikumandangkan. Di hadapan kebaikan, kebenaran dan kesucian orang tidak boleh netral, tidak boleh menjadi silent majority.
07. Diantara dua orang yang saling mencintai dengan tulus, secara spontan selalu ingin saling membahagiakan satu sama lain dan melupakan atau mengesampingkan keinginan sendiri. Demi kebahagiaan orang yang dicintai kita mau melakukan apa pun atau menjadi segala yang diinginkannya. Mengapa? Semua nampak dan terasa berbeda di saat orang yang kita cintai ada. Semua terasa indah dan membahagiakan. Sebenarnya pengalaman seperti itu tidak hanya terjadi diantara dua orang muda yang saling mencintai tetapi juga dalam relasi antar keluarga, antara orang tua dan anak. Secara spontan seorang anak mentaati keinginan orangtuanya karena tahu bahwa mereka mencintainya dengan tulus dan menghendaki yang terbaik baginya. Pada dasarnya cinta adalah kesatuan hati, pikiran dan kehendak. Kalau aku mempunyai kesatuan hati, pikiran dan kehendak dengan seseorang, maka keinginannya juga menjadi keinginanku. Sesederhana itu!
Hari ini Yesus bersabda, "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.” (ay. 15). Secara umum semua perintah Yesus memuncak pada perintah kasih, kepada Allah dan sesama. Kasih kepada Allah menempatkan Yesus sebagai pusat kehidupan. Tata nilai dan cara pandang-Nya menjadi norma bagiku untuk menentukan pilihan dan keputusan hidupku. Kasih kepada sesama menjadi motivasi dasar bagiku untuk mengusahakan agar hidupku menjadi sumber kegembiraan bagi orang-orang di sekitarku. Seandainya tidak bisa membuat mereka tertawa paling tidak, tidak membuat mereka terluka.
08. Jatuh cinta merupakan pengalaman yang mentakjubkan. Segalanya menjadi lain, semua berubah, penuh warna-warni. Di saat jatuh cinta, segalanya menjadi indah dan bercahaya. Kita menjadi setengah buta. Buta untuk kejelekan, buta untuk segi buruk hidup ini. Yang sangat kita butuhkan dalam hidup yang semakin rumit, penuh tekanan yang menghimpit dan persoalan yang tidak kunjung selesai ini, adalah jatuh cinta pada yang biasa sehari-hari! Dan itulah salah satu karya Roh Kebenaran: melihat segala sesuatu dalam perspektif cinta dan keinginan untuk membahagiakan. Kemajuan tehnologi komunikasi memang bisa menaklukkan ruang dan waktu tetapi tidak mengantar lebih cepat ke arah kebahagiaan. Jatuh cinta pada kehidupan biasa sehari-hari dapat menemukan kembali keindahan pada hal-hal biasa, dalam persahabatan, dalam sapaan dan senyuman ramah, di saat makan bersama dengan ikan asin, sambel bawang dan lalapan, tempe penyet, sayur lodeh, saat telentang di bangku di halaman depan rumah sambil memandang langit. Hidup menjadi indah kalau bisa menikmati hal-hal biasa sehari-hari dengan cinta. Berkah Dalem.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar