Ads 468x60px

Vidi Aquam - Aku Melihat Air

Air susu lambang kasih. 
Air anggur lambang sukacita. 
Air mancur lambang keindahan. 
Air terjun lambang keteduhan. 
Air mata lambang derita. 
Air keringat lambang kerja keras. 

Tapi air banjir, lambang apakah? 
Yang pasti: Terpujilah Engkau Tuhan, karena Saudara Air, dengannya Engkau membuat kami sudi turun tegak-tergerak dan bergerak tanpa pandang rasa dan ras, tanpa pandang suku dan budaya, bahasa dan agama.



 Terpujilah Engkau Tuhan karena Saudari Air, yang besar dan kecil, yang hitam dan putih, yang selalu turun mengalir dan merendah, yang berharga dan murni, yang mengasih dan mengasuh, yang mbersihkan-menyegarkan dan menyadarkan hati kami bahwa hanya Tuhanlah yang memahami teka-teki dunia.

Dialah yang mempertautkan jalan-jalan yang tadinya terpisah jauh karena jarak dan perbedaan yang kami buat. Dialah yang membentuk arah-arah baru yang tadinya terkotak-petak karena ulah-alih kami. Di kota kami, banjir sedang datang dan pergi. Ia dating dan pergi menghanyutkan harta, tubuh sesame dan sejarah sosial bersama. Di kota kami, di banjir kami: siapa lemah-mudah dipalak, siapa kalah-mudah disepak.



Ya Tuhan Ya nurani kami, banjir mereka adalah banjir kami, duka mereka adalah duka kami karena nurani mereka adalah juga nurani kami. Kami berpegang teguh pada tanganMu, karena gelap pasti akan menjadi cahaya, banjir akan menjadi anugerah. Bukankah ada pelangi setelah hujan: Ada makna di setiap bencana. Ada solider ketika air meluber. Ada derma bagi sesama ketika banjir menggema. Ya ada "kami" yang mengalami di balik bumi yang kami diami. Dengan BANJIR, sebuah kerja bersama harus kita lakukan, seraya iman akan Tuhan sudah rapi tersimpan, kini iman itu tidak cuma hanya diungkap/dirayakan tapi harus kita wujudnyatakan, karena bukankah tepat katanya, “habis malam datanglah siang, habis topan datanglah reda, habis perang datanglah menang, habis duka datanglah suka, habis hujan datang pelangi. “Hormatilah kehidupan dan hormatilah juga integrasi antar ciptaan. “You have to live your life in accordance with nature as best you can!" Fiat Lux! (@RomoJostKokoh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar