Ads 468x60px

Kamis 30 Mei 2013

“Miserere nobis.”
Pekan Biasa VIII
Sir 42:15-25; Mrk10:46-52

“Miserere nobis - Kasihanilah kami.” Inilah seruan yang kita ucapkan ketika mendaraskan “Litani Hati Kudus Yesus” atau mendaraskan “Anak Domba Allah”. Adapun hari ini kita juga diajak untuk belajar meminta belaskasihan seperti Bartimeus. Adapun Bartimeus ("Bar" = anak, “Timeus: nama bapaknya) adalah seorang pengemis buta yang miskin dan tinggal di pinggir kota Yerikho, yang ikut berdesak-desakan mengerumuni Yesus. 

Bicara soal orang buta dalam Kitab Suci, ada beberapa penyebabnya: Ada yang buta sejak lahir (Yoh 9,1), karena usia lanjut (Ishak: Kej 27,1; Eli: 1 Sam 3,2; Ahia: 1 Raj 14,4). Di luar itu kebutaan umumnya akibat penyakit mata. Kebutaan sebenarnya juga dapat menggambarkan tipisnya kepekaan rohani, misalnya umat yang tak lagi mengindahkan Allah (Yes 42,18-19); orang yang duniawi belaka pikirannya (2 Kor 4,4) atau yang tak berbuat baik kepada sesama (2 Pet 1,9) dan yang membenci sesama (1 Yoh 2,11). Gereja Laodikea juga pernah dikatakan buta karena tidak menyadari kemerosotan rohani sendiri (Why 3,17). Dalam buku saya, “TANDA” (Kanisius), buta sendiri bisa berarti “banyak urusan tanpa Allah”, 

Bersama Bartimeus, pengemis buta yang miskin ini, kita diajak untuk memiliki “lux aeterna-cahaya abadi” dengan 3 sikap dasarnya, al:

1. Berseru minta belaskasihan: 
Ketika Bartimeus mendengar bahwa Yesus datang, ia mulai berseru-seru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" Walaupun banyak orang menegornya supaya ia diam, namun semakin keras ia berseru: "Yesus Anak Daud, kasihanilah aku!" Nah, tidak seperti bacaan kemarin dimana para rasul yakni Yakobus dan Yohanes berseru meminta kemuliaan, hari ini Bartimeus malahan mengajak kita berseru untuk meminta belaskasihan. 

2. Bersikap terbuka dalam keseharian:
Selain di Yerikho, Yesus juga pernah menyembuhkan orang buta di Betsaida (Mark 8,22-25//Mat 9,29) dan kolam Siloam, Yerusalem (Yoh 9,1-41). Kesembuhan orang buta ini biasanya terjadi karena adanya keterbukaan hati dan diri. Ya, ketika orang banyak memanggil Bartimeus dan berkata kepadanya: "Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau," maka Bartimeus langsung menanggalkan jubahnya, segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus. Hati dan seluruh dirinya segera berbenah dari “keterbutaan” menuju “keterbukaan”. Seperti Bartimeus yang terbuka dan menanggalkan jubahnya, adapun “tiga jubah” yang harus kita tanggalkan yang membuat kita sulit terbuka pada Tuhan dan sesama, yakni: kecurigaan-ketertutupan dan kesombongan hati. 

3. Beriman di tengah pergulatan dan kehidupan: 
Pemazmur meyakini bahwa keselamatan itu datang bagaikan terang bagi orang buta yang beriman (lihat Mzm 146,8; Yes 29,18; 35,5; 42,16.18; 43,8;Yer 31,8). Ya, ketika Yesus bertanya, "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?", dengan penuh iman Bartimeus menjawab, "Tuhan, supaya aku dapat melihat!" Dan mujizat diyatakan, "...seketika itu juga melihatlah ia." Tidak seperti para rasul yang pada bacaan kemarin bersikap “cari aman”, Bartimeus mengajak kita untuk semakin mencari iman yang hidup di tengah keterbatasan dan kerapuhan diri: “Tuhan Yesus sembuhkanlah kami, orang buta orang congkak hati. Dari mati hidupkanlah kami, dari dosa bersihkanlah kami, Tuhan Yesus.”

“Ada ikan paus dan cumi-cumi - Tuhan Yesus sembuhkanlah kami.” 
Tuhan memberkati dan Bunda merestui.
Fiat Lux!) 

NB: Bartimeus berseru, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku.” Kalimat ini mempunyai pengertian rohani yang begitu tajam. Yesus mempunyai banyak gelar, tetapi gelar “Anak Daud” adalah salah satu gelar yang penting di dalam kehidupan Yesus. Di dalam Injil Markus hanya ada dua kali Yesus disebut sebagai Anak Daud. Yang satu, pengemis ini yang mengatakan, dan yang kedua, Yesus sendiri mengatakan diriNya adalah Anak Daud. Apakah artinya “Anak Daud”? 
Arti yang pertama, Daud adalah satu-satunya orang di dalam KSPL yang mempunyai pelayanan mengusir setan. Tidak ada satu nabi siapapun selain Daud, tidak ada raja siapapun selain Daud yang pelayanannya mengusir setan. Ketika raja Saul diganggu oleh roh jahat, maka Daud cepat-cepat dipanggil untuk bermain kecapi, dan ketika bermain kecapi, setan itu terusir. Yesus Anak Daud bukan saja mengusir setan, tetapi Ia menghancurkan kepala setan. 
Arti yang kedua, Yesus mempunyai gelar Raja, Imam dan Nabi. Yesus sebagai Imam: artinya Ia mempersembahkan diriNya sebagai korban yang terakhir dan selama-lamanya tidak perlu lagi ada korban. Yesus sebagai Nabi: artinya Ia menggenapkan semua kitab taurat Musa, kitab para nabi dan kita mazmur yang menulis tentang Dia. Sedangkan, Yesus sebagai Raja bisa berarti bahwa misiNya di dunia ini adalah menghancurkan kepala setan dan mendirikan Kerajaan Allah. KhotbahYesus yang paling sentral itu apa? Seratus kali lebih Ia berkhotbah mengenai Kerajaan Allah, bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar