Ads 468x60px

Minggu 28 September 2014

Minggu Biasa XXVI
Yeh. 18:25-28; Flp. 2:1-11; Mat. 21:28-32.

"Fiat voluntas Tua -Jadilah kehendakMu!"
Inilah salah satu seruan dalam doa Bapa Kami yang juga menjadi harapan orang beriman. Adapun dalam bacaan hari ini diawali dengan kehendak seorang bapa kepada ke-2 anaknya untuk bekerja di kebun anggur. Kebun anggur sendiri merupakan istilah klasik yang digunakan untuk menyimbolkan Israel yang seharusnya penuh sukacita- gairah & cinta. (Yes 5:1-7; Yer 12:10)


Dalam beberapa naskah kuno, urutan anak diselaraskan dengan perumpamaan tentang anak yang hilang (Luk 15:11-32) dimana bangsa Yahudi disimbolkan sebagai anak sulung yang dipilih Allah mendahului bangsa-bangsa lain. Sebaliknya anak bungsu melambangkan pemungut cukai & pelacur, yakni kaum pendosa yang siap bertobat. Secara singkat, figur bapak merupakan simbol Allah yang menawarkan keselamatan kepada semua orang, entah bungsu/sulung.

Adapun pilihan sikap & tindakan ke-2 anak itu tentu saja tidak ideal. Yang ideal adalah kalau anak itu mengatakan “Baik Bapa” dan kemudian dengan penuh kegembiraan melaksanakan kehendakNya.

Disinilah menjadi jelas bahwa Yesus memang tidak bermaksud mengajarkan sikap yang ideal tapi memberikan peringatan supaya kita beriman secara konsisten, bukan sekedar perkataan tapi juga dengan perbuatan : "Fine words cannot take the place of a good deed", Mutu hidup tidak terletak pada kehebatan kata2 yang ideal tapi pada tindakan nyata yang real, karena kita adalah apa yang kita lakukan, bukan apa yang kita katakan.

Bisa jadi kita adalah "anak sulung" yang dikecam Yesus karena lebih mengutamakan pencitraan agar dilihat sebagai orang saleh daripada membangun kesejatian hidup (Mrk 12:38-40). Bisa jadi, kita juga adalah "anak bungsu" yang berdosa tapi tetap diberikan kesempatan untuk bertobat bukan?

"Baca firman dengan teliti - Jadilah orang beriman yang sejati"

Salam HIKers.
Tuhan memberkati & Bunda merestui.
Fiat Lux! (@RomoJostKokoh)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar